ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN DENGAN KALA 1 LAMA, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS, KB SUNTIK 3 BULAN PADA NY.N USIA 23 TAHUN DI PUSKESMAS II SOKARAJA - repository perpustakaan

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. Tinjauan Medis A. KEHAMILAN

  1. Pengertian Kehamilan Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40) (Prawirohardjo, 2010: 213).

  Menurut Wiknjosastro (1991) kehamilan adalah urutan kejadian yang terdiri atas pembuahan, implantasi, pertumbuhan embrio, pertumbuhan janin dan berakhir pada kehamilan bayi. Ketika spermatozoa bertemu dengan ovum maka dimulailah awal kehamilan, setiap kehamilan selalu diawali dengan konsepsi yaitu pembuahan ovum oleh

  spermatozoa dan nidasi dari hasil konsepsi tersebut (Yongki, Judha, Rodiyah, dan Sudarti, 2012: 3).

  9 Menurut Saifuddin (2009) kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi sampai lahirnya bayi kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40) (Walyani, 2015: 69).

  Kehamilan adalah masa dimana seorang wanita membawa embrio atau fetus didalam tubuhnya. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus kira

  • – kira 280 hari (40 minggu), dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu) (kuswanti, 2014: 99).

  Jadi, kehamilan adalah fertilisasi dari spermatozoa dan ovum yang dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan berlangsung selama 40 minggu yang terbagi atas tiga trimester. Trimester I (0-12 minggu), trimester II (minggu ke-13 sampai ke-27), dan trimester III (minggu ke-28 sampai ke-40).

  2. Proses Kehamilan Proses kehamilan diawali dengan proses pembuahan (konsepsi). Pembuahan atau konsepsi sering disebut fertilisasi.

  Fertilisasi adalah penyatuan sperma laki-laki dengan ovum perempuan. Spermatozoa merupakan sel yang sangat kecil dengan ekor yang panjang sehingga memungkinkan untuk bergerak dalam media cair dan dapat mempertahankan fertilisasiya selama 2 sampai 4 hari. Sel telur (ovum) akan hidup maksimal 48 jam setelah ovulasi. Oleh karena itu agar fertilisasi berhasil, senggama harus dilakukan dalam waktu 5 hari di sekitar ovulasi (Hutahaean, 2013: 27).

  Proses kehamilan merupakan mata rantai yang bersinambung dan terdiri dari: ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2013: 75). Berikut adalah penjelasan proses kehamilan menurut Manuaba:

  a. Ovulasi Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem hormonal yang kompleks.Selama masa subur yang berlangsung 20 sampai 35 tahun, hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses pematangan dan terjadi ovulasi.

  b. Spermatozoa Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang kompleks. Spermatogonium berasal dari sel primitive tubulus, menjadi spermatosit pertama, menjadi spermatosit kedua, menjadi spermatid, akhirnya spermatozoa.

  c. Konsepsi Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut konsepsi atau fertilisasi dan membentuk zigot. d. Nidasi atau Implantasi Dengan masuknya inti spermatozoa kedalam sitoplasma,

  “vitelus” membangkitkan kembali pembuahan dalam inti ovum yang dalam keadaan “metafase”.

  e. Pembentukan Plasenta Terjadinya nidasi (implantasi) mendorong sel blastula mengadakan diferensiasi. Sel yang dekat dengan ruangan eksoselom membentuk entoderm dan yolk sac (kantong kuning telur) sedangkan sel lain membentuk ectoderm dan ruangan amnion. Plat embrio terbentuk diantara dua ruang yaitu ruang amnion dan kantung yolk sac. Plat embrio terdiri dari unsur ectoderm, entoderm, dan mesoderm. Ruangan amnion dengan cepat mendekati korion sehingga jaringannya yang terdapat diantara amnion dan embrio padat dan berkembang menjadi tali pusat (Manuaba, 2013: 75).

  3. Perubahan Fisiologi pada Kehamilan

  a. Uterus Rahim atau uterus yang semula besarnya sejempol atau beratnya 30 gram akan mengalami hipertrofi dan hiperplasia, sehingga menjadi berat 1000 gram saat akhir kehamilan. Otot rahim mengalami hipertrofi dan hyperplasia menjadi lebih besar, lunak, dan dapat mengikuti pembesaran Rahim karena pertumbuhan janin (Manuaba, 2013: 83). Menurut Varney (2007: 527) tinggi fundus memberi informasi tentang pertumbuhan progresif janin dan merupakan cara penapisan mendasar untuk mendeteksi masalah yang terkait dengan tinggi fundus yang terlalu besar atau terlalu kecil untuk perkiraan umur kehamilan sesuai tanggal.

Tabel 2.1 Ukuran tinggi fundus uteri menurut spiegelberg.

  Umur kehamilan (minggu) Ukuran (cm) 22 -28

  24

  • – 25 28 26,7 30 29,5
  • – 30 32 29,5
  • – 30

  34

  31

  36

  32

  38

  33 40 37,7

  Sumber: Rustam Mochtar, 2012: 41 Tabel 2.2 Hubungan tua kehamilan, besar uterus dan tinggi fundus uteri.

  Besar Tinggi Akhir bulan uterus fundus uteri

  1 Lebih besar dari biasa Belum teraba (palpasi)

  2 Telur bebek Di belakang simfisis

  3 Telur angsa

  1

  • – 2 jari di atas simfisis

  4 Kepala bayi Pertengahan simfisis

  • – pusat

  5 Kepala dewasa

  2

  • – 3 jari di bawah pusat

  6 Kepala dewasa Kira

  • – kira setinggi pusat

  7 Kepala dewasa

  2

  • – 3 jari di atas pusat

  8 Kepala dewasa Pertengahan pusat

  • – prosesus xiphoideus

  9 Kepala dewasa 3 jari dibawah Px atau sampai setinggi Px Sama dengan kehamilan 8 bulan, tetapi

  10 Kepala dewasa melebar ke samping Sumber: Rustam Mochtar, 2012: 42.

  b. Vagina Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena pengaruh estrogen sehigga tampak makin berwarna merah dan kebiru-biruan (tanda Chadwicks) (Manuaba, 2013: 92). c. Ovarium Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada usia 16 minggu (Manuaba, 2013: 92).

  d. Payudara Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan memberikan ASI pada saat laktasi (Manuaba,

  2013: 92).

  e. Sirkulasi Darah Ibu Menurut (Manuaba, 2013 : 92) perubahan peredaran darah ibu hamil dipengaruhi beberapa faktor, antara lain:

  1) Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi kebutuhan perkembangan dan pertumuuhan janin dalam rahim. 2) Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi retroplasenter.

  3) Pengaruh hormon estrogen dan progesteron makin meningkat.

  Menurut (Manuaba, 2013: 93) akibat dari faktor-faktor yang mempengaruhi peredaran darah dijumpai beberapa perubahan, sebagai berikut:

  1)

  Volume darah. Volume darah yang semakin meningkat dan

  jumlah serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi pengenceran darah (hemodilusi), dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu.

  2)

  

Sel darah. Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk

  dapat mengimbangi pertmbuhan janin dalam rahim, tetapi pertambahan sel darah tidak seimbang dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodilusi yang disertai anemia fisiologis. Jumlah sel darah putih meningkat hingga mencapai 10.000/ml. 3)

  

Sistem Respirasi. Pada kehamilan terjadi juga perubahan

sistem respirasi untuk dapat memenuhi kebutuhan oksigen.

  Disamping itu terjadi desakan diafragma Karena dorongan rahim yang membesar pada usia kehamilan 32 minggu.

  Menurut Sukarni (2013: 67) kebutuhan oksigen saat hamil meningkat sampai 20 %, respirasi normal yaitu (20

  • –24 x/menit).

  4)

Sistem Pencernaan. Oleh karena pengaruh estrogen

  pengeluaran asam lambung meningkat dan dapat menyebabkan: pengeluaran air liur berlebihan (hipersalivasi), daerah lambung terasa panas, terjadi mual dan sakit/pusing kepala terutama pagi hari yang disebut morning sickness, muntah yang terjadi disebut emesis gravidarum, muntah berlebihan sehingga menggangu kehidupan sehari-hari disebut hiperemesis gravidarum, progesteron menimbulkan gerak usus makin berkurang dan dapat menyebabkan obstipasi.

  5)

  Traktus urinarius. Karena pengaruh desakan hamil muda dan

  turunnya kepala bayi pada hamil tua, terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering berkemih. Desakan tersebut menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh. 6)

  Perubahan pada kulit. Pada kulit terjadi perubahan deposit

  pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh

  melanophore stimulating hormone lobus hipofisis anterior dan pengaruh

  kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae gravidarum livide atau alba, areola mamae, papilla mamae, linea nigra, pipi (khloasma gravidarum). Setelah persalinan hiper pigmentasi ini akan menghilang.

  7) Metabolisme. Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami perubahan yang mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan memberikan ASI.

  f. Sistem Musculoskeletal Menurut Hutahaean (2013) pada sistem musculoskeletal terjadi juga perubahan, seperti sebagai berikut:

  1) Pembesaran payudara dan rotasi anterior panggul memungkinkan untuk terjadinya lordosis.

  2) Ibu sering mengalami nyeri dibagian punggung dan pinggang karena mempertahankan posisi stabil, beban meningkat pada otot punggung dan kolumna vertebrae. 3) Adaptasi musculoskeletal

  a) Pengaruh hormonal (1) Relaksasi persendian karena pengaruh hormone relaksin.

  (2) Mobilitas dan pliabilitas (pelunakan) meningkat pada sendi sakroiliaka.

  b) Pengaruh mekanik (1) Peningkatan berat badan karena pembesaran uterus.

  (2) Perubahan postur. (3) Diastasis rekti. (4) Sindroma carpal tunnel.

  c) Relaksasi dan hipermobilitas sendi pada masa hamil kembali stabil dan ukuran sama dengan sebelum hamil, kecuali pada kaki (Hutahaean, 2013: 45).

  g. Sistem Endrokin Menurut Hutahaean pada sistem endokrin terjadi juga perubahan, seperti sebagai berikut:

  1) Kelenjar tiroid

  a) Pembesaran kelenjar tiroid merupakan akibat hiperplasia jaringan glandular dan peningkatan vaskularitas. b) Konsumsi oksigen (O ) dan peningkatan basal metabolic

  2 rate (BMR) merupakan akibat aktivitas janin.

  2) Kelenjar paratiroid

  a) Kehamilan menginduksi hiperparatiroidisme sekunder ringan, suatu refleks peningkatan kebutuhan kalsium (Ca) dan vitamin D.

  b) Saat kebutuhan raangka janin mencapai puncak (pertengahan kedua kehamilan), kadar parathormon plasma meningkat, kadar meningkat antara minggu ke-15 dan ke-35 gestasi. 3) Pankreas

  a) Janin butuh glukosa sebagai bahan bakar pertumbuhan, tidak hanya menghasilkan simpanan glukosa ibu tetapi juga menurunkan kemampuan ibu menyintesis glukosa dengan menyedot habis asam amino ibu.

  b) Kadar glukosa ibu menurun, insulin ibu tidak dapat menembus plasenta untuk sampai ke janin. Akibatnya, pada awal kehamilan pankreas meningkatkan produksi insulinnya.

  c) Seiring peningkatan usia kehamilan, plasenta bertumbuh dan secara progresif memproduksi hormon dalam jumlah yang lebih besar (misalnya: human placental lactogen (HPL), estrogen, dan progesteron). Peningkatan produksi kortisol oleh kelenjar adrenal juga terjadi. d) Estrogen, progesteron, dan kortisol secara kolektif menurunkan kemampuan ibu untuk menggunakan insulin.

  Hal ini merupakan mekanisme protektif yang menjamin suplai glukosa untuk mencukupi kebutuhan unit feto- plaental. Akibatnya, tubuh ibu hamil membutuhkan lebih banyak insulin.

  4) Prolaktin hipofisis

  a) Pada kehamilan, prolaktin serum mulai meningkat secara progresif pada trimester I sampai aterm.

  b) Secara umum diyakini bahwa walaupun semua unsur hormonal (estrogen, progesteron, tiroid, insulin, dan kortisol bebas) yang diperlukan untuk pertumbuhan payudara dan produksi susu terdapat dalam kadar yang meningkat selama kehamilan, kadar estrogen yang tinggi menghambat sekresi alveolar aktif dengan menghambat peningkatan prolaktin pada jaringan payudara, sehingga menghambat efek prolaktin pada epitel target.

  c) Progesteron meyebabkan lemak disimpan dalam jaringan subkutan di abdomen, punggung, dan paha atas. Lemak berfungsi sebagai cadangan energi, baik pada masa hamil maupun menyusi.

  d) Beberapa hormon lain yang memengaruhi nutrisi adalah sebagai berikut: (1) Aldosteron mempertahankan natrium.

  (2) Tiroksin mengatur metabolism. (3) Paratiroid mengatur metabolisme kalsium (Ca) dan magnesium (Mg).

  (4)

  Human placental lactogen (HPL) berperan sebagai

  hormon pertumbuhan kelenjar susu di dalam payudara dan berbagai perubahan metabolik yang mengiringinya. (5)

Human chorionic gonadotropin (HCG) menginduksi

  mual dan muntah pada beberapa wanita selama awal kehamilan (Hutahaean, 2013: 46).

  h. Sistem Integumen Menurut Hutahaean, sistem integument mengalami perubahan selama hamil disebabkan oleh perubahan keseimbangan hormon dan peregangan mekanis yang ditandai dengan beberapa kondisi berikut:

  1) Peningkatan aktivitas

  melanophore stimulating hormon

  mengakibatkan hiperpigmentsi wajah (kloasma gravidarum), payudara, linea alba, dan striae gravidarum. Jaringan elastis kulit mudah pecah, menyebabkan striae gravidarum, atau tanda regangan.

  2) Perubahan umum lainnya yang timbul adalah peningkatan ketebalan kulit dan lemak subdermal, hiperpigmentasi, pertumbuhan rambut dan kuku, percepatan aktivitas kelenjar keringat dan sebasea, serta peningkatan sirkulasi dan aktivitas vasomotor (Hutahaean, 2013: 47). i. Sistem Gastrointestinal

  Menurut (Hutahaean, 2013: 48) selama masa hamil, nafsu makan meningkat, sekresi usus berkurang, fungsi hati berubah, dan absorbs nutrien meningkat. Aktivitas peristaltik (motilitas) menurun, akibatnya bising usus menghilang, sehingga menyebabkan konstipasi, mual serta muntah. Aliran darah ke panggul dan tekanan vena meningkat, sehingga menyebabkan hemoroid terbentuk pada akhir kehamilan. j. Sistem Kardiovaskuler

  Hipertrofi atau dilatasi ringan jantung mungkin disebabkan oleh peningkatan volume darah dan curah jantung. Oleh karena diafragma terdorong ke atas, jantung terangkat ke atas lalu berotasi ke depan dan ke kiri. Peningkatan ini juga menimbulkan perubahan hasil auskultasi yang umum terjadi selama masa hamil. Perubahan pada auskultasi mengiringi perubahan ukuran dan posisi jantung (Hutahaean, 2013: 50).

  Menurut (Hutahaean, 2013: 50) perubahan sistem kardiovaskuler dapat mempengaruhi perubahan-perubahan lain, seperti sebagai berikut: tekanan darah, volume dan komposisi darah, curah jantung, dan waktu sirkulasi dan koagulasi. k. Sistem Neurologi Menurut Hutahaean pada sistem neurologi terjadi juga perubahan, seperti sebagai berikut:

  1) Kompresi saraf panggul atau stasis vaskuler akibat pembesaran uterus dapat menyebabkan perubahan sensori di tungkai bawah. 2) Lordosis dorsolumbar dapat menyebabkan nyeri akibat tarikan pada saraf atau kompresi akar saraf.

  3) Akroestesia (rasa baal dan gatal di tangan) timbul akibat posisi bahu yang membungkuk, terkait dengan tarikan pada segmen pleksus brakialis. 4) Nyeri kepala akibat ketegangan umum timbul saat ibu cemas, atau juga gangguan penglihatan seperti kesalahan reflaksi, sinusitis, atau migraine (Hutahaean, 2013: 51). l. Plasenta

  Plasenta merupakan akar janin untuk mengisap nutrisi dari ibu dalam bentuk O , asam amino, vitamin, mineral, dan zat

  2

  lainnya ke janin dan membuang sisa metabolisme janin dan CO 2. Plasenta berbentuk bundar dengan ukuran 15 cm x 20 cm dengan tebal 2,5 sampai 3 cm dan berat plasenta 500 g. Tali pusat yang menghubungkan plasenta panjangnya 25 sampai 60 cm. Plasenta terbentuk sempurna pada minggu ke-16 dimana desidua parietalis dan desidua kapsulari telah menjadi satu. Sebelum plasenta terbentuk sempurna dan sanggup untuk memelihara janin, fungsinya dilakukan oleh korpus luteum gravidarum. Saat nidasi vili korialis mengeluarkan hormon korionik gonadotropin sehingga korpus luteum dapat bertahan (Manuaba, 2013: 96).

  Menurut Manuaba beberapa hormon yang dihasilkan plasenta: korionik gonadotropin, korionik somatomamotrofin, estrogen plasenta, dan progestron.

  Menurut Manuaba fungsi plasenta adalah sebagai berikut: 1) Sebagai alat nutritive.

  2) Sebagai alat pernapasan dimana janin mengambil O dan

  2

  membuang CO 2. 3) Menghasilkan hormon pertumbuhan dan persiapan pemberian

  ASI. Hormon yang dihasilkan oleh plasenta adalah: korionik gonadotropin, korionik somatomamotrofin (plasenta laktogen), estrogen dan progesteron, eorionik tirotropin, relaksin. 4) Sebagai alat penyalur antibodi ketubuh janin. 5) Sebagai barrier atau filter. Sel trofoblas cukup kuat untuk bertindak sebagai barrier terhadap beberapa bakteri atau virus

  (Manuaba, 2013: 97). m. Likuor amnii

  Jumlah likuor amni (air ketuban) sekitar 1000 ml sampai 1500 ml pada kehamilan aterm. Berat jenisnya antara 1,007 sampai 1,008. Likuor amnii terdiri dari 2,3% bahan organik (protein, vernik kaseosa, rambut lanugo, zat lemak, lesitin, dan spingomielin) dan 97% sampai 98% bahan anorganik (air, garam, yang larut dalam air). Menurut (Manuaba, 2013: 98) fungsi air ketuban ada beberapa macam, sebagai berikut: 1) Saat kehamilan berlangsung, fungsinya sebagai berikut:

  a) Memberikan kesempatan berkembangnya janin dengan bebas ke segala arah.

  b) Menyebarkan tekanan bila terjadi trauma langsung.

  c) Sebagai penyangga terhadap panasdan dingin.

  d) Menghindari trauma langsung terhadap janin. 2) Saat in partu, fungsinya sebagai berikut:

  a) Menyebarkan kekutan HIS sehingga serviks dapat membuka.

  b) Membersihkan jalan lahir karena mempunyai kemampuan sebagai desinfektan.

  c) Sebagai pelicin saat persalinan.

  4. Perubahan Fisiologi Janin pada Kehamilan

  a. Perkembangan Konseptus Konseptus adalah semua jaringan yang membagi diri menjadi berbagai jaringan embrio, korion, amnion, dan plasenta.

  Sejak konsepsi perkembangan konseptus terjadi sangat cepat yaitu zigot mengalami pembelahan menjadi morula (terdiri atas 16 sel blastomer), kemudian menjadi blastokisis (terdapat cairan di tengah) yang mencapai uterus, dan kemudian sel-sel mengelompok, berkembang menjadi embrio (sampai minggu ke-

  7). Setelah minggu ke-10 hasil konsepsi disebut janin (Prawirohardjo, 2009: 157).

  b. Embrio dan Janin Embrio akan berkembang sejak usia 3 minggu hasil konsepsi. Secara klinik pada usia gestasi 4 minggu dengan USG akan tampak sebagai kantong gestasi berdiameter 1 cm, tetapi embrio belum tampak. Pada minggu ke-6 dari haid terakhir usia konsepsi 4 dengan embrio berukuran 5mm, kantong gestasi berukuran 2-3 cm. Pada saat itu akan tampak denyut jantung.

  Pada akhir minggu ke-8 usia gestasi 6 minggu dengan embrio berukuran 22-24 mm, dimana akan tampak kepala yang relative besar dan tonjolan jari (Prawirohardjo, 2009: 157).

Tabel 2.3 Perkembangan Fungsi Organ Janin

  Usia gestasi Organ

  6 Pembentukan hidung, dagu, palatum, dan tonjolan paru. Jari-jari telah terbentuk, namun masih tergenggam. Jantung telah terbentuk penuh.

  7 Tampak mata pada muka. Pembentukan alis dan lidah.

  8 Mirip bentuk manusia, mulai pembentukan genetalia eksterna. Sirkulasi melalui tali pusat dimulai. Tulang mulai terbentuk.

  9 Kepala meliputi separuh besar janin, terbentuk namun tak akan membuka sampai 28 minggu. 13-16 Janin berukuran 15 cm. ini merupakan awal dari trimester ke-. Kulit janin masih transparan, telah mulai tumbuh lanugo. Janin bergerak aktif yaitu menghisap dan menelan air ketuban. Telah terbentuk mekonium dalam usus. Jantung berdenyut 120-150x/menit. 17-24 Komponen mata terbentuk penuh, juga sidik jari. Seluruh tubuh diliputi oleh verniks kaseosa (lemak). Janin mempunyai refleks. 25-28 Ini permulan trimester ke-3 dimana terdapat perkembanan otak yang cepat.

  Sistem saraf mengendalikan gerakan dan fungsi tubuh, mata sudah membuka. Kelangsungan hidup pada periode ini sangat sulit bila lahir. 29-32 Bila bayi dilahirkan, ada kemungkinan untuk hidup. Tulang telah terbentuk sempurna, gerakan napas telah regular, suhu relative stabil.

  33-36 Berat janin 1500-2500 gram. Lanugo mulai berkurang, pada saat 35 minggu paru telah matur. Janin akan dapat hidup tanpa kesulitan. 38-40 Sejak 38 minggu kehamilan disebut aterm, dimana bayi akan meliputi seluruh uterus. Air ketuban mulai berkurang, tetapi masih dalam batas normal.

  Sumber: Prawirohardjo, 2009 c. Sistem Kardiovaskuler Semua kebutuhan janin disalurkan melalui vena umbilikal, maka sirkulasi menjadi khusus. Tali pusat berisi 1 vena dan 2 arteri. Vena menyalurkan oksigen dan makanan dari plasenta ke janin. Sebaliknya kedua arteri menjadi pembuluh balik yang menyalurkan darah ke arah plasenta untuk dibersihkan dari sisa metabolisme. Setelah bayi lahir semua pembuluh umbilikal, duktus venosus, dan duktus arteriosus akan mengerut. Pada saat lahir akan terjadi perubahan sirkulasi, dimana terjadi pengembangan paru dan vena pulmonalis, duktus arteriosus akan menutup dalam 3 hari dan total pada minggu ke-2 (Prawirohardjo, 2009: 159) d. Darah Janin

  Proses pembentukan darah janin yaitu bermula diproduksi

  

yolk sac kemudian di hati dan akhirnya di sum-sum tulang. Eritrosit

  janin relatif besar dan berinti. Hemoglobin mengalami peningkatan dari 12g/dl pada pertengahan kehamilan menjadi 18 g/dl pada aterm (Prawirohardjo, 2009: 160).

  e. Sistem Respirasi Gerakan napas janin telah dapat dilihat sejak kehamilan 12 minggu dan pada 34 minggu secara reguler gerak napas ialah 40-

  60x/menit dan diantara jeda adalah periode apnea (Prawirohardjo, 2009: 161). f. Sistem Gastrointestinal Pada 26 minggu enzim sudah terbentuk meskipun amilase baru nyata pada periode neonatal janin meminum air ketuban dan akan tampak gerakan peristaltik usus. Protein dan cairan amnion yang ditelan akan menghasilkan mekonium di dalam usus (Prawirohardjo, 2009: 161).

  g. Sistem Ginjal Pada 22 minggu akan tampak pembentukan korpuskel ginjal di zona jukstaglomerularis yang berfungsi filtrasi. Ginjal terbentuk sempurna pada minggu ke-36. Pada janin hanya 2% dari curah jantung mengalir ke ginjal, mengingat sebagian besar sisa metabolisme dialirkan ke plasma. Sementara itu, tubuli juga mampu filtrasi sebelum glomerulus berfungsi penuh. Urin janin menyumbang cukup banyak pada volume cairan amnion. Bila terdapat kondisi oligohidramnion itu merupakan pertanda penurunan fungsi ginjal atau kelainan sirkulasi (Prawirohardjo, 2009: 162).

  h. Sistem Saraf Mielinisasi saraf spinal terbentuk pada pertengahan kehamilan dan berlanjut sampai usia bayi 1 tahun. Fungsi saraf sudah tampak pada usia 10 minggu yaitu janin bergerak, fleksi kaki, sedangkan genggaman tangan lengkap dapat dilihat pada 4 bulan. Janin sudah dapat menelan pada 10 minggu, sedangkan gerak respirasi pada 14-16 minggu. Janin sudah mampu mendengar sejak 16 minggu. Kemampuan untuk melihat cahaya baru jelas pada akhir kehamilan. Janin mampu membuat hormon sendiri misalnya tiroid, ACTH. Korteks adrenal dirangsang oleh ACTH (Prawirohardjo, 2009: 162). i. Kelenjar Endokrin

  Sistem endokrin janin telah bekerja sebelum sistem saraf mencapai maturitas. Kelenjar hipofisis anterior mempunyai 5 jenis sel yang mengeluarkan 6 hormon yaitu laktotrop menghasilkan prolaktin, somatotrop menghasilkan hormon pertumbuhan, kortikotrop menghasilkan kortikotropin (ACTH), tirotrop menghasilkan TSH, dan gonadotrop menghasilkan LH, FSH.

  Nerohipofisis juga sudah berkembang pada usia 10-12 minggu sehingga oksitosin dan AVP (arginine vasopressin) sudah dihasilkan (Prawirohardjo, 2009: 162). j. Pembentukan Kelamin

  Sel benih primordial yang berasal dari yolk sac bermigrasi ke lekukan bakal gonad. Perkembangan testis diatur oleh gen

  

testis determining factor (TDF) atau disebut sex determining

region (SRY). Sel sertoli pada testis mengeluarkan zat mullerian-

inhibiting substance yang berfungsi represi duktus Muller.

  Testosteron diproduksi oleh testis akibat rangsang HCG dan LH. Sebaliknya apabila tidak terdapat testis, akan terbentuk gonad dan fenotip perempuan. Pada kondisi janin perempuan, akibat terpapar androgen berlebihan, akan timbul genitalia ambiguitas (Prawirohardjo, 2009: 163).

  5. Tanda dan Gejala Kehamilan Menurut (Manuaba, 2013: 107) tanda dan gejala kehamilan dibagi 3, sebagai berikut: a. Tanda Dugaan Kehamilan, dijabarkan sebagai berikut: amenorea

  (terlambat datang bulan), mual dan muntah (emesis), ngidam, sinkope atau pingsan, payudara tegang, sering miksi, konstipasi atau obstipasi, pigmentasi kulit, epulis, varises atau penampakan pembuluh darah vena.

  b. Tanda tidak Pasti Kehamilan, dijabarkan sebagai berikut: rahim membesar, pada pemeriksaan dalam dijumpai (tanda hegar, tanda chadwicks, tanda piscaseck, kontraksi Braxton hicks, teraba ballottement), pemeriksaan tes biologis kehamilan positif.

  c. Tanda Pasti Kehamilan, dijabarkan sebagai berikut: gerakan janin dalam rahim, terlihat/teraba gerakan janin dan teraba bagian-bagian janin, denyut jantung janin terdengar.

  6. Ketidaknyamanan dalam Kehamilan dan Cara Mengatasinya Menurut (Varney, 2007: 536) ketidaknyamanan pada kehamilan dibagi berdasarkan usia kehamilan, yaitu sebagai berikut: a. Trimester 1

  1) Nausea Nausea disertai muntah-muntah ditafsirkan keliru sebagai morning sickness, tetapi sering terjadi pada siang atau sore hari atau bahkan sepanjang hari. Cara mengatasi Nausea diantaranya yaitu: makan porsi kecil tetapi sering, jangan menyikat gigi anda segera setelah makan untuk menghindari stimulasi reflek gak, minum lah minuman yang mengandung karbohidra, hindari makanan beraroma kuat atau menyengat, batasi lemak dalam diet anda, istirahat, gunakan obat

  • –obatan anti mual. 2) Ptialisme (Salivasi Berlebihan)

  Ptialisme merupakan kondisi yang tidak lazim, yang dapat disebabkan oleh peningkatan keasaman didalam mulut atau peningkatan asupan zat pati yang menstimulasi kelenjar saliva pada wanita yang rentan mengalami sekresi yang berlebihan. 3) Keletihan

  Keletihan diakibatkan oleh penurunan drastis laju metabolisme dasar pada awal kehamilan, tetapi alasan hal ini terjadi masih belum jelas. Dugaan lain adalah bahwa peningkatan progesteron memiliki efek menyebabkan tidur.

  4) Nyeri punggung bagian atas (non patologis) Nyeri punggung akibat peningkatan ukuran payudara, yang membuat payudara menjadi berat. Metode untuk mengurangi nyeri ini adalah menggunakan bra yang berukuran sesuai ukuran payudara dengan mengurangi mobilitas payudara,bra penyongkong yang berukuran tepat juga untuk menguraingi ketidaknyamanan akibat nyeri tekanan pada payudara yang timbul karena pembesaran payudara. 5) Leukorea

  Sekresi vagina dalam jumlah besar, dengan konsentrasi kental atau cair, sekresi ini bersifat asam akibat pengubahan sejumlah besar glikogen pada sel epitel vagina menjadi asam laktak oleh basil doderlain untuk mengatasi leukorea adalah dengan memperhatikan kebersihan tubuh pada area tersebut dan mengganti pakaian dalam berbahan katun dengan sering, wanita sebaiknya tidak melakukan douch atau menggunakan semprot untuk menjaga kebersihan area genetalia. 6) Peningkatan frekuensi berkemih (non patologis) Terjadi akibat peningkatan berat pada fundus uterus.

  Peningkatan berat pada fundus uterus ini membuat istimus menjadi lunak (tanda hegar), menyebabkan antefleksi pada uterus yang membesar, hal ini menimbulkan tekanan langsung pada kandung kemih. Cara mengatasinya: mengurangi asupan cairan sebelum tidur malam sehingga tidak perlu bolak balik kekamar mandi pada saat mencoba tidur.

  7) Nokturia Aliran balik vena dari ekstremitas difasilitasi saat wanita sedang berbaring pada posisi lateral rekumben karena uterus tidak lagi menekan pembuluh darah panggul dan vena kafa inferior. Satu

  • –satunya cara untuk mengatasi nokturia adalah menjelaskan mangapa hal ini terjadi lalu membiarkan memilih cara yang nyaman baginya dan menganjurkan mengurangi cairan setelah makan sore sehingga asupannya selama sisa hari tersebut tidak akan memperberat masalah.

  b. Trimester II 1) Konstipasi

  Konstipasi dapat diduga terjadi akibat penurunan parites yang disebabkan relaksasi otot polos pada uterus besar ketika terjadi peningkatan jumlah progesteron pergeseran dan tekanan pada usus akibat pembesaran uterus atau bagian presentasi juga dapat menurunkan motilitas dan saluran gastroinstetinal sehingga menyebabkan konstipasi. Cara penanganan konstipasi yang paling efektif menurut yaitu: asupan cairan yang adekuat, yakni minuman air mineral 8 gelas sehari (ukuran gelas minum), mengkonsumsi buah-buahan, berjalan setiap hari, pertahankan postur yang baik, mekanisme tubuh yang baik, latihan kontraksi otot abdomen bagian bawah secara teratur, semua bagian memfasilitasi sirkulasi vena sehingga mencegah kongesti pada usus besar, makan makanan (berserat, dan mengandung serat alami (misalnya): slada, daun sledri, kulit padi).

  2) Hemoroid Progesteron menyebabkan relaksasi dinding vena dan usus besar. Pembesaran uterus mengakibatkan peningkatan tekanan, secara spesifik juga secara umum pada vena hemoroid. Tekanan ini akan mengganggu sirkulasi vena dan mengakibatkan kongesti pada vena panggul. Cara penanganan hemoroid antara lain: hindari konstipasi, hindari mengejan saat defekasi, mandi berendam air hangat, tirah baring dengan cara mengelevasi panggul dan ekstermitas bagian bawah. 3) Kesemutan dan baal pada jari

  Perubahan pada pusat gravitalis akibat uterus yang membesar dan bertambah berat dapat menyebabkan wanita mengambil prostur dengan posisi bahu terlalu jauh kebelakang dan kepala antefleksi sebagai upaya menyeimbangkan berat bagian depanya dan lengkung punggungnya. Postur ini diduga menyebabkan penekanan pada syaraf median dan ulnar lengan, yang akan mengakibatkan kesemutan dan baal pada jari

  • –jari.
c. Trimester III 1) Nokturia

  Aliran balik vena dari ekstremitas difasilitasi saat wanita sedang berbaring pada posisi lateral rekumben karena uterus tidak lagi menekan pembuluh darah panggul dan vena kava inferior. Cara untuk mengatasi nokturia adalah cairan setelah makan sore sehingga asupan selama sisa hari tersebut tidak akan memberatkan masalah.

  2) Nyeri ulu hati Penyebab nyeri ulu hati adalah sebagai berikut:

  a) Relaksasi sfingter jantung pada lambung akibat pengaruh yang ditimbulkan peningkatan jumlah progesteron.

  b) Penurunan mortilitas gastrointestinal yang terjadi akibat relaksasi otot halus yang kemungkinan disebabkan peningkatan jumlah progesteron dan tekanan uterus.

  c) Tidak ada ruang fungsional untuk lambung akibat perubahan tempat dan penekanan oleh uterus.

  Saran yang dapat diberikan untuk nyeri ulu hati antara lain: makan dengan porsi kecil, tetapi sering, untuk menghindari lambung menjadi terlalu penuh, regangkan lengan anda melampaui kepala untuk memberi ruang bagi perut anda untuk berfungsi, hindari makanan berlemak, menghindari makanan dingin, menghindari makanan pedas atau makanan lain yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan, menghindari makanan berserat atau makanan lengkap saat sebelum tidur.

  3) Dispareunia Nyeri pada saat berhubungan seksual dapat berasal dari sejumlah penyebab selama kehamilan. Cara menangani dispareunia antara lain: perubahan posisi dapat mengurangi masalah yang disebabkan oleh pembesaran abdomen atau nyeri akibat penetrasi yang terlalu dalam, kompres es dapat mengurangi kongesti yang dapat ditangani juga menimbulkan ketidaknyamanan tersendiri.

  4) Hiperventilasi dan sesak nafas Peningkatan jumlah progesterone selama kehamilan diduga mempengaruhi langsung pusat pernafasan untuk menurunkan kadar karbon dioksida dan meningkatkan kadar oksigen. Hiperventilasi akan menurunkan kadar karbon dioksida. Cara

  • –cara penanganannya antara lain: melakukan berdiri dan meregangkan lengannya diatas kepalanya secara berkala dan mengambil nafas dalam, mempertahankan postur yang baik, jangan menjatuhkan bahu, melakukan pernafasan interkosta, melakukan
peregangan yang sama ditempat tidur seperti saat sedang berdiri.

  5) Varises Perubahan ini diakibatkan penekanan uterus yang membesar pada vena panggul saat wanita tersebut duduk atau berdiri dan penekanan pada vena kava inferior saat ia berbaring. Penanganan untuk mengatasi varises vulva sebagai berikut: menghindari menggunakan pakaian ketat, menghindari berdiri lama, menyediakan waktu istirahat, dengan kaki dielevasi secara periodik sepanjang hari, mempertahankan tungkai anda tidak menyilang saat duduk, melakukan latihan kegel untuk mengurangi varises vulva atau hemoroid untuk meningkatkan sirkulasi.

  7. Komplikasi selama kehamilan Menurut Prawirohardjo & Mochtar komplikasi selama kehamilan antara lain: a. Perdarahan

  Perdarahan pada kehamilan muda atau usia kehamilan dibawah 20 minggu, umumnya disebabkan oleh keguguran. Pada umumnya disebabkan oleh molahidatidosa. Perdarahan pada kehamilan muda dengan uji kehamilan yang tidak jelas, pembesaran uterus yang tidak sesuai (lebih kecil) dari usia kehamilan, dan adanya massa di adneksa biasanya disebabkan oleh kehamilan ektopi. Perdarahan pada usia kehamilan lanjut atau diatas 20 minggu pada umumnya disebabkan oleh plasenta previa (Prawirohardjo, 2010: 282) b. Preeklamsi

  Pada umumnya ibu hamil dengan usia kehamilan diatas 20 minggu disertai dengan peningkatan tekanan darah diatas normal sering diasosiasikan dengan preeklamsia. Menurut (Prawirohardjo, 2010: 283) gejala dan tanda yang lain dari preeklamsi adalah sebagai berikut:

  1. Sakit kepala atau sefalgia (frontal atau oksipital) yang tidak membaik dengan pengobatan umum.

  2. Gangguan penglihatan seperti pandangan kabur, skotomata, silau, atau berkunang

  • –kunang.

  3. Nyeri epigastrik.

  4. Oliguria (iuaran kurang dari 500 ml/24 jam).

  5. Tekanan darah sistolik 20

  • –30 mmhg dan diastolik 10-20 mmhg diatas normal.

  6. Protein uria (diatas positif 3).

  7. Oedem menyeluruh

  c. Hiperemesis Gravidarum Adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi (Mochtar, 2012: 141). d. Abortus (keguguran) dan Kelain dalam Kehamilan Tua Menurut (Mochtar, 2012: 150) keguguran adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Abortus dibagi menjadi:

  1) Abortus imminens. Keguguran mengancam keguguran belum terjadi kehamilan dapat dipertahankan.

  2) Abortus insipien, adalah proses keguguran yang sedang berlangsung. Ditandai dengan adanya rasa sakit karena telah terjadi kontraksi rahim untuk mengelurakan hasil konsepsi. Ostium bisa ditemukan sudah terbuka dan kehamilan tidak dapat dipertahankan lagi.

  3) Abortus inkompletus (keguguran bersisa): hanya sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluarkan, yang tertinggal adalah desidua atau plasenta. 4) Abortus komplektus (keguguran lengkap). Artinya seluruh hasil konsepsi dikeluarkan (desidua dan fetus), sehingga rongga rahim kosong. 5) Missed abortion. Adalah keadaan dimana janin yang telah mati masih berada di dalam rahim.

  e. Dismaturitas Dismaturitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukan ketidak sesuaian tuanya kehamilan dengan berat janin lahir

  (Mochtar, 2012: 155). f. Postmatur Kehamilan postmatur adalah kehamilan yang berlangsung lebih lama dari 42 minggu, dihitung bedasarkan rumus Neagele dengan siklus haid rata-rata 28 hari. Partusnya disebut partus postmaturus atau serotinus dan bayinya disebut post-maturitas (serotinus) (Mochtar, 2012: 156).

  g. Kematian Janin dalam Kandungan Hal ini adalah keadaan tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin dalam kandungan. Kematian Janin Dalam Kandungan

  (KJDK) atau

  intra uterine fetal death (IUFD) sering dijumpai, baik

  pada kehamilan di bawah 20 minggu maupun sesudah kehamilan 20 minggu (Mochtar, 2012: 157).

  h. Kelainan Letak Kehamilan (Kehamilan Ektopik) Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan hasil konsepsi berimplantasi di luar endometrium Rahim (Mochtar, 2012: 159). i. Penyakit Trofoblas

  Menurut (Mochtar, 2012: 167), penyakit trofoblas dalam komplikasi kehamilan dapat menyebabkan seperti: 1) Molahidatidosa, adalah jontot-jontot korion yang tumbuh berganda berupa gelembung-gelembung kecil yang mengandung banyak cairan sehingga menyerupai buah anggur, atau mata ikan. Karena itu disebut juga hamil anggur atau mata ikan. Kelainan ini merupakan neoplasma trofoblas yang jinak (benigna).

  2) Mola ivasif, muncul dari invasif myometrium melalui penyebaran langsung maupun aliran darah vena. Dianogsia ditegakkan secara klinis bedasarkan peningkatan atau pendataran kadar B HCG yang tidak kunjung normal sesudah evakuasi mola hidatidosa. 3)

  Choriokarsinorma, adalah penyakit keganasan dengan karakteristik hiperplasia dan anaplasia trofoblas abnormal.

  4)

  Placental site throphoblastic tumor. Berasal dari tempat

  implantasi plasenta yang mirip dengan

  syncytial endomyometritis. Secara patologi sel tumor menginfiltrasi

  miometrium dan tumbuh diantara sel-sel otot polos dan menginvasi pembuluh darah. j. Penyakit dan Kelainan Plasenta dan Tali Pusat

  Plasenta normal beratnya kira-kira 500 gr atau 1/6 dari berat badan janin, diameternya rata-rata 15-20 cm dengan tebal 2,5 cm. kelainan yang dapat dialami plasenta yaitu kelainan ukuran dan bobot dan kelainan bentuk dan variasi bentuk (Mochtar, 2012: 171). k. Air Ketuban

  Menurut (Mochtar, 2012: 175), terdapat komplikasi kehamilan pada air ketuban, seperti: 1) Oligohidramnion, adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal, yaitu lebih kecil dari setengah liter.

  2) Hidramnion, adalah suatu keadaan di mana jumlah air ketuban jauh lebih banyak dari normal, biasanya kalau lebih dari 2 liter. 3) Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum ini perlu. l. Perdarahan Antepartum (Hamil Tua)

  Menurut (Mochtar, 2012: 187), perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah kehamilan 28 minggu.

  Biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya daripada perdarahan kehamilan sebelum 28 minggu. Perdarahan sebelum, sewaktu, dan sesudah bersalin adalah kelainan yang tetap berbahaya dan mengancam jiwa ibu, perdarahan dalam kehamilan terjadi bisa saja karena: plasenta previa dan solusio plasenta.

  8. Perubahan Psikologis Ibu Hamil Menurut Kusmiyati (2009) perubahan psikologis ibu hamil setiap trimesternya sebagai berikut: a. Trimester I

  Trimester pertama sering dikatakan sebagai masa penentuan. Penentuan untuk membuktikan bahwa wanita dalam keadaan hamil. Pada saat inilah tugas psikologis pertama sebagai calon ibu untuk dapat menerima kenyataan akan kehamilannya. Akibat dari peningkatan hormon estrogen dan progesteron pada tubuh ibu hamil, banyak ibu hamil yang merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan, dan kesedihan. Akan timbul kebingungan tentang kehamilannya terkait pengalaman buruk sebelum kehamilan, efek kehamilan yang akan terjadi pada hidupnya, tanggung jawab baru atau tambahan yang akan dipikul, kecemasannya tentang kemampuan dirinya untuk menjadi seorang ibu, dan penerimaan kehamilannya oleh orang lain. Kebingungan ini biasanya akan berakhir spontan pada saat dia menerima kehamilannya, dan penerimaan terjadi pada akhir trimester pertama. Pada trimester pertama ini juga timbul kekhawatiran dalam menunggu kehamilan menjadi aman.

  Pada trimester ini seorang ibu akan selalu mencari tanda- tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil.

  Perubahan pada hasrat untuk melakukan hubungan seksual kebanyakan mengalami penurunan libido, ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti fisik, emosi, maslah disfungsi seksual, dan perubahan fisik pada wanita. Maka ibu hamil perlu diberi kasih sayang dan perhatian yang lebih dari biasanya.

  b. Trimester II Pada trimester ini ibu hamil sudah bisa menerima kehamilannya dan mulai dapat menggunakan energy dan pikirannya secara lebih konstruktif. Mulai merasakan kehadiran bayinya dari gerakan yang ditimbulkan sang bayi.

  Trimester kedua dibagi menjadi 2 fase yaitu prequickening dan postquickening. Akhir dari trimester pertama dan selama prequickening wanita tersebut akan terusmelengkapi dan mengevaluasi segala aspek yang menghubungkannya dengan ibunya sendiri. Sebagai pembelajaran menjadi seorang ibu.

  Hubungan sosial wanita akan meningkat dengan wanita hamil lainnya atau yang baru menjadi ibu. Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran dan persiapan untuk peran yang baru.

  Quickening mungkin menyerang wanita untuk memikirkan bayinya sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya.

  Kesadaran yang baru ini memulai perubahan dalam memusatkan dirinya ke bayi. Perhatian ditujukan pada kesehatan bayi dan kehadiran didalam keluarga.

  c. Trimester III Trimester ketiga sering disebut sebagai periode penantian.

  Pada periode ini wanita menanti kehadiran bayinya sebagai bagian dari dirinya dan tidak sabar ingin cepat melihat bayinya.

  Kegelisahan terjadi jika bayinya tidak lahir tepat pada waktunya. Perhatiannya terpusat pada kelahiran bayi, maka wanita mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai orang tua.

  Wanita mungkin khawatir terhadap hidupnya dan bayinya, dia tidak akan tahu kapan dia melahirkan. Ibu mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan. Rasa tidak nyaman timbul kembali karena perubahan body image yaitu merasa dirinya aneh dan jelek. Ibu memerlukan dukungan dari suami, keluarga, dan bidan. Wanita juga mengalami proses berduka seperti kehilangan perhatian dan hak istimewa yang dimiliki selama kehamilan, terpisahnya bayi dari bagian tubuhnya, dan merasa kehilangan kandungan dan menjadi kosong. Perasaan mudah terluka juga terjadi karena merasa canggung, jelek, tidak rapi, dia membutuhkan perhatian yang lebih besar dari pasangannya.

  9. Pemeriksaan Leopold Pada saat melakukan pemeriksaan ANC, pada ibu hamil trimester II perlu dilakukan pemeriksaan leopold. Menurut Manuaba tahapan pemeriksaan Leopold sebagai berikut: 1) Leopold I, dilakukan dengan cara sebagai berikut

  a) Kedua telapak tangan pada fundus uteri untuk menetukan tinggi fundus uteri, sehingga perkiraan usia kehamilan dapat dapat disesuaikan dengan tanggal haid terakhir.

Dokumen yang terkait

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF KEHAMILAN, PERSALINAN DENGAN KPD, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS DAN KELUARGA BERENCANA (KB) SUNTIK 3 BULAN DI PUSKESMAS 2 KEMBARAN - repository perpustakaan

0 0 13

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF KEHAMILAN, PERSALINAN DENGAN KPD, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS DAN KELUARGA BERENCANA (KB) SUNTIK 3 BULAN DI PUSKESMAS 2 KEMBARAN - repository perpustakaan

0 0 115

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS, DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY.M UMUR 30 TAHUN G2P1A0 DI PUSKESMAS 2 SOKARAJA - repository perpustakaan

0 0 13

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DARI KEHAMILAN, PERSALINAN PATOLOGI DENGAN SUSPECT CPD, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS, DAN PERENCANAAN KB PADA NY.L DI PUSKESMAS II KEMBARAN KABUPATEN BANYUMAS

0 0 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. TINJAUAN MEDIS A. KEHAMILAN - ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS, DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY.N UMUR 21 TAHUN G1P0A0 DI PUSKESMAS 2 SOKARAJA - repository pe

0 0 128

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DARI KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS, DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY.S UMUR 29 TAHUN DI PUSKESMAS 1 KEMBARAN - repository perpustakaan

0 0 13

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DARI KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS, DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY. I USIA 19 TAHUN DI PUSKESMAS 1 KEMBARAN - repository perpustakaan

0 0 16

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DARI KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS, DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) PADA NY. I USIA 19 TAHUN DI PUSKESMAS 1 KEMBARAN - repository perpustakaan

0 0 108

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN KALA I MEMANJANG, NIFAS, BAYI BARU LAHIR DAN MASA ANTARA(KB KONDOM)PADA NY.R G2P0A1 DI BPS NY. MARTIANA DI PUSKESMAS CILONGOK 1 - repository perpustakaan

0 0 13

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN,PERSALINAN, NIFAS, BAYI BARU LAHIR DAN KELUARGA BERENCANA SUNTIK 3 BULAN PADA NY.SUMUR 25TAHUN G1P0A0 DI PUSKESMAS MADUKARA I BANJARNEGARA - repository perpustakaan

0 0 13