1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - HUBUNGAN ANTARA KOMPONEN KONSEP DIRI DENGAN TINGKAT DEPRESI PASIEN GAGAL GINJAL YANG MENDAPAT TERAPI HEMODIALISIS DI RSUD dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA - repository perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal merupakan organ penting dalam tubuh dan berfungsi untuk

  membuang sampah metabolisme dan racun tubuh dalam bentuk urin/air seni, yang kemudian dikeluarkan dari tubuh. Gagal ginjal adalah keadaan penurunan fungsi ginjal, penimbunan racun dan sampah metabolisme. Berat ringannya gejala tergantung kerusakan ginjal yang terjadi. Gagal ginjal kronik adalah merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif, dimana ginjal kehilangan kemampuan untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh dengan nilai Gloumerulus Filtration Rate (GFR) 25%-10% dari nilai normal (Ulya & Suryanto 2007).

  Depkes RI (2009) pada peringatan “Hari Ginjal Sedunia”, menyatakan bahwa hingga saat ini terdapat sekitar 70 ribu orang pasien gagal ginjal kronik yang memerlukan penanganan terapi cuci darah. Tetapi hanya 7.000 pasien gagal ginjal kronik atau 10% yang dapat melakukan cuci darah yang dibiayai program Gakin dan Askeskin.

  Di negara berkembang, morbiditas dan mortalitas pasien dengan

  Chronic Kidney Deases (CKD) masih tinggi, dengan angka mortalitas

  sekitar 22%. Dari 340.000 pada tahun 1999 dan mencapai 651.000 pada tahun 2011. Menurut laporan tahunan dari Yayasan Ginjal Diatrans Indonesia (YGDI) pada tahun 2008, diperkirakan jumlah penderita penyakit

  

1 ginjal kronik di Indonesia sebanyak 150.000 pasien. Dari jumlah total pasien tersebut 21% berusia 15-34 tahun, 49% berusia 35-55 tahun, dan 30% berusia diatas 56 tahun (Wibisono & Kandarini, 2007).

  Meningkatnya pengetahuan tentang proses penyakit ini, pandangan baru tentang patogenesis, dan pilihan terapeutik yang baru dapat meningkatkan angka ketahanan hidup dan kualitas hidup pada pasien dengan CKD. Sampai saat ini ada 3 jenis terapi ginjal pengganti yaitu hemodialisis (cuci darah), dialisis peritoneal, dan transplantasi ginjal. Dialisis dilakukan pada gagal ginjal untuk mengeluarkan zat-zat toksik dan limbah tubuh yang dalam keadaan normal diekskresikan oleh ginjal yang sehat. Tujuan dialisis adalah untuk mempertahankan kehidupan dan kesejahteraan pasien. Ada dua teknik utama yang digunakan dalam dialisis, yaitu Hemodialisa dan Dialisis Peritoneal (Suharyanto, 2009).

  Diperkirakan bahwa ada lebih dari 100.000 pasien yang akhir-akhir ini menjalani hemodialisa (Depkes RI, 2009). Hemodialisis merupakan suatu proses pengobatan yang digunakan pada pasien dalam keadaan sakit akut dan memerlukan terapi dialisis jangka pendek (beberapa hari hingga beberapa minggu) atau pasien dengan penyakit ginjal stadium terminal

  

(ESRD; end-stage renal disease) yang membutuhkan terapi jangka panjang

atau terapi permanen (Smeltzer & Bare, 2009).

  Amira (2011) menggungkapkan prevalensi pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di Universitas Lagos (Araba) mengalami depresi, adalah 118 pasien hemodialisa, yang mengalami depresi tertinggi pada jenis kelamin laki-laki 61,9% dan pasien wanita sebanyak 38%. Berdasarkan hasil penelitian Chang, et all. (2010) menjelaskan pada penelitiannya di Taiwan ada 200 pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisa, 70 pasien (35%) diantaranya mengalami depresi. Kepustakaan mencatat bahwa tindakan bunuh diri pada penderita gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisis di Amerika Serikat bisa mencapai 500 kali lebih banyak dari pada populasi umum. Selain tindakan nyata dalam melakukan tindakan bunuh diri, penolakan terhadap kegiatan terapi hemodialisa yang terjadwal juga merupakan salah satu hal yang sering dilakukan sebagai upaya “halus” untuk bunuh diri pada penderita gagal ginjal yang menjalani hemodialisis (Kompasiana, 2012).

  Lubis (2009) mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi terjadinya depresi terbagi menjadi dua, yaitu faktor fisik dan faktor psikologi. Faktor fisik antara lain mencakup faktor genetika, susunan kimia otak dan tubuh, faktor usia, gender, gaya hidup, penyakit fisik, obat-obatan dan kurangnya cahaya matahari. Sedangkan faktor psikologis antara lain mencakup faktor kepribadian seperti konsep diri yang negatif, pola pikir yang salah, pesimis, kepribadian yang introvert, faktor kehilangan / kekecewaan, harga diri, stres, lingkungan keluarga dan akibat efek yang disebabkan oleh penyakit jangka panjang.

  Salah satu faktor psikologis yang menyebabkan depresi adalah gangguan konsep diri. Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain, termasuk persepsi individu mengenai sifat dan kemampuannya, interaksi dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan serta keinginannya. Konsep diri terdiri atas komponen citra tubuh atau gambaran diri (body-image), ideal diri (self-ideal), identitas diri (self-

  

identity), peran diri (self-role ) dan harga diri (self-esteem). Respon individu

  terhadap konsep dirinya berfluktuasi sepanjang rentang respon konsep diri yaitu dari adaptif sampai maladaptif (Suliswati dkk. 2005; Stuart, 2006; Dalami, 2009).

  Individu dengan konsep diri positif dapat mengeksplorasi dunianya secara terbuka dan jujur. Konsep diri positif adalah individu yang dapat mengidentifikasi kemampuan dan kelemahannya secara jujur serta dalam menilai suatu masalah individu berpikir secara positif dan realistik, sedangkan konsep diri negatif dapat dilihat dari hubungan individu dan sosial yang maladaptif (Suliswati dkk. 2005).

  Berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan di RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga diketahui bahwa jumlah pasien hemodialisa pada tahun jumlah pasien hemodialisa tahun 2014 mencapai sebanyak 65 orang. Hasil kuesioner tingkat depresi dan observasi di RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga terhadap 10 orang pasien yang mendapat terapi hemodialisa ditemukan 5 menggalami depresi berat, 3 orang pasien menggalami depresi sedang dan 2 orang pasien menggalami depresi ringan, dikarenakan dengan kondisinya yang terus menerus setiap bulan menjalani terapi hemodialisa.

  Atas dasar latar belakang diatas maka mendorong penulis untuk melakukan penelitia n dengan judul “hubungan antara komponen konsep diri dengan tingkat depresi pasien gagal ginjal yang mendapat terapi hemodialisa di RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga ”.

  B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian adalah “apakah ada hubungan antara komponen konsep diri dengan tingkat depresi pasien gagal ginjal yang mendapat terapi hemodialisa di RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga

  ”.

  C. Tujuan Penelitian

  1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara komponen konsep diri dengan tingkat depresi pasien gagal ginjal yang mendapat terapi hemodialisa di RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.

  2. Tujuan Khusus

  a. Mengetahui tentang identitas diri pasien yang mendapat terapi hemodialisa di RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.

  b. Mengetahui tentang gambaran diri pasien yang mendapat terapi hemodialisa di RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.

  c. Mengetahui tentang ideal diri pasien yang mendapat terapi hemodialisa di RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. d. Mengetahui tentang peran diri pasien yang mendapat terapi hemodialisa di RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.

  e. Mengetahui tentang harga diri pada pasien yang mendapat terapi hemodialisa di RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.

  f. Mengetahui tingkat depresi pasien hemodialisa di RSUD dr. R.

  Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.

  g. Mengetahui hubungan antara konsep diri (identitas diri, gambaran diri, ideal diri, peran diri, dan harga diri) dengan tingkat depresi pasien gagal ginjal melakukan terapi hemodialisa di RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.

D. Manfaat Penelitian

  1. Manfaat Praktis

  a. Bagi Pasien Penelitian konsep diri dan tingkat depresi ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi bagi pasien serta keluarga pasien yang mendapat terpi hemodialisa dalam upaya mendampingi dan memahami gejala depresi yang dialami pasien terpi hemodialisa.

  b. Bagi Perawat Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan informasi tentang tingkat depresi pasien melakukan terapi hemodialisa. Selain itu juga dapat dijadikan acuan dalam meningkatkan asuhan keperawatan kepada pasien hemodialisa. c. Bagi RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi

  RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga mengenai hubungan antara konsep diri (gambaran diri, ideal diri, harga diri, peran dan identitas) dengan tingkat depresi pasien gagal ginjal melakukan terapi hemodialisa sehingga dapat dijadikan wacana dalam meningkatkan pelayanan terapi hemodialisa, sehingga diharapkan dapat lebih mengurangi tingkat depresi pasien hemodialisa untuk melakukan terapi hemodialisa.

  d. Bagi Peneliti Penelitian ini dapat memberikan wawasan tentang hubungan antara konsep diri (gambaran diri, ideal diri, harga diri, peran dan identitas) dengan tingkat depresi pasien gagal ginjal melakukan terapi hemodialisa mengaplikasikan mata kuliah Metodologi Riset dan Riset Keperawatan, serta merupakan pengalaman dalam melakukan peneliti.

  2. Manfaat Teoritis Menambah khasanah pustaka hubungan antara komponen konsep diri dengan tingkat depresi pasien gagal ginjal yang mendapat terapi hemodialisa, dan hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi ilmiah tentang tingkat depresi dan juga dapat menjadi rujukan bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian sejenis.

E. Penelitian Terkait

  Penelitian mengenai hubungan antara konsep diri dan strategi koping terhadap tingkat depresi pada pasien hemodialisa belum pernah dilakukan.

  Adapun beberapa penelitian terkait :

  1. Jurnal Peran Konsep Diri Dan Dukungan Sosial Terhadap Depresi Pada Penderita Gagal Ginjal Yang Menjalani Terapi Hemodialisis oleh Mega Azahra Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta tahun 2013,.

  Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Konsep Diri, Skala Dukungan Sosial dan Skala Beck Depression inventory (BDI). Hasil menunjukkan : (1) Adanya Peran Konsep Diri dan Dukungan Sosial terhadap Depresi pada Penderita Gagal Ginjal yang Menjalani Terapi Hemodialisis dengan R = 0,616 dan nilai F = 17,400 dengan p = 0,000 (p < 0,01), (2) Adanya peran negatif konsep diri terhadap depresi dengan nilai t = -2,957 dan p = 0,005 (p<0,01), (3) Adanya peran negatif dukungan sosial terhadap depresi dengan nilai t= - 3,820 dan p=0,000 (p<0,01).

  2. Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Tingkat Depresi Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik (GGK) Yang Menjalani Hemodialisa oleh Rani Afnia Sinaga di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Tahun 2011.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan tingkat depresi pada pasien CRF menjalani hemodialisis di rumah sakit Arifin Achmad Pekanbaru . Desain penelitian ini menggunakan deskriptif korelatif . Sampel diambil dengan Accidental Sampling studi pada pasien yang menjalani hemodialisis Rumah Sakit Arifin Achmad . Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitas . Menganalisa digunakan univariat dan analisis bivariat . Chi Square, hasil uji statistik diperoleh ρv ( 0,000 ) < α ( 0,05 ) , dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan tingkat depresi pada pasien CRF menjalani hemodialisis . Dukungan keluarga yang lebih positif dan akan mengurangi tingkat depresi pada pasien CRF menjalani hemodialisis . Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian lebih lanjut . Lembaga pendidikan keperawatan khususnya, hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Untuk hasil penelitian selanjutnya dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian lebih lanjut.

  3. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Depresi Pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik Di Ruangan Hemodialisa Blu Rsup Prof. Dr. R D. Kandou M Anado oleh Suryaningsi h. M. Saraha, Esrom Kanine, Ferdinan d Wowiling tahun 2010.

  Depresi merupakan salah satu bentuk gangguan emosi yang menunjukan perasaan tertekan, sedih, tidak berharga, tidak berarti, tidak memiliki semangat dan pesimis tentang masa depan yang dirasakan oleh individu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan depresi pada pasien penyakit ginjal kronik. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode Cross Sectionalstudy, sampel

  59 responden yang terdiri dari keluarga dan pasien.Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner yang dibuat oleh peneliti dan diisi oleh responden. Selanjutnya data diolah dengan menggunakan bantuan program SPSS untuk dianalisis dengan uji chi-square dengan tingkat kemaknaan (α)0.05. Hasil penelitian menunjukan bahwa dukungan keluarga baik (83,1%) dengan tidak depresi (79,6%) sdangkan depresi (20,4%) dan dukungan kurang (16,9%) dengan depresi (70,0%) dan tidak depresi (30,0%). Kesimpulanada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan depresi,dengan nilai p=0,004. Saran bagi instansi kesehatan di rumah sakit agar lebih meningkatkan kualitas pelayanan kepada pasien agar dapat mencegah resiko terjadinya depresi pada pasien penyakit ginjal kronik.

  Perbedaan penelitian yang akan penulis lakukan dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini dilakukan dengan mengidentifikasi dari pervariabel antara konsep diri (gambaran diri, ideal diri, harga diri, peran dan identitas) dengan tingkat depresi pasien gagal ginjal melakukan terapi hemodialisa. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif non

  

eksperimental dengan desain survey analitik mengunakan jenis pendekatan

cross sectional. Pengambilan sampel teknik menggunakan Simpel Random

Sampling , sehingga dapat diketahui yang paling dominan antara komponen

  konsep diri yang meliputi gambaran diri, ideal diri, harga diri, peran dan identitas diri dengan tingkat depresi pasien yang mendapatkan terapi hemodialisa.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN DEPRESI PADA PASIEN GAGAL GINJAL YANG MENJALANI HEMODIALISIS - Bina Darma e-Journal

0 0 13

TUGAS AKHIR - DIARE PADA AN. R DENGAN GASTROENTERITIS AKUT DIRUANG CEMPAKA RSUD dr. R GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA - repository perpustakaan

0 0 15

HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN KOMITMEN ORGANISASI DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA - repository perpustakaan

0 0 16

DIARE PADA An. F DENGAN GASTROENTERITIS AKUT DI RUANG CEMPAKA RSUD dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA - repository perpustakaan

0 0 12

HIPERTERMI PADA AN. R DENGAN DENGUE HEMORAGIC FEVER DI RUANG CEMPAKA RSUD dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA - repository perpustakaan

0 0 16

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RSUD GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA - repository perpustakaan

0 1 8

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPERAN PADA KEJADIAN NEONATUS DENGAN HIPERBILIRUBINEMIA DI RSUD dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA - repository perpustakaan

0 0 16

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR DENGAN TEKANAN DARAH PADA PERAWAT KELAS III DI RSUD DR. R. GOETOENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA TAHUN 2017 - repository perpustakaan

0 0 11

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS 3 DI RSUD DR. R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA TAHUN 2016 - repository perpustakaan

0 0 15

HUBUNGAN ANTARA KOMPONEN KONSEP DIRI DENGAN TINGKAT DEPRESI PASIEN GAGAL GINJAL YANG MENDAPAT TERAPI HEMODIALISIS DI RSUD dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA - repository perpustakaan

0 0 16