Kesimpulan-kesimpulan dan Kertas Kerdja rapat Paripurna Ke III Muppenas

KESIMPULAN – KESIMPULAN
DAN
KERTAS – KERDJA 2

*

RAPAT PARIPURNA KE III
MUPPENAS

*
DIKELUARKAN OLEH :
SEKRETARIAT MUPPENAS – TAHUN 1065
DJALAN TAMAN SUROPATI NO. 2 -- JAKARTA

KESIMPULAN 2

DAN

KERTAS-KERDJA 2

RAPAT PARIPURNA KE III


MUPPENAS

KATA PENGANTAR
Rapat Paripurna III MUPPENAS telah berlangsung mulai tanggal
28 Djuni s/d 5 Djuli 1965 di Bandung dengan maksud untuk memerintji
lebih djauh Ketetapan M.P.R.S. No. VI/MPRS/1965 serta Keputusan
M.P.R.S. lainnja dalam Sidang Umum III M.P.R.S.
Rapat Paripurna III tersebut telah didahului dengan mengadakan Rapat Panitia Pembantu Pimpinan MUPPENAS atau disingkat P3. MUPPENAS pada tanggal 3 Djuni 1965 di Djakarta jang menetapkan adanja empat
Sub Panitia P3. MUPPENAS jang bertugas menjusun kertas-kerdja 2
dibidang:
1.
2.
3.

Iklim Ekonomi.
Garis2 Besar Rentjana Pembangunan 3 Tahun.
Garis2
Kebidjaksanaan
Pembiajaan

Rentjana
Pembangunan 3 Tahun.
4.
Organisasi dan dekonsentrasi kedaerah-daerah.
Hasil2 .Rapat Paripurna III MUPPENAS berupa kesimpulan 2 dari
pada Komisi2 setelah para anggauta MUPPENAS memberikan saran, usul2
dan pendapat2 dalam Rapat Paripurna dan Komisi2 dan setelah mempertimbangkan bahan2 jang telah disampaikan oleh para Jang Mulia MENKO: dan
Menteri setjara lisan maupun tertulis, didjadikan bahan2 pokok bagi BAPPENAS dalam menjusun rentjana Program Ekonomi Perdjuangan 3 Tahun
(1966-1967-1968) atau Pola Banting Stir.
Untuk memudahkan Pimpinan dan para anggauta MUPPENAS dan
semua fihak jang berkepentingan dalam melaksanakan tugas masing2 maka
kesimpulan2 Komisi2 beserta kertas-kerdja2 Sub2 Panitia P3. MUPPENAS
kami bukukan. Semoga hal ini dapat membantu melantjarkan pekerdjaar2
kita berikutnja.
Djakarta,1 Oktober 1965
A.n. Pimpinan MUPPENAS
Menko UPPENAS/WAKIL KETUA MUPPENAS
ttd.
(Dr. Soeharto)


3

I.

PIDATO J. M. MENKO UPPENAS/PIMPINAN
HARIAN BAPPENAS DR. SUHARTO.
Para Jang Mulia dan Saudara-Saudara Anggota
Muppenas jang terhormat,

1.
Saudara J.M. W.P.M. III/Ketua Muppenas berhalangan
memimpin rapat ini dan menjerahkan pimpinan itu kepada saja.
2.
Saja awali pidato pembukaan ini dengan mengutjapkan
terima kasih banjak atas kehadiran para J.M. dan para anggota
Muppenas jth. pada rapat ini serta mengutjapkan selamat kepada ke-I2
Saudara jang menurut Surat Keputusan Presiden no. 159 tahun 1965,
tanggal 8 Djuni 1965 telah diangkat mendjadi Anggota Muppenas.
Kini Muppenas mempunjai 70 anggota dan 4 penasehat.
3. Saja mengutjapkan terima kasih kepada para anggota jth. dan

para J.M. Menko/Menteri, jang atas permintaan saja berkenan mengirim
pemikiran2nja tertulis mengenai pelaksanaan Amanat Politik Berdikari,
Ketetapan M.P.R.S. April 1965. Selandjutnja djuga kepada team 2 jang menjiapkan kertas-kerdja2 jang berhubungan dengan atjara rapat.
Bahan2 tersebut diatas tidak ada jang terketjualikan, dalam bentuk
stensilan akan disampaikan kepada para anggota jth.
Rapat Paripurna ke IIl MUPPENAS kami adakan setelah ada
Amanat Politik P.J.M. Presiden jang berdjudul "Berdiri diatas kaki
sendiri" dan Ketetapan No. VI / MPRS / 1965 tentang Banting Stir untuk
Berdiri Diatas Kaki Sendiri Dibidang Ekonomi dan Pembangunan.
Sidang Umum M.P.R,S, jang ke III jang baru lalu telah memutuskan
bahwa MUPPENAS/BAPPENAS harus menjusun Pola Ekonomi Perdjuangan 3 Tahun.
Seperti Saudara2 para anggota MUPPENAS jang terhormat telah
mengetahui maka dalam Amanat Politik Presiden kepada Sidang Umum
ke III M.P.R.S. jang baru lalu P.J.M. Presiden menjatakan seperti berikut,
saja kutip "Dalam memikirkan Program Ekonomi Perdjuangan itu, saja
mendapat banjak bahan dari hasil Sidang Paripurna MUPPENAS ke II
jang baru lalu". Dengan ini berarti bahwa kepada MUPPENAS sekarang
diletakkan tanggung djawab untuk selandjutnja memerintji Ketetapan No.
V1/MPRS/1965 dan diolah oleh BAPPENAS dalam Pola Ekonomi Perdjuangan 3 Tahun. Setelah Pola Banting Stir ini selesai maka Rapat Paripurna ke IV MUPPENAS akan diadakan setelah beberapa bulan lagi
untuk melihat dan mengudji lagi Pola 3 Tahun jang telah disusun konsepnja sebelum diteruskan kapada P. J. M. Presiden / Pimpinan Tertinggi

BAPPENAS.
4

Dengan begitu djelaslah bahwa waktu jang tersedia bagi kita untuk menjusun Pola Ekonomi Perdjuangan 3 Tahun adalah sangat pendek.
Sebab sebelum tahun 1965 berachir maka segala sesuatu harus sudah dirumuskan dalam Pola Banting Stir itu sampai kepada target2 kwantitatif
dan kwalitatifnja dan organisasi pelaksanaannja, jang. djuga sudah ditetapkan dalam Ketetapan No. VI/MPRS/1965.
Sekalipun kita sadar bahwa tugas perentjanaan jang diinstruksikan oleh
P.J.M. Presiden berdasarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia No.
011/Tahun 1965 tentang Pelaksanaan Keputusan Banting Stir Dibidang
Ekonomi dan Pembangunan, adalah sungguh berat. ditambah pula dengan
tugas politik kita melawan nekolim Malaysia dan imperialisme jang
mengepung tanah air kita, namun segala sesuatu akan kita laksanakan
dengan kebulatan tekad dan semangat gotong rojong serta persatuan nasional berporoskan Nasakom.
Dengan persatuan nasional jang revolusioner kami jakin segala kesulitan
bagaimanapun besarnja pasti akan dapat kita atasi.
Saudara2 anggauta MUPPENAS jang terhormat, Rapat Paripurna ke III
MUPPENAS sekarang ini telah menetapkan sebagai atjara,
1.
2.
3.

4.

Tentang Mentjiptakan Iklim Ekonomi jang baik.
Tentang Garis2 Besar Rentjana Target 3 Tahun.
Tentang Pembiajaan Rentjana 3 Tahun.
Tentang Organisasi pelaksanaan pembangunan dan Dekonsentrasi ke Daerah2,

Empat soal besar jang diatjarakan ini memerlukan pemikiran jang dalam
dari kita semua untuk dapat menetapkan pegangan2 jang lebih konkrit
lagi bagi penjusunan Pola Banting Stir nanti, Kami dari Pimpinan
MUPPENAS jakin bahwa Saudara2 dari golongan politik dan para Gubernur Kepala Daerah memiliki pengalaman dan pengetahuan jang kaja
dan dapat membantu kami dengan usu12 jang konkrit,
Dengan segala kekurangan jang mungkin masih ada maka Panitia Pembantu Pimpinan MUPPENAS atau P3 MUPPENAS telah membentuk
Team2 Kerdja bersama - sama dengan sedjumlah tenaga ahli untuk menjusun Kertas Kerdja mengenai 4 soal jang diatjarakan dalam Rapat Paripurna ke 11I MUPPENAS sekarang. Maksudnja adalah untuk membantu para anggauta jang terhomat dengan bahan2 jang ada pada kami jang
kami anggap panting untuk diketahui dan didjadikaa masalah diskusi
dalam Rapat Paripurna ini. Ke-empat para Deputy Menteri jang sekaligus merangkap sebagai Ketua2 Team Kerdja itu akan mengemukakan
kertas-kerdja ini atas nama raja sebagai Pimpinan MUPPENAS/Menko
Ketua Harian BAPPENAS,
Saudara2 para anggauta jang terhormat,
Kita sekarang harus menjelesaikan tugas perentjanaan dibidang ekonomi

dan pembangunan, suatu bidang jang rumit jang banjak seginja.
5

Kita mengetahui dengan djelas bahwa kesulitan 2 ekonomi tidak bisa kita
atasi hanja dengan perumusan2 tentang rentjana2 pembangunan ekonomi
jang baik. Sebab sesuai dengan tjanang P.J.M. Presiden dalam Amanat
Politik beliau jang baru lalu maka bagaimanapun baiknja suatu rentjana
ekonomi pelaksanaannja tergantung pada keadaan aparatur.
Aparatur jang tidak mampu tidak akan dapat merealisasi rentjana pembangunan ekonomi mendjadi kenjataan2 jang hidup jang dapat dilihat dan
dirasakan hasilnja oleh Rakjat. Karena itu djuga P.J.M. Presiden tetap
menekankan pada keharusan untuk memberantas salah-urus dan salah-duduk disegala bidang.
Berhubung dengan adanja sinialemen P.J.M. Presiden seperti tersebut diatas maka kita tidak bisa berhenti pada perumusan2 atau perentjanaan
sadja tetapi harus memikirkan dan memperdjuangkan adanja aparatur pelaksanaan jang sehat dibidang ekonomi dan pembangunan, Dan untuk
merealisasi tugas ini, sekalipun sulit, kita tidak boleh putus asa dan kamipun jakin tidak seorangpun diantara kita jang pesimistis atau mendjadi
kendor dalam menjelesaikan tugas politik dan tugas ekonomi sekarang
dan dalam mengabdi kepada Amanat Penderitaan Rakjat.
Achirnja kami mengharapkan dengan tutus ichlas agar kita dapat menggunakan waktu jang sempit sekarang ini untuk 4 persoalan besar jang
diatjarakan itu seproduktif mungkin melalui musjawarah dan mufakat.

6


A

KESIMPULAN

KOMISI I:

Mengenai:

MENTJIPTAKAN IKLIM EKONOMI
JANG BAIK (FAVOURABLE)
BERDASARKAN KETETAPAN
M.P.R.S. NO. VI/MPRS/1965

7

Pendahuluan:
Pengalaman dalam melaksanakan pembangunan selama 5 tahun menundjukkan, bahwa disamping adanja hasil2 jang sangat gemilang, seperti
antara lain dibidang keamanan, nation dan character building dan pendidikan, masih terdapat adanja hambatan2 jang perlu segera diatasi, antara
lain dibidang mental, peraturan2, organisasi, koordinasi, aparatur2, prosedur

dsb., hal-hal jang sebenarnja telah disinggung dalam Amanat Pembangunan
P.J.M. Presiden. Semua hambatan itu dalam waktu 5 tahun jang lampau
njata2 telah menimbulkan kelemahan2 terutama dibidang ekonomi-keuangan.
Mentjiptakan iklim ekonomi jang baik adalah salah satu tugas penting bagi Pemerintah dan Rakjat dalam melaksanakan Pola Banting
Stir jang telah ditentukan dalam Ketetapan M.P.R.S. No.
VI/MPRS/1965.
Bagaimana iklim ekonomi jang baik itu dan tindakan konkrit apa
jang harus diadakan telah dibahas oleh Rapat Paripurna ke- III
MUPPENAS dalam rangka memperintji lebih djauh pasal 5 dari ketetapan M.P.R.S. No. VJ/MPRS/1965 dan beberapa pasal lain jang sangat
erat hubungannja dengan masalah iklim ekonomi.
Adapun dasar bertolak dalam mentjiptakan iklim ekonomi jang baik
tidak bisa lain dari pada Amanat Politik P.J.M. Presiden tentang Berdikari,
Ketetapan M.P.R.S. No. VI/MPRS/1965, Deklarasi Ekonomi, Manipol
dan Pedoman2 pelaksanaannja. Dengan menggunakan dokumen2 Negara jang
penting ini sebagai dasar bertolak berarti telah ada patokan2 tertentu
dalam merumuskan dan bertindak jang sesuai dengan tugas mentjiptakan
iklim ekonomi jang baik.
Iklim ekonomi jang baik jang bagaimana jang harus ditjiptakan
adalah erat hubungannja dengan maksud tudjuan dari pada usaha ini
dan dalam keadaan ekonomi dan politik jang bagaimana kita sekarang

berada. Ini semua sudah ditegaskan dalam Amanat Politik P.J.M. Presiden
dengan djudul „Berdikari”.
Maksud tudjuan dari pada tindakan2 untuk mentjiptakan iklim
ekonomi jang baik adalah memperkuat ketahanan revolusi menghadapi
antjaman dan kepungan Nekolim serta antek2nja.
Memperkuat ketahanan revolusi harus kita lakukan dibidang ekonomi, politik, militer dan kebudajaan. Ini semua harus kita lakukan dalam
melaksanakan tugas ekonomi dan tugas politik sekaligus dalam mensukseskan
Dwikora. Sesuai dengan amanat politik Presiden maka untuk mensukseskan
tugas politik perlu djuga melaksanakan tugas ekonomi dengan baik, sebab
tugas politik dan tugas ekonomi tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
8

Djadi dengan ini makin djelaslah bagi kita bahwa usaha mentjiptakan iklim ekonomi jang baik seperti jang ditegaskan dalam TAVIP
adalah suatu keharusan objektip. Amanat Politik Presiden djuga menegaskan bahwa mentjiptakan iklim ekonomi jang baik berarti harus segera
bangkit serentak Mengganjang kesulitan2 dan -hambatan2
Pembangunan dibidang Produksi, Distribusi, Keuangan/
Pembiajaan dan Organisasi pelaksanaannja. Untuk semua
ini kita perlu segera membanting stir, mengoreksi diri, mengikis habis
kelemahan-kelemahan kita guna memperkuat ketahanan Revolusi kita.
Untuk memperkuat ketahankan Revolusi ini kita harus kembali pada

dasar pokoknja, jaitu keamanan Rakjat dan Negara jang merupakan
sjarat mutlak untuk mentjiptakan iklim politik dan iklim ekonomi jang
baik. Dengan keamanan jang kokoh kuat, dalam suasana tata tenteram
dapatlah semua Pembangunan dilaksanakan setjara programatis.
Dalam rangka ini tindakan2 jang harus diambil berdasarkan apa
jang ditandaskan dalam Dekon adalah berupa tindakan2 djangka pandjang
dan tindakan-tindakan djangka pendek. Untuk ini semua diperlukan
perumusan-perumusan jang lebih konkrit, pertama : jang merupakan djangka pendek jang harus diselesaikan dalam waktu 3 tahun (1966-1967-1968)
selama pelaksanaan Pola Banting Stir, dan kedua : tindakan 2 djangka
pandjang jang harus dimulai dalam masa 3 tahun tsb. Untuk ini semua
perlu ada gambaran umum setjara singkat mengenai keadaan
ekonomi- keuangan, management dan organisasi pelaksanaan
pembangunan kita.
Selandjutnja perlu ada tindakan2 konkrit jang mendesak dalam mentjiptakan iklim ekonomi jang baik.
Disamping banjak soal jang ditjantumkan dalam kertas kerdja serta
saran-saran dan usul-usul jang disampaikan oleh para anggauta Muppenas,
para Menko, Bapperdep dan Bakopda, perlu diadakan tindakan2
panting jang paling menjolok dalam berbagai bidang untuk
mentjiptakan iklim ekonomi jang balk (favourable), antara lain
adalah sbb.:
1. Bidang Produksi.
1) a. Mengusahakan selekas2nja inventarisasi dari pada alat-alat
produksi, jang dilaksanakan oleh Daerah dan Front Nasional.
b. Mengusahakan rehabilitasi dan modernisasi dari pada alat-alat
produksi.
2)Mendirikan industri2 jang membuat spare-parts, bahan baku,
bahan penolong dsb. dan mentrapkan perusahaan asembling
mendjadi overhaull industri. Dalam industri2 tersebut supaja
didjalankan on -the - job - training.

9

3) Segala training-centre supaja dimanfaatkan semaksimal mungkin,
disesuaikan dengan kebutuhan objek2 pembangunan dalam rangka
Berdikari.
4)

Guna mentjukupi kebutuhan zat asam, asam semut dan lain
bahan kimia, jang sernakin diperlukan bagi banjak bidang, supaja didirikan industri2 untuk itu.

5)

Pada tiap unit produksi dan unit ekonomi sektor Negara dan
Daerah. harus diadakan rentjana jang sesuai dengan kapasitas
produksi jang konkrit berdasarkan persediaan dan penjaluran
bahan-bahan baku dan penolong, bahan-bahan mentah, barang2
modal serta spare-parts jang dikuasai oleh Pemerintah d an
tidak diombang-ambingkan oleh harga spekulasi dipasaran babas.

6)

Dengan rentjana produksi serta penjaluran barang - barang jang
dikuasai oleh Pemerintah akan terdjaminlah kelangsungan kerdja
unit-unit ekonomi sektor Negara dan Daerah dengan ongkos
jang rendah dan stabil.

7)

Memberantas pemborosan dalam peggunaan material,
tenaga dan waktu untuk tertjapainja rentjana kenaikan produksi
seiring dengan ongkos produksi rata -rata jang rendah, sesuai
dengan keadaan daja--beli Rakjat.

8)

Harus ada social support, social control, social participation
dan social responsibility pada pimpinan unit-unit Perusahaan
Negara dan Daerah.

2. Bidang Pangan.
1)

Guna meningkatkan produksi pangan sesuai dengan
kebutuh-an penduduk jang selalu bertambah djumlahnja, perlu
diusaha-kan intensifikasi dan ekstensifikasi dibidang pertanian.
Pembukaan areal tanah baru harus segera diikuti oleh transmigrasi jang berentjana, sesuai dengan sistim swadaja, perintis, maupun transmigrasi chusus.

2) Pelaksanaan U.U.P.A., U.U.P.B.H. dan U.U.P.B.H.—Perikanan
supaja segera diselesaikan ,setjara konsekwen jang menguntungkan kaum tani- penggarap dan nelajan-pekerdja.
3) Untuk mendjamin agar kaum tani-produsen dan nelajan pekerdja dapat mentjukupi kebutuhan hidupnja dari hasil
produksinja, harus disediakan barang2 kebutuhan pokok baginja
dengan harga jang dikendalikan serta terbeli oleh kaum tani dan
nelajan-pekerdja dan disalurkan melalui koperasi.
4) Hasil sensus pertanian supaja dimanfaatkan untuk meningkatkan
produksi bahan makanan dan melaksanakan transmigrasi gaja
baru setjara efektif.
10

3.

Bidang Sandang.
Dalam rangka Berdikari dibidang sandang, maka semua alat2
produksi sandang dimobilisasi semaksimal-maksimalnja, baik
alat2 produksi jang tradisionil dari Rakjat, maupun jang modern. Disamping itu perlu diusahakan perluasan produksi sandang dengan bahan-bahan lain diluar kapas dan rami.;

4.

Bidang Perkebunan.
1) Dalam rangka meningkatkan produksi ekspor, supaja diusahakan pendemokrasian dalam bidang management perkebunan
Negara, a.l. dengan memberikan hak kepada Dewan Perusahaan
untuk mengadjukan tjalon-tjalon dalam pengangkutan pimpinan
perusahaan.
2) Bahan-bahan kimia supaja sedjauh mungkin dibuat didalam
negeri dan begitu pula pengolahan selandjutnja dari hasil perkebunan supaja dapat dilaksanakan didalam negeri.
3) Untuk mendorong rakjat pekerdja lebih giat dalam bidang pengolahan hasil perkebunan, kepada merekajang menemukan tjara2 baru/alat2 baru supaja diberikan penghargaan dan mengembangkan daja kreasi rakjat pekerdja dengan mengadakan kompetisi kerdja Manipolis.

5.

Bidang Kehutanan.
Dalam rangka meningkatkan produksi kehutanan perlu diambil
langkah-langkah sebagai berikut :
1) Peningkatan hasil produksi kehutanan perlu diintegrasikan
dengan pembukaan tanah-tanah pertanian baru diluar Djawa,
sekaligus dengan tiansmigrasi dan pendirianindustri hasil hutan.
2) Menghimpun dana pembangunan dari hasil hutan.
3) Mengadakan pengamanan hutan-hutan sesuai dengan
rentjana penggunaan tanah (land-use planning).

6.

Bidang Perikanan. (Darat/Laut).
Dalam usaha meningkatkan produksi perikanan perlu diambil
tindakan sbb.:
1) Membebaskan para nelajan pekerdja dari segala bentuk
penghisapan dan mengembangkan koperasi nelajan.
2) Melantjarkan pemasaran.
3) Mengembangkan usaha pengawetan ikan dan industri perikanan.
4) Mengintensifkan pendidikan menudju ke modernisasi perikanan.

11

7. Bidang Pertambangan.
Guna memperbesar potensi produksi pertambangan milik Negara maka perlu diambil tindakan-tindakan terhadap Perusahaanperusahaan Pertambangan Negara sbb. :
1) a. Mengadakan rehabilitasi terhadap perlengkapannja.
b. Menertipkan dan menjempurnakan managementnja.
c. Mentjukupi kebutuhan tenaga kedjuruan dan ahli.
2) Produksi emas/logam mulia supaja dikembangkan untuk memperbesar potensi dana pembangunan Negara.
3) Aspal Buton supaja diintensifkan exploitasinja, agar dapat mentjukupi kebutuhan aspal guna perbaikan djalan-djalan.
4) Perusahaan-perusahaan minjak bumi modal asing supaja seluruhnja dikuasai dan dimiliki oleh Negara.
5) Supaja segera mendirikan industri minjak pelumas di Indonesia.
8. Bidang Industri
1) Untuk meningkatkan produksi dibidang industri perlu diusahakan rehabilitasi/penjempurnaan dibidang :
a.
b.
c.
d.

management dan pengawasan;
administrasi dan organisasi;
personalia;
persediaan bahan baku, bahan penolong dan spare-parts supaja continue;
e. pembaharuan mesin-mesin/alat-alat produksi.
2) Unit-unit pabrik jang sudah bekerdja supaja tidak dipindahkan
ketempat lain. Tempat-tempat jang memerlukan supaja membeli/mendatangkan unit baru.
3) Untuk mendorong berkembangnja industri/keradjinan Rakjat perlu dipermudah prosedure dan peridjinannja serta memberikan
penghargaan a.l. berupa setia lentjana daja tjipta pada pekerdja
teladan karena penemuan-penemuan baru dan mendjamin fasilitas
fasilitas jang diperlukan.
4) Supaja diadakan penjebaran unit-unit industri Rakjat kedaerahdaerah dalam rangka memenuhi kebutuhan pembangunan didaerah tersebut.
5) Penjebaran projek supaja lebih didasarkan pada pertimbangan
ekonomis daripada pertimbangan jang lain.

12

9. Bidang Tenaga Listrik.
Dalam rangka memperbesar potensi produksi industri supaja di
ambit tindakan-tindakan :
1) Menjelesaikan pada waktunja projek-projek Asahan, Djatiluhur
dan lain-lain projek jang sedang dikerdjakan.
2) Memperbesar kekuatan tenaga listrik diluar projek-projek tsb.
diatas dengan menggunakan micro pembangkit tenaga listrik
dengan pengerahan dana dan daja masjarakat.
10. Bidang Distribusi/ Pengangkutan/ Konsumsi.
1) Untuk melantjarkan distribusi perlu ditempuh usaha2 sbb. :
a. Membersihkan semua spekulasi, korupsi dan manipulasi dari
aparat distribusi Negara, memberantas ongkos2 gelap jang
mendorong kenaikan harga jang tidak wadjar jang melampaui
daja-beli rakjat.
b. Menertibkan aparatur perdagangan Negara berupa P.N.2
NIAGA dan menjusun kembali penjaluran barang setjara ekonomis dan efisien untuk menurunkan harga bahan baku dan
penolong, bahan mentah, barang modal, spare-parts dan bahan2 pokok keperluan Rakjat pekerdja, baik didesa maupun
dikota.
c. Mengadakan management terbuka pada aparat distribusi
Negara dan Swasta dengan memberikan pimpinan Dewan
Perusahaan kepada wakil Buruh.
d. Penguasaan oleh Negara atas barang2 panting untuk keperluan ekonomi negara dan penjalurannja.
e. Pelaksanaan prinsip : tjukup, tjepat, murah, merata dalam
distribusi bahan panting.
f. Mendjamin flow of goods diseluruh Tanah Air,
2) Angkatan Darat/Laut/Udara.
Supaja segera diadakan rehabilitasi terhadap:
a. Djalan2 raja jang menghubungkan pusat2 produksi dengan
pelabuhan2 dan kota2 besar, serta djalan raja jang merupakan perhubungan antar ibu-kota Daerah.
b. Alat2 pengangkutan darat lainnja dan mobilisasi alat pengangkutan tradisionil dari pada Rakjat.
c. Galangan2 kapal dan mengadakan modernisasi dan mempertinggi daja angkutan laut, baik dengan armada niaga konvensionil, maupun dengan perahu Rakjat jang meliputi;
1) penambahan potensi armada, fasilitas keamanan dok, fasilitas pelabuhan, fasilitas keamanan pelajaran dan telekomunikasi;
2) galangan kapal Rakjat.
13

d. Merealisasi produksi alat2 angkutan udara dan menambah
djumlah alat angkutan udara, terutama untuk pulau 2 seperti
Kalimantan dan lain-lain.
3) Harga.
Hal-hal jang perlu dilaksanakan dalam waktu jang singkat a.l. ;
a. Untuk stabilisasi harga dan pasar, serta untuk stabilisasi
ongkos produksi di tiap unit produksi sektor Negara perlu
diadakan peningkatan produksi berdasarkan rentjana produksi
serta penurunan langsung ongkos perdagangan dan transport
dengan memberantas tindakan2 jang bersifat parasiter, diperlukan satu sistim pembiajaan dan pembajaran melalui Bank.
b. Bank melalui anggaran kredit mengadakan peredaran uang jang
berentjana serta terorganisasi, mengadakan sistim kontrol
jang efektif, sehingga terdapat hubungan dan imbangan jang
djelas antara djumlah uang jang beredar dengan kebutuhan
dan kegiatan dibidang produksi dan perdagangan.
c. (1). Mengadakan politik harga jang berentjana disektor Negara
dengan menjalurkan sendiri barang2 produksi dalam Negeri
dan barang2 impor jang dikuasai sendiri dan digunakan sendiri oleh Negara dengan politik harga tersendiri jang tidak
mengikuti kenaikan harga dipasar bebas jang spekulatif itu.
(2). Pengendalian dan pengawasan harga dilakukan terhadap
barang2 jang disalurkan dalam masjarakat dengan mengadakan distribusi barang2 pokok kepada golongan Rakjat pekerdja, kaum buruh dan kaum tani dengan harga jang terkendalikan serta terbeli olehnja. Pula mengadakan penetapan
harga tertinggi berdasarkan schema penjaluran barang jang
sehat dan sederhana serta dengan memberantas ongkos 2
gelap dalam sirkulasi barang dagangan.
d. Mengubah sistim pengupahan bagi pegawai dan buruh disektor Negara maupun Swasta dalam bentuk uang dan barang
jang sesuai dengan prestasi kerdja jang mereka lakukan.
e. Sembilan bahan pokok berdasarkan P.P. No. 7/1959 supaja
disalurkan melalui koperasi kepada pegawai, buruh, tani dan
nelajan dan disediakan hanja oleh satu P. N. Niaga sadja.
4) Moneter.
Dalam rangka memberantas sumber 2 inflasi jang terdiri atas :
a. Defisit anggaran belandja.
b. Exspansi kredit bank2 jang tidak berentjana.
c. Sektor Neratja Pembajaran jang defisiter, maka deficit- spending supaja dipusatkan dengan menekan unsur2 ongkos jang
mengakibatkan kenaikan harga, sehingga dapat dipergunakan
untuk mengawasi dan mengendalikan inflasi.
14

11. Bidang Ekspor,
Guna memperlantjar ekspor perlu ditempuh usaha2 :
1). Menghapuskan sistim S.P.P. dengan menggantinja dengan sistim perangsang kepada produsen dan produsen eksportir dengan mendjamin tertutupnja kerugian dalam :rupiah akibat
disparitas antara harga dalam dan luar negeri.
2). Mempermudah peridjinan ekspor.
3). Memberikan fasilitas2 kepada produsen eksportir;
4). Memindahkan pasaran barang ekspor ke Indonesia.
5). Menertibkan aparatur penjaluran barang 2 ekspor dan bahan
baku/penolongnja.
6). Menertibkan keadaan di-pelabuhan2.
7). Untuk mendjamin pasaran jang stabil bagi barang 2 ekspor
kita bentuk Badan Marketing dibawah pimpinan dan pengawasan Deppenas (Dewan Pimpinan Ekonomi Nasional).
12. Bidang Impor.
1). Sistim import dengan deferred payment supaja, dihapus.
Impor dititik-beratkan pada pemasukan barang2 untuk meningkatkan produksi dalam negeri.
2). P.N.N.2 perlu ditertibkan, baik dalam management, organisasi maupun tugasnja
13. Bidang modal.
Berdiri diatas kaki sendiri dibidang permodalan rhutlak berarti bahwa kita harus mendasarkan pembangunan ekonomi
kita pada funds and forces jang progresif dari masjarakat
Indonesia sendiri. Dengan perkataan lain, dalam mendjalankan pembangunan itu kita tidak boleh bergantung
pada bantuan ataupun pindjaman dari Luar Negeri.
1). Modal asing terutama modal Inggeris dan Amerika dan
modal Swasta/Domestic jang ternjata merintangi djalannja
Revolusi wadjib disita dan digunakan sepenuhnja oleh Pemerintah.
2). Pengerahan funds and forces Swasta/Domestic jang progresif
dilaksanakan dengan djalan menjediakan lapangan2 kerdja
jang terbuka bagi mereka di-daerah2 dengan memobilisasi
modal Swasta/Domestic sendiri, dengan menghilangkan rintangan2 berupa peraturan2 peridjinan jang birokratis, serta
mengadakan Undang Swasta jang baru jang dapat menggantikan B.R.O. , 1934 serta Verondering th. 1935, termasuk

15

peraturan2 jang mirip dengan itu dan mendorong usaha Swasta/Domestic sebanjak mungkin dibidang produksi.
3). Untuk mendjamin penggunaan modal Negara setjara efisien
perlu ditempuh usaha2 sbb :
a. mengadakan penertiban terhadap pelaksanaan pemborongan dengan mengadakan penelitian terhadap bonafiditas
pemborong ;
b. mentjegah pemborosan 2 dan manipulasi jang terdapat da-lam hubungan pemborongan;
c. mengutamakan penggunaan pemborong nasional jang berkwalitas dan bonafide dari pada pemborong luar negeri
melaksanakan projek2 besar jang tidak dapat dikerdjakan
sendiri oleh Pemerintah.
14. Bidang Tenaga Pembangunan.
1). Mental.
Modal terbesar jang ada pada kita untuk mendjalankan
Program Ekonomi Perdjuangan seperti jang dikehendaki Amanat Berdikari adalah tenaga manusia jang memutar roda perekonomian itu. Mental dan moral dari tenaga kerdja dalam
pembangunan merupakan faktor jang menentukan dalam mensukseskan Ekonomi Perdjuangan dalam tiga tahun jang akan
datang. Mulai dari sekarang perlu kita rentjanakan dan laksanakan usaha2 chusus dan konkrit dibidang Mental/Agama,
Pendidikan, Kehidupan Sosial dan seterusnja untuk :
a. menggelorakan indoktrinasi dalam rangka Nation dan
Character Building untuk meresapkan arti dan semangat
Berdikari dimana Pembangunan merupakan bagian mutlak
dari Revolusi, usaha mana dapat didjadikan program kerdja Front Nasional ;
b. mempersiapkan bangsa Indonesia setjara mental, agar supaja ia sanggup menunaikan tugas jang terkandung dalam Amanat Berdikari ;
c. mengichtiarkan agar setiap oknum tenaga pembangunan
setiap saat dapat merasakan bahwa segenap lapisan masjarakat dengan satu perasaan dan satu kemauan bekerdja untuk tudjuan jang sama, jaitu tertjapainja masjara kat adil dan makmur jang dikehendaki Amanat Penderitaan Rakjat ;
d. Gedjala 2 negatif jang kita lihat terutama selama lima ta hun terachir ini, berupa pembagian kemakmuran jang tidak adil dan merata, penempatan kepentingan diri atau
16

golongan sendiri diatas kepentingan umum, penjelewengan
berupa korupsi dan tindak pidana ekonomi dsb., wadjib
diberantas sampai pada akar-akarnja.
2). Pendidikan.
Disamping usaha2 mental tsb. hendaknja pula, diadakan
rentjana2 terperintji untuk meningkatkan "technical
skill"
dan
"managerial
know-how".
Dalam
melaksanakan rentjana2 ini hendaknja diadakan
koordinasi.jang tepat, sehingga tertjapai penggunaan
jang maksimal dare fasilitas2 pendidikan/latihan ijang
ada.
3). Kesehatan dan Kesedjahteraan.
Achirnja perlu pula dikemukakan disini bahwa keadaan
kesehatan dan kesedjahteraan tenaga pembangunan kita
jang amat berharga itu wadjib mendapat perhatian jang
sebaik-baiknja dengan meluaskan djaminan social dalam
rangka perbaikan nasibnja sekarang dan dimasa depan.
3). Usaha2 jang mendesak.
Untuk mempertinggi prestasi dan mengembangkan daja
kreasi tenaga kerdja dibidang ekonomi dan pembangunan2 harus diambil tindakan2 sbb.:
a. Mengadakan tenaga ahli dan tenaga kedjuruan setjara
merata dan berentjana disemua objek2 pembangunan.
b. Diadakan indoktrinasi tentang Adjaran Pemimpin Besar
Revolusi Bung Karno ditempat kerdja dengan mengerahkan tenaga2 Karev, Kader Nasakom dll.
c. Diadakan kompetisi kerdja Manipolis diantara unit2
ekonomi jang sedjenis dan diantara tenaga2 kerdja
sendiri.
d. Memobilisasi social participation, social control, social support dan social responsibility.
15. Bidang Keamanan.
Untuk mentjiptakan iklim ekonomi jang baik guna mensukseskan Pola Pembangunan 3 Tahun jang akan datang adalah
sjarat mutlak agar keamanan disegala bidang tetap terpelihara. Didalam suasana tata-tenteram seluruh Rakjat dapat
bekerdja dan membangun menudju hidup ketatarahardja.
Dengan kenjataan pula bahwa pembangunan dilaksanakan
simultan dengan konfrontasi total terhadap projek Nekolim "Malaysia", jang merupakan salah satu mata rantai daripada garis hidup imperialisme, maka mutlak pulalah pembangunan Angkatan
17

Bersendjata diteruskan, terutama dalam Bidang Industri Pertahanan untuk dapat berdiri diatas kaki sendiri; baik dalam
persendjataannja maupun dalam peralatannja:
Untuk lebih memperdalam pengintergrasian antara Rakjat dan A.B., perlu diintensifkan indoktrinasi adjaran 2 Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno sehingga seluruh anggota
A.B. berdjiwa Nasakom: seperti jang telah diperintahkan oleh
Presiden/Penglima tertinggi A.B. Dengan demikian dapatlah
diperkuat persatuan dan kesatuan semua kekuatan progresif
revolusioner berporoskan Nasakom,
Dimana kaum Nekolim mempergunakan alat-alat penetrasi, infiltrasi subversi, sabotase dan intervensi: maka harus
diperkuat kegiatan intelidjen dan Kohansub (Komando Pertahanan Subversi):
16. Sanksi.
Guna mensukseskan pelaksanaan Pola Pembangunan perlu
diusahakan Pengamanan daripada Pelaksanaannja.
Usaha2 itu a.l. dapat berbentuk sbb.:
1). Preventif :
a. Memberikan indoktrinasi dan penggemblengan mental/moral
kepada semua petugas pelaksana Pola Pembangunan.
b. Memberikan penerangan kepada masjarakat ramai dan mengusahakan popularisasi Pola Pembangunan.
c. Mengadakan musjawarah2 tentang Pola Pembangunan.
d. Mengusahakan penjesuaian peraturan2 dan aparatur pelaksanaan dengan semangat Banting Stir dalam Pola Pembangunan.
2). Represif :
a. Mengadakan retooling terhadap mental, organisasi dan personalia aparatur pelaksanaan.
b. Memberantas ongkos2 gelap (uang smeer) untuk mentjiptakan iklim ekonomi jang baik dalam melaksanakan pembangunan.
c. Mengambil tindakan tegas dan drastis terhadap penjeleweng/pengatjau perekonomian dan pembangunan sesuai
dengan hukum revolusi, baik jang bersifat tindak pidana,
maupun jang bersifat subversi.

18

17. Kondisi dan tindakan untuk menudju Iklim Ekonomi jang baik.
Pada hakekatnja penjusunan Pola Ekonomi Perdjuangan adalah dasar
untuk meningkatkan produksi nasional, sehingga dapat mentjukupi kebutuhan seluruh Rakjat, baik spirituil maupun materil.
Setjara global dapatlah dikemukakan kerangka Pola sbb :
1). Peningkatan Produksi ini meliputi bidang2:
(1). Pertanian
(2). Perkebunan
(3). Kehutanan
(4). Perikanan
(5). Peternakan
(6). Pertambangan
(7). Industri
(8). Listrik.
2). Faktor2 jang mempengaruhi volume produksi ini adalah:
(1). Kekajaan alam
(2). Tenaga kerdja
(3). Modal
(4). Prasarana : Angkutan
(5). Impor.
3). Dengan meningkatkan produksi akan meningkat pula:
(1). Persediaan barang2 konsumsi memenuhi kebutuhan rakjat.
(2). Barang2 ekspor untuk menambah devisa negara.
4). Dalam keseluruhan ini masalah pendidikan mental-moral
dan pemeliharaan keamanan pada umumnja, pengamanan pelaksanaan
Pola pada chususnja, tidak dapat diabaikan.

19

B

KESIMPULAN

KOMISI II :

Mengenai :

GARIS-GARIS BESAR
RENTJANA PEMBANGUNAN NATIONAL
TAHUN 1966 s/d 1968

20

1. Tudjuan Pembangunan 3 (tiga) Tahun.
Untuk dapat menjusun Rentjana Pembangunan Nasional 3 Tahun
jang akan datang, perlu terlebih dahulu penentuan dengan tegas target2-nja,
jaitu apa jang ditudju, apa jang kita ingin realisasikan dalam wak-tu 3
tahun itu dalam rangka menudju kepada tertjapainja Tudjuan
Pembangunan Nasional Semesta Berentjana dengan menindjau kembali
R.P.N.S.B. 8 tahun, Ketetapan M.P.R.S. No. II/MPRS/1960.
Dengan berpegang kepada Amanat Berdikari serta Ketetapan
M.P.R.S. No. VI/ WAS/ 65, Tudjuan Pembangunan 3 tahun ini
dapat dirumuskan :
1).Menjesuaikan pembangunan, dengan taraf dan perkembangan Revolusi kita ini, serta untuk mempertinggi kekuatan Bangsa dan
Rakjat Indonesia dalam menghadapi perkembangan politik dan
ekonomi nasional dan internasional dewasa ini.
2).Menjesuaikan pembangunan dalam taraf merampungkan tahap
Revolusi jang nasional dan demokratis untuk memasuki tahap
Sosialisme Indonesia berdasarkan Pantja Sila.
3).Meletakkan dasar2 jang kuat guna pembangunan berikutnja, jaitu setelah 1968, diantaranja dengan mengadakan kegiatan2 selama 3 tahun j.a.d. :
a. meningkatkan mental untuk pembangunan, menumbuhkan kepertjajaan pada kesanggupan dan kemampuan untuk berdiri
diatas kaki sendiri, mempertinggi keichlasan dan moral pengabdian untuk suksesnja pembangunan ;
b. menjempurnakan organisasi perentjanaan dan pelaksanaan pembangunan guna menggalang persatuan dan kesatuan semua kekuatan jang revolusioner berporoskan Nasakom dan mengerahkan funds and forces jang progresif untuk pembangunan;
c. memperkuat landasan ekonomi dengan mendjadikan pertanian dan perkebunan sebagai dasar dan mengembangkan
industri dan pertambangan sebagai tulang punggung ekonomi nasional ;
d. memperkuat dan memperluas ekonomi sektor Negara sebagai
sumber utama bagi pembiajaan pembangunan ;
e. stabilisasi keadaan moneter ;
f. memperteguh landasan agama, mental dan spirituil sebagai
unsur mutlak dalam Nation dan Character Building;
g. jang menjangkut pembangunan Angkatan Bersendjata.

21

2.

Pokok2 Kebidjaksanaan Pelaksanaan Pembangunan.

Dalam melaksanakan Rentjana Pembangunan Nasional 3 tahun ini,
perlu didjelaskan dasar2 dan tjara2 kerdja jang akan kita tempuh dan berpokok pada m e l a k u k a n
Ekonomi
Perdjoangan
berdasarkan
Trisakti
Ta v i p
demi
terlaksananja Amanat Penderitaan Rakjat.
Ketetapan M.P.R.S. No. VI/65 telah memberikan perintjian jang dimaksud, tetapi lebih sempurna djika perintjian itu diperdjelas dan diperdjelas dan diperluas lagi.
Dari Ketetapan M.P.R.S. No. VI/MFRS/75 dasar2 dan tjara2 kerdja itu
dapat disimpulkan sebagai berikut;
1). Pembangunan dapat dilaksanakan dengan pertjaja kepada kesanggupan dan kemampuan Berdikari.
2). Berdikari atas dan berdasar pada kekuatan ekonomi jang rill;
a. Projek-projek Mandataris M.P.R.S. jang bersifat Nation dan
Character Building balk jang merpakan pembangunan eko nomi maupun pembangunan mental, agama dan spirituil;.
b. Tenaga kerdja rakjat Indonesia jang terdiri a.1. kaum buruh,
tani, nelajan dan angkatan bersendjata
c. Unit-unit ekonomi negara termasuk jang dikuasai oleh daerah;
d. Projek-projek Pola Pembangunan Nasional sudah dimulai dan
hampir selesai ;
e. Unit-unit ekonomi koperasi ;
f. Unit-unit ekonomi swasta jang progresif.
3). Mengadakan imbangan jang tepat antara keperluan untuk mensukseskan tugas politik dan tugas ekonomi serta mengadakan keseimbangan jang wadjar antara pembangunan dibidang spirituil dan materiil dalam mengatur :
a.
b.
c.
d.

22

pembagian tenaga kerdja ;
alokasi dana rupiah dan devisan ;
supply barang2 ;
penjebaran projek2 ke-daerah2.

4). Menggali sumber2 pembiajaan baru dengan melaksanakan projek2
jang segera menghasilkan dan/atau memperbaiki kwalitas dan/atau
kwantitas produksi dari unite produksi jang ada.
5). Perbaikan dibidang persaratan mental, agama dan spirituil, keahlian
tenaga kerdja, organisasi jang sesuai dengan prinsip Ekonomi Terpimpin dan management manipolis dalam mendjalankan alat-alat
produksi, pada unit-unit ekonomi jang telah ada dengan tudjuan
mentjapai hasil sebesar-besarnja dengan biaja serendah-rendahnja dengan mendjamin kesedjahteraan kaum buruh, tani dan nelajan.
6). a. Melakukan penghematan setjara besar-besaran, chususnja pada bidang jang non produktif dan ongkos-ongkos sirkulasi.
b. Mempertinggi ketelitian dalam penggunaan devisa dan mengefektifkan
serta memanfaatkan pemakaian bunga, komisi dan djasa2 lainnja bagi
pembangunan.
c. Pelaksanaan pembangunan projek2 produksi dilakukan dengan investasi jang realistis dengan memusatkan investasi itu terutama pada
bagian-bagian pekerdjaan jang langsung berhubungan dengan
pro-duksi, berdasarkan target produksi.
7). Dalam mengadakan usaha2 baru didahulukan tjara penjempurnaan/
perluasan unit-unit produksi jang ada d i a t a s mendirikan projek2
baru.
8). a. Memobilisasi kekuatan massa rakjat jang terorganisasi (Front Nasional RT dan RK) terutama buruh dan tani serta skill jang telah
dimiliki oleh Rakjat jaitu keahlian, kedjuruan dan keradjinan rakjat, peralatan jang ada ditangan Rakjat antara lain gerobak, perahu
lajar dsb. nja setjara besar-besaran.
b. Menumbuhkan dan menggunakan sebaik-baiknja daja tjipta kearah
penemuan2 baru, sifat dan bakat keterampilan chas disesuatu wilajah
jang dimiliki oleh Rakjat.
c. Proses dan teknik produksi diutamakan dengan menitik beratkan
kepada kekuatan Rakjat.
9). Koordinasi antara usaha pemerintah (Perusahaan-perusahaan
Negara dan Perusahaan-perusahaan Daerah) dan Rakjat, koperasi, swasta
progresif dalam bidang ekonomi pada umumnja dan industri chususnja dibawah pimpinan Pemerintah.
10). Pembelian barang2 dari luar negeri hanja dilakukan, djika tidak
dapat dibuat sendiri dalam djumlah jang mentjukupi kebutuhan
didalam negeri.

23

11). Penggunaan semua devisa hasil ekspor termasuk harga lebih (overprice) dan/atau kredit kredit luar negeri ditudjukan untuk memperkuat produksi dalam negri untuk merealisir prinsip Berdikari.
12). Pembangunan Masjarakat Desa bukan sadja hendaknja ditudjukan
untuk menumbuhkan desa mendjadi salah satu unsur masjarakat Sosialis Indonesia baik jang mengenai djiwa maupun mengenai struktur masjarakat tetapi masjarakat desa perlu dibangun terus agar tumbuh mendjadi sokoguru dalam pembangunan dimana diwudjudkan
kegotong rojongan nasional progresif revolusioner berporoskan Nasakom dalam kehidupan sehari–hari :
a. Pembangunan Masjarakat Ditudjukan untuk menumbuhkan desa sebagai daerah tingkat terbawah jang mendjamin terlaksananja hak-hak
serta kebebasan-kebebasan demokratis dan menghapuskan sisasisa
feodalisme, antara lain dengan melaksanakan setjara konsekwen
U.U.P.A., U.U.P.B.H. dan U.U.B.H. – Perikanan sebagai langkah
pertama ;
b. Untuk mempertinggi kesedjahteraan dan produksi masjarakat desa
serta agar hasil produksi itu djadi manfaat sebesar besarnja bagi mereka sehingga bisa menambah daja beli Rakjat pekerdja didesa, terutama kaum tani ;
c. kekuatan rakjat masjarakat desa diefektifkan sebesar besarnja untuk
mensukseskan pembangunan;
d. segala usaha di desa dikoordinasikan dalam satu pimpinan dan diarahkan untuk mentjapai target-target pembangunan seperti digariskan dalam Rentjana Pembangunan Nasional 3 tahun ini.
13). Pengerahan tenaga seluruh Rakjat termasuk tenaga-tenaga penganggur
dan setengah penganggur sebagai salah satu kekuatan dalam pembangunan digerakkan bagi pembangunan jang langsung menjangkut
kepentingan Rakjat itu sendiri, setjara gotong rojong sesuai dengan
angka 12). pokok 2.
14). Pembangunan Angkatan Bersendjata tetap mendapat perhatian mengingat tingkat dan sifat Revolusi Indonesia jang berkonfrontasi
terus-menerus terhadap Nekolim dan antek2nja.
15). Perwudjudan integrasi dalam pembangunan memerlukan sjarat-sjarat
pokok sebagai berikut :
a. Tudjuan pembangunan serta Rentjana Pembangunan Nasional 3 Tahun harus tegas dan djelas.
Agar dapat dipahami oleh rakjat bahwa pembangunan itu adalah
untuk kepentingan mereka sendiri, maka perlu diadakan indoktrinasi setjara intensif sehingga seluruh Rakjat mendjadi
kerandji-ngan pembangunan.
24

b. Pemikiran jang terintegrasi mengenai pembangunan dan penjelenggaraannja dilakukan oleh Pemerintah dan seluruh golongan masjarakat jang progresif revolusioner dan harus berpedoman pada rentjana
jang dimaksud dalam sub a. diatas ;
c. Penjusunan Perentjanaan Pembangunan Nasional harus terpusat disatu
badan perentjanaan, jaitu Bappenas/Muppenas, dengan bantuan sepenuhnja dari dan kerdja sama seerat-eratnja dengan Bapperdep dan
Bakopda;
d. Berdasarkan Rentjana Pembangunan Nasional, projek-projek pokok
dan projek-projek komplementernja terutama diatur waktu pelaksanaannja, program kerdja dan targetnja dalam rangka memperhatikan
sinkronisasi antara projek, serta guna pengawasan pelaksanaan dan
penentuan alokasi, keperluan uang, bahan-bahan/barang-barang jang
sukar didapat, tenaga ahli-kedjuruan, keperluan angkutan, dsb.nja;
e. Intergrasi pembangunan kedalam Rentjana Pembangnan Nasional
dilakukan dibawah pimpinan Pemerintah Pusat, antara :
(1).
Pembangunan jang dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat ;
(2). Pembangunan daerah dengan pembangunan oleh Pemerintah
Pusat ;
(3). Pembangunan oleh Pemerintah Pusat/Daerah koperasi serta
swasta progresif.
ad. (I). Pembangunan oleh Pemerintah Pusat.
a. Untuk mengintegrasikan pembangunan jang dilakukan oleh
Pemerintahan Pusat disarankan untuk mengadakan pengundangan agar:
(i). Tidak ada projek pembangunan dapat dilaksanakan oleh sesuatu
Instansi Negara seperti KOTI, KOTOE, Departemen, P.N., Jajasan.
Negara dsb. jang tidak terlebih dahulu dipertimbangkan oleh
Bappenas dan dimasukkan dalam Rentjana Pembangunan Nasional
djangka pandjang serta rentjana tahunan.
(ii). Tidak ada projek pembangunan dapat dilaksanakan oleh siapapun
jang penjelenggaraannja menjangkut posisi keuangan negara jang tidak terlebih dahulu dipertimbangkan oleh Bappenas dan dimasukkan dalam Rentjana Pembangunan Nasional djangka pandjang serta
rentjana tahunan.
b.

Projek-projek Pemerintah Pusat dibagi dalam :

(i). Jang dilaksanakan langsung oleh Pemerintah Pusat dimana
Pemerintah Daerah turut serta mengawasi, mengkoordinasi dan membantu
pelaksanaannja ;

25

(ii)

ad.

jang pelaksanaannja diserahkan pada daerah.
Dalam hal ini Pemerintah Pusat terutama memberikan bantuan teknis serta mengawasi pelaksanaannja.
(2). Pembangunan Daerah.

a.

Rentjana Pembangunan Daerah ditentukan oleh Bakopda dengan perpersetudjuan Bappenas/Muppenas, jang berisikan :
(i). projek-projek jang komplementar dengan projek2 Pemerintah Pusat ;
(ii). perluasan target dari rentjana-rentjana Pemerintah Pusat ;
(iii). projek-projek lainnja.
b.

Departemen Dalam Negeri mengkordinir pelaksanaan pembangunan
daerah.
Pembangunan daerah harus seirama dengan pembangunan
nasional, mengikuti penentuan prioritas seperti telah ditentukan
untuk pembangunan nasional.
c. Penjerahan Perusahaan-perusahaan Negara dan Projek-projek Pemerintah Pusat jang bersifat regional kepada daerah realisasinja dipertjepat.
d. Pembiajaan Pembangunan Daerah.
Pembangunan daerah jang dimaksud dalam ad. (2) diatas pada
prinsipnja dibiajai dari sumber-sumber keuangan jang digali oleh
daerah sendiri.
c. Bappenas/Muppenas melaksanakan koordinasi antara Rentjana-ren
tjana Pembangunan Daerah dan meng-integrasikan Rentjana-rentjana
itu dalam Rentjana Pembangunan Nasional.
ad. (3) Peranan swasta progresif dan koperasi.
Kegiatan koperasi dan swasta terutama dibidang produksi berpedoman pada garis-garis Pembangunan Nasional Rentjana 3 Tahun,
serta untuk men-sukseskan Rentjana ini.
Bantuan koperasi dan swasta pada pembangunan pada prinsipnja
dilakukan di daerah, dipimpin oleh Bakopda/Gubernur.
Hanja dalam hal-hal luar biasa dilakukan pengerahan bantuan swasta
untuk projek-projek Pemerintah Pusat.
Bantuan koperasi dan swasta baik funds ataupun forcesnja diberikan
dengan tjara :
a. melaksanakan projek-projek Pemerintah Pusat,
b. melaksanakan projek-projek daerah,
c. mengikut- sertakan dalam projek-projek daerah,
d. lain-lain.

26

16. Hubungan antara Anggaran Belandja Pembangunan dan Anggaran
Belandja Negara lainnja.
a. Untuk dapat menjusun Pola Projek sebagai perintjian dari
Rentjana Pembangunan Nasional perlu ada taksiran djum-lah
biaja rupiah dan devisa jang disediakan guna pembangunan
dalam 3 tahun itu.
Bagian2 dari djumlah biaja jang disediakan itu ditetapkan
setjara lebih tepat pada waktu menjusun rentjana tahunan,
Djika 'hal tni tidak diselenggarakan, pengalaman diwaktu jang lampau akan terulang kembali, dalam mana banjak
biaja, tenaga dan waktu mendjadi hilang, karena tidak menentunja pembiajaan.
Kepastian dalam pembiajaan adalah pula perlu untuk menjusun program2 kerdja pelaksanaan dari Projek2 jang merupakan sjarat mutlak bagi tertjapainja sinkronisasi dan koordinasi dalam melaksanakan pembangunan serta untuk pengawasan dan penilaian.
b. Anggaran Belandja Pembangunan adalah bagian dari Anggaran Belandja Negara seluruhnja, karena itu untuk dapat
menaksir djumlah biaja untuk Pembangunan dalam djangka
waktu 3 tahun, kiranja perlu pula diadakan perkiraan untuk djangka waktu 3 tahun mengenai Anggaran Belandja
seluruhnja.
Rentjana Pembangunan 3 tahun harus disusun dalam hubungan dengan penjusunan dasar 2 anggaran moneter jang
djuga berdjangka waktu 3 tahun jang meliputi ;
(1) Anggaran Rountine
(2) Anggaran Pembangunan
(3) Anggaran Kredit;
(4) Anggaran Devisa;
(5) Anggaran Chusus.
c. Penjusunan Anggaran Belandja Routine baik mengenai
ru-piah maupun devisa hams dilakukan erat dengan
penjusunan Anggaran Belandja Pambangunan, berhubung
tidak sedikit Projek Pembangunan jang djika telah selesai
membawa be-ban2 baru untuk Anggaran Routine. Sebaliknja,
kurangnnja penjediaan Anggaran Belandja Routine pada
sesuatu
djangka waktu untuk sesuatu Projek atau Sektor Pembangunan'
dapat mengakibatkan meningkatnja keperluan biaja untuk
Pembangunan dalam djangka waktu itu atau diwaktu kemudian.
d. Hubungan dengan Anggaran Kredit, diantaranja pula karena
ada Projek2 Pembangunan jang pembiaannja lebih tepat dilakukan melewati Anggaran Kredit.
27

3. Dasar2 Penjusunan Pola Projek.
Dalam menjusun pola projek harus diperhatikan hal2 sebagai berikut :
1). Dari Ketetapan M.P.R.S. No. VI/MPRS/1965 dapat disimpulkan
bahwa djumlah dan luasnja usaha dan kegiatan 2 jang harus
dilakukan dalam djangka waktu 3 tahun jang akan datang, dapat
digolongkan antara lain seperti dibawah ini:
a. Usaha2 untuk mentjiptakan iklim ekonomi untuk didjadikan
sandaran dan landasan pembangunan dengan kegiatan2 seperti rehabilitasi alat2 produksi jang ada, prasarana dan meningkatkan manfaat unit2 ekonomi jang ada.
b. Menjelesaikan projek2 jang telah dimulai.
c. Melaksanakan projek2 baru, chususnja jang diharapkan mendjadi sumber pembiajaan pembangunan.
Unit2 ekonomi jang telah ada, pada waktu ini banjak jang tidak
memberikan manfaat sebagaimana mestinja, disebabkan oleh faktor2 intern dan ekstern, jang menondjol antara lain sbb :
a. kurang baiknja management.
b. kurang memperoleh fasilitas jang diperlukan .
c. kurangnja perawatan dari beberapa unit2 ekonomi sedjak
permulaan perang dunia ke 1I.
d. kurangnja penjediaan devisa jang diperlukan untuk
penggantian spare: parts, bahan2 baku dan penolong.
2). Untuk penjusunan pola2 projek pengumpulan angka2 statistik dan
bahan2 keterangan mengenai unit2 ekonomi umumnja dan alat2 produksi chususnja perlu segera dilakukan registrasi, inventarisasi, penilaIan satu demi satu. Dalam hubungan ini tjara2 sampling modern
dalam pengumpulan bahan2 keterangan tersebut, dapat dipertimbangkan.
3). Sungguhpun bahan-bahan keterangan jang diperlukan untuk mengkalkulasikan biaja masih belum lengkap guna melaksanakan projek2
jang tergolong dalam angka 1). diatas, sudah dapat dipastikan
bahwa biaja itu djumlahnja akan melebihi djumlah jang dapat disediakan.
Mengingat djumlah defisit Anggaran Belandja Negara perlu dibatasi, maka karena itu dari usaha2/projek2 jang telah kita tentukan
panting dan projek2 jang diprioritaskan dalam ketetapan M.P.R.S.
No. VI/MPRS/1965, perlu diadakan pemilihan jang lebih selektif
projek2/usaha2 mana jang kita utamakan.

28

4). Memelihara agar unit2 ekonomi jang telah ada tetap berdjalan
lantjar dengan mengutamakan rehabilitasi dan perluasan untuk
mempertinggi daja gunanja serta menjelesaikan projek2 jang telah
dimulai jang dapat selesai paling lambat tahun 1968,
5). Projek-projek barn dapat didirikan; chususnja jang dapat mempertinggi penghasilan negara dalam masa 3 tahun jang akan datang.
6). Dalam menetapkan prioritas projek, daerah-daerah jang kurang
berkembang supaja diutamakan.
4. Bidang Projek Prioritas.
Sesuai dengan ketetapan M.P.R.S. No, VI/MPRS/1965, pasal 2, maka
ditentukan prioritas2 dalam penjusunan dan. pelaksanaan projek2 untuk
3 tahun jang akan datang seperti tersebut dibawah ini:
1). Projek Nation dan Character Building.
2). Projek-projek dibidang produksi sandang pangan.
3). Projek-projek pembangunan bidang chusus pertahanan keamanan
jang meliputi projek projek prasarana, industri pertahanan, dan projek-projek strategis, offensif, aerospace,
4). Projek-projek pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan dan
peternakan,
5). Projek-projek pertambangan, industri dan tenaga listrik,
6). Projek-projek industri pengolahan bahan mentah.
7). Projek-projek prasarana National dibidang perhubungan darat, laut
dan udara dan telekomunikasi serta industri-industri jang bersangkutan. diantaranja industri bahari untuk kelengkapan pelajaran
Rakjat.
8). Projek-projek transmigrasi gaja baru.
9). Projek-projek penelitian dan pengembangan (research and development) dibidang teknologi, industri, perkebunan, pertanian, peternakan, perikanan, pertambangan dan sebagainja.
10). Projek-projek pendidikan tenaga kedjuruan.
11). Projek-projek P.N.S.B. jang sudah dimulai.
5. Projek2 Prioritas.
1).Nation dan Character Building seperti ditentukan oleh P.J.M.
Presiden jang perintjian selandjutnja akan diserahkan kepada
Bappenas,
2). Projek untuk mempererat kerdja sama dengan negara2 Nefos, chususnja negara2 Asia Afrika,
3).Bahan makanan pokok:
a. Bahan2 makanan pokok terdiri dari bahan2 makanan tsb di
bawah ini:
29

b.

c.
d.
e.

--padi/beras
--ikan
--djagung
--telur
--ubi2an
--susu
2
--katjang an (kedele, katjang
--minjak goreng
--tanah, katjang idjo, dsb.nja)
--gala
--daging
--garam
Untuk menambah produksi bahan makanan pokok maka
disamping usaha 2 mempergiat usaha 2 intensifikasi, harus dilakukan extensifikasi, areal persawahan dan perladangan jang
chusus dengan mewadjibkan tiap 2 Dati I, terutama diluar
Djawa untuk menamba