HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI DAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN SIKAP SOSIAL KEAGAMAAN SISWA DI SMP NEGERI3 AMBARAWA TAHUN 2008

  

HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI DAN POLA ASUH

ORANG TUA DENGAN SIKAP SOSIAL KEAGAMAAN SISWA

DI SMP NEGERI3 AMBARAWA TAHUN 2008

SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Saijana ( S.Pd.I)

  Dalam Ilmu Tarbiyah NIM: 11104042

  

JURUSAN TARBIYAH

PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

( STAIN ) SALATIGA

  

2008

  DEPARTEMEN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl.Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 32370L 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 W ebsite : vyww.stainsalatiga.acid E -m a il: adm inktrasi @ stainsalatiga.acid PENGESAHAN SKRIPSI

  Skripsi Saudara : SOLIHAN dengan Nomor Induk Mahasiswa : 11404042 yang beijudul : “ HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI DAN POLA ASUH

  ORANG TUA DENGAN SIKAP SOSIAL KEAGAMAAN SISWA SMP NEGERI 3 AMBARAWA TAHUN 2008 telah dimunaqasahkan dalam sidang

  panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada h a ri: Kamis, 28 Agustus 2008 yang bertepatan tanggal 26 Sya'ban 1429 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperobh gelar Satjana dalam ilmu Tarbiyah.

  Salatiga, 28 Agustus 2008

  26 Sya’ban 1429 H Dewan Penguji

DEPARTEMEN AGAMA

  

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN ) SALATIGA

Jl. Tentara Pelajar No 2 Telp. (0298 ) 323706, 323433, Fax. 9 0298 ) 323433 Salatiga 50712

  

DEKLARASI

  Bismillahirrohmanirrohim Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pemah ditulis oleh orang lain atau telah diterbitkan.

  Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran - pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujnkan.

  Apabila di kemudian hari temyata terdapat materi atau pikiran - pikiran orang lain di luar refrensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosah skripsi.

  Demikan deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.

  Salatiga, 20 Juli 2008 Peneliti

  SQLIHAN

  NIM : 11104042 Drs. Djoko Sntopo Dosen STAIN Salatiga

  NOTA PEMBIMBING Salatiga, 28 Juli 2008 Lampiran

  3 Eksemplar Hal Naskah skripsi

  Sdr. SOLIHAN Kepada Yth.

  Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga Assalamualaikum Wr. Wb.

  Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara : Nama : SOLIHAN NIM : 11104042

  Judul : HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI DAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN SIKAP SOSIAL KEAGAMAAN SISWA DI SMP N EGER I 3 AMBARAWA TAHUN 2008

  Dengan ini kami mohon agar naskah skripsi tcrsebut dapat scgera dimunaqosahkan.

  Demikian harap menjadi perhatian.

  Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

  Pembimbing NIP 150231368

KATA PENGANTAR

  Segala puji bagi Allah atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan skripsi ini.. Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad sang penuntun umat dari jalan kesesatan menuju kebenaran dan keridhoan. Skripsi ini disusun untuk memenuhi kewajiban dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar sarjana ( S.Pd.I ) dalam ilmu tarbiyah STAIN Salatiga.

  Penulis menyadari bahwa hingga selesainya penyusunan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis sangat berterima kasih kepada:

  1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag. selaku Ketua STAIN Salatiga

  2. Bapak Drs. Sa’adi, M.Ag. selaku Kepala Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga

  3. Bapak Fatchurrohman, M.Pd. selaku Progdi PAI STAIN Salatiga

  4. Bapak Drs. Djoko Sutopo selaku Dosen Pembimbing yang selalu mengarahkan dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  5. Bapak Drs. Ibrahim selaku Kepala SMP Negeri 3 Ambarawa yang telah memberi ijin penelitian di sekolah tersebut.

  6. Bapak dan Keluarga penulis atas semua dorongan moril, materiil, maupun spirituil.

  7. Bapak K. Hasyim Hadi dan KH. Abdul Qodir Alkhafidz atas doa dan dorongan spirituilnya

  8. Segenap pengurus Ponpes A1 Mujahidin Ambarawa beserta seluruh rekan - rekan santri yang telah menyediakan sarana untuk penyusunan skripsi ini.

  9. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah membantu selesainya penyusunan skripsi ini.

  Penyusunan skripsi ini telah dilakukan dengan seluruh daya dan upaya yang seoptimal mungkin. Namun demikian, penulis menyadari sangat dimungkinkan dalam bebarapa sisi, di luar pengetahuan dan kemampuan penulis, masih terdapat kesalahan dan kekurangan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangaun untuk kebaikan skripsi ini.

  Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama untuk menambah khazanah keilmuan di bidang pendidikan dan pengasuhan anak.

  Ambarawa, 30 Juli 2008 Penulis Solihan

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini penulis persembahkan untuk :

  1. Almarhumah Ibunda dan Nenek tercinta yang meninggalkan penulis saat permulaan penyusunan skripsi ini. ( semoga Allah mengampuni segala dosanya dan menerima amal baiknya, serta menjadikan kami sebagai amal jariyah baginya)

  2. Ayahanda dan segenap keluarga tercinta, kasih sayang dan doa mereka adalah support terbesar bagi penulis

  3. K. Hasyim Hadi dan KH. Abdul Qodir Alkhafidz beserta keluarga, rekan — rekan pengurus dan semua santri Pondok Pesantren A1 Mujahidin Ambarawa

  4. Para pembaca yang budiman

  MOTTO <i , lyiiJ ^ 5] ^ rvo fitvi ^ e& trftvo n , , (h /em & iiled v d iw rv v t* )

  ( S o c r a t e s

  'Xvi'i^t/urvuA- '^ickdz- , vUt’ M/l&n, o fa h rw t* o t + h t + f t ' , v t b c * % w v t + 'iftvi’la /v

  ( B. C. G o rb es )

  DAFTARISI

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  4. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap sikap dan

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

   5. Struktur Organisasi Kepemimpinan SMP Negeri 3 Ambarawa..

  59

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  DAFTAR TABEL

  

  2. Tabel 3.1 Data Siswa SMP Negeri 3 Ambarawa Tahun Telajaran 2007

  

  3. Tabel 3. 2 Data Siswa SMP Negeri 3 Ambarawa Tahun Pelajaran 2007

  

  4. Tabel 3. 3 Data Siswa SMP Negeri 3 Ambarawa Tahun Pelajaran 2007

  

  

  

  

  

  9. Tabel 3.8 Jawaban Angket Untuk Mengetahui Status Sosial Ekonomi

  

  10. Tabel 3.9 Jawaban Angket Untuk Mengetahui Pola Asuh Orang Tua

  

  

  

  12. Tabel 3.11 Skor Nilai Hasil Angket Tentang Status Sosial Ekonomi

  

  13. Tabel3.12 SkorNilai Hasil Angket Tentang PolaAsuh Orang Tua Siswa

  

  14. Tabel3.13 Hasil Jawaban Rating Scale Untuk Mengetahui Sikap Sosial

  

  15. Tabel 4.1 Distribusi Kategori Status Sosial Ekonomi Orang Tua Siswa

  

  16. Tabel 4.2 Distribusi Prosentase Status Sosial Ekonomi Orang Tua Siswa

  

  17. Tabel 4.3 Distribusi Kategori PolaAsuh Orang Tua Siswa SMP Negeri 3

  

  18. Tabel 4.4 Distribusi Prosentase Pola Asuh Orang Tua Siswa SMP Negeri 3

  

  19. Tabel 4.5 Distribusi Kategori Sikap Sosial Siswa SMP Negeri 3 Ambarawa

  

  20. Tabel 4.6 Distribusi Prosentase Sikap Sosial Keagamaan Siswa SMP Negeri 3

  

  

  

  DAFTAR BAGAN

  1. Bagan Pembentukan Sikap

  45

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan anugerah sekaligus amanah yang diberikan Allah SWT kepada orang tua. Untuk itulah, maka orang tua wajib mengasuh,

  mendidik, dan membesarkan anak - anaknya. Semua orang tua pasti berharap anak - anaknya akan menjadi baik, perilaku maupun sikapnya. Oleh karena itu banyak cara yang ditempuh oleh orang tua dalam mencapai tujuannya tersebut.

  Sebagian orang tua ada yang beranggapan bahwa yang terpenting dalam mengasuh anak adalah dengan memenuhi semua kebutuhan materiil anak. Apapun yang diminta anak pasti akan dipenuhinya asalkan ia patuh pada setiap perintah orang tuanya. Bahkan ada orang tua yang selalu menuruti permintaan anaknya tanpa perlu pengawasan yang ketat, yang penting anak senang bisa menikmati masa - masa kanaknya dengan bebas.

  Di sisi lain tak jarang orang tua melibatkan anak - anak untuk ikut membantu memenuhi kebutuhan keluarga atau sekedar membantu mengurus tempat tinggal mereka. Bagi yang sudah dituntut untuk membantu bekeija, mereka haras sekolah di pagi hari dan membantu bekeija di sore hari. Padahal secara umum anak - anak tersebut belum masuk usia keija karena mereka

  2 masih dalam usia sekolah. Yang demikian ini biasanya terjadi karena orang tua mengalami kesulitan ekonomi, atau mungkin hanya karena untuk menanamkan kemandirian pada anak.

  Perbedaan cara mengasuh anak seperti diuraikan di atas merupakan salah satu dampak dari perbedaan status sosial ekonomi keluarga ( orang tu a ).

  Secara teoretik dikemukakan bahwa masyarakat dalam suatu kelas tertentu memiliki pola tingkah laku yang khas dibandingkan dengan masyarakat kelas sosial lain1.

  Sementara itu, dari beberapa penelitian, semua perlakuan dan kondisi orang tua dapat berpengaruh terhadap perkembangan sikap dan kepribadian anak. Orang tua dan keluarga merupakan lingkungan sosial pertama bagi anak. Keluarga - yang dalam hal ini orang tua mempunyai peran paling penting - merupakan kelompok sosial pertama bagi kehidupan manusia dimana ia belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial dalam hubungan interaksi dengan kelompoknya. Apabila interaksi sosial di dalam keluarga tidak lancar maka besar kemungkinan bahwa interaksi sosialnya dalam masyarakat juga berlangsung tidak lancar .

  Namun sayangnya banyak sekali orang tua yang kurang menyadari akan pentingnya kelancaran interaksi anak dalam keluarga. Bahkan yang lebih memprihatinkan lagi, seringkali orang tua langsung menyalahkan anak bila *

  2

  ! Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh, Psikologi Pekembangan, Rineka Cipta, Jakarta,

  2005, him. 17

2 Abu Ahmadi,

  Psikologi S osial, Rineka Cipta, Jakarta, 1999, hlm.256

  3 mendapati anaknya bermasalah tanpa melihat bagaimana perlakuan orang tua itusendiri terhadap anak - anaknya dirumah.

  Melihat fenomena di atas, penulis tertarik untuk melakukan sebuah penelitian dengan mengambil judul: HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI DAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN SIKAP SOSIAL KEAGAMAAN SISWA DI SMP NEGERI

  3 AMBARAWA TAHUN 2008 Penelitian ini dilakukan di sebuah SMP yang berarti subjeknya adalah para siswa yang berada pada usia transisi dari kanak - kanak menuju remaja awal ( masa puber). Pemilihan subjek siswa - siswa SMP dikarenakan status sosial ekonomi dan pola asuh orang tua paling berpengaruh pada masa anak usia sekolah sampai masa puber3. Sedangkan pada masa selanjutnya biasanya yang sangat berpengaruh adalah lingkungan sosial lainnya ( sekolah dan lingkungan lainnya ).

B. Rumusan Masalah

  1. Bagaimanakah gambaran keadaan status sosial ekonomi orang tua siswa SMP Negeri 3 Ambarawa tahun 2008 ?

  2. Bagaimanakah gambaran pola asuh orang tua siswa SMP Negeri 3 Ambarawa tahun 2008 ?

3 Ira Petranto,

  Rasa Percaya Diri Anak adalah Pantulan Pola Asuh Orang Tuanya,

  4

  3. Bagaimanakah gambaran sikap sosial keagamaan siswa SMP Negeri 3 Ambarawa tahun 2008 ?

  4. Adakah hubungan antara keadaan status sosial ekonomi dan pola asuh orang tua dengan sikap social keagamaan siswa SMP Negeri 3 Ambarawa tahun 2008 ?

  C. Tujuan Penelitian

  1. Untuk mengetahui keadaan status sosial ekonomi orang tua siswa SMP Negeri 3 Ambarawa tahun 2008.

  2. Untuk mengetahui fariasi pola asuh orang tua siswa SMP Negeri 3 Ambarawa tahun 2008.

  3. Untuk mengetahui sikap sosial keagamaan siswa SMP Negeri 3 Ambarawa tahun 2008.

  4. Untuk menguji hubungan antara keadaan status sosial ekonomi dan pola asuh orang tua dengan sikap sosial keagamaan siswa SMP Negeri 3 Ambarawa tahun 2008.

D. Hipotesis

  Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul4.

  Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

4 Suharsimi Arikunto,

  Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi, Rineka Cipta, Jakarta, 1993, him. 67

  5

  1. Orang tua siswa SMP Negeri 3 Ambarawa tahun 2008 mempunyai status sosial ekonomi yang bervariasi.

  2. Orang tua siswa SMP Negeri 3 Ambarawa tahun 2008 menerapkan pola asuh yang bervariasi.

  3. Siswa SMP Negeri 3 Ambarawa tahun 2008 mempunyai sikap sosial keagamaan yang bervariasi.

  4. Adanya hubungan yang signifikan antara tingkat status sosial ekonomi dan pola asuh orang tua dengan sikap sosial keagamaan siswa SMP Negeri 3 Ambarawa tahun 2008.

E. Definisi Operasional

  Agar tidak teijadi kesalahan dalam memahami judul penelitian ini, maka penulis memberikan penjelasan sebagai berikut: a. Status Sosial Ekonomi

  Status adalah tingkatan atau kedudukan orang dan sebagainya dalam hubungan dengan masyarakat disekelilingnya5. Status sosial ekonomi adalah tempat seseorang secara umum dalam masyarakatnya sehubungan dengan orang - orang lain dalam arti lingkungan pergaulannya, prestis, hak - hak serta kewajibannya6.

  5 Em Zul Fajri & Ratu Aprilia Senja, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Rifa Pubiiser

  6 Soerjono Soekamto, Sosiologi Suatu Pengantar, Rajawali Press, Jakarta, 1987, him.

  6 Para ahli bebeda pendapat tentang ukuran status sosial ekonomi, namun demikian pada umumnya faktor- faktor yang dipergunakan untuk menentukan status antara lain ; tingkat penghasilan, latar belakang pendidikan, serta kedudukan / peranan dalam masyarakat.

  Indikator - indikator untuk menunjukkan status sosial ekonomi orang tua siswa antara lain :

  1. Tingkatan pendidikan terakhir orang tua

  2. Jenis pekeijaan atau mata pencaharian orang tua

  3. Kepemilikan benda berharga dan perlengkapan rumah tangga orang tua.

  4. Rata - rata pendidikan saudara - saudara serumah

  5. Kedudukan orang tua dalam masyarakat 6. Tinggi rendahnya pendapatan / penghasilan rata - rata tiap bulan.

  b. Pola Asuh Orang Tua Pola asuh adalah pola perilaku yang diterapkan kepada anak dan bersifat relatif konsisten dari waktu ke waktu. Dalam arti bentuk perlakuan orang tua terhadap anaknya yang teijadi di dalam keluarga yang berlangsung dalam waktu yang relatif lama yang mana perlakuan ini akan membawa pengaruh perkembangan anak. Pola perilaku ini dirasakan anak, dari segi negatif maupun positif.

  Sedangkan yang dimaksud orang tua disini adalah orang (ayah dan ibu) yang telah melahirkan anak, mengasuh dan membesarkannya.

  7 Dalam hal ini orang tua juga dapat dimengerti sebagai setiap orang yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga, yang dalam kehidupan sehari - hari sering disebut bapak ibu7. Orang tua bisa terdiri dari ayah dan ibu, ayah saja ataupun ibu saja. Adapun yang dimaksud dengan orang tua dalam penelitian ini adalah ayah dan / atau ibu kandung dari anak- anak atau ayah dan / atau ibu yang telah mengangkat anak ( orang tua angkat ) yang mengasuhnya, yang membentuk keluarga inti (nuclear family).

  Indikator untuk mengetahui jenis - jenis pola asuh orang tua terhadap anak antara lain :

  1. Perhatian orang tua terhadap perilaku anak

  2. Kepercayaan orang tua terhadap pergaulan anak

  3. Pemenuhan orang tua terhadap kebutuhan anak

  4. Sikap orang tua ketika mendapati anaknya yang bersalah

  5. Sikap orang tua terhadap pendapat anak

  c. Sikap Sosial Keagamaan Siswa Sikap dalam arti sempit adalah pandangan atau kecenderungan mental. Menurut Bruno, sikap ( attitude ) adalah kecenderungan yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap

  Tamrin Nasution dan Nur Halijah Nasution, Peranan Orang Tua dalam Meningkatkan Belajar, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1987 , him. 1

  8 orang atau barang tertentu8. Sikap juga dapat dimengerti sebagai organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang relatif ajeg, yang disertai adanya perasaan tertentu, dan memberikan dasar kepada orang tersebut untuk membuat respons atau perilaku dalam cara yang tertentu yang dipilihnya9.

  Sikap sosial secara bahasa berarti menerima, memperhatikan kepentingan umum, suka menolong10 1 . Secara psikologi sikap sosial 1 adalah kesadaran individu yang menentukan perbuatan yang nyata, berulang - ulang terhadap obyek sosial11. Obyek sosial ini meliputi tingkah laku, kebutuhan materi dan aturan - aturan.

  Adapun yang dimaksud keagamaan disini adalah hal - hal yang berhubungan dengan agama atau mengandung nilai - nilai agama.

  Sedangkan yang dimaksud siswa disini adalah semua siswa SMP Negeri 3 Ambaxawa Kab. Semarang pada tahun 2008 pada saat penulis melakukan penelitian.

  Jadi sikap sosial keagamaan siswa adalah kesadaran individu tiap siswa yang menentukan perbuatan siswa yang nyata, berulang - ulang

  8 Drs. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan ( Suatu Pendekatan Baru), Remaja

  Rosdakarya, Bandung, 1995, him. 120

  9 Prof. Dr. Bimo Walgito, Psikologi Pendidkan ( Suatu Pengantar ), Andi Offset,

  Yogyakarta, 1994, him. 110

  10 Departcmen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1990 , him. 940

  10 b. Penelitian ini juga diharapkan dapat menunjukkan keterkaitan antara keadaan sosial ekonomi orang tua dan jenis pola asuh orang tua dengan sikap sosial keagamaan siswa melalui analisis secara empiris dari penelitian lapangan.

  2. Secara Sosial

  a. Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi para orang tua siswa untuk mengetahui tingkat status sosial mereka yang selanjutnya dapat ditindak lanjuti untuk kepentingan keluarga dan terutama perkembangan sikap sosial anak - anak mereka.

  b. Bagi orang tua juga dapat digunakan untuk mengetahui karakeristik pola asuh mereka terhadap anak - anaknya sehingga dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi dan kontrol diri orang tua.

  c. Penelitian ini diharapkan juga dapat berguna bagi pihak sekolah untuk membantu memahami sikap sosial keagamaan dan perilaku siswa mereka sehingga dapat diambil tindakan yang tepat untuk mengatasi persoalan - persoalan berkenaan dengan siswa di sekolah tersebut.

  d. Penelitian ini juga merupakan wahana untuk mengembangkan pengetahuan penulis yang diperoleh dari perkuliahan untuk kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari - hari

  I

  13 Penggunaan teknik ini berdasarkan asumsi bahwa semua populasi bersifat homogen. Jadi setiap siswa dari kelas yang diambil sebagai sampel diasumsikan telah mewakili jenis populasi yang ada.

3. Metode Pengumpulan Data

  Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, baik mengenai status sosial ekonomi dan pola asuh orang tua maupun mengenai sikap sosial keagamaan siswa, maka penulis menggunakan metode - metode pengumpulan data sebagai berikut:

  1. Metode Kuesioner / Angket Metode kuesioner / angket sering disebut juga interview tak langsung karena tidak mengharuskan peneliti berhadapan langsung dengan responden. Menurut Suharsimi Arikunto, angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang dipergunakan untuk memperoleh informasi responden dalam arti laporan pribadi atau hal - hal yang

  17 diketahui , Metode kuesioner dengan instrumen angket ini digunakan untuk mendapatkan data tentang status sosial ekonomi dan pola asuh orang tua dengan membuat angket yang ditujukan pada siswa.

  2. Metode Observasi 1

  7

17 Suharsimi Arikunto, Op.cit., him. 140

  14 Observasi dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematik, mengenai fenomena yang diselidiki . Kartini

  Kartono menjelaskan bahwa observasi ialah studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena dan gejala - gejala alam dengan jalan pengamatan dan pencatatan1

  8 menggunakan metode observasi langsung yang digunakan untuk memperoleh data tentang lokasi penelitian yaitu SMP Negeri 3

  19. Dalam penelitian ini penulis

  Ambarawa dan menggunakan instrument rating scale untuk mendapatkan data tentang sikap sosial keagamaan siswa.

  3. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal - hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, dan sebagainya. Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang gambaran umum lokasi penelitian yaitu SMP Negeri 3 Ambarawa yang meliputi : Letak geografis, sejarah berdirinya SMP Negeri 3 Ambarawa, keadaan siswa dan guru serta karyawan, struktur organisasi kepemimpinan keadaan fisik dan nonfisik serta visi dan misi SMP Negeri 3 Ambarawa.

18 Sutrisno Hadi, Op.cit., him. 136

  

19 Kartini Kartono, Pengantar Metodologi R isel, Penerbit Mandar Maju, Bandung

1990, him 157

  12 b. Sampel Sampel adalah sebagian / wakil populasi yang diteliti14.

  Dengan kata lain sampel adalah subjek yang dilibatkan secara langsung dalam penelitian yang menjadi wakil dari populasi. Semakin banyak sampel maka hasilnya akan semakin valid. Suharsimi mengatakan bahwa apabila subjeknya kurang dari seratus, lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil sampel antara 10 % - 15 % atau 20 % - 25 % atau lebih sesuai kemampuan15.

  Dalam penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 15 % dari semua populasi yang ada di SMP Negeri 3 Ambarawa. Sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 75 siswa.

2. Teknik Sampling

  Penelitian ini menggunakan teknik random sampling, yaitu proses pemilihan sampel sedemikian rupa sehingga semua orang dalam populasi mempunyai kesempatan dan kebebasan yang sama untuk terpilih sebagai sampel16. Dalam hal ini yang dipakai adalah random dengan memperhatikan kelas, atau disebut Stratified Random Sampling.

  14 Suharsimi Arikunto, Op.cit., him. 117

  15 Ibid., him. 120

  16 Sumanto, Op.cit., him. 24

  11

G. Metode Penelitian

  Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode antara lain sebagai berikut:

1. Populasi dan Sampel

  a. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek yang diteliti12. Populasi juga dapat diartikan suatu kelompok dimana seseorang peneliti akan memperoleh hasil penelitian yang dapat digeneralisasikan. Suatu populasi mempunyai sekurang - kurangnya satu karakteristik yang

  I -2

  membedakan populasi itu dengan kelompok lain . Adapun yang dimaksud populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa di SMP Negeri 3 Ambarawa pada tahun 2008 yang jumlahnya sebagaimana tabel berikut:

  Tabel 1.1 Daftar Jumlah Siswa SMP Negeri 3 Ambarawa Tahun 2008

  Banyak siswa No Kelas

  VI 182 siswa

  1 168 siswa

  2 VII

  3 VIII 154 siswa

  504 siswa Jumlah

  12 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Yayasan Penerbit fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1981 him. 221

  13 Sumanto, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Andi Offset, Yogyakarta,

  1990, him. 39

  15

4. Metode Pengolahan dan Analisis Data

  a. Analisis Awal Analisis awal ini untuk mengetahui tingkat status sosial ekonomi dan pola asuh orang tua, serta sikap sosial keagamaan siswa. Teknik analisisnya menggunakan teknik prosentase sebagai berikut: Keterangan: P = Prosentase individu dalam golongan

  F = Frekuensi N = Jumlah subjek dalam golongan

  b. Analisis Lanjutan Sebagai analisis lanjutan adalah dengan menggimakan teknik statistik untuk mencari ada tidaknya hubungan yang signifikan antara variabel status sosial ekonomi dan pola asuh orang tua dengan sikap sosial keagamaan siswa. Untuk itu digunakan teknik korelasi berganda tiga

  variable

  dengan rumus20 sebagai berikut:

  P = F x 100% N

20 Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, Jakarta, Bumi Akasara, 2004,

  16 Keterangan:

  .2 koefisien korelasi linear berganda tiga variabel

  Ryi : : koefisien korelasi variabel Y dan Xj ryi

  2

  : koefisien korelasi variabel Y dan X ry2

  2

  : koefisien korelasi variabel X| dan X ri2 Sedangkan untuk mengetahui besamya hubungan antara hubungan antara status sosial ekonomi dan pola asuh orang tua dengan sikap sosial keagamaan siswa SMP Negeri 3 Ambarawa tahun pelajaran 2007 / 2008 menggunakan rumus koefisien penentu

  berganda

  dengan rumus sebagai berikut: KPB - Ryi22x 100% 21

  Keterangan: KPB : koefisien penentu berganda

  .2

  Ryi : koefisien korelasi linear berganda tiga variabel

H. Sistematika Penulisan Skripsi

  Skripsi ini disusun dalam lima bab yang secara sistematis dapat diuraikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pertama ini akan berisi latar belakang masalah, rumusan

  21 masalah, tujuan penelitian, hipotesis yang diajukan, definisi operasional,

  17 manfaat penelitian, metode penelitian yang dipakai, dan sistematika penulisan skripsi ini.

  BAB II LANDASAN TEORI Bab II merupakan bab yang berisi pembahsan teori - teori yang

  menjadi landasan teoritik dalam penelitian ini. Pembahasan teori dalam bab ini akan dibagi dalam empat bagian. Uraian yang pertama adalah tentang status sosial ekonomi, yang meliputi ; pengertian, latar belakang timbulnya status sosial ekonomi, dan faktor - faktor yang menentukan status sosial ekonomi dalam masyarakat. Kemudian tentang pola asuh orang tua, yang meliputi; pengertian, macam - macam, faktor - faktor yang mempengaruhi, dan pengaruh pola asuh orang tua terhadap sikap dan perilaku anak. Selanjutnya akan diuraikan tentang sikap sosial keagamaan, yang meliputi ; pengertian, ciri - ciri dan fungsi, serta pembentukan dan perubahan sikap.

  Pada bagian akhir bab ini akan diuraikan mengenai hubungan status sosial ekonomi dan pola asuh orang tua terhadap sikap sosial keagamaan siswa

  BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN Bab III merupakan bab yang berisi laporan hasil penelitian. Adapun

  laporan hasil penelitian ini akan dikelompokkan dalam dua bagian. Pada bagian pertama akan disampaikan laporan mengenai gambaran umum lokasi penelitian, yaitu SMP Negeri 3 Ambarawa, yang meliputi ; letak geografis, sejarah berdiri, keadaan siswa, guru dan karyawan, struktur organisasi kepemimpinan SMP Negeri Ambarawa, keadaan fisik dan nonfisik, serta visi

  18 misi SMP Negeri 3 Ambarawa. Sedangkan pada bagian berikutnya akan disampaikan laporan hasil angket dan rating scale yang sudah diisi oleh responden.

BAB IV ANALISIS DATA Pada bab ini akan disampaikan uraian tentang analisis data hasil

  penelitian. Analisis ini akan dikelompokkan dalam empat bagian. Bagian pertama bempa analisis prosentase. Bagian kedua merupakan analisis statistik.

  Bagian ketiga pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus korelasi

  

berganda untuk menguji ada tidaknya hubnngsn antara variabel - variabel

  penelitian tersebut. Sedangkan pada bagian terakhir merupakan analisis

  koefisien penentu berganda

  untuk mencari seberapa besar hubungan variabel - variabel penelitian tersebut.

  BAB V PENUTUP Pada bab V ini penulis akan menyampaikan kesimpulan hasil analisis

  data sebagaimana yang telah disampaikan pada bab IV. Penulis juga akan menyampaikan kritik dan saran yang berkaitan dengan tema penelitian ini.

  Selanjutnya, pada bagian akhir adalah uraian penutup.

  BAB II LAN I) AS AN TEORI A. Status Sosial Sosial Ekonomi

1. Pengertian Status Sosial Ekonomi

  Status adalah tingkatan atau kedudukan dan sebagainya dalam hubungan dengan masyarakat di sekelilingnya1. Dalam sosiologi status diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial, sehubungan dengan orang orang - orang lainnya dalam kelompok tersebut atau tempat suatu kelompok sehubungan dengan kelompok - kelompok lain dalam suatu kelompok yang lebih besar1

  2. Sedangkan sosial adalah segala sesuatu yang mengenai atau berkaitan dengan masyarakat3. Jadi status sosial ekonomi adalah tempat seseorang secara umum dalam masyarakatnya sehubungan dengan orang - orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestisnya dan hak - haknya serta kewajiban - kewajibannya4.

  Secara psikologis, status sosial ekonomi berarti posisi relatif individu di tengah masyarakat, beberapa faktor pendukung status sosial ekonomi

  1 Em Zul Fajri & Ratu Aprilia Senja, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Rifa Publiser, him. 773

  2 Soeijono Soekamto, Sosiologi Suatu Pengantar, Rajawali Press, Jakarta, 1987, him. 216.

  3 W.J.S. Purwodarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 1982, him. 961

  20 adalah profesi, pendapatan, tempat tinggal, dan ongkos tempat tinggal, dan sanak keluarga5. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa status sosial ekonomi adalah posisi seseorang secara umum yang relatif secara umum dalam hubungannya dengan orang lain, mengenai lingkungan pergaulannya, prestisnya, hak, serta kewajibannya dalam masyarakat.

2. Latar Belakang Timbulnya Status Sosial Ekonomi

  Status sosial ekonomi sudah ada sejak zaman dahulu. Dalam A1 Qur’an dijelaskan bahwa manusia memang diciptakan dalam bermacam - macam jenis, golongan, maupun statusnya. Tujuan penciptaan ini adalah agar manusia bisa saling mengenai karena mereka akan saling membutuhkan. Allah Swt. berfirman :

  4i)l > 1 4JJI JLxP J y- *j ^—d

  Artinya:

  Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa

diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenai.

  ( QS. A1 Hujurot: 13 )

  5James P. Caplin, Kamus Lengkap Psikologi, Penerjemah; Kartini Kartono, ed. I, cet. I. Rajawali Press, Jakarta, him. 472

  21 Sementara itu, dalam masyarakat pada umumnya berkembang dua macam status, yaitu Ascribed Status dan Achieved status 6 .

  a. Ascribed Status, yaitu kedudukan sesorang dalam masyarakat tanpa memperhatikan perbedaan - perbedaan rohaniah dan kemampuan.

  Kedudukan tersebut diperoleh secara kelahiran, misalnya keturunan bangsawan. Ascribed status biasanya teijadi dalam masyarakat yang tertutup seperti masyarakat feodal atau masyarakat dimana sistem berlapis - lapis tergantung pada perbedaan rasial.

  b. Achieved status, yaitu kedudukan yang dicapai oleh sesorang dengan usaha usaha yang disengaja. Kedudukan ini tidak berdasarkan kelahiran, akan tetapi tergantung pada usaha seseorang dalam mengejar serta mencapai tujuan. Sebagai contoh adalah seseorang yang ingin menjadi kepala desa, mula - mula dia rakyat biasa tapi karena kepandaiannya ia mencalonkan diri dalam pemilihan kepala desa, dan akhimya ia terpilih.

  Maka kedudukannya yang tinggi sebagai kepala desa tersebut diperoleh melalui usahanya.

  Selain dua macam status diatas, dibedakan lagi satu macam status, yaitu Assigned status7. Status ini berhuhubungan erat dengan achieved status, dalam arti bahwa assigned status merupakan kedudukan yang diberikan suatu kelompok / golongan kepada sesorang yang telah berjasa,

6 Soerjono Soekamto

  ,Op.cit., him. 215

  7Ibid

  22 yang telah mempeij uangkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat. Misalnya kedudukan terhormat seorang kyai, biasanya diberikan masyarakat karena jasanya menyebarkan dan mengajarkan agama kepada masyarakat.

3. Faktor - Faktor yang menentukan Status Sosial Ekonomi

  Sebenamya tidak ada ukuran baku yang menentukan status sosial ekonomi seseorang dalam masyarakat. Karena banyak sekali pendapat para ahli mengenai ukuran status sosial ekonomi. Namun demikian, ada beberapa faktor pokok yang menjadi ukuran status sosial ekonomi dalam masyarakat.

  Faktor- faktor tersebut adalah ukuran kekayaan, ukuran kekuasaan, ukuran kehormatan, dan ukuran ilmu pengetahuan .

  a. Ukuran kekayaan Kepemilikan kebendaan dapat dijadikan suatu ukuran dalam menentukan status sosial ekonomi. Barang siapa memiliki kekayaan paling banyak maka ia akan termasuk dalam status sosial ekonomi teratas. Sebagaimana firman Allah dalam surat A1 Fajr ayat 1 5 - 1 6 menyatakan: 8

  f f ' f / ' ji

  / o < y * — tff a l

  I j A i j j J P j JLfl-3 L« 131

8 Ibid., him. 214

  23 Art inya:

  Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, Maka dia akan berkata: "Tuhanku Telah memuliakanku".Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rizkinya Maka dia berkata: "Tuhanku menghinakanku"

  (Q.S. A lFajr: 1 5 - 1 6 ) Ayat tersebut memberikan pengertian bahwa pada dasamya manusia akan merasa dirinya mulia bila mempunyai harta kekayaan yang bisa membuatnya bahagia. Dan akan merasa rendah bila tidak mempunyai harta. Oleh sebab itu dalam menentukan status sosial ekonomi tidak bisa dipisahkan dari ukuran kekayaan seseorang.

  Kekayaan seseorang dapat dilihat melalui ; bentuk rumah yang bersangkutan, kendaraan, cara mempergunakan pakaian, kebiasaan berbelanja, barang - barang yang dimiliki, dan lain sebagainya.

  Kekayaan biasanya juga berkaitan dengan jenis pekeijaan dan besamya penghasilan, serta kepemilikan barang / benda berharga.

  b. Ukuran kekuasaan Kekuasaan disini berarti kepemilian kewenangan atas sesuatu.

  Barang siapa mempunyai kewenangan terbesar, ia akan menempati posisi status sosial ekonomi tertinggi. Misalnya seorang kepala desa akan menempati status sosial ekonomi tertinggi di desanya karena ia yang mempunyai kukuasaan terbesar di wilayah itu. Dalam hal ini, ahli sosiolog Amerika, Hawley, sebagaimana dikutip oleh James W. Vander mengemukakan, “ every social act is an exercise o f power, every social

  24

  

relationship is power equation, and every social group or system is an

organization o f power ”9.

  Menurut Hawley, setiap kegaiatan sosial adalah praktek kekuasaan, setiap hubungan sosial adalah pemerataan kekuasaan, dan setiap kelompok atau organisasi sosial adalah organisasi kekuasaan. Jadi tidak dipungkiri lagi bahwa kekuasaan merupakan salah satu ukuran yang menentukan ststus sosial ekonomi seseorang dalam masyarakat.

  c. Ukuran kehormatan Ukuran di sini bisa berkaitan dengan kekuasaan atau kekayaan dan bisa juga tidak. Dalam masyarakat, orang yang paling disegani dan dihormati akan mendapat tempat teratas. Ukuran seperti ini biasanya akan dijumpai pada masyarakat tradisional. Biasanya mereka adalah orang yang paling beijasa atau golongan tua dalam masyarakat, misalnya sesepuh yang amat disegani oleh masyarakatnya.

  d. Ukuran ilmu pengetahuan Ilmu pengetahuan akan dipakai sebagai ukuran status sosial ekonomi oleh masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Orang yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi akan menempati posisi lebih tinggi daripada lainnya. sebagaimana firman Allah Swt. dalam surat A1 Mujadilah ayat 11 :

9 James W. Vander Zanden, Me. Graw Hill Publisher Sociology the Core, 2nd ed. Company, N ew York, 1990, him. 160

  25

  j j j I <JijJtj C.«J„>-j^ J«JUJI ! I j j ' 4hl

  Art inya:

  

Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu

dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa deraj at

  ( QS. A1 Mujadilah : 11) Dalam kaitannya dengan ilmu pengetahuan sebagai salah satu ukuran status sosial ekonomi, Rosulullah Saw. - sebagai pembawa risalah ajar an Islam - juga sangat mengunggulkan orang yang berilmu daripada orang yang tidak berilmu. Bahkan bila dibandingkan orang yang ahli ibadah ( yang tidak berilmu) sekalipun. Sebagaimana sabdanya :

  I0( l S yL* P j a a Jl {^»/aaef P jl Uil Artinya:

  

Kelebihan orang yang berilmu atas orang yang menjalankan ibadah

( yang tidak berilmu ), ibarat kelebihan bulan atas bintang

  • bintang yang lain.

  ( H.R. Turmudzi )

  (,/t -?11 r 1 j* cs-W (Jy* *ae<^ l

  Artinya:

  

Kelebihan orang yang berilmu atas orang yang menjalankan ibadah

(yang tidak berilmu ), ibarat kelebihanku atas orang yang paling rendah

diantara umatku.

  ( HR. Turmudzi dari Abu Umamah A1 Bahiliyy). Ayat Alqur’an dan Hadits di atas menegaskan bahwa orang yang berpengetahuan / berilmu mempunyai kedudukan lebih tinggi dari pada 1

  1

  1

10 At Tirmidzi, Jami’ush Shohih, Juz 4, Darul Fikr, Bairut, him. 153

  11

  26 yang tidak berpengetahuan / tidak berpendidikan. Oleh sebab itu, pendidikan dapat dijadikan ukuran status sosial ekonomi seseorang.

B. Pola Asuh Orang Tua

1. Pengertian Pola Asuh Orang Tua

  Pola asuh adalah pola perilaku yang diterapkan kepada anak dan bersifat relatif, konsisten dari waktu ke waktu12. Dalam arti bentuk perlakuan orang tua terhadap anaknya yang teijadi di dalam keluarga yang berlangsung dalam waktu yang relatif lama yang mana perlakuan ini akan membawa pengaruh perkembangan anak. Sedangkan menurut Slavin pola asuh orang tua adalah pola perilaku yang digunakan orang tua untuk berhubungan dengan anak - anak13.

  Pada dasamya hubungan antara orang tua dan anak adalah hubungan yang timbal balik. Sehingga untuk dapat menciptakan hubungan yang memuaskan kedua belah pihak, yaitu orang tua dan anak. Oleh karena itu, peranan orang tua sangatlah besar14. Rosulullah Saw. menegaskan bahwasanya anak merupakan tanggung jawab orang tuanya. Tergantung bagaimana orang tua mendidik dan mengasuhnya. Sebagaimana sabdanya :

  ( online ) diakses pada

  12 Pola Asuh Orang Tua, tanggal 29 Februari 2008

  13 Ibid

14 Prof. Dr. Singgih Ginarsa dan Dra. Ny. Y Singgih Gunarsa,

  Psikologi

  27

  .<0l~or«-C < <— ^ I (J5^ u p j j j p 1 5 . , .

  • * ( j j

  &-r* <y °' )

  Artinya:

  Setiap anak yang dilahirkan dalam keadaan suci, hingga dirubahlah orang tuanyalah yang menyebabkan ia menjadi yahudi, lisannya. Kedua nasrani, atau majusi.

  ( H.R. Aswad bin Sari’ ) Hadits di atas menegaskan bahwa anak terlahir dalam keaadaan fitrah ( suci ). Dalam pandangan Islam fitrah disini adalah keadaan telah beragama Tauhid, yaitu agama Islam. Selanjutnya orang tuanyalah yang akan mempengaruhi agar dia tetap Islam atau menjadi Yahudi, Nasrani, atau Majusi. Hadits ini juga dapat dipahami bahwa pada dasamya anak dilahirkan dalam keadaan baik, tergantung orang tuanya yang akan mempengaruhinya kelak. Baik dan buruknya anak akan sangat dipengaruhi oleh orang tuanya.

2. Macam - Macam Pola Asuh Orang Tua

  Ada berbagai macam penggolongan yang dikemukakan oleh para ahli mengenai pola asuh orang tua terhadap anaknya. Di antaranya adalah penggolongan yang dilakukan oleh Baumrind (1967). Menurut Baumrind, terdapat 4 macam pola asuh orang tua :

  1. Pola asuh Demokratis 1

  5

15 Sayyid Ahmad al Hasyimi,

  Mukhtashor al Ahadits an Nabawiyyah, Darul Ikhya’ al Kitab al Arobiyyah, him. 130

  4

  28

  2. Pola asuh Otoriter

  3. Pola asuh Permisif

  4. Pola asuh Penelantar16 1

  7 Keempat macam pola asuh orang tua tersebut mempunyai karakteristik tersendiri yang dijelaskan sebagai berikut: Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang memprioritaskan kepentingan anak, akan tetapi tidak ragu-ragu mengendalikan mereka .