Risalah Sementara Rapat Paripurna III Muppenas

MUSJAWARAH PEMBANTU PERENTJANAAN
PEMBANGUNAN NASIONAL

728/Mupp./VI/’65
- 200 -

R I SALAH S E M E N TARA
R A P A T P A R I P U R N A III M U P P E N A S
Rapat ke
: II
Tanggal
: 29 Djuni 1965
Djam
: 16.00
di
: Gedung MPRS Bandung.
Mengoreksi harapan dilakukan dalam tempo
2 x 24 djam setelah Risalah Sementara
ini diterima. Apabila dalam tempo 2 x
24 djam itu tidak dikembalikan, dianggap tidak ada perubahan
KETUA

S E K E R TAR I S
AT JARA

: MENKO/UPPENAS Dr. SOEHARTO.
: F. RUNTURAMBI.
: Pemandangan Umum

H a d i r
: 1. Kom. Dr. R. Abd. Tjiptoprawiro, 2. Abdulmadjid
Djojodiningrat S.H., 3. Achamad Muhammad, 4. Abdul Muiz Ali,
5. Brig.Djen. Abu Jazid Bustomi, 6. H. Djaffar Zainuddin,
7. Fananie Rd. H. Z., 8. M. Hasan Gajo, 9. H. Harsono Tjokroaminoto, 10. Prof. Dr. P.D. Latuihamalo, 11. I.R. Lobo, 12. I.B.P. Manuaba, 13. Sjahruddin Sutan Pamuntjak, 14. Suparna Sastradirdja,
15. Subagio Reksodipuro S.H., 16. Brig.Djen. Suwondo Pranoto,
17. Laks.Muda Ud. Wiriadinata, 18. M. Zaelani, 19. Supardi, 20.
F.C.Palaunsuka, 21. Kol. Ulung Sitepu, 22. Kaharuddin Gelar Datuk Rangkajo, 23. Brig. Djen. Moh. Wijono, 26. Tjilik Riwut, 27. Soenandar,
28. Anwar Gelar Datuk Basa Nan Kuning, 29. Brig,Djen. Andi Rivai,
30. Anak Agung Bagus Sutedjo, 31. Moh. Ruslan Tjakraningrat,
32. Muh. Padang, 33. Ir. Sakirman, 34. Nj.Suwarti Bintang Suradi, 35. Osa Maliki, 36. Nj. Kartini Gatot Sukandar, 37. AKB. Pol.
Dr. Awaluddin Djamin Drs. M.P.A., 38. Kol (L) Dr. Idris, 39.
K.H. Njak Diwan, 40. M. Siregar, 41. Drs. J. Imam Sudaewo, 42.

Achmad Soekarmadidjaja, 43. Drs. Siregar.
KETUA : ………………….

KETUA : Saudara2 para Anggota Muppenas jang terhormat, kita melandjutkan rapat ini dengan Pemandangan Umum. Dan berturut-turut saja
akan mempersilakan Saudara2 menurut urutan pendaftaran.
Karena jang mendaftarkan diri untuk berbitjara kira2 30 orang,
maka kita bisa menjediakan waktu untuk tiap-tiap pembitjaraan kira2
15 menit.
Waktu saja berikan kepada Saudara Sutedja untuk mengemukakan pemikirnnja.
ANAK AGUNG BAGUS SUTEDJA (GUBERNUR BALI). Jang Mulia Ketua, Sidang jang mulia. Pada kesempatan berbitjara didalam sidang jang mulia
ini, perhatian saja tidak chusus saja tudjukan untuk membahas 4 kertas kerdja jang disampaikan Pimpinan sidang kepada kita – althans tidak setjara menditail – melainkan sebagai landjutan daripada sumbangan pikiran jang sebelum Sidang ini saja sampaikan dengan tertulis.
Ingin saja adjukan beberapa hal lagi jang menurut pikiran saja perlu
mendapatkan perhatian.
Pertama-tama perihal penjusunan Pola 3 tahun jang diinstruksikan
oleh Amanat BERDIKARI kepada kita untuk disiapkan. Instruksi itu tepatnja adalah sebagai berikut
:
“Menjusun satu Pola pembangunan dan
mensinkronisasikan projek Pola Nasional Semesta Berentjana, Mandataris, Daerah, Koppedesan dan Irian Barat untuk 3 tahun terachir dari
rentjana Tahap I (1966 – 1967 – 1968)”. Untuk kepentingan penjusunan Pola ini, terus-terang saja njatankan, bahwa kita tidak akan dapat
madju, djikalau pokok pangkal tempat kita bertolak adalah kepentingan

daerah an sich, apalagi djikalau pendirian jang sedemikian itu dipegang erat-erat, hanja didorong oleh satu keinginan demi kemadjuan
pembangunan daerah in engeren zin. Jang tepat, pendirian jang kita
bawa kedalam pembahasan pengisian Pola itu ialah, kepentingan Nasional, jang pada hakekatnja meliputi kepentingan nation seluruhnja, dus
termasuk pula kepentingan Rakjat
di-daerah2. tidaklah dapat dibenarkan tiap2 pendirian jang a priori membawa kepentingan sebagai nation.
Pendirian mementingkan nation ini memamng diperlukan dan mutlak, karena ia bukan sadja mewakili rasa senasib sepenanggungan didalam kita
bersama mengabdi kepada penjelesaiannja Revolusi, pun mengingat kepada Banjaknja bahan/projek jang perlu dibangun, tetapi jang diikat oleh satu djangka waktu jang ditentukan, jaitu 3 tahun.
Bukan sadja djangka-waktunja ditentukan, djuga de middelen – de materieele middelen – untuk merealisasi pembangunan projek2 itu – katakanlah – terbatas sehingga tidak/belum mentjukupi untuk dipergunakan
membeajai pembangunan keseluruhannja. Kita bertudjuan membuat Pola
dengan projek2 jang betul2 dapat dilihat kenjataan wudjudnja didalam
djangka waktu 3 tahun jang akan datang itu. Bukan pola jang penuh dengan wensen/tuntutan jang achirnja tidak satupun jang dapat diwudjudkan, atau terwudjud, tetapi separoh-separoh.
Dengan berpegangan …………….
-2-

Dengan berpegangan kepada pendirian ini, bantinja didalam penjusunan
Pola itu kita akan dipertemukan dengan satu fakta adanja prioritas diatas prioritas – mengambegparama-artakan lagi projek2 prioritas itu
jang betul2 bisa berdikari sesuai dengan adanja dana, tenaga dan barang-barang jang diperlukan. Pedoman jang tidak dapat kita lepaskan
didalam menentukan prioritas itu ialah :
“Pertanian dan Perkebunan sebagai dasar dan perindustrian sebagai tulang punggung” ekonomi nasional. Didalam hal ini saja berpikir untuk
memasukkan kedalam prioritas itu projek2 nasion dan character building, projek ekonomi dan politik, projek sandangpangan dan projek prasarana, terutama sekali, laut, sungai dan daratan.

Mengenai projek politik sesungguhnja tidaklah dapat ditentukan dengan pasti sebelumnja, althans sukar memastikan – karena tugas2 politik demi kepentingan perdjoangan bangsa jang didalam Revolusi Dunia
ini menempatkan diri sebagai mertjusuarnja. Jang terang projek politik
itu mahal. Bahwa budget untuk kegiatan politik itu pada suatu ketika
dapat mendjadi besar dan ini kita serahkan sepenuhnja kepada pimpinan
Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno. Selandjutnja sepenuhnja dapat didasari, bahwa melaksanakan pembangunan berentjana itu sesungguhnja bukanlah semata-mata soal ekonomi sadja, tetapi aparatur pelaksanaannja
jang tidak integre dan management ekonominja jang tidak effisien besar pula pengaruh djeleknja.
Ongkos produksi mendjadi gontjang, karena tiada politik harga jang
berentjana. Perputaran barang2 dagangan mendjadi sumber spektakulatif dan
korupsi karena banjak praktek2 melalui ongkos2 gelap dan penjuapan2.
pengangkutan mengalami kematjetan dan nilainja merosot dll. Lagi jang
serba mendjadi penghambat dalam gerak derap pembangunan. Ada beberapa
hal jang amat besar pula pengaruhnja kepada merosotnja dajabeli Rakjat jaitu :
Pelaksanaan UUPA, UUPBH dan UUBH nelajan jang didalam banjak kedjadian amat merugikan kepada tani penggarap/tani melarat dan nelajan melarat/nerajan pekerdja. Dan masih bertjokolnja modal asing terutama milik Inggris dan Amerika Serikat jang mendjadi benalu dan penghisap darah ekonomi kita, merampas kekajaan alam Indonesia serta merongrong
dengan subversi, intervesi, malversasi. Saja berpendapat, demi untuk
self-reliance, untuk berdikari, sita sadja modal asing itu, lebih2 kini UU penanaman modal asing ialah ditjabat oleh Presiden/Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno.
Saja lebih suka melihat acumulaan modal itu ada pada swasta dan
koperasi asalkan itu untuk kepentingan usaha sektor jang produktif
dan tiada alasan jang dapat dipakai untuk membenarkan acumulasi modal
itu ada ditangan asing, sekalipun andaikata untuk tegemoetkoming-nja
Indonesia diberikan “bantuan” jang pada hakekatnja diambilkan pembia-.

Jaannja dari ………………
-3-

jaannja dari hasil pengedukan kekajaan alam kita.
Tindakan landjutan daripada pensitaan modal asing itu, jalan membuka pasaran2 baru dan diutamakan pada negara2 Nefos. Selandjutnja
tindakan jang perlu diambil untuk menekan defisit.
1. Pemborosan uang, pemborosan material dan tenaga agar benar2
setjara sekur dan drastis diberantas.
2. Djikalau ada unit ekonomi jang dapat didjamin menghasilkan dalam setahun atau kurang, ini perlu dipupuk dan diluaskan.
3. Pengeluaran routine jang sifatnja untuk konsumsi harus ditekan
serendah-rendahnja.
4. Djikalau diperlukan langkah2 jang tak dapat dielakkan melalui
deficitspending, ini hanja dapat dibenarkan untuk pembiajaan
sektor2 jang produktif.
Djuga penggunaan kredit luar negeri, terutama dari negara2
Nefos, tetapi harus didalam procentase jang tidak melebihi antara15 procent – 20 procent daripada volume pembiajaan seluruh projek-projek pola.
Pendeknja : Prinsip jang harus kita pegang : Dana jang kita kumpulkan untuk pembiajaan Pola 3 Tahun itu harus dipertjahkan tanpa memberatkan kepada Rakjat.
Tjatatan perhatian jang saja mintakan dimana usaha Pemerintah mengembangkan PN2 dan PBN2 diseluruh tanah air kita, sudah barang tentu melalui retooling administrasi, organisasi, dan bahkan personalia
dengan membersihkannja dari unsur birokasi, kapitalis2 birokrat,
kaum kontra revolusi, kaum manipulator, sehingga dapat mendjadi alat

jang ampuh dalam melaksanakan tugas2 bidang ekonomi, djuga perusahaan-perusahaan daerah diberikan berkembang.
Banting Stir menurut pengertian saja djga mengandung unsur pengertian penjerhanaan – vereenvoudigang – demi untuk mentjapai efficiency kerdja jang semaksimal-maksimalnja dan menghapuskan sumber2
jang dapat memberikan tanah subur bagi usaha2 korupsi dll., usaha
kontra-revolusi, sehingga djikalau nanti DEPENAS (Dewan Pimpinan Ekonomi Nasional) telah dibentuk dan harus dibentuk jang dipimpin langsung oleh Presiden/Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno, inilah nanti
merupakan badan satu2nja jang tertinggi, sehingga Badan2 lain sebagai
misalnja KOTOE tidaklah perlu ada.
Untuk pelaksanaan didaerah berilah tanggung-djawab sepenuhnja kepada para Gubernur, tentu dilengkapi dengan alat2 pelaksanaannja.
Dekonsentrasi dalam negara Kesatuan jang harus kita pegang teguh, tidaklah untuk menghilangkan peranan sentral, koordinasi dan pengawasan Pusat, lebih2 lagi tidak untuk menumbuhkan dan memupuk daerah-isme dan suku-isme, tetapi tetap dalam rangka satu kesatuan Ekonomi
Nasional didalam satu Negara Kesatuan R.I.
Dengan ini saja sudahi uraian saja ini, mengharap perhatian sidang
dan Pimpinan JM.
Sekian
KETUA : ……………….

-4-

KETUA : Terima kasih. Waktu kami serahkan kepada Sdr. M. Siregar.
M. SIREGAR :
Jang Mulia Saudara Ketua,
Berlandaskan Instruksi Presiden R.I. No. 011 tahun 1965

tentang “Pelaksanaan Keputusan Banting Stir dibidang Ekonomi
dan Pembangunan”, tanggal 26 Mei 1965, Muppenas mengadakan
Sidang Paripurna untuk memusjawarahkan :
1. mentjiptakan iklim ekonomi jang lebih baik bagi pelaksanaan pembangunan.
2. garis2 besar rentjana target pembangunan 3 tahun 1966,
1967, 1968.
3. merentjanakan pembiajaan plan pembangunan 3 tahun.
4. mengadakan perobahan struktural organisatoris jang perlu
diadakan untuk mendjamin pelaksanaan projek-projrk pembangunan dan dekonsentrasi pada daerah-daerah.
Sehubung dengan tugas Muppenas pada minggu ini, kami anggota-anggota telah menerima kertas kerdja (working-paper) dari
4 (empat) sub panitia, rekomendasi dari Menko Maritim, Menteri Perhubungan Darat, Laut dan Udara dan Mentri Transkop
serta sumbangan fikiran dari beberapa anggota dan penasehat
Muppenas.
Dari saja sendiri ada saja masukkan sumbangan fikiran jang sudah dibagi-bagikan kepada anggota. Dalam pemandangan umum
hari ini, saja pergunakan sumbangan fikiran itu sebagai sebahagian dari pidato saja hari ini, oleh karena beberapa pokok
jang prinsipiil didalamnja belum tertampung dalam working-paper sub panitia I-II-III-IV, dan untuk menghemat waktu dengan
izin Sdr. Ketua saja anggap sudah dibatja (sesudah diadakan
koreksi seperlunja).
J.M. Menko. Ketua Bappenas,
1.

Sisa2 kekuatan “ The old astablished forces” sekarang
sedang diarahkan untuk merongrong habis2an Revolusi Indonesia
dengan program2 “development aid dan kekuatan militernja,
maupun melalui projek neo-kolonialis “Malaysia” dan unsur2
subversib serta contra-revolusi sebagai antek2nja didalam negeri. Sebagaimana dikemukakan oleh PJM Presiden/Pemimpin Besar Revolusi didalam Amanat Politiknja “Berdikari”, jaitu
bahwa :
“Mengikuti perkembangan revolusi baik dibidang Nasional maupun Internasional, Negara dan Rakjat kita dihadapkan kepada
Tugas-Politik sesuai dengan meningkatnja situasi Revolusioner
dewasa ini didalam melawan musuh2 revolusi dari luar dan dari
dalam ………………..
-5-

dalam dstnja”.
Tetapi rakjat Indonesia jang perkasa tidaklah akan gentar karena ini, malahan semakin jakin akan benarnja dasar dan tudjuan revolusi dan semakin jakin akan kemenangan “The new emerging forces” jang berdjoang pada djalannja sedjarah, semakin
jakin bahwa Oldefos/Imperialisme jang menentang arus sedjarah
dengan berdiri digaris balik sedjarah itu akan sekarat. Dengan
kejakinan itu serta ke-Iman-an bahwa Tuhan merachmati perdjoangan sutji ini, rakjat jang revolusioner itu menerdjunkan diri didalam jantjah perdjoangan mati2an menghadapi Nekolim beserta antek2nja.
2. “Dwikora” mengomandokan Negara dan rakjat bahwa kita
tidak sadja dihadapkan kepada tugas2 politik jang sungguh besar tetapi sekaligus pula harus melakukan Tugas-Ekonomi sebagai salah satu sjarat untuk mensukseskan tugas politik kita.
Djelas dan tegas bagi kita bahwa tantangan jang kita hadapi

dibidang ekonomi tidak boleh diremehkan, djelas bahwa adalah
keharusan objektip daripada risingdemands-nja revolusi kita
untuk mentjiptakan dengan segera suatu iklim-ekonomi jang baik
sebagaimana telah ditegaskan didalam Tavip.
Djelas bahwa semua kekuatan2 progesif-revolusioner harus
bangkit bersama dengan semangat “Deklarasi Bogor” untuk mengganjang dan menanggulangi kesulitan2 dibidang Produksi, Pengangkutan, Distribusi, Moneter-keuangan, Pembiajaan dan Organisasi Pelaksanaannja
3. Memang pada masa2 jang lalu kita sudah ngelantur dengan menggantungkan diri pada “aid2” ini dan itu disamping ada pelaksana2 jang tidak lagi mengemban Ampera dengan segala
matjam pemborosan dan mismanagement malahan menggendutkan perutnja sendiri sadja dengan uang rakjat, dsb.
Karena itu kita perlu dengan segera “Banting Stir” baik dalam
perentjanaan dan pelaksanaan maupun didalam pengawasan, dalam
mana kita harus berpegang teguh dan erat pada prinsip “Berdikari diatas kaki sendiri” dan “Pertjaja akan kekuatan sendiri”.
Untuk mana kekuatan2 ekonomi jang riel-njata itu harus diinfentarisasi-kan dengan tjermat dan tertib, kemerosotan harus
ditjegah dan kapasitas kerdja ditingkatkan sedapat mungkin dengan menghimpun semua funds & forces progresif-revolusioner
dalam menjusun dam melaksanakan sekaligus “Kebidjaksanaan Ekonomi Perdjoangan” sebagai “Program Ekonomi Perdjoangan”.
4. Jakni suatu program ekonomi perdjoangan dengan berdasarkan :
pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan/kehewanan, perikanan, dan pertambangan serta bertulang-punggung industri
untuk berdikari.
Suatu program ………………

-6-


suatu program ekonomi perdjoangan jang leading & comand positionnja berada didalam tangan pemerintah berupa satu badan
tunggal, agar kegiatan2 ekonomi benar2 merupakan “one coordination unit” dalam mana diadakan perhitungan hubungan interrelation antara masing2 bidang kegiatan ekonomi sehingga pembiajaannja diatur dengan perbandingan jang memungkinkan lantjarnja proses ekonomi dan sampai dengan merata. Perlu djuga disadari bahwa kita dewasa ini sedang menjelesaikan tahapan Nasional dan Demokratis sebagai persiapan ketahap Sosialisme Pantjasila, agar kita tidak ditjekoki oleh penjakit reformisme
dan phasen-sprong.
5. Untuk ini kami mengemukakan perintjian pelaksanaan
program ekonomi perdjoangan dengan urutan bidang2 pokok, sbb. :
I.
Dasar dan Sasaran.
II.
Nation dan Character Building.
III.
Bidang Produksi.
IV.
Distribusi dan Pengangkutan (Prasarana
Nasional)
V.
Bidang Moneter dan Keuangan.
VI.
Pengorganisasian dan Controle.
VII. Pembiajaan. Penutupan.

Bab. I.
Dasar dan Sasaran (target-rentjana)
A. Dasar Rentjana.
1. Dasar Penjusunan Program Ekonomi Perdjoangan Tiga Tahun
(1966-1967) sebagai pelaksana komando Banting-stri adalah:
Amanat penderitaan rakjat Ampera, Pantjasila, Manipol-Usdek, UUD-45
chususnja ps. 33, Amanat pembangunan Presiden, Dekon, Tavip, Amanat
Berdikari dan amanat2 Pemimpin Besar Revolusi lainnja beserta ketetapan MPRS No. VI/MPRS/1965.
2. Sebagaimana ditandaskan oleh PJM Presiden didalam amanat Berdikari bahwa banting stir harus kita laksanakan didalam bidang ekonomi karena Rentjana pembangunan semesta berentjana (PNSB) “1961-1969”
jang telah disahkan dengan ketetapan MPRS No. II/MPRS/1961 sudah
mendjadi tidak tepat lagi dan tidak sesuai lagi dengan kenjataan dan
tuntutan zaman serta revolusi kita pada tingkat sekarang ini.
Sehingga denga Banting-stir kita menjusun program baru jang disesuaikan denga situasi kongkreet, jakni Program Ekonomi Perdjuangan
1966 – 1969.
3.
Sebab itu didalam menjusun Program Ekonomi Perdjuangan
(P.E.P.) haruslah dibuat dengan berlandaskan pada prinsip2 pokok a.l.
sbb. :
(a) PEP harus sesuai dengan tuntutan Deklarasi Ekonomi (DEKON)
dan Tavip serta perkembangan revolusi Indonesia.
(b) Baik didalam perenjanaan maupun didalam pelaksanaan kita
Harus ………………….

-7-

harus berpegang teguh dan erat2 pada prinsip “Berdikari diatas kaki
sendiri”, artinja kita harus pertjaja pada kekuatan sendiri dengan
membuat kekuatan ekonomi kita jang rieel njata sebagai landasan utama rentjana.
(c) Didalam melaksanakan prinsip berdiri diatas kaki sendiri
kita mempergunakan dan bertolak dari “production aproach” dengan
mendjadikan pertanian dan perkebunan sebagai dasar dan mengembangkan
industri didalam negeri untuk mendjadi tulang-punggung
(d) Dalam menjusun pola ekonomi perdjoangan maka kita memakai
kebidjaksanaan Ambeg-parama-arta dengan menetapkan prioritas pembangunan selama tiga tahun ini, dengan memperhitungkan interrelation
interrelation faktor2 ekonomi serta equivalensi jang sebanding dan
overall dari setiap bidang kegiatan ekonomi demi kelantjaran pembangunan serta mentjegah kepintjangan.
(e) Pelaksanaan PEP dalam arti jang seluas2nja harus berada di-dalam
satu kenjataan komando jakni Dewan Ekonomi Nasional, sehingga dengan
tersusunnja PEP akan berarti bahwa segala pola rentjana jang telah
ada seperti projek2 PNSB, Mandataris, Kopedasan, Irian Barat,
dll.-nja sudah diintegrasikan dan di-sineronisasikan kedalamnja.
B. Sasaran (target rentjana)
1. Dengan berpegang teguh pada dasar dan prinsip pokok tersebut,
maka kita perlu menentukan sasaranatau target jang harus ditjapai
oleh Program Ekonomi (Pembangunan) Perdjoangan selama tiga tahun
jang akan datang.
Menurut hemat kami, sesuai dengan irama revolusi Indonesia jang terus meningkat dan kekuatan ekonomi kita jang rieel-njata, serta
djangka waktu rentjana jang relatip pendek, maka PEP harus dapat melaksanakan tri-sasaran simultan jakni :
(a)
Mengikis habis sisa imperialisme dan feodalisme dari perekonomian Indonesia
(b)
Meningkatkan produksi sehingga hasil produksi dalam negeri
sudah dapat memenuhi kebutuhan pokok rakjat, baik sandang dan pangan serta kebutuhan pokok rakjat lainnja.
(c)
Mempersiapkan perekonomian kita dengan sjarat2 jang tjukup
baik setjara ekonomis, agar rentjana pembangunan kita selandjutnja
(setelah PEP) sudah siap untuk memenuhi dan memasuki tahap (periode)
modernisasi dan Indudustrialisasi setjara besar2an disegala bidang.
2. Dengan menentukan terlebih dahulu tri-sasaran simultan ini,
maka program ekonomi perdjoangan ini kita arahkan pada sasaran tersebut, sehingga PEP baik dalam perenjanaan maupun didalam pelaksanaan oleh PEP ini adalah berat dan simultan, dan dengan prinsip
berdikari kita harus mempergunakan pisau analisa jang tajam, malahan kita ………………

-8-

lahan kita harus memperhunakan pisau jang bermata dua, jang satu kita hantamkan kepada nekolim dan jang satu lagi untuk melenjapkan segala rintangan2 jang menghalangi dan merupakan batu sentuhan bagi
kenaikan produksi didalam negeri.
3. Selandjutnja kita menjusun PEP menurut sektor2/bidang2 perekonomian dan sekaligus menetapkan prioritasnja. Tetapi sebelum kita
sampai kepada PEP beserta perintjinannja, maka untuk suksesnja pelaksanaan PEP jang akan dimulai 1-Djanuari-1966, perlulah kita memberikan persiapan2 sebelumnja jang harus dilaksanakan tahun 1965 ini,
jakni :
(A)
Inventarisasi dengan tjermat dan teliti seluruh kekajaan
Bangsa dan Negara, baik materieel maupun tenaga (skill) jang tersedia.
(B) Penjahatan dan penertiban seluruh aparatur ekonomi dan pembangunan sehingga dapat mentjapai efektifitet dan effisiensi dan
sekaligus benar2 meningkatkan ekonomi sektor negara dalam posisinja
sebagai leading dan comand position.
(C) Mentjiptakan iklim ekonomi jang baik jaitu dengan mengadakan rehabilitasi semua alat2 produksi jang ada, mengusahakan stabilisasi harga dengan melaksanakan politik harga jang berentjana,
memberantas inflasi dengan mentjiptakan ongkos produksi jang stabil,
memberantas ongkos2 gelap atau harga dibawah medja termasuk manipulasi dan korupsi serta jang serupa dengan itu, dan djuga meningkatkan daja beli rakjat.
(D) Meningkatkan produksi pangan sehingga pada waktu kita memulai rentjana PEP sudah berada dalam tingkat Swa-sembada pangan.
(E) Pembentukan Dewan Pimpinan Ekonomi Nasional dan menjesuaikan segala aparatur perekonomian dan pembangunan kita dengan PEP
sehingga dengan demikian segala kegiatan ekonomi bangsa dilaksanakan
dengan satu komando dan merupakan “one coordinated unit”.
Seterusnja marilah kita memperintji PEP 1966 – 1969 menurut sector/
bidangnja masing2.
BAB. II.
Nation dan Character Building.
1. Projek Nation & Character Building ini haruslah merupakan
prioritas utama baik berupa pembangunan Mentaal maupun ekonomi.
Chususnja berhubungan dengan soal pembangunan ekonomi maka program
indoktrinasi harus lebih di-intensipkan lagi dari pada jang sudah2,
agar semuanja kita mengetahui, baik ia pemimpin maupun rakjat mengenai apa jang akan kita kerdjakan. Indoktrinasi mengenai kesadaran Nasional, mengenai ekonomi terpimpin dan keharusan berdikari dalam bidang ekonomi adalah keharusan untuk terus dilaksanakan sehingga dihajati oleh seluruh bangsa.
Demikian ……………..

-9-

Demikian pula setelah PEP selesai disusun maka pertama-tama jang harus dilakukan adalah penjebaran PEP ini keseluruhan lapisan masjarakat,
agar semuanja djelaskan akan apa jang harus dikerdjakan sehingga dengan
demikian seluruh rakjat Indonesia ini melaksanakan sosial responsibility dalam pelaksanaannja. Tugasnja penjebaran PEP nanti harus dilaksanakan merata dengan indoktrinasi/pendjelasan2 untuk dapat menggerakan massa rakjat turut mensukseskan pembangunan.
2. Demikian pula indoktrinsai2 jang dilakukan oleh lembaga2 negara jang ada sekarang ini harus diteruskan dan diintensipkan, baik
jang dilakukan oleh Panitia Pembina Djiwa Revolusi, Front Nasional – dlsb.
Jang mana meminta pula dari kita untuk mengintensipkan gerakan turun
kebawah daripada waktu2 jang lalu dan membangun dengan terorganiseer
rapih kelompok2-kerdja sampai diranting2 Front Nasional agar dikerahkan dalam meningkatkan produksi dan memulai daripada unit2 terketjil itu berusaha untuk berdiri diatas kaki sendiri.
3. Tugas politik jang sudah dirintis KAA-I, KWAA, KPAA, KIAA
dsbnja harus diteruskan ke KAA-II menudju suksesnja projek Conefo.
Untuk ini perlu djuga diselenggarakan dan diefektipkan kegiatan2/
konperensi2 Kristen dibidang pemuda/mahasiswa dan masjarakat se Asia
– Afrika oleh Organisasi Kristen dengan bantuan pemerintah dan bila
perlu Parkindo bersedia membantunja
4. Projek2 gama sebagaimana telah ditetapkan dalam ketetapan2
MPRS No. II/MPRS/1961 dan jang sedang berdjalan sekarang ini adalah
mutlak untuk diteruskan dan diselesaikan.
5. Projek Perhubungan perlu pula mendapat perhatian jang chusus
terutama didalam merealisasikan terwudjudnja satu negara kesatuan
jang demokratis dari Sabang sampai Merauke (Pokok ke-I dari tiga kerangka revolusi) dengan menjelaskan setjepat mungkin djalan raja
Trans Sumatra, dan projek2 perhubungan laut, udara dan darat lainnja.
Bab. III.
Bidang Produksi.
1. Sebagai prioritas utama didalam bidang produksi, maka PEP
harus dapat mentjapai target produksi pangan dan sandang untuk memenuhi kebutuhan rakjat Indonesia dengan memperhitungkan djumlah
pertambahan penduduk (population growth) sebanjak 2,6 prosen (hasil
sensus 61).
Hal ini berarti bahwa didalam kita menjusun rentjana produksi dengan berbagai bidangnja, pertama2 haruslah kita selalu ber-orientasi kepada prioritas ini. Dengan demikian djelas djuga bahwa penaksiran setjara kwantitatip-pun harus dilaksanakan dengan seteliti2nja.
2. Iklim ……………….

- 10 -

2. Iklim produksi harus diperbaiki oleh pemerintah dimana peridjinan harus dipermudah dengan membersihkan aparatur pemerintah di
bidang ini daripada birokrat penghisap rakjat, iklim, dimana ada
djaminan kelandjutan produksi dan gairah berproduksi serta kemungkinan bagi produsen untuk mengembalikan modalnja ditambah keuntungan djasa produksi jang lajak. Iklim jang baik serta djaminan itu akan memberikan kemungkinan bagi pemerintah untuk menentukan target
produksi dengan memberikan sanctie atau premi.
3. Untuk perintjian daripada bidang produksi ini adalah mentjapai target berdikari, kami menggunakan urutan sbb. :
A. Produksi Pangan.
B. Produksi Sandang.
C. Produksi bahan mentah/export.
D. Dasar2 kearah Industrialisasi.
A. Produksi Pangan.
Produksi pangan untuk memenuhi kebutuhan rakjat akan koolhidrat
150 kg./per capital, protein nabati 40 gram/cap dan hewani 15 gram/
p. cap. garam dsb. Termasuk penggunaan pupuk dan pemberantas hama
serta industri alat2 pertanian adalah saling berhubungan dengan bidang produksi jang lainnja.
Sebagai pokok2 dalam hal ini kami mengemukakan sbb. :
Pertanian, Perikanan, Kehewanan/Peternakan dan Transmigrasi gaja
baru.
1. Pertanian.
a. untuk memenuhi tuntutan swa-sembada pangan, maka produksi pertanian (beras, ubi3-an, dlsb.) merupakan prioritas utama, dan untuk
memenuhi ini al. harus ditempuh djalan :
- Melakukan dengan konsekwen UUPA dan UUPBH.
- Intensifikasi pertanian dengan pupuk jang sesuai
dan bibit jang lebih baik, irigasi dan dimana perlu
mechanisasi serta penjuluhan tjara bertani praktis
produktip, djasa produksi dan pembajaran in natura,
dslb.
- Extensifikasi jakni memperluas areal penanaman, baik
dengan djalan menggarap tanah2 baru terutama melalui
transmigrasi dan wadjib gerap per-Kabupaten serta
civic-mission, diikuti pembukaan2 fasilitas jang diperlukan seperti djalan2 dan perkampungan dsb.
b. Meningkatkan produksi pertanian umumnja untuk keperluan export
dan industri dalam negeri.
2. Perikanan.
a. mengexploiteer dengan sebaik2-nja hasil2 perikanan kita.
b. Mendirikan industri perikanan didalam negeri. (pengalengan)
c. Mentjari ……………….

- 11 -

c. Mentjari pasaran export ikan jang menguntungkan.
3. Kehewanan/peternakan.
a.
Memperbaiki tjara2 peternakan serta penjehatannja.
b.
Mendirikan industri pengalengan daging didalam negeri dan membatasi import untuk kemadjuan industri itu.
c.
Mendirikan industri untuk mengerdjakan hasil2 hewani seperti susu
untuk kebutuhan dalam negeri.
d.
Mengingat banjaknja hasil peternakan kita, maka untuk itu perlu
kita dirikan satu Departemen Kehewanan/Peternakan untuk lebih
lagi mengembangkan bidang ini
4. Transmigrasi gaja baru.
a. Dalam rangka mempertinggi produktivitas perekonomian negara setjara keseluruhan dan untuk mempertinggi kesatuan dan persatuan
nasion maka program transmigrasi gaja baru mendapat prioritas utama dalam PEP, harus sudah selesai dalam djangka 3 tahun ini.
b. Penjebaran penduduk jang merata pertama2 meninggikan produksiviteit jaitu dengan mengerdjakan sumber2 baru dan menghilangkan
“disquisedunemployment”, dapat ditjapai dengan memberikan fasilitas serta djaminan hidup transmigran dan membuka projek2 pembangunan/industri djustru didaerah2 jang tidak padat penduduknja
ataupun dengan mentransmigrasikan golongan orang2 berada.
c. Untuk melaksanakan tugas2 ini perlu rentjana2 jang terperinji
jang pelaksanaannja dikoordineer oleh satu Departemen Transmigrasi.
B. Produksi sandang.
Pada dasarnja industri/produksi sandang ditudjukan untuk menjediakan textil dengan tjara jang mudah dan djumlah jang tjukup serta
merata bagi masjarakat terutama kaum buruh dan tani, sehingga harus
diberikan prioritas. Untuk mana industri dalam negeri harus dikembangkan setjara terkoordineer dan berentjana dengan terpimpin baik,
sehingga import hanjalah berupa pemenuhan target kebutuhan jang harus dikurangi berangsur2 dan selesai dalam waktu tiga tahun ini.
Projek2 jang perlu diselesaikan dalam bidang ini adalah :
Projek industri sutra dan rayon.
Projek2 industri textil, termasuk industri pemintalan
benang
dan peradjutan serta perluasan penanaman kapas.
C. Produksi bahan mentah/export.
Projek2 ini meliputi : Perkebunan, Kehutanan, Pertambangan dan
Pengolahan bahan mentah merupakan bidang2 “penghasil devisen” dan
karena harus lebih dipergiat pelaksanaannja oleh negara (PN) jang
harus leading didalam membuka daerah2 baru dan swasta.
1. Perkebunan.
a. Mengadakan upgrading dari hasil2 perkebunan kita jang sudah ada
dan meningkatkan hasilnja dengan perawatan jang lebih baik,
serta ……………………
- 12 -

serta memperhatikan maintenance alat2 produksi.
b. Mengadakan replantation dan menambah areal perkebunan.
c. Mengambil alih sisa2 perkebunan asing.
d. Memberikan incentives bagi pertgas2 jang bekerdja dilapangan
chususnja jang berhubungan dengan keselamatan produksi.
e. Mengadakan research tentang kemungkinan tanaman baru jang lebih
banjak menghasilkan.
2. Kehutanan.
a.
Mengexploiteer dengan sebaik2nja hasil2 hutan kita dengan memperluas dan mentjari pasarannja dengan memberikan/kesempatan
untuk mengerdjakan hutan2 itu.
b.
Mengolah hasil2 hutan kita didalam negeri, serta memperbaiki
transport dari pedalaman dan tjara2 pengumpulan hasil dari rakjat jang bertanggung-djawab.
c.
Mengadakan research sebaik2nja mengenai hasil2 hutan jang
masih tersembunji serta kemungkinan penggunaan hasil2 hutan
tersebut.
3. Pengolahan bahan mentah.
Industri pengolahan bahan mentah, terutama jang tjepat menghasilkan (quick yielding project) harus diusahakan chususnja untuk peningkatan barang2 export dan kebutuhan produksi/industri
dalam negeri.
4. Pertambangan.
a.
Melandjutkan projek2 pertambangan jang telah dimulai
didalam PNSB dan membuka kemungkinan bagi funds lain untuk
mengolah tambang baru dibawah pengawasan pemerintah.
b.
Memperbaiki tjara pengolahan dari projek2 pertambangan kita
serta mentjari pasaran baru bagi hasil2 tambang2 jang telah
kita tingkatkan mutu serta kwantitas produksinja.
c.
Mengadakan suatu peta mengenai inventarisasi kekajaan alam
kita jang sedang di-exploiter maupun jang masih terpendam
jang masih dapat diexploiteer dari Sabang sampai Merauke.
D. Dasar2 kearah Industrialisasi.
Sebagai persiapan kearah industrialisasi modern setjara besar2an sebagai tulang-punggung daripada revolusi kita, maka dalam tiga
tahun ini perlu diselesaikan al. mengenai bidang2 : Industri dasar
& rakjat, Tenaga Listrik, Penelitian & Pengembangan, dan Pendidikan.
1. Industri Dasar dan Rakjat.
a.
Pembangunan industri jang harus mendapat prioritas adalah
industri jang membantu projek2 pangan dan sandang.
b.
Industri pupuk jang tepat bagi tanah Indonesia dan alat2
pertanian seperti tjangkul dlsb. Harus mendapat prioritas utama.
c.
Industri bahan baku dan bahan penolong perlu disiapkan
terlebih dahulu.
d. Industri ………………

- 13 -

d.
e.

f.
g.
h.

Industri rakjat seperti keradjinan tangan, peradjutan dan pemintalan dll-nja harus dikembangkan dan mendapat perhatian jang
chusus.
Industri jang dapat mengolah hasil2 bumi kita sendiri seperti
barang2 jang terbuat daripada karet, kopra dlsb. Jang dapat dengan sekaligus memenuhi kebutuhan dalam negeri seperti pabrik
ban, sabun dlsb. Hendaknja dibangundalam tiga tahun ini jang
mana selain menghemat devisen djuga menguntungkan para petani
sebagai penghasiljang langsung dengan mudah mengadakan transaksi dengan produsen-pengolah, jang membeli hasil-hasil buminja.
Industri kertas serta alat2 bangunan untuk memenuhi kebutuhannja didalam negeri.
Industri2 lainnja jang bersifat quick yielding.
Membangun industri2 dasar seperti Tanur-Tinggi dsb. Harus mendapat prioritas disamping produksi alat2 produksi untuk dapat
sesudah PEP memasuki tahap industrialisasi besar2-an.
2. Tenaga listrik.
Agar PEP dapat merupakan persiapan bagi tahapan Pembangunan selandjutnja untuk memasuki modernisasi dan industrialisasi disegala bidang perekonomian, maka satu sjarat mutlak jang harus
dipenuhi adalah tersedianja aliran diutamakan baik dengan segera menjelesaikan projek2 jang sudah ada seperti : (1). Projek
Djatiluhur dan (2). Projek Asahan, maupun dengan menambah kapasitas dari tenaga listrik jang telah ada.
Dalam rangka ini djuga maka projek Industri lampu pidjar hendaknja mendapat pengutamaan pula.
3. Penelitian dan Pengembangan.
Penelitian dan pengembangan harus terus-menerus dilakukan
baik dibidang Pertanian, Perkebunan, Pertambangan, Technologi dan Industri, untuk mentjari tjara2 kerdja baru jang lebih effective efficient, mentjari sumber2 baru, hasil2 baru
jang kesemuannja untuk mempertinggi produksi didalam negeri
dalam rangka usaha merealisasikan prinsip berdiri diatas kaki sendiri.
b.
Mengadakan penelitian jang diperlukan termasuk statistik serta inventarisasi jang baik dan benar2 njata serta up-to-date,
sebagai persiapan untuk rentjana atau Plan Pembangunan industrialisasi berikutnja.
a.

4. Pendidikan.
a. Dalam PEP jang harus mendapat prioritas ialah pendidikan kedjurusan baik ia dalam bidang Pertanian, Pertambangan, Perindustrian dan pendidikan kedjurusan lainnja jang diperlukan
bagi pembangunan.
b. Dalam lapangan ……………...
- 14 -

b. Dalam lapangan skill ini maka perlu disusun suatu rentjana alokasi tenaga kerdja (skill) jang sudah tersedia dan dengan
demikian dapat menentukan kekurangan tenaga masing2 bidang
untuk dapat menjusun rentjana serta target pendidikan.
c. Rentjana pendidikan harus benar2 diorientasikan pada program
pembangunan, dan karena itu pula rentjana pendidikan harus
di-integrasikan sesuai dengan rentjana pembangunan.
Bab. IV.
Distribusi dan Pengangkutan (Prasarana Nasional).
A. Distribusi.
1. Koperasi.
Mengintensipkan dan membimbing pembentukan koperasi2 produksi
dan konsumen/distribusi sampai kedesa2 harus dipergiat, karena
pengalaman selama ini bahwa koperasi belum menundjukkan kemadjuan didalam masjarakat sebagai alat ekonomi tepimpin, malahan ia
mendjadi alat pemeras-nja segolongan pengurus abadi sadja jang
mendapat kuasa terlalu banjak dan berakibat hilangnja fungsi sebenarnja koperasi jang harus merupakan suatu badan dari bawah
jang berakar. Untuk mengatasi itu perlu bimbingan dari pemerintah serupa fasilitas, indoktrinasi serta hak dan kewajiban untuk mengkontrole kegiatan koperasi agar sesuai dengan maksud
jang sebenarnja. Untuk itu Direktorasi Koperasi dari Dept. Transko jang sekarang perlu diperluas mendjadi Departemen tersendiri,
apalagi semakin meningkatnja nanati peranan koperasi dibidang
distribusi.
2. PDN/PN2.
Peranan PDN/PN sbagai leading & comanding position dalam arti
leading dibidang kedjudjuran dan kerapihan kerdja serta comanding didalam membuka bidang2 gerakan jang baru sebagai pelopor,
dan sebagai sumber penghasilan negara dan pembiajaan pembangunan perlu diintensipkan dan ditingkatkan. Karenanja para pendjabat jang bukan “the right man on the right place” dan Kapbir”
atau serupa itu harus dibersihkan dari PDN/PN sebagian vestedinterest jang subversib, tanpa melupakan untuk memberikan kesempatan kepada pimpinan menudjukkan kemampuannja dalam mentjapai target jang ditentukan dengan fasilitas jang ada dan ketenangan kerdja.
Djuga didalam PDN/PN ini diadakan spesialisasi untuk mentjapai
efisiensi dan mentjegah pemborosan2 jang tidak perlu serta memudahkan untuk controle.
3. Perdagangan Luar-negeri.
Perdagangan luar negeri harus memegang peranan jang
penting dalam pembangunan ekonomi perdjoangan.
Baik export maupun import harus dikuasai oleh negara
dan
dilakukan ………………..
- 15-

-

-

-

dilakukan oleh PDN/PN.
Baik export maupun import harus direntjanakan dengan
sebaik2nja dan perentjanaan Export-Import harus diintegrasikan dengan
rentjana pembangunan keseluruhan sehingga dengan demikian sektor perdagangan harus dapat kita pergunakan untuk melaksanakan
prinsip berdikari.
Untuk manaikan penghasilan devisen dari export, maka
perlu up-grading dari bahan2 export kita serta peningkatan
kwantitas,
djuga mengenai penentuan pasarannja langsung pada negara consumen terutama kepada negara2 Nefos.
Dept. Perdagangan Luar Negari perlu lebih dilengkapi
daripada susunannja jang ada sekarang.

B. Prasarana Nasional/Pengangkutan.
Prasarana Nasional, baik dibidang perhubungan darat, laut
dan udara serta telekomunikasi dan industri jang berhubungan
dengan itu harus mendapatkan prioritas didalam PEP, karena suksesnja kita meningkatkan produksi tergantung kepada lantjarnja
alat2 pengangkutan transport.
1. Perhubungan darat.
Perlu perawatanserta perbaikan daripada djalan jang telah

-

-

ada, terutama djalan2 kepedalaman dan dari daerah produksi
ke kota pelabuhan, dan demikian pula maintenance daripada
alat2 pengangkutan jang telah ada.
Penambahan djaring2 djalan, serta djumlah alat2
pengangkutan
jang ada tetapi bukan berupa barang lux-mewah.
Pembangunan pabrik ban dan spare-parts untuk
memenuhi kebutuh-an didalam negeri sendiri.
2. Perhubungan laut.
Perawatan dari alat2 angkutan jang telah ada serta
memperbaiki pelabuhan terutama port-outhority-fasilities serta
membuka pe-labuhan baru.
Menentukan route dari masing2 kapal agar terdapat
hubungan
jang teratur antara daerah2 dan pusat mengenai pengangkutan
personeel maupun barang terutama barang2 export jang sering
mengalami kematjuan, seperti : copra dari Minahasa dan tjengkeh dari Maluku dlsb.
Disamping memperbaiki fasilitas2 pelabuhan djuga perlu
sudah pengerukan beberapa pelabuhan dan sungai demi lantjarnja
pe-ngangkutan, seperti pelabuhan Pontianak dan sungai Musi.
Memperbaiki kapal2 jang rusak dengan mendirikan dok2
dan me-nambah tonage dengan memperhebat Industri Bahari dalam
pem-buatan2 kapal didalam negeri maupun dengan pembelian
kapal2
jang baru dari luar.
3. Perhubungan ……………..

- 16 -

-

3. Perhubungan Udara.
Menambah kapasitas pengangkutan udara serta
memperbaiki peng-aturan kesempatan terbang bagi masjarakat jang
sebenarnja mem-butuhkan.
Memperluas djaringan2 perhubungan udara, terutama
bagi daerah2 jang masih sukar ditjapai dengan djalan darat dan laut.
4. Telekomunikasi.
Moderenisasi alat telekomunikasi dan perluasan
kemungkinan
pakai serta mempertinggi ketjepatan kerdja diseluruh tanah air.

Bab. V.
Bidang Moneter dan Keuangan.
1. Dalam bidang moneter/keuangan sistem Ekonomi-Terpimpin
harus benar2 didjalankan. Hal mana berarti perkembangan moneter
kita harus berentjana sehingga inflasi dan spekulasi jang meradjalela dapat dihindari terlebih dahulu.
2. Inflasi sekarang ini harus segera di-rem dan di-stop,
sehingga didalam anggaran2 : Routine, Devisen, Kredit, Pembangunan dan Chusus (Revolusi) ; harus diusahakan klop untuk kemudian meningkat mendjadi positip dengan menghindarkan pemborosanpemborosan serta inefisiensi dan misinfestasi, terutama didalam
anggaran Routine.
3. Politik moneter harus ber-orientasi kepada produksi,
dengan maksud untuk meningkatkan produksi dan memperlantjar
distribusi, sehingga dengan demikian politik kredit harus didasarkan atas djaminan produksi.
4. Politik penjusunan anggaran belandja dan anggaran pendapatan negara harus berdasarkan kepada ekonomi terpimpin, artinja bahwa segala penerimaan dan segala pengeluaran negara
telah dapat direntjanakan terlebih dahulu jang mana harus berorientasi kepada pembangunan.
5. Bank2 swasta modal asing sudah tidak diperlukan lagi
malahan modal domestic asing akan meninggalkan bidang perbankan dan mendjalankan kegiatan dibidang produksi. Disamping itu
kegiatan per-Bankan haruslah benar2 terpimpin dan dapat dikontrole oleh suatu bank central, dengan kesempatan berkembang
sesuai dengan kemampuannja.
Bab. VI …………………………

- 17 -

Bab. VI.
Pengorganisasian & Controle.
1. Pengorganisasian pembangunan harus benar2 berada didalam satu komando jaitu Dewan Pimpinan Nasional, jang bertugas memberikan bimbingan dan pembinaan agar masing2 unit
ekonomi dapat bergerak dan berkembang sesuai dengan kemampuan kerdjanja, pada bidang2 gerak masing2 unit jang sudah
akan harus dapat ditentukan didalam PEP dengan djelas. Sekaligus pula badan ini merupakan pimpinan didalam merentjanakan, pelaksanaan pengaturan pembiajaan dan pengawasan.
2. Untuk kesatuan komando tersebut maka segala badan2
jang ada sekarang ini dan mempunjai wewenang jang serupa
didalam bidang ekonomi dan pembangunan harus di-integrasikan kepada D.P.E.N., seperti KOTOE, kepedesaan, Irian Barat,
bag. Perantjang ekonomi/pembangunan Bappenas, dlsb-nja.
3. Sedjak Manipol tahun 1959 kita mempunjai landasan
structuril jang kuat berupa pemerintahan jang stabil, selama
sudah  6 tahun terachir ini. Masa ini tentunja telah memungkinkan bagi kita untuk melihat bahwa ada pemimpin2 jang
sudah tidak betjus lagi, karenanja kita harus berani mengadakan refreshing diantara para pembantu-pelaksana daripada
PJM. Presiden untukl menjehatkan keadaan serta semangat dan
keamanan mengemban akan Amanat Penderitaan Rakjat.
4. Untuk mentjapai efisiensi kerdja maka sesuai dengan
tuntutan situasi perdjoangan kita perlu kiranja segera dibentuk/dilaksanakan :
(a). Pembentukan Depertemen Kehewanan/Peternakan.
(b). Departemen Koperasi, sebagai perluasan jang sekarang.
(c). Departemen Transmigrasi, sebagai perluasan Transkop.
(d). Perluasan dan melengkapi susunan Departemen
Perdagangan Luar Negeri jang ada sekarang ini.
(e). Departemen Kebudajaan, untuk melenjapkan penetrasi kebudajaan asing (Tri-sakti Tavip).
(f). Departemen Pemuda.
(g). Departemen Agama Kristen, atau sedikitnja peningkatan Biro Kristen Dep. Agama mendjadi Direktorat
tersendiri.
5. Untuk merealisasikan social control, social support
dan social pertizipation dalam rangka mewudjudkan social
respensibility maka tugas Front Nasional dan Pantja-Programnja harus lebih diintensifkan pelaksanaannja, chususnja Program Turun kedesa untuk mengaktiver dan mengerganiser kelompok2-lerdja rakjat didalm melaksanakan PEP.
6. Masing2 …………….
- 18 -

6. Masing2 daswati I mempunjai badan koordinasi kegiatan ekonomi pula serta harus bisa berusaha untuk berdikari
tanpa subsidi dari pusat dimana ia melaksanakan kegiatan didaerahnja tetapi kepemimpinan tetap ada pada D.P.E.N. (Dewan
Pimpinan Ekonomi Nasional). Djadi kita mempergunakan prinsip
pelaksanaan jang ge-deconsentreeri dan kepemimpinan ge-centraliseerd, tanpa mengurangi hak otonomi daerah.
7. Perlu pengawasan teliti dari B.P.K. djuga pada menteri2, jang ditetapkan dengan U.U.
Bab. VII.
Pembiajaan Program.
1. Pembiajaan pembangunan didasarkan atas kekuatan dan
kemampuan jang kita miliki sendiri (swa-sembada), jitu usaha2
dari :
(a). Unit-unit Ekonomi Negara.
(b). Rakjat pekerdja : buruh, tani, nelajan dan
Angkatan Bersendjata.
(c). Koperasi.
(d). Swasta progresif.
2.
Hasil2 pengolahan kekajaan alam seperti, Pertanian,
Perkebunan, Kehutanan, Perikanan, dan Pertambangan mendjadi
sumber utama pembiajaan.
3.
Sektor perdagangan Luar Negari jakni export jang
harus menghasilkan dexisen, penggunaannja harus benar2 dimanfaatkan untuk pembiajaan pembangunan terutama dibidang meningkatkan produksi dan membangun industri.
4. Menggali sumber2 baru dengan terlebih dahulu mengadakan praeinvestasi untuk projek2 jang segera menghasilkan.
5. Menasionaliseer perusahaan2 asing dan memindahkan bidang gerak swasta domestic asing kebidang produksi dan Industri.
6.
Mempermudah prosedure pebiajaan dengan mengadakan
tanggung-djawab per-projek untuk memenuhi kebutuhan sendiri,
umpamanja mengadakan pendjualan hasil produksi setjara tjitjilan tetapi menguntungkan sipembeli jang mana kita pergunakan sebagai modal membangun industri tersebut, ini suatu hal
jang njata tidak sebagai obligasi pembangunan jang kurang menarik.
7. Bantuan negara2 sahabat jang tidak mempunjai ikatan.
Jang Mulia Saudara Ketua.

- 19 -

Jang Mulia Saudara Ketua,
Demi suksesnja Ekonomi Perdjuangan, dalam menjurus perentjanaan jang bertanggung djawab, menurut hemat saja, perlu terlebih dahulu diperhatikan soal-soal jang berikut :
A. 1. Adalah satu faktor jang njata, bahwa pada waktu ini, masih kita lihat kesimpangsiuran dan kurang koordinasi
serta synchronisasi antara berbagai tindakan-tindakan
dikalangan dan diantara instansi Pemerintah. Tiap
instansi Pemerintahan berlomba mengambil inisiatip dan
memberikan interprestasi sendiri dalam bidang Ekonomi dan
Pembangunan, walaupun sudah terang dan gamblang hal itu
ditetapkan dalam Ketetapan MPRS No. VI/MPRS/1965 dan dalam Amanat Politik Berdikari.
Keadaan jang tidak sehat ini perlu ditertibkan oleh Bappenas, dan dimana perlu oleh Pimpinan tertinggi Bappenas.
2. Adalah sangat ideaal djika dalam membuat rentjana pembangunan, satu departemen atau satu kompartemen setjara
bertanggung-djawab mengadakan musjawarah jang intensip
dengan Bappenas, sehingga dapat diperoleh gambaran jang
kongkrit.
Pembahasan selandjutnja dibawa ke Muppenas untuk dibahas lebih landjut, sampai gambaran jang kongkrit itu dapat diolah mendjadi pola pembangunan. Menurut hemat saja
pentjiptaan pola itu belum berachir disini. Harus dibawa
lagi ke Dewan Ekonomi Nasional (Depenas), sesuai dengan
Ketetapan MPRS No. VI/MPRS/1965 pasal 19, ajat 1, 2 dan 3
untuk dibahas lebih landjut dalam tingkat terachir. Sesudah ada kesimpulan Deppenas, barulah dapat disusun Rentjana Ekonomi Perdjuangan 3 tahun (1966, 1967, 1968)
jang dapat dipertanggung djawabkan.
3. Saja mendapat kesan, bahwa sesudah mempeladjari keempat
workingpaper dari keempat sub-panitia dan rekomendasi
dari Menko Maritim, bahwa Pimpinan Muppenas tidak
memperoleh data-data jang lengkap dari Departemen-departemen dan Kompartemen-kompartemen mengenai sasaran-sasaran
kwantitatip dibidang pembangunan dalam tiap Departemen
dan Kompartemen.
Kesan itu timbul oleh karena kami anggota-anggota Muppenas tidak memperoleh bahan-bahan lengkap dari tiap Departemen dan Kompartemen, sehingga saja tjemas, apakah
sedang Muppenas pada masa ini sanggup menjusun satu pola
pembangunan jang objectifdan riil dan ilmiah praktis.
Paling …………….

- 20 -

Paling banter sidang kita ini dapat menjusun garis pokok
rentjana pembangunan ekonomi pembangunan.
Oleh karena itu saja mengharapkan agar Bappenas sesudah Sidang Muppenas ini mengumpulkan data-data dan sasaran-sasaran
kwantitatip dari tiap Departemen dan Kompartemen, guna menjusun satu pola pembangunan jang dapat dipertanggung-djawabkan.
Sementara itu Dewan Ekonomi Nasional (Depenas) belum terbentuk. Pada hal, Depenas mempunjai commanding position dalam
pelaksanaan Pembangunan seperti jang termuat dalam Ketetapan
MPRS No. VI/MPRS/1965 pasal 19 ajat 1, 2 dan 3 jang berbunji
sbb. :
(1) Untuk mensukseskan Pembangunan djangka pendek, untuk mempertinggi kemampuan aparatur pelaksanaan Pembangunan, untuk meningkatkan efficiensi dalam management serta mentjegah kesimpang-siuran wewenang dalam policy ekonomi dan mendjamin kesatuan dalam Pembangunan Ekonomi dibentuk Dewan Nasional
(Depenas) jang2 langsung dipimpin Presiden/Pemimpin Besar Revolusi/Mandataris MPRS.
(2) Tugas Dewan Pimpinan Ekonomi Nasional ini ialah memberi bimbingan dan pimpinan pelaksanaan, pengaturan pembiajaan dan
pengawasan Pembangunan.
(3) Badan-badan, lembaga-lembaga dan Instansi-instansi Pemerintah jang mempunjai wewenang jang sama atau serupa, ditiadakan dan selandjutnja wewenang, tugas dan kewadjibannja diintegrasikan didalam Dewan Pimpinan Ekonomi Nasional.
Depernas sampai kini belum terbentuk.
Namun demikian, Muppenas harus bekerdja keras dan harus berhasil menjusun rentjana-rentjana mengenai keempat tugas sidang Muppenas pada minggu ini.
B. Jang Mulia Saudara Ketua,
Dalam usaha menjumbangkan fikiran tentang keempat tugas
kita, saja tidak akan mengulangi lagi fikiran-fikiran jang
sudah dimuat dalam sumbangan pemikiran kami jang sudah ada
ditangan Saudara-saudara anggota jang terhormat.
Disamping itu saja ingin lagi menondjolkan beberapa ficet sekedar mengaksentuiirnja dalam pembahasan dalam komisi
nanti.
Dalam menjusun rentjana pemabangunan ekonomi 3 tahun ini, menurut hemat saja, kita harus perhatikan pokok-pokok jang berikut :
1. Lebih ………………

- 21 -

1. Lebih dahulu harus kita tetapkan, bahwa hakekat pokok
Ekonomi-Perdjuangan adalah mendjadikan bidang Ekonomi
sebagai alat revolusi untuk memungkin tertjapainja tjitatjita revolusi umumnja dan memungkinkan strategi dasar ekonomi pada masa ini memasuki tahap Sosialisme Indonesia.
2. Dalam rentjana target pembangunan tiga tahun harus kita
usahakan keseimbangan antara pembinaan prasarana agama/
mental dan pembangunan prasarana materieel jang akan tergambar nanti dalam sasaran-sasaran kwantitatip.
3. Harus ditetapkan sebagai prinsip pokok dalam kebidjaksanaan institutionil dalam rentjana pembangunan tiga tahun
ini, bahwa semangat gotong rojong, sebagai perasan Pantja
Sila harus diabdikan kepada terlaksananja :
a) Rentjana Produksi disegala bidang.
b) Rentjana Devisa.
c) Rentjana Moneter.
Agar dapat tertjipta landasan jang sehat bagi Ekonomi Perdjuangan djangka pendek ini.
Hal ini adalah tuntutan mutlak dari pasal 1 dan pasal 22
Ketetapan MPRS No. VI/MPRS/1965. Hal ini berarti bahwa
Front Nasional dan tenaga-tenaga kerdja, sebagai social
force harus digerakan dan diikutsertakan untuk ikut mengawasi pelaksanaan rentjana pembangunan.
Penghematan devisa, pemborosan barang-barang milik negara,
penjelewengan dalam produksi, korupsi, birokrasi dll. Patut mendjadi sasaran perhatian Front Nasional dan tenaga
kerdja Rakjat Indonesia dalam rangka merealisasikan sosial responsibility.
4. Bagaimana baiknja suatu rentjana, tetapi kalau para pelaksananja tidak betjus, maka rentjana itu tidak berdjalan.
Oleh karena itu, sebelum rentjana pembangunan 3 tahun dilaksanakan, semua projek-projek pembangunan harus lebih
dahulu dibersihkan dari koruptor-koruptor, penjelewengan2,
kabir2 dan sebagainja.
Pembangunan 3 tahun ini harus berada ditangan orang jang
Pantjasilais, orang Manipolis, berdjiwa Tavip dan sanggup
melaksanakan poli