Globalisasi Ekonomi dan Perdagangan
Globalisasi Ekonomi dan Perdagangan
Oleh : Johannes Kal
Salah satu isu terpenting dalam hubungan internasional kontemporer
adalah masalah ekonomi dan perdagangan. Selain sebagai salah satu isu terpenting
dalam
hubungan
internasional
kontemporer,
ekonomi
dan
perdagangan
merupakan isu yang sangat menarik untuk dikaji dan dibahas. Ekonomi dan
perdagangan dunia telah menjadin isu yang senantiasa menarik karena dampaknya
bagi umat manusia di dunia, tidak saja bagi masyarakat di negara maju, tetapi juga
di negara-negara berkembang. Oleh karena itu setiap kali dilakukan pembahasan
mengenai isu-isu ekonomi dan perdagangan akan senantiasa mendapatkan
perhatian publik di seluruh dunia. Maka tidak berlebihan jika mengatakan bahwa
ekonomi dan perdagangan menjadi isu yang sangat menarik untuk di bahas.
Mengingat bahwa ekonomi dan perdagangan di era globalisasi telah melewati
batas-batas teritorial antara negara di dunia.
Gilpin berpendapat bahwasannya seiring proses globalisasi situasi dunia
juga diikuti oleh semakin meluasnya ketidak merataan distribusi pendapatan
diantara negara, serta tingkat pengangguran yang semakin meluas. Dan hal ini
dapat dilihat pada negara-negara seperti Indonesia, Filipina, dan Brazil. Para
pengkritik yang lain menegaskan bahwa globalisasi tidak lebih dari suatu
imperialisme baru. Setelah berakirnya Perang Dunia II, negara-negara eropa telah
kehilangan kontrol terhadap negara-negara jajahan yang sebagian besar berada di
Asia dan Afrika. Oleh karena itu, untuk mengukuhkan kembali kontrol mereka
terhadap negara-negara tersebut maka mereka membuat mekanisme melalui
globalisasi dan perdagangan bebas. Dengan menggunakan mekanisme ini, negaranegara industri maju akan tetap mempunyai kontrol terhadap negara-negara Dunia
Ketiga.1
1 Budi Winarno 2009.Pertarungan Negara vs Pasar. Media Pressindo
Yogyakarta. Hlm 4 dan 5.
Sementara dilain pihak, beberapa negara Asia dapat mengambil
keuntungan dari proses globalisasi ekonomi karena peran yang efektif dari negara.
Peran tersebut diimplementasikan dalam bentuk perencanaan pembangunan dan
industrialisasi yang terpusat ditangan birokrasi pemerintah. Negara secara efektif
mendorong industrialisasi dalam negeri melalui insentif, subsidi, proteksi, serta
alokasi kredit pemerintah. Pemilikan bank-bank yang berperan besar dalam
menyalurkan kredit untuk industri menjadikan peran pemerintah semakin penting
dalam proses industrialisasi tersebut.2 Contoh dalam kasus ini adalah negara
Korea Selatan, Malaysia, Singapura, Taiwan, China dan India.
Makna Globalisasi Ekonomi dan Perdagangan
Globalisasi sebagai proses yang menempatkan masyarakat dunia untuk
bisa saling berkaitan satu dengan lainnya, atau saling terhubung dalam semua
aspek kehidupan mereka, baik dalam budaya, ekonomi, politik, teknologi maupun
lingkungan. Dengan pengertian yang demikian maka dapat dikatakan bahwa
masyarakat dunia hidup dalam satu era dimana sebagian besar kehidupan mereka
sangat ditentukan oleh globalisasi. Sedangkan globalisasi ekonomi dan
perdagangan dapat diartikan sebagai proses meluasnya ekonomi dan perdagangan
sebuah negara kepada negara lain sehingga tidak lagi menganal batas-batas
teritorial sebuah negara. Sehingga ekonomi perdagangan suatu negara dapat
langsung secara cepat menuju negara lain. Dengan tujuan sebagai peluang untuk
memanfaatkan pasar global demi pertumbuhan ekonomi.
Globalisasi berdampak pada semakin berkurangnya peran pemerintah
negara nasional (nation-state) dalam mengatur ekonominya serta meregulasi
perdagangannya secara independen. Lebih jauh bahwa pemerintah negara
nasional, khususnya negara-negara dunia ketiga tidak lagi mendapatkan
kesempatan untuk meregulasi mekanisme perdagangan dan ekonominya dengan
mengedepankan kebutuhan dan kepentingan nasionalnya. Sementara kepentingan
2 Ibid. Hlm 7
nasional yang didasarkan kepada kepentingan rakyat di negara-negara dunia
ketiga tersebut seharusnya menjadi landasan kebijakan yang dibuat oleh negara
agar bisa menetapkan prioritas pembangunan.
Fakta yang kontradiktif terjadi pada sudut pandang pasar dan negaranegara industri maju atau yang dikenal sebagai negara-negara utara. Pasar-pasar
modal di negara maju yang dibanjiri laba sebagai hasil investasi dan eksploitasi
pasar di negara-negara berkembang. Industri yang berorientasi lebih global
dibandingkan dengan beberapa dekade yang lalu telah memotivasi eksplorasi
pasar negara-negara berkembang oleh negara-negara maju dengan penetrasi
perusahaan-perusahaan multinasional dalam jumlah yang sangat besar. Dalam
beberapa kasus seperti di Argentina, membanjirnya modal dari negara-negara
eropa memicu resesi ekonomi, bahkan depresi. Kondisi yang kontradiktif inilah
yang kemudian memicu semakin meningkatnya ketimpangan dalam hubungan
negara maju dan negara berkembang yang berdampak dalam ekonomi dunia.
Faktor-faktor Penggerak
Globalisasi ekonomi yang sekarang ini sudah meluas keseluruh dunia
tidak terlepas dari faktor-faktor penggerak dalam globalisasi ekonomi tersebut.
Sehingga globalisasi ekonomi tersebut tidak meluas keseluruh negara dengan
sendirinya, namun pergerakan globalisasi tersebut didukung oleh beberapa faktor
sehingga prosesnya dapat berjalan dengan cepat. Faktor-faktor yang menjadi
penggerak dalam globalisasi ekonomi diantaranya :
1. Kemajuan dibidang teknologi dan komunikasi
2. Ketersediaan infrastruktur yang memadahi sehingga negara akan mudah
dalam melakukan perdagangan lintas negara
3. Kebijakan liberalisasi yang diterapkan oleh pemerintah negara-negara
nasional.3
3 Aleksius jemadu 2008. Politik Global dalam Teori dan Praktek. Yogyakarta:
Graha Ilmu. Hlm 17-18.
Faktor penggerak pertama yakni kemajuan dibidang teknologi dan
komunikasi, kemajuan dibidang tersebut menjadikan perekonomian dan
perdagangan di suatu negara yang sangat jauh dapat dilakukan dengan cepat.
Dengan adanya kemajuan dibidang teknologi dan komunikasi, maka setiap negara
akan sangat mudah dalam melakukan transaksi jual beli dengan negara lain.
Faktor kedua yakni ketersediaan infrastruktur yang memadahi. Dengan
adanya infrastruktur yang layak dan memadahi disetiap negara, maka akan
mempermudah dalam melakukan perdagangan lintas negara. Hal tersebut akan
semakin baik bila didukung oleh rendahnya biaya transportasi lintas negara.
Pentingnya perubahan-perubahan tersebut tentu saja tidak berarti dalam
terwujudnya globalisasi ekonomi jika pemerintah suatu negara melakukan
resistensi terhadap proses globalisasi itu sendiri.
Dampak Globalisasi Ekonomi dan Perdagangan dalam Ekonomi Dunia
Globalisasi ekonomi yang menjadi topik yang selalu menarik untuk
diperbincangkan memberikan dampak positif dan dampak negatif. Dan
melahirkan dua perspektif yang saling berseberangan, salah satu pihak
mendukung bahwa globalisasi ekonomi akan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi di setiap negara. Sedangkan pihak lainnya yang menentang globalisasi
ekonomi menganggap bahwa globalisasi ekonomi akan menjadikan negara dunia
ketiga menjadi semakin miskin.
Dampak positif dari adanya globalisasi ekonomi adalah munculnya
regionalisme ekonomi, yakni kerjasama regional antara negara-negara dibidang
ekonomi. Hal ini memunculkan berbagai macam kerjasama ekonomi internasional
seperti CAFTA, NAFTA, dan kerjasama perusahaan-perusahaan internasional.
Kemudian juga lahirnya sistem Free trade, munculnya sistem pasar bebas ini juga
dampak dari adanya globalisasi ekonomi. Selain dari beberapa dampak positif
tersebut, dampak lain adalah masyarakat suatu negara dapat dengan mudah
menggunakan produk-produk dari negara maju.
Selain dampak positif, adanya globalisasi dibidang ekonomi juga
berdampak negatif. Dengan adanya globalisasi ekonomi maka perekonomian
dunia saat ini bergantung antara negara yang satu dengan negara yang lain. Akibat
yang ditimbulkan yakni kerusakan suatu sistem ekonomi suatu negara akan
mudah memberikan dampak terhadap negara lain. Seperti contoh jatuhnya mata
uang Bath Thailand yang diikuti jatuhnya mata uang negara-negara Asian lainnya
seperti Indonesia, Filipina, dan Kore Selatan. Sehingga menimbulkan krisis
ekonomi di Asia pada tahun 1997. Jika hal ini tidak segara di atasi maka krisis
tersebut akan memberikan efek domino yang akan menyebar secara cepat ke
negara-negara lainnya. Ini terjadi karena interconnection saling keterhubungan
sistem keuangan negara satu dengan negara lainnya.
Disisi lain globalisasi ekonomi juga telah menjadikan negara-negara di
dunia ketiga sulit untuk meningkatkan pertumbuhan ekonominya, sedangkan bagi
negara-negara
industri
maju
akan
sangat
mudah
untuk
meningkatkan
pertumbuhan ekonominya, tentu saja hal ini menguntungkan negara maju dan
merugikan negara berkembang.4
Penutup
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan ada dua pandangan mengenai
globalisasi ekonomi, yang pertama bahwa globalisasi harus diikuti oleh negara
guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Kemudian pendapat yang kedua mengatakan bahwa globalisasi ekonomi akan
semakin memarginalkan kepentingan dan kesejahteraan rakyat miskin di seluruh
penjuru dunia. Selain itu juga dapat menimbulkan ketergantungan sistem
keuangan negara satu dengan negara negara lainnya, yang jika negara satu
mengalami kerusakan dalam sistem perekonomian maka dampaknya akan
dirasakan secara langsung oleh negara lainnya.
4 Aleksius jemadu 2008. Politik Global dalam Teori dan Praktek. Yogyakarta:
Graha Ilmu. Hlm 28.
Dalam kaitannya dengan topik tersebut, seharusnya ekonomi dan
perdagangan dikelola. Mengelompokkan terlebih dahulu mengenai barang dan
kepemilikan menjadi langkah awal untuk mencari solusi. Suatu barang dan
kepemilikan dapat dikelompokkan menjadi kepemilikan individu, umum dan
kepemilikan negara. Hal-hal yang menyangkut dan berkaitan dengan hajat hidup
orang banyak seperti air, minyak bumi, hutan, energi dan jalan raya tidak boleh
dikuasai oleh salah satu pihak demi meraup keuntungan yang sebesar-besarnya.
Karena hal tersebut adalah tergolong menjadi kepemilikan atau kepentingan
umum maka negara lah yang seyogyanya mengelola dan mendistribusikannya
kepeda masyarakat. Jika hal tersebut dapat dilaksanakan maka kesejahteraan
masyarakat akan terpenuhi.
Sedangkan kepemilikan negara yang menyangkut kantor, sekolah, dan
rumah sakit harus dikelola oleh negara itu sendiri dan manfaat atau keuntungan
dari barang tersebut menjadi davesia dari negara tersebut. Kemudian kepemilikan
barang-barang individu seperti rumah pribadi, dan barang-barang lainnya tidak
perlu dibatasi kepemilikannya, namun negara harus mengatur cara-cara warga
negaranya dalam mendapatkan kekayaan. Jika prinsip ini ditetapkan oleh setiap
negara, maka besar kemungkinan masyarakat disetiap negara akan mendapatkan
kesejahteraan. Dan kesejahteraan ditiap-tiap negara akan berdampak pada
kesejahteraan masyarakat diseluruh dunia atau masyarakat global.
Yang kedua adalah harus ada standarisasi yang jelas mengenai aktivitas
yang dapat membahayakan stabilitas ekonomi dan mana yang tidak. Jika tidak ada
standarisasi yang jelas maka peran ekonomi akan semakin terbebani dengan
munculnya teori-teori ekonomi yang kompleks , dan selanjutnya nekonomi global
akan semakin sulit dikendalikan.
Daftar Pustaka
Jemadu, Aleksius.2008.Politik Global dalam Teori dan Praktek. Yogyakarta :
Graha Ilmu.
Winarno, Budi.2009.Pertarungan Negara vs Pasar. Yogyakarta : Pressindo.
Winarno, Budi.2010.Melawan Gurita Neoliberalisme. Jakarta : Erlangga.
Oleh : Johannes Kal
Salah satu isu terpenting dalam hubungan internasional kontemporer
adalah masalah ekonomi dan perdagangan. Selain sebagai salah satu isu terpenting
dalam
hubungan
internasional
kontemporer,
ekonomi
dan
perdagangan
merupakan isu yang sangat menarik untuk dikaji dan dibahas. Ekonomi dan
perdagangan dunia telah menjadin isu yang senantiasa menarik karena dampaknya
bagi umat manusia di dunia, tidak saja bagi masyarakat di negara maju, tetapi juga
di negara-negara berkembang. Oleh karena itu setiap kali dilakukan pembahasan
mengenai isu-isu ekonomi dan perdagangan akan senantiasa mendapatkan
perhatian publik di seluruh dunia. Maka tidak berlebihan jika mengatakan bahwa
ekonomi dan perdagangan menjadi isu yang sangat menarik untuk di bahas.
Mengingat bahwa ekonomi dan perdagangan di era globalisasi telah melewati
batas-batas teritorial antara negara di dunia.
Gilpin berpendapat bahwasannya seiring proses globalisasi situasi dunia
juga diikuti oleh semakin meluasnya ketidak merataan distribusi pendapatan
diantara negara, serta tingkat pengangguran yang semakin meluas. Dan hal ini
dapat dilihat pada negara-negara seperti Indonesia, Filipina, dan Brazil. Para
pengkritik yang lain menegaskan bahwa globalisasi tidak lebih dari suatu
imperialisme baru. Setelah berakirnya Perang Dunia II, negara-negara eropa telah
kehilangan kontrol terhadap negara-negara jajahan yang sebagian besar berada di
Asia dan Afrika. Oleh karena itu, untuk mengukuhkan kembali kontrol mereka
terhadap negara-negara tersebut maka mereka membuat mekanisme melalui
globalisasi dan perdagangan bebas. Dengan menggunakan mekanisme ini, negaranegara industri maju akan tetap mempunyai kontrol terhadap negara-negara Dunia
Ketiga.1
1 Budi Winarno 2009.Pertarungan Negara vs Pasar. Media Pressindo
Yogyakarta. Hlm 4 dan 5.
Sementara dilain pihak, beberapa negara Asia dapat mengambil
keuntungan dari proses globalisasi ekonomi karena peran yang efektif dari negara.
Peran tersebut diimplementasikan dalam bentuk perencanaan pembangunan dan
industrialisasi yang terpusat ditangan birokrasi pemerintah. Negara secara efektif
mendorong industrialisasi dalam negeri melalui insentif, subsidi, proteksi, serta
alokasi kredit pemerintah. Pemilikan bank-bank yang berperan besar dalam
menyalurkan kredit untuk industri menjadikan peran pemerintah semakin penting
dalam proses industrialisasi tersebut.2 Contoh dalam kasus ini adalah negara
Korea Selatan, Malaysia, Singapura, Taiwan, China dan India.
Makna Globalisasi Ekonomi dan Perdagangan
Globalisasi sebagai proses yang menempatkan masyarakat dunia untuk
bisa saling berkaitan satu dengan lainnya, atau saling terhubung dalam semua
aspek kehidupan mereka, baik dalam budaya, ekonomi, politik, teknologi maupun
lingkungan. Dengan pengertian yang demikian maka dapat dikatakan bahwa
masyarakat dunia hidup dalam satu era dimana sebagian besar kehidupan mereka
sangat ditentukan oleh globalisasi. Sedangkan globalisasi ekonomi dan
perdagangan dapat diartikan sebagai proses meluasnya ekonomi dan perdagangan
sebuah negara kepada negara lain sehingga tidak lagi menganal batas-batas
teritorial sebuah negara. Sehingga ekonomi perdagangan suatu negara dapat
langsung secara cepat menuju negara lain. Dengan tujuan sebagai peluang untuk
memanfaatkan pasar global demi pertumbuhan ekonomi.
Globalisasi berdampak pada semakin berkurangnya peran pemerintah
negara nasional (nation-state) dalam mengatur ekonominya serta meregulasi
perdagangannya secara independen. Lebih jauh bahwa pemerintah negara
nasional, khususnya negara-negara dunia ketiga tidak lagi mendapatkan
kesempatan untuk meregulasi mekanisme perdagangan dan ekonominya dengan
mengedepankan kebutuhan dan kepentingan nasionalnya. Sementara kepentingan
2 Ibid. Hlm 7
nasional yang didasarkan kepada kepentingan rakyat di negara-negara dunia
ketiga tersebut seharusnya menjadi landasan kebijakan yang dibuat oleh negara
agar bisa menetapkan prioritas pembangunan.
Fakta yang kontradiktif terjadi pada sudut pandang pasar dan negaranegara industri maju atau yang dikenal sebagai negara-negara utara. Pasar-pasar
modal di negara maju yang dibanjiri laba sebagai hasil investasi dan eksploitasi
pasar di negara-negara berkembang. Industri yang berorientasi lebih global
dibandingkan dengan beberapa dekade yang lalu telah memotivasi eksplorasi
pasar negara-negara berkembang oleh negara-negara maju dengan penetrasi
perusahaan-perusahaan multinasional dalam jumlah yang sangat besar. Dalam
beberapa kasus seperti di Argentina, membanjirnya modal dari negara-negara
eropa memicu resesi ekonomi, bahkan depresi. Kondisi yang kontradiktif inilah
yang kemudian memicu semakin meningkatnya ketimpangan dalam hubungan
negara maju dan negara berkembang yang berdampak dalam ekonomi dunia.
Faktor-faktor Penggerak
Globalisasi ekonomi yang sekarang ini sudah meluas keseluruh dunia
tidak terlepas dari faktor-faktor penggerak dalam globalisasi ekonomi tersebut.
Sehingga globalisasi ekonomi tersebut tidak meluas keseluruh negara dengan
sendirinya, namun pergerakan globalisasi tersebut didukung oleh beberapa faktor
sehingga prosesnya dapat berjalan dengan cepat. Faktor-faktor yang menjadi
penggerak dalam globalisasi ekonomi diantaranya :
1. Kemajuan dibidang teknologi dan komunikasi
2. Ketersediaan infrastruktur yang memadahi sehingga negara akan mudah
dalam melakukan perdagangan lintas negara
3. Kebijakan liberalisasi yang diterapkan oleh pemerintah negara-negara
nasional.3
3 Aleksius jemadu 2008. Politik Global dalam Teori dan Praktek. Yogyakarta:
Graha Ilmu. Hlm 17-18.
Faktor penggerak pertama yakni kemajuan dibidang teknologi dan
komunikasi, kemajuan dibidang tersebut menjadikan perekonomian dan
perdagangan di suatu negara yang sangat jauh dapat dilakukan dengan cepat.
Dengan adanya kemajuan dibidang teknologi dan komunikasi, maka setiap negara
akan sangat mudah dalam melakukan transaksi jual beli dengan negara lain.
Faktor kedua yakni ketersediaan infrastruktur yang memadahi. Dengan
adanya infrastruktur yang layak dan memadahi disetiap negara, maka akan
mempermudah dalam melakukan perdagangan lintas negara. Hal tersebut akan
semakin baik bila didukung oleh rendahnya biaya transportasi lintas negara.
Pentingnya perubahan-perubahan tersebut tentu saja tidak berarti dalam
terwujudnya globalisasi ekonomi jika pemerintah suatu negara melakukan
resistensi terhadap proses globalisasi itu sendiri.
Dampak Globalisasi Ekonomi dan Perdagangan dalam Ekonomi Dunia
Globalisasi ekonomi yang menjadi topik yang selalu menarik untuk
diperbincangkan memberikan dampak positif dan dampak negatif. Dan
melahirkan dua perspektif yang saling berseberangan, salah satu pihak
mendukung bahwa globalisasi ekonomi akan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi di setiap negara. Sedangkan pihak lainnya yang menentang globalisasi
ekonomi menganggap bahwa globalisasi ekonomi akan menjadikan negara dunia
ketiga menjadi semakin miskin.
Dampak positif dari adanya globalisasi ekonomi adalah munculnya
regionalisme ekonomi, yakni kerjasama regional antara negara-negara dibidang
ekonomi. Hal ini memunculkan berbagai macam kerjasama ekonomi internasional
seperti CAFTA, NAFTA, dan kerjasama perusahaan-perusahaan internasional.
Kemudian juga lahirnya sistem Free trade, munculnya sistem pasar bebas ini juga
dampak dari adanya globalisasi ekonomi. Selain dari beberapa dampak positif
tersebut, dampak lain adalah masyarakat suatu negara dapat dengan mudah
menggunakan produk-produk dari negara maju.
Selain dampak positif, adanya globalisasi dibidang ekonomi juga
berdampak negatif. Dengan adanya globalisasi ekonomi maka perekonomian
dunia saat ini bergantung antara negara yang satu dengan negara yang lain. Akibat
yang ditimbulkan yakni kerusakan suatu sistem ekonomi suatu negara akan
mudah memberikan dampak terhadap negara lain. Seperti contoh jatuhnya mata
uang Bath Thailand yang diikuti jatuhnya mata uang negara-negara Asian lainnya
seperti Indonesia, Filipina, dan Kore Selatan. Sehingga menimbulkan krisis
ekonomi di Asia pada tahun 1997. Jika hal ini tidak segara di atasi maka krisis
tersebut akan memberikan efek domino yang akan menyebar secara cepat ke
negara-negara lainnya. Ini terjadi karena interconnection saling keterhubungan
sistem keuangan negara satu dengan negara lainnya.
Disisi lain globalisasi ekonomi juga telah menjadikan negara-negara di
dunia ketiga sulit untuk meningkatkan pertumbuhan ekonominya, sedangkan bagi
negara-negara
industri
maju
akan
sangat
mudah
untuk
meningkatkan
pertumbuhan ekonominya, tentu saja hal ini menguntungkan negara maju dan
merugikan negara berkembang.4
Penutup
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan ada dua pandangan mengenai
globalisasi ekonomi, yang pertama bahwa globalisasi harus diikuti oleh negara
guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Kemudian pendapat yang kedua mengatakan bahwa globalisasi ekonomi akan
semakin memarginalkan kepentingan dan kesejahteraan rakyat miskin di seluruh
penjuru dunia. Selain itu juga dapat menimbulkan ketergantungan sistem
keuangan negara satu dengan negara negara lainnya, yang jika negara satu
mengalami kerusakan dalam sistem perekonomian maka dampaknya akan
dirasakan secara langsung oleh negara lainnya.
4 Aleksius jemadu 2008. Politik Global dalam Teori dan Praktek. Yogyakarta:
Graha Ilmu. Hlm 28.
Dalam kaitannya dengan topik tersebut, seharusnya ekonomi dan
perdagangan dikelola. Mengelompokkan terlebih dahulu mengenai barang dan
kepemilikan menjadi langkah awal untuk mencari solusi. Suatu barang dan
kepemilikan dapat dikelompokkan menjadi kepemilikan individu, umum dan
kepemilikan negara. Hal-hal yang menyangkut dan berkaitan dengan hajat hidup
orang banyak seperti air, minyak bumi, hutan, energi dan jalan raya tidak boleh
dikuasai oleh salah satu pihak demi meraup keuntungan yang sebesar-besarnya.
Karena hal tersebut adalah tergolong menjadi kepemilikan atau kepentingan
umum maka negara lah yang seyogyanya mengelola dan mendistribusikannya
kepeda masyarakat. Jika hal tersebut dapat dilaksanakan maka kesejahteraan
masyarakat akan terpenuhi.
Sedangkan kepemilikan negara yang menyangkut kantor, sekolah, dan
rumah sakit harus dikelola oleh negara itu sendiri dan manfaat atau keuntungan
dari barang tersebut menjadi davesia dari negara tersebut. Kemudian kepemilikan
barang-barang individu seperti rumah pribadi, dan barang-barang lainnya tidak
perlu dibatasi kepemilikannya, namun negara harus mengatur cara-cara warga
negaranya dalam mendapatkan kekayaan. Jika prinsip ini ditetapkan oleh setiap
negara, maka besar kemungkinan masyarakat disetiap negara akan mendapatkan
kesejahteraan. Dan kesejahteraan ditiap-tiap negara akan berdampak pada
kesejahteraan masyarakat diseluruh dunia atau masyarakat global.
Yang kedua adalah harus ada standarisasi yang jelas mengenai aktivitas
yang dapat membahayakan stabilitas ekonomi dan mana yang tidak. Jika tidak ada
standarisasi yang jelas maka peran ekonomi akan semakin terbebani dengan
munculnya teori-teori ekonomi yang kompleks , dan selanjutnya nekonomi global
akan semakin sulit dikendalikan.
Daftar Pustaka
Jemadu, Aleksius.2008.Politik Global dalam Teori dan Praktek. Yogyakarta :
Graha Ilmu.
Winarno, Budi.2009.Pertarungan Negara vs Pasar. Yogyakarta : Pressindo.
Winarno, Budi.2010.Melawan Gurita Neoliberalisme. Jakarta : Erlangga.