T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Buku Interaktif untuk Mengenalkan Cara Merawat Lingkungan bagi Anak Usia 810 Tahun T1 Full text
Perancangan Buku Interaktif Untuk Mengenalkan Cara Merawat
Lingkungan Bagi Anak Usia 8-10 Tahun
Artikel Ilmiah
Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
untuk memperoleh Gelar Sarjana Desain
Peneliti :
Petra Nimas Asokawati (692011605)
Birmanti Setia Utami, M.Sn.
Jasson Prestiliano, S.T., M.Cs.
Program Studi Desain Komunikasi Visual
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
2017
i
ii
iii
iv
v
1.
Pendahuluan
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan makhluk hidup termasuk
manusia dan perilakunya yang mempengaruhi alam itu sendiri. Demikian
pengertian lingkungan hidup sebagaimana tercantum dalam Undang-undang No.
32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Indonesia merupakan negara dengan kekayaan lingkungan hidup yang tiada
terkira, sayangnya tingkat kerusakan lingkungan hidup di Indonesia juga sangat
tinggi. Kerusakan lingkungan hidup di Indonesia dapat mengancam kehidupan
manusia dan dapat menurunkan mutu lingkungan. Penyebab kerusakan
lingkungan hidup terjadi karena peristiwa alam dan akibat ulah manusia yang
tidak ramah lingkungan [1]. Penyebab dari kerusakan lingkungan itu sendiri
adalah global warming yang diperkirakan pada tahun 2030 peningkatan suhu akan
mencapai 1,50- 4,5oC bahkan menjadi 500C pada tahun 2100 [2]. Pada akhirnya
akan menimbulkan berbagai masalah pada lingkungan seperti kekurangan lahan
pemukiman dan kekurangan lahan untuk sumber pangan. Seperti yang disebutkan
dalam United Nations Climate Change Conference (UNCCC) di Bali tahun 2007,
kesadaran akan situasi ini masih sangat relatif kurang dengan masih tingginya
penggunaan kendaraan bermotor dan kurangnya kesadaran akan kebersihan.
Menurut hasil wawancara dengan Bapak Dita sebagai guru wali kelas dua
dan Ibu Yuli sebagai wali kelas empat Sekolah Dasar Negeri 12 Salatiga
mengatakan, bahwa pendidikan merawat lingkungan yang diajarkan terlalu sedikit
dan tidak mendalam. Anak-anak hanya diberikan informasi singkat tentang apa itu
merawat lingkungan dan cara merawat lingkungan. Pembelajaran tentang
lingkungan seharusnya diajarkan secara lebih menarik dan mendalam, karena
anak-anak terbiasa beraktifitas dengan benda-benda yang dapat menjadi sampah
lingkungan seperti plastik dan kaleng. Hasil wawancara dengan 5 orang tua siswa
dapat disimpulkan bahwa, mengajarkan anak soal merawat lingkungan masih
sangat kurang dan jarang karena kesibukan orang tua yang mengakibatkan
kurangnya kesadaran anak tentang merawat lingkungan.
Pencegahan yang dapat dilakukan untuk merawat lingkungan adalah
dengan membuang sampah pada tempatnya dan membuat pupuk dari sampah
organik serta upaya pendidikan kepada masyarakat luas dan anak sekolah dasar
dengan memberikan pemahaman tentang lingkungan [3]. Mengajarkan
lingkungan kepada anak umur 7-12 tahun dimana rata-rata umur anak sekolah
dasar pada umumnya agar diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan
kesadaran anak mengenai bahaya dari kerusakan lingkungan serta cara
mencegahnya, dapat membentuk perilaku, nilai dan kebiasaan untuk menghargai
lingkungan [4].
Menurut hasil wawancara dengan Ibu Berta Esti Ari Prasetya, S.Psi,MA.
selaku psikolog dan dosen psikologi di Universitas Kristen Satya Wacana
(UKSW) Salatiga menyatakan bahwa pembuatan buku interaktif cara merawat
lingkungan untuk anak 8-10 dirasa lebih baik daripada menonton video. Buku
interaktif cara merawat lingkungan membuat anak dituntut untuk berimajinasi dan
1
melatih motorik. Sedangkan video membuat anak tidak ikut aktif dalam proses
berpikir karena apa yang dilihat dan didengar anak telah digambar secara visual.
Selain itu, saat ini anak lebih cenderung menonton televisi sehingga menyebabkan
kurangnya minat membaca buku dan interaksi anak dengan orang lain juga
berkurang sehingga anak menjadi lebih pasif. Pada usia 7-11 tahun, anak-anak
dapat melakukan operasi dan penalaran logis menggantikan pemikiran yang dapat
diterapkan kedalam contoh-contoh yang spesifik atau yang sesuai dengan fakta
[5].
Mengenalkan lingkungan kepada anak-anak dapat dilakukan dengan
membaca buku yang dapat merangsang kreatifitas, imajinasi, dan motorik anak
[6]. Dalam penelitian ini kriteria usia 8-10 tahun masih bisa dikategorikan dalam
usia yang mampu mengembangkan pemikiran logisnya untuk menganalisis dan
dapat diterapkan dalam memecahkan masalah-masalah konkret yang dihadapi.
Berdasarkan penjelasan latar belakang, maka akan dibuat perancangan buku
interaktif untuk mengenalkan cara merawat lingkungan bagi anak usia 8-10 tahun.
2.
Tinjauan Pustaka
Penelitian pertama yang pernah dilakukan oleh Amalia Pratifasari pada
tahun 2015 berupa skripsi dengan judul Perancangan Buku Ilustrasi Tentang
Pelestarian Lingkungan Hidup untuk Menanamkan Green Lifestyle pada Anak [7].
Adapun permasalahan yang dikaji adalah bagaimana membuat buku ilustrasi
tentang hidup hijau yang menarik dan informatif bagi pembaca khususnya anakanak. Buku ini dibuat dalam bentuk komik dengan gambar menarik yang
bertujuan untuk mengenalkan kebiasan hidup hijau pada anak yang nantinya akan
terus diterapkan hingga dewasa dan diturunkan kepada generasi berikutnya, demi
kepentingan makhluk hidup di masa yang akan datang.
Penelitian kedua dilakukan oleh Wilianto dan kawan-kawan pada tahun
2013 berupa artikel jurnal yang berjudul Perancangan Buku Cerita Bergambar
Interaktif Berjudul “Our World is Our Home” Bertema Pelestarian Lingkungan.
Adapun permasalahan yang dikaji adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan
lingkungan dan setelah terjadi berbagai peristiwa yang merugikan seperti banjir
besar, tanah longsor dan lain-lain, barulah masyarakat sadar dan mendapatkan
perhatian besar dari berbagai pihak. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan
rasa kepedulian terhadap lingkungan bersama-sama. Disamping itu juga
memberikan pengetahuan kepada anak-anak serta menjadikan aktifitas membaca
menjadi sesuatu yang menyenangkan dan menghibur. Media utama yang dipakai
adalah buku cerita bergambar karena cerita adalah media yang tepat untuk
menyampaikan pesan moral selain itu anak-anak pada usia 5-9 tahun ini menyukai
visual dan kegiatan interaksi yang melibatkan dirinya. Pesan yang tersimpan
dalam buku ini adalah pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan bersamasama [8].
Kedua penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya tersebut mempunyai
tujuan yang sama yaitu ingin menanamkan hidup hijau kepada anak dan
memberikan pengetahuan tentang lingkungan. Sedangkan dalam penelitian ini
2
dengan perancangan cara merawat lingkungan memiliki tujuan untuk
mengajarkan bagaimana cara merawat lingkungan di sekitar dengan cara yang
lebih mudah dipahami oleh anak-anak dalam bentuk buku interaktif yang
didukung oleh gambar dan permainan interaktif didalamnya yang dapat
dimainkan bersama atau kelompok. Buku dipilih sebagai media pembelajaran dan
pengenalan karena buku lebih merangsang motorik dan otak anak untuk
berimajinasi. Perbedaan buku penelitian sebelumnya dengan buku interaktif cara
merawat lingkungan adalah buku dari kedua penelitian sama-sama membuat
dunia mereka sendiri dengan cerita fiksi, sedangkan buku interaktif yang dibuat
oleh penulis mengarah langsung ke tempat yang sering dikunjungi oleh anak
seperti rumah dan sekolah agar diharapkan anak bisa langsung memahami maksud
dari buku interaktif merawat lingkungan. Kelebihan dari buku interaktif merawat
lingkungan untuk anak usia 8-10 tahun ini adalah terdapat kalimat ajakan,
memliliki 3 jenis teknik interaktif yang berbeda dan memiliki permainan kartu.
Definisi lingkungan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
adalah keadaan sekitar yang mempengaruhi perkembangan dan tingkah laku
makhluk hidup [9]. Menurut Bahrudin dalam bukunya yang berjudul “Berbakti
untuk Bumi” menyatakan bahwa Lingkungan dapat didefinisikan sebagai suatu
daerah makhluk hidup berada, keadaan atau kondisi yang melingkupi suatu
makhluk hidup [10]. Dari dua definisi lingkungan tersebut, dapat ditarik
kesimpulan bahwa lingkungan merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar
manusia yang mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung
maupun tidak langsung. Setelah mengetahui tentang definisi lingkungan, ada
baiknya juga mengetahui tentang bagaimana cara merawat lingkungan. Merawat
lingkungan tidak harus dilakukan dengan cara yang besar seperti ikut dalam
melakukan pengolahan tanah atau melakukan reboisasi pada lahan-lahan yang
kritis. Merawat lingkungan juga juga bisa dilakukan dengan cara yang sederhana
seperti membersihkan selokan, menanam bibit pohon disekitar lingkungan dan
juga mengajak seluruh anggota keluarga untuk membersihkan rumah [11].
Merawat lingkungan dapat dilakukan oleh anak usia dini mulai dari lingkungan
terdekat yang sering ditemui, yaitu lingkungan yang selalu digunakan untuk
melakukan aktivitas sehari-hari seperti di dalam rumah dan sekolah. Contohnya
dengan menjaga kebersihan kamar tidur, menyapu, membantu mencuci peralatan
makan serta menggunakan air dan listrik secukupnya. Kemudian kebersihan
halaman rumah dapat dilakukan dengan menyapu halaman, menyiram tanaman
serta menanam bibit pohon. Untuk contoh merawat lingkungan di sekolah adalah
dengan membuang sampah pada tempat sampah yang tersedia, melaksanakan
tugas piket kelas, kerja bakti, lomba kebersihan kelas, memanfaatkan sampah daur
ulang, tidak memetik bunga di pekarangan sekolah dan mengupayakan kebersihan
di ruangan kelas dan sekitar halaman [12].
Menurut Ensiklopedi Indonesia (538;1980), buku adalah tulisan dan
gambar yang ditulis dan dilukiskan pada lembaran kertas dan media lainnya
seperti papyrus, lontar, dan perkamen dengan segala bentuk yang berupa
gulungan, dilubangi dan dijilid muka belakangnya dengan kulit, kain, karton atau
kayu. Sedangkan arti kata interaktif menurut KBBI (152;1998) adalah bersifat
saling melakukan aksi, antar hubungan, saling aktif. Dengan demikian bila
3
digabungkan buku interaktif dapat diartikan sebagai lembar kertas berjilid yang
berisi tulisan dan gambar tentang antar hubungan dan saling aktif untuk mengajak
pembaca agar ikut terlibat dalam melakukan sesuatu yang bersifat positif serta
menumbuhkan rasa kepedulian pembaca terhadap suatu hal.
Buku sebagai media pembelajaran adalah alat komunikasi yang digunakan
dalam proses pembelajaran dan membawa informasi dari pengajar kepada peserta
didik yang bertujuan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Buku sebagai media
pembelajaran sangat berarti apabila buku ajar digunakan sebagai alat komunikasi
untuk membawa suatu informasi akurat dari sumber belajar kepada pembelajar
[13].
Permainan interaktif adalah permainan yang memiliki tujuan yaitu untuk
merangsang kreativitas. Dalam permainan interaktif ini tidak memiliki tujuan
untuk mencari pemain yang terbaik ataupun yang terhebat [6].
Layout adalah penyusunan dari elemen-elemen desain yang bertujuan
untuk menampilkan gambar dan teks agar menjadi komunikatif dalam sebuah cara
yang dapat memudahkan pembaca menerima informasi yang disajikan [14].
Tipografi adalah segala disiplin ilmu yang berkaitan dengan huruf.
Tipografi memiliki tiga sifat, yaitu sebagai penyampai pesan penulis, sebagai
penyampai informasi dan tanda pengenal, serta sebagai penyampai pandangan,
sikap dan ekspresi kreatif. Tipografi perpaduan antara ilmu seni dan teknik
mengatur tulisan, agar maksud serta arti tulisan dapat tersampaikan dengan baik
secara visual kepada pembaca. Tipografi tidak hanya terbatas lewat pemilihan
jenis huruf, ukuran huruf, dekorasi, kesesuaian dengan tema, tetapi juga meliputi
tata letak vertikal atau horizontal tulisan pada sebuah bidang desain [15].
Warna adalah pantulan tertentu dari cahaya yang dipengaruhi oleh
pigmen yang terdapat di permukaan benda. Warna bukan hanya untuk dinikmati
atau diamati saja, tapi warna dapat mempengaruhi kelakuan, memegang peranan
penting dalam penilaian keindahan dan turut menentukan suka tidaknya seseorang
akan berbagai macam benda [16].
Ilustrasi adalah proses penggambaran, objek, baik visual maupun audio
dan lain-lain yang digunakan sebagai pendukung untuk memperjelas dan
mengurai pesan suatu cerita atau tulisan [17].
3.
Metode Penelitian dan Perancangan
Metode yang dilakukan dalam perancangan ini adalah pendekatan
kualitatif dan pendekatan kuantitatif yang biasa disebut metode campuran (mixing
method). Metode ini digunakan karena dapat menganalisis data dengan penalaran
termasuk hasil wawancara dan pengambilan kesimpulan melalui kuesioner, selain
itu data yang diperoleh juga diolah menggunakan perhitungan statistik sederhana.
Metode kualitatif mudah digunakan karena dapat disesuaikan dengan kondisi
lapangan yang ada dan lebih menekankan pada kualitas data dari sebuah
permasalahan yang diteliti. Sedangkan metode kuantitatif lebih mengarah kepada
penggunaan variabel tertentu dengan melakukan kuesioner sehingga
menghasilkan data penelitian yang baku. Strategi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Linear Strategy. Linear Strategy dapat digunakan untuk
4
menentukan urutan logis pada tahap perancangan sederhana dan komponen
penyusunnya relatif mudah dipahami [18]. Tahapan penelitian mengenai
perancangan buku interaktif untuk mengenalkan cara merawat lingkungan bagi
anak usia 8-10 tahun dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1 Tahapan-Tahapan Penelitian
Tahap pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengumpulan
data. Data mengenai cara merawat lingkungan melalui kuesioner penelitian awal
terhadap siswa dan siswi sekolah dasar dan wawancara kepada guru dan orang tua
terkait seberapa tahu anak tentang bagaimana cara merawat lingkungan sekitar,
minat anak untuk mau mengetahui dan media seperti apa yang efektif sebagai
media pengenalan serta permainan interaktif yang cocok untuk mengenalkan cara
merawat lingkungan. Pemilihan sasaran produk buku interaktif cara merawat
lingkungan sekitar merupakan langkah awal menuju komunikasi yang lebih baik
dan tepat pada sasaran. Target konsumen produk buku interaktif cara merawat
lingkungan sekitar ditujukan untuk anak laki-laki dan perempuan berusia 8-10
tahun, yang merupakan siswa dan siswi sekolah dasar kelas 2 hingga kelas 4 dan
bertempat tinggal di daerah perkotaan dengan status sosial menengah. Diharapkan
target konsumen juga merupakan konsumen yang memiliki minat dan gemar
dalam membaca, bermain, mempunyai rasa keingintahuan yang tinggi akan hal
baru dan konsumen sudah mengenal huruf serta mampu membaca dan juga
tertarik untuk bermain bersama dengan teman atau bermain secara berkelompok
di luar maupun di dalam rumah dan menyukai buku dengan ilustrasi gambar yang
menarik dan memiliki banyak warna cerah.
Target primer dari perancangan ini adalah anak-anak dan target sekunder
dari perancangan ini adalah orang tua dan guru sekolah dasar yang membantu
dalam pengenalan. Untuk mengetahui minat dan pengetahuan target konsumen,
dilakukan wawancara awal terhadap 45 responden yaitu siswa dan siswi sekolah
dasar dengan usia 8-10 tahun, 5 orang tua yang memiliki anak dengan usia 8-10
tahun dan 2 guru dari Sekolah Dasar Negeri 12 Salatiga sebagai tahap pertama
untuk pengumpulan data. Latar belakang pemilihan Sekolah Dasar Negeri 12
Salatiga dipilih karena sekolah tersebut memiliki siswa dan siswi yang beragam
dengan status sosial menengah.
Penelitian ini dibagi kedalam dua sub kategori target kelompok responden
yaitu primer dan sekunder. Kelompok A adalah target primer penelitian yaitu
anak-anak usia 8-10 tahun, kelompok B adalah target sekunder yaitu guru dan
orang tua sebagai pihak pendidik. Responden A berjumlah 45 orang dan
kelompok B berjumlah tujuh orang yang terbagi atas 2 guru dan 5 orang tua.
Melalui kuesioner dan wawancara awal ditemukan hasil penelitian terhadap
responden kelompok A dengan analisis hasil antara lain :
a. Responden tertarik untuk mengetahui cara merawat lingkungan sekitar.
5
b. Sebagian dari responden tidak tahu bagaimana cara merawat
lingkungan sekitar.
c. Responden lebih menyukai membaca buku bergambar menarik yang
mempunyai mainan interaktif dengan warna-warna cerah di dalamnya
daripada membaca buku pelajaran lingkungan yang terdapat banyak
tulisan.
d. 42,2% responden menyukai bermain di luar rumah dan 57,78% lagi
menyukai bermain di dalam rumah.
e. Responden senang bila ada buku interaktif cara merawat lingkungan
sekitar.
Melalui wawancara penelitian terhadap responden kelompok B, hasil
analisisnya sebagai berikut :
a. Buku kurikulum masih menjadi media informasi utama di sekolah.
b. Responden mengetahui cara merawat lingkungan sekitar, tetapi untuk
mengajar dan menerapkannya ke anak masih kurang.
c. Pelajaran tentang lingkungan dibuku kurikulum masih sangat terbatas
hanya dengan pengenalan lingkungan bersih dan lingkungan kotor yang
kemudian dikembangkan oleh guru berupa menggambar dan mewarnai
tentang lingkungan agar siswa dan siswi tidak merasa bosan.
d. Minat baca anak masih sangat tinggi apalagi jika buku yang diberikan
kepada anak menarik, bisa untuk digambar dan diwarnai.
e. Diharapkan adanya buku interaktif cara merawat lingkungan sekitar
untuk lebih mudah diajarkan dan dipahami oleh anak.
Sesuai dengan penelitian awal, maka dari itu diperlukan sebuah media
yang berupa buku interaktif cara merawat lingkungan sekitar yang didukung oleh
gambar dan permainan interaktif. Buku dipilih sebagai media pengenalan karena
sesuai hasil penelitian awal bahwa buku masih diminati oleh anak apalagi jika
buku tersebut berwarna dan memiliki mainan interaktif didalamnya. Buku
interaktif yang akan dibuat adalah fullcolor dengan gaya gambar kartun. Sesuai
dengan hasil kuesioner yang telah diberikan kepada siswa dan siswi sekolah dasar
usia 8-10 tahun, maka warna yang digunakan didalam perancangan adalah warnawarna cerah dan kontras untuk menarik perhatian anak dan ilustrasi yang
ditampilkan pada perancangan ini menggunakan gambar kartun yang digemari
oleh anak-anak.
Teknik interaktif yang akan digunakan adalah permainan-permainan yang
dapat dimainkan di buku langsung dan permainan untuk bermain di luar ruangan.
Permainan di luar dilakukan pada saat anak disuruh untuk mencari benda seperti
batu kecil untuk menjalankan sebuah permainan bersama teman-temannya.
Menurut Kusbudiah, bermain di luar ruangan dapat mempengaruhi pertumbuhan
fisik dan perkembangan jiwa anak. Bermain di luar ruangan juga membantu anak
untuk bersosialisasi melatih keterampilan komunikasi, bernegosiasi dan bekerja
sama dalam tim. Selain itu, anak dapat bereksplorasi dengan bebas di alam dan
sekitarnya [19]. Sedangkan bermain di dalam ruangan memiliki kelebihan
tersendiri seperti melibatkan indra atau pikiran dengan menggunakan alat-alat
6
bermain yang melatih kreatifitas seperti menggambar dan bermain musik.
Bermain di dalam ruangan bersama anggota keluarga dapat mengakrabkan
hubungan antara anak dengan anggota keluarga lain [20]. Bermain di luar maupun
di dalam ruangan memiliki nilai positif tersendiri yang berguna bagi anak.
Didalam perancangan buku interaktif juga akan disertakan beberapa kalimat
ajakan untuk anak melakukan hal yang sederhana di lingkungan sekitar seperti
menyiram tanaman dengan cara yang menyenangkan tanpa ada nada perintah.
Jumlah halaman dan tebal buku menyesuaikan dengan banyaknya permainan dan
penjelasan cara merawat lingkungan. Jenis kertas yang dipakai untuk cover buku
adalah kertas Ivory 230 gram dengan laminasi doff dan alas cover menggunakan
yellow board.
Teknik buku yang digunakan dalam perancangan buku interaktif cara
merawat lingkungan adalah :
a. buku interaktif peek a boo merupakan jenis buku interaktif yang
halaman bukunya harus dibuka untuk mengetahui kejutan di balik
halaman tersebut.
b. Buku interaktif pull tab Merupakan jenis buku interaktif berupa kertas
yang ditarik pada halaman bukunya.
c. Buku interaktif participation Jenis buku interaktif yang berisi
penjelasan atau cerita disertai dengan tanya jawab dan atau instruksi
untuk melakukan sesuatu guna menguji penjelasan atau cerita yang ada
dalam buku tersebut [21].
Alasan memilih teknik interaktif peek a boo, pull tab dan partisipation
adalah, dikarenakan ketiga teknik ini sangat mudah untuk dilakukan oleh anakanak usia 8-10 tahun. Hasil dari wawancara dari beberapa anak, mereka lebih
menyukai memakai teknik peek a boo, pull tab dan partisipation dibandingkan
dengan teknik lain yang terkesan lebih sulit.
Permainan interaktif yang dipilih dan dirancang adalah permainan yang
dapat mengajak anak untuk bermain di dalam dan di luar rumah. Berdasarkan halhal tersebut, permainan yang dibuat antar lain :
a. Permainan bersih dan kotor untuk bab membersihkan kamar. Cara
memainkannya dengan menarik bagian anak panah atas untuk melihat
kamar yang kotor menjadi bersih. Tujuannya adalah agar anak
mengetahui bahwa lingkungan yang terawat dimulai dari dalam rumah
terlebih dahulu.
b. Permainan gunakan air seperlunya untuk bab hemat air. Caranya adalah
dengan memutar keran air untuk menghentikan air yang mengalir, bila
putar secara berlawanan maka air akan keluar lagi. Dengan adanya
permainan ini diharapkan anak dapat menggunakan air sesuai
kebutuhannya.
c. Permainan buka tutup jendela dan matikan lampu untuk bab hemat
listrik. Cara memainkannya adalah dengan menggeser anak panah yang
terdapat pada jendela dan lampu. Tujuan permainan ini diharapkan agar
anak lebih mengerti dan bijaksana dalam pemakaian listrik.
7
d. Permainan lingkungan bersih dan lingkungan kotor untuk bab
membersihkan halaman rumah. Caranya memainkannya adalah cukup
dengan membalik halaman yang dilapisi plastik. Tujuannya adalah agar
anak lebih teliti dan mudah untuk membedakan antara lingkungan
bersih dan lingkungan kotor dengan cara yang lebih sederhana yaitu
hanya dengan membalikan halaman.
e. Permainan menanam untuk bab menanam bibit pohon. Cara
memainkannya dengan menarik bibit pohon keatas hingga menjadi
pohon yang lebih besar. Tujuan permainan ini untuk melatih imajinasi
dan cara berpikir anak seperti apa bibit tanaman ketika menjadi pohon
nanti serta memberikan informasi kepada anak bahwa salah satu cara
merawat lingkungan di sekitar adalah dengan menanam.
f. Permainan sudahkah menyiram tanaman untuk bab menyiram tanaman.
Dalam permainan ini, anak akan disuruh untuk menggeser kertas yang
bergambar selang air untuk menyiram tanaman. Tujuan permainan ini
diharapkan agar anak mengetahui salah satu cara merawat lingkungan
adalah dengan merawat dan menyiram tanaman.
g. Permainan membuang sampah untuk bab membuang sampah pada
tempatnya. Cara memainkannya adalah dengan menggeser sampah dari
dalam kelas menuju tempat sampah di luar kelas. Adanya permainan ini
diharapkan munculnya kesadaran pada untuk membuang sampah di
tempat yang seharusnya.
h. Permainan jadwal membersihkan rumah untuk bab apakah lingkungan
rumahmu sudah bersih. Cara memainkannya dengan mencari dan
membuka tutup gambar setelah itu anak dapat menulis waktu jadwal
mereka. Tujuan dari permainan ini adalah untuk mengingatkan anak
pada jadwal piket kebersihan di rumah serta diharapkan dapat
menimbulkan rasa peduli dan tanggung jawab pada anak untuk tugas
membersihkan rumah.
i. Permainan maju mundur untuk bab kesimpulan buat anak-anak.
Mengajak anak untuk bermain dengan teman- temannya mencari benda
seperti batu kecil atau apapun untuk bidak buat menjalankan
permainan. Untuk memulai permainan, cukup memutar jarum angka.
Bila jarum berhenti di angka 3, maka jalankan bidak 3x ditiap kotaknya
begitupun dengan angka 1, 2, 4, 5, dan 6. Di tiap kotak terdapat tanda
tanya dan pertanyaan dari tanda tanya tersebut dapat dilihat pada kartu
yang nantinya akan dijawab oleh anak. Kartu tersebut bukan hanya
berisi pertanyaan saja tetapi berisi beberapa kalimat ajakan sebelum
melanjutkan permainan. Permainan ini butuh bimbingan oleh guru atau
orang tua. Tujuan dari permainan ini adalah untuk melatih konsentrasi,
kejujuran, ketelitian serta sportif dalam kekalahan dan diharapkan anak
dapat mengetahui cara sederhana yang dapat dilakukan untuk merawat
lingkungan sekitar.
Langkah selanjutnya adalah perancangan produk. Dalam tahapan ini
dilakukan proses secara berurutan agar hasil perancangan sesuai dengan konsep
8
yang diharapkan dan sesuai dengan data yang ada. Tahapan perancangan produk
buku interaktif ini dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2 Alur proses perancangan buku interaktif untuk mengenalkan cara merawat
lingkungan bagi anak usia 8-10 tahun
Setelah menganalisa data yang diperlukan, maka perancangan ini diawali
dengan ide-ide yang sudah terkumpul untuk mendapatkan konsep perancangan
media yang kemudian akan dilakukan proses selanjutnya. Sebagai dasar, konsep
tersebut akan dibuat ke dalam bentuk sketsa. Sketsa yang telah dibuat kemudian
dilanjutkan ke dalam tahap digital painting. Langkah terakhir adalah proses
produksi. Media yang dirancang nantinya akan dihadirkan dalam bentuk media
yang menarik untuk anak-anak. Media yang dirancang berupa buku interaktif
mengenalkan cara merawat lingkungan sekitar dengan kalimat ajakan dan sedikit
informasi cara merawat lingkungan dengan ilustrasi gambar dan permainan yang
menarik. Judul yang dipilih dalam perancangan buku interaktif ini adalah
Lingkunganku, dikarenakan judul tersebut lebih mudah diingat dan diucapkan
serta judul Lingkunganku ini mencerminkan isi dari buku interaktif tersebut yang
memang bertujuan untuk mengenalkan cara merawat lingkungan sekitar. Media
buku interaktif yang akan dirancang ini memiliki konsep berbeda dari media yang
sudah ada sebelumnya. Permainan interaktif didalam buku ini adalah media baru
yang belum pernah ada diperancangan media serupa, dikarenakan yang terdapat
didalamnya juga digabungkan dengan ajakan untuk bermain di luar ruangan yang
dikhususkan sebagai media cara merawat lingkungan.
Konsep karakter yang terdapat didalam buku adalah tunas tumbuhan yang
diberi nama Tutu Tunas. Tutu Tunas digambarkan sebagai tunas ceria, penuh
semangat dan pintar yang dapat dilihat pada Gambar 3.
9
Gambar 3 Sketsa dan desain karakter Tutu Tunas
Karakter dibuat bertujuan untuk pembaca lebih memahami isi dari buku
interaktif dengan bahasa yang santai tetapi sopan. Alasan membuat karakter tunas
dikarenakan tunas menggambarkan anak kecil yang akan bertumbuh dan memulai
belajar untuk memahami tentang kehidupan khususnya lingkungan serta karakter
dari tumbuhan sendiri akan mengolah imajinasi pada anak.
Setelah dilakukan proses perancangan media, selanjutnya akan dilakukan
proses produksi. Proses produksi sendiri terdiri dari pembuatan sketsa, proses
cover buku merupakan tampilan awal yang berpengaruh dalam minat baca
seseorang. Pada sampul buku bertuliskan “Lingkunganku”, latar tampilan cover
terdapat gambar halaman bersih dengan pohon, rumah, bunga dan Tutu Tunas
yang sedang menyapa para pembaca, bertujuan agar adanya sebuah keselarasan
dan ajakan kepada para pembaca pentingnya merawat lingkungan agar lingkungan
menjadi bersih, indah dan terawat. Buku akan dibuat dengan spesifikasi ukuran
tinggi 20 sentimeter dan lebar 20 sentimeter. Perancangan sketsa dan cover buku
dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4 Sketsa dan hasil jadi cover Lingkunganku
Warna yang digunakan pada perancangan judul buku yaitu warna hijau
dan warna biru. Warna hijau menunjukan warna bumi dan memberi arti kesuburan
sedangkan warna biru menunjukan ketenangan.
Untuk proses selanjutnya pembuatan buku dilakukan perkenalan karakter
Tutu Tunas, keterangan penulis, penjelasan singkat tentang pengertian lingkungan
dan daftar isi. Perancangan sketsa dan desain halaman perkenalan dapat dilihat
pada Gambar 5.
10
Gambar 5 Sketsa dan desain halaman perkenalan
Selanjutnya untuk pembuatan buku interaktif dengan teknik pull tab yaitu
membersihkan kamar, hemat air, hemat listrik, menanam bibit pohon dan
menyiram tanaman. Pada setiap buku terdapat penjelasan singkat dan keterangan
tentang cara merawat lingkungan. Pembuatan buku dengan teknik pull tab dapat
dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6 Sketsa dan desain teknik pull tab
Setelah pembuatan buku dengan teknik pull tab selesai, selanjutnya
dilakukan pembuatan buku dengan teknik partisipation. Teknik partisipation ini
meliputi apakah lingkungan rumahmu sudah bersih? dan permainan maju mundur.
Pada setiap buku terdapat penjelasan singkat dan keterangan tentang cara merawat
lingkungan. Pembuatan buku dengan teknik partisipation dapat dilihat pada
Gambar 7.
Gambar 7 Sketsa dan desain teknik partisipation
Untuk teknik ketiga dalam pembuatan buku interaktif menggunakan teknik
peek a boo. Didalam pembuatan buku hanya satu permainan, yaitu membersihkan
halaman rumah. Pembuatan buku dengan teknik peek a boo dapat dilihat pada
Gambar 8.
11
Gambar 8 Sketsa dan desain teknik peek a boo
Didalam permainan maju mundur juga terdapat kartu sebagai media
pendukung permainan. Sketsa dan desain kartu dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9 Sketsa dan desain kartu
Tipografi yang terdapat didalam buku menggunakan dua jenis font. Font
pertama adalah font Suplexmentary comic NC dan font New Era Casual. Font
pertama yaitu Suplexmentary comic NC tergolong dalam font san serif, dalam
perancangan buku digunakan sebagai judul buku, keterangan cover belakang buku
dan kotak buku. Pemilihan font dikarenakan font tersebut mempunyai
karakteristik yang kuat dan ketebalan yang sesuai dengan ilustrasi pada buku, font
ini juga memberikan penekanan pada setiap judul sehingga pembaca lebih jelas
dalam membaca. Dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10 Font New Era Casual
Font yang kedua Font New Era Casual yang tergolong dalam jenis font
san serif. Font ini digunakan untuk isi bahasan. Pada judul buku, font ini
digunakan pada skala ukuran 18 pt sampai 60 pt, sedangkan untuk New Era
Casual digunakan pada skala ukuran 12 sampai 48 pt. font Suplexmentary comic
NC dan font New Era Casual dapat dilihat pada Gambar 11.
Gambar 11 font Suplexmentary comic NC
12
Untuk melindungi buku dari resiko kerusakan, didalam rancangan ini
dibuatlah kemasan pelindung. Bahan pada kemasan menggunakan yellow board
dan desain pada kemasan adalah gabungan gambar dan font dari cover depan dan
cover belakang buku. Dapat dilihat pada Gambar 12.
Gambar 12 Sketsa dan desain packaging
4.
Hasil dan Pembahasan
Berikut adalah hasil desain media buku mengenalkan cara merawat
lingkungan dari perancangan yang telah dilakukan. Perancangan buku ini terdiri
dari halaman pengantar, isi dan penutup. Halaman pengantar berisi perkenalan
karakter Tutu Tunas, penjelasan singkat tentang pengertian lingkungan dan daftar
isi. Halaman isi terdapat 8 pembahasan dan 9 permainan interaktif cara merawat
lingkungan. Pada permainan 9 terdapat sebuah media permainan yang bisa di
mainkan oleh 2 sampai 3 orang anak dan terdapat 30 kartu. Setiap bab mempunyai
permainan yang berbeda dan menggunakan layout dengan warna yang
disesuaikan dengan karakteristik pada setiap gambar. Terakhir adalah halaman
penutup yang berisi keterangan penulis. Hasil dari perancangan ini dapat dilihat
pada Gambar 13.
Gambar 13 Desain cover, halaman dan permainan Lingkunganku
Perancangan kartu Lingkunganku memiliki jumlah kartu sebanyak 30 yang
kartu yang terdiri dari 24 kartu biasa dan 6 kartu spesial. Setiap kartu terdapat
kalimat mengingatkan, ajakan, pertanyaan dan memuji dan tiap kartu memiliki
gambar yang sama diambil dari tiap bab dengan tujuan agar anak bisa mengingat
13
kembali apa yang telah dibaca. Hasil dari perancangan kartu ini dapat dilihat pada
Gambar 14.
Gambar 14 Kartu Lingkunganku
Terdapat pula kemasan yang sangat diperlukan sebagai tempat dan
pelindung dari buku interaktif ini dari faktor-faktor yang dapat merusak buku
tersebut. Kemasan buku menggunakan bahan yellow board. Jenis kertas ini cukup
tebal, kokoh dan kuat untuk digunakan sebagai pelindung. Kertas yellow board ini
dilapisi dengan kertas art paper dan laminasi doff. Kemasan buku menggunakan
yellow board dengan ketebalan kertas 30 dan dilapisi kertas art paper 120 gram.
Hasil jadi kemasan dapat dilihat pada Gambar 15.
Gambar 15 Kemasan Lingkunganku
Pengujian dilakukan menjadi 2 jenis pengujian. Pengujian secara kualitatif
dan kuantitatif. Pengujian kualitatif dilakukan kepada pihak pendidik atau
pengajar. Hal ini dikarenakan pihak pendidik atau pengajar yang berperan penting
dalam proses belajar dan mengajar kepada anak. Pada pengujian ini, hasil akhir
dari desain yang dibuat, diperlihatkan kepada 2 guru dan 5 orang tua siswa
sekolah dasar, sebanyak 45 responden siswa kelas 2, 3 dan 4 masing masing
sebanyak 15 orang siswa.
Hasil wawancara terbagi atas 2 bagian yaitu orang tua dan guru. Menurut
wawancara dengan 5 orang tua yang memiliki anak dengan rentang usia 8-10
tahun bahwa perancangan buku ini dinilai sangat membantu anak untuk mengajak
anak merawat lingkungan. Buku ini sangat diperlukan bagi anak-anak untuk
menambah pengetahuan dan informasi mengenai cara mudah untuk merawat
lingkungan melalui hal-hal kecil yang ada di sekitar lingkungan bermain anak.
Buku ini tidak membosankan karena bukan hanya berisi informasi saja tetapi
ditambah dengan permainan interaktif.
14
Menurut guru, isi buku ini sangat informatif dan interaktif, konten di
dalam buku sudah sesuai menjelaskan secara jelas mengenai cara merawat
lingkungan, ditambah dengan gambar yang tematik. Kesimpulannya buku ini
sangat berguna untuk mengenalkan kepada anak-anak pentingnya merawat
lingkungan.
Pengujian kuantitatif dilakukan dengan proses pengisian kuesioner.
Perhitungan kuesioner dilakukan menggunakan skala likert. Skala likert ialah
skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang suatu gejala atau fenomena pendidikan
[22]. Pernyataan yang dipakai didalam kuesioner berupa pernyataan positif
dengan pembagian kategori sangat tidak setuju (STS) skor 1, tidak setuju (TS)
skor 2, netral (R) skor 3, setuju (S) skor 4 dan sangat setuju (SS) skor 5.
Responden yang dilibatkan adalah 45 orang siswa sekolah dasar pada daerah
Domas. Pengisian kuesioner dilakukan dengan memperlihatkan hasil perancangan
Buku “Lingkunganku”.
Kuesioner diberikan untuk menilai tanggapan responden terhadap buku
interaktif Lingkunganku yang telah dibuat. Hasil penilainan kuesioner yang telah
diisi oleh 45 responden dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Hasil kuesioner pengujian
Jawaban
No.
Pilihan
1.
Menyukai
tampilan sampul
buku
“Lingkunganku”
Gambar serta
huruf
dari buku ini
dapat dilihat
dengan jelas
Mengerti
bagaimana
cara merawat
lingkungan
setelah membaca
buku
interaktif
“Lingkunganku”
Bahasa didalam
buku mudah
dimengerti
2.
3.
4.
Total
Total
Point Presentase
STS
(1)
TS
(2)
R
(3)
S
(4)
SS
(5)
0
0
8
20
17
182
80,8%
1
2
5
17
20
188
83,5%
0
1
7
21
16
183
81,3%
0
3
7
27
10
185
82,2%
15
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Menyukai
warna-warna
yang digunakan
pada buku
Dapat bermain
dengan baik saat
membaca buku
Lingkunganku
Kalimat ajakan
sudah
digambarkan
secara jelas
Kesesuaian Teks
dan gambar
didalam buku
jelas
Informasi dalam
buku mudah
dimengerti
Permainan di
buku ini tidak
membosankan
Menyukai
permainan di
buku ini
Menyukai
gambar serta
teks di buku ini
0
1
6
12
26
198
88%
0
6
2
27
10
176
78,2%
3
0
6
14
22
187
83,1%
0
5
7
23
10
173
76,8%
0
1
4
14
26
200
88,8%
0
0
9
12
24
195
86,6%
0
0
9
20
16
187
83,1%
0
1
12
10
23
193
85,7%
Dari tabel tersebut kemudian dihitung persentase likert dengan rumus
sebagai berikut:
Rumus index % = Total Skor / Y x 100
Dengan X sebagai skor terendah likert dan Y sebagai skor maksimal point
dengan nilai 225.
Dengan demikian, berdasarkan perhitungan maksimal point 225,
didapatkan bahwa anak-anak sangat menyukai tampilan, teks, gambar, warna serta
permainan dalam buku interaksi tentang merawat lingkungan sebesar 82,7%.
5.
Simpulan dan Saran
16
Berdasarkan hasil penelitian menggunakan data kualitatif dan kuantitatif,
anak-anak memahami isi buku serta bisa memainkan permainan secara baik dan
lancar, pemahaman mengenai merawat lingkungan juga dapat disampaikan secara
baik. Pemanfaatan dan tujuan buku dapat disampaikan yaitu menyampaikan cara
merawat lingkungan untuk anak-anak yang dimulai dari memperhatikan hal-hal
sekitar. maka dapat disimpulkan bahwa perancangan buku interaktif untuk
mengenalkan cara merawat lingkungan bagi anak usia 8-10 tahun sudah berhasil
sebagai media pengenalan yang menarik dan interaktif dalam mengenalkan cara
merawat lingkungan bagi anak usia 8-10 tahun.
Saran penelitian selanjutnya untuk buku interaktif bisa dibuat seperti
komik, jadi terdapat alur cerita dan bisa di tambah hewan-hewan kecil agar lebih
ramai dan anak-anak lebih tertarik untuk membaca dan memainkan buku
interaktif.
6.
Daftar Pustaka
[1]
Alamendah. 2014. Kerusakan Lingkungan Hidup di Indonesia dan
Penyebabnya.
http://alamendah.org/2014/08/01/kerusakan-lingkunganhidup-di-indonesia-dan-penyebabnya/ diakses tanggal 6 Mei 2017.
Fadliah. 2008. Pemanasan Global, Faktor Penyebab, Dampak dan Solusi.
Universitas Negeri Gorontalo.
Utina, R. 2008. Pemanasan global: Dampak dan upaya
meminimalisirnya. Universitas Negeri Gorontalo.
Dariyadi, W. 2016. Konsep Pendidikan Lingkungan Hidup di Sekolah.
http://tulisanterkini.com/artikel/tip-dan-trik/1205-konsep-pendidikanlingkungan-hidup-di-sekolah.html diakses tanggal 6 Mei 2017.
Ichsan. 2007. Prinsip pembelajaran tuntas mata pelajaran PAI. Jurnal
Pendidikan Agama Islam Vol 4, No 1.
Dimoji. 2012. Permainan Interaktif Cara Berfikir Cepat.
http://artikelkesehatananak.com/permainan-interaktif-cara-berfikircepat.html diakses tanggal 2 Desember 2015.
Pratifasari, Amalia. 2015. Perancangan Buku Ilustrasi Tentang
Pelestarian Lingkungan Hidup untuk Menanamkan Green Lifestyle pada
Anak. Fakultas Desain Komunikasi Visual, Universitas Sebelas Maret.
Surakarta.
Wilianto, David. 2013. Perancangan Buku Cerita Bergambar Interaktif
Berjudul “Our World is Our Home” Bertema Pelestarian
Lingkungan.Fakultas Seni dan Desain, Universitas Kristen Petra.
Surabaya.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka, 2005),hlm.877.
Bahrudin Supardi. 2009. Berbakti Untuk Bumi. Rosdakarya. Bandung.
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
[9]
[10]
17
[11]
[12]
[13]
[14]
[15]
[16]
[17]
[18]
[19]
[20]
[21]
[22]
Anonim. 2014. Cara Sederhana Menjaga Lingkungan Sekitar Anda.
http://bangjuju.com/cara-sederhana-menjaga-lingkungan-sekitar-anda/
diakses tanggal 6 Mei 2017.
Hidayah Nurul, 2012, Upaya Membiasakan Anak Untuk Memelihara
Kebersihan Lingkungan Dengan kerja Kelompok Di Raudhatul Athfal
Bligo Ngluwar Kabupaten Magelang, PGSD : Universitas Negeri
Yogyakarta, Yogyakarta
Anonim. 2013. buku media pembelajaran. http: // www.psychologymania.
com/2013/01/buku-sebagai-media-pembelajaran.html. Diakses Tanggal 6
Mei 2017.
Anonim. 2016. Layout Design. http: // www. satriamultimedia
.com/artikel _teori_tentang_layout_desain.html. Diakses tanggal 4 April
2017.
Rustan, Surianto. 2011. Hurufontipografi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Sanyoto Sadjiman, E. 2005. Dasar- Dasar Tata Rupa dan Desain
(Nirmana). CV Arti Bumi Intaran. Yogyakarta.
Al-Maqassary,A. 2013. Pengertian Ilustrasi. http://www.e-jurnal.
com/2013/04/pengertian-ilustrasi.html. Diakses tanggal 1 Mei 2017.
Sarwono, Jonathan, Hary Lubis. 2007. Metode riset untuk desain
komunikasi visual. Bandung.
Kusbudiah, Y. 2014. Metode Pembelajaran Anak Usia Dini Melalui
Permainan.http://bdkbandung.kemenag.go.id/jurnal/249-metodepembelajaran-anak-usia-dini-melalui-permainan. Diakses tanggal 28April
2017
Khobir, A. 2009. Upaya Mendidik Anak Melalui Permainan Edukatif.
Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN). Pekalongan.
Wilianto, Fanny O. 2013. Perancangan Buku Interaktif Pengenalan dan
Pelestarian Satwa Sugar Glider di Indonesia bagi Anak Usia 7-12 Tahun.
Fakultas Seni dan Desain, Universitas Kristen Petra, Surabaya.
Djaali dan Muljono. 2008. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta:
PT.Grasindo.
18
Lingkungan Bagi Anak Usia 8-10 Tahun
Artikel Ilmiah
Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
untuk memperoleh Gelar Sarjana Desain
Peneliti :
Petra Nimas Asokawati (692011605)
Birmanti Setia Utami, M.Sn.
Jasson Prestiliano, S.T., M.Cs.
Program Studi Desain Komunikasi Visual
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
2017
i
ii
iii
iv
v
1.
Pendahuluan
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan makhluk hidup termasuk
manusia dan perilakunya yang mempengaruhi alam itu sendiri. Demikian
pengertian lingkungan hidup sebagaimana tercantum dalam Undang-undang No.
32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Indonesia merupakan negara dengan kekayaan lingkungan hidup yang tiada
terkira, sayangnya tingkat kerusakan lingkungan hidup di Indonesia juga sangat
tinggi. Kerusakan lingkungan hidup di Indonesia dapat mengancam kehidupan
manusia dan dapat menurunkan mutu lingkungan. Penyebab kerusakan
lingkungan hidup terjadi karena peristiwa alam dan akibat ulah manusia yang
tidak ramah lingkungan [1]. Penyebab dari kerusakan lingkungan itu sendiri
adalah global warming yang diperkirakan pada tahun 2030 peningkatan suhu akan
mencapai 1,50- 4,5oC bahkan menjadi 500C pada tahun 2100 [2]. Pada akhirnya
akan menimbulkan berbagai masalah pada lingkungan seperti kekurangan lahan
pemukiman dan kekurangan lahan untuk sumber pangan. Seperti yang disebutkan
dalam United Nations Climate Change Conference (UNCCC) di Bali tahun 2007,
kesadaran akan situasi ini masih sangat relatif kurang dengan masih tingginya
penggunaan kendaraan bermotor dan kurangnya kesadaran akan kebersihan.
Menurut hasil wawancara dengan Bapak Dita sebagai guru wali kelas dua
dan Ibu Yuli sebagai wali kelas empat Sekolah Dasar Negeri 12 Salatiga
mengatakan, bahwa pendidikan merawat lingkungan yang diajarkan terlalu sedikit
dan tidak mendalam. Anak-anak hanya diberikan informasi singkat tentang apa itu
merawat lingkungan dan cara merawat lingkungan. Pembelajaran tentang
lingkungan seharusnya diajarkan secara lebih menarik dan mendalam, karena
anak-anak terbiasa beraktifitas dengan benda-benda yang dapat menjadi sampah
lingkungan seperti plastik dan kaleng. Hasil wawancara dengan 5 orang tua siswa
dapat disimpulkan bahwa, mengajarkan anak soal merawat lingkungan masih
sangat kurang dan jarang karena kesibukan orang tua yang mengakibatkan
kurangnya kesadaran anak tentang merawat lingkungan.
Pencegahan yang dapat dilakukan untuk merawat lingkungan adalah
dengan membuang sampah pada tempatnya dan membuat pupuk dari sampah
organik serta upaya pendidikan kepada masyarakat luas dan anak sekolah dasar
dengan memberikan pemahaman tentang lingkungan [3]. Mengajarkan
lingkungan kepada anak umur 7-12 tahun dimana rata-rata umur anak sekolah
dasar pada umumnya agar diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan
kesadaran anak mengenai bahaya dari kerusakan lingkungan serta cara
mencegahnya, dapat membentuk perilaku, nilai dan kebiasaan untuk menghargai
lingkungan [4].
Menurut hasil wawancara dengan Ibu Berta Esti Ari Prasetya, S.Psi,MA.
selaku psikolog dan dosen psikologi di Universitas Kristen Satya Wacana
(UKSW) Salatiga menyatakan bahwa pembuatan buku interaktif cara merawat
lingkungan untuk anak 8-10 dirasa lebih baik daripada menonton video. Buku
interaktif cara merawat lingkungan membuat anak dituntut untuk berimajinasi dan
1
melatih motorik. Sedangkan video membuat anak tidak ikut aktif dalam proses
berpikir karena apa yang dilihat dan didengar anak telah digambar secara visual.
Selain itu, saat ini anak lebih cenderung menonton televisi sehingga menyebabkan
kurangnya minat membaca buku dan interaksi anak dengan orang lain juga
berkurang sehingga anak menjadi lebih pasif. Pada usia 7-11 tahun, anak-anak
dapat melakukan operasi dan penalaran logis menggantikan pemikiran yang dapat
diterapkan kedalam contoh-contoh yang spesifik atau yang sesuai dengan fakta
[5].
Mengenalkan lingkungan kepada anak-anak dapat dilakukan dengan
membaca buku yang dapat merangsang kreatifitas, imajinasi, dan motorik anak
[6]. Dalam penelitian ini kriteria usia 8-10 tahun masih bisa dikategorikan dalam
usia yang mampu mengembangkan pemikiran logisnya untuk menganalisis dan
dapat diterapkan dalam memecahkan masalah-masalah konkret yang dihadapi.
Berdasarkan penjelasan latar belakang, maka akan dibuat perancangan buku
interaktif untuk mengenalkan cara merawat lingkungan bagi anak usia 8-10 tahun.
2.
Tinjauan Pustaka
Penelitian pertama yang pernah dilakukan oleh Amalia Pratifasari pada
tahun 2015 berupa skripsi dengan judul Perancangan Buku Ilustrasi Tentang
Pelestarian Lingkungan Hidup untuk Menanamkan Green Lifestyle pada Anak [7].
Adapun permasalahan yang dikaji adalah bagaimana membuat buku ilustrasi
tentang hidup hijau yang menarik dan informatif bagi pembaca khususnya anakanak. Buku ini dibuat dalam bentuk komik dengan gambar menarik yang
bertujuan untuk mengenalkan kebiasan hidup hijau pada anak yang nantinya akan
terus diterapkan hingga dewasa dan diturunkan kepada generasi berikutnya, demi
kepentingan makhluk hidup di masa yang akan datang.
Penelitian kedua dilakukan oleh Wilianto dan kawan-kawan pada tahun
2013 berupa artikel jurnal yang berjudul Perancangan Buku Cerita Bergambar
Interaktif Berjudul “Our World is Our Home” Bertema Pelestarian Lingkungan.
Adapun permasalahan yang dikaji adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan
lingkungan dan setelah terjadi berbagai peristiwa yang merugikan seperti banjir
besar, tanah longsor dan lain-lain, barulah masyarakat sadar dan mendapatkan
perhatian besar dari berbagai pihak. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan
rasa kepedulian terhadap lingkungan bersama-sama. Disamping itu juga
memberikan pengetahuan kepada anak-anak serta menjadikan aktifitas membaca
menjadi sesuatu yang menyenangkan dan menghibur. Media utama yang dipakai
adalah buku cerita bergambar karena cerita adalah media yang tepat untuk
menyampaikan pesan moral selain itu anak-anak pada usia 5-9 tahun ini menyukai
visual dan kegiatan interaksi yang melibatkan dirinya. Pesan yang tersimpan
dalam buku ini adalah pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan bersamasama [8].
Kedua penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya tersebut mempunyai
tujuan yang sama yaitu ingin menanamkan hidup hijau kepada anak dan
memberikan pengetahuan tentang lingkungan. Sedangkan dalam penelitian ini
2
dengan perancangan cara merawat lingkungan memiliki tujuan untuk
mengajarkan bagaimana cara merawat lingkungan di sekitar dengan cara yang
lebih mudah dipahami oleh anak-anak dalam bentuk buku interaktif yang
didukung oleh gambar dan permainan interaktif didalamnya yang dapat
dimainkan bersama atau kelompok. Buku dipilih sebagai media pembelajaran dan
pengenalan karena buku lebih merangsang motorik dan otak anak untuk
berimajinasi. Perbedaan buku penelitian sebelumnya dengan buku interaktif cara
merawat lingkungan adalah buku dari kedua penelitian sama-sama membuat
dunia mereka sendiri dengan cerita fiksi, sedangkan buku interaktif yang dibuat
oleh penulis mengarah langsung ke tempat yang sering dikunjungi oleh anak
seperti rumah dan sekolah agar diharapkan anak bisa langsung memahami maksud
dari buku interaktif merawat lingkungan. Kelebihan dari buku interaktif merawat
lingkungan untuk anak usia 8-10 tahun ini adalah terdapat kalimat ajakan,
memliliki 3 jenis teknik interaktif yang berbeda dan memiliki permainan kartu.
Definisi lingkungan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
adalah keadaan sekitar yang mempengaruhi perkembangan dan tingkah laku
makhluk hidup [9]. Menurut Bahrudin dalam bukunya yang berjudul “Berbakti
untuk Bumi” menyatakan bahwa Lingkungan dapat didefinisikan sebagai suatu
daerah makhluk hidup berada, keadaan atau kondisi yang melingkupi suatu
makhluk hidup [10]. Dari dua definisi lingkungan tersebut, dapat ditarik
kesimpulan bahwa lingkungan merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar
manusia yang mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung
maupun tidak langsung. Setelah mengetahui tentang definisi lingkungan, ada
baiknya juga mengetahui tentang bagaimana cara merawat lingkungan. Merawat
lingkungan tidak harus dilakukan dengan cara yang besar seperti ikut dalam
melakukan pengolahan tanah atau melakukan reboisasi pada lahan-lahan yang
kritis. Merawat lingkungan juga juga bisa dilakukan dengan cara yang sederhana
seperti membersihkan selokan, menanam bibit pohon disekitar lingkungan dan
juga mengajak seluruh anggota keluarga untuk membersihkan rumah [11].
Merawat lingkungan dapat dilakukan oleh anak usia dini mulai dari lingkungan
terdekat yang sering ditemui, yaitu lingkungan yang selalu digunakan untuk
melakukan aktivitas sehari-hari seperti di dalam rumah dan sekolah. Contohnya
dengan menjaga kebersihan kamar tidur, menyapu, membantu mencuci peralatan
makan serta menggunakan air dan listrik secukupnya. Kemudian kebersihan
halaman rumah dapat dilakukan dengan menyapu halaman, menyiram tanaman
serta menanam bibit pohon. Untuk contoh merawat lingkungan di sekolah adalah
dengan membuang sampah pada tempat sampah yang tersedia, melaksanakan
tugas piket kelas, kerja bakti, lomba kebersihan kelas, memanfaatkan sampah daur
ulang, tidak memetik bunga di pekarangan sekolah dan mengupayakan kebersihan
di ruangan kelas dan sekitar halaman [12].
Menurut Ensiklopedi Indonesia (538;1980), buku adalah tulisan dan
gambar yang ditulis dan dilukiskan pada lembaran kertas dan media lainnya
seperti papyrus, lontar, dan perkamen dengan segala bentuk yang berupa
gulungan, dilubangi dan dijilid muka belakangnya dengan kulit, kain, karton atau
kayu. Sedangkan arti kata interaktif menurut KBBI (152;1998) adalah bersifat
saling melakukan aksi, antar hubungan, saling aktif. Dengan demikian bila
3
digabungkan buku interaktif dapat diartikan sebagai lembar kertas berjilid yang
berisi tulisan dan gambar tentang antar hubungan dan saling aktif untuk mengajak
pembaca agar ikut terlibat dalam melakukan sesuatu yang bersifat positif serta
menumbuhkan rasa kepedulian pembaca terhadap suatu hal.
Buku sebagai media pembelajaran adalah alat komunikasi yang digunakan
dalam proses pembelajaran dan membawa informasi dari pengajar kepada peserta
didik yang bertujuan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Buku sebagai media
pembelajaran sangat berarti apabila buku ajar digunakan sebagai alat komunikasi
untuk membawa suatu informasi akurat dari sumber belajar kepada pembelajar
[13].
Permainan interaktif adalah permainan yang memiliki tujuan yaitu untuk
merangsang kreativitas. Dalam permainan interaktif ini tidak memiliki tujuan
untuk mencari pemain yang terbaik ataupun yang terhebat [6].
Layout adalah penyusunan dari elemen-elemen desain yang bertujuan
untuk menampilkan gambar dan teks agar menjadi komunikatif dalam sebuah cara
yang dapat memudahkan pembaca menerima informasi yang disajikan [14].
Tipografi adalah segala disiplin ilmu yang berkaitan dengan huruf.
Tipografi memiliki tiga sifat, yaitu sebagai penyampai pesan penulis, sebagai
penyampai informasi dan tanda pengenal, serta sebagai penyampai pandangan,
sikap dan ekspresi kreatif. Tipografi perpaduan antara ilmu seni dan teknik
mengatur tulisan, agar maksud serta arti tulisan dapat tersampaikan dengan baik
secara visual kepada pembaca. Tipografi tidak hanya terbatas lewat pemilihan
jenis huruf, ukuran huruf, dekorasi, kesesuaian dengan tema, tetapi juga meliputi
tata letak vertikal atau horizontal tulisan pada sebuah bidang desain [15].
Warna adalah pantulan tertentu dari cahaya yang dipengaruhi oleh
pigmen yang terdapat di permukaan benda. Warna bukan hanya untuk dinikmati
atau diamati saja, tapi warna dapat mempengaruhi kelakuan, memegang peranan
penting dalam penilaian keindahan dan turut menentukan suka tidaknya seseorang
akan berbagai macam benda [16].
Ilustrasi adalah proses penggambaran, objek, baik visual maupun audio
dan lain-lain yang digunakan sebagai pendukung untuk memperjelas dan
mengurai pesan suatu cerita atau tulisan [17].
3.
Metode Penelitian dan Perancangan
Metode yang dilakukan dalam perancangan ini adalah pendekatan
kualitatif dan pendekatan kuantitatif yang biasa disebut metode campuran (mixing
method). Metode ini digunakan karena dapat menganalisis data dengan penalaran
termasuk hasil wawancara dan pengambilan kesimpulan melalui kuesioner, selain
itu data yang diperoleh juga diolah menggunakan perhitungan statistik sederhana.
Metode kualitatif mudah digunakan karena dapat disesuaikan dengan kondisi
lapangan yang ada dan lebih menekankan pada kualitas data dari sebuah
permasalahan yang diteliti. Sedangkan metode kuantitatif lebih mengarah kepada
penggunaan variabel tertentu dengan melakukan kuesioner sehingga
menghasilkan data penelitian yang baku. Strategi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Linear Strategy. Linear Strategy dapat digunakan untuk
4
menentukan urutan logis pada tahap perancangan sederhana dan komponen
penyusunnya relatif mudah dipahami [18]. Tahapan penelitian mengenai
perancangan buku interaktif untuk mengenalkan cara merawat lingkungan bagi
anak usia 8-10 tahun dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1 Tahapan-Tahapan Penelitian
Tahap pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengumpulan
data. Data mengenai cara merawat lingkungan melalui kuesioner penelitian awal
terhadap siswa dan siswi sekolah dasar dan wawancara kepada guru dan orang tua
terkait seberapa tahu anak tentang bagaimana cara merawat lingkungan sekitar,
minat anak untuk mau mengetahui dan media seperti apa yang efektif sebagai
media pengenalan serta permainan interaktif yang cocok untuk mengenalkan cara
merawat lingkungan. Pemilihan sasaran produk buku interaktif cara merawat
lingkungan sekitar merupakan langkah awal menuju komunikasi yang lebih baik
dan tepat pada sasaran. Target konsumen produk buku interaktif cara merawat
lingkungan sekitar ditujukan untuk anak laki-laki dan perempuan berusia 8-10
tahun, yang merupakan siswa dan siswi sekolah dasar kelas 2 hingga kelas 4 dan
bertempat tinggal di daerah perkotaan dengan status sosial menengah. Diharapkan
target konsumen juga merupakan konsumen yang memiliki minat dan gemar
dalam membaca, bermain, mempunyai rasa keingintahuan yang tinggi akan hal
baru dan konsumen sudah mengenal huruf serta mampu membaca dan juga
tertarik untuk bermain bersama dengan teman atau bermain secara berkelompok
di luar maupun di dalam rumah dan menyukai buku dengan ilustrasi gambar yang
menarik dan memiliki banyak warna cerah.
Target primer dari perancangan ini adalah anak-anak dan target sekunder
dari perancangan ini adalah orang tua dan guru sekolah dasar yang membantu
dalam pengenalan. Untuk mengetahui minat dan pengetahuan target konsumen,
dilakukan wawancara awal terhadap 45 responden yaitu siswa dan siswi sekolah
dasar dengan usia 8-10 tahun, 5 orang tua yang memiliki anak dengan usia 8-10
tahun dan 2 guru dari Sekolah Dasar Negeri 12 Salatiga sebagai tahap pertama
untuk pengumpulan data. Latar belakang pemilihan Sekolah Dasar Negeri 12
Salatiga dipilih karena sekolah tersebut memiliki siswa dan siswi yang beragam
dengan status sosial menengah.
Penelitian ini dibagi kedalam dua sub kategori target kelompok responden
yaitu primer dan sekunder. Kelompok A adalah target primer penelitian yaitu
anak-anak usia 8-10 tahun, kelompok B adalah target sekunder yaitu guru dan
orang tua sebagai pihak pendidik. Responden A berjumlah 45 orang dan
kelompok B berjumlah tujuh orang yang terbagi atas 2 guru dan 5 orang tua.
Melalui kuesioner dan wawancara awal ditemukan hasil penelitian terhadap
responden kelompok A dengan analisis hasil antara lain :
a. Responden tertarik untuk mengetahui cara merawat lingkungan sekitar.
5
b. Sebagian dari responden tidak tahu bagaimana cara merawat
lingkungan sekitar.
c. Responden lebih menyukai membaca buku bergambar menarik yang
mempunyai mainan interaktif dengan warna-warna cerah di dalamnya
daripada membaca buku pelajaran lingkungan yang terdapat banyak
tulisan.
d. 42,2% responden menyukai bermain di luar rumah dan 57,78% lagi
menyukai bermain di dalam rumah.
e. Responden senang bila ada buku interaktif cara merawat lingkungan
sekitar.
Melalui wawancara penelitian terhadap responden kelompok B, hasil
analisisnya sebagai berikut :
a. Buku kurikulum masih menjadi media informasi utama di sekolah.
b. Responden mengetahui cara merawat lingkungan sekitar, tetapi untuk
mengajar dan menerapkannya ke anak masih kurang.
c. Pelajaran tentang lingkungan dibuku kurikulum masih sangat terbatas
hanya dengan pengenalan lingkungan bersih dan lingkungan kotor yang
kemudian dikembangkan oleh guru berupa menggambar dan mewarnai
tentang lingkungan agar siswa dan siswi tidak merasa bosan.
d. Minat baca anak masih sangat tinggi apalagi jika buku yang diberikan
kepada anak menarik, bisa untuk digambar dan diwarnai.
e. Diharapkan adanya buku interaktif cara merawat lingkungan sekitar
untuk lebih mudah diajarkan dan dipahami oleh anak.
Sesuai dengan penelitian awal, maka dari itu diperlukan sebuah media
yang berupa buku interaktif cara merawat lingkungan sekitar yang didukung oleh
gambar dan permainan interaktif. Buku dipilih sebagai media pengenalan karena
sesuai hasil penelitian awal bahwa buku masih diminati oleh anak apalagi jika
buku tersebut berwarna dan memiliki mainan interaktif didalamnya. Buku
interaktif yang akan dibuat adalah fullcolor dengan gaya gambar kartun. Sesuai
dengan hasil kuesioner yang telah diberikan kepada siswa dan siswi sekolah dasar
usia 8-10 tahun, maka warna yang digunakan didalam perancangan adalah warnawarna cerah dan kontras untuk menarik perhatian anak dan ilustrasi yang
ditampilkan pada perancangan ini menggunakan gambar kartun yang digemari
oleh anak-anak.
Teknik interaktif yang akan digunakan adalah permainan-permainan yang
dapat dimainkan di buku langsung dan permainan untuk bermain di luar ruangan.
Permainan di luar dilakukan pada saat anak disuruh untuk mencari benda seperti
batu kecil untuk menjalankan sebuah permainan bersama teman-temannya.
Menurut Kusbudiah, bermain di luar ruangan dapat mempengaruhi pertumbuhan
fisik dan perkembangan jiwa anak. Bermain di luar ruangan juga membantu anak
untuk bersosialisasi melatih keterampilan komunikasi, bernegosiasi dan bekerja
sama dalam tim. Selain itu, anak dapat bereksplorasi dengan bebas di alam dan
sekitarnya [19]. Sedangkan bermain di dalam ruangan memiliki kelebihan
tersendiri seperti melibatkan indra atau pikiran dengan menggunakan alat-alat
6
bermain yang melatih kreatifitas seperti menggambar dan bermain musik.
Bermain di dalam ruangan bersama anggota keluarga dapat mengakrabkan
hubungan antara anak dengan anggota keluarga lain [20]. Bermain di luar maupun
di dalam ruangan memiliki nilai positif tersendiri yang berguna bagi anak.
Didalam perancangan buku interaktif juga akan disertakan beberapa kalimat
ajakan untuk anak melakukan hal yang sederhana di lingkungan sekitar seperti
menyiram tanaman dengan cara yang menyenangkan tanpa ada nada perintah.
Jumlah halaman dan tebal buku menyesuaikan dengan banyaknya permainan dan
penjelasan cara merawat lingkungan. Jenis kertas yang dipakai untuk cover buku
adalah kertas Ivory 230 gram dengan laminasi doff dan alas cover menggunakan
yellow board.
Teknik buku yang digunakan dalam perancangan buku interaktif cara
merawat lingkungan adalah :
a. buku interaktif peek a boo merupakan jenis buku interaktif yang
halaman bukunya harus dibuka untuk mengetahui kejutan di balik
halaman tersebut.
b. Buku interaktif pull tab Merupakan jenis buku interaktif berupa kertas
yang ditarik pada halaman bukunya.
c. Buku interaktif participation Jenis buku interaktif yang berisi
penjelasan atau cerita disertai dengan tanya jawab dan atau instruksi
untuk melakukan sesuatu guna menguji penjelasan atau cerita yang ada
dalam buku tersebut [21].
Alasan memilih teknik interaktif peek a boo, pull tab dan partisipation
adalah, dikarenakan ketiga teknik ini sangat mudah untuk dilakukan oleh anakanak usia 8-10 tahun. Hasil dari wawancara dari beberapa anak, mereka lebih
menyukai memakai teknik peek a boo, pull tab dan partisipation dibandingkan
dengan teknik lain yang terkesan lebih sulit.
Permainan interaktif yang dipilih dan dirancang adalah permainan yang
dapat mengajak anak untuk bermain di dalam dan di luar rumah. Berdasarkan halhal tersebut, permainan yang dibuat antar lain :
a. Permainan bersih dan kotor untuk bab membersihkan kamar. Cara
memainkannya dengan menarik bagian anak panah atas untuk melihat
kamar yang kotor menjadi bersih. Tujuannya adalah agar anak
mengetahui bahwa lingkungan yang terawat dimulai dari dalam rumah
terlebih dahulu.
b. Permainan gunakan air seperlunya untuk bab hemat air. Caranya adalah
dengan memutar keran air untuk menghentikan air yang mengalir, bila
putar secara berlawanan maka air akan keluar lagi. Dengan adanya
permainan ini diharapkan anak dapat menggunakan air sesuai
kebutuhannya.
c. Permainan buka tutup jendela dan matikan lampu untuk bab hemat
listrik. Cara memainkannya adalah dengan menggeser anak panah yang
terdapat pada jendela dan lampu. Tujuan permainan ini diharapkan agar
anak lebih mengerti dan bijaksana dalam pemakaian listrik.
7
d. Permainan lingkungan bersih dan lingkungan kotor untuk bab
membersihkan halaman rumah. Caranya memainkannya adalah cukup
dengan membalik halaman yang dilapisi plastik. Tujuannya adalah agar
anak lebih teliti dan mudah untuk membedakan antara lingkungan
bersih dan lingkungan kotor dengan cara yang lebih sederhana yaitu
hanya dengan membalikan halaman.
e. Permainan menanam untuk bab menanam bibit pohon. Cara
memainkannya dengan menarik bibit pohon keatas hingga menjadi
pohon yang lebih besar. Tujuan permainan ini untuk melatih imajinasi
dan cara berpikir anak seperti apa bibit tanaman ketika menjadi pohon
nanti serta memberikan informasi kepada anak bahwa salah satu cara
merawat lingkungan di sekitar adalah dengan menanam.
f. Permainan sudahkah menyiram tanaman untuk bab menyiram tanaman.
Dalam permainan ini, anak akan disuruh untuk menggeser kertas yang
bergambar selang air untuk menyiram tanaman. Tujuan permainan ini
diharapkan agar anak mengetahui salah satu cara merawat lingkungan
adalah dengan merawat dan menyiram tanaman.
g. Permainan membuang sampah untuk bab membuang sampah pada
tempatnya. Cara memainkannya adalah dengan menggeser sampah dari
dalam kelas menuju tempat sampah di luar kelas. Adanya permainan ini
diharapkan munculnya kesadaran pada untuk membuang sampah di
tempat yang seharusnya.
h. Permainan jadwal membersihkan rumah untuk bab apakah lingkungan
rumahmu sudah bersih. Cara memainkannya dengan mencari dan
membuka tutup gambar setelah itu anak dapat menulis waktu jadwal
mereka. Tujuan dari permainan ini adalah untuk mengingatkan anak
pada jadwal piket kebersihan di rumah serta diharapkan dapat
menimbulkan rasa peduli dan tanggung jawab pada anak untuk tugas
membersihkan rumah.
i. Permainan maju mundur untuk bab kesimpulan buat anak-anak.
Mengajak anak untuk bermain dengan teman- temannya mencari benda
seperti batu kecil atau apapun untuk bidak buat menjalankan
permainan. Untuk memulai permainan, cukup memutar jarum angka.
Bila jarum berhenti di angka 3, maka jalankan bidak 3x ditiap kotaknya
begitupun dengan angka 1, 2, 4, 5, dan 6. Di tiap kotak terdapat tanda
tanya dan pertanyaan dari tanda tanya tersebut dapat dilihat pada kartu
yang nantinya akan dijawab oleh anak. Kartu tersebut bukan hanya
berisi pertanyaan saja tetapi berisi beberapa kalimat ajakan sebelum
melanjutkan permainan. Permainan ini butuh bimbingan oleh guru atau
orang tua. Tujuan dari permainan ini adalah untuk melatih konsentrasi,
kejujuran, ketelitian serta sportif dalam kekalahan dan diharapkan anak
dapat mengetahui cara sederhana yang dapat dilakukan untuk merawat
lingkungan sekitar.
Langkah selanjutnya adalah perancangan produk. Dalam tahapan ini
dilakukan proses secara berurutan agar hasil perancangan sesuai dengan konsep
8
yang diharapkan dan sesuai dengan data yang ada. Tahapan perancangan produk
buku interaktif ini dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2 Alur proses perancangan buku interaktif untuk mengenalkan cara merawat
lingkungan bagi anak usia 8-10 tahun
Setelah menganalisa data yang diperlukan, maka perancangan ini diawali
dengan ide-ide yang sudah terkumpul untuk mendapatkan konsep perancangan
media yang kemudian akan dilakukan proses selanjutnya. Sebagai dasar, konsep
tersebut akan dibuat ke dalam bentuk sketsa. Sketsa yang telah dibuat kemudian
dilanjutkan ke dalam tahap digital painting. Langkah terakhir adalah proses
produksi. Media yang dirancang nantinya akan dihadirkan dalam bentuk media
yang menarik untuk anak-anak. Media yang dirancang berupa buku interaktif
mengenalkan cara merawat lingkungan sekitar dengan kalimat ajakan dan sedikit
informasi cara merawat lingkungan dengan ilustrasi gambar dan permainan yang
menarik. Judul yang dipilih dalam perancangan buku interaktif ini adalah
Lingkunganku, dikarenakan judul tersebut lebih mudah diingat dan diucapkan
serta judul Lingkunganku ini mencerminkan isi dari buku interaktif tersebut yang
memang bertujuan untuk mengenalkan cara merawat lingkungan sekitar. Media
buku interaktif yang akan dirancang ini memiliki konsep berbeda dari media yang
sudah ada sebelumnya. Permainan interaktif didalam buku ini adalah media baru
yang belum pernah ada diperancangan media serupa, dikarenakan yang terdapat
didalamnya juga digabungkan dengan ajakan untuk bermain di luar ruangan yang
dikhususkan sebagai media cara merawat lingkungan.
Konsep karakter yang terdapat didalam buku adalah tunas tumbuhan yang
diberi nama Tutu Tunas. Tutu Tunas digambarkan sebagai tunas ceria, penuh
semangat dan pintar yang dapat dilihat pada Gambar 3.
9
Gambar 3 Sketsa dan desain karakter Tutu Tunas
Karakter dibuat bertujuan untuk pembaca lebih memahami isi dari buku
interaktif dengan bahasa yang santai tetapi sopan. Alasan membuat karakter tunas
dikarenakan tunas menggambarkan anak kecil yang akan bertumbuh dan memulai
belajar untuk memahami tentang kehidupan khususnya lingkungan serta karakter
dari tumbuhan sendiri akan mengolah imajinasi pada anak.
Setelah dilakukan proses perancangan media, selanjutnya akan dilakukan
proses produksi. Proses produksi sendiri terdiri dari pembuatan sketsa, proses
cover buku merupakan tampilan awal yang berpengaruh dalam minat baca
seseorang. Pada sampul buku bertuliskan “Lingkunganku”, latar tampilan cover
terdapat gambar halaman bersih dengan pohon, rumah, bunga dan Tutu Tunas
yang sedang menyapa para pembaca, bertujuan agar adanya sebuah keselarasan
dan ajakan kepada para pembaca pentingnya merawat lingkungan agar lingkungan
menjadi bersih, indah dan terawat. Buku akan dibuat dengan spesifikasi ukuran
tinggi 20 sentimeter dan lebar 20 sentimeter. Perancangan sketsa dan cover buku
dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4 Sketsa dan hasil jadi cover Lingkunganku
Warna yang digunakan pada perancangan judul buku yaitu warna hijau
dan warna biru. Warna hijau menunjukan warna bumi dan memberi arti kesuburan
sedangkan warna biru menunjukan ketenangan.
Untuk proses selanjutnya pembuatan buku dilakukan perkenalan karakter
Tutu Tunas, keterangan penulis, penjelasan singkat tentang pengertian lingkungan
dan daftar isi. Perancangan sketsa dan desain halaman perkenalan dapat dilihat
pada Gambar 5.
10
Gambar 5 Sketsa dan desain halaman perkenalan
Selanjutnya untuk pembuatan buku interaktif dengan teknik pull tab yaitu
membersihkan kamar, hemat air, hemat listrik, menanam bibit pohon dan
menyiram tanaman. Pada setiap buku terdapat penjelasan singkat dan keterangan
tentang cara merawat lingkungan. Pembuatan buku dengan teknik pull tab dapat
dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6 Sketsa dan desain teknik pull tab
Setelah pembuatan buku dengan teknik pull tab selesai, selanjutnya
dilakukan pembuatan buku dengan teknik partisipation. Teknik partisipation ini
meliputi apakah lingkungan rumahmu sudah bersih? dan permainan maju mundur.
Pada setiap buku terdapat penjelasan singkat dan keterangan tentang cara merawat
lingkungan. Pembuatan buku dengan teknik partisipation dapat dilihat pada
Gambar 7.
Gambar 7 Sketsa dan desain teknik partisipation
Untuk teknik ketiga dalam pembuatan buku interaktif menggunakan teknik
peek a boo. Didalam pembuatan buku hanya satu permainan, yaitu membersihkan
halaman rumah. Pembuatan buku dengan teknik peek a boo dapat dilihat pada
Gambar 8.
11
Gambar 8 Sketsa dan desain teknik peek a boo
Didalam permainan maju mundur juga terdapat kartu sebagai media
pendukung permainan. Sketsa dan desain kartu dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9 Sketsa dan desain kartu
Tipografi yang terdapat didalam buku menggunakan dua jenis font. Font
pertama adalah font Suplexmentary comic NC dan font New Era Casual. Font
pertama yaitu Suplexmentary comic NC tergolong dalam font san serif, dalam
perancangan buku digunakan sebagai judul buku, keterangan cover belakang buku
dan kotak buku. Pemilihan font dikarenakan font tersebut mempunyai
karakteristik yang kuat dan ketebalan yang sesuai dengan ilustrasi pada buku, font
ini juga memberikan penekanan pada setiap judul sehingga pembaca lebih jelas
dalam membaca. Dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10 Font New Era Casual
Font yang kedua Font New Era Casual yang tergolong dalam jenis font
san serif. Font ini digunakan untuk isi bahasan. Pada judul buku, font ini
digunakan pada skala ukuran 18 pt sampai 60 pt, sedangkan untuk New Era
Casual digunakan pada skala ukuran 12 sampai 48 pt. font Suplexmentary comic
NC dan font New Era Casual dapat dilihat pada Gambar 11.
Gambar 11 font Suplexmentary comic NC
12
Untuk melindungi buku dari resiko kerusakan, didalam rancangan ini
dibuatlah kemasan pelindung. Bahan pada kemasan menggunakan yellow board
dan desain pada kemasan adalah gabungan gambar dan font dari cover depan dan
cover belakang buku. Dapat dilihat pada Gambar 12.
Gambar 12 Sketsa dan desain packaging
4.
Hasil dan Pembahasan
Berikut adalah hasil desain media buku mengenalkan cara merawat
lingkungan dari perancangan yang telah dilakukan. Perancangan buku ini terdiri
dari halaman pengantar, isi dan penutup. Halaman pengantar berisi perkenalan
karakter Tutu Tunas, penjelasan singkat tentang pengertian lingkungan dan daftar
isi. Halaman isi terdapat 8 pembahasan dan 9 permainan interaktif cara merawat
lingkungan. Pada permainan 9 terdapat sebuah media permainan yang bisa di
mainkan oleh 2 sampai 3 orang anak dan terdapat 30 kartu. Setiap bab mempunyai
permainan yang berbeda dan menggunakan layout dengan warna yang
disesuaikan dengan karakteristik pada setiap gambar. Terakhir adalah halaman
penutup yang berisi keterangan penulis. Hasil dari perancangan ini dapat dilihat
pada Gambar 13.
Gambar 13 Desain cover, halaman dan permainan Lingkunganku
Perancangan kartu Lingkunganku memiliki jumlah kartu sebanyak 30 yang
kartu yang terdiri dari 24 kartu biasa dan 6 kartu spesial. Setiap kartu terdapat
kalimat mengingatkan, ajakan, pertanyaan dan memuji dan tiap kartu memiliki
gambar yang sama diambil dari tiap bab dengan tujuan agar anak bisa mengingat
13
kembali apa yang telah dibaca. Hasil dari perancangan kartu ini dapat dilihat pada
Gambar 14.
Gambar 14 Kartu Lingkunganku
Terdapat pula kemasan yang sangat diperlukan sebagai tempat dan
pelindung dari buku interaktif ini dari faktor-faktor yang dapat merusak buku
tersebut. Kemasan buku menggunakan bahan yellow board. Jenis kertas ini cukup
tebal, kokoh dan kuat untuk digunakan sebagai pelindung. Kertas yellow board ini
dilapisi dengan kertas art paper dan laminasi doff. Kemasan buku menggunakan
yellow board dengan ketebalan kertas 30 dan dilapisi kertas art paper 120 gram.
Hasil jadi kemasan dapat dilihat pada Gambar 15.
Gambar 15 Kemasan Lingkunganku
Pengujian dilakukan menjadi 2 jenis pengujian. Pengujian secara kualitatif
dan kuantitatif. Pengujian kualitatif dilakukan kepada pihak pendidik atau
pengajar. Hal ini dikarenakan pihak pendidik atau pengajar yang berperan penting
dalam proses belajar dan mengajar kepada anak. Pada pengujian ini, hasil akhir
dari desain yang dibuat, diperlihatkan kepada 2 guru dan 5 orang tua siswa
sekolah dasar, sebanyak 45 responden siswa kelas 2, 3 dan 4 masing masing
sebanyak 15 orang siswa.
Hasil wawancara terbagi atas 2 bagian yaitu orang tua dan guru. Menurut
wawancara dengan 5 orang tua yang memiliki anak dengan rentang usia 8-10
tahun bahwa perancangan buku ini dinilai sangat membantu anak untuk mengajak
anak merawat lingkungan. Buku ini sangat diperlukan bagi anak-anak untuk
menambah pengetahuan dan informasi mengenai cara mudah untuk merawat
lingkungan melalui hal-hal kecil yang ada di sekitar lingkungan bermain anak.
Buku ini tidak membosankan karena bukan hanya berisi informasi saja tetapi
ditambah dengan permainan interaktif.
14
Menurut guru, isi buku ini sangat informatif dan interaktif, konten di
dalam buku sudah sesuai menjelaskan secara jelas mengenai cara merawat
lingkungan, ditambah dengan gambar yang tematik. Kesimpulannya buku ini
sangat berguna untuk mengenalkan kepada anak-anak pentingnya merawat
lingkungan.
Pengujian kuantitatif dilakukan dengan proses pengisian kuesioner.
Perhitungan kuesioner dilakukan menggunakan skala likert. Skala likert ialah
skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang suatu gejala atau fenomena pendidikan
[22]. Pernyataan yang dipakai didalam kuesioner berupa pernyataan positif
dengan pembagian kategori sangat tidak setuju (STS) skor 1, tidak setuju (TS)
skor 2, netral (R) skor 3, setuju (S) skor 4 dan sangat setuju (SS) skor 5.
Responden yang dilibatkan adalah 45 orang siswa sekolah dasar pada daerah
Domas. Pengisian kuesioner dilakukan dengan memperlihatkan hasil perancangan
Buku “Lingkunganku”.
Kuesioner diberikan untuk menilai tanggapan responden terhadap buku
interaktif Lingkunganku yang telah dibuat. Hasil penilainan kuesioner yang telah
diisi oleh 45 responden dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Hasil kuesioner pengujian
Jawaban
No.
Pilihan
1.
Menyukai
tampilan sampul
buku
“Lingkunganku”
Gambar serta
huruf
dari buku ini
dapat dilihat
dengan jelas
Mengerti
bagaimana
cara merawat
lingkungan
setelah membaca
buku
interaktif
“Lingkunganku”
Bahasa didalam
buku mudah
dimengerti
2.
3.
4.
Total
Total
Point Presentase
STS
(1)
TS
(2)
R
(3)
S
(4)
SS
(5)
0
0
8
20
17
182
80,8%
1
2
5
17
20
188
83,5%
0
1
7
21
16
183
81,3%
0
3
7
27
10
185
82,2%
15
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Menyukai
warna-warna
yang digunakan
pada buku
Dapat bermain
dengan baik saat
membaca buku
Lingkunganku
Kalimat ajakan
sudah
digambarkan
secara jelas
Kesesuaian Teks
dan gambar
didalam buku
jelas
Informasi dalam
buku mudah
dimengerti
Permainan di
buku ini tidak
membosankan
Menyukai
permainan di
buku ini
Menyukai
gambar serta
teks di buku ini
0
1
6
12
26
198
88%
0
6
2
27
10
176
78,2%
3
0
6
14
22
187
83,1%
0
5
7
23
10
173
76,8%
0
1
4
14
26
200
88,8%
0
0
9
12
24
195
86,6%
0
0
9
20
16
187
83,1%
0
1
12
10
23
193
85,7%
Dari tabel tersebut kemudian dihitung persentase likert dengan rumus
sebagai berikut:
Rumus index % = Total Skor / Y x 100
Dengan X sebagai skor terendah likert dan Y sebagai skor maksimal point
dengan nilai 225.
Dengan demikian, berdasarkan perhitungan maksimal point 225,
didapatkan bahwa anak-anak sangat menyukai tampilan, teks, gambar, warna serta
permainan dalam buku interaksi tentang merawat lingkungan sebesar 82,7%.
5.
Simpulan dan Saran
16
Berdasarkan hasil penelitian menggunakan data kualitatif dan kuantitatif,
anak-anak memahami isi buku serta bisa memainkan permainan secara baik dan
lancar, pemahaman mengenai merawat lingkungan juga dapat disampaikan secara
baik. Pemanfaatan dan tujuan buku dapat disampaikan yaitu menyampaikan cara
merawat lingkungan untuk anak-anak yang dimulai dari memperhatikan hal-hal
sekitar. maka dapat disimpulkan bahwa perancangan buku interaktif untuk
mengenalkan cara merawat lingkungan bagi anak usia 8-10 tahun sudah berhasil
sebagai media pengenalan yang menarik dan interaktif dalam mengenalkan cara
merawat lingkungan bagi anak usia 8-10 tahun.
Saran penelitian selanjutnya untuk buku interaktif bisa dibuat seperti
komik, jadi terdapat alur cerita dan bisa di tambah hewan-hewan kecil agar lebih
ramai dan anak-anak lebih tertarik untuk membaca dan memainkan buku
interaktif.
6.
Daftar Pustaka
[1]
Alamendah. 2014. Kerusakan Lingkungan Hidup di Indonesia dan
Penyebabnya.
http://alamendah.org/2014/08/01/kerusakan-lingkunganhidup-di-indonesia-dan-penyebabnya/ diakses tanggal 6 Mei 2017.
Fadliah. 2008. Pemanasan Global, Faktor Penyebab, Dampak dan Solusi.
Universitas Negeri Gorontalo.
Utina, R. 2008. Pemanasan global: Dampak dan upaya
meminimalisirnya. Universitas Negeri Gorontalo.
Dariyadi, W. 2016. Konsep Pendidikan Lingkungan Hidup di Sekolah.
http://tulisanterkini.com/artikel/tip-dan-trik/1205-konsep-pendidikanlingkungan-hidup-di-sekolah.html diakses tanggal 6 Mei 2017.
Ichsan. 2007. Prinsip pembelajaran tuntas mata pelajaran PAI. Jurnal
Pendidikan Agama Islam Vol 4, No 1.
Dimoji. 2012. Permainan Interaktif Cara Berfikir Cepat.
http://artikelkesehatananak.com/permainan-interaktif-cara-berfikircepat.html diakses tanggal 2 Desember 2015.
Pratifasari, Amalia. 2015. Perancangan Buku Ilustrasi Tentang
Pelestarian Lingkungan Hidup untuk Menanamkan Green Lifestyle pada
Anak. Fakultas Desain Komunikasi Visual, Universitas Sebelas Maret.
Surakarta.
Wilianto, David. 2013. Perancangan Buku Cerita Bergambar Interaktif
Berjudul “Our World is Our Home” Bertema Pelestarian
Lingkungan.Fakultas Seni dan Desain, Universitas Kristen Petra.
Surabaya.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka, 2005),hlm.877.
Bahrudin Supardi. 2009. Berbakti Untuk Bumi. Rosdakarya. Bandung.
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
[9]
[10]
17
[11]
[12]
[13]
[14]
[15]
[16]
[17]
[18]
[19]
[20]
[21]
[22]
Anonim. 2014. Cara Sederhana Menjaga Lingkungan Sekitar Anda.
http://bangjuju.com/cara-sederhana-menjaga-lingkungan-sekitar-anda/
diakses tanggal 6 Mei 2017.
Hidayah Nurul, 2012, Upaya Membiasakan Anak Untuk Memelihara
Kebersihan Lingkungan Dengan kerja Kelompok Di Raudhatul Athfal
Bligo Ngluwar Kabupaten Magelang, PGSD : Universitas Negeri
Yogyakarta, Yogyakarta
Anonim. 2013. buku media pembelajaran. http: // www.psychologymania.
com/2013/01/buku-sebagai-media-pembelajaran.html. Diakses Tanggal 6
Mei 2017.
Anonim. 2016. Layout Design. http: // www. satriamultimedia
.com/artikel _teori_tentang_layout_desain.html. Diakses tanggal 4 April
2017.
Rustan, Surianto. 2011. Hurufontipografi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Sanyoto Sadjiman, E. 2005. Dasar- Dasar Tata Rupa dan Desain
(Nirmana). CV Arti Bumi Intaran. Yogyakarta.
Al-Maqassary,A. 2013. Pengertian Ilustrasi. http://www.e-jurnal.
com/2013/04/pengertian-ilustrasi.html. Diakses tanggal 1 Mei 2017.
Sarwono, Jonathan, Hary Lubis. 2007. Metode riset untuk desain
komunikasi visual. Bandung.
Kusbudiah, Y. 2014. Metode Pembelajaran Anak Usia Dini Melalui
Permainan.http://bdkbandung.kemenag.go.id/jurnal/249-metodepembelajaran-anak-usia-dini-melalui-permainan. Diakses tanggal 28April
2017
Khobir, A. 2009. Upaya Mendidik Anak Melalui Permainan Edukatif.
Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN). Pekalongan.
Wilianto, Fanny O. 2013. Perancangan Buku Interaktif Pengenalan dan
Pelestarian Satwa Sugar Glider di Indonesia bagi Anak Usia 7-12 Tahun.
Fakultas Seni dan Desain, Universitas Kristen Petra, Surabaya.
Djaali dan Muljono. 2008. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta:
PT.Grasindo.
18