Slide Presentasi IAI Indonesian Tax Policy Outlook 2017 (Pak John) simple
1.
• Perspektif Makro Ekonomi
2.
• Perkembangan Tax Amnesty Periode II
3.
• Reformasi Administrasi dan Kebijakan
Pajak
4.
• Simpulan
Melambatnya Pertumbuhan
Ekonomi Dunia
Ekonomi
Global
Penurunan
Harga Komoditas dan Energi
Belum Stabilnya Kondisi
Ekonomi 4 Poros Dunia
(US, Eropa, Tiongkok, Jepang)
Meningkatkan kualitas
Anggaran dan
Penyerapannya
Menekan
Ketimpangan
Pendapatan
Ekonomi
Domestik
Mengendalikan
Non Performing Loan
(NPL) Perbankan
Meningkatkan
Pertumbuhan Kredit
Perbankan
Menjaga Nilai Tukar
Rupiah
Revenue
Expenditure
JUMLAH SURAT PERNYATAAN HARTA (SPH)
Per Periode (bulan)
400,000
376,646
350,000
300,000
250,000
200,000
157,556
150,000
100,000
50,000
0
359
21,722
39,164
42,570
JUMLAH PESERTA DAN SPH (SESUAI SPH)
PERIODE II
PERIODE I
14.818
28.677
66,361
31,100
55,786
393.358
WP
223.000
WP
256,39
3
79,068
84,155
14.869
28.879
66,915
33,029
56,375
398.727
SPH
260.56
8
239.290
SPH
86,168
OP Non UMKM
Badan Non UMKM
OP UMKM
Badan UMKM
91,214
NO
Deklarasi
Harta
Deklarasi
(Rp triliun)
1
Dalam Negeri
3.143
73%
2
Repatriasi
141
3%
3
Luar Negeri
1.013
24%
4.298
100%
Jumlah
103
Triliun
Persentase
(%)
Total Uang Tebusan
Sumber: Statistik Amnesti (31 Desember 2016), Direktorat Jenderal Pajak
Pembayaran uang tebusan dalam
Program Amnesti Pajak
Per 31 Desember 2016
Hasil Program Amnesti Pajak berupa Pembayaran Uang Tebusan
meliputi:
• Rp 85,8 triliun dari WP Orang Pribadi (non UMKM)
• Rp 4,7 triliun dari WP Orang Pribadi (UMKM)
• Rp 12,5 triliun dari WP Badan (non UMKM)
• Rp 0,3 triliun dari WP Badan (UMKM)
83,0%
4,6%
12,1%
0,3%
OP non
UMKM
OP UMKM
Badan non
UMKM
Badan
UMKM
Ditambah:
• Rp 5,6 triliun dari pembayaran Tunggakan Pajak
• Rp 739,4 miliar dari pembayaran sanksi Penghentian
Pemeriksaan Bukti Permulaan
Sumber: Dashboard Amnesti Pajak per 31 Des 2016
diakses 5 Januari 2017 pukul 17,30
REALISASI PENERIMAAN AMNESTI PAJAK (SESUAI SSP)
3.06T
5.54T
0.35T
0.74T
97,2T
109,5T
93.8T
PER 30 SEP. 2016
103,22T
PER 31 DES. 2016
Sumber: Direktorat Jenderal Pajak (data per 31 Desember 2016)
UANG TEBUSAN
(SSP)
PEMBAYARAN
BUKPER
PEMBAYARAN
TUNGGAKAN
PERINGKAT 5 BESAR NEGARA ASAL
DEKLARASI LUAR NEGERI
Singapore
Virgin Islands
Cayman Islands
Hong Kong
Australia
750,98T
78,00T
56,43T
52,19T
40,18T
69,21%
7,19%
5,20%
4,81%
3,70%
REPATRIASI
Singapore
Cayman Islands
Hong Kong
China
Virgin Islands
83,61T
16,51T
16,18T
3,64T
2,55T
64,77%
12,79%
12,53%
2,82%
1,98%
Post Tax Amnesty
Measures
Tax Policy Reform
Administrative
Reform
Preparation on Financial
Transparency for Tax
Purposes in 2018
Ammendments of 5 Tax Laws
(KUP, PPh, PPN, BM, PBB)
BEPS 4 Minimum Standards
Tax Policy
Reform
(Harmful Tax Practices, Treaty
Abuse, TP Doc & Dispute
Resolution)
Exchange of Information
on Request & Automatic
Establishment of
Tax Reform Team
Organizational Culture
& Value
Administrative
Reform
Enhance Institutional
Capacity
Massive use of IT
Resources
Database
Law Enforcement
International Legal
Framework
Preparation on Financial
Transparency for Tax
Purposes in 2018
Domestic Legal
Framework (Primary
Legacy &
Secondary Legacy)
• Perspektif Makro Ekonomi
2.
• Perkembangan Tax Amnesty Periode II
3.
• Reformasi Administrasi dan Kebijakan
Pajak
4.
• Simpulan
Melambatnya Pertumbuhan
Ekonomi Dunia
Ekonomi
Global
Penurunan
Harga Komoditas dan Energi
Belum Stabilnya Kondisi
Ekonomi 4 Poros Dunia
(US, Eropa, Tiongkok, Jepang)
Meningkatkan kualitas
Anggaran dan
Penyerapannya
Menekan
Ketimpangan
Pendapatan
Ekonomi
Domestik
Mengendalikan
Non Performing Loan
(NPL) Perbankan
Meningkatkan
Pertumbuhan Kredit
Perbankan
Menjaga Nilai Tukar
Rupiah
Revenue
Expenditure
JUMLAH SURAT PERNYATAAN HARTA (SPH)
Per Periode (bulan)
400,000
376,646
350,000
300,000
250,000
200,000
157,556
150,000
100,000
50,000
0
359
21,722
39,164
42,570
JUMLAH PESERTA DAN SPH (SESUAI SPH)
PERIODE II
PERIODE I
14.818
28.677
66,361
31,100
55,786
393.358
WP
223.000
WP
256,39
3
79,068
84,155
14.869
28.879
66,915
33,029
56,375
398.727
SPH
260.56
8
239.290
SPH
86,168
OP Non UMKM
Badan Non UMKM
OP UMKM
Badan UMKM
91,214
NO
Deklarasi
Harta
Deklarasi
(Rp triliun)
1
Dalam Negeri
3.143
73%
2
Repatriasi
141
3%
3
Luar Negeri
1.013
24%
4.298
100%
Jumlah
103
Triliun
Persentase
(%)
Total Uang Tebusan
Sumber: Statistik Amnesti (31 Desember 2016), Direktorat Jenderal Pajak
Pembayaran uang tebusan dalam
Program Amnesti Pajak
Per 31 Desember 2016
Hasil Program Amnesti Pajak berupa Pembayaran Uang Tebusan
meliputi:
• Rp 85,8 triliun dari WP Orang Pribadi (non UMKM)
• Rp 4,7 triliun dari WP Orang Pribadi (UMKM)
• Rp 12,5 triliun dari WP Badan (non UMKM)
• Rp 0,3 triliun dari WP Badan (UMKM)
83,0%
4,6%
12,1%
0,3%
OP non
UMKM
OP UMKM
Badan non
UMKM
Badan
UMKM
Ditambah:
• Rp 5,6 triliun dari pembayaran Tunggakan Pajak
• Rp 739,4 miliar dari pembayaran sanksi Penghentian
Pemeriksaan Bukti Permulaan
Sumber: Dashboard Amnesti Pajak per 31 Des 2016
diakses 5 Januari 2017 pukul 17,30
REALISASI PENERIMAAN AMNESTI PAJAK (SESUAI SSP)
3.06T
5.54T
0.35T
0.74T
97,2T
109,5T
93.8T
PER 30 SEP. 2016
103,22T
PER 31 DES. 2016
Sumber: Direktorat Jenderal Pajak (data per 31 Desember 2016)
UANG TEBUSAN
(SSP)
PEMBAYARAN
BUKPER
PEMBAYARAN
TUNGGAKAN
PERINGKAT 5 BESAR NEGARA ASAL
DEKLARASI LUAR NEGERI
Singapore
Virgin Islands
Cayman Islands
Hong Kong
Australia
750,98T
78,00T
56,43T
52,19T
40,18T
69,21%
7,19%
5,20%
4,81%
3,70%
REPATRIASI
Singapore
Cayman Islands
Hong Kong
China
Virgin Islands
83,61T
16,51T
16,18T
3,64T
2,55T
64,77%
12,79%
12,53%
2,82%
1,98%
Post Tax Amnesty
Measures
Tax Policy Reform
Administrative
Reform
Preparation on Financial
Transparency for Tax
Purposes in 2018
Ammendments of 5 Tax Laws
(KUP, PPh, PPN, BM, PBB)
BEPS 4 Minimum Standards
Tax Policy
Reform
(Harmful Tax Practices, Treaty
Abuse, TP Doc & Dispute
Resolution)
Exchange of Information
on Request & Automatic
Establishment of
Tax Reform Team
Organizational Culture
& Value
Administrative
Reform
Enhance Institutional
Capacity
Massive use of IT
Resources
Database
Law Enforcement
International Legal
Framework
Preparation on Financial
Transparency for Tax
Purposes in 2018
Domestic Legal
Framework (Primary
Legacy &
Secondary Legacy)