S IPS 1100808 Chapter1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan ini berdasarkan pada
observasi penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 9 Kota Bandung pada
kelas VIII-6. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 21 Oktober 2015 di kelas
VIII-6, dalam proses pembelajaran peneliti melihat beberapa masalah yang
berkaitan dengan fokus atau konsentrasi belajar siswa, pertama siswa kurang
memperhatikan ketika pembelajaran berlangsung seperti tidak ada ketertarikan
pada pembelajaran. Kedua, siswa belum bisa berpikir secara konkret
sementara siswa kelas VIII atau kelas IX seharusnya sudah mampu berpikir
secara konkret. Ketiga, pada saat guru mencoba menayangkan sebuah
tontonan kepada siswa mereka terlihat antusias. Namun, sangat disayangkan
ketika tayangan telah selesai disaksikan kemudian guru memberikan
pertanyaan agar siswa bisa berpendapat siswa masih belum mampu untuk
mengembangkan pendapat yang mereka utarakan, pendapat mereka masih
dalam bahasa yang sederhana dan singkat. Keempat, mereka juga belum bisa
menganalisis informasi yang masuk,
membagi-bagi atau menstrukturkan
informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau
hubungannya. Terlihat dari keempat permasalahan yang ditemukan oleh
peneliti bahwa siswa masih belum mampu berpikir dan berpendapat dengan
baik. Sedangkan siswa yang sudah menginjak level lebih tinggi seharusnya
sudah mampu berpikir secara konkret dan dapat mengutarakan pendapatnya
dengan baik.
Mengenai berpikir pada hakekatnya manusia diberikan akal pikiran
untuk mempelajari sesuatu yang akan mendatangkan manfaat bagi
kehidupannya. Berpikir menurut Iskandar (2009, hlm. 81):
“Berpikir merupakan suatu aktivitas akal rohani yang berlaku pada
seseorang akibat adanya kecenderungan mengetahui dan mengalami,
berpikir disusun dengan teraturan dan sistematis agar lahirnya makna,
fakta dan sebuah pemahaman. Akal manusia diberi daya kognitif yang
memperbolehkan berpikir. Manusia juga diberikan daya afektif untuk
menunjukkan emosi, perasaan dan kerja hati berhubungan dengan daya
Yuliyani Mulyana, 2016
PENGGUNAAN MEDIA FILM DOKUMENTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR ANALISIS SISWA DALAM
PEMBELAJARAN IPS: (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 9 Kota Bandung kelas VIII-6)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2
kognitif maka lahirlah pemikiran. Pemikiran yang dapat memberikan
dasar terhadap lahirnya ilmu”.
Kemampuan berpikir kritis menjadi salah satu komponen penting
dalam agenda pendidikan Indonesia. Salah satu elemen yang harus selalu ada
dalam
kemampuan
bernalar
kritis
ini
adalah
kemampuan
analisis.
Kemampuan berpikir analisis akan banyak membantu dalam banyak olah
pikir akademis, utamanya dalam mata pelajaran sains, matematika, dan
membaca termasuk dalam pelajaran ilmu pengetahuan sosial yang
mengharuskan siswa banyak menganalisis suatu masalah.
Rendahnya
kemampuan siswa Indonesia dalam beberapa pelajaran tersebut bisa jadi
disebabkan oleh rendahnya kemampuan analisis siswa .
Bloom (dalam Arini, hlm. 20) menyatakan bahwa ;
Berpikir analisis bisa disebut juga dengan pemikiran tingkat tinggi
hanya dapat dilakukan dan diterapkan dengan menggunakan tujuan
intruksional pembelajaran tingkat tinggi juga. Bloom juga menyatakan
bahwa semangat guru dan dosen (pendidik) dalam menggunakan
persoalan dan objektif pengajaran tingkat rendah telah melahirkan
siswa dan mahasiswa yang tidak kreatif atau kritis.
Berpikir analisis merupakan salah satu faktor yang perlu diterapkan
kepada para siswa. Hal ini dilakukan untuk membuat para siswa dapat bepikir
kritis dan dapat memecahkan suatu masalah yang ada pada lingkungan
sekitarnya. Dengan begitu peneliti mencoba menerapkan pembelajaran
menggunakan media yang dapat membantu menyampaikan makna dari apa
yang akan disampaikan kepada siswa. Media pembelajaran sendiri menurut
Komalasari (2011, hlm. 26-27);
Merupakan segala sesuatu yang dapat menyampaikan pesan (message),
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga
dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Pengunaan
media secara kreatif dapat memungkinkan siswa untuk belajar lebih
banyak, menyerap dengan baik apa yang telah dipelajarinya, dan
meningkatkan performensi mereka sesuai dengan tujuan yang akan
dicapai.
Peneliti kemudian merancang salah satu media pembelajaran berupa
film dokumenter yang dapat membantu siswa belajar dengan baik. Menurut
Heinich dkk (1985 dalam Munadi, 2013, hlm. 117-118) Film dokumenter ini
Yuliyani Mulyana, 2016
PENGGUNAAN MEDIA FILM DOKUMENTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR ANALISIS SISWA DALAM
PEMBELAJARAN IPS: (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 9 Kota Bandung kelas VIII-6)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3
merupakan film-film yang dibuat berdasarkan fakta bukan fiksi dan bukan
pula memfiksikan yang fakta. Point penting dalam film ini adalah
menggambarkan permasalahan kehidupan manusia meliputi bidang ekonomi,
budaya, hubungan antara manusia, etika dan lain sebagainya.
Misalnya, mengenai film tentang globalisasi terhadap sosial budaya di
suatu daerah atau negara, kehidupan manusia di pedalaman, kehidupan
nelayan di daerah pesisir, sistematika pendidikan pesantren dan lain-lain.
siswa dapat lebih focus dan memperhatikan pelajaran. Siswa juga dapat
belajar berfikir kreatif, menganalisis suatu masalah dan mengidentifikasi suatu
masalah.
Belajar
dengan
menggunakan
media
film
dokumenter
memungkinkan anak dapat berpikir dengan jelas karena yang mereka lihat
adalah sebuah fakta yang difilmkan tanpa adanya unsur penambahan cerita
atau pengurangan cerita. Dalam hal, ini media pembelajaran juga sangat
berguna bagi guru dalam proses pembelajaran. Media Pembelajaran dapat
menjadi perantara guru dalam menyampaikan materi kepada siswa. Ada
beberapa jenis film menurut Heinich dkk (1985 dalam Munadi, 2013, hlm.
117-118) menyebutkan jenis-jenis film dalam konteks pembelajaran
mempunyai banyak jenis yang variatif, di antaranya adalah sebagai berikut :
a. Film Dokumenter (documentaries)
Film dokumenter ini merupakan film-film yang dibuat berdasarkan
fakta bukan fiksi dan bukan pula memfiksikan yang fakta. Point penting dalam
film ini adalah menggambarkan permasalahan kehidupan manusia meliputi
bidang ekonomi, budaya, hubungan antara manusia, etika dan lain sebagainya.
Misalnya, mengenai film tentang globalisasi terhadap sosial budaya di suatu
daerah atau negara, kehidupan manusia di pedalaman, kehidupan nelayan do
daerah pesisir, sistematika pendidikan pesantren dan lain-lain.
b. Docudrama
Yakni film-film dokumnter yang membutuhkan pendirian. Dengan
demikian kisah-kisah yang ada pada film docudrama adalah yang diangkat
dari kisah nyata dan dari kehidupan nyata.
Yuliyani Mulyana, 2016
PENGGUNAAN MEDIA FILM DOKUMENTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR ANALISIS SISWA DALAM
PEMBELAJARAN IPS: (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 9 Kota Bandung kelas VIII-6)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
4
c. Film drama dan semidrama
Kedua film tersebut sama-sama melukiskan human relation. Tematemanya bisa diambil dari kisah nyata mapun tidak seperti nilai-nilai
kehidupan yang kemudian diramu menjadi sebuah cerita.
Penjelasan diatas membuat peneliti mengambil film dokumenter untuk
meningkatkan kemampuan berpikir analisis siswa. Karena dalam Resa (2012)
menyatakan bahwa pembelajaran menggunakan film dokumenter mampu
mengembangkan kemampuan siswa dalam belajar. Siswa lebih antusias dan
lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Melalui hal ini, siswa dapat terlihat lebih aktif karena mereka dapat
mengungkapkan hasil analisis mereka terhadap film dokumenter yang telah
ditayangkan dengan rasa antusias yang tinggi. Peningkatan cara berpikir
analisis juga dapat dilihat dari rasa ingin tahu siswa pada berbagai hal yang
ada di film dokumenter. Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti tertarik
untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan memanfaatkan media
pembelajaran berupa tayangan film dokumenter agar dapat meningkatkan
kemampuan berpikir analisis siswa. Maka peneliti akan melakukan penelitian
tindakan
kelas
DOKUMENTER
dengan
judul
UNTUK
“PENGGUNAAN
MENINGKATKAN
MEDIA
FILM
KEMAMPUAN
BERPIKIR ANALISIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS”
(Penelitian Tindakan Kelas VIII-6 di SMP Negeri 9 Kota Bandung)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan umum
penelitian ini adalah bagaimana media film dokumenter dapat meningkatkan
kemampuan berpikir analisis siswa dalam pembelajaran IPS. Secara khusus
rumusan masalah dalam penelitian ini dituangkan dalam pertanyaan penelitian
sebagai berikut :
1. Bagaimana guru merencanakan pembelajaran dengan menggunakan
media film dokumenter untuk meningkatkan kemampuan berpikir
analisis dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-6 SMP Negeri 9 Kota
Bandung?
Yuliyani Mulyana, 2016
PENGGUNAAN MEDIA FILM DOKUMENTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR ANALISIS SISWA DALAM
PEMBELAJARAN IPS: (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 9 Kota Bandung kelas VIII-6)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
5
2. Bagaimana guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan
media film dokumenter untuk meningkatkan kemampuan berpikir
analisis dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-6 SMP Negeri 9 Kota
Bandung?
3. Bagaimana guru merefleksikan pembelajaran dengan menggunakan
media film dokumenter untuk meningkatkan kemampuan berpikir
analisis siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-6 SMP Negeri 9
Kota Bandung?
4. Bagaimana perkembangan kemampuan berpikir analisis siswa setelah
diterapkannya pembelajaran dengan menggunakan media film
dokumenter dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-6 SMP Negeri 9
Kota Bandung?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian
dirumuskan sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan
memperoleh gambaran sejauh mana peningkatan kemampuan berpikir
analisis siswa dalam pembelajaran IPS dengn menggunakan film
dokumenter.
2. Tujuan Khusus
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :
a. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran dengan menggunakan
media film dokumenter untuk meningkatkan kemampuan berpikir
analisis siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-6 SMP Negeri
9 Kota Bandung.
b. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
media film dokumenter untuk meningkatkan kemampuan berpikir
analisis siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-6 SMP Negeri
9 Kota Bandung.
c. Merefleksikan penerapan perkembangan kemampuan berpikir
analisis siswa di kelas VIII-6 SMP Negeri 9 Kota Bandung.
Yuliyani Mulyana, 2016
PENGGUNAAN MEDIA FILM DOKUMENTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR ANALISIS SISWA DALAM
PEMBELAJARAN IPS: (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 9 Kota Bandung kelas VIII-6)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
6
d. Mengidentifikasi perkembangan kemampuan berpikir analisis
siswa di kelas VIII-6 SMP Negeri 9 Kota Bandung setelah
diterapkannya media film dokumenter dalam pembelajaran IPS.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini disusun denga harapan memiliki manfaat secara teoritis
maupun praktis.
1. Manfaat Praktis
Dari aspek kegunaan, penelitian ini dapat memberikan sumbangan
penggunaan media pembelajaran yang inovatif. Guru sebagai pendidik
menjadi lebih kreatif dalam memberikan materi pelajaran sehingga
pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan.
a. Bagi Peneliti
1) Sebagai tambahan ilmu bagi peneliti, dan bagi para
pembacanya.
2) Dapat dijadikan sebagai latihan untuk mengaplikasikan
pembelajaran yang baik dikelas oleh peneliti jika kelak telah
menjadi pengajar.
3) Peneliti dapat memberikan pengetahuan dan pengalaan yang
berarti bagi penulis sebagai calon pendidik.
b. Bagi Guru
1) Dapat menambah refernsi dalam penggunaan media untuk
pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran IPS.
2) Sebagai masukan untuk dapat memperbaiki pembelajaran
dengan menggunakan media audio visual.
c. Bagi Siswa
1) Siswa memperoleh pengalaman belajar yang baru
2) Dengan
pembelajaran
yang
menggunakan
media
film
dokumenter untuk meningkatkan kemampuan berpikir analisis
siswa.
Yuliyani Mulyana, 2016
PENGGUNAAN MEDIA FILM DOKUMENTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR ANALISIS SISWA DALAM
PEMBELAJARAN IPS: (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 9 Kota Bandung kelas VIII-6)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
7
E. Sistematika Penulis Skripsi
Sistematika penulisan dalam penyusunan skripsi ini, adalah sebagai berikut:
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini secara garis besar berisi tentang uraian pendahuluan dan
merupakan awal dari penelitian ini. Adapun dalam penelitian ini,
peneliti memaparkan mengenai latar belakang masalah, rumusan,
tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penelitian.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
Kajian pustaka memiliki peran penting dalam penelitian dimana
berfungsi sebagai landasan teoritik dalam menyusun pertanyaan
dan tujuan penelitian. Adapun dalam bab ini peneliti memaparkan
konsep-konsep yang mendukung penelitian yaitu kemampuan
berpikir analisis, film dokumenter, media pembelajaran dan
pembelajaran IPS.
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini memaparkan tahapan-tahapan penelitian yang ditempuh
untuk menyelesaikan penelitian, dimulai dari persiapan, prosedur
pelaksanaan, analisis data yang mencakup sumber data, teknik
pengumpulan dan alat pengumpul data.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini peneliti memaparkan hasil penelitian yang didasarkan
pada data, fakta, dan informasi yang dikolaborasikan dengan
berbagai literatur yang menunjang.
BAB V
KESIMPULAN
Memaparkan keputusan yang dihasilkan dari penelitian yang
dilakukan peneliti sebagai jawaban atas pertanyaan yang diteliti.
Yuliyani Mulyana, 2016
PENGGUNAAN MEDIA FILM DOKUMENTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR ANALISIS SISWA DALAM
PEMBELAJARAN IPS: (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 9 Kota Bandung kelas VIII-6)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan ini berdasarkan pada
observasi penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 9 Kota Bandung pada
kelas VIII-6. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 21 Oktober 2015 di kelas
VIII-6, dalam proses pembelajaran peneliti melihat beberapa masalah yang
berkaitan dengan fokus atau konsentrasi belajar siswa, pertama siswa kurang
memperhatikan ketika pembelajaran berlangsung seperti tidak ada ketertarikan
pada pembelajaran. Kedua, siswa belum bisa berpikir secara konkret
sementara siswa kelas VIII atau kelas IX seharusnya sudah mampu berpikir
secara konkret. Ketiga, pada saat guru mencoba menayangkan sebuah
tontonan kepada siswa mereka terlihat antusias. Namun, sangat disayangkan
ketika tayangan telah selesai disaksikan kemudian guru memberikan
pertanyaan agar siswa bisa berpendapat siswa masih belum mampu untuk
mengembangkan pendapat yang mereka utarakan, pendapat mereka masih
dalam bahasa yang sederhana dan singkat. Keempat, mereka juga belum bisa
menganalisis informasi yang masuk,
membagi-bagi atau menstrukturkan
informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau
hubungannya. Terlihat dari keempat permasalahan yang ditemukan oleh
peneliti bahwa siswa masih belum mampu berpikir dan berpendapat dengan
baik. Sedangkan siswa yang sudah menginjak level lebih tinggi seharusnya
sudah mampu berpikir secara konkret dan dapat mengutarakan pendapatnya
dengan baik.
Mengenai berpikir pada hakekatnya manusia diberikan akal pikiran
untuk mempelajari sesuatu yang akan mendatangkan manfaat bagi
kehidupannya. Berpikir menurut Iskandar (2009, hlm. 81):
“Berpikir merupakan suatu aktivitas akal rohani yang berlaku pada
seseorang akibat adanya kecenderungan mengetahui dan mengalami,
berpikir disusun dengan teraturan dan sistematis agar lahirnya makna,
fakta dan sebuah pemahaman. Akal manusia diberi daya kognitif yang
memperbolehkan berpikir. Manusia juga diberikan daya afektif untuk
menunjukkan emosi, perasaan dan kerja hati berhubungan dengan daya
Yuliyani Mulyana, 2016
PENGGUNAAN MEDIA FILM DOKUMENTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR ANALISIS SISWA DALAM
PEMBELAJARAN IPS: (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 9 Kota Bandung kelas VIII-6)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2
kognitif maka lahirlah pemikiran. Pemikiran yang dapat memberikan
dasar terhadap lahirnya ilmu”.
Kemampuan berpikir kritis menjadi salah satu komponen penting
dalam agenda pendidikan Indonesia. Salah satu elemen yang harus selalu ada
dalam
kemampuan
bernalar
kritis
ini
adalah
kemampuan
analisis.
Kemampuan berpikir analisis akan banyak membantu dalam banyak olah
pikir akademis, utamanya dalam mata pelajaran sains, matematika, dan
membaca termasuk dalam pelajaran ilmu pengetahuan sosial yang
mengharuskan siswa banyak menganalisis suatu masalah.
Rendahnya
kemampuan siswa Indonesia dalam beberapa pelajaran tersebut bisa jadi
disebabkan oleh rendahnya kemampuan analisis siswa .
Bloom (dalam Arini, hlm. 20) menyatakan bahwa ;
Berpikir analisis bisa disebut juga dengan pemikiran tingkat tinggi
hanya dapat dilakukan dan diterapkan dengan menggunakan tujuan
intruksional pembelajaran tingkat tinggi juga. Bloom juga menyatakan
bahwa semangat guru dan dosen (pendidik) dalam menggunakan
persoalan dan objektif pengajaran tingkat rendah telah melahirkan
siswa dan mahasiswa yang tidak kreatif atau kritis.
Berpikir analisis merupakan salah satu faktor yang perlu diterapkan
kepada para siswa. Hal ini dilakukan untuk membuat para siswa dapat bepikir
kritis dan dapat memecahkan suatu masalah yang ada pada lingkungan
sekitarnya. Dengan begitu peneliti mencoba menerapkan pembelajaran
menggunakan media yang dapat membantu menyampaikan makna dari apa
yang akan disampaikan kepada siswa. Media pembelajaran sendiri menurut
Komalasari (2011, hlm. 26-27);
Merupakan segala sesuatu yang dapat menyampaikan pesan (message),
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga
dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Pengunaan
media secara kreatif dapat memungkinkan siswa untuk belajar lebih
banyak, menyerap dengan baik apa yang telah dipelajarinya, dan
meningkatkan performensi mereka sesuai dengan tujuan yang akan
dicapai.
Peneliti kemudian merancang salah satu media pembelajaran berupa
film dokumenter yang dapat membantu siswa belajar dengan baik. Menurut
Heinich dkk (1985 dalam Munadi, 2013, hlm. 117-118) Film dokumenter ini
Yuliyani Mulyana, 2016
PENGGUNAAN MEDIA FILM DOKUMENTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR ANALISIS SISWA DALAM
PEMBELAJARAN IPS: (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 9 Kota Bandung kelas VIII-6)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3
merupakan film-film yang dibuat berdasarkan fakta bukan fiksi dan bukan
pula memfiksikan yang fakta. Point penting dalam film ini adalah
menggambarkan permasalahan kehidupan manusia meliputi bidang ekonomi,
budaya, hubungan antara manusia, etika dan lain sebagainya.
Misalnya, mengenai film tentang globalisasi terhadap sosial budaya di
suatu daerah atau negara, kehidupan manusia di pedalaman, kehidupan
nelayan di daerah pesisir, sistematika pendidikan pesantren dan lain-lain.
siswa dapat lebih focus dan memperhatikan pelajaran. Siswa juga dapat
belajar berfikir kreatif, menganalisis suatu masalah dan mengidentifikasi suatu
masalah.
Belajar
dengan
menggunakan
media
film
dokumenter
memungkinkan anak dapat berpikir dengan jelas karena yang mereka lihat
adalah sebuah fakta yang difilmkan tanpa adanya unsur penambahan cerita
atau pengurangan cerita. Dalam hal, ini media pembelajaran juga sangat
berguna bagi guru dalam proses pembelajaran. Media Pembelajaran dapat
menjadi perantara guru dalam menyampaikan materi kepada siswa. Ada
beberapa jenis film menurut Heinich dkk (1985 dalam Munadi, 2013, hlm.
117-118) menyebutkan jenis-jenis film dalam konteks pembelajaran
mempunyai banyak jenis yang variatif, di antaranya adalah sebagai berikut :
a. Film Dokumenter (documentaries)
Film dokumenter ini merupakan film-film yang dibuat berdasarkan
fakta bukan fiksi dan bukan pula memfiksikan yang fakta. Point penting dalam
film ini adalah menggambarkan permasalahan kehidupan manusia meliputi
bidang ekonomi, budaya, hubungan antara manusia, etika dan lain sebagainya.
Misalnya, mengenai film tentang globalisasi terhadap sosial budaya di suatu
daerah atau negara, kehidupan manusia di pedalaman, kehidupan nelayan do
daerah pesisir, sistematika pendidikan pesantren dan lain-lain.
b. Docudrama
Yakni film-film dokumnter yang membutuhkan pendirian. Dengan
demikian kisah-kisah yang ada pada film docudrama adalah yang diangkat
dari kisah nyata dan dari kehidupan nyata.
Yuliyani Mulyana, 2016
PENGGUNAAN MEDIA FILM DOKUMENTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR ANALISIS SISWA DALAM
PEMBELAJARAN IPS: (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 9 Kota Bandung kelas VIII-6)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
4
c. Film drama dan semidrama
Kedua film tersebut sama-sama melukiskan human relation. Tematemanya bisa diambil dari kisah nyata mapun tidak seperti nilai-nilai
kehidupan yang kemudian diramu menjadi sebuah cerita.
Penjelasan diatas membuat peneliti mengambil film dokumenter untuk
meningkatkan kemampuan berpikir analisis siswa. Karena dalam Resa (2012)
menyatakan bahwa pembelajaran menggunakan film dokumenter mampu
mengembangkan kemampuan siswa dalam belajar. Siswa lebih antusias dan
lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Melalui hal ini, siswa dapat terlihat lebih aktif karena mereka dapat
mengungkapkan hasil analisis mereka terhadap film dokumenter yang telah
ditayangkan dengan rasa antusias yang tinggi. Peningkatan cara berpikir
analisis juga dapat dilihat dari rasa ingin tahu siswa pada berbagai hal yang
ada di film dokumenter. Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti tertarik
untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan memanfaatkan media
pembelajaran berupa tayangan film dokumenter agar dapat meningkatkan
kemampuan berpikir analisis siswa. Maka peneliti akan melakukan penelitian
tindakan
kelas
DOKUMENTER
dengan
judul
UNTUK
“PENGGUNAAN
MENINGKATKAN
MEDIA
FILM
KEMAMPUAN
BERPIKIR ANALISIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS”
(Penelitian Tindakan Kelas VIII-6 di SMP Negeri 9 Kota Bandung)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan umum
penelitian ini adalah bagaimana media film dokumenter dapat meningkatkan
kemampuan berpikir analisis siswa dalam pembelajaran IPS. Secara khusus
rumusan masalah dalam penelitian ini dituangkan dalam pertanyaan penelitian
sebagai berikut :
1. Bagaimana guru merencanakan pembelajaran dengan menggunakan
media film dokumenter untuk meningkatkan kemampuan berpikir
analisis dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-6 SMP Negeri 9 Kota
Bandung?
Yuliyani Mulyana, 2016
PENGGUNAAN MEDIA FILM DOKUMENTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR ANALISIS SISWA DALAM
PEMBELAJARAN IPS: (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 9 Kota Bandung kelas VIII-6)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
5
2. Bagaimana guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan
media film dokumenter untuk meningkatkan kemampuan berpikir
analisis dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-6 SMP Negeri 9 Kota
Bandung?
3. Bagaimana guru merefleksikan pembelajaran dengan menggunakan
media film dokumenter untuk meningkatkan kemampuan berpikir
analisis siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-6 SMP Negeri 9
Kota Bandung?
4. Bagaimana perkembangan kemampuan berpikir analisis siswa setelah
diterapkannya pembelajaran dengan menggunakan media film
dokumenter dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-6 SMP Negeri 9
Kota Bandung?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian
dirumuskan sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan
memperoleh gambaran sejauh mana peningkatan kemampuan berpikir
analisis siswa dalam pembelajaran IPS dengn menggunakan film
dokumenter.
2. Tujuan Khusus
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :
a. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran dengan menggunakan
media film dokumenter untuk meningkatkan kemampuan berpikir
analisis siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-6 SMP Negeri
9 Kota Bandung.
b. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
media film dokumenter untuk meningkatkan kemampuan berpikir
analisis siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-6 SMP Negeri
9 Kota Bandung.
c. Merefleksikan penerapan perkembangan kemampuan berpikir
analisis siswa di kelas VIII-6 SMP Negeri 9 Kota Bandung.
Yuliyani Mulyana, 2016
PENGGUNAAN MEDIA FILM DOKUMENTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR ANALISIS SISWA DALAM
PEMBELAJARAN IPS: (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 9 Kota Bandung kelas VIII-6)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
6
d. Mengidentifikasi perkembangan kemampuan berpikir analisis
siswa di kelas VIII-6 SMP Negeri 9 Kota Bandung setelah
diterapkannya media film dokumenter dalam pembelajaran IPS.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini disusun denga harapan memiliki manfaat secara teoritis
maupun praktis.
1. Manfaat Praktis
Dari aspek kegunaan, penelitian ini dapat memberikan sumbangan
penggunaan media pembelajaran yang inovatif. Guru sebagai pendidik
menjadi lebih kreatif dalam memberikan materi pelajaran sehingga
pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan.
a. Bagi Peneliti
1) Sebagai tambahan ilmu bagi peneliti, dan bagi para
pembacanya.
2) Dapat dijadikan sebagai latihan untuk mengaplikasikan
pembelajaran yang baik dikelas oleh peneliti jika kelak telah
menjadi pengajar.
3) Peneliti dapat memberikan pengetahuan dan pengalaan yang
berarti bagi penulis sebagai calon pendidik.
b. Bagi Guru
1) Dapat menambah refernsi dalam penggunaan media untuk
pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran IPS.
2) Sebagai masukan untuk dapat memperbaiki pembelajaran
dengan menggunakan media audio visual.
c. Bagi Siswa
1) Siswa memperoleh pengalaman belajar yang baru
2) Dengan
pembelajaran
yang
menggunakan
media
film
dokumenter untuk meningkatkan kemampuan berpikir analisis
siswa.
Yuliyani Mulyana, 2016
PENGGUNAAN MEDIA FILM DOKUMENTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR ANALISIS SISWA DALAM
PEMBELAJARAN IPS: (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 9 Kota Bandung kelas VIII-6)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
7
E. Sistematika Penulis Skripsi
Sistematika penulisan dalam penyusunan skripsi ini, adalah sebagai berikut:
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini secara garis besar berisi tentang uraian pendahuluan dan
merupakan awal dari penelitian ini. Adapun dalam penelitian ini,
peneliti memaparkan mengenai latar belakang masalah, rumusan,
tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penelitian.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
Kajian pustaka memiliki peran penting dalam penelitian dimana
berfungsi sebagai landasan teoritik dalam menyusun pertanyaan
dan tujuan penelitian. Adapun dalam bab ini peneliti memaparkan
konsep-konsep yang mendukung penelitian yaitu kemampuan
berpikir analisis, film dokumenter, media pembelajaran dan
pembelajaran IPS.
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini memaparkan tahapan-tahapan penelitian yang ditempuh
untuk menyelesaikan penelitian, dimulai dari persiapan, prosedur
pelaksanaan, analisis data yang mencakup sumber data, teknik
pengumpulan dan alat pengumpul data.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini peneliti memaparkan hasil penelitian yang didasarkan
pada data, fakta, dan informasi yang dikolaborasikan dengan
berbagai literatur yang menunjang.
BAB V
KESIMPULAN
Memaparkan keputusan yang dihasilkan dari penelitian yang
dilakukan peneliti sebagai jawaban atas pertanyaan yang diteliti.
Yuliyani Mulyana, 2016
PENGGUNAAN MEDIA FILM DOKUMENTER UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR ANALISIS SISWA DALAM
PEMBELAJARAN IPS: (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 9 Kota Bandung kelas VIII-6)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu