BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN - Bab II RKPD Kabupaten Purwakarta Tahun 2016

BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah

Kabupaten Purwakarta merupakan bagian dari Wilayah Provinsi Jawa Barat yang terletak di antara 107 o 30’-107 o 40’ Bujur Timur dan 6 o 25’-6 o 45’ Lintang Selatan. Secara administratif Kabupaten Purwakarta mempunyai batas wilayah sebagai berikut :

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Karawang dan Kabupaten Subang;  Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Subang dan Kabupaten Bandung Barat;  Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Cianjur;  Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Karawang, Kabupaten Cianjur dan

Kabupaten Bogor. Luas wilayah Kabupaten Purwakarta 97.172 hektar (971,72 km 2 ) atau 2,81 persen dari luas

Wilayah Propinsi Jawa Barat, yang terdiri dari 17 kecamatan, 183 desa, 9 kelurahan, 475 dusun, 1.084 Rukun Warga (RW), dan 3.455 Rukun Tetangga (RT). Jarak antar kecamatan bervariasi, dimana jarak terdekat sepanjang 4 km yaitu antara Kecamatan Sukatani dengan Kecamatan Plered, sedangkan jarak terjauh adalah 60 km yaitu antara Kecamatan Bojong dengan Kecamatan Sukasari.

2.1.1 Aspek Geografi dan Demografi

Ditinjau dari aspek geografis, letak Kabupaten Purwakarta dapat dibagi atas beberapa wilayah, yaitu Bagian Utara, Bagian Barat, Bagian Selatan dan Bagian Timur. Wilayah Bagian Utara mencakup Kecamatan Campaka, Kecamatan Bungursari, Kecamatan Cibatu, Kecamatan Purwakarta, Kecamatan Babakancikao, Kecamatan Pasawahan, Kecamatan Pondoksalam, Kecamatan Wanayasa dan Kecamatan Kiarapedes dimana sebagian besar wilayahnya terletak pada ketinggian antara 25-500 m di atas permukaan laut (dpl). Wilayah Bagian Barat meliputi Kecamatan Jatiluhur dan Kecamatan Sukasari dimana sebagian wilayahnya merupakan permukaan air Danau Ir. H. Juanda yang mempunyai ketinggian 107 m dpl, sedangkan tanah daratan di sekitarnya berada pada ketinggian sekitar 400 m dpl. Wilayah Bagian Selatan dan Timur, wilayahnya meliputi Kecamatan Plered, Kecamatan Maniis, Kecamatan Tegalwaru, Kecamatan Sukatani, Kecamatan Darangdan dan Kecamatan Bojong, dengan ketinggian lebih dari 200 m dpl. Dilihat dari Aspek Topografi, Kabupaten Purwakarta dapat dikelompokkan ke dalam tiga wilayah, yaitu :  Wilayah Pegunungan, yang terletak di tenggara Kabupaten Purwakarta, dengan ketinggian

1.100-2.036 m dpl, dan meliputi 29,73% dari total luas wilayah.

 Wilayah Perbukitan, yang terletak di barat laut Kabupaten Purwakarta dengan ketinggian 500-1.100 m dpl, dan meliputi 33,80% dari total luas wilayah.  Wilayah Dataran, yang terletak di utara Kabupaten Purwakarta dengan ketinggian 35-499 m dpl, dan meliputi 36,47% dari total luas wilayah.

Berikut adalah Gambar Peta Administrasi Kabupaten Purwakarta yang dapat dilihat pada Gambar

2.1 berikut ini :

Gambar 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Purwakarta

Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Purwakarta.

PEMERINTAH KABUPATEN PURWAKARTA

Luas Wilayah dan jumlah desa/kelurahan di Kabupaten Purwakarta sampai dengan tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini :

Tabel 2.1 Luas Wilayah dan Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Kecamatan di Kabupaten Purwakarta

JUMLAH DESA/ KECAMATAN

LUAS WILAYAH

KM 2 %

KELURAHAN

1. Jatiluhur

2. Sukasari

3. Maniis

4. Tegalwaru

5. Plered

6. Sukatani

7. Darangdan

8. Bojong

9. Wanayasa

10. Kiarapedes

JUMLAH DESA/ KECAMATAN

LUAS WILAYAH

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Purwakarta.

Dari tabel di atas terlihat bahwa Kecamatan Sukatani merupakan wilayah terluas dari luas wilayah Kabupaten Purwakarta yaitu seluas 95,43 km 2 atau 9,82%, sedangkan Kecamatan Purwakarta merupakan luas wilayah terkecil yaitu seluas 24,83 km 2 atau 2,56%. Untuk jumlah desa/kelurahan terbanyak berada di Kecamatan Plered sebanyak 16 desa. Gambaran umum demografis wilayah Kabupaten Purwakarta, tercermin dari jumlah penduduk Purwakarta, pada tahun 2010 berdasarkan data hasil Sensus Penduduk tahun 2010 dari Badan Pusat Statistik (BPS) adalah sebanyak 852.521 jiwa. Dikarenakan Sensus Penduduk dilaksanakan setiap sepuluh tahun sekali (tahun berakhiran 0), maka untuk tahun 2014 jumlah penduduk Kabupaten Purwakarta menggunakan data proyeksi. Data penduduk Kabupaten Purwakarta tahun 2014 diprediksikan mencapai 913.447 jiwa. Peningkatan ini disebabkan selain akibat faktor pertumbuhan penduduk alami, juga dipengaruhi oleh faktor migrasi, baik migrasi masuk maupun migrasi keluar. Sedangkan berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta, bahwa jumlah Kartu Keluarga (KK) sebanyak 323.766, dengan jumlah penduduk Kabupaten Purwakarta tahun 2014 sebanyak 854.137 jiwa, yang terdiri dari 434.756 laki-laki dan 419.381 perempuan. Perlu juga diketahui bahwa terdapat perbedaan antara jumlah penduduk Kabupaten Purwakarta, yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Purwakarta. Perbedaan ini dikarenakan tidak samanya indikator yang digunakan, misalnya BPS tidak menghitung penduduk yang tidak berada di Kabupaten Purwakarta minimal selama 6 bulan, sedangkan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil tetap menghitung penduduk tersebut selama masih mempunyai KTP dan terdaftar di Kartu Keluarga. Dalam dokumen RKPD ini kami menggunakan data dari BPS, dengan pertimbangan bahwa jumlah penduduk dari BPS menjadi dasar perhitungan untuk menentukan berbagai indikator makro pembangunan baik tingkat kabupaten/kota, provinsi, maupun tingkat nasional/pusat. Data penyebaran penduduk Kabupaten Purwakarta menurut kelompok umur tahun 2014, dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut ini :

Tabel 2.2 Penyebaran Penduduk Kabupaten Purwakarta Menurut Kelompok Umur Tahun 2014

No. Kelompok Umur

Laki-Laki

Perempuan Jumlah

Keterangan : Data Proyeksi

Dari tabel di atas terlihat bahwa penduduk Kabupaten Purwakarta tahun 2014 yang terbanyak antara usia 10 – 14 tahun yaitu sebesar 11,04%, dan yang sedikit antara umur 60 – 64 yaitu sebesar 2,62%. Sedangkan berdasarkan gender penduduk Kabupaten Purwakarta tahun 2014 hampir seimbang, yaitu laki-laki sebanyak 50,96% dan perempuan sebanyak 49,04%.

2.1.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat

2.1.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

a. Laju Pertumbuhan Ekonomi

Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) menggambarkan besarnya peningkatan produksi yang terjadi dibandingkan tahun sebelumnya. Indikator ini dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan pembangunan yang telah berlangsung di Kabupaten Purwakarta dalam periode waktu tertentu. Sebagaimana diketahui, perkembangan perekonomian Kabupaten Purwakarta tidak lepas dari pengaruh perkembangan ekonomi nasional secara umum. Perekonomian nasional yang terus menunjukkan pertumbuhannya baik dari segi investasi maupun sektor perdagangan memberikan imbas pada nilai investasi di Kabupaten Purwakarta yang semakin meningkat, begitupun pada sektor perdagangan memperlihatkan pertumbuhan positif dari tahun ke tahunnya. Data Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Purwakarta dari tahun 2013-2014, dapat dilihat pada Tabel 2.3 berikut ini :

Tabel 2.3 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2014

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Purwakarta Keterangan : *) Data Target

Data Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Purwakarta tahun 2014 ditargetkan sebesar 7,98 % atau menguat 0,59 % dibandingkan tahun 2013. Peningkatan angka Laju Pertumbuhan Ekonomi tersebut dipicu oleh tiga sektor dominan sebagai penggerak roda perekonomian di Kabupaten Purwakarta, yakni Sektor Industri Pengolahan, Sektor Perdagangan dan Sektor Pertanian.

b. Produk Domestik Regional Bruto

Perkembangan produksi baik barang dan jasa di Kabupaten Purwakarta direfleksikan dalam bentuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB merupakan dasar pengukuran atas nilai tambah yang mampu diciptakan akibat timbulnya berbagai aktifitas ekonomi dalam suatu wilayah. Hal ini tidak terlepas dari kemampuan daerah dalam mengelola sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki. Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Purwakarta dari tahun 2013-2014, dapat dilihat pada Tabel 2.4 berikut ini :

Tabel 2.4

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Purwakarta

Tahun 2013-2014

TAHUN NO.

1. Atas Dasar Harga Berlaku (Juta

24.324.755 Rupiah)

2. Atas Dasar Harga Konstan (Juta

9.346.102 Rupiah)

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Purwakarta Keterangan : *) Data Target

Kinerja pembangunan ekonomi Kabupaten Purwakarta dapat dilihat dari berbagai indikator, seperti pertumbuhan ekonomi makro, struktur perekonomian, pendapatan per-kapita dan indikator ekonomi lainnya yang terus menunjukkan pertumbuhan yang positif dari tahun ke tahun. Data PDRB Kabupaten Purwakarta Atas Dasar Harga Berlaku tahun 2014 terjadi peningkatan sebesar 10,32% bila dibandingkan dengan tahun 2013. Sedangkan pertumbuhan PDRB Kabupaten Purwakarta Atas Dasar Harga Konstan pada tahun 2014 mencapai terjadi peningkatan positif dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 6,20%.

PDRB Kabupaten Purwakarta selain menunjukkan pertumbuhan ekonomi, juga dapat menggambarkan struktur ekonomi. Struktur ekonomi tersebut dapat dilihat dari peranan masing- masing sektor dalam sumbangannya terhadap PDRB total, dimana dari tahun 2014 peranan terbesar didukung oleh kegiatan ekonomi yang tergabung dalam kelompok Sektor Industri Pengolahan, berikutnya Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran dan kemudian Sektor Pertanian.

c. PDRB Per Kapita Penduduk

Ukuran lain yang digunakan untuk melihat tingkat kemakmuran penduduk suatu daerah atau potensi ekonomi suatu daerah adalah besaran PDRB Per-Kapita Atas Dasar Harga Berlaku. PDRB Per-Kapita merupakan gambaran nilai tambah yang dapat diciptakan oleh masing-masing penduduk akibat dari adanya aktivitas produksi, dapat pula dijadikan gambaran kasar dari rata- rata pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk selama satu tahun di suatu wilayah. Gambaran kemakmuran tersebut dikatakan kasar karena pada kenyataannya produk yang dihasilkan oleh suatu wilayah belum tentu seluruhnya dinikmati oleh penduduk wilayah yang bersangkutan. Data PDRB Per-Kapita Penduduk Kabupaten Purwakarta dari tahun 2013-2014, dapat dilihat pada Tabel 2.5 berikut ini :

Tabel 2.5

Data Pendapatan Per-Kapita Penduduk Kabupaten Purwakarta

Tahun 2013-2014 (Atas Dasar Harga Berlaku)

JUMLAH NO.

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Purwakarta Keterangan : *) Data Target

Data PDRB Per-Kapita Penduduk Kabupaten Purwakarta menunjukkan pertumbuhan yang positif. PDRB Per-Kapita Kabupaten Purwakarta tahun 2014 ditargetkan sebesar Rp26.778.000,00, terjadi peningkatan bila dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar Rp2.206.000,00.

d. Kemampuan Daya Beli Masyarakat

Pengeluaran rumah tangga merupakan salah satu indikator yang dapat memberikan gambaran kesejahteraan penduduk di suatu daerah. Kemampuan daya beli masyarakat ditentukan oleh beberapa faktor, seperti faktor pendapatan, inflasi dan pola konsumsi masyarakat. Indeks Daya Beli Masyarakat Kabupaten Purwakarta dari tahun 2013-2014, dapat dilihat pada Tabel 2.6 berikut ini :

Tabel 2.6

Indeks Daya Beli Masyarakat di Kabupaten Purwakarta

Tahun 2013-2014

NO.

TAHUN

INDEKS DAYA BELI

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Purwakarta Keterangan : *) Data Target

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Purwakarta, Pertumbuhan Indeks Daya Beli Masyarakat Kabupaten Purwakarta dari tahun ke tahun terus meningkat, dengan menghitung tingkat daya beli masyarakat berdasarkan pengeluaran konsumsi per-kapita riil ditargetkankan tahun 2014 sebesar 65,79 point atau mengalami peningkatan sebesar 0,70 point bila dibanding tahun 2013. Salah satu alasan peningkatan ini adalah pembangunan ekonomi Kabupaten Purwakarta yang mengalami pertumbuhan positif yang berpengaruh pada kenaikan pendapatan per-kapita masyarakat pada periode yang sama, sehingga hal ini akan mempengaruhi tingkat kemampuan daya beli masyarakat secara umum.

e. Laju Inflasi

Inflasi merupakan gejala kenaikan harga umum yang terjadi pada suatu wilayah, hal ini dipengaruhi oleh harga barang dan jasa serta kebijakan pemerintah. Pengukuran inflasi bisa dilakukan dengan menggunakan Indeks Harga Konsumen atau dengan menggunakan deflator PDRB. Perkembangan inflasi sebagaimana yang tercermin pada nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan, menunjukkan adanya bentuk keseimbangan antara permintaan (demand) dengan penyediaan (supply). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Purwakarta inflasi tahun 2014 mencapai angka 9,35%. Hal ini disebabkan Kenaikan harga BBM bersubsidi yang naik pada tahun 2014 sehingga menyebabkan capaian inflasi tahun 2014 cukup tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya. Kondisi ini diakibatkan BBM bersubsidi memiliki efek yang sangat dominan terhadap perubahan harga dari berbagai komoditas yang diteliti baik ketika pada tahap produksi maupun dalam hal distribusi komoditas tersebut.

f. Tingkat Kesempatan Kerja dan Pencari Kerja

Tingkat kesempatan kerja menunjukkan jumlah ketersediaan lapangan kerja pada suatu daerah, sedangkan tingkat pencari kerja menunjukkan jumlah penduduk yang sedang dalam kondisi mencari pekerjaan. Hal ini tentunya didasarkan kelompok usia tertentu, yaitu kelompok usia penduduk produktif. Data angkatan kerja, kesempatan kerja dan pencari kerja di Kabupaten Purwakarta tahun 2013- 2014, dapat dilihat pada Tabel 2.7 berikut ini :

Tabel 2.7 Angkatan Kerja, Kesempatan Kerja dan Pencari Kerja Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2014

TAHUN NO.

1. Angkatan Kerja

2. Kesempatan Kerja

3. Pencari Kerja

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Purwakarta Keterangan : *) Data Proyeksi

Dari tabel di atas terlihat bahwa Angkatan Kerja di Kabupaten Purwakarta tahun 2014 diproyeksikan sebanyak 375.455 orang atau menurun sebesar 4,03 % dibandingkan tahun 2013. Jumlah Kesempatan Kerja tahun 2014 diproyeksikan sebanyak 370.139 orang atau menurun sebesar 7,18 % dibandingkan tahun 2013, sedangkan Jumlah Pencari Kerja tahun 2014 diproyeksikan sebanyak 21.087 orang atau meningkat sebesar 51,30 % dibandingkan dengan tahun 2013.

g. Penduduk Miskin

Kemiskinan menurut pengertian umum adalah keadaan dimana individu atau sekelompok masyarakat tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan dan kesehatan yang layak. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah garis kemiskinan. Garis kemiskinan adalah nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kilo kalori per kapita per hari ditambah kebutuhan minimum non-makanan yang mencakup perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan. Adapun Data Penduduk Miskin di Kabupaten Purwakarta tahun 2013-2014 dapat dilihat pada Tabel 2.8 berikut ini :

Tabel 2.8 Data Penduduk Miskin di Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2014

No.

Tahun

Jumlah (Jiwa)

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Purwakarta

Dari tabel di atas terlihat bahwa penduduk miskin di Kabupaten Purwakarta tahun 2014 mengalami penurunan sebanyak 2.233 jiwa atau sebesar 2,74 % dibandingkan tahun 2013.

2.1.2.2 Fokus Kesejahteraan Masyarakat

a. Pendidikan

Sesuai dengan RPJMD Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2018, kebijakan pembangunan urusan pendidikan di Kabupaten Purwakarta diarahkan pada upaya memperluas kesempatan memperoleh pendidikan bagi seluruh masyarakat dengan strategi meningkatkan pemerataan dan kemudahan akses terhadap pendidikan dasar, menengah dan tinggi yang berkualitas. Adapun sasaran yang ingin dicapai dalam 5 tahun kedepan adalah meningkatnya aksesibilitas dan kualitas pendidikan bagi seluruh masyarakat, yang bertujuan guna mewujudkan pembangunan berbasis religi dan kearifan lokal (local wisdom) yang berorientasi pada upaya peningkatan aksesibilitas dan kualitas pendidikan. Pada prinsipnya, pelayanan umum di Sektor Pendidikan yang selama ini dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Purwakarta ditujukan untuk menciptakan sumberdaya manusia (SDM) yang berkualitas sebagai salah satu faktor utama pembangunan. Oleh karena itu dalam peningkatan kualitas SDM tersebut terutama lebih difokuskan kepada aksesibilitas masyarakat terhadap bidang pendidikan. Adapun kebijakan umum dan program pembangunan daerah lingkup urusan pendidikan berdasarkan RPJMD 2013-2018 meliputi : Program Pendidikan Anak Usia Dini; Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun; Program Pendidikan Menengah; Program Pendidikan Non Formal, Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan dan Program Manajemen Pelayanan Pendidikan.

b. Kesehatan

Kebijakan pembangunan urusan kesehatan di Kabupaten Purwakarta diarahkan pada upaya meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan dengan strategi meningkatkan ketersediaan kualitas pemenuhan tenaga kesehatan, penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan kualitas kesehatan lingkungan masyarakat, dengan sasaran yang ingin dicapai yaitu meningkatnya derajat kesehatan masyarakat purwakarta dan bertujuan guna mewujudkan pembangunan berbasis religi dan kearifan lokal yang berorientasi pada upaya peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan sosial masyarakat. Sebagaimana telah disebutkan di atas bahwa kebijakan pembangunan dalam urusan kesehatan di Kabupaten Purwakarta diarahkan pada upaya meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan, dengan berbagai upaya yang dilaksanakan, antara lain melalui : Program Obat dan Perbekalan Kesehatan; Program Upaya Kesehatan Masyarakat; Program Pengawasan Obat dan Makanan; Program Promosi Kesehatan; Program Perbaikan Gizi Masyarakat; Program Pengembangan Lingkungan Sehat; Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular dan Tidak Menular; Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin; Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/Puskemas Pembantu dan Jaringannya; Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan; Program Pengembangan Mutu Pelayanan Kesehatan; Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak; Program Pengembangan Laboratorium Kesehatan Daerah; Program Peningkatan

Pelayanan Kesehatan Anak Balita; Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia; serta Program Peningkatan Pelayanan Rumah Sakit.

c. Ketenagakerjaan

Penanganan urusan ketenagakerjaan tidak hanya sebatas pada ketersediaan lapangan kerja, kesejahteraan, pelatihan dan pembinaan tenaga kerja saja namun penanganan penyelesaian masalah-masalah ketenagakerjaan pun menjadi tanggung jawab pemerintah. Kebijakan pemerintah Kabupaten Purwakarta dalam upaya peningkatan capaian pembangunan dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang ketenagakerjaan dilaksanakan dengan bertujuan Mewujudkan Pembangunan Berbasis Religi dan Kearifan Lokal yang Berorientasi pada Upaya Peningkatan Derajat Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Masyarakat; dengan sasaran Meningkatnya Kualitas dan Iklim Ketenagakerjaan; dan dilakukan melalui strategi Meningkatkan Kualitas Tenaga Kerja; dengan arah kebijakan Menciptakan Tenaga Kerja Yang Terampil Sesuai Dengan Kebutuhan Pasar, dan Fasilitasi Penyelesaian Masalah-Masalah Ketenagakerjaan. Dalam upaya peningkatan capaian pembangunan dibidang Urusan Ketenagakerjaan, Dinas Tenaga Kerja, Sosial dan Transmigrasi Kabupaten Purwakarta sebagai OPD teknis melaksanakan beberapa program strategis dalam pencapaian pembangunan tersebut, diantaranya yaitu Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja; Program Peningkatan Kesempatan Kerja; dan Program Perlindungan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan. Berdasarkan data dari Dinas Tenaga Kerja, Sosial dan Transmigrasi Kabupaten Purwakarta bahwa jumlah pencari kerja yang terdaftar selama tahun 2014 sebanyak 18.632 orang yang terdiri dari 1.515 orang yang berpendidikan SD dan Sederajat, 5.150 orang SLTP, 1.0775 orang SLTA, 451 orang Diploma, dan 741 orang berpendidikan Sarjana. Sedangkan jumlah kesempatan kerja yang ada pada tahun 2014 sebanyak 1.444 orang, sehingga jumlah Angkatan Kerja tahun 2014 tercatat sebanyak 20.076 orang. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2.9 dibawah ini:

Tabel 2.9 Jumlah Pencari Kerja Yang Terdaftar di Kabupaten Purwakarta Tahun 2014

NO.

TINGKAT PENDIDIKAN

JUMLAH

1. SD dan sederajat 1.515

Sumber : Dinas Tenaga Kerja, Sosial dan Transmigrasi Kabupaten Purwakarta

Dalam rangka menciptakan kesempatan kerja berbagai kebijakan yang mendorong peningkatan iklim investasi termasuk iklim ketenagakerjaan terus diperbaiki. Jumlah pengangguran terbuka yang masih relatif tinggi tidak dapat diatasi melalui program-program ad hoc. Salah satu yang dilakukan adalah mendorong investasi agar dapat memberikan kesempatan kerja seluas-luasnya bagi para pencari kerja.

2.1.2.3 Fokus Seni Budaya dan Olahraga

Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Bidang Kebudayaan lebih menitikberatkan pada pelestarian dan pengembangan seni budaya daerah agar tetap hidup dan terpelihara sebagai ciri khas budaya daerah dan menjadi ragam kekayaan budaya nasional. Pelestarian budaya daerah harus mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah mengingat seni budaya daerah semakin tergerus oleh seni budaya barat dan modern yang dianggap lebih maju, gaul dan tidak kuno. Kebudayaan daerah harus terus dipertahankan dan dipelihara guna mempertahankan nilai-nilai luhur budaya bangsa guna menghadirkan karakteristik budaya daerah dan kearifan lokal pada tiap indrividu di daerah masing-masing. Kebijakan Pemerintah Kabupaten Purwakarta terkait dengan pelaksanaan urusan bidang kebudayaan diarahkan pada upaya untuk mendorong peningkatan dan pengembangan nilai budaya daerah khususnya budaya yang menjadi ciri khas daerah. Program Pengembangan Nilai Budaya dan Pengelolaan Keragaman Budaya diharapkan dapat mendorong pelestarian seni budaya melalui kegiatan-kegiatan yang diarahkan pada pengenalan budaya daerah, terutama seni budaya yang hampir punah dan perlu dilestarikan dan dilindungi serta dikembangkan. Pagelaran seni budaya yang mulai rutin dilakukan dan digelar pada setiap acara Hari Jadi Purwakarta merupakan bukti dan langkah kongkrit pemerintah Kabupaten Purwakarta dalam pelestarian dan pengembangan seni budaya daerah. Kegiatan seperti ini selayaknya harus mendapat apresiasi dan dukungan dari semua pihak terutama para pemerhati budaya/budayawan. Pembangunan Bidang Pemuda dan Olahraga memiliki peran penting sebagai aset dan penerus pembangunan bangsa. Beberapa permasalahan yang masih dihadapi dalam pembangunan pemuda di Kabupaten Purwakarta, antara lain partisipasi dan peran aktif pemuda masih rendah. Dengan demikian, tantangan ke depan adalah peningkatan kualitas pemuda dalam rangka meningkatkan peran aktif pemuda di berbagai bidang pembangunan. Sementara itu permasalahan seperti prestasi dan budaya olahraga yang masih rendah harus perlu ditingkatkan. Dengan demikian, tantangan ke depan adalah peningkatan pembinaan dan pengembangan olahraga yang didukung oleh prasarana dan sarana olahraga, serta penerapan teknologi dan kesehatan olahraga dalam rangka meningkatkan budaya dan prestasi olahraga. Kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Purwakarta pada Urusan Kepemudaan dan Olahraga berdasarkan RPJMD 2013-2018 yaitu dengan tujuan Mewujudkan Pembangunan Berbasis Religi dan Kearifan Lokal (local wisdom) yang berorientasi pada upaya peningkatan aksesibilitas dan kualitas pendidikan untuk mencapai Sasaran : Berkembangnya Potensi Generasi Muda dan Prestasi Keolahragaan, dengan Strategi : Mengembangkan Potensi dan Peran Serta Pemuda

Dalam Pembangunan, melalui Arah Kebijakan antara lain : Mengembangkan Potensi dan Peran Serta Pemuda Dalam Pembangunan serta Mengembangkan Potensi dan Prestasi Olahraga. Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, hingga tahun 2014 Kabupaten Purwakarta tercatat memiliki 58 organisasi kepemudaan, 15 kegiatan pembinaan kepemudaan dan 11 kegiatan pembinaan/ kompetisi olahraga. Adapun prasarana olahraga yang direvitalisasi/dibangun adalah Penataan dan rehabilitasi GOR Purnawarman, dengan hasil pelaksanaan kegiatan tersebut adalah terlaksananya pembangunan GOR Purnawarman, GOR Purnawarman seluas 10.000 m2; dan kegiatan lanjutan Pembangunan GOR Gunung Cupu (Tahap III).

2.1.3 Aspek Pelayanan Wajib FOKUS URUSAN WAJIB

a. Pendidikan

Adapun capaian kinerja pada Urusan Pendidikan dapat dilihat dari meningkatnya capaian Indikator Kinerja Kunci (IKK) Urusan Pendidikan dalam rentang waktu 2013-2014. Untuk lebih jelasnya mengenai data Indikator Kinerja Kunci Urusan Pendidikan di Kabupaten Purwakarta tahun 2014, dapat dilihat pada Tabel 2.10 di bawah ini :

Tabel 2.10 Indikator Kinerja Kunci (IKK) Urusan Pendidikan di Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2014

TAHUN (%) TREND NO.

1. IKK Pendidikan Anak Usia Dini

97.17 0,67 melek huruf (tidak buta aksara)

2. IKK Penduduk yang berusia dibawah 15 tahun yang

3. IKK Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A

99,34 0,99 Sederajat

4. IKK Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs

99,18 2,25 Sederajat

5. IKK Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK

98,05 18,43 Sederajat

6. IKK Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI Sederajat

7. IKK Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs

0,0 0,0 Sederajat

8. IKK Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK/MA

0,0 0,0 Sederajat

9. IKK Angka Kelulusan (AL) SD/ MI

10. IKK Angka Kelulusan (AL) SMP

11. IKK Angka Kelulusan (AL) SMA/ SMK/ MA

12. IKK Angka melanjutkan dari SD/MI ke SMP/ MTs

99,98 -0,02

13. IKK Angka melanjutkan dari SMP/MTs ke

99,53 -0,47 SMA/SMK/ MA

14. IKK guru-guru yang memenuhi kualifikasi S1/D.IV

Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Purwakarta

Berdasarkan data pada Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, pada tahun 2014 terjadi capaian peningkatan yang cukup signifikan pada 12 indikator kinerja kunci dari 14 indikator yang tersedia sebagai mana terlihat pada tabel di atas. Capaian IKK penduduk yang berusia dibawah

15 tahun yang melek huruf (tidak buta aksara) mengalami peningkatan sebesar 0,67 point; IKK Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/ paket A sederajat mengalami peningkatan sebesar 0,99 point; IKK Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/ MTs sederajat mengalami peningkatan sebesar 2,25 point; IKK Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/ SMK sederajat mengalami peningkatan sebesar 18,43 point; tetap mempertahankan IKK Angka Putus Sekolah (APS) SD/ MI sederajat, IKK Angka Putus Sekolah (APS) SMP/ MTs sederajat, IKK Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK/MA sederajat pada posisi 0,00 point; IKK Angka Kelulusan (AL) SD/ MI, IKK Angka Kelulusan (AL) SMP, IKK Angka Kelulusan (AL) SMA/ SMK/ MA pada posisi 100,00 point; menurunnya IKK Angka melanjutkan dari SD/ MI ke SMP/ MTs sebesar 0,02 point; menurunnya IKK Angka melanjutkan dari SMP/ MTs ke SMA/ SMK/ MA sebesar 0,47 point. Untuk IKK pendidikan anak usia dini yang mengalami kenaikan dibandingkan dengan capaian tahun 2013 sebesar 13,14 point dan IKK guru-guru yang memenuhi kualifikasi S1/D.IV juga mengalami kenaikan sebesar 10,02 point. Untuk IKK pendidikan anak usia dini yang mengalami peningkatan sebesar 13,14 point dibandingkan tahun 2013 yaitu sebesar 22,62. Peningkatan yang cukup signifikan bagi IKK pendidikan anak usia dini lebih disebabkan faktor internal dan ekternal perkotaan. Seperti kita ketahui bersama bahwa pada awalnya program PAUD dilaksanakan hampir diseluruh wilayah Kabupaten Purwakarta kemudian pelaksanaannya bergeser menjadi hanya di wilayah perkotaan saja, akan tetapi disebabkan di wilayah perkotaan peran ibu bersifat ganda, dimana sebagian besar waktunya terbagi untuk pemenuhan mencari nafkah (menjadi buruh/karyawan) pada sektor-sektor industri, maka trend menitipkan anak pada lembaga ini menjadi meningkat tajam walaupun seiring kebijakan pembatasan penerbitan ijin operasional PAUD hanya untuk di wilayah perkotaan saja. Mengenai penurunan pada 2 (dua) Indikator Kinerja Kunci (IKK) yaitu IKK Angka melanjutkan dari SD/ MI ke SMP/MTs dan IKK Angka melanjutkan dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA dapat dijelaskan bahwa hal ini lebih disebabkan faktor ekternal institusi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga diantaranya perpindahan anak didik mengikuti orang tuanya dan faktor internal anak didik dan atau orang tua yaitu untuk tidak melanjutkan pendidikan formal pada jenjang berikutnya melainkan melanjutkan pada pondok pesantren di luar wilayah Kabupaten Purwakarta. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Purwakarta, capaian makro sektor pendidikan lainnya antara lain : meningkatnya angka Rata-rata Lama Sekolah (RLS) sebesar 0,14 point jika dibandingkan capaian angka tahun 2013 yaitu sebesar 7,54; meningkatnya Angka

Melek Huruf (AMH) sebesar 0,54 point jika dibandingkan dengan tahun 2013 yaitu sebesar 96,65.

b. Kesehatan

Dalam kaca mata makro capaian pembangunan urusan kesehatan dapat dilihat dan diukur dari capaian kinerja pada Indikator Derajat Kesehatan Masyarakat. Derajat kesehatan masyarakat dihitung dari tinggi rendahnya indeks kesehatan, yang dipengaruhi oleh tiga indikator, yaitu : Angka Harapan Hidup (AHH/UHH), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI). Menurut data Badan Pusat Statistik Kabupaten Purwakarta untuk tahun 2013 dan data proyeksi Bappeda untuk tahun 2014, secara garis besar dalam rentang waktu 2013-2014, Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Purwakarta tahun 2014 sebesar 73,30 atau mengalami peningkatan sebesar 0,55 point dibandingkan tahun 2013, Angka Harapan Hidup (AHH) sebesar 67,97 atau meningkat sebesar 0,23 point dibandingkan tahun 2013, meningkatnya jumlah kematian ibu pada tahun 2104 sebanyak 10 kasus dibandingkan tahun 2013 yaitu sebanyak 18 kasus, meningkatnya kasus neonatal sebanyak 13 kasus dibandingkan tahun 2013 yaitu sebanyak 95 kasus; meningkatnya kasus kematian balita sebanyak 2 kasus, meningkatnya kasus kematian balita sebanyak 2 kasus jika dibandingkan dengan tahun 2013 yaitu sebanyak 10 kasus, dan meningkatnya kasus kematian bayi sebanyak 2 kasus jika dibandingkan dengan tahun 2013 yaitu sebanyak 28 kasus. Untuk kematian ibu lebih disebabkan karena kurangnya kesadaran ibu hamil dan anggota keluarga untuk memeriksakan kesehatan ke fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia, belum efektifnya kemitraan bidan dan paraji (dukun beranak) dan belum efektifnya sistem rujukan ke pelayanan kesehatan. Jumlah kasus kematian bayi dan ibu di Kabupaten Purwakarta tahun 2013-2014, dapat dilihat pada Tabel 2.11 berikut ini :

Tabel 2.11 Jumlah Kasus Kematian Bayi dan Ibu di Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2014 TAHUN NO. URAIAN KETERANGAN

1. Jumlah Kasus Kematian

a. Neonatal

Penyebab: Asfiksi 26 kasus; BBLR

59 kasus; kelainan kongenital 11

kasus; sepsis 1 kasus; hipotermi 1 kasus, lain-lain 10 kasus

b. Bayi

28 30 Penyebab: ISPA 7 kasus; diare 1 kasus; Pneumoni 5 kasus; lain-lain

17 kasus; diare 1 kasus; lain-lain 1

c. Balita

kasus

2. Jumlah Kasus Kematian Ibu

18 28 Penyebab: Pendarahan 7 kasus; Eklamsia 6 kasus; infeksi 2 kasus; decompensasi cordis 2 kasus; jantung 3 kasus dan lain-lain 8 kasus.

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta

Adapun Perkembangan Data Pembangunan Bidang Kesehatan di Kabupaten Purwakarta pada tahun 2013-2014, dapat dilihat pada Tabel 2.12 berikut ini :

Tabel 2.12

Perkembangan Data Pembangunan Bidang Kesehatan

Di Kabupaten Purwakarta Tahun 2013-2014

1. Jumlah Rumah Sakit Pemerintah

2. Jumlah Rumah Sakit TNI/POLRI

3. Jumlah Rumah Sakit Swasta

4. Jumlah Puskesmas

5. Jumlah Puskesmas Poned

6. Jumlah Puskesmas DTP + Poned

7. Jumlah Puskesmas Pembantu

8. Jumlah Puskesmas Keliling

9. Jumlah Posyandu

10. Jumlah Polindes/Poskesdes

11. Jumlah Klinik Swasta (BP)

12. Jumlah Rumah Bersalin (RB)

13. Jumlah Apotik

14. Jumlah Laboratorium

15. Rasio Puskesmas Per Penduduk

16. Rasio Puskesmas Per Puskesmas

1 : 2,5 Pembantu

17. Rasio Puskesmas Keliling Per

1 : 1,05 Puskesmas

18. Rerata Posyandu Per Desa/Kelurahan

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta

Dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan dalam pemenuhan Standar Pelayanan Minimal, pada tahun 2014 dicapai Rasio Puskesmas Per Penduduk adalah 1 : 42.178; Rasio Puskesmas Per Puskesmas Pembantu adalah 1 : 2,5; Rasio Puskesmas Keliling Per Puskesmas adalah 1 : 1,05; dan Rerata Posyandu Per Desa/Kelurahan adalah 4,97 atau 5 unit. Adapun Jumlah Ketersediaan Fasilitas Kesehatan, dan Indikator Pelayanan Kesehatan dan Gizi Bayi, Balita dan Ibu Hamil di Kabupaten Purwakarta tahun 2014, dapat dilihat pada Tabel 2.13 dan 2.14 berikut ini :

Tabel 2.13 Data-Data Pendukung/Supporting Pembangunan Pada Bidang Kesehatan di Kabupaten Purwakarta Tahun 2014

A. Promosi Kesehatan

1. Jumlah Posyandu 1,006

2. Jumlah Poskesdes/Polindes

3. Jumlah Desa Siaga 160

4. Jumlah Rumah Tangga Yang Ber-PHBS 150

5. Jumlah Rumah Tangga Dipantau 235,718

B. Sarana Prasarana

1. Jumlah RS PONEK

2. Jumlah Ambulans di Puskesmas

3. Jumlah Puskesmas Pembantu

4. Jumlah Puskesmas PONED

5. Jumlah Puskesmas Keliling Roda 4

6. Jumlah Ibu Hamil (Orang) 24,994

7. Jumlah Ibu Bersalin (Orang) 23,858

C. Farmasi

1. Persentase Penggunaan Obat Rasional di Sarana Pelayanan Kesehatan Dasar

2.86 Pemerintah

2. Persentase Puskesmas Perawatan yang Melaksanakan Pelayanan Kefarmasian Sesuai

15 Standar

3. Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin

4. Persentase Penggunaan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

D. Imunisasi

1. Jumlah Desa/Kelurahan UCI 183

2. Imunisasi Campak Pada Anak Kelas 1 SD (Sederajat) (Pada BIAS Campak) 15,735

3. Imunisasi DT Pada Anak Kelas 1 SD (Sederajat) (Pada BIAS DT) 16,490

4. Imunisasi Td Pada Anak Kelas 2 dan 3 SD (Sederajat) (Pada BIAS Td) 33,890

E. Penyakit

1. Kasus Baru Kusta PB Pada Anak

2. Kasus Baru Kusta PB Dewasa

3. Kasus Baru Kusta MB Pada Anak

4. Kasus Baru Kusta MB Dewasa

5. Kasus Cacat Tingkat 2

6. Kasus Kusta Pada Perempuan

7. Penduduk Yang Minum Obat Filariasis di Kabupaten/Kota Endemis Filariasis Yang Melakukan POMP Filariasis

8. Anak SD dan MI dan Balita Yang Minum Obat Cacing 104,399

F. Kesehatan Lingkungan

1. Penduduk Yang Akses Terhadap Air Minum Yang Layak 581.830

2. Penduduk Yang Akses Terhadap Sanitasi Yang Layak 522.359

3. Jumlah Sampel PDAM Yang Diperiksa 142

4. Jumlah Sampel PDAM Yang Memenuhi Syarat 100

5. Desa Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS)

G. SDM Kesehatan

1. Jumlah Dokter di Puskesmas

2. Jumlah Dokter Gigi di Puskesmas

3. Jumlah Perawat di Puskesmas 193

4. Jumlah Bidan di Puskesmas 327

H. Ketenagaan di Puskesmas

1. Jumlah Tenaga Dokter Spesialis di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

2. Jumlah Tenaga Dokter Umum di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

3. Jumlah Tenaga Dokter Gigi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

4. Jumlah Tenaga Perawat di Fasilitas Pelayanan Kesehatan 193

5. Jumlah Tenaga Perawat Gigi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

6. Jumlah Tenaga Bidan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan 327

7. Jumlah Tenaga Teknis Kefarmasian di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

8. Jumlah Tenaga Apoteker di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

9. Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

10. Jumlah Tenaga Kesehatan Lingkungan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

11. Jumlah Tenaga Gizi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

12. Jumlah Tenaga Perekam Medis di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

13. Jumlah Tenaga Teknisi Transfusi Darah di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

14. Jumlah Tenaga Non Kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan 150

15. Jumlah SDM Kesehatan yang melanjutkan Pendidikan Tugas Belajar (APBD dan APBN)

16. Jumlah SDM Kesehatan Yang Melanjutkan Pendidikan PPDS/PPDGS

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta

Tabel 2.14

Capaian Indikator Pelayanan Kesehatan dan Gizi Bayi, Balita dan Ibu Hamil

di Kabupaten Purwakarta Tahun 2014

Capaian No.

1. Persentase Balita Ditimbang Berat Badannya (D/S) 85,02 % 85,95 %

2. Persentase Balita Gizi Buruk Yang Mendapat Perawatan 100,00 % 100,00 %

3. Persentase Bayi Usia 0-6 Bulan Mendapat ASI Eksklusif 46,45 % 53,20 %

4. Persentase 6-59 Bulan Dapat Kapsul Vitamin A 97,77 % 98,89 %

5. Persentase Ibu Hamil Mendapat Fe 90,87 % 96,87 %

6. Persentase RT Yang Mengonsumsi Garam Beryodium* 83,10 % 88,53 %

7. Persentase Penyediaan Bufferstock MP-ASI Untuk Daerah Bencana 100,00 % 100,00 %

8. Persentase Yang Melaksanakan Surveilans Gizi 100,00 % 100,00 %

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta tahun 2014, dapat dikatakan bahwa Capaian Indikator Pelayanan Gizi Bayi, Balita dan Ibu Hamil di Kabupaten Purwakarta meningkat jika dibandingkan tahun 2013. Untuk capaian D/S mengalami peningkatan sebesar 0,93 point, ASI Eksklusif mengalami peningkatan sebesar 6,68 point, Vitamin A Balita mengalami peningkatan sebesar 1,08 point, Fe 3 Bumil mengalami peningkatan sebesar 5,94 point dan garam beryodium mengalami peningkatan sebesar 5,43 point dibandingkan data tahun 2013.

c. Pekerjaan Umum

Pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Purwakarta Bidang Pekerjaan Umum merupakan prioritas utama, dengan meningkatkan ketersediaan infrastruktur wilayah yang layak dan mampu untuk mendukung tumbuh kembangnya aktivitas sosial-ekonomi masyarakat dalam pendistribusian barang dan jasa. Sebagai daerah yang terus berkembang, kebutuhan akan ketersediaan infrastruktur wilayah yang baik seperti jalan, jembatan, irigasi, drainase, dan air bersih terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pembangunan infrastruktur di Kabupaten Purwakarta diarahkan tidak hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan, namun juga agar terjadi pemerataan. Kebijakan ini ditempuh mengingat masih adanya ketimpangan antar wilayah dikhawatirkan dapat menimbulkan kecemburuan sosial dan berpotensi memicu konflik. Untuk itu kebijakan pembangunan diarahkan pada upaya untuk mengoptimalkan potensi-potensi yang ada pada tingkat lokal, sehingga seluruh wilayah Kabupaten Purwakarta dapat berkembang secara lebih berimbang, dengan cara:

a) Percepatan pembangunan infrastruktur dan sarana prasarana dasar sampai ke pelosok desa;

b) Mempertahankan kondisi infrastruktur dan sarana prasarana dasar yang ada;

c) Mendorong partisipasi masyarakat dalam penyediaan dan pemeliharaan infrastruktur dan sarana prasarana dasar di daerahnya.

Jenis infrastruktur Bidang Pekerjaan Umum, meliputi jaringan jalan, irigasi dan air bersih. Berdasarkan data Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Purwakarta, panjang Jalan Kabupaten sampai dengan tahun 2014 sepanjang 727,550 km, yang terdiri tipe perkerasan Jalan Hotmix sepanjang 511,922 km atau 70,36%, Jalan Aspal Lapen sepanjang 99,908 km atau 13,73%, Jalan Beton sepanjang 55,970 km km atau 7,69%, Jalan Batu/Kerikil sepanjang 55,405 km atau 7,62% dan Jalan Tanah sepanjang 4,345 km km atau 0,60%. Komposisi jenis permukaan Jalan Kabupaten di Kabupaten Purwakarta tahun 2014, dapat dilihat pada Tabel 2.15 dan Grafik 2.1 berikut ini :

Tabel 2.15 Komposisi Jenis Permukaan Jalan Kabupaten di Kabupaten Purwakarta Tahun 2014

NO.

TIPE PERMUKAAN

TAHUN (KM)

1. Jalan Aspal (Hotmix) 511,922

2. Jalan Aspal (Lapen) 99,908

3. Jalan Beton 55,970

4. Jalan Batu/Kerikil 55,405

5. Jalan Tanah 4,345

JUMLAH

Sumber: Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Purwakarta

Grafik 2.1

Prosentase Jalan Kabupaten Tipe Perkerasan di Kabupaten Purwakarta Hingga Tahun 2014

Sumber : Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Purwakarta

Apabila dilihat dari kondisinya, jalan kabupaten dalam kondisi baik sepanjang 456.628 km atau 62,76 % kondisi sedang sepanjang 141.64 km atau 19,47 %, kondisi rusak sepanjang 84.997 km atau 11,68 % dan kondisi rusak berat sepanjang 44.285 km atau 6,09 %. Kondisi Jalan Kabupaten di Kabupaten Purwakarta tahun 2014, dapat dilihat pada Tabel 2.16 dan Grafik 2.2 berikut ini :

Tabel 2.16 Kondisi Jalan Kabupaten di Kabupaten Purwakarta Tahun 2014

NO.

KONDISI JALAN

TAHUN (KM)

4. Rusak Berat 44,285

JUMLAH

Sumber : Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Purwakarta

Grafik 2.2

Kondisi Jalan Kabupaten di Kabupaten Purwakarta

Tahun 2014

Sumber: Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Purwakarta

Adapun lokasi dan panjang ruas jalan dengan kondisi rusak berat dapat dilihat pada Tabel 2.17 berikut ini :

Tabel 2.17 Lokasi dan Panjang Ruas Jalan dengan Kondisi Jalan Rusak Berat di Kabupaten Purwakarta Tahun 2014

No. Lokasi Wilayah Kecamatan Panjang (Km)

Sumber : Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Purwakarta

Kondisi Jalan Kabupaten dengan Kondisi Mantap di Kabupaten Purwakarta tahun 2014 sepanjang 572,803 km atau 78,73%. Bila dibandingkan dengan kondisi jalan matap pada tahun 2013 yang panjangnya 554,837 km, maka mengalami peningkatan sepanjang 17,970 km. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam menjaga dan meningkatkan kondisi Jalan Kabupaten terus lebih baik. Data tingkat kemantapan jalan Kabupaten di Kabupaten Purwakarta tahun 2014, dapat dilihat pada Tabel 2.18 dan Grafik 2.3 berikut ini :

Tabel 2.18 Tingkat Kemantapan Jalan Kabupaten di Kabupaten Purwakarta Tahun 2014

NO.

KONDISI JALAN

TAHUN (KM)

1. Mantap 572,803

2. Kurang Mantap 110,462

Sumber: Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Purwakarta

Grafik 2.3

Tingkat Kemantapan Jalan Kabupaten di Kabupaten Purwakarta Tahun 2014

Sumber : Dinas Bina Marga dan Pengairan Kanupaten Purwakarta

Data capaian kinerja bidang kebinamargaan di Kabupaten Purwakarta tahun 2014, dapat dilihat pada tabel 2.19 berikut ini :

Tabel 2.19 Capaian Kinerja Bidang Kebinamargaan Kabupaten Purwakarta Tahun 2014

NO.

URAIAN KEGIATAN

HASIL

1. Panjang Jalan Aspal/Beton Rusak yang Rusak Berat yang 32,05 KM Direhanbilitasi (KM)

2. Panjang Jalan Aspal/Beton Kondisi Sedang dan Baik yang Ditangani 14,25 KM (KM)

3. Jembatan Rusak yang Diperbaiki (Titik)

2 Titik

4. Jumlah Gorong-Gorong yang Diperbaiki (unit)

5 Titik

5. Jumlah Alat Berat dalam Kondisi Baik

12 Unit

6. Luas Sawah Beririgasi (HA) 10794 Ha

7. Bangunan Air Dalam Kondisi Baik (unit) 112 Buah

8. Panjang Saluran Air Bersih Perpipaan yang Dibangun (km) -

9. Panjang Jalan Kabupaten yang Ditingkatkan (km) 50,875 KM

10. Jumlah Jembatan yang Ditingkatkan (unit)

1 Unit

11. Jumlah Perkumpulan P3A (kelompok) 205 Kelompok

Sumber : Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Purwakarta

Sistem irigasi di Kabupaten Purwakarta terdiri dari Irigasi Teknis, Semi Teknis dan Pedesaan. Sistem Irigasi Teknis secara umum menjadi kewenangan Provinsi Jawa Barat dengan luasan 1.000 Ha sampai dengan 3.000 Ha. Irigasi teknis terdiri dari tiga daerah irigasi, yaitu :

a) Daerah Irigasi Solokangede 1.553 ha;

b) Daerah Irigasi Wanayasa 1.074 ha; dan

c) Daerah Irigasi Cisomang 2.117 ha.

Untuk daerah Irigasi Pedesaan (Semi Teknis dan Sederhana) seluas 10.788 Ha. Sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, bahwa pengelolaan jaringan irigasi di Kabupaten Purwakarta menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah Daerah, Perum Jasa Tirta II dan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)/Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A). Dalam upaya perbaikan jaringan irigasi, Pemerintah Kabupaten Purwakarta tahun 2014, melaksanakan program dan berbagai kegiatan, antara lain: melaksanakan Rehabilitasi Bangunan dan Saluran Irigasi di 11 (sebelas) Daerah Irigasi yaitu: Cikembang, Cipanasleuweung, Cisagu 3, Cisagu 4, Citengah, Cicalibur, Cobogo, Nangerang, Nangewer, Cipedang, Leuwikawung, Cilembang, Cibingbin. Data Rehabilitasi/Pemeliharaan Jaringan Irigasi di Kabupaten Purwakarta tahun 2014, dapat di lihat pada Tabel 2.20 dan Tabel 2.21 berikut ini :

Tabel 2.20 Rehabilitasi/Pemeliharaan Jaringan Irigasi di Kabupaten Purwakarta Tahun 2014

NO.

URAIAN KEGIATAN

HASIL

1. Rehabilitasi Saluran (Pas. Batu belah) 1,944 m

2. Rehabilitasi Saluran (Beton Bertulang)

20 m

3. Rehabilitasi Lining (Pas. Batu belah) 896 m

4. Rehabilitasi TPT/Sayap Pas. Batu Belah 100 m

5. Rehabilitasi Bendung

4 unit

6. Rehabilitasi Free Intake

1 unit

7. Rehabilitasi Bangunan Bagi

1 unit

8. Rehabilitasi Pintu Air

4 unit

Sumber: Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Purwakarta

Tabel 2.21 Pembangunan Jaringan Irigasi di Kabupaten Purwakarta Tahun 2014

No.

Uraian Kegiatan

Hasil

1. Pembuatan TPT/Sayap Pas. Batu Belah 284,80 m

2. Pembangunan Terjunan

4 unit (22m)

3. Pembangunan Pas. Bronjong

5. Saluran Tanah 2.065,6 m

6. Lantai Beton K175 195,5 m

7. Pengadaan Scottbulk

5.00 unit

Sumber: Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Purwakarta Sumber: Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Purwakarta

Kebutuhan hunian yang layak di Kabupaten Purwakarta semakin tinggi seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk. Pemenuhan kebutuhan tersebut dilaksanakan secara swadaya oleh masyarakat dan para pengembang kawasan perumahan, namun jumlah keluarga yang belum memiliki tempat tinggal sendiri ternyata masih sangat besar. Kendala yang dihadapi dalam penyediaan perumahan diantaranya adalah ketidakstabilan makro ekonomi yang mempengaruhi harga bahan-bahan bangunan serta keterbatasan kemampuan pembiayaan sebagian kelompok masyarakat. Seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan rumah tangga, kawasan permukiman di Kabupaten Purwakarta dari tahun ke tahun semakin tersebar luas dan padat. Agar derajat kesehatan dan tingkat produktifitas penduduk yang tinggal didalamnya tidak terganggu, kawasan permukiman tersebut perlu didukung oleh sarana prasarana dasar yang memadai. Kenyataannya ketersediaan sarana prasarana dasar di banyak lokasi permukiman dapat dikatakan masih minim. Jumlah fasilitas dan utilitas yang ada belum sebanding dengan penduduk yang harus dilayani. Sementara fasilitas dan utilitas yang ada terus mengalami degradasi seiring dengan perjalanan waktu. Untuk menghadapi realitas di atas, pemerintah daerah merasa perlu mengambil langkah-langkah strategis dalam rangka mewujudkan lingkungan permukiman yang layak dan terjangkau bagi masyarakat. Dalam hal ini, kebijakan pembangunan bidang perumahan rakyat diarahkan pada upaya meningkatkan dan/atau menstimulir pembangunan rumah sederhana sehat, meningkatkan kuantitas dan kualitas fasilitas dan utilitas lingkungan permukiman, serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam penataan lingkungan permukiman. Kebijakan pemerintah daerah untuk meningkatkatkan kuantitas dan kualitas fasilitas dan utilitas lingkungan permukiman, baik di perkotaan maupun di perdesaan yaitu dengan mengupayakan penyediaan dan pemeliharaan sarana prasarana air bersih baik perpipaan maupun non perpipaan. Pembangunan sarana prasarana air bersih di Kabupaten Purwakarta tahun 2014 telah dilaksanakan dengan penambahan jaringan primer PDAM dan jaringan air bersih pedesaan.

e. Penataan Ruang

Penyelenggaraan penataan ruang Kabupaten Purwakarta memasuki babak baru setelah ditetapkannya Peraturan Daerah No. 11 Tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten Purwakarta Tahun 2011-2031. Fokus utama pembangunan bidang penataan ruang pasca penetepan Perda tersebut lebih diarahkan kepada penyusunan rencana detail dan pemantapan pengendalian pemanfaatan ruang. Berkaitan dengan hal tersebut, pembangunan bidang penataan ruang di Kabupaten Purwakarta diselenggarakan dalam berbagai bentuk pelaksanaan program diantaranya Program Perencanaan Tata Ruang; Program Pemanfaatan Ruang; dan Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang.

Pelaksanaan Program Perencanaan Tata Ruang memiliki keluaran (output) seperti Tersusunnya