Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Tindakan Bidan Dalam Pencegahan Infeksi Pada Ibu Bersalin Dengan Persalinan Normal Di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Infeksi merupakan salah satu penyebab utama tingginya angka kematian
ibu dan bayi baru lahir. Ibu bersalin yang menerima pelayanan medis dan
kesehatan, baik di rumah sakit atau klinik bersalin, dihadapkan kepada resiko
terjadinya infeksi. Kejadian infeksi sebenarnya dapat dicegah dan diminimalkan
kejadiannya dengan upaya melaksanakan tindakan pencegahan infeksi dalam
memberikan pelayanan kesehatan (Saifuddin, 2006).
Pencegahan infeksi merupakan hal yang esensial dalam memberikan
asuhan lengkap yang diberikan kepada ibu dan bayi baru lahir dan harus
dilaksanakan secara rutin pada saat pmeriksaan antenatal, saat menolong
persalinan khususnya dan saat nifas. Tindakan ini harus diterapkan dalam setiap
aspek asuhan untuk meminimalkan dan menurunkan resiko terjangkit atau
terinfeksi mikroorganisme yang menimbulkan penyakit-penyakit berbahaya serta
infeksi nosokomial terhadap ibu bersalin khususnya dan bayi baru lahir
(Saifuddin, 2006).
Menurut WHO (World Health Organization), pada tahun 2013 AKI
(Maternal Mortality Ratio) di USA yaitu 28 per 100.000 KH, AKI di Nigeria yaitu
560 per 100.000 KH, AKI di India yaitu 190 per 100.000 KH, dan AKI di
Malaysia yaitu 29 per 100.000 KH (WHO, 2014).
1
Universitas Sumatera Utara
2
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2012, angka kematian ibu (yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan
nifas)
sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Indonesia
Tahun 2013). Pada Tahun 2014 (per Oktober) AKI di Provinsi Sumatera Utara
sebesar 152 per 100.000 kelahira hidup, sementara pada tahun 2013 AKI di
Provinsi
Sumatera
Utara
sebesar
249
per
100.000
kelahiran
hidup
(www.sumutprov.go.id). Sedangkan, berdasarkan laporan dari profil kab/kota
AKI yang dilaporkan di Sumatera Utara tahun 2012 yaitu 106/100.000 kelahiran
hidup (Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, 2012).
Berdasarkan data World Health Organization (WHO), setiap harinya pada
tahun 2010, sekitar 800 wanita di dunia meninggal dikarenakan komplikasi
kehamilan dan persalinan termasuk perdarahan yang hebat setelah persalinan,
infeksi, hipertensi, dan aborsi yang tidak aman (WHO 2010). Di Negara
berkembang paling sedikit satu dari sepuluh kematian ibu disebabkan oleh
Infeksi. Luka pasca nifas masih menjadi kasus umum penyebab infeksi 80-90%
(WHO, 2005 dan Varney, 2007).
Kematian ibu di Indonesia tetap didominasi oleh tiga penyebab utama
kematian yaitu perdarahan, hipertensi dalam kehamilan (HDK), dan infeksi.
Upaya penurunan AKI harus difokuskan pada penyebab langsung kematian ibu,
yang terjadi 90% pada saat persalinan dan segera setelah persalinan yaitu
perdarahan (28%), eklamsia (24%), infeksi (11%), komplikasi puerperium 8%,
partus macet 5%, abortus 5%, trauma obstetric 5%, emboli 3%, dan lain-lain 11%
(Profil Kesehatan Indonesia, 2013 dan Kemenkes RI 2011). Penyebab angka
41
Universitas Sumatera Utara
3
kematian ibu di Sumatera Utara disebabkan oleh perdarahan 33 %, eklampsia
28%, lainnya 27 %, infeksi 6,6 %, partus macet 3,3 %, dan abortus 2% (Dinkes
Propsu, 2014).
Saat ini, fokus utama penanganan masalah infeksi dalam pelayanan
kesehatan adalah ditujukan untuk mencegah dan meminimalkan infeksi yang
diakibatkan oleh mikroorganisme dan mengurangi risiko perpindahan penyakit
(Hepatitis B dan HIV AIDS) (Azis dan Musrifatul, 2006).
Infeksi persalinan dapat dicegah apabila tenaga kesehatan dapat
melakukan pencegahan infeksi yang benar yaitu melalui pengetahuan,
keterampilan dan pelatihan klinik yang kemudian diterapkan sehingga mampu
memberikan asuhan persalinan yang aman dan bersih serta mencegah terjadinya
komplikasi pada ibu bersalin. Prinsip-prinsip tindakan pencegahan infeksi yang
sesuai dengan SOP harus diterapkan dalam proses menolong persalinan karena
untuk menghindari penyakit-penyakit infeksi yang melalui jalan lahir (JNPK KR,
2008).
Prinsip tindakan pencegahan terhadap infeksi yang dapat dilakukan oleh
bidan pada ibu bersalin dengan persalinan normal diantaranya adalah mencuci
tangan, memakai sarung tangan dan penggunaan alat pelindung diri pada saat
prosedur tindakan, melaksanakan teknik aseptik , memproses alat bekas pakai
dengan benar, dan menjaga kebersihan lingkungan ruang persalinan (Depkes,
2014).
41
Universitas Sumatera Utara
4
Pada
tahun 2012 Kementerian Kesehatan meluncurkan program
Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS) dalam rangka menurunkan
angka kematian ibu dan neonatal sebesar 25% dengan persalinan yang bersih dan
aman sesuai prosedur salah satunya. Program ini dilaksanakan di provinsi dan
kabupaten dengan jumlah kematian ibu dan neonatal yang besar, yaitu Sumatera
Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.
Dasar pemilihan provinsi-provinsi tersebut dikarenakan 52,6% dari jumlah total
kejadian kematian ibu di Indonesia berasal dari enam provinsi tersebut. Sehingga
dengan menurunkan angka kematian ibu di enam provinsi tersebut diharapkan
akan dapat menurunkan angka kematian ibu di Indonesia secara signifikan (Profil
Kesehatan Indonesia, 2013).
Bidan sebagai salah satu petugas kesehatan dan penolong persalinan yang
profesional, dalam memberikan asuhan kebidanan, sangat berkemungkinan untuk
ditulari dan menularkan kuman dari dan kepada kliennya yang dapat
menimbulkan terjadinya infeksi. Oleh karena itu, prinsip pelaksanaan tindakan
pencegahan infeksi harus tetap dilaksanakan dan ditingkatkan, sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan untuk mencegah dan mengurangi
kejadian
morbiditas hingga mortalitas (Mustika, 2006).
Hasil Penelitian Fitria (2012), di Kab Lampung Timur dapat dilihat ada
beberapa faktor yang berhubungan dengan perilaku bidan dalam pencegahan
infeksi saat melakukan pertolongan persalinan yang meliputi faktor sikap dan
pengetahuan yang menunjukkan hubungan yang signifikan dengan perilaku bidan
dalam pencegahan infeksi.
41
Universitas Sumatera Utara
5
Hasil Penelitian Eka (2012) dan Rahmadona dkk (2014), di Puskesmas
Wilayah kerja Dinkes Kab Badung Prov. Bali menunjukkan bahwa pengetahuan
dan sikap (faktor predisposisi), ketersediaan sarana dan fasilitas (faktor
pemungkin) menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dengan perilaku
penerapan kewaspadaan universal (pencegahan infeksi) pada persalinan normal.
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Anita pada tahun
2009 Di RSUD Dr. Pirngadi Medan jumlah persalinan tahun 2009 sebanyak 1165
persalinan dengan yang mengalami komplikasi selama persalinan sebanyak 170
persalinan, yaitu perdarahan 41 kasus (24%), preeklamsi/eklamsi 17 kasus (10%),
infeksi 34 kasus (20%), lain-lain 78 kasus (46%).
Dari hasil penelitian yang dilakukan Romi (2009) di RSUP Haji Adam
Malik dan RSUD dr. Pirngadi Medan, diketahui persentase pasien terkena infeksi
luka episiotomi sebanyak 7,1% dari 42 sampel yang diteliti. Angka tersebut cukup
bermakna mengingat Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit (SPMRS) yang
ditetapkan dalam Kepmenkes RI No.129 tahun 2008 untuk angka kejadian infeksi
sebesar ≤ 1,5 %. Infeksi menjadi faktor utama morbiditas pada ibu nifas bahkan
menjadi salah satu sumber penyebab kematian pada ibu pasca persalinan.
Berdasarkan hasil data rekam medis di RSUD Dr. Pirngadi Medan
ditemukan 4 kasus infeksi paska persalinan periode tahun 2013-2014 dengan
jumlah ibu bersalin sebanyak 1084 ibu bersalin.
Berdasarkan survei pendahuluan pada Tanggal 23 Juni 2016 di RSU IPI
Medan yang merupakan salah satu rumah sakit swasta yang berstatus B, yang
merupakan salah satu rumah sakit swasta yang menerima rujukan, dimana jumlah
41
Universitas Sumatera Utara
6
bidan yang sudah mengikuti pelatihan APN sebanyak 40 orang. Ibu bersalin
periode tahun 2013-2014 yang melahirkan secara normal yang ditolong oleh bidan
adalah 745 orang ibu bersalin diantaranya terdapat 25 orang ibu bersalin yang
mengalami infeksi paska persalinan di RSU Imelda (Data Rekam Medis Periode
2013-2014 RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan ).
Berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara pada tanggal 27 Juli dan 10
Agustus 2015 kepada 8 orang bidan yang telah mendapatkan pelatihan APN,
dengan sarana prasarana rumah sakit untuk tindakan pencegahan infeksi juga
sudah lengkap. Dari 8 orang bidan tersebut hanya 3 orang (37,5 %) yang
melakukan semua tahap atau prosedur tindakan pencegahan infeksi pada
pertolongan persalinan sesuai SOP yang sudah ditetapkan. Ada beberapa tindakan
pencegahan infeksi yang tidak dilakukan oleh 5 orang bidan tersebut yaitu:
menggunakan lap tangan setelah mencuci tangan secara bersamaan/ tidak untuk
sekali pakai, mereka tidak mencuci tangan setelah tiba di tempat bekerja,
terkadang mereka juga tidak mengganti larutan klorin setiap 24 jam sekali dan
mereka tidak menggunakan APD secara lengkap saat melakukan pertolongan
persalinan yaitu tidak memakai penutup kepala, masker jarang digunakan
dikarenakan mereka merasa kurang nyaman, tidak selalu mengganti sarung tangan
yang telah digunakan setelah dipakai untuk pemeriksaan dalam (VT), dan jarang
menggunakan sepatu pelindung/ boot/ sepatu khusus di ruang bersalin.
41
Universitas Sumatera Utara
7
Pembentukan perilaku yang baik akan dipengaruhi oleh berbagai faktor
baik dari dalam (internal) maupun dari luar diri (eksternal) bidan tersebut.
Menurut Geller (2001), terdapat dua faktor yaitu faktor internal (sikap, dan
motivasi) dan eksternal (pengawasan/supervisi, dan dukungan teman sejawat).
Berdasarkan uraian permasalahan diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui
faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan tindakan bidan dalam
pelaksanaan prosedur pencegahan infeksi pada ibu bersalin dengan persalinan
normal di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2015.
1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas yang menjadi perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah karena terdapat kasus infeksi selama 2 tahun (periode tahun
2013-2014), dengan adanya 25 kasus infeksi pasca persalinan dari 745 ibu
bersalin di RSU Imelda. Untuk itu ingin diketahui faktor – faktor apa saja yang
berhubungan dengan tindakan bidan dalam pencegahan infeksi pada ibu bersalin
dengan persalinan normal di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan tahun 2015.
1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor –faktor apa saja
yang berhubungan dengan tindakan bidan dalam pencegahan infeksi pada ibu
bersalin dengan persalinan normal yang sesuai dengan APN di RSU Imelda
Pekerja Indonesia Medan Tahun 2015.
41
Universitas Sumatera Utara
8
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui apakah faktor internal (sikap dan motivasi) berhubungan
dengan tindakan bidan dalam pencegahan infeksi pada ibu bersalin dengan
persalinan normal yang sesuai dengan APN di RSU Imelda Pekerja
Indonesia Tahun 2015.
2. Untuk mengetahui apakah faktor eksternal (pengawasan, dan dukungan
teman sejawat) berhubungan dengan tindakan bidan dalam pencegahan
infeksi pada ibu bersalin dengan pesalinan normal yang sesuai dengan APN
di RSU Imelda Pekerja Indonesia Tahun 2015.
1.4
Hipotesis Penelitian
1. Ada hubungan antara sikap dengan tindakan bidan dalam pencegahan
infeksi pada ibu bersalin dengan persalinan normal.
2. Ada hubungan antara motivasi dengan tindakan bidan dalam pencegahan
infeksi pada ibu bersalin dengan persalinan normal.
3. Ada hubungan antara dukungan teman sejawat dengan tindakan bidan
dalam pencegahan infeksi pada ibu bersalin dengan persalinan normal.
4. Ada hubungan antara pengawasan/supervisi dengan tindakan bidan dalam
pencegahan infeksi pada ibu bersalin dengan persalinan normal.
1.5
Manfaat Penelitian
1. Menjadi masukan bagi bidan untuk menerapkan prosedur atau pedoman
pencegahan infeksi pada pertolongan persalinan normal dalam upaya
penanggulangan pencegahan penyakit infeksi pada ibu bersalin khususnya.
41
Universitas Sumatera Utara
9
2. Menjadi masukan bagi Instansi Rumah Sakit untuk evaluasi terhadap
penerapan standar praktek pencegahan infeksi pada ibu bersalin yang dapat
digunakan sebagai bahan referensi untuk pengambilan kebijakan menjadi
acuan dalam menerapkan asuhan kebidanan yang komprehensif dan
bermutu
dalam
upaya
penanggulangan
pencegahan
infeksi
pada
pertolongan persalinan normal yang pada akhirnya akan menurunkan
Angka Kematian Ibu.
3. Menjadi bahan referensi bagi peneliti selanjutnya dan penelitian ini dapat
menambah wawasan keilmuan
yang berkaitan dengan penerapan
pencegahan infeksi pada ibu bersalin dengan pertolongan persalinan
normal.
41
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Infeksi merupakan salah satu penyebab utama tingginya angka kematian
ibu dan bayi baru lahir. Ibu bersalin yang menerima pelayanan medis dan
kesehatan, baik di rumah sakit atau klinik bersalin, dihadapkan kepada resiko
terjadinya infeksi. Kejadian infeksi sebenarnya dapat dicegah dan diminimalkan
kejadiannya dengan upaya melaksanakan tindakan pencegahan infeksi dalam
memberikan pelayanan kesehatan (Saifuddin, 2006).
Pencegahan infeksi merupakan hal yang esensial dalam memberikan
asuhan lengkap yang diberikan kepada ibu dan bayi baru lahir dan harus
dilaksanakan secara rutin pada saat pmeriksaan antenatal, saat menolong
persalinan khususnya dan saat nifas. Tindakan ini harus diterapkan dalam setiap
aspek asuhan untuk meminimalkan dan menurunkan resiko terjangkit atau
terinfeksi mikroorganisme yang menimbulkan penyakit-penyakit berbahaya serta
infeksi nosokomial terhadap ibu bersalin khususnya dan bayi baru lahir
(Saifuddin, 2006).
Menurut WHO (World Health Organization), pada tahun 2013 AKI
(Maternal Mortality Ratio) di USA yaitu 28 per 100.000 KH, AKI di Nigeria yaitu
560 per 100.000 KH, AKI di India yaitu 190 per 100.000 KH, dan AKI di
Malaysia yaitu 29 per 100.000 KH (WHO, 2014).
1
Universitas Sumatera Utara
2
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2012, angka kematian ibu (yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan
nifas)
sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Indonesia
Tahun 2013). Pada Tahun 2014 (per Oktober) AKI di Provinsi Sumatera Utara
sebesar 152 per 100.000 kelahira hidup, sementara pada tahun 2013 AKI di
Provinsi
Sumatera
Utara
sebesar
249
per
100.000
kelahiran
hidup
(www.sumutprov.go.id). Sedangkan, berdasarkan laporan dari profil kab/kota
AKI yang dilaporkan di Sumatera Utara tahun 2012 yaitu 106/100.000 kelahiran
hidup (Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, 2012).
Berdasarkan data World Health Organization (WHO), setiap harinya pada
tahun 2010, sekitar 800 wanita di dunia meninggal dikarenakan komplikasi
kehamilan dan persalinan termasuk perdarahan yang hebat setelah persalinan,
infeksi, hipertensi, dan aborsi yang tidak aman (WHO 2010). Di Negara
berkembang paling sedikit satu dari sepuluh kematian ibu disebabkan oleh
Infeksi. Luka pasca nifas masih menjadi kasus umum penyebab infeksi 80-90%
(WHO, 2005 dan Varney, 2007).
Kematian ibu di Indonesia tetap didominasi oleh tiga penyebab utama
kematian yaitu perdarahan, hipertensi dalam kehamilan (HDK), dan infeksi.
Upaya penurunan AKI harus difokuskan pada penyebab langsung kematian ibu,
yang terjadi 90% pada saat persalinan dan segera setelah persalinan yaitu
perdarahan (28%), eklamsia (24%), infeksi (11%), komplikasi puerperium 8%,
partus macet 5%, abortus 5%, trauma obstetric 5%, emboli 3%, dan lain-lain 11%
(Profil Kesehatan Indonesia, 2013 dan Kemenkes RI 2011). Penyebab angka
41
Universitas Sumatera Utara
3
kematian ibu di Sumatera Utara disebabkan oleh perdarahan 33 %, eklampsia
28%, lainnya 27 %, infeksi 6,6 %, partus macet 3,3 %, dan abortus 2% (Dinkes
Propsu, 2014).
Saat ini, fokus utama penanganan masalah infeksi dalam pelayanan
kesehatan adalah ditujukan untuk mencegah dan meminimalkan infeksi yang
diakibatkan oleh mikroorganisme dan mengurangi risiko perpindahan penyakit
(Hepatitis B dan HIV AIDS) (Azis dan Musrifatul, 2006).
Infeksi persalinan dapat dicegah apabila tenaga kesehatan dapat
melakukan pencegahan infeksi yang benar yaitu melalui pengetahuan,
keterampilan dan pelatihan klinik yang kemudian diterapkan sehingga mampu
memberikan asuhan persalinan yang aman dan bersih serta mencegah terjadinya
komplikasi pada ibu bersalin. Prinsip-prinsip tindakan pencegahan infeksi yang
sesuai dengan SOP harus diterapkan dalam proses menolong persalinan karena
untuk menghindari penyakit-penyakit infeksi yang melalui jalan lahir (JNPK KR,
2008).
Prinsip tindakan pencegahan terhadap infeksi yang dapat dilakukan oleh
bidan pada ibu bersalin dengan persalinan normal diantaranya adalah mencuci
tangan, memakai sarung tangan dan penggunaan alat pelindung diri pada saat
prosedur tindakan, melaksanakan teknik aseptik , memproses alat bekas pakai
dengan benar, dan menjaga kebersihan lingkungan ruang persalinan (Depkes,
2014).
41
Universitas Sumatera Utara
4
Pada
tahun 2012 Kementerian Kesehatan meluncurkan program
Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS) dalam rangka menurunkan
angka kematian ibu dan neonatal sebesar 25% dengan persalinan yang bersih dan
aman sesuai prosedur salah satunya. Program ini dilaksanakan di provinsi dan
kabupaten dengan jumlah kematian ibu dan neonatal yang besar, yaitu Sumatera
Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.
Dasar pemilihan provinsi-provinsi tersebut dikarenakan 52,6% dari jumlah total
kejadian kematian ibu di Indonesia berasal dari enam provinsi tersebut. Sehingga
dengan menurunkan angka kematian ibu di enam provinsi tersebut diharapkan
akan dapat menurunkan angka kematian ibu di Indonesia secara signifikan (Profil
Kesehatan Indonesia, 2013).
Bidan sebagai salah satu petugas kesehatan dan penolong persalinan yang
profesional, dalam memberikan asuhan kebidanan, sangat berkemungkinan untuk
ditulari dan menularkan kuman dari dan kepada kliennya yang dapat
menimbulkan terjadinya infeksi. Oleh karena itu, prinsip pelaksanaan tindakan
pencegahan infeksi harus tetap dilaksanakan dan ditingkatkan, sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan untuk mencegah dan mengurangi
kejadian
morbiditas hingga mortalitas (Mustika, 2006).
Hasil Penelitian Fitria (2012), di Kab Lampung Timur dapat dilihat ada
beberapa faktor yang berhubungan dengan perilaku bidan dalam pencegahan
infeksi saat melakukan pertolongan persalinan yang meliputi faktor sikap dan
pengetahuan yang menunjukkan hubungan yang signifikan dengan perilaku bidan
dalam pencegahan infeksi.
41
Universitas Sumatera Utara
5
Hasil Penelitian Eka (2012) dan Rahmadona dkk (2014), di Puskesmas
Wilayah kerja Dinkes Kab Badung Prov. Bali menunjukkan bahwa pengetahuan
dan sikap (faktor predisposisi), ketersediaan sarana dan fasilitas (faktor
pemungkin) menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dengan perilaku
penerapan kewaspadaan universal (pencegahan infeksi) pada persalinan normal.
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Anita pada tahun
2009 Di RSUD Dr. Pirngadi Medan jumlah persalinan tahun 2009 sebanyak 1165
persalinan dengan yang mengalami komplikasi selama persalinan sebanyak 170
persalinan, yaitu perdarahan 41 kasus (24%), preeklamsi/eklamsi 17 kasus (10%),
infeksi 34 kasus (20%), lain-lain 78 kasus (46%).
Dari hasil penelitian yang dilakukan Romi (2009) di RSUP Haji Adam
Malik dan RSUD dr. Pirngadi Medan, diketahui persentase pasien terkena infeksi
luka episiotomi sebanyak 7,1% dari 42 sampel yang diteliti. Angka tersebut cukup
bermakna mengingat Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit (SPMRS) yang
ditetapkan dalam Kepmenkes RI No.129 tahun 2008 untuk angka kejadian infeksi
sebesar ≤ 1,5 %. Infeksi menjadi faktor utama morbiditas pada ibu nifas bahkan
menjadi salah satu sumber penyebab kematian pada ibu pasca persalinan.
Berdasarkan hasil data rekam medis di RSUD Dr. Pirngadi Medan
ditemukan 4 kasus infeksi paska persalinan periode tahun 2013-2014 dengan
jumlah ibu bersalin sebanyak 1084 ibu bersalin.
Berdasarkan survei pendahuluan pada Tanggal 23 Juni 2016 di RSU IPI
Medan yang merupakan salah satu rumah sakit swasta yang berstatus B, yang
merupakan salah satu rumah sakit swasta yang menerima rujukan, dimana jumlah
41
Universitas Sumatera Utara
6
bidan yang sudah mengikuti pelatihan APN sebanyak 40 orang. Ibu bersalin
periode tahun 2013-2014 yang melahirkan secara normal yang ditolong oleh bidan
adalah 745 orang ibu bersalin diantaranya terdapat 25 orang ibu bersalin yang
mengalami infeksi paska persalinan di RSU Imelda (Data Rekam Medis Periode
2013-2014 RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan ).
Berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara pada tanggal 27 Juli dan 10
Agustus 2015 kepada 8 orang bidan yang telah mendapatkan pelatihan APN,
dengan sarana prasarana rumah sakit untuk tindakan pencegahan infeksi juga
sudah lengkap. Dari 8 orang bidan tersebut hanya 3 orang (37,5 %) yang
melakukan semua tahap atau prosedur tindakan pencegahan infeksi pada
pertolongan persalinan sesuai SOP yang sudah ditetapkan. Ada beberapa tindakan
pencegahan infeksi yang tidak dilakukan oleh 5 orang bidan tersebut yaitu:
menggunakan lap tangan setelah mencuci tangan secara bersamaan/ tidak untuk
sekali pakai, mereka tidak mencuci tangan setelah tiba di tempat bekerja,
terkadang mereka juga tidak mengganti larutan klorin setiap 24 jam sekali dan
mereka tidak menggunakan APD secara lengkap saat melakukan pertolongan
persalinan yaitu tidak memakai penutup kepala, masker jarang digunakan
dikarenakan mereka merasa kurang nyaman, tidak selalu mengganti sarung tangan
yang telah digunakan setelah dipakai untuk pemeriksaan dalam (VT), dan jarang
menggunakan sepatu pelindung/ boot/ sepatu khusus di ruang bersalin.
41
Universitas Sumatera Utara
7
Pembentukan perilaku yang baik akan dipengaruhi oleh berbagai faktor
baik dari dalam (internal) maupun dari luar diri (eksternal) bidan tersebut.
Menurut Geller (2001), terdapat dua faktor yaitu faktor internal (sikap, dan
motivasi) dan eksternal (pengawasan/supervisi, dan dukungan teman sejawat).
Berdasarkan uraian permasalahan diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui
faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan tindakan bidan dalam
pelaksanaan prosedur pencegahan infeksi pada ibu bersalin dengan persalinan
normal di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2015.
1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas yang menjadi perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah karena terdapat kasus infeksi selama 2 tahun (periode tahun
2013-2014), dengan adanya 25 kasus infeksi pasca persalinan dari 745 ibu
bersalin di RSU Imelda. Untuk itu ingin diketahui faktor – faktor apa saja yang
berhubungan dengan tindakan bidan dalam pencegahan infeksi pada ibu bersalin
dengan persalinan normal di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan tahun 2015.
1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor –faktor apa saja
yang berhubungan dengan tindakan bidan dalam pencegahan infeksi pada ibu
bersalin dengan persalinan normal yang sesuai dengan APN di RSU Imelda
Pekerja Indonesia Medan Tahun 2015.
41
Universitas Sumatera Utara
8
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui apakah faktor internal (sikap dan motivasi) berhubungan
dengan tindakan bidan dalam pencegahan infeksi pada ibu bersalin dengan
persalinan normal yang sesuai dengan APN di RSU Imelda Pekerja
Indonesia Tahun 2015.
2. Untuk mengetahui apakah faktor eksternal (pengawasan, dan dukungan
teman sejawat) berhubungan dengan tindakan bidan dalam pencegahan
infeksi pada ibu bersalin dengan pesalinan normal yang sesuai dengan APN
di RSU Imelda Pekerja Indonesia Tahun 2015.
1.4
Hipotesis Penelitian
1. Ada hubungan antara sikap dengan tindakan bidan dalam pencegahan
infeksi pada ibu bersalin dengan persalinan normal.
2. Ada hubungan antara motivasi dengan tindakan bidan dalam pencegahan
infeksi pada ibu bersalin dengan persalinan normal.
3. Ada hubungan antara dukungan teman sejawat dengan tindakan bidan
dalam pencegahan infeksi pada ibu bersalin dengan persalinan normal.
4. Ada hubungan antara pengawasan/supervisi dengan tindakan bidan dalam
pencegahan infeksi pada ibu bersalin dengan persalinan normal.
1.5
Manfaat Penelitian
1. Menjadi masukan bagi bidan untuk menerapkan prosedur atau pedoman
pencegahan infeksi pada pertolongan persalinan normal dalam upaya
penanggulangan pencegahan penyakit infeksi pada ibu bersalin khususnya.
41
Universitas Sumatera Utara
9
2. Menjadi masukan bagi Instansi Rumah Sakit untuk evaluasi terhadap
penerapan standar praktek pencegahan infeksi pada ibu bersalin yang dapat
digunakan sebagai bahan referensi untuk pengambilan kebijakan menjadi
acuan dalam menerapkan asuhan kebidanan yang komprehensif dan
bermutu
dalam
upaya
penanggulangan
pencegahan
infeksi
pada
pertolongan persalinan normal yang pada akhirnya akan menurunkan
Angka Kematian Ibu.
3. Menjadi bahan referensi bagi peneliti selanjutnya dan penelitian ini dapat
menambah wawasan keilmuan
yang berkaitan dengan penerapan
pencegahan infeksi pada ibu bersalin dengan pertolongan persalinan
normal.
41
Universitas Sumatera Utara