Hubungan Antara Pengusaha dan Kepemimpin

TUGAS II
KARYA ILMIAH KEWIRAUSAHAAN
HUBUNGAN ANTARA PENGUSAHA DAN KEPEMIMPINAN
Program Studi : Sistem Komputer

Nama

: Hanhan Wijaya

NIM

: 10214038

Kelas

: SK -1

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
2017


ABSTRAK

Entrepreneur merupakan seorang pengusaha yang berani mengambil resiko

untuk mengorganisasikan dan mengelola bisnis serta menerima imbalan jasa berupa
profit non financial. Seorang pembisnis usaha kreatif yang di bangun berdasarkan
inovasi untuk menghasilkan sesuatu yang baru, memiliki nilai tambah, memberi
manfaat, menciptakan lapangan perkerjaan dan hasilnya berguna bagi orang lain
disebut sang Entrepreneurship. Bagi negara Entrepreneur sangat di butuhkan untuk
kemajuan suatu bangsa, karena kita tahu sang Entrepreneur dapat menciptakan
lapangan kerja, mengurangi pengangguran dan mengurangi kemiskinan di suatu negara
sehingga dapat di katakan sang Entrepreneur turut serta menentukan kemajuan suatu
bangsa. Tidak sedikit seorang Entrepreneur dalam aktivitas bisnisnya dapat juga
kemudian tampil menjadi pimpinan pemerintahan atau pimpinan negara apabila
tuntutan masyarakat atau situasi politik memanggilnya untuk melaksanakan kewajiban
tersebut. Hal ini membuktikan bahwa pengusaha dan kepemimpinan dapat di
laksanakan oleh seorang Entrepreneur suskses.

I


DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................................................... I
DAFTAR ISI ................................................................................................................ II
BAB I ............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1.1

Latar belakang ................................................................................................ 1

1.2

Perumusan Masalah ........................................................................................ 3

1.3

Tujuan dan Manfaat ........................................................................................ 4

BAB II ........................................................................................................................... 5
LANDASAN TEORI .................................................................................................... 5

2.1

Konsep Entrepreneurship ............................................................................... 5

2.1.1

Pengertian Entrepreneurship ................................................................... 5

2.1.1.1

Pengusaha ........................................................................................ 5

2.1.1.2

Wiraswasta ....................................................................................... 5

2.1.1.3

Wirausaha ........................................................................................ 5


2.1.1.4

Intrapreneurship atau Corp orate Entrepreneurship ......................... 6

2.1.1.5

Entrepreneural .................................................................................. 6

2.1.2

Pengetian Entrepreneurship menurut Para Ahli ...................................... 6

2.1.2.1

Entrepreneur menurut (Eddy Soeryanto Soegoto) ........................... 6

2.1.2.2

Entrepreneur menurut (Geoffrey G.Meredith et. Al) ....................... 6


2.1.2.3

Entrepreneur menurut (Skinner) ...................................................... 6

2.1.2.4

Entrepreneurship menurut (Siswanto Sudomo) ............................... 7

2.1.2.5

Entrepreneur menurut (Say)............................................................. 7

II

2.2

Konsep Kepemimpinan .................................................................................. 7

2.2.1


Pengertian Kepemimpinan ...................................................................... 7

2.2.2

Pengertian Kepemimpinan menurut Para Ahli ....................................... 8

2.3

2.2.2.1

Kepemimpinan menurut R.Wayne Pace dan Don F. Faules............ 8

2.2.2.2

Kepemimpinan menurut Kartono .................................................... 9

2.2.2.3

Kepemimpinan menurut Robbins .................................................... 9


2.2.2.4

Kepemimpinan menurut Slamet ...................................................... 9

2.2.2.5

Kepemimpinan menurut Young....................................................... 9

2.2.2.6

Kepemimpinan menurut Djatmiko Hayati ..................................... 10

Hubungan antara Entrepreneur dan Kepemimpinan .................................... 11

2.3.1

2.3.1.1

Aburizal Bakrie .............................................................................. 11


2.3.1.2

Surya Dharma Paloh ...................................................................... 11

2.3.1.3

Harry Tanoesoedibyo ..................................................................... 11

2.3.2

2.4

Beberapa Entrepreneur yang menjadi Pimpinan Partai Politik ............. 11

Beberapa Entrepreneur yang menjadi Pimpinan negara ....................... 12

2.3.2.1

Prabowo Subianto .......................................................................... 12


2.3.2.2

Hatta Rajasa ................................................................................... 12

2.3.2.3

Jusuf Kalla ..................................................................................... 12

2.3.2.4

Joko Widodo .................................................................................. 12

2.3.2.5

Aburizal Bakrie .............................................................................. 12

2.3.2.6

Dahlan Iskan .................................................................................. 13


2.3.2.7

Chairul Tanjung ............................................................................. 13

Hubungan budaya Perusahaan terhadap kepemimpinan .............................. 13

III

BAB III ....................................................................................................................... 16
PROSES DAN HASIL................................................................................................ 16
BAB IV ....................................................................................................................... 23
Kesimpulan ................................................................................................................. 23
daftar pustaka .............................................................................................................. 25

IV

BAB I
PENDAHULUAN
1.1


Latar belakang
Pada era modern saat ini kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari seberapa
banyak Entrepreneur atau pengusaha yang dimiliki bangsa tersebut dan seberapa
besar konstribusi positif yang diberikan oleh para Entrepreneur bagi
perkembangan dan kemajuan bangsa tersebut. Entrepreneur merupakan orang
yang memiliki jiwa kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri, ulet & tekun, rajin,
disiplin, siap menghadapi resiko, jeli melihat & meraih peluang, piawai mengelola
sumber daya, dalam membangun, mengembangkan, memajukan dan menjadikan
usaha atau perusahaan yang unggul.
Pada umumnya Entrepreneur dapat berperan dalam berbagai hal. Misalnya,
Untuk menjadi negara ekonomi yang maju minimal dibutuhkan 2% Entrepreneur
dari populasi penduduk suatu negara. Indonesia dengan jumlah penduduk
244.769.100 orang pada tahun 2012 baru memiliki 1,56 % Entrepreneur atau
sekitar 3.818.398 sang Entrepreneur , padahal minimal dibutuhkan 4.895.382 sang
Entrepreneur untuk memenuhi pencapaian presentasi minimal ekonomi maju

yaitu 2%.

Terlihat bahwa kesenjangan antara kebutuhan dan ketersediann

Entrepreneur pada negara – negara ekonomi maju seperti Malaysia dan Thailand

terdapat 4%, Singapura 7,2% dan Amerika Serikat 12%. Sampai tahun 2014
jumlah Entrepreneur di Indonesia baru mencapai 1,65% dari total populasi
penduduk. Ini membutikan bahwa bangsa Indonesia belum mencapai bangsa yang
berstatus

ekonomi maju, sehingga sangat diperlukan peran aktif para

Entrepreneur – entrepreneur untuk memberikan motivasi, saran, tips kepada calon

– calon Entrepreneur lain.
Entrepreneur dapat juga dikatakan sebagai pekerjaan yang mulia, mengapa

demikian karena seorang Entrepreneur dapat berkonstribusi berupa memberi

1

kesempatan pekerjaan bagi orang lain yang membutuhkan. Maka dari itu
Entrepreneur akan membuat oranglain mampu untuk memberi nafkah dan biaya

hidup bagi keluarganya. Mungkin bagi sebagian orang seorang pengusaha
menjalankan bisnisnya demi dirinya sendiri agar lebih kaya tetapi bagi seorang
Entrepreneurship pekerjaan usahanya selain kebutuhan pribadi juga demi

memajukan kesejahteraan bangsanya sendiri.
Selain menjalankan pekerjaan yang mulia, menjadi Entrepreneur dapat juga
menjadi orang kaya, banyak Entrepreneur yang berasal dari keluarga kurang
mampu bahkan miskin dan berhasil tumbuh, berkembang & maju. Namun untuk
menjadi seorang Entrepreneur tidaklah semudah membalikan telapak tangan harus
ada kemauan dan kemampuan untuk berkreasi & berinovasi, mandiri, ulet & tekun,
rajin, disiplin, siap menghadapi resiko, piawai meraih peluang dan, dan cerdas
dalam mengelola sumber daya berhasil untuk menghasilkan nilai tambah &
profitabilitas (keuntungan) sehingga dapat menjadi sang Entrepreneur .
Sebagai Entrepreneur tidak sedikit Entrepreneur – Entrepreneur di tanah air
turut mengabdikan pengalamannya sebagai pemimpin negara, tujuannya tentu
untuk memajukan bangsa. Contohnya Presiden kita Joko Widodo (Jokowi) periode
2014 – 2019 yang merupakan Entrepreneur di bidang meubel yang kemudian
terpilih menjadi wali kota solo dan merupakan salah satu wali kota terbaik dunia
versi Forbes. Beliau kemudian terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta periode
2013 – 2018. Beberapa lembaga survei di Indonesia menempatkan Jokowi sebegai
kandidat Presiden RI terkuat dari partai PDIP yang memenangkan Pemilu
Legislatif tanggal 9 April 2014 dengan perolehan suara sekitar 19,8%, untuk
pemilihan Presiden di bulan juni 2014.
Kepemimpinan di dalam suatu organisasi, merupakan salah satu faktor utama
yang dapat memajukan suatu bangsa menjadi bangsa ber-ekonomi maju.
Keberhasilan di dalam suatu kepemimpinan tidak saja diukur dari bagaimana
seorang Entrepreneur dapat memberdayakan bawahannnya dengan baik tetapi

2

juga bagaimana kemampuan seorang pemimpin dapat menjalankan &
melaksanakan kebijakan semasa jabatannya. Sehingga besar kemungkinan
seorang Entrepreneur sukses dapat menjadi seorang pemimpin negara mengingat
pengalamannya semasa menangani pegawai di bidang usahanya dengan baik.
Forum ekonomi dunia pada tahun 2013 menetapkan peringkat daya saing
Indonesia naik dari urutan ke 30 menjadi ke 38 dari 148 negara . peningkatan daya
saing tersebut di topang dari adanya peningkatan daya saing 10 sektor penting,
sebagai berikut :
1. Institusi
2. Insfratuktur
3. Pendidikan tinggi dan Pelatihan
4. Efisiensi pasar tenaga kerja
5.

Pengembangan pasar keuangan

6. Kesiapan teknologi
7. Ukuran pasar
8. Kecanggihan bisnis (busines sophistication)
9. Inovasi
Hanya 2 faktor saja yang mengalami penururan yaitu kondisi ekonomi, maka
dari itu peran Entrepreneursip sangat di perlukan demi mendongkraknya
penurunan ekonomi tersebut untuk mencapai ekonomi yang maju dengan tujuan
tentu untuk memajukan bangsa.
1.2

Perumusan Masalah
1.

Bagaimana langkah sang Entrepreneur ketika menjadi seorang pemimpin
terhadap usaha yang masih berjalan ?

2.

Bagaimana membagi waktu jika seorang Entrepreneur menanggung
jabataan Pemimpin dan masih menggeluti bidang usahanya ?

3. Adakah syarat Entrepreneur untuk menjadi seorang Pemimpin ?

3

1.3

Tujuan dan Manfaat
1.

Agar masyarakat berpandangan bahwa tidak semua pemimpin yang berasal
dari seorang pengusaha, menjadikan kepemimpinannya sebagai batu
loncatan, untuk menjadi pengusaha yang lebih sukses.

2.

Agar munculnya Entrepreneur – Entrepreneur lain ketika Pemimpin
seorang Entrepreneur dapat memberikan modal atau masukan terhadap
masyarakat, dengan tujuan untuk tercapainya ekonomi yang maju.

3. Agar menciptakan pemimpin yang tepat mengambil langkah, melihat dari
pengalamnnya yang baik dalam mengatur suatu organisasi di perusahannya

4

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
2.1.1

Konsep Entrepreneurship
Pengertian Entrepreneurship
Entrepreneurship adalah usaha kreatif yang dibangun berdasarkan inovasi dan

dapat menghasilkan sesuatu yang baru, memberi manfaat, memiliki nilai tambah,
menciptakan lapangan kerja dan hasilnya dapat berguna bagi orang lain yang
membutuhkan.
Entrepreneur mengandung makna wiraswasta atau wirausaha adalah cabang

ilmu ekonomi yang mengajarkan bagaimana kita bisa mandiri dalam memulai suatu
usaha dalam rangka mencapai profit seta mengembangkan seluruh potensi ekonomi
yang dimiliki oleh bangsa itu sendiri.
2.1.1.1

Pengusaha
Pengusaha adalah orang yang dapat dikategorikan sebagai wiraswasta atau

wirausaha (teori ekonomi modern). Bila usahanya begitu – begitu saja atau tidak
berkembang maka pengusaha tersebut disebut dikatakan sebagai seorang wiraswasta
sedangkan jika usahanya tumbuh, berkembang dan maju maka pengusaha tersebut
dikatakan seorang wirausaha.
2.1.1.2

Wiraswasta
Wiraswasta adalah orang yang dapat dikategorikan kedalam kriteria seseorang

yang berjiwa gagah, pejuang, luhur, berani, dan layak menjadi teladan dalam bidang
usaha dengan landasan berdiri di atas kaki sendiri.
2.1.1.3

Wirausaha
Wirausaha atau Entrepreneur adalah orang yang berjiwa kreatif dan inovatif

yang mampu mendirikan, membangun, mengembangkan, memajukan dan menjadikan
perusahaanya unggul. Contohnya Ir. Ciputra, Dr. Mooryati Soedibyo, Bob Sadino,
Mohtar Ryadi, James Riadi, Ir. Aburizal Bakrie
5

2.1.1.4

Intrapreneurship atau Corp orate Entrepreneurship
Intrapreneurship atau Corp orate Entrepreneurship adalah kewirausahaan yang

dibangun

di

dalam

dari

karyawan

perusahaan

untuk

menghasilkan

atau

mengembangkan produk – produk sesuai keinginan pasar. Contohnya : produk sachet,
produk refill.
2.1.1.5

Entrepreneural
Entrepreneur al adalah kegiatan dalam menjalankan usaha atau berwirausaha

2.1.2

Pengetian Entrepreneurship menurut Para Ahli

2.1.2.1

Entrepreneur menurut (Eddy Soeryanto Soegoto)
Entrepreneur adalah orang yang berjiwa kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri,

ulet & tekun, rajin, disiplin, siap menghadapi resiko, jeli melihat peluang & meraih
peluang, piawai mengelola sumber daya, dalam membangun, mengembangka,
memajukan & menjadikan usaha atau perusahaan yang unggul.
(Eddy Soeyanto Soegoto, 2009)
2.1.2.2

Entrepreneur menurut (Geoffrey G.Meredith et. Al)
Entrepreneur adalah orang yang memounyai kemampuan melihat dan menili

kesempatan – kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan guna
mengambil keuntungan dari padanya seta mengambil tindakan yang tepat, guna
memastikan kesuksesan.
(Geoffrey G.Meredith et. Al, 1995)
2.1.2.3

Entrepreneur menurut (Skinner)
Entrepreneur adalah seseorang yang mengambil risiko yang diperlukan untuk

mengorganisasikan dan mengelola suatu bisnis dan menerima imbalan jasa berupa
profit non financial.
(Skinner, 1992)

6

2.1.2.4

Entrepreneurship menurut (Siswanto Sudomo)
Entrepreneurship adalah sesuatu yang penting dalam berperan mengenai

seorang wirausahawan, yaitu orang yang memiliki sifat berkorban dan mampu bekerja
keras untuk memusatkan segala daya dan berani mengambil risiko untuk mewujudkan
suatu gagasannya.
(Siswanto Sudomo, 1989)
2.1.2.5

Entrepreneur menurut (Say)
Entrepreneur adalah orang yang mampu melakukan koordinasi, organisasi dan

pengawasan. Dia memiliki pengetahuan yang luas tentang lingukang dan membuat
keputusan – keputusan tentang lingkungan usaha, mengelola sejumlah modal dan
menghadapi ketidakpastian untuk meraih kesuksesan.
(Say, 1996)
2.2
2.2.1

Konsep Kepemimpinan
Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah suatu proses pengarahan perilaku seseorang kearah

pencapaian suatu tujuan tertentu. Pengertian pengarahan dalam hal ini untuk
menyebabkan seseorang tersebut agar bertindak mengikuti arah yang kita tujukan.
Seorang wirausahawan dapat dikatakan berhasil jika dapat memimpin para
bawahannya dengan baik dan benar, dan seorang pemimpin dapat dikatakan berhasil
jika perusahaan / instansi yang dia pimpin dapat mencapai tujuan yang ingin dicapai
setiap saatnya.
Kita tahu setiap wirausahawan memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda –
beda, seorang wirausaha dapat mengembangkan gaya kepemimpinannya sesuai
karakter pribadi dirinya sendiri didalam usaha untuk memajukan perusahaannya. Tidak
heran jika seorang wirausahawan yang memiliki pribadi baik, rajin, ulet, disiplin,
tekun, mandiri, pintar mengatur strategi maka akan sukses di bidang usahanya.
Perilaku Kepemimpinan

7

1. Perilaku pemimpin menyangkut dua bidang utama:
a) Berorientasikan terhadap tugas yang harus dikerjakan untuk mencapai tujuan
sasaran yang akan dicapai, serta

merencanakan dana untuk mencapai

sasarannya.
b) Berorientasikan terhadap kewajiban untuk memotivasi dan membina hubungan
antara atasan atau Pemimpin terhadap bawahannya.
2. Orientasi Tugas Pemimpin
Seorang pemimpin cenderung menunjukkan beberapa pola perilaku seperti berikut
berikut :
1. Dapat merumuskan peranan tugas bawahan maupun dirinya sendiri sebagai
pemimpin.
2. Dapat menetapkan tujuan dan sasaran yang harus di capai maupun belum
tercapai.
3. Dapat menentukan prospek kerja tujuan dan sasaran untuk mencapai
pencapaian berupa presentase.
4. Dapat memberikan contoh kepada bawahan sebagai seorang pemimpin yang
baik dan berkualitas sehingga bawahan dapat mempercayai akan tugasnya
yang di kendalikan oleh seorang pemimpinnya.
5. Memiliki hasrat untuk mencapai peningkatan produktifitas, kualitas dalam
melaksanakan tugas sebagai seorang pemimpin.
2.2.2
2.2.2.1

Pengertian Kepemimpinan menurut Para Ahli
Kepemimpinan menurut R.Wayne Pace dan Don F. Faules
Kepemimpinan adalah ujung tombak suatu organisasi yang mengarahkan

seseorang demi kepentingan organisasi tertentu dengan cara mendayagunakan
beberapa sumber dan beberapa faktor lain yang dimiliki oleh seorang bawahan. Hal
tersebut senada dengan yang diungkapkan oleh R.Wayne Pace dan Don F. Faules
(1998) dalam Anggraeni (2002:11) bahwa “Kepemimpinan dapat diwujudkan melalui
gaya kerja (operating style) seseorang atau bagaimana cara bekerjasama Pemimpin
dengan orang lain atau bawahannya secara konsisten”.

8

2.2.2.2

Kepemimpinan menurut Kartono
Dalam bukunya yang berjudul Pemimpin dan Kepemimpinan (2005. p95),

“Kepemimpinan merupakan suatu kemampuan teknis & sosial didalam menerapkan
beberapa teori melingkupi pemikiran perilaku sehari - hari. Teknik kepemimpinan
dapat juga dikatakan sebagai pandangan seorang pemimpin dilihat dari bagaimana cara
pemimpin mengambil tindakan dengan bantuan alat berupa fisik maupun beberapa
kemampuan psikis yang dimiliki untuk mecapai tujuannya.”
(Kartono, 2005. p95)
2.2.2.3

Kepemimpinan menurut Robbins
“Kepemimpinan merupakan titik central dan penentu kebijakan dari kegiatan

yang akan dilaksanakan dalam organisasi.”
(Robbins, 2001, p163)
2.2.2.4

Kepemimpinan menurut Slamet
“Kepemimpinan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi seseorang

didalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang harus dicapai. Kepemimpinan
dapat dikatakan juga sebagai suatu kemampuan, fungsi, ataupun proses untuk
mempengaruhi seseorang didalam suatu organisasi agar berbuat sesuatu demi
mencapai tujuan yang ingin di capai”.
(Slamet, 2002, p29)
2.2.2.5

Kepemimpinan menurut Young

Kepemimpinan merupakan bentuk dominasi atas kemampuan pribadi yang
sanggup mengajak atau mendorong keinginan seseorang untuk berbuat sesuatu yang
didasari atas penerimaan peran pimpinan terhadap bawahannya. Defenisi Young
tersebut mencakup tiga elemen berikut:
1. Kepemimpinan merupakan suatu konsep relasi (relational concept). Di dalam
kepemimpinan hanya ada proses relasi dengan seseorang (pengikut). Apabila
tidak ada pengikut, maka tidak ada pemimpin dan tidak dapat dikatakan sedang
berperan menjadi seorang pemimpin.

9

2. Kepemimpinan merupakan suatu proses yang harus dilalui, dijalani, dan
dilaksanakan agar bisa menjadi pemimpin yang baik. Seorang pemimpin harus
mau melakukan segala sesuatu demi mencapainya tujuan.
3. Kepemimpinan harus membujuk orang lain / seseorang agar berani mengambil
suatu tindakan yang akan dilakukannya. Hal ini dilakukan agar seorang pemipin
dapat memberikan contoh untuk berani mengambil resiko yang akan diambil.
Pemimpin harus membujuk bawahannya melalui beberapa cara, seperti berikut
a) penetapan suatu sasaran
b) menggunakan otoritas terlegitimasi
c) menciptakan suatu modelagar menjadi yang teladan,
d) memberi suatu imbalan dan hukuman
e) restrukturisasi sebuah organisasi dan
f) mengkomunikasikan visi dan misi suatu perusahaan.
(Young, 2012:2)
2.2.2.6

Kepemimpinan menurut Djatmiko Hayati

Kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi dan mengarahkan suatu
kegiatan yang berhubungan dengan adanya tugas dari suatu organisasi. Tedapat tiga
implikasi penting dari defenisi di atas, yaitu sebagai berikut :
1. Kepemimpinan harus melibatkan orang lain / seseorang, bawahan, atupun
pengikut.
2. Kepemimpinan harus melibatkan distribusi secara tidak merata dari kekuasaan
antara pemimpin dan bawahan dari organisasinya.
3. Kepemimpinan dapat mengarahkan bawahannya, pemimpin juga dapat
mempengaruhi orang lain karena ini penting di dalam sebuah organisasi .
(Djatmiko Hayati, 2002:47)

Dari beberapa definisi di atas, dapat kita simpulkan bahwa kepemimpinan merupakan
kemampuan seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain atau kelompok tertentu di
dalam situasi tertentu dan kondisi tertentu dengan tujuan agar orang yang bisa

10

dipengaruhi tersebut dapat bekerja sama demi mencapainya tujuan dan maksud yang
sudah direncanakan. Oleh karenanya definisi kepemimpinan mencakup lima hal
penting yang dapat dikatakan saling ber ketergantungan,yaitu sebagai berikut :
a) Kemampuan mempengaruhi.
b) Adanya seorang pemimpin
c) Adanya pengikut
d) Adanya maksud dan tujuan yang hendak dicapai
e) Situasi tertentu (lingkungan) dan
2.3

Hubungan antara Entrepreneur dan Kepemimpinan
Seorang Entrepreneur didalam aktivitasnya tidak hanya sebagai pengusaha saja

tetapi dapat juga tampil menjadi Pimpinan pemerintahan atau Pimpinan negara apabila
tuntutan masyarakat atau situasi Politik memanggilnya untuk melaksanakan kewajiban
tersebut. Contoh para Entrepreneur

yang berhasil menjadi pemimpin negara

diantaranya : Prabowo Subianto, Hatta Rajasa, Jusuf Kalla, Joko Widodo, Aburizal
Bakrie, Dahlan Iskan, Chairul Tanjung.
2.3.1
2.3.1.1

Beberapa Entrepreneur yang menjadi Pimpinan Partai Politik
Aburizal Bakrie
Aburizal Bakrie adalah Entrepreneur sukses pemilik group bakrie & TV One

yang kemudian berhasil menjadi ketua Golkar.
2.3.1.2

Surya Dharma Paloh
Surya Dharma Paloh atau Surya Paloh adalah Entrepreneur suskses pemilik

Metro TV dan sejumlah perusahaan lainnya yang menjadi Ketua Partai Nasdem.
2.3.1.3

Harry Tanoesoedibyo
Harry Tanoesoedibyo adalah Entrepreneur suskses pemilik MNC Group, yang

bergabung ke partai Hanura.

11

2.3.2

Beberapa Entrepreneur yang menjadi Pimpinan negara

2.3.2.1

Prabowo Subianto
Prabowo Subianto adalah mantan Danjen Kopasus dan Pakostrad yang berhenti

dari TNI ke dunia usaha sebagai Entrepreneur di bidang perminyakan di beberapa
negara. Setelah sukses, beliau kemudian mendirikan partai Gerindra dan menjadi calo
Presiden periode 2014 – 2019.
2.3.2.2

Hatta Rajasa
Hatta Rajasa adalah seorang Entrepreneur sebelum bergabung ke PAN dan

menjadi Menko Ekuin sebelum diCalonkan sebagai Calon Wakil Presiden RI periode
2014 – 2019.
2.3.2.3

Jusuf Kalla
Jusuf Kalla adalah Entrepreneur sukses dari Makasar di era Soeharto, berhasil

menjadi Menteri di Era Megawati Soekarno Putri, dan menjadi Wakil Presiden yang
mendampinggi bapak Susilo Bambang Yudhoyono pada periode pemerintahan 2004 –
2009, dan menjadi Wakil Presiden periode 2014 -2019 mendampingi bapak Joko
Widodo.
2.3.2.4

Joko Widodo
Joko Widodo (Jokowi) adalah Entrepreneur di bidang meubeul yang kemudian

terpilih menjadi Wali Kota Solo dan merupakan salah satu Wali Kota terbaik versi
Forbes. Beliau kemudian terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta periode 2013 – 2018.

Beberapa lembaga survei di Indonesia menetapkan Jokowi sebagai kandidat Presiden
RI terkuat dari partai PDIP yang memenangkan pemilu Legislatif tanggal 9 April 2014
dengan perolehan suara sekitar 19,8%, untuk pemilihan Presiden di bulan juni 2014.
2.3.2.5

Aburizal Bakrie
Aburizal Bakrie adalah Entrepreneur di bidang media (TV One) yang sukses.

Ia berhasil membersarkan Bakrie Group dan di angkat menjadi Menko Kesra di
Kabinet Indonesia bersatu periode 2004 – 2009 di bawah Presiden SBY. Saat terjun ke

12

dunia politik ia kemudian terpilih sebagai ketua Partai Golkar dan memenangkan
Pemilu legislatif 9 April 2014 dengan perolehan suara no. 2 terbanyak setelah PDIP,
yakni sekitar 15,6%.
2.3.2.6

Dahlan Iskan
Dahlan Iskan adalah Entrepreneur dibidang media massa dan merupakan

pemilik surat kabar terbesar di Jawa Timur, yakni: Jawa Pos, Pembangkit Tenaga
Listrik & sambungan Komunikasi Kabel Laut di Surabaya. Beliau diangkat sebagai
Dirut PT PLN oleh Presiden SBY dan atas keberhasilannya memimpin PLN tersebut
lalu dipercaya untuk menjadi Menteri BUMN periode 2011 – 2014. Ia Konvensi Calon
Presiden dari Partai Demokrat untuk Pilpres 2014
2.3.2.7

Chairul Tanjung
Chairul Tanjung adalah Entrepreneur sukses pemilik CT Corp, beliau diangkat

sebagai Menko Ekuin pada 12 Mei 2014 Oleh Presiden SBY menggantikan Hatta
Rajasa yang menCalonkan diri sebagai Calon Wakil Presiden periode 2014 -2019.
2.4

Hubungan budaya Perusahaan terhadap kepemimpinan
Politik dan pengusaha memiliki keterkaitan dan saling membutuhkan satu sama

lain. Menurut Adi antara politik dan pengusaha keduanya saling berkaitan dan saling
membutuhkan seperti simbiosis mutualisme.
Selain di Indonesia di Amerikapun dapat dijadikan contoh bahwa pengusaha
yang sukses dapat terpilih menjadi Presiden, yaitu Donald Trump yang baru – baru ini
terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat.
Hodgetts (International Management – Culture, Strategy, and Behavior, 2008:
p.421) yang merupakan sebuah organisasi yang melakukan penelitian di berbagai
negara dengan cara mengevaluasi atas beberapa atribut budaya dan perilaku
kepemimpinan terhadap lebih dari 17.000 manajer dari 825 organisasi di 62 negara.
menuliskan hasil studi GLOBE (Global Leadership and Organizational Behavior
Effectiveness) bahwa ada beberapa atribut kepemimpinan yang diakui dan diterima

13

secara universal di seluruh budaya yang ada saat ini. Dari beberapa atribut
kepemimpinan yang ada ditemukan keefektifan di berbagai jenis budaya yang
merupakan sikap yang jujur, dapat dipercaya, memiliki integritas, memiliki pandangan
jauh ke depan dan perencanaan masa depan yang baik, bersikap positif, dinamis,
bersikap mendorong dan memotivasi, serta membangun kepercayaan diri, dan
mampu bersikap komunikatif, mampu mengkoordinasikan dan integrator team kerja
pada suatu organisasi.
Dengan hasil penelitian yang didapat dari GLOBE (Global Leadership and
Organizational Behavior

Effectiveness) Para peneliti dapat menyimpulkan bahwa

nilai- nilai budaya dapat mempengaruhi kinerja suatu proses kepemimpinan dari
banyaknya hasil penelitian yang sudah diprediksikan sebelumnya. Kemudian Secara
spesifik dapat dikatakan bahwa suatu kelompok sosial yang membagikan beberapa
nilai serupa akan memiliki atribut kepemimpinan atau gaya kepemimpinan yang
serupa pula.
Culture & Leadership, (International Conference on Applied Economics –
ICOAE 2008), menyatakan bahwa terdapat hubungan antara Budaya Perusahaan
dengan Gaya Kepemimpinan yang di terapkan, semakin ada kesamaan antara Budaya
Perusahaan dengan Gaya Kepemimpinan maka semakin besar pula kemungkinan yang
ada untuk melihat keahlian manajerial yang dimiliki oleh pemimpin tersebut dan dapat
dikatakan akan semakin efektif dan berkualitas. terlebih ditemukan fakta bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara keahlian keefektifitasan terhanap manajerial,
sehingga hal ini menunjukkan bahwa suatu budaya memiliki efek tidak langsung
terhadap efektifitas suatu kepemimpinan seseorang
(Quinn & Rohrbaugh 1981).
Tedapat nilai-nilai utama pada suatu organisasi dengan dimulai dari bagaimana
perilaku dan peran seorang pemimpin dalam kepemimpinannya terhadap bawahan di
suatu organisasi, yang kemudian akan berkembang menjadi gaya kepemimpinan
seorang pemimpin didalam sebuah perusahaannya. Para bawahan akan dipimpin oleh

14

nilai-nilai yang dimiliki Pemimpin tersebut. Ketika perilaku seorang pemimpin sudah
kuat, nilai-nilai, dan keyakinan telah dikembangkan, maka budaya perusahaan pun
akan menimbulkan potensi perusahaan yang kuat pula.

Para pemimpin harus

menghargai peran bawahannya dengan tujuan untuk mempertahankan budaya
organisasi yang telah dibanguunya. Hal ini akan kembali lagi menyakinkan bahwa
perilaku seoran pemimpin yang konsisten terhadap bawahannya, akan mengurangi
beberapa konflik yang tidak di inginkan dan akan menciptakan suasana kerja yang
harmonis bagi para bawahannya.

15

BAB III
PROSES DAN HASIL
Sebagai seorang Pemimpin baik itu Pemimpin Partai Politik ataupun Pemimpin
Negara tentu harus berani menghadapi risiko yang akan terjadi semasa jabatannya
berlangsung. Seorang Pemimpin yang berlatar belakangkan dari seorang Entrepreneur
tentu harus bisa memprioritaskan waktu.
Utuk membangun sebuah bisnis tentu waktu yang di butuhkan tidaklah sedikit.
Ketika kita menjadi seorang pengusaha dan menjadi seorang pemimpin pula maka akan
banyak waktu yang harus dikorbankan demi membangun sebuah perusahaan yang telah
dibangunnya dan menjadi seorang Pemimpin yang baik bagi bawahan – bawahannya.
Waktu pribadi akan banyak dikorbankan dalam hal ini. Ketika seorang Entrepreneur
merangkap tugas menjadi sebagai seorang Pemimpin tentu harus tahu mana yang
menjadi prioritas utama dan sampingkan didalam setiap kegiatan yang dilakukan pada
saat itu. Seorang pemimpin harus tahu apa yang harus dan wajib dikerjakan terlebih
dahulu, bisnis atau jabatannya semasa jabatannya berlangsung.
Untuk menjadi Pemimpin partai Politik atau Pemimpin Negara, ada beberapa
syarat yang harus di penuhi oleh seorang Entrepreneur , berbeda ketika seorang
Entrepreneurship memimpin organisasi, menjadi Pemimpin Negara harus memiliki

beberapa sifat yang lebih dari orang lain yang akan dipimpinnya. Terdapat Banyak sifat
ideal yang harus dimiliki oleh seorang Pemimpin Negara baik itu dalam bidang jenis,
kegiatan ataupun didalam tipe kepemimpinannya.
Dr. Roeslan Abdulgani menyatakan bahwa untuk menjadi seorang Pemimpin
yang disegani harus memiliki 3 kelebihan dari beberapa orang yang akan
dipimpinnnya, yaitu sebagai berikut :
1. Memiliki sifat yang lebih didalam bidang ratio di banding bawahan –
bawahannya.
Dalam hal ini seorang Entrepreneur sihip tentu sudah memiliki pengetahuan
tentang tujuan dan asas organisasi yang dimilikinya. Memiliki pengetahuan
16

tentang cara – cara untuk menjalankan organisasi secara efisien dan efektif. Dan
dapat memberikan keyakinan kepada orang lain yang akan dipimpinnya menuju
keberhasilan sesuai tujuan yang akan dicapai.

2. Memiliki sifat lebih didalam bidang Rohaniah
Sebagai seorang Pemimpin baik itu perusahaan maupun Negara seorang
Entrepreneur harus memiliki beberapa yang memancarkan keluhuran budi

pekerti, ketinggian moral, dan kesederhanaan watak & perilaku yang
ditanamkan, oleh karena itu tidak semua para Entrepreneur ship memiliki sifat di
bidang rohaniah tersebut dan nyatanya ini memang harus dimiliki.
3. Memiliki sifat lebih didalam bidang lahiriah maupun jasmaniah sebagai seorang
pemimpin.
Memiliki sifat lebih di bidang jasmaniah akan mencerminkan seorang Pemimpin
yang mampu akan memberikan contoh prestasi kerja sehari – hari yang baik dan
benar terhadap orang – orang yang akan di Pimpinnya pada suatu perusahan.
Presiden sebagai kepala Negara tentu memiliki tugas - tugas khusus yang harus
dilakukan demi memajukan bangsa yang sedang di jabatnya kita tahu bahwa presiden
adalah seorang Pemimpin dari pada Pemimpin – pemimpin yang ada di Negara
tersebut. Beberapa Pemimpin negara khususnya Indonesia tidak sedikit yang berlatar
belakangkan dari seorang Entrepreneur , mengapa demikian. Sebagai seorang
Entrepreneur untuk menjadi seorang Pemimpin Negara terdapat beberapa syarat yang

harus dipenuhi. Sebagian Entrepreneur telah memenuhi syarat tersebut, melihat dari
pengalamannya yang mampu menjalankan organisasi dengan baik maka kemungkinan
besar ketika sang Entrepreneur terjun ke bidang Pemerintahan untuk menjadi
Pemimpin Negara dapat menjalankan organisasinya dengan baik dan seseuai tujuan.
Berbeda ketika menjadi Pemimpin Negara, untuk menjadi seorang Entrepreneur yang
akan menjadi Pemimpin Partai Politik tidak semua keputusan bergantung kepada
Presiden.

17

Sebelum seorang Entrepreneur akan menjadi Pemimpin Partai Politik atau
Pemimpin Negara, sang Entrepreneur tentunya harus memiliki beberapa kemampuan
lebih dibanding bawahan - bawahannya semasa menggeluti bidang usaha, sebagai
berikut :
1. Self Knowledge, yaitu memiliki pengetahuan tentang usaha yang akan dilakukan
dan di tekuninya semasa berbinis.
2. Imagination, yaitu memiliki imajinasi, ide dan prespektif serta tidak
mengandalkan sukses di masa lalu untuk menjadikan modal usahnya.
3. Pratical knowledge, yaitu memiliki pengetahuan yang praktis di bidang lainnya
selain menjadi seorang wirausahawan misalnya pengetahuan teknik, desain,
processing, pembukuan, administrasi dan pemasaran.
4. Search Skill, yaitu kemampuan untuk menemukan dan berkreasi di dalam
peluang bisnis yang ditekuni dan dijalaninya.
5. Foresight, yaitu berpandangan jauh ke depan untuk menciptakan suatu pekuang
yang menguntungkan.
6. Computation Skill, yaitu kemampuan menghitung dan memprediksi keadaan
pada masa yang akan datang sebelum terjadinya inflasi pada perusahaan yang
sedang dipipinnya.
7. Communication Skill, yaitu kemampuan untuk berkomunikasi, bergaul dan
berhubungan dengan orang lain dengan tujuan untuk menciptakan suasana yang
in toleran didalam suatu organisasi yang di pimpinnya sehinngga tidak ada
kerahasiaan diantara atasan dan bawahannya.
Selain harus memiliki beberapa kemampuan Entrepreneur pun harus memiliki
beberapa kompetensi sebagai berikut :
1. Knowing Your Business, sebagai seorang Entrepreneur hatus mengetahui
semua terkait dengan aktivitas bisnis yang akan dilakukan.
2. Knowing The Basic Business Management, dengan cara mengetahui beberapa
dasar pengelolaan saat melakukan bisnis, misalnya dengan cara merancang visi

18

dan misi usaha, pengorganisasisan dan pengendalian perusahaan, termasuk bisa
memperhitungkan, mengadministrasikan, memprediksi dan membutuhkan
kegiatan – kegiatan suatu usaha. Ketika seorang pemimpin mengetahui
bagaimana cara manajement bisnis berarti seorang pemimpin tersebut
memahami kiat, cara , proses dan pengelolaan semua sumber daya perusahaan
secara efektif dan efisien diterapkan.
3. Having The Proper Attitude, merupakan kompetensi berupa sifat yang dimiliki
sempurna terhadap usaha yang akan dilakukannya. Pengusaha harus bersifat
sebagai pedagang, Industriawan, pengusaha, esekutif, yang sungguh – sungguh
dan tidak setengah hati.
4. Having Adequate Cavital, yaitu memiliki modal yang cukup, modal tidak hanya
diukur dari bentuk materi saja, tetapi juga dari bentuk rohaniah. Kepercayaan
dan keteguhan hati merupakan modal utama dalam langkah memulai usaha,
oleh karena itu seorang pengusaha yang berperan sebagai pemimpin harus
memiliki cukup waktu, uang, tenaga, tempat dan juga mental.
5. Financial Competence, yaitu memiliki kompetensi di luar bidang wirausaha
yaitu di dalam bidang keuangan. Sehingga pimpinan dapat mengatur
pembelian, penjualan, pembukuan, dan perhitungan baik laba maupun rugi
perusahaannya, seorang pemimpin harus mengetahui bagaimana cara
mendapatkan dana dan cara menggunakannya secara efisien.
Kepemimpinan di dalam Kewirausahaan dapat mengarahkan perilaku seseorang
kearah pencapaian tujuan tertentu sesuai apa yang Pemimpin perintahkan. Pengarahan
dalam hal ini tujuannya agar membuat seseorang tersebut dapat bertindak mengikuti
arah sesuai tujuan yang harus dicapai pada suatu perusahaan. Wirausahawan yang
berhasil merupakan Pemimpin yang memimpin para karyawannya dengan baik dan
benar.
Maka dari itu sebagai Entrepreneur sudah memiliki modal besar ketika ingin
menjadi seorang Pemimpin Negara. Sehingga wajar saja jika saat ini terdapat bebepara
Pemimpin Negara yang berlatar belakangkan seorang Entrepreneur seperti Prabowo

19

Subianto, Hatta Rajasa, Jusuf Kalla, Joko Widodo, Aburizal Bakrie,, Dahlan Iskan,
Chairul Tanjung.
Para Entrepreneur dapat juga dikatakan sebagai roda penggerak perekonomian di
setiap wilayah baik di Daerah, Kabupaten, Kotamadya, Provinsi maupun tingkat
Nasional. Peran Entrepreneur membuat tingkat pertumbuhan ekonomi di Indonesia
mencapai rata- rata 6% PDB setiap tahunnya dan menjadikan Indonesia sebagai negara
ekonomi yang paling stabil di dunia sehingga menjadi negara yang kondusif untuk
berinvestasi.
Pemimpin Negara yang berlatar belakangkan seorang Entrepreneur diharapkan
mampu dan dapat memunculkan para Entrepreneur – Entrepreneur lain yang akan
memajukan ekonomi bangsa indonesia.
Beberapa karakteristik penting kepemimpinan dalam sektor kepemerintahan.
1. Dapat Melakukan klarifikasi berupa arahan (clarifying direction) melalui
langkah-langkah strategis yang akan diturunkan mengacu kepada visi dan misi
dari pola-pola aksi yang terukur. Maka dari itu ini sangatlah penting bagi
seorang aparat negara agar dapat memahami sasaran ideal yang harus dicapai
dan perencanaan details kerja yang menjadi bagian tugasnya. Maka dari itu ini
merupakan kesempatan terbaik untuk menjadikan visi dan misi perusahaan
untuk menjadi kenyataan. Melihat dari arahan dan penjabaran sekaligus dapat
dikembangkan dalam ukuran berseta nilai-nilai Pancasila dan Wawasan
Kebangsaan yang terkandung didalamnya.
2. Dapat membangun tujuan yang sama (building unity of purpose) didalam suatu
perusahaan, dengan cara berbagi visi dan misi (shared vision) untuk mencapai
tujuan tersebut, dengan cara melibatkan sekaligus mendidik aparatur negara dan
mempertegas hal-hal yang menjadi tanggung jawab seorang Pemimpin maupun
bawahan - bawahannya.
3. Dapat Melakukan pergeseran pendekatan, dari pendekatan transaksi menuju
sebuah transformasi, dengan tujuan untuk menghindari fokus yang menyempit

20

dan hanya berorientasikan tehadap transaksi individual saja. Ketika pergeseran
dari transaksi tersebut menjadi transformasi yang akan terjadi apabila aparat
negara memahami tugas sehari-harinya merupakan bagian dari tujuan
organisasi yang dibangunnya untuk mencapai tujuan yang akan dicapai
bersama dan dapat menghubungkan program operasional, proyek dan isu secara
jelas dan terarah serta paham akan kebutuhan inovasi untuk menjalankan
kekurangan dengan cara yang banyak solusi seperti :
a) Mampu berkolaborasi
b) Mampu berkoordinasi dan
c) Mampu mendukung tim kerja secara terus menerus demi meningkatkan
proses kerja pada suatu perusahaan yang memiliki tujuan.

Organisasi publik merupakan organisasi yang memiliki hubungan antara
kepentingan umum terhadap penyediaan barang maupun jasa, kepentingan umum
tersebut kemudian akan dibayar melalui pajak maupun pendapatan Negara berdasarkan
hukum yang berlaku di negara tersebut. Dengan kata lain, organisasi publik
berorientasikan pada penyediaan layanan yang memadai bagi masyarakat sekitar bukan
mencari keuntungan dari kesempatan yang ada. Katz dan Kahn dalam Richard M. Steer
(Tangkilisan, 2005), mengatakan bahwa kualitas kepemimpinan dapat dilihat dalam
berbagai bentuk sehingga dapat dilihat perbedaan antara organisasi yang mampu
mencapai tujuan dan organisasi yang tidak mampu mencapai tujuan. Sehingga dapat
dikatakan bahwa kepemimpinan dapat mengisi beberapa fungsi penting yang
diperlukan bagi organisasi untuk mencapai tujuan yang harus dicapai, seperti berikut :

1. Dalam fungsi mengisi ketiadaan akibat ketidaksempurnaan organisasi di dalam
suatu organisasi. Ada banyak hal aktivitas organisasi publik yang tidak diatur
dalam peraturan perundang – undangan yang berlaku sebagai dasar pembentukan
organisasi publik. Oleh karena itu tugas pemimpin adalah untuk mewakili suatu
organisasi di dalam setiap kegiatan yang harus dilaksanakan menyangkut tugas
dan fungsi pokoknya. Beberapa tugas lain, baik internal maupun eksternal, yang

21

belum diatur dalam perundang - undangan yang ada, menjadi tanggung jawab
pimpinan yang berlum terlaksanakan.
2. Membangun untuk mempertahankan stabilitas suatu organisasi di dalam
lingkungan yang bermasalah, dengan cara penyesuaian dan adaptasi yang
sesegera mungkin pada kondisi lingkungann yang bermasalah atau yang sedang
berbeda.
3. Membantu mengkoordinasikan bagian internal dari beberapa organisasi yang
berbeda-beda,

khususnya

selama

masa

pertumbuhan

dan

perubahan.

Kepemimpinan dapat meredam serta menjadi pemisah bagi kelompok-kelompok
yang berkomflik dalam organisasi. Tugas dan fungsi sebuah organisasi tidaklah
semudah membalikan telapak tangan, karena kita tahu bahwa keberhasilan suatu
pelayanan akan ditentukan oleh seberapa kualitas kerja bawahan maupun
atasannya itu sendiri. Inilah tugas berat bagi organisasi, oleh karena itu
dibutuhkan seorang pimpinan yang mampu mengatasi masalah - masalah atau
konflik – konflik internal yang kemungkinan akan terjadi sehingga tidak
mengganggu kinerja serta prestasi organisasi yang telah dibangunnya.
4. Untuk mengendalikan peranan demi mempertahankan susunan anggota yang
stabil yaitu dengan cara pemenuhan kebutuhan bawahan secara memuaskan.
Untuk mensukseskan suatu organisasi di dalam menjalankan tugas & fungsinya
serta Pemimpin dan stafnya perlu memikirkan kesejahteraan bawahan bawahannya, baik kebutuhan fisik, spritual, maupun kepuasan-kepuasan lain
yang menjadi ukuran karyawan sendiri. Maka dari itu jika kondisi ini terpenuhi,
tidaklah sulit bagi organisasi publik untuk melaksanakan tugas yang diberikan
kepadanya.

22

BAB IV
KESIMPULAN
Entrepreneur merupakan pekerjaan yang mulia, mengapa demikian. Karena

sang Entrepreneur dapat memberikan kesempatan bagi orang lain ntuk memperoleh
nafkah dan biaya hidup, selain menjadi pekerjaan yang mulia Entrepreneur merupakan
pekerjaan yang meyenangkan. Sseorang Entrepreneur bisanyanya membuka usaha
atau perusahaan karena menyukai atau senang kepada pekerjaan tersebut. Juga bisa
membuka usaha karena hobi sehingga senang pada pekerjaan tersebut. Lalu bisa juga
karena sesuai kompetensi yang dimiliki sang wirausaha tersebut baik itu internal
maunpun external sehingga sang Entrepreneur dapat melakukan aktifitas bisnisnya
tanpa beban dan menjadikan aktivitas bisnisnya sebagai hal yang menyenangkan.
Orang akan menghindari usaha jika usaha tersebut tidak ia sukai, tidak hobi, atau tidak
dalam kompetensinya karena menurutnya pekerjaan tersebut akan menjadi beban yang
memberatkan dan tidak menyenangkan.
Entrepreneur dapat memajukan suatu bangsa karena dapan menciptakan

lapangan pekerjaan untuk mengurangi penganguran, melalui perusahaannya ia dapat
merekrut beberapa orang bahkan hingga ribuan orang yang membutuhkan pekerjaan
untuk berkerja sehingga ia telah membuka lapangan pekerjaan dan mengurangi
pengangguran. Berkan para Entrepreneur , Indonesia dengan jumlah penduduk
244.769.100 orang di tahun 2012, hingga agustus 2013 dari 118,9 juta angkatan kerja
telah berhasil diciptakan lanpangan kerja bagi 110,8 juta orang . berkat Entrepreneur
pula tingkat pengangguran di Indonesia dapat ditekan dari 7,614 juta oran pada agustus
202 menjadi 7,17 juta orang pada agustus 2013.
Sebagai entrepeneur selain dapat berkiprah di bidang usaha, para Entrepreneur
juga dapat menjadi pimpinan partai politik.
Beberapa contoh diantara para Entrepreneur yang terjun ke dunia politik adalah :
Aburizal Bakrie, Surya Paloh, Harry Tanoesoedibyo, Dahlan Iskan, dan Khoirul
Tanjung.

23

Beberapa contoh para Entrepreneur yang berhasil menjadi pemimpin negara: Prabowo
Subianto, Hatta Rajasa, Jusuf Kalla, Joko Widodo, Aburizal Bakrie,, Dahlan Iskan,
Chairul Tanjung.
Tujuan negara memanggil para Entrepreneur untuk menjadi bagian Pemimpin
di bangsa ini tentu untuk mendongkrak ekonomi negara, melihat dari kiprah seorang
Entrepreneur yang sukses di bidangnya.

24

DAFTAR PUSTAKA

Soegoto, Drs. IR. Eddy Soeryanto. 2009. Entrepreneurship Menjadi Pebisnis Ulung.
Jakarta: PT Elex Media Computindo.
(pengaruhbudayaperusahaandankepemimpinanterhadapketerikatankaryawan1337265905661-phpapp01-120517094756-phpapp01.pdf)

25