Barang dan Penetapan Harga docx

PENGANTAR BISNIS DAN MANAJEMEN

BARANG DAN PENETAPAN HARGA
OLEH : AGUS KURNIAWAN,M.S.AK

Disusun oleh :

AGUSTOMI

:

1421050010

HENI INTAN D

:

1421050100

WELI OFNI P


:

1421050260

YUNIARTI

:

1421050496

PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) RADEN INTAN
LAMPUNG TAHUN AJARAN 2014/2015

A.BARANG dan PENETAPAN HARGA
a.Barang
Barang merupakn produk yang berwujud fisik,sehingga dapat dilihat,diraba atau
disentuh,dirasa,dipegang dipindahkan,dan diperlukan fisik lainnya.
b.Harga
Harga merupakan nilai suatu barang atau jasa. Jadi, kebijakan harga adalah keputusan

yang diambil oleh perusahaan dalam menentukan nilai dari barang atau jasa yang
diperolehnya untuk jangka waktu tertentu. Harga yang diputuskan oleh perusahaan juga telah
memuat

presentasi

laba

yang

diperoleh

perusahaan.

Dalam menentukan sebuah harga barang atau jasa, ada lima faktor yang
mempengaruhinya, yaitu permintaan produk, target pangsa pasar, reaksi pesaing, penggunaan
strategi penetapan harga, dan bagian lain dari bauran pemasaran, contohnya saluran
distribusi.Selain faktor yang mempengaruhi harga tersebut, perusahaan juga harus
memperhatikan pertimbangan dalam penetapan harga. Pertimbangan yang dimaksud adalah
hal-hal mengenai harga seperti apakah harga sudah mencerminkan mutu produk, apakah

harga sudah kompetitif jika disandingkan dengan perusahaan lain, dan apakah perusahaan
sedang melakukan penetrasi pasar. Jika produk yang akan dipasarkan adalah produk baru,
maka perusahaan perlu meninjau apakah produk sudah cukup bersaing dan kemungkinan
perusahaan menetapkan harga promosi.Perusahaan yang akan menetapkan harga atas barang
atau jasa akan menghadapi hambatan yang mungkin ditemui. Hambatan tersebut adalah
fluktuasi kurs mata uang, biaya transportasi internasional, dan tuntutan pajak pemerintah
suatu negara. Hal-hal ini akan selalu mengalami dinamika, sehingga perusahaan harus
mampu

menyesuaikan

harga

barang

atau

jasanya.

Kebijakan penetapan harga suatu perusahaan dapat dilakukan dengan menggunakan

empat pendekatan. Pertama Market Skimming, di mana pasar harus membayar mahal harga
suatu produk. Kedua Market Holding, perusahaan melakukan penyesuaian harga dengan
membandingkan dengan harga dari perusahaan lain. Ketiga, Cost Plus, perusahaan melihat
pengalaman perusahaan mengenai biaya produksi dan biaya di masa lalu. Selanjutnya adalah
penetrasi, yaitu perusahaan melakukan analisis biaya yang akan digunakan di masa
mendatang.

B.JENIS-JENIS PRODUK
Secara garis besar jenis-jenis produk bisa kita perinci menjadi dua jenis, yaitu produk
konsumsi dan produk industri. Produk konsumsi (consumer products) adalah barang yang
dipergunakan oleh konsumen akhir atau rumah tangga dengan maksud tidak untuk
dibisniskan atau dijual lagi. Barang-barang yang termasuk jenis produk konsumsi ini antara
lain sebagai berikut:


Barang kebutuhan sehari-hari (convenience goods), yaitu barang yang umumnya
sering kali dibeli, segera dan memerlukan usaha yang sangat kecil untuk memilikinya,
misalnya barang kelontong, baterai, dan sebagainya.
Barang belanja (shopping goods), yaitu barang yang dalam proses pembelian dibeli
oleh konsumen dengan cara membandingkan berdasarkan kesesuaian mutu, harga,

dan model, misalnya pakaian, sepatu, sabun, dan lain sebagainya.



Barang khusus (speaciality goods), yaitu barang yang memiliki ciri-ciri unik atau
merk kas dimana kelompok konsumen berusaha untuk memiliki atau membelinya,
misalnya mobil, kamera, dan lain sebagainya.

Produk industri (business products), adalah barang yang akan menjadi begitu luas
dipergunakan dalam program pengembangan pemasaran. Barang industri juga dapat dirinci
lebih lanjut jenisnya antara lain sebagai berikut.


Bahan mentah, yaitu barang yang akan menjadi bahan baku secara fisik untuk
memproduksi produk lain, seperti hasil hutan, gandum, dan lain sebagainya.



Bahan baku dan suku cadang pabrik, yaitu barang industri yang digunakan untuk
suku cadang yang aktual bagi produk lain, misalnya mesin, pasir, dan lain sebagainya.




Perbekalan operasional, yaitu barang kebutuhan sehari-hari bagi sektor industri,
misalnya alat-alat kantor, dan lain-lain.

C.DAUR HIDUP PRODUK

Daur hidup produk adalah perjalanan penjualan dari suatu produk dalam masa
hidupnya. Siklus hidup produk merupakan suatu konsep penting yang memberikan
pemahaman tentang dinamika kompetitif suatu produk.
Daur kehidupan produk dapat dibagi ke dalam empat tahap utama, yaitu :
1.

Pengenalan

2.

Pertumbuhan


3.

Kedewasaan

4.

Tahap penurunan
1. Tahap Perkenalan / Introduction
Pada tahap ini produk baru lahir dan belum ada target konsumen yang tahu sehingga
dibutuhkan pengenalan produk dengan berbagai cara kepada target pasar dengan berbagai
cara.
Strategi yang umum pada tahap ini adalah mengkombinasi penetapan harga dan kegiatan
promosi. Strategi ini ada empat bentuk, yaitu :


Rapid Skimming Strategy
Strategi ini dilaksanakan dengan jalan menetapkan harga yang tinggi untuk

memperoleh laba kotor per unit sebanyak mungkin, serta dengan melakukan promosi yang
gencar untuk meyakinkan konsumen tentang kualitas produk walau harganya mahal.

Cara ini biasanya dipakai untuk mempercepat laju penerobosan pasar. Strategi ini
akan berhasil jika sebagian besar pasar belum mengetahui keberadaan produk, konsumen
bersedia membayar pada harga berapa pun, dan perusahaan menghadapi pesaing potensial
serta ingin membangun preferensi pada mereknya.


Slow Skimming Strategy
Strategi dijalankan dengan menetapkan harga yang tinggi untuk memperoleh laba
kotor per unit sebanyak mungkin dan promosi yang rendah agar biaya pemasaran tidak terlalu
tinggi. Strategi ini akan berhasil jika besarnya pasar terbatas, sebagian besar konsumen
mengetahui keberadaan produk, konsumen mau membeli dengan harga tinggi, dan pesaing
potensial belum muncul.



Rapid Penetration Strategy

Strategi ini dilakukan dengan menetapkan harga yang rendah dan promosi yang
agresif. Tujuan dari strategi ini adalah untuk memperoleh penerimaan pasar yang cepat dan
memperoleh pangsa pasar yang besar. Strategi ini akan berhasil jika pasar sangat luas,

konsumen belum mengetahui keberadaan produk, konsumen sangat peka terhadap harga, dan
terdapat indikasi persaingan potensial yang besar.


Slow Penetration Strategy
Strategi ini dijalankan dengan menetapkan harga yang rendah untuk memperoleh
penerimaan yang besar dari konsumen dan promosi yang rendah agar biaya pemasaran tidak
membengkak. Keberhasilan strategi ini biasanya harus didukung dengan pasar yang sangat
luas, konsumen mengetahui keberadaan produk, konsumen peka terhadap harga, dan
persaingan potensial sangat rendah.
2. Tahap Pertumbuhan / Growth
Ketika berada pada tahap tumbuh, konsumen mulai mengenal produk yang
perusahaan buat dengan jumlah penjualan dan laba yang meningkat pesat dibarengi dengan
promosi yang kuat. Akan semakin banyak penjual dan distributor yang turut terlibat untuk
ikut mengambil keuntungan dari besarnya animo permintaan pasar. Tahap ini sendiri dapat
dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu rapid growth dan slow growth.



Rapid Growth

Tahap rapid growth ini ditandai dengan melonjaknya tingkat penjualan perusahaan
dengan cepat karena produk telah diterima dan diminta oleh pasar. Tidak semua produk baru
dapat mencapai tahap ini, bahkan tidak sedikit produk baru yang gagal di tahap awal. Namun
jika produk baru itu berhasil, sesuai dengan kebutuhan konsumen, maka keadaan ini akan
menarik pesaing untuk memasuki industri tersebut dengan produk tiruan.
Strategi pemasaran pada tahap ini ditujukan terutama untuk membangun pasar yang
kuat dan mengkhususkan distribusi. Mutu produk ditingkatkan dan lini produk diperluas
untuk menarik segmen pasar baru.



Slow Growth
Pada tahap ini penjualan masih meningkat, namun dengan pertumbuhan yang semakin
menurun. Sebagian besar pasar telah dijangkau, karena produk perusahaan telah digunakan
oleh mayoritas konsumen.

Situasi ini akan menyebabkan perusahaan mulai memperbarui produknya agar dapat
mempertahankan penjualannya. Pada umumnya dilakukan usaha modifikasi produk dengan
menyempurnakan model (style improvement) guna memantapkan posisi produknya di pasar.
Laba akan semakin sulit diperoleh perusahaan dan penyalur karena persaingan harga akan

cenderung menyebabkan penurunan harga. Pesaing semakin banyak yang keluar dari pasar
disebabkan oleh semakin berkurangnya keuntungan/daya tarik industri.
3. Tahap Kedewasaan / Maturity
Tahap ini ditandai dengan tercapainya titik tertinggi dalam penjualan perusahaan.
Normalnya tahap ini merupakan tahap terlama dalam PLC.
Hal ini disebabkan pada tahap ini pemenuhan inti kebutuhan oleh produk yang
bersangkutan tetap ada. Sebagian besar produk yang ada saat ini berada dalam tahap ini,
karena itu sebagian besar strategi pemasaran ditujukan untuk produk-produk dalam tahap ini.
Strategi pemasaran kreatif yang digunakan untuk memperpanjang daur hidup suatu produk
disebut innovative maturity.
Penjualan dalam tahap ini sangat sensitif terhadap perubahan perekonomian. Pasar
semakin tersegmentasi, sehingga untuk masing masing segmen diperlukan promosi yang
berbeda dengan lainnya. Umumnya tahap ini terdiri dari tiga tingkatan. Tingkat pertama
disebut
growth maturity, yaitu pertumbuhan penjualan mulai berkurang yang disebabkan oleh
dewasanya distribusi. Tidak ada lagi saluran distribusi baru yang bisa ditambah. Dalam
tingkat kedua, stable maturity, penjualan menjadi mendatar yang disebabkan oleh jenuhnya
pasar. Sebagian konsumen potensial telah mencoba produk baru yang ditawarkan perusahaan.
Pada tingkat ketiga, decaying maturity, penjualan mulai menurun dan konsumen mulai
bergerak ke produk lain atau produk substitusi.
Ada dua strategi utama yang dapat diterapkan pada tahap kedewasaan. Yang pertama
adalah defensive strategy, yang bertujuan untuk mempertahankan pangsa pasar dari pesaing
dan menjaga kelompok produk (product category) dari serangan produk substitusi. Bentuk
strategi ini adalah berupa modifikasi bauran pemasaran untuk memperoleh tambahan
penjualan. Strategi bertahan ini lebih menitikberatkan pada penekanan/pengurangan biaya
produksi dan menghilangkan kelemahan produk.

Strategi yang kedua adalah offensive strategy, yang lebih menitikberatkan pada usaha
perubahan untuk mencapai tingkat yang lebih baik. Bentuk strategi ini dapat berupa
modifikasi pasar, yaitu dengan menggaet kelompok bukan pemakai (non-user),
mengintensifkan penawaran produk kepada non-user, dan merebut konsumen pesaing.
Bentuk lain dari strategi ofensif adalah modifikasi produk, yaitu mengubah karakteristik
produk sedemikian rupa sehingga semakin menarik konsumen saat ini untuk membeli,
dengan cara menawarkan manfaat baru dari suatu produk kepada konsumen sekarang untuk
mendorong pembelian yang lebih banyak dan pemakaian yang lebih sering (usaha seperti ini
sering disebut dengan product relaunching).

4. Tahap Penurunan / Decline
Pada kondisi decline produk perusahaan mulai ditinggalkan konsumen untuk beralih
ke produk lain sehingga jumlah penjualan dan keuntungan yang diperoleh produsen dan
pedagang akan menurun drastis atau perlahan tapi pasti dan akhirnya mati.Penurunan
penjualan ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti perubahan selera pasar, produk substitusi
diterima konsumen (baik dan dalam negeri maupun dan luar negeri), dan perubahan
teknologi. Sejumlah alternatif dapat dilakukan pada tahap akhir PLC ini. Namun perlu
diperhatikan bahwa pilihan alternatif haruslah didasarkan pada kekuatan dan kelemahan
perusahaan serta daya tarik industri bagi perusahaan.

D.PROSES PENGEMBANGAN PRODUK BARU
Menurut Kotler dalam buku Marketing (1987), langkah-langkah penting dalam
pengembangan produk dijelaskan di bawah ini:
1)

Pemunculan gagasan (idea generation)
Pengembangan baru dimulai dengan penelitian terhadap berbagai gagasan produk

baru. Pemunculan gagasan baru harus sesuai dengan jenis usaha perusahaan dan konsumen
sebagai salah satu sumber yang paling logis untuk mencari gagasan-gagasan produk baru.
2)

Penyaringan gagasan (idea screening)
Tujuan penyaringan adalah mengurangi banyaknya gagasan dengan mencari dan

menghilangkan gagasan buruk sedini mungkin.

3)

Pengembangan dan pengujian konsep (concept development and testing)
Suatu ide atau gagasan yang lolos penyaringan selanjutnya dikembangkan menjadi

beberapa alternatif konsep produk. Dalam hal ini, konsep produk berbeda dengan gagasan
produk dan citra produk. Suatu gagasan produk adalah gagasan bagi kemungkinan produk
yang oleh perusahaan dianggap bisa ditawarkan ke pasar. Suatu konsep produk adalah versi
terinci dari ide yang diungkapkan dalam istilah konsumen yang punya arti. Sedangkan suatu
citra produk (image) adalah gambaran khusus yang diperoleh dari produk nyata atau calon
produk.
4)

Pengembangan strategi pemasaran (marketing strategy development)
Pernyataan strategi pemasaran terdiri dari tiga bagian untuk memperkenalkan produk

ke pasar. Bagian pertama menjelaskan ukuran, struktur, dan tingkah laku pasar sasaran,
penempatan produk yang telah direncanakan, penjualan, bagian pasar, serta sasaran
keuntungan yang hendak dicari pada beberapa tahun pertama. Bagian kedua dari pernyataan
strategi pemasaran menguraikan harga produk yang direncanakan, strategi distribusi, dan
biaya pemasaran selama tahun pertama. Bagian ketiga menjelaskan penjualan jangka panjang
yang direncanakan, serta sasaran keuntungan dan strategi bauran pemasaran selama ini.
5)

Analisis usaha (business analysis)
Bila manajemen telah menentukan konsep produk dan strategi pemasaran, perusahaan

bisa mengevaluasi daya tarik usulan usaha itu. Manajemen harus menilai penjualan, biaya,
dan perkiraan laba untuk menentukan apakah mereka telah memenuhi tujuan perusahaan. Jika
telah memenuhi, produk bisa bergerak maju ke langkah pengembangan produk.
6)

Pengembangan produk (product development)
Bila konsep produk lolos dari uji analisis usaha, konsep itu lalu menuju riset dan

pengembangan dan/atau rekayasa untuk dikembangkan menjadi produk fisik. Bagian riset
dan pengembangan membuat satu atau beberapa versi bentuk fisik dari konsep produk agar
bisa menemukan sebuah prototipe yang memenuhi konsep produk dan dapat diproduksi
dengan biaya produksi yang telah dianggarkan.
7)

Pengujian pasar (market testing)
Pengujian pasar ialah keadaan dimana produk dan program pemasaran diperkenalkan

kepada kalangan konsumen yang lebih otentik untuk mengetahui bagaimana konsumen dan
penyalur mengelola, memakai, dan membeli-ulang produk itu dan seberapa luas pasarnya.

8)

Komersialisasi

Tahap komersialisasi menyangkut perencanaan dan pelaksanaan strategi peluncuran
(launching strategy) produk baru ke pasar. Dalam melemparkan suatu produk, perusahaan
harus memutuskan: kapan, dimana, pada siapa, dan bagaimana.
Dalam setiap tahapan proses tersebut, manajemen akan mereview dan mengambil
keputusan apakah lanjut atau menghentikan proses pengembangan produk baru tersebut.
E.IDENTITAS PRODUK

Identitas produk merupakan ciri atau tanda-tanda (khas) suatu produk.
Identitas produk meliputi unsur:
1.Manfaat Manfaat produk artinya kebaikan atau kegunaan dari suatu produk bagi konsumen.
2.Atribut Atribut produk adalah sesuatu yang melengkapi manfaat utama produk sehingga
mampu lebih memuaskan konsumen. Atribut produk meliputi:
1. Bentuk (model, merk dan bungkus)
2. Tekhnologi (cara kerja, pembuatan, penggunaan)
Karakteristik suatu produk dapat mengungkapkan, sbb:
1.Daya tarik
Setiap produk akan mempunyai daya tarik tersendiri, apalagi jika produk tersebut
dibandingkan dengan produk pesaingnya.
2.Simbol nilai-nilai
Desain suatu produk dapat melambangkan nilai-nilai yang diharapkan oleh konsumen.
3.Posisi produk

Suatu produk yang telah mempunyai identitas yang menarik, akan mendapatkan tempat di
hati konsumen sehingga produk tersebut akan bisa mempertahankan posisinya dalam
persaingan.

F.LINI PRODUK dan STRATEGI BAURAN PRODUK
Lini Produk
Lini produk adalah sekelompok prodk yang saling terkait karena melakukan fungsi
yang sama,dijual kepada pelanggan yang sama,di pasarkan melalui saluran distribusi yang
sama,atau memiliki kisaran harga yang tertentu.seetiap lini produk biasanya di kelola oleh
eksekutif yang berbeda.
Bauran Produk
Bauran produk adalah rangkaian dari semua lini produk barang yang di tawarkan
dijuaal

tertentu.Suatu

bauran

produk

perusahaan

memiliki

4

dimensi

yaitu

:

luas,panjang,kedalaman dan konsistensi.
Dimensi bauran produk ini memberikan kemudahan untuk menentukan strategi
produk.Perusahaan dapat meningkatkan bisnisnya dalam 4 cara yaitu :
a.Perusahaan dapat menambah lini produknya
b.Perusahaan memperpanjang lini produk yang sudah ada dengan yang sudah lengkap.
c.Perusahaan menambah keragaman tiap produknya sehingga memperdalam bauran produk.
d.Perusahaan dapat menambah atau mengurangi lini produknya,tergantung apakah
perusahaan ingin memiliki reputasi kuat dalam satu bidang atau beberapa bidang.

G.STRATEGI PENETAPAN HARGA
Strategi penetapan harga adalah tahapan dimana perusahaan mengklasifikasikan dan
menggolongkan produk atau jasa yang dihasilkannya merupakan ‘produk baru’ yang belum
memiliki konsumen loyal/tetap atau ‘produk yang telah beredar’ yang telah memiliki pangsa
pasar tersendiri.
Strategi

penetapan

harga

ini

juga

berhubungan

dengan siklus

kehidupan

produk (Product Life Cycle) dimana suatu produk memiliki empat tahapan utama yakni,
Perkenalan, Pertumbuhan, Kematangan dan Penurunan.
Secara khusus strategi penetapan harga ini terdiri dari ;
Produk Baru
Dalam menetapkan strategi penetapan harga yang efektif untuk produk baru atau
tahap perkenalan ini terdapat 2 (dua) alternatif strategi penetapan harga, yaitu

1.Harga Mengapung (Skimming Price)
Memberikan harga tinggi untuk menutup biaya dan menghasilkan labamaksimum
(perusahaan dapat meyakinkan konsumen bahwa produknya berbeda dengan produk sejenis
yang lain.)
Pendekatan skimming sangat efektif jika terdapat diferensiasi harga pada segmen
tertentu dan pesaing relatif sedikit. Skimming juga dapat dimanfaatkan untuk membatasi
permintaan

sampai

perusahaan

merasa

siap

untuk

melakukan

produksi

Apalagi skimming dapat meningkatkan nilai produk menjadi sangat prestisius.
2.Harga Penetrasi

masal.

Memberikan harga rendah untuk menciptakan pangsa pasar dan permintaan, strategi
ini dapat diterapankan pada situasi pasar tidak terfragmentasi ke dalam segmen yang berbeda,
serta produk tersebut tidak mempunyai nilai simbolis yang tinggi. Pendekatan ini juga efektif
terhadap sasaran pasar yang sensitif harga.
2.Produk Yang Telah Beredar
Strategi penetapan harga untuk produk yang telah beredar ini tentunya tidak terlepas
dari posisi produk atau jasa tersebut dari siklus kehidupan produk, dalam hal ini tahapan
siklusnya berada pada 3 (tiga) tingkatan berikutnya setelah perkenalan yakni;
1.

Tahap Pertumbuhan
Pada tahap pertumbuhan ini ditandai dengan penjualan meningkat disertai munculnya

pesaing. Pada awalnya terjadi pertumbuhan yang cepat, strategi yang diterapkan adalah tetap
mempertahankan harga produk/pasar. Ketika pertumbuhan melambat, terapkan strategi
harga agresif ; menurunkan harga untuk mendorong penjualan sekaligus menghadapi
persaingan yang semakin ketat.
2.

Tahap Kematangan
Pada tahap kematangan, fleksibilitas harga merupakan kunci efektivitas strategi

penetapan harga. Pada tahapan ini perusahaan harus benar-benar responsif terhadap situasi
pasar, konsumen maupun pesaing. Strategi penetapan harga dapat menggunakan
‘psikologis konsumen’ maupun ‘pemotongan harga’ (diskon), sehingga perusahaan dapat
menjaga loyalitas konsumen (pangsa pasar) dan meningkatkan jumlah permintaan dan
keuntungan yang diperoleh.
3.

Tahap Penurunan
Tahap penurunan produk atau jasa ditandai dengan menurunnya jumlah permintaan

secara terus-menerus, sebagai tahap terakhir daur hidup produk terdapat dua alternatif
langkah utama yang dapat dipilih. Pertama, strategi diskonting (pemotongan harga)
Kedua,mempertahankan harga tetapi memotong biaya-biaya yang berhubungan dengan
produk, terutama pengeluaran untuk promosi.