Bab II Evaluasi pelaksanaan RKPD 2013-2014

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI GORONTALO TAHUN 2016

BAB II
EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN
KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
2.1. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.1.1 Aspek Geografi dan Demografi
Provinsi Gorontalo merupakan daerah/provinsi pemekaran dari Sulawesi Utara
yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 38 Tahun 2000 tentang
Pembentukan Provinsi Gorontalo dimana pada awal terbentuknya Provinsi
Gorontalo baru memiliki 2 kabupaten dan 1 kota, yaitu Kabupaten Gorontalo,
Kabupaten Boalemo dan Kota Gorontalo. Seiring dengan perkembangan daerah
dan berdasarkan aspirasi masyarakat, maka di Provinsi Gorontalo kemudian
terbentuk 2 kabupaten baru yakni Kabupaten Pohuwato dan Kabupaten Bone
Bolango berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 6 Tahun 2003. Akhirnya pada
tahun 2007 berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun 2007 disahkan
pembentukan satu kabupaten lagi yaitu Kabupaten Gorontalo Utara. Dengan
demikian hingga saat ini Provinsi Gorontalo terdiri dari 5 kabupaten dan 1 kota.
Wilayah Gorontalo terletak di antara 0°19’ – 1°15’ Lintang Utara dan 121°23’ 123°43’ Bujur Timur. Dari posisi tersebut wilayah ini berbatasan langsung dengan
dua Provinsi yaitu Provinsi Sulawesi Tengah di sebelah Barat dan Provinsi Sulawesi
Utara di sebelah Timur. Sedangkan di sebelah Utara berhadapan langsung dengan

Laut Sulawesi dan di sebelah Selatan dibatasi oleh Teluk Tomini. Peta Provinsi
Gorontalo dapat dilihat pada Gambar 2.1
Gambar 2.1 Peta Provinsi Gorontalo

Sumber : RTRW Provinsi Gorontalo 2010-2030.

Luas wilayah Provinsi Gorontalo 12.215,44 km2, jika dibandingkan dengan Wilayah
Indonesia luas Provinsi ini hanya sebesar 0,63 persen. Saat ini, Provinsi Gorontalo

II-1

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI GORONTALO TAHUN 2016

memiliki 6 (enam) wilayah pemerintahan yakni 5 (lima) Kabupaten dan 1 (satu)
Kota yang terdiri dari Kota Gorontalo dengan luas wilayah 66,25 km2, Kabupaten
Gorontalo dengan luas wilayah 2.207,58 km2, Kabupaten Boalemo dengan luas
wilayah 2.517,36 km2, Kabupaten Pohuwato dengan luas wilayah 4.244,31 km2,
Kabupaten Bone Bolango dengan luas wilayah 1.889,04 km2 dan Kabupaten
Gorontalo Utara dengan luas wilayah 1.676,15 km2. Dari keenam wilayah ini
Kabupaten Pohuwato memiliki luas wilayah terbesar diikuti oleh Kab. Boalemo,

sedangkan Kota Gorontalo memiliki luas wilayah terkecil sebesar 0,54% dari total
luas wilayah Gorontalo. Didalam pengembangan wilayah sampai dengan tahun
2017 direncanakan Provinsi Gorontalo akan memiliki 8 Kabupaten dan 2 kota.
Tabel 2.1
Luas Wilayah Provinsi Gorontalo dan Kabupaten/Kota
Luas
No.

Wilayah

Wilayah

Persentase

(Km )
01

Kabupaten

Sumber Data


(%)

2

2.207,58

18,07

Gorontalo

UU No. 29 Thn 1959, UU No. 50
Thn 1999 , UU No. 6 Thn 2003
dan UU No. 11 Thn 2007

02

Kabupaten

2.517,36


20,61

UU No. 50 Thn 1999 dan

Boalemo
03

Kabupaten

UU No. 6 Thn 2003
4.244,31

34,75

UU No. 6 Thn 2003

1.889,04

15,46


UU No. 6 Thn 2003

1.676,15

13,72

UU No. 11 Thn 2007

66,25

0,54

UU No. 29 Thn 1959 dan

Pohuwato
04

Kabupaten
Bone Bolango


05

Kabupaten
Gorontalo Utara

06

Kota Gorontalo

UU No. 22 Thn 1999
Provinsi Gorontalo

12.215,44

100

UU No. 38 Thn 2000

Sumber : Bappeda Provinsi Gorontalo, (Hasil Olahan), Dirjen PUM Kemendagri


Jumlah Penduduk Provinsi Gorontalo tahun 2014 adalah sebanyak 1.115.633 jiwa.
Dari tabel dibawah dapat dilihat bahwa Kabupaten Gorontalo merupakan
kabupaten yang jumlah penduduknya lebih banyak. Untuk tahun 2014 penduduk
Kabupaten Gorontalo sebesar 31,41 persen dari jumlah keseluruhan penduduk
Provinsi, sedangkan Kabupaten Gorontalo Utara merupakan wilayah yang terendah
jumlah penduduknya dari seluruh kabupaten/kota yang ada di Provinsi Gorontalo.

II-2

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI GORONTALO TAHUN 2016

Tabel. 2.2
Jumlah Penduduk Provinsi Gorontalo, 2011 - 2014
No

Nama

Tahun


Kabupaten/Kota

2011

2012

2013

2014

01

Kab. Gorontalo

363.763

368.053

365.781


368.149

02

Kab. Boalemo

132.076

136.269

141.547

145.580

03

Kab. Pohuwato

131.560


135.338

139.675

143.338

04

Kab. Bone Bolango

145.015

147.692

148.971

151.094

05


Kab. Gorontalo Utara

106.407

108.079

108.324

109.502

06

Kota Gorontalo

184.062

188.761

193.692

197.970

Provinsi Gorontalo

1.062.883

1.084.192

1.097.990

1.115.633

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo

Dan jika dibandingkan dengan luas wilayah yang ada, maka Kota Gorontalo yang
hanya punya wilayah seluas 66,25 Km2 memiliki penduduk yang cukup besar, hal
ini menunjukkan bahwa Kota Gorontalo adalah wilayah terpadat penduduknya di
Provinsi Gorontalo. Kepadatan penduduk Kota Gorontalo rata-rata yaitu 197.970
jiwa/66,2Km2 atau sama dengan 2.989 jiwa/Km2. Untuk rata-rata kepadatan
penduduk Provinsi Gorontalo yaitu 91 jiwa/km2. Laju pertumbuhan penduduk
mencapai 2,89 %, sedangkan sex ratio sebesar 100,38 yang berarti dalam setiap
100 penduduk perempuan terdapat 100,38 penduduk laki-laki.
Tabel 2.3
Kondisi Demografi Provinsi Gorontalo 2011 - 2014
Indikator

Satuan

2011

2012

2013

2014

Jumlah Penduduk

Jiwa

1.062.883

1.084.192

1.097.990

1.115.633

- Laki – Laki

Jiwa

534.027

543.086

550.004

558.862

- Perempuan

Jiwa

528.856

541.106

547.986

556.771

%

2,18

2,09

1.27

2.89

Org/Km2

85

87

88

91

%

100,98

100,36

100.37

100.38

Laju Pertumbuhan
Penduduk
Kepadatan Penduduk
Sex Ratio

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo.

2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat
a. Kondisi Umum Kesejahteraan Masyarakat
Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Gorontalo sebagai indikator pencapaian
pembangunan telah mengalami peningkatan dari tahun ketahun. Pada Tahun 2013
mencapai point 71,77 lebih tinggi dari tahun 2012 yang berada pada point 71,31.
Peningkatan IPM tersebut merupakan dampak dari meningkatnya komponenkomponen pembentuk IPM yakni angka melek huruf, angka harapan hidup,
rata - rata lama sekolah dan rata - rata pengeluaran perkapita.

II-3

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI GORONTALO TAHUN 2016

Sekalipun trend IPM menunjukkan peningkatan periode 2012-2013 sebagaimana
tergambarkan pada tabel 2.4 dibawah ini, namun nilai IPM Provinsi Gorontalo
masih jauh dari nilai IPM maksimum yaitu 100 dan nilai IPM Nasional tahun 2012
yaitu sebesar 73,81. Sedangkan dibandingkan dengan provinsi yang lain, IPM
Provinsi Gorontalo berada pada posisi bawah dengan peringkat 25 pada tahun
2013.
Tabel 2.4
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Gorontalo
Tahun 2012 - 2013

Provinsi/
Kab/Kota

Angka
Harapan Hidup

Angka Melek
Huruf

Rata-rata
Lama
Sekolah

Pengeluaran per
Kapita
Disesuaikan

(tahun)

(persen)

(tahun)

(ribu rupiah PPP)

IPM

2012

2013

2012

2013

2012

2013

2012

2013

2012

2013

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(12)

Provinsi
Gorontalo

67.41

67.54

96.16

96.87

7.49

7.52

630.01

633.14

71.31

71.77

68.57

68.64

95.77

95.82

6.57

6.60

608.40

611.25

69.49

69.78

Gorontalo

69.55

69.57

95.00

95.55

6.89

6.90

621.59

624.02

71.12

71.45

Pohuwato
Bone
Bolango
Gorontalo
Utara
Kota
Gorontalo

68.09

68.17

97.08

97.09

6.72

7.04

623.20

626.72

70.76

71.32

69.25

69.28

97.47

98.87

7.85

7.86

627.37

630.70

72.65

73.24

67.37

67.37

94.89

96.67

6.50

6.93

626.08

628.08

69.94

70.81

67.16

67.54

99.47

99.67

10.28

10.28

633.00

636.58

74.17

74.71

Boalemo

Sumber : BPS Provinsi Gorontalo

Dari Kabupaten dan Kota yang ada di Provinsi Gorontalo terlihat bahwa IPM
tertinggi adalah kota Gorontalo dengan nilai IPM sebesar 74.71, disusul kabupaten
Bone Bolango dengan nilai IPM sebesar 73.24, kemudian Kabupaten Gorontalo
dengan nilai IPM sebesar 71.45, kabupaten Pohuwato dengan nilai IPM sebesar
71.32, kabupaten Gorontalo Utara dengan nilai IPM sebesar 70.81, sedangkan
kabupaten Boalemo menjadi kabupaten yang paling rendah capaian IPM-nya yaitu
sebesar 69.78 point.
Dari sisi capaian ketenagakerjaan, berdasarkan data BPS Provinsi Gorontalo jumlah
angkatan kerja pada Agustus 2014 mencapai 500.056 orang, berkurang 20.587
orang dari keadaan Februari Tahun 2014 sebesar 520.643 orang, atau bertambah
21.243 orang dari keadaan Agustus 2013 sebesar 478.813 orang. Peningkatan
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dari Agustus 2013 – Agustus 2014 ini
disebabkan proporsi penduduk usia kerja yang masuk pasar kerja mengalami
kenaikan. Namun jika dilihat dari sisi penyerapan tenaga kerja, peningkatan TPAK
ini belum cukup diimbangi penyerapan tenaga kerja. Pada Agustus 2014 jumlah
penduduk yang bekerja sebesar 479.137 orang, berkurang 28.802 orang dari
keadaan Februari 2014 sebesar 507.939 orang, namun bertambah 20.207 orang
dari keadaan Agustus 2013 yang sebesar 458.930 orang. Sedangkan jumlah
penganggur pada Agustus 2014 sebesar 20.919 orang, bertambah 8.215 orang

II-4

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI GORONTALO TAHUN 2016

dari keadaan Februari 2014 yang sebesar 12.704 orang, atau berkurang 1.036
orang dari keadaan Agustus 2013 sebesar 19.883 orang.
Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Provinsi Gorontalo pada Agustus 2014
mencapai 4,18 persen (dari angkatan kerja), mengalami kenaikan dibandingkan
TPT Februari 2014 sebesar 2,44 persen atau TPT Agustus 2013 sebesar 4,15
persen. Sementara jumlah penduduk berumur 15 tahun keatas yang bekerja pada
Agustus 2014 sebesar 479.137 orang, mengalami penurunan sebesar 28.802 orang
dari keadaan Februari 2013 sebesar 507.939, namun mengalami peningkatan
sebesar 49.009 orang dari Agustus 2013. Uraian jelas mengenai pengangguran di
Provinsi Gorontalo digambarkan dalam tabel 2.5 dibawah ini.
Tabel 2.5
Penduduk usia 15 tahun keatas menurut Jenis kegiatan
2013

Kegiatan Utama
Bekerja
Pengangguran
Angkatan Kerja
Sekolah
Mengurus Rmah Tangga
Lainnya
Bukan Angkatan Kerja
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Tingkat Pengangguran Terbuka
Total Penduduk Berumur 15 Tahun
ke atas

2014

Februari
459.689
20.693
480.382
73.199
165.787
27.330
266.316
64,33

Agustus
449.104
19.276
468.380
71.153
177.437
38.525
287.115
62,00

Februari
507.939
12.704
520.643
80.375
148.680
36.225
265.280
66,25

Agustus
479.137
20.919
500.056
84.448
174.438
36.875
295.761
62,84

4,31
746.698

4,12
755.495

2,44
785.923

4,18
795.817

Sumber: BPS Provinsi Gorontalo

Jika dilihat dari lapangan usaha, maka sebagian besar penduduk Gorontalo bekerja
di sektor pertanian. Pada bulan Agustus 2014, tercatat penduduk 15 tahun keatas
yang bekerja di sektor pertanian sebanyak 39,24 persen atau 188.033 jiwa dari
total penduduk yang bekerja. Sedangkan 60,76 persen lainnya terdistribusi ke
sektor industri 8,59 persen atau 41.165 jiwa, di sektor perdagangan 17,56 persen
atau sebesar 84.147 jiwa, sektor jasa kemasyarakatan 17,76 persen 85.080 jiwa
dan sektor lainnya 16,85 persen atau 80.712 jiwa. Uraian jelas mengenai
penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja menurut lapangan pekerjaan
utama di Provinsi Gorontalo digambarkan dalam tabel 2.6 dibawah ini.
Tabel. 2.6
Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan
Pekerjaan Utama 2013-2014
Kegiatan Utama

Februari 2013

Agustus 2013

Februari 2014

Agustus 2014

Jumlah

Persen

Jumlah

Persen

Jumlah

Persen

Jumlah

Persen

Pertanian

161.467

35,13

161.467

35,13

169.345

33,34

188.033

39,24

Industri
Perdagangan
Jasa
Kemasyarakatan

24.092
80.068

5,24
17,42

24.092
80.068

5,24
17,42

19.196
104.106

3,78
20,50

41.165
84.147

8,59
17,56

105.067

22,86

105.067

22,86

104.443

20,56

85.080

17,76

Lainnya

88.995

19,36

88.995

19,36

110.849

21,82

80.712

16,85

Total

448.489

100,00

445.729

100,00

507.939

100.00

479.137

100,00

Sumber: BPS Provinsi Gorontalo

II-5

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI GORONTALO TAHUN 2016

Secara sederhana kegiatan formal dan informal dari penduduk yang bekerja dapat
diidentifikasi berdasarkan status pekerjaan. Dari tujuh kategori status pekerjaan
utama, pekerja formal mencakup kategori berusaha dengan dibantu buruh tetap
dan kategori buruh/karyawan, sisanya termasuk pekerja informal, Berdasarkan
identifikasi ini, maka pada Agustus 2014 tercatat 160.122 orang (33.42 persen)
pekerja di Gorontalo bekerja pada kegiatan formal dan 319.015 orang (6.58
persen) bekerja pada kegiatan informal.
Dari orang yang bekerja pada Agustus 2014, status pekerjaan utama yang
terbanyak adalah buruh/karyawan, yaitu 143.806 orang (30,01 persen), diikuti
berusaha sendiri sejumlah 114.649 orang (23,93 persen), dan berusaha dibantu
buruh tidak tetap sebanyak 79.911 orang (16,68 persen), sedangkan yang terkecil
adalah berusaha dibantu buruh tetap sebesar 16.316 orang (3,41 persen).
Tabel 2.7
Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja
menurut Status Pekerjaan Utama 2013-2014
Status Pekerjaan

Februari 2013

Agustus 2013

Februari 2014

Agustus 2014

Jumlah

Persen

Jumlah

Persen

Jumlah

Persen

Jumlah

Persen

Berusaha Sendiri

107.903

23,47

120.921

26,35

133.799

26,34

114.649

23.93

Berusaha dibantu buruh

81.123

17,65

74.299

16,19

73.686

14,51

79.911

16,68

15.205

4,47

15.509

3,38

15.205

2,99

16.316

3,41

Buruh/Karyawan/Pegawai

152.899

33,26

147.435

32,13

175.493

34,55

143.806

30,01

Pekerja bebas

42.414

9,23

42,667

9.29

49,187

9.68

58,755

12.27

Pekerja keluarga tidak

54.779

11,92

58.099

12,66

60.569

11,92

65.700

13,71

459.689

100,00

458.930

100,00

507.939

100,00

479.137

100,00

Utama

tdk tetap/Buruh tdk
dibayar
Berusaha dibantu buruh
tetap

dibayar
Total

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo

Sementara itu pada Agustus 2014, pekerja dengan jumlah jam kerja kurang dari 8
jam perminggu sebesar 6.389 orang, berkurang 4.709 orang dari keadaan Februari
2014 sebesar 11.098 orang, atau berkurang 2.867 orang dari keadaan Agustus
2013 sebesar 9.256 orang. Sementara itu penduduk yang dianggap sebagai
pekerja penuh waktu (full time worker), yaitu pekerja pada kelompok 35 jam
keatas jumlahnya 340.246 orang, berkurang 15.665 orang dari keadaan Februari
2014 sebesar 355.911 orang, atau bertambah 33.446 orang dari keadaan Agustus
2013 sebesar 306.800 orang.
Tabel 2.8
Penduduk yang bekerja Menurut Jumlah Jam per Minggu 2013-2014
Jam

Kerja

Seluruh

Pekerjaan Gorontalo

Agustus 2013
Jumlah

Februari 2014

Persen

Jumlah

Persen

Agustus 2014
Jumlah

Persen

1–7

9.256

2,02

11.098

2,18

6.389

1,33

8 – 14

22.566

4,92

26.579

5,23

19.115

3,99

15 – 24

59.742

13,02

46.608

9,18

53.763

11,22

II-6

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI GORONTALO TAHUN 2016

25 – 34

60.566

13,20

67.743

13,34

59.624

12.44

35 + *)

306.800

66,85

355.911

70,07

340.246

71,01

Total

458.930

100,00

507.939

100,00

479.137

100,00

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo

Pada Agustus 2014, pekerja pada jenjang pendidikan SD ke bawah masih tetap
tinggi yaitu sekitar 300.343 orang (62,68 persen), sedangkan jumlah pekerja
dengan pendidikan tinggi masih relatif kecil. Pekerja dengan pendidikan SMP-SMU
hanya sebesar 132.851 orang (27,73 persen) dan pekerja dengan pendidikan
Diploma-Universitas hanya sebesar 45.943 orang (9,59 persen).
Tabel 2.9
Penduduk yang bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi
yang Ditamatkan 2013-2014
Agustus 2013

Februari 2014

Agustus 2014

Pendidikan Tertinggi
yg Ditamatkan

Jumlah

Persen

Jumlah

Persen

Jumlah

Persen

SD ke Bawah

281.336

61,30

311.270

61,28

300.343

62,68

SMP – SMU

134.075

29,21

142.556

28,07

132.851

27,73

Universitas

43.519

9,48

54.113

10.65

45.943

9,59

Total

458.930

100.00

507.939

100.00

479.137

100,00

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo

Jumlah pengangguran pada Agustus 2014 mencapai 20.919 orang, dengan Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 4,18 persen. Jika dipilah menurut
pendidikan, TPT untuk pendidikan SD ke bawah 1,70 persen, pendidikan
menengah (SMP-SMU) 8,38 persen dan pendidikan Diploma-Universitas menempati
posisi teratas, yaitu sebesar 7,19 persen.
Jika dibandingkan keadaan Agustus 2013, maka TPT pendidikan DiplomaUniversitas sedikit

mengalami penurunan,

sedangkan TPT

SMU kebawah

mengalami peningkatan.
Tabel 2.10
Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan 2013-2014
Pendidikan Tertinggi
yg Ditamatkan
SD ke Bawah

Agustus 2013

Februari 2014

Agustus 2014

1,43

0,90

1,70

SMP – SMU

7,81

5,06

8,38

Universitas

9,25

4,04

7,19

Total

4,15

2,44

4,18

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo

Pendekatan yang dilakukan BPS dalam mengukur kemiskinan adalah kemampuan
dalam memenuhi kebutuhan dasar, artinya kemiskinan dipandang sebagai
ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan
dan non makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Kemiskinan di Gorontalo
berdasarkan survei pada September 2014 persentase penduduk miskin di Provinsi

II-7

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI GORONTALO TAHUN 2016

Gorontalo sebesar 17,41 persen. Angka ini turun sebesar 0,03 persen dibandingkan
persentase

penduduk miskin Maret 2013 yaitu 17,44 persen, dan bila

dibandingkan dengan angka persentase penduduk miskin pada september 2013
yang berada pada angka 18,01 persen terjadi penurunan angka kemiskinan di
Gorontalo sebesar 0,6 persen. Pencapaian dalam penurunan angka kemiskinan
tersebut belum memenuhi target dalam RPJMD 2012 - 2017 untuk tahun 2014
yang diprediksi berada pada kisaran 16 – 15 persen.
Jumlah penduduk miskin hingga September 2014 di Provinsi Gorontalo sebanyak
195.096 jiwa sementara jumlah penduduk miskin Maret 2014 sebanyak 194.169
jiwa. Dengan demikian jumlah penduduk Miskin di Provinsi Gorontalo selama
periode Maret 2014-September 2014 bertambah sebanyak 927 Jiwa. Hal tersebut
dipengaruhi oleh adanya kenaikan kebutuhan bahan makanan pokok yang
ditunjukkan dengan inflasi sebesar 6,14 persen.
Garis Kemiskinan sangat menentukan besar kecil penduduk miskin, karena
penduduk miskin adalah mereka yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita
per bulan di bawah Garis Kemiskinan. Garis Kemiskinan (GK) itu sendiri terdiri dari
Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan yang
disebut Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM). Garis Kemiskinan Provinsi
Gorontalo pada Maret 2014 sebesar Rp. 243.547,- per kapita per bulan meningkat
pada bulan September 2014 menjadi Rp. 247.611,- per kapita per bulan, ini berarti
mengalami kenaikan sebesar Rp. 4.064,- per kapita per bulan, atau naik sebesar
1,67 persen.
b. Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
Secara Nasional perhitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) telah
mengalami perubahan tahun dasar yang sebelumnya menggunakan perhitungan
tahun dasar 2000 menjadi tahun dasar 2010 berbasis System of National Account
(SNA) 2008. Perubahan tahun dasar ini merupakan rekomendasi yang dibuat oleh
PBB bagi seluruh Negara agar memperbaharui tata cara dan teknik perhitungan
PDB maupun PDRB dengan interval 5 atau 10 tahun sekali. Perubahan ini
mencakup konsep, cakupan, klasifikasi, dan metodologi sesuai rekomendasi SNA
2008. Implikasi dari perubahan tahun dasar ini adalah meningkatnya nominal
PDRB, perubahan indikator makro seperti pertumbuhan ekonomi, rasio pajak,
investasi, dan menyebabkan perubahan input data untuk modeling dan forecasting
karena struktur PDRB mengalami perubahan dimana pada perhitungan tahun dasar
2000 hanya mencakup 9 sektor, sedangkan untuk perhitungan PDRB tahun dasar
baru 2010 menjadi 17 sektor.
Sejalan dengan hal tersebut, untuk perhitungan PDRB Provinsi Gorontalo tahun
2014 Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo telah mengacu pada perhitungan

II-8

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI GORONTALO TAHUN 2016

tahun dasar 2010. Perekonomian Provinsi Gorontalo tahun 2014 yang diukur
berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku dengan perhitungan tahun dasar 2010
mencapai Rp. 25.201,10 Milyar mengalami peningkatan dibanding tahun 2014
sebesar Rp. 22.128,08 Milar. Dari hasil perhitungan PDRB atas dasar harga
berlaku, maka PDRB perkapita Provinsi Gorontalo tahun 2014 mencapai Rp. 22,6
Juta. Bila dilihat dari Nilai PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010, untuk tahun 2014
mencapai Rp. 20.781,31 Milyar meningkat dibanding tahun 2013 sebesar
19.369,15 Milyar.
Meskipun nilai PDRB mengalami peningkatan, namun tidak demikian dengan
Pertumbuhan Ekonomi tahun 2014 yang tumbuh sebesar 7,29 persen, mengalami
pelambatan dibanding tahun 2013 sebesar 7,68 persen (Perhitungan Tahun Dasar
2010). Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi di sektor lapangan usaha
jasa pendidikan dan pengadaan listrik dan gas yang tumbuh masing-masing
sebesar 13,55 persen dan 10,44 persen, sedangkan sektor yang mengalami
pertumbuhan terrendah masih pada sektor pertambangan dan penggalian yang
tumbuh sebesar 3,36 persen. Namun demikian, meskipun tidak mengalami
pertumbuhan yang berarti, sektor primer yaitu Pertanian, kehutanan dan perikanan
masih memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi
Gorontalo sebesar 37,04 persen dari nilai PDRB ADHK 2010. Untuk lebih
lengkapnya dapat dilihat dari table 2.11
Tabel 2.11
Nilai PDRB dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2013 & 2014 (Tahun Dasar 2010)
LAPANGAN USAHA
(1)
1. Pertanian, Kehutanan,
Perikanan
2. Pertambangan dan
Penggalian
3. Industri Pengolahan
4. Pengadaan Listrik dan
Gas
5. Pengadaan Air,
Pengolahan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang
6. Kontruksi
7. Perdagangan Besar dan
Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
8. Transportasi dan
Pergudangan
9. Penyediaan Akomodasi
dan Makan Minum
10. Informasi dan
Komunikasi
11. Jasa Keuangan dan
Asuransi
12. Real Estate
13. Jasa Perusahaan
14. Administrasi

Atas dasar harga
berlaku
(Milyar Rupiah)
2013
2014
(2)
(3)

Atas dasar harga
Konstan 2010
(Milyar Rupiah)
2013
2014
(4)
(5)

Laju
Pertumbuhan
(Persen)
2013
2014
(6)
(7)

8.271,86

9.511,57

7.232,59

7.698,32

6.93%

6.44%

305,45

331,42

273,91

283,11

2.98%

3.36%

887,84

1.051,50

796,02

843,69

7.99%

5.99%

10,74

11,61

13,72

15,15

7.85%

10.44%

10,99

12,75

9,54

10,25

6.78%

7.34%

2.608,11

2.971,32

2.290,42

2.470,12

7.20%

7.85%

2.271,11

2.624,85

1.991,51

2.151,87

10.26%

8.05%

1.327,83

1.535,45

1.112,49

1.207,88

8.76%

8.57%

484,25

540,44

417,94

446,92

8.96%

6.93%

570,28

631,10

538,65

587,23

8.67%

9.02%

845,87

219,20

711,87

748,32

5.32%

5.12%

413,05
21,59
2.035,69

112,54
24,30
2.214,14

367,40
19,05
1.783,31

396,25
20,19
1.906,73

8.84%
7.48%
5.83%

7.85%
5.96%
6.92%

II-9

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI GORONTALO TAHUN 2016

Pemerintahan, Pertahanan
dan Jaminan Sosial Wajib
15. Jasa Pendidikan
16. Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial
17. Jasa Lainnya
PDRB

907,52

1.051,89

787,96

894,72

13.73%

13.55%

769,34

862,82

667,36

726,38

9.27%

8.84%

386,55
22.128,08

423,69
25.201,10

355,40
19.369,15

374,18
20.781,31

6.48%
7.68%

5.28%
7.29%

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo

Jika dibandingkan PDRB dengan menggunakan perhitungan tahun dasar 2000, nilai
PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2014 sebesar Rp. 13.377,95 Milyar
meningkat dibanding tahun 2013 sebesar Rp. 11.752,20 Milyar. Sedangkan Nilai
PDRB ADHK 2000 untuk tahun 2014 sebesar Rp. 3.928,79 Milyar, lebih besar
dibandingkan tahun 2013 sebesar Rp. 3.646,55 Milyar. Untuk PDRB perkapita
ADHB sebesar Rp. 11,99 Juta lebih besar dibanding tahun 2013 sebesar Rp. 10,70
Juta.
Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Gorontalo jika dihitung menggunakan perhitungan
PDRB tahun dasar 2000, untuk tahun 2014 sebesar 7,74 persen mengalami
pelambatan dibanding tahun 2013 sebesar 7,76 persen. Namun pencapaian ini
masih memenuhi target RPJMD 2012-2017 untuk tahun 2014 dengan interval 7,6 –
8 persen. Secara detail dapat dilihat pada table 2.12 :
Tabel 2.12
Nilai PDRB dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2013 & 2014 (Tahun Dasar 2000)
LAPANGAN USAHA
(1)
1. Pertanian
2. Pertambangan dan
Penggalian
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, Gas dan Air
Bersih
5. Bangunan
6. Perdagangan, Hotel
dan Restoran
7. Pengangkutan dan
Komunikasi
8. Keuangan, Real Estat
dan Jasa Perusahaan
9. Jasa-jasa
PDRB

Atas dasar harga
berlaku
(Milyar Rupiah)
2013
2014
(2)
(3)

Atas dasar harga
Konstan 2000
(Milyar Rupiah)
2013
2014
(4)
(5)

Laju
Pertumbuhan
(Persen)
2013
2014
(6)
(7)

3.290,93

3.705,77

990,91

1.047,47

5,90

5.71

132,75

167,52

39,54

41,73

4,80

5.54

600,84

713,90

293,76

320,54

9,54

9.12

62,78

73,16

21,06

22,638

8,10

7.52

833,54

961,45

340,28

374,51

9,24

10.06

1.363,32

1.596,30

570,49

634,43

11,12

11.21

1.072,51

1.218,15

399,95

430,63

8,71

7.67

1.346,35

1.540,19

331,84

358,41

9,18

8.01

3.049,17
11.752,20

3.401,52
13.377,95

658,73
3.646,55

698,47
3,928,79

5,23
7,76

6.03
7.74

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo

Dari table diatas dapat dilihat bahwa sektor-sektor ekonomi yang nilai nominalnya
besar memiliki kecenderungan menjadi penyumbang terbesar bagi pertumbuhan,
walaupun pertumbuhan sektor bersangkutan relatif kecil. Seperti halnya sektor
Pertanian yang meliputi tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan,
peternakan, kehutanan dan perikanan masih menjadi penyumbang terbesar dalam
struktur PDRB yaitu sebesar 26,66 persen dari total PDRB, meskipun dari tahun ke
tahun sektor primer ini terus mengalami degradasi, diantaranya sebagai akibat dari

II-10

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI GORONTALO TAHUN 2016

alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan pemukiman dan faktor lainnya yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Namun tidak demikian dengan
sektor perdagangan, hotel, dan restoran, meskipun kontribusi sektor perdagangan
terhadap PDRB hanya sebesar 16,15 persen dari total PDRB, namun sektor ini
terus mengalami pertumbuhan yang signifikan dari tahun ketahun, untuk tahun
2014 laju pertumbuhan sektor perdagangan mencapai 11,21 persen.

c. Kesejahteraan Sosial
Pembangunan Kesejahteraan Sosial dilakukan melalui pemberdayaan terhadap
masyarakat miskin dan KAT, penanganan masyarakat Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS) serta perlindungan dan jaminan kesejahteraan sosial.
Penanganan dilakukan melalui pembinaan, pelayanan, rehabilitasi, pemberdayaan,
pemberian bantuan dan perlindungan sosial.
Pada tahun 2014 penanganan Masyarakat Penyandang Masalah kesejahteraan
Sosial (PMKS) kepada 211 orang PMKS yang dibagi menjadi masing-masing
kegiatan yaitu pemberian pelayanan kepada penyandang cacat, perindungan sosial
kepada anak terlantar, pemberian pelayanan bagi lansia, rehabilitasi sosial kepada
penyandang tuna sosial. Disamping itu adanya bantuan 5 unit sarana dan
Prasarana bagi Komunitas Adat Terpencil (KAT), serta peningkatan kelembagaan
kesejahteraan sosial masyarakat bagi 20 lembaga sosial masyarakat.
Sebagai wujud perhatian pemerintah kepada jasa kepahlawanan, Keperintisan dan
Kesetiakawanan Sosial maka diberikan santunan bagi keluarga pahlawan/pejuang
sebanyak 83 orang serta dalam meningkatkan layanan atas perlindungan dan
jaminan kesejahteraan sosial telah diberikan bantuan sosial kepada 175 Kepala
Keluarga, 35 Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dan 65 warga miskin.
Upaya penanggulangan kemiskinan juga terus dilakukan melalui kebijakankebijakan pembangunan yang dilakukan melalui upaya-upaya prefentif seperti
program pendidikan gratis, kesehatan gratis, perlindungan sosial bagi PMKS,
pengembangan KUKM, pembangunan infrastruktur dengan metode padat karya
serta

program-program

lainnya.

Kemudian

upaya-upaya

kuratif

seperti

pembangunan mahyani, penciptaan wirausaha baru, bantuan sosial, beasiswa
miskin dan lain sebagainya.
d. Pemuda dan Olahraga
Dalam urusan Kepemudaan dan olahraga diupayakan melalui perwujudan
masyarakat gemar berolahraga, kreatif dan inovatif dengan melakukan penataan
dan menyempurnakan sistem pembinaan dan pengembangan pemberdayaan
olahraga, membangun keserasian dan keharmonisasian program, mekanisme dan
hasil pembangunan keolahragaan kabupaten/kota,

II-11

serta memfasilitasi dan

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI GORONTALO TAHUN 2016

mengembangkan jaringan serta akses kemitraan disektor olahraga tingkat provinsi
sampai kabupaten/kota. Sampai dengan tahun 2014, jumlah organisasi pemuda di
Provinsi Gorontalo sebanyak 28 kelompok, sedangkan jumlah organisasi olahraga
sebanyak 23 kelompok. Disamping itu juga prestasi olahraga dalam berbagai event
sudah cukup baik, pada tahun 2014 berbagai prestasi Tingkat Nasional diperoleh
dalam

berbagai bidang olahraga, diantaranya untuk Cabang Tenis Meja Putri

meraih Medali Emas dan Cabang Pencak Silat meraih medali perak pada Olimpiade
Olahraga Siswa Nasional (O2SN) di Jakarta, Untuk cabang Sepak Takraw Juara II
Kejuaraan Nasional PPLP di Palu, Asean Beach Games di Thailand, Asian University
Games di Palembang, dan Asean School Games di Vietnam, dan meraih medali
perunggu pada kejuaraan Asean School Games di Philipina, Asean Games di Korea,
dan Kejurnas Super Series di Myanmar. Sementara untuk bidang olahraga Karate
memperoleh 3 Medali Perak dan 5 Medali Perunggu pada Kejuaraan Nasional PPLP
di Medan, Untuk Bidang Olahraga Renang memperoleh 2 Medali Perak dan 1Medali
Perunggu pada Kejuaraan Nasional PPLP di Musi Banyuasin dan untuk Tenis
Lapangan meraih 1 Medali Perunggu. Hasil tersebut cukup menggembirakan, untuk
itu perlu terus dilakukan peningkatan kesadaran berolahraga di kalangan
masyarakat luas, pembibitan olahraga dan peningkatan jumlah ruang publik untuk
olahraga yang bisa dimanfaatkan oleh lembaga pendidikan dan masyarakat luas.
Diharapkan dengan peningkatan ruang publik untuk olahraga, pembibitan olahraga
dan pemasyarakatan olahraga akan memudahkan pencarian dan penemuan bibit
unggul daerah di bidang olahraga dan bisa membudayakan olahraga di
masyarakat.
2.1.3. Aspek Pelayanan Umum
a. Pendidikan
Pencapaian sasaran urusan pendidikan, selain dilaksanakan melalui program
pendidikan formal dilakukan juga melalui program pendidikan non formal beberapa
diantaranya

adalah,

Program

PAUD,

program

pendidikan dasar, program

pendidikan menengah, program pendidikan untuk kesetaraan, masyarakat, kursus
dan kelembagaan dan program pendidikan khusus serta pemberian beasiswa bagi
masyarakat miskin.
Disamping itu pemerintah Provinsi Gorontalo berupaya mempercepat keberhasilan
program wajib belajar 9 tahun dan 12 tahun melalui program pendidikan untuk
rakyat (PRODIRA). Pada tahun 2014 beberapa capaian cukup baik, namun ada
juga beberapa indikator yang menurun capaiannya atas implikasi dari mulai
membaiknya mekanisme pengumpulan data.
Capaian pembangunan di sektor pendidikan dapat dilihat dari indikator Angka
Partisipasi Kasar (APK) pada tahun 2014, untuk SD/MI sebesar 114,64 persen,
SMP/MTs sebesar 97,82 persen, dan SMA/MA/SMK sebesar 88,19 persen. Jika

II-12

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI GORONTALO TAHUN 2016

dibandingkan tahun 2013, APK SD/MI sebesar 114,29, APK SMP/MTs sebesar 97,06
dan SMA/MA/SMK sebesar 85,18. Hal ini menunjukkan peningkatan Angka
Partisipasi Kasar untuk berarti mengalami peningkatan untuk SD/MI sebesar 0,35
persen, SMP/MTs sebesar 0.76 persen dan SMA/MA/SMK sebesar 3 persen.
Angka Partisipasi Murni pada tahun 2014 untuk SD/MI sebesar 100,97 persen,
SMP/ MTs sebesar 73,06 persen dan SMA/MA/SMK sebesar 65,87 persen.
Pencapaian tersebut lebih baik dibandingkan dengan capaian Angka Partisipasi
Murni tahun 2013 yaitu untuk SD/MI sebesar 98,65 persen, SMP/ MTs sebesar
71,95 persen dan SMA/MA/SMK sebesar 64,75 persen. Pencapaian APM telah
memenuhi target RPJMD (2012-2017) untuk tahun 2014.
Sementara itu, melalui program peningkatan pendidikan non formal diperoleh
capaian peningkatan angka melek huruf pada tahun 2014 menjadi 99,68 persen,
capaian tersebut lebih baik dari tahun 2013 yang mencapai 99,50 persen. Dalam
kebijakan penerapan pendidikan gratis atau lebih dikenal dengan Program
Pendidikan untuk Rakyat (PRODIRA) di tahun 2014 telah mengakomodir siswa
SMA/MA/SMK sederajat sebanyak 47.124 siswa yang memperoleh bantuan
operasional sekolah, jumlah tersebut terdiri dari SMA Negeri dan Swasta sebanyak
26.893 siswa, untuk SMK Negeri dan Swasta sebanyak 18.287 siswa, untuk MA
Negeri sebanyak 1.784 siswa dan untuk SMALB sebanyak 160 siswa. Disamping itu
melalui program yang sama diberikan insentif untuk peningkatan kesejahteraan
pendidik dan tenaga kependidikan PAUD sebanyak 9.000 orang, insentif untuk
tenaga pendidik PKLK sebanyak 59 orang, insentif tenaga kependidikan PKLK
sebanyak 9 orang, insentif guru daerah terpencil sebanyak 405 orang dan insentif
untuk guru kontrak sebanyak 120 orang.
Capaian bidang perpustakaan dalam pengembangan budaya baca dan pembinaan
perpustakaan, terus dilakukan melalui pengembangan gedung perpustakaan dan
peningkatan layanan serta sarananya, peningkatan SDM Pustakawan dan Tenaga
Teknis Perpustakaan, juga terus dilakukan pembinaan dan pengembangan
perpustakaan Kabupaten/Kota sampai dengan tingkat desa, peningkatan jumlah
dan ragam bahan perpustakaan serta pengelolaan mobilisasi perpustakaan keliling
hingga ke Kabupaten/Kota. Dari upaya - upaya tersebut pada tahun 2014 jumlah
pengunjung mencapai 10.069 orang telah melebihi target yang tetapkan sebesar
5.000 orang, untuk jumlah buku ditahun 2014 sebanyak 4.136 Eksemplar dengan
judul sebanyak 1.580 judul, sedangkan koleksi buku dan judul terbitan daerah
sebanyak 30 judul. Pada tahun 2014 jumlah pustakawan berjumlah 2 orang dan
tenaga teknis perpustakaan berjumlah 15 orang yang bertugas dalam pengolahan
buku, pemegang klas bahan pustaka dan IT perpustakaan. Dalam rangka
peningkatan kompetensi SDM dalam hal kearsipan Kantor Perpustakaan dan Arsip
Daerah Provinsi Gorontalo telah menganggarkan kegiatan peningkatan SDM

II-13

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI GORONTALO TAHUN 2016

khususnya pelatihan dan diklat pustakawan/tenaga teknis perpustakaan kepada 50
orang tenaga pengelola kearsipan sehingga peningkatan kualitas pelayanan
perpustakaan terhadap pemustaka (masyarakat) dapat dilaksanakan sebaik
mungkin.
b. Kesehatan
Capaian kinerja urusan kesehatan Provinsi Gorontalo saat ini dapat ditunjukkan
dengan indikator kinerja urusan kesehatan, yaitu Angka Usia Harapan Hidup (UHH)
yang mengalami peningkatan, yang semula 67 tahun pada Tahun 2013 menjadi
67,54 tahun pada Tahun 2014. Capaian untuk angka kematian Ibu (AKI) tahun
2014 telah menunjukkan trend positif. Hal ini ditunjukkan dengan AKI tahun 2014
sebesar 194,8 per 100.000 kelahiran hidup lebih rendah dari tahun sebelumnya
sebesar 251,7 per 100.000 kelahiran hidup. Namun angka ini masih belum
mencapai target RPJMD Tahun 2014,

untuk itu diperlukan upaya keras untuk

mencapai target RPJMD 2012-2017 di tahun 2014 yaitu 159,1 per 100.000
kelahiran hidup dan target MDGs pada tahun 2015 yakni sebesar 102 per 100.000
kelahiran hidup. Sedangkan untuk capaian Angka Kematian Bayi (AKB) mengalami
trend yang negative artinya terjadi kenaikan pada tahun 2014 sebesar 13,9 per
1.000 kelahiran hidup dibanding tahun 2013 sebesar 13,3 per 1.000 kelahiran
hidup. Namun pencapaian ini telah mencapai target RPJMD 2012-2017 di 2014
yaitu 16 per 1.000 kelahiran hidup, dan target MDGs yakni 23 per 1.000 kelahiran
hidup tahun 2015. Untuk capaian Angka Kematian Balita (AKABA) pada tahun 2014
sebesar 15,3 per 1.000 kelahiran hidup artinya meningkat jika dibandingkan tahun
2013 sebesar 15 per 1.000 kelahiran hidup. Namun demikian capaian ini telah
melampaui target RPJMD 2012-2017 untuk tahun 2014 sebesar 18,50 persen per
1.000 kelahiran hidup dan juga target MDGs sudah terlampaui yakni 32 per 1.000
kelahiran hidup tahun 2015.
Pencapaian cakupan prevalensi gizi kurang mengalami kenaikan dimana pada
tahun 2013 sebesar 100,3 persen meningkat menjadi 10,86 persen ditahun 2014.
Meskipun demikian, pencapaian ini telah melampaui target RPJMD 2012-2017
untuk tahun 2014 sebesar 14,00 persen dan target MDGs yakni 15,5 persen tahun
2015.
Capaian lainnya yang terkait dengan target MDGs adalah Pengendalian HIV/AIDS,
dimana jumlah penderita HIV/AIDS di Provinsi Gorontalo mengalami penurunan
dari tahun 2013 sebanyak 34 orang menjadi 26 orang pada tahun 2014.
Sementara itu, untuk melihat tingkat kelayakan hidup penduduk yang sehat dapat
dilihat dari akses air bersih dan kelayakan sanitasi. Tercatat bahwa pada tahun
2014 di Provinsi Gorontalo hanya 42,5 persen rumah tangga yang memiliki akses
berkelanjutan terhadap air bersih menurun dibanding tahun sebelumnya sebesar
56,3%. Capaian ini belum berhasil mencapai target yang ditetapkan untuk tahun

II-14

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI GORONTALO TAHUN 2016

2014 sebesar 67%. Sedangkan persentase penduduk yang memiliki akses sanitasi
layak seperti jamban sehat hanya sebesar 46,55 persen, mengalami penurunan
dibanding tahun sebelumnya sebesar 52,8 persen. Angka ini belum mencapai
target tahun 2014 sebesar 61%. Sedangkan persentase rumah tangga yang
melaksanakan perilaku Hidup Bersih dan Sehat sebesar 63,55 persen, mengalami
penurunan dibanding tahun sebelumnya sebesar 69,37 persen Capaian PHBS
tahun 2014 ini belum mencapai target yakni 70%. Hal ini perlu terus diupayakan
peningkatan tingkat kelayakan hidup penduduk yang memenuhi kriteria sehat.

Dan dalam upaya peningkatan kesehatan bagi masyarakat berpenghasilan rendah,
pemerintah provinsi melalui program Jamkesta telah membantu pelayanan
kesehatan gratis sesuai UU RI Nomor 40 tahun 2004. Untuk tahun 2014,
Pemerintah Provinsi Gorontalo telah memberikan jamkes kepada 235.058 jiwa dari
280.884 kepesertaan Jamkesta. Jumlah ini berkurang dibanding tahun 2013, yang
telah memberikan pelayanan kesehatan kepada 272.071 jiwa warga miskin dari
325.236 kepesertaan Jamkesta.
Tahun 2014 tenaga kesehatan di Provinsi Gorontalo terdiri dari dokter spesialis
sebanyak 58 orang, dokter gigi sebanyak 45 orang, dokter umum sebanyak 273
orang, perawat sebanyak 1.645 orang, bidan sebanyak 1010 orang, apoteker
sebanyak 68 orang, sanitarian sebanyak 249 orang, tenaga gizi sejumlah 243
orang, fisiotherapi sejumlah 16 orang, sarjana kesehatan masyarakat berjumlah
485 orang dan tenaga farmasi berjumlah 94 Orang. Tenaga kesehatan tersebut
belum tersebar merata di seluruh kabupaten/kota. Sarana pelayanan kesehatan di
Provinsi Gorontalo tahun 2014 terdiri dari RSUD sebanyak 9, RS Swasta 3,
Puskesmas 93, Puskesmas pembantu 242, Puskesmas keliling 86, Posyandu
sebanyak 1304, Desa Siaga aktif sebanyak 525. Untuk Rumah Sakit Umum Provinsi
Gorontalo yang telah beroperasi sejak tahun 2014, akan dilakukan pengembangan
dan menjadi salah satu prioritas pembangunan Provinsi Gorontalo.
c. Lingkungan Hidup
Aspek yang menjadi ukuran keberhasilan pembangunan lingkungan hidup di
Provinsi Gorontalo ditandai dengan capaian peningkatan indeks kualitas lingkungan
hidup. Dimana menurut data yang dirilis oleh Kementerian Lingkungan Hidup
bahwa indeks kualitas lingkungan hidup Provinsi Gorontalo mencapai 97,43 % di
tahun 2014, meningkat dibanding capaian tahun 2013 sebesar 95,01 point. Di
samping itu tingkat ketaatan pemrakarsa terhadap pelaksanaan dokumen
lingkungan juga mengalami peningkatan dari sebesar 77 persen di tahun 2013
meningkat menjadi 84 persen di tahun 2014. Pencapaian tersebut diperoleh dari
meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup dan

II-15

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI GORONTALO TAHUN 2016

terus dilaksanakannya upaya pembinaan teknis dalam sistem manajemen kegiatan
pengelolaan dan pengendalian dampak lingkungan hidup.
Isu - isu yang menjadi perhatian dalam bidang lingkungan hidup di provinsi
Gorontalo adalah kerusakan Danau Limboto, penurunan kualitas air Danau
Limboto, pencemaran air sungai, kerusakan mangrove dan terumbu karang,
tingkat ketaataan pemrakarsa kegiatan dalam pengelolaan lingkungan hidup masih
rendah.
Sementara itu, kualitas air di beberapa sungai di Provinsi Gorontalo kualitasnya
rendah, dari hasil

pemantauan kualitas air pada tahun 2014 menunjukkan

beberapa parameter sudah melebihi nilai ambang batas yang dipersyaratkan.
Gambaran Status Mutu air Sungai yaitu Sungai Bone : Cemar Ringan – Sedang,
Sungai Biyonga : Cemar Ringan – Sedang, Sungai Paguyaman : cemar ringan –
sedang

Sungai Buladu : Cemar Sedang – Berat, Sungai Taluduyunu : Cemar

Ringan – Cemar Sedang, Sungai Andagile Atinggola : Cemar Ringan – Sedang, dan
Sungai Randangan Pohuwato : Cemar Ringan – Sedang. Sementara itu kondisi
kualitas udara ambiet di Kab/Kota masih baik.
Dalam pengembangan bidang lingkungan hidup beberapa upaya telah dilakukan
diantaranya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, pengembangan data
dan informasi lingkungan hidup dan peningkatan kinerja pemerintah Kabupaten
dan kota dalam pengelolaan SDA dan lingkungan hidup. Tahun 2014 mulai
diupayakan revitalisasi danau limboto, untuk tahap awal dilakukan pengerukan
danau limboto, pembersihan enceng gondok, dan pembangunan tanggul pencegah
banjir.
2.1.4. Aspek Daya Saing Daerah
2.1.4.1. Kemampuan Ekonomi Daerah
Kemampuan ekonomi daerah dapat ditunjukkkan dengan peningkatan kinerja
dalam pembangunan ekonomi lainnya, yaitu pembangunan sektoral yang
difokuskan pada lingkup pertanian, perindustrian dan perdagangan, KUMKM dan
pariwisata. Kemampuan ekonomi tersebut di dukung oleh beberapa sektor sebagai
berikut :
a. Sektor Pertanian
Prioritas Pembangunan di bidang pertanian diarahkan pada peningkatan luas
panen komoditi tanaman pangan dan hortikultura, peningkatan produktivitas dan
produksi komoditi tanaman pangan dan hortikultura, peningkatan infrastruktur,
sarana dan prasarana lahan dan air dan peningkatan ketahanan pangan. Dari
prioritas pengembangan tersebut, pencapaian kinerja sektor pertanian di tahun
2014 dapat dilihat dari: Peningkatan produksi jagung tahun 2014 (ASEM) sebesar
719.780 ton pipilan kering, mengalami kenaikan sebesar 50.686 ton atau 7,04

II-16

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI GORONTALO TAHUN 2016

persen dibandingkan produksi tahun 2013 sebesar 669.094 ton (ATAP). Kenaikan
produksi tersebut disebabkan adanya peningkatan luas panen sebesar 8.393 Ha
(5,64 persen) dan kenaikan produktivitas sebesar 0,72 Kwintal/hektar (1,48
persen). Namun pencapaian ini belum dapat mencapai target RPJMD untuk tahun
2014 sebesar 789.512 ton, karena disebabkan antara lain petani/masyarakat belum
menerapkan teknologi budidaya yang benar dan kurangnya faktor pemupukan,
selain itu faktor pola subsidi benih yang mulai diterapkan Tahun 2013 dan 2014 ini
varietas benih yang disubsidi oleh pemerintah tidak diminati oleh petani, hal ini
didasari oleh realisasi penyerapan subsidi benih jagung untuk provinsi Gorontalo
hanya kurang lebih sebesar 25 persen sampai dengan akhir tahun 2014.
Dukungan dana APBD melalui bantuan benih jagung hibrida mengalami
peningkatan yang cukup significant melalui tambahan anggaran APBD Pergeseran
dan APBD-Perubahan namun hasil produksinya baru akan dipanen pada bulan
Januari dan Februari 2015 sehingga tidak memberikan pengaruh pada capaian
produksi tahun 2014.
Berdasarkan angka Sementara (ASEM) produksi padi tahun 2014 sebesar 314.703
ton Gabah Kering Giling (GKG), meningkat sebesar 18.791 ton atau 5,97 persen
dibandingkan angka tetap tahun 2013 sebesar 295.912 ton Gabah Kering Giling
(GKG). Capaian produksi padi untuk tahun 2014 telah melampaui target yang
ditetapkan sebesar 308.896 ton. Peningkatan produksi utamanya juga disebabkan
oleh peningkatan luas panen tahun 2014 sebesar 62.690 Ha, meningkat
dibandingkan tahun 2013 sebesar 56.894 Ha atau mengalami peningkatan sebesar
5.796 Ha atau 9,25 % dari tahun 2013. Peningkatan produksi ini berbanding
terbalik dengan peningkatan produktivitas padi yang hanya sebesar 50,20 Ku/Ha
(ASEM), mengalami penurunan dibanding angka tetap tahun 2013 sebesar 52,01
Ku/Ha atau menurun sebesar 1,81 kw/Ha (-3,61 persen) dan belum mencapai
sasaran yang ditetapkan sebesar 55.63 Kw/Ha.
Produksi kedelai sesuai asem 2014 sebesar 4.273 ton biji kering, mengalami
penurunan dibanding angka tetap tahun 2013 sebesar 4.410 ton. Penurunan
produksi terjadi utamanya karena menurunnya luas panen sebesar 137 hektar (3,21 persen) dari 3.367 Ha tahun 2013 menjadi 2.842 Ha tahun 2014. Namun
pencapaian ditahun 2014, telah melampaui sasaran yang ditetapkan dalam RPJMD
sebesar 2.407 ton. Pencapaian ini disebabkan adanya dukungan bantuan benih
dari APBD Kabupaten Pohuwato, minat masyarakat tani melalui swadaya serta
adanya dukungan bantuan benih kedelai 60 Ha melalui program SLPTT. Penurunan
produksi dan produktivitas kedelai disebabkan karena penurunan luas panen dari
angka tetap tahun 2013 sebesar 3.367 Ha menjadi 2.842 Ha tahun 2014.
Untuk capaian kinerja komoditi utama hortikultura (cabe) terjadi penurunan pada
luas panen tahun 2014 sebesar 2.092 Ha dibandingkan dengan 2013 2.296 Ha

II-17

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI GORONTALO TAHUN 2016

atau mengalami penurunan sebesar 9,75 persen. Penurunan yang signifikan
berpengaruh terhadap produksi cabe, dimana pada tahun 2013 produksi cabe
mencapai 12.159 ton, sedangkan pada tahun 2014 menurun menjadi 11.526 ton.
Capaian ini juga belum mencapai target yang telah ditetapkan untuk tahun 2014
karena selama tahun 2014 banyak tanaman cabe yang terserang penyakit
sehingga produksinya mengalami penurunan.
Ketahanan Pangan, berdasarkan hasil analisis pola produksi padi angka
Sementara (ASEM) 2014 diperoleh angka produksi padi di provinsi Gorontalo
mencapai 314.703 ton gabah kering giiling (GKG) meningkat sebesar 18.791 ton
(5,97 persen) dibanding Angka Tetap (ATAP) tahun 2013. Dengan konversi gabah
ke beras tersedia untuk konsumsi langsung sebesar 58,16 persen, maka
ketersediaan beras tahun 2014 mencapai 183.031 ton, maka provinsi Gorontalo
mengalami surplus beras sebesar 82.989 ton pada tahun 2014.
Implikasi dari pencapaian kinerja sektor pertanian tersebut terlihat berdasarkan
Nilai Tukar Petani (NTP) yang merupakan perbandingan indeks harga yang
diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani. NTP (NTP Umum)
Provinsi Gorontalo tahun 2014 sebesar 100,62 menurun dibandingkan tahun 2013
sebesar 101,07. NTP masing-masing subsektor tercatat subsektor tercatat sebesar
96,31 untuk Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P), 121,14 untuk Subsektor
Hortikultura (NTP-H), 92,80 untuk Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR), 100,12 untuk Subsektor Peternakan (NTP-T) dan 97,50 untuk Subsektor
Perikanan (NTN). Penurunan NTP pada Desember 2014 untuk semua subsektor
disebabkan adanya indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah
tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian yang lebih besar jika
dibandingkan dengan kenakan indeks harga hasil produksi pertanian.
Pengembangan pertanian juga dilaksanakan melalui peningkatan kompetensi dan
pemberdayaan penyuluh, di tahun 2014 mutu penyelenggaraan penyuluh
ditingkatkan dengan penyediaan demplot Balai Penyuluh Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan (BP3K) sebanyak 45 unit dan sebanyak 77 Unit lembaga penyuluh
difasilitasi dan dikembangkan, serta peningkatan kelas kemampuan kelompok
sebanyak 123 kelompok. Kemudian dilakukan juga peningkatan kapasitas penyuluh
PPK melalui diklat fungsional sebanyak 31 orang dan diklat teknis bagi 50 penyuluh
serta diklat teknis pelaku utama dan pelaku usaha sebanyak 50 orang.
Dari sisi pola konsumsi pangan ditunjukkan dengan peningkatan skor pola
pangan harapan (PPH) yang terbagi atas Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
Ketersediaan dan Skor Pola Pangan Harapan Konsumsi. Skor PPH Ketersediaan
menggambarkan perbandingan antara kebutuhan kalori (pangan) masyarakat
dibandingkan dengan kondisi ketersediaan kalori/pangan didaerah. Hasil analisa

II-18

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI GORONTALO TAHUN 2016

menunjukkan bahwa Skor PPH Ketersediaan untuk tahun 2014 sebesar 62,81,
masih jauh dibawah target yang ditetapkan untuk tahun 2014 yakni sebesar 82,8.
Demikian halnya dengan skor PPH Konsumsi merupakan parameter yang
digunakan untuk menilai tingkat keanekaragaman dan mutu gizi ketersediaan dan
konsumsi

pangan penduduk. Indikator ini menunjukkan bahwa semakin tinggi

skor PPH Konsumsi maka konsumsi pangan semakin beragam. Hasil analisa yang
ditunjukkan bahwa pola konsumsi pangan tahun 2014 sebesar 72,8, juga masih
dibawah target yang telah ditetapkan dalam RPJMD untuk tahun 2014 sebesar
77,4, dan belum mencapai Standar Pelayanan Minimal 90 serta skor PPH ideal 100
point. Dari hasil analisa juga menunjukkan bahwa Skor PPH diwilayah perkotaan
sebesar 77,1 lebih tinggi dibandingkan wilayah pedesaan yang hanya sebesar 73,8.
Hal ini mengindikasikan bahwa konsumsi pangan diwilayah perkotaan lebih
beragam dan komposisi gizi antar kelompok lebih berimbang dibandingkan dengan
konsumsi pangan diwilayah pedesaan.
Upaya menjadikan Provinsi Gorontalo sebagai lumbung ternak telah diupayakan
dengan mengembangkan usaha peternakan dalam peningkatan populasi ternak
sapi. Dari upaya tersebut populasi ternak sapi mengalami peningkatan dari
174.858 ekor tahun 2013 menjadi 189.203 ekor ditahun 2014. Hal ini menunjukkan
populasi sapi hanya mencapai 3,65 persen dari yang ditargetkan 4 persen. Dari
data Dinas Perternakan dan Perkebunan target populasi sebanyak 206.826, namun
ditahun 2014 pemotongan sapi mencapai 15.337 ekor dan pengeluaran ternak
keluar dari Provinsi Gorontalo sebanyak 9.500 ekor. Untuk populasi kambing pada
tahun 2014 sebesar 83.839 ekor mengalami peningkatan dibanding tahun 2013
sebesar 83.512 ekor. Populasi ternak ayam buras di tahun 2014 juga mengalami
peningkatan menjadi 1.397.921 ekor dibanding tahun 2013 yang populasinya
sebesar 1.374.185 ekor dan untuk populasi ternak itik mengalami peningkatan di
tahun 2014 sebesar 49.463 ekor dibanding tahun 2013 sebesar 48.560 ekor.
Kinerja Sektor Peternakan lainnya ditunjukkan melalui produksi hasil peternakan.
Untuk produksi daging sapi tahun 2014 sebesar 3.011.474 Kg mengalami
penurunan dibandingkan produksi tahun 2013 sebesar 3.617.458 Kg. Demikian
halnya dengan produksi daging kambing juga mengalami penurunan dari 177.910
Kg tahun 2013 menjadi 176.524 Kg tahun 2014. Untuk produksi daging ayam
buras juga mengalami penurunan dari tahun 2013 sebe