DAMPAK SOSIAL EKONOMI KEBERADAAN RITEL MODERN BERJARINGAN TERHADAP PEDAGANG RITEL TRADISIONAL DI DESA SRUWEN KECAMATAN TENGARAN

  

DAMPAK SOSIAL EKONOMI KEBERADAAN RITEL MODERN

BERJARINGAN TERHADAP PEDAGANG RITEL TRADISIONAL DI

DESA SRUWEN KECAMATAN TENGARAN

SKRIPSI

  Diajukan Guna Melengkapai Tugas-Tugas dan Syarat-Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

  Jurusan Sosiologi

  

Disusun Oleh :

Anugrah Restu Aji

D0312012

JURUSAN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

  

2018

  

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Dampak Sosial Ekonomi Keberadaan Ritel Modern Berjaringan Terhadap

Pedagang Ritel Tradisional di Desa Sruwen Kecamatan Tengaran

  Di susun oleh: Nama Mahasiswa : Anugrah Restu Aji Nomor Induk Mahasiswa : D0312012 Program Studi : Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

  Universitas Sebelas Maret No. Nama Pembimbing Tanggal Disetujui Tanda Tangan

  1. Drs. Sudarsana, PGD in Pop&Dev.

  Dibuat di Surakarta, Pada tanggal

  Kepala Program StudiSosiologi Dr. Ahmad Zuber, S.Sos., D.E.A

  NIP. 19701215 199802 1 001

  

P E R S E T U J U A N

SKRIPSI

Dampak Sosial Ekonomi Keberadaan Ritel Modern Berjaringan Terhadap

Pedagang Ritel Tradisional di Desa Sruwen Kecamatan Tengaran

  Disusun Oleh :

  

Anugrah Restu Aji

  Disetujui untuk Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

  Surakarta, Pembimbing

Drs. Sudarsana, PGD in Pop&Dev.

   NIP. 196005071986011001

  

PENGESAHAN

SKRIPSI

Dampak Sosial Ekonomi Keberadaan Ritel Modern Berjaringan Terhadap

Pedagang Ritel Tradisional di Desa Sruwen Kecamatan Tengaran

  Disusun Oleh :

  

Anugrah Restu Aji

  Telah Diuji dan dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Ujian Skripsi pada .................................................................................................... dan Dinyatakan telah Memenuhi Syarat oleh Panitia Penguji Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Panitia Penguji: 1. Drs. Bambang Santosa, M.Si.

  Ketua

  2. Muh. Rosyid Ridlo, S.Ag, M.S.I 3. Drs.Sudarsana, P.G.D. in P.D.

  Surakarta, .....................................

  Universitas Sebelas Maret Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

  Dekan,

  

Prof. Dr. Ismi Dwi Astuti N., M.Si

  NIP. 19610825 198601 2 001

  

SUSUNAN TIM PENGUJI UJIAN SKRIPSI

Dampak Sosial Ekonomi Keberadaan Ritel Modern Berjaringan Terhadap

Pedagang Ritel Tradisional di Desa Sruwen Kecamatan Tengaran

  Nama Mahasiswa : Anugrah Restu Aji NIM. : D0312012 Jurusan : Sosiologi

  Ketua

  : Drs. Bambang Santosa, M.Si

  Sekretaris

  : Muh. Rosyid Ridlo, S.Ag, M.S.I Penguji : Drs. Sudarsana, P.G.D. in P.D.

  

PERNYATAAN

ORISINALITAS SKRIPSI

  Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

  Apabila ternyata di dalam naskah ini dapat dibuktikan terdapat unsur- unsur PLAGIASI, saya bersedia ini digugurkan dan gelar akademik yang telah saya peroleh (S.Sos.) dibatalkan, serta diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

  Surakarta,............ Mahasiswa, Anugrah Restu Aji NIM. D0312012

HALAMAN PERSEMBAHAN

  

Saya dedikasikan karya skripsi ini untuk kedua orang tua saya atas kasih sayang

yang tak terbatas

Teruntuk orang-orang yang meremehkan saya dan memandang saya dengan

sebelahmata

  

MOTTO

“Keberhasilan adalah sebuah titik kecil yang berada di puncak segunung

kegagalan. Maka kalau mau berhasil, carilah kegagalan sebanyak- banyaknya”

  • - Bob Sadino-

  

”Kegagalan hanyalah alasan bagi orang yang tidak mau berusaha, karena

sejatinya setiap insan yang mau berusaha pasti akan menemui keberhasilan cepat

atau lambat”

  • - Anugrah Restu Aji -

UCAPAN TERIMA KASIH

  Pertama, penulis memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kasih sayang, dan karunia-Nya, penulis diberikan kemampuan untuk dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa hanya dengan kodrat, irodat, dan pertolongan Tuhan Yang Maha Esa semata-mata penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

  Kedua, penulis menyadari sebagai manusia dengan segala keterbatasan yang penulis miliki, bahwa penyelesaian penyusunan skripsi ini dibantu oleh berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Namun secara khusus dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan rasa hormat yang setulus-tulusnya, dan yang setinggi-tingginya kepada: 1.

  Rektor Universitas Sebelas Maret, Bapak Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S.

  2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Ibu Prof. Dr. Ismi Dwi Astuti N., M.Si 3. Kepala Program Studi Sosiologi Bapak Dr. Ahmad Zuber, S.Sos, D.E.A.

  4. Bapak Drs.Sudarsana, PGD in Pop&Dev selaku Pembimbing Skripsi, untuk segala bimbingan dan kesabaran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

  5. Seluruh jajaran dosen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret atas segala ilmu yang diberikan dari masa perkuliahan sampai pada terselesaikannya skripsi ini.

  6. Kepala Desa Sruwen yang telah banyak membantu dalam penelitian ini.

  7. Seluruh teman-teman angkatan 2012 Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta atas kerjasama dan dukungan kepada penulis.

  8. Seluruh teman-teman di PB.Super yang telah menjadi teman seperjuangan sekaligus keluarga.

  9. Terimakasih tak terhingga kepada Kedua orang tua dan Adik atas segala bentuk doa dan dukungan kepada penulis.

10. Ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada M.Danu

  Alfandi, Tio Pratama dan seluruh teman yang tidak bisa penulis sebut satu persatu karena telah banyak memberikan hiburan dan motivasi saat penulis merasa lelah dan jenuh.

  11. Terimakasih juga penulis sampaikan kepada Puput Martha Nugraheni yang selalu setia menemani memberikan dorongan motivasi kapada penulis selama ini

  Semoga amal dan budi baik semua yang telah membantu dan memberikan dorongan, semangat, serta doa pada diri penulis akan mendapatkan balasan dari sisi Tuhan Yang Maha Esa. Kemudian semoga hasil karya ini memenuhi harapan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, juga memberikan manfaat bagi diri penulis, pembaca serta pemerhati isu-isu gender. Amin Surakarta,......

  Penulis

  

ABSTRAK

  Penelitian ini bertujuan untuk, mengetahui alasan masyarakat tertarik berbelanja di ritel modern dibandingkan dengan berbelanja di ritel tradisional di Desa Sruwen. Mengetahui faktor apa saja yang menjadi penyebab ritel tradisional sulit bersaing dengan ritel modern berjaringan di Desa Sruwen. Mengetahui dampak keberadaan ritel modern berjaringan di Desa Sruwen terhadap eksistensi ritel tradisional di Desa Sruwen. Mengetahui dampak sosial ekonomi yang di timbulkan dari keberadaan ritel modern berjaringan terhadap ritel tradisional di Desa Sruwen.Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek Penelitian pemilik toko kelontong dan konsumennya di desa Sruwen.

  Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik pemeriksaaan keabsahan data menggunakan teknik triangulasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, display data, dan pengambilan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan a) Ritel modern berjaringan hadir dengan ruangan ber AC Kenyamanan yang ditawarkan oleh ritel modern berjaringan adalah hawa sejuk di dalam arena berbelanja ternyata cukup menjadi suatu daya tarik kepada masyarakat.b) Ritel modern berjaringan mempunyai rak pajangan yang bersih dan rapi Setiap rak pajangan di ritel modern berjaringan selalu terawat bersih. c). Tempat berbelanja yang bersih dan terhindar dari debu, Ritel modern berjaringan menawarkan tempat berbelanja yang bersih.

  d) Ritel modern berjaringan mempunyai pencahayaan yang terang, suasana berbelanja di ritel modern berjaringan selalu cerah baik siang maupun malam. e) Konsumen dapat mengambil dan memilih barangnya sendiri, salah satu perbedaan jelas antara toko kelontong dan ritel modern berjaringan adalah pada proses berbelanja. f) Konsumen mendapatkan kepastian harga di ritel modern berjaringan, toko kelontong dikelola dengan cara tradisional dan hal ini sering mengakibatkan penjual lupa dengan harga barang yang akan dijual dan menyebabkan harga jual barang terkadang berubah-ubah. g) Ritel modern berjaringan sering menawarkan promo khusus, ritel modern berjaringan dikelola secara profesional dan mereka memiliki tim marketing untuk menarik perhatian konsumen. h) Ritel modern berjaringan terletak pada wilayah strategis, hampir setiap lokasi di mana ritel modern berjaringan berada, lokasi tersebut merupakan lokasi yang strategis dan mudah dijangkau oleh konsumen. i) Adanya kemudahan dan kenyamanan tempat parker, jika diperhatikan setiap ritel modern berjaringan menyediakan tempat parkir yang nyaman kepada konsumen. Dampak Sosial Ekonomi Kehadiran ritel Modern antar lain adalah: Penurunan omset penjualan ,Turunnya jumlah pedagang di desa Sruwen, Persaingan pedagang, Sulitnya mendapat pasokan dari supplier. Dapat disimpulkan bahwa konsumen lebih memilih ritel modern berjaringan adalah karena alasan, menawarkan sangat banyak kenyamanan yang tidak didapatkan ketika berbelanja di toko kelontong tradisional alias warung.

  : dampak, ritel modern, toko kelontong.

  Kata kunci

  

ABSTRACT

  This study aims to find out the reason people are interested in shopping in modern retail compared to shopping at grocery stores in Sruwen Village. Knowing what factors are causing traditional retail is difficult to compete with modern retail networked in Sruwen Village. Know the impact of the existence of modern retail networked in Sruwen Village against the existence of traditional retail in Sruwen Village. Knowing the socio-economic impact of the existence of modern retail networked against the grocery store in Sruwen Village.

  This type of research is descriptive research using a qualitative approach. Subject of the owner of a grocery store and its customers in the village of Sruwen. Techniques of collecting data using interviews, observation, and documentation. The technique of examining the validity of data using triangulation technique. Data analysis techniques used are data reduction, data display, and conclusion. The results show a) Modern retail networking comes with air-conditioned room Convenience offered by modern retail network is cool air in the arena of shopping turned out to be quite an appeal to the community.b) Modern retail network has a clean and neat display shelf Every shelf Display in modern retail network always clean. C). A clean and dust-free shopping spot, the modern retail network offers a clean shopping spot. D) Modern networked retailers have bright lighting, the atmosphere of shopping in the modern retail network is always bright both day and night. E) Consumers can pick and choose their own goods, one of the obvious differences between the grocery store and the modern retail network is in the process of shopping. F) Consumers get price certainty in modern retail networks, grocery stores are managed in the traditional way and this often results in sellers forgetting the price of the goods to be sold and causing the selling price of the goods sometimes to change. G) Modern networked retailers often offer special promos, modern networked retailers managed professionally and they have a marketing team to attract the attention of consumers. H) Modern networked retail lies in strategic areas, almost every location where the modern retail network is located, the location is a strategic location and easy to reach by consumers. I) The ease and convenience of the parking space, if it is considered every modern retailer network provides convenient parking to the consumer. Socio-Economic Impact Modern retail presence among others are: Decrease in sales turnover, Decrease in the number of traders in the village Sruwen, Competition traders, Difficult to get supplies from suppliers. It can be concluded that consumers prefer modern networked retail is for reasons, offering a lot of comfort that is not obtained when shopping at a traditional grocery store aka stall.

  Keywords: impact, modern retail, grocery store

KATA PENGANTAR

  Pertama penulis ingin mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga skripsi ini yang berjudul : Dampak Sosial Ekonomi Keberadaan Ritel Modern

  

Berjaringan Terhadap Pedagang Ritel Tradisional di Desa Sruwen

Kecamatan Tengaran sebagai salahsatu syarat untuk mencapai gelar Sarjana di

  Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maretdapat diselesaikan dengan baik walaupun penulis tahu bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Di dalam tulisan skripsi ini, disajikan pokok-pokok bahasan yang meliputi factor factor apa yang menyebabkan ritel tradisional sulit berkembang di era sekarang ini sementara ritel modern berjaringan makin menjamur di mana-mana

  Penulis mengakui bahwa manusia jauh dari kesempurnaan. Apabila ada kekurangan, kami selaku penulis bersedia menerima semua kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Akhirnya, semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala bantuan yang diberikan kepada penulis. Amin.

  Surakarta, 8 Februari 2018 Penulis

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN SAMPUL PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................................ i PERSETUJUAN SKRIPSI ..................................................................................... ii PENGESAHAN SKRIPSI ..................................................................................... iii SUSUNAN TIM PENGUJI SKRIPSI ................................................................... iv PERNYATAAN ORISINILITAS SKRIPSI ............................................................ v HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ vi MOTTO ................................................................................................................ vii UCAPAN TERIMAKASIH ................................................................................. viii ABSTRAK ............................................................................................................... x ABSTRACT ........................................................................................................... xi KATA PENGANTAR .......................................................................................... xii DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii DAFTAR TABEL .................................................................................................. xv DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi DAFTAR SINGKATAN .................................................................................... xvii GLOSARIUM .................................................................................................... xviii

  BAB 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang .............................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 10 C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 10 D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 11 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA A.Penelitian Terdahulu ..................................................................................... 13 B.Landasan Teori .............................................................................................. 18 D.Definisi Konsep ............................................................................................. 24 E.Kerangka Berfikir .......................................................................................... 34 BAB 3. METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian. ......................................................................................... 39 B. Jenis Penelitian ............................................................................................. 40 C. Teknik Pengambilan Sampel ........................................................................ 41 D. Sumber Data ................................................................................................. 41 E. Teknik Pengambilan Data ............................................................................ 43

  F.

  Dokumen………………………………………………………………45 G. Validasi Data…………………………………………………………..45 H. Teknik Analisis Data…………………………………………………...47

  BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ............................................................................................ 48

  1. Letak Geofrafis ...................................................................................... 48

  2. Lokasi ................................................................................................. 49

  3. Kondisi Demografis…………………………………………………51

  4. Alasan Masyarakat Lebih Tertarik Berbelanja di Ritel Mo dern…….58

  5. Faktor Ritel Tradisional Tidak Dapat Bersaing …………………….63

  6. Keberadaan Ritel Modern di Desa Sruwen Yang Telah mengganggu Eksistensi Ritel Tradisinonal……………………………………….64

  B. Pembahasan ……………………………………………………………..69

  BAB 5. PENUTUP

  5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 89

  5.2Implikasi Teori ............................................................................................. 91

  5.3 Saran ........................................................................................................... 92

  ▄

  DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 94

  ▄

  LAMPIRAN-LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL

  No.Tabel Judul

  4.1. Komposisi Jumlah Penduduk Menurut Umur Desa Sruwen Kecamatan Tengaran Tahun 2016…………..

  4.2. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Desa Sruwen Tahun 2016....................................................

  4.3. Komposisi Penduduk Menurut Lapangan Usaha Desa Sruwen Tahun

  2016…………………………………

  4.4. Banyaknya Sarana Perekonomian Desa Sruwen Dalam Tiga Tahun Terahir (2014- 2016)………………….

  4.5 Sarana Perekonomian Kecamatan Tengaran………………

  DAFTAR GAMBAR

  No. Gambar Judul Halaman 4.1.

  Salah Satu Ritel Tradisional di Desa Sruwen………..

  4.2. Salah Satu Ritel Tradisional Yang Nampak Sepi…… 4.3.

  Ilustrasi Ritel Modern di Desa Sruwen……………… 4.4. Ritel Modern Yang Luas Dan Nyaman BerAC……..

  4.5. Kasir Cantik Dan Profesional Jadi Salah Satu Daya Tarik Ritel Modern………………………………….

  4.6. Sistem Pembayaran Yang Sudah Modern Salah Satu Daya Tarik Ritel Modern…………………………… 4.7. Banyak Ritel Tradisional Tutup Karena Sepi Pembeli..

  4.8. Sistem Member Dan Diskon Jadi Alat Menarik Konsumen Loyal………………………………………………………

DAFTAR SINGKATAN

  BPS :Badan Pusat Statistik Perpres :Peraturan Presiden FOPPI :Federasi Organisasi Perdagangan Ritel Indonesia Permendag :Peraturan Menteri Perdagangan UMKM :Usaha Mikro Kecil & Menengah Perda :Peraturan Daerah FMCG :Fast Moving Consumer Goods Sembako :Sembilan Bahan Poko

  

GLOSARIUM

Ritel Modern Berjaringan: Toko Waralaba modern berbentuk swalayan yang

  kehadirannya sering kita jumpai di jalan raya nasional dan biasanya selalu berdampingan.

  

Ritel Tradisional : Toko Waralaba dengan tempat usaha berupa toko, kios,

  los, dan tenda yang dimiliki atau di kelola oleh pedagang kecil, menengah atau koperasi dan proses jual beli barang dagangan melalui tawar menawar.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan jaman dan modernitas seolah tidak terbendung lagi, banyak

  ditemui berbagai macam produk di ciptakan guna memudahkan kehidupan manusia saat ini.Kreatifitas dan inovasi bermunculan dengan tujuan utama untuk mendukung serta memudahkan kehidupan manusia di segala bidang dan sisi kehidupannya, sehingga dapat hidup lebih efisien dan praktis.Begitu pula dengan perkembangan bisnis ritel modern berjaringan di Indonesia.Dewasa ini iklim persaingan bisnis ritail di Indonesia semakin keras dan menantang, banyak bermunculan perusahaan-perusahaan ritail lokal yang baru, sementara di sisi yang lain beberapa perusahaan ritail asing mulai masuk ke pangsa ritel dalam negeri.

  Belum lagi sekarang ini dianggap sebagai wujud modernisasi munculah inovasi ritel modern berjaringan masa kini yang semakin gencar.Sudah menjadi hal jamak bila berbelanja di sebuah ritel modern dianggap sebagai wujud atau gambaran nyata dari modernisasi yang selama ini selalu di dengungkan.Namun pastilah semua menimbulkan suatu dampak dimana dampak ini bisa berupa dampak positif ataupun dampak negatif.Tentunya dengan semakin maraknya perkembangan ritel modern berjaringan berdampak pada pula warung-warung kecil atau kelontong di mana disini peneliti menyebutnya sebagai ritel tradisional, sebagai pihak yang merasakan dampak paling terasa.

  Permasalahan dampak ritel modern berjaringan cukup beralasan karena selama ini persaingan antara ritel modern berjaringan dan ritel tradisional paling banyak menyita perhatian, karena selalu menempatkan ritel tradisional dalam posisi yang lemah.Bukti nyata adalah hasil data yang di catat oleh Federasi Organisasi Perdagangan Ritel Indonesia (FOPPI) di mana FOPPI mencatat, di seluruh Indonesia terjadi penyusutan jumlah ritel tradisional sekitar 8% per tahun.

  Namun pada saat bersamaan ritel modern berjaringan justru tumbuh sangat tinggi. Diketahui mulai tahun 2014-2017, laju pertumbuhan supermarket yang merupakan ritel modern berjaringan mencapai 60% per tahun, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) statistik sektor perdagangan Indonesia (Badan Pusat Statistik Jakarta, 2017: 95). Mencatat pertumbuhan bisnis ritel meningkat positif mencapai 6,1%. Sementara keberadaan ritel trasdisional sendiri justru masih menyisakan banyak masalah. Berdasarkan survei yang di lakukan kementrian perdagangan di 12 provinsi tercatat sekitar 3900 ritel tradisional dan 91% diantaranya sudah dibangun 31 tahun yang lalu.(Tri Joko Utomo. Jurnal Persaingan Bisnis Ritel: Modern vs Tradisional)

  Industri ritel modern (modern trade) untuk kategori fast moving consumer goods (FMCG) di Indonesia tumbuh rata-rata 10,8% pada 2016, dengan pertumbuhan tertinggi terjadi di segmen minimarket sebesar 11% dan super/hypermarket sebesar 10,6%. Penjualan toko modern per kapita di Indonesia diperkirakan mencapai US$ 60 dengan komposisi 56% di minimarket dan 44% di super/hypermarket. Market size (ukuran pasar) industri minimarket di Indonesia sekitar Rp 73 triliun dengan pertumbuhan rata-rata tahunan 13,5% periode 2012- 2015.

  Pada 2015, pertumbuhan penjualan tertinggi di industri ritel modern dialami segmen personal care sebesar 12,7%, sementara penjualan terendah adalah produk farmasi sebesar 1,8%.

  Juga ditampilkan persaingan ketat di segmen minimarket, conveniece store, dan super/hypermarket. Alfamart yang diusung PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) bersaing ketat dengan PT Indomarco (Indomaret) dan 7-Eleven besutan PT Modern Internasional Tbk (MDRN). Sementara di segmen super/hypermarket, Hero bersaing ketat dengan Hypermart yang diusung PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA).

  Berdasarkan data di atas kita bisa melihat bagaimana ritel modern berjaringan,terbukti memberi dampak yang nyata bagi eksistensi ritel ritel tradisional.Bukan saja karena strategi bisnis yang lebih aktif namun ada beberapa faktor yang mendukung semakin pesatnya perkembangan ritel modern berjaringan tersebut di antaranya karena ritel modern berjaringan menawarkan kepraktisan serta kecepatan berbelanja di mana hal ini memudahkan konsumen serta gerai- gerai ritel modern berjaringan biasanya berada di lokasi yang strategis dan mudah di jangkau sehingga memudahkan konsumen untuk berbelanja.Selain itu konsumen banyak beralih ke ritel modern berjaringan, karena ritel modern berjaringan menyediakan kenyamanan dan keamanan dalam berbelanja, mudah memilih barang barang belanja serta kualitas barang yang lebih terjamin. Di sisi lain berbelanja di ritel modern berjaringan menawarkan kepastian dari segi harga sehingga konsumen tidak perlu repot untuk melakukan tawar menawar barang lagi. Tak cukup sampai di situ ritel modern berjaringan menawarkan varian produk yang lebih beragam di banding dengan ritel tradisional.Selain hal itu permasalahan utama antara ritel modern (ritel modern berjaringan, supermarket dan hypermarket) dan ritel tradisional, adalah lokasi, dimana ritel modern berjaringan dengan kekuatan modalnya yang luar biasa berkembang begitu pesat yang lokasinya berdekatan dengan lokasi ritel tradisional yang sudah lebih dulu berada di lokasi tersebut. (Tambunan dkk, 2004)Peraturan Presiden (Perpres) No. 112 Tahun 2007 dimaksudkan untuk mengatur ritel tradisional dan ritel modern.Akan tetapi, banyak pihak menilai perpres itu tak punya gigi untuk melindungi para pedagang tradisional.(Swa 06/XXV/2009). Kelemahan perpres ini salah satunya, tidak mengatur jarak atau zonning antararitel modern dan ritel tradisional. Perpres No. 112 Tahun 2007 memberikan mandat sangat besar kepada pemerintah daerah.Regulasi ini selanjutnya diperkuat dengan peraturan daerah, diantaranya mengenai Rencana Tata Ruang Wilayah Kota/kabupaten (RTRWK).Kenyataannya, banyak ritel modern berjaringan yang dituding melanggar aturan zonasi yaitu jarak minimum antara ritel modern dengan ritel tradisional.

  Sebenarnya pemerintah pusat melalui Kementerian Perdagangan telah mengeluarkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 53/M-DAG/- PER/12/2008 tentang pedoman penataan dan pembinaan ritel tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern sebagai tindak lanjut terhadap Perpres 112/2007.

  Hanya saja tidak dijelaskannya mengenai sanksinya sehingga berdampak pada keleluasaan pemerintah kabupaten/ kota dalam melakukan pemberian izin usaha.Sehingga tidak terelakan lagi tiap kabupaten/kota akhirnya memiliki aturan tersendiri, ada yang memberikan pembatasan dengan tegas, ada yang menghentikan keberadaan ritel retail modern sepertihalnya di Solo, Wonogiri dan sejumlah daerah lain dengan caramemperketat aturan sesuai dengan aturan yang tertuang di dalam peraturan daerah.

  Data sampai tahun 2012 menunjukkan di Jawa Tengah tercatat ada 1.140 ritel tradisional dan 1.287 ritel modern.Jumlah ritel modern yang lebih banyak dari ritel tradisional tentu menghawatirkan keberadaan ritel tradisional dan kesejahteraan para pedagang.Merebaknya ritel retail modern di Jawa Tengah ini telah disikapi oleh sejumlah kabupaten/kota di Jawa Tengah. Sehingga tak sedikit, kabupaten/ kota yang sudah tegas mengeluarkan peraturan daerah guna mengendalikan usaha ritel retail modern tersebut.

  Untuk upaya-upaya pengendalian yang diperlukan adalah ketegasan bupati/wali kota selaku kepala daerah untuk memberlakuan aturan pembatasan pendirian ritel modern berjaringan dan toko modern sejenisnya.Hal ini berkaca pada aturan, toko modern (ritel modern berjaringan) harus memiliki izin pendirian yang disebut dengan, Izin Usaha Toko Modern (IUTM) yang diterbitkan bupati/- wali kota dan khusus untuk wilayah DKI Jakarta diterbitkan oleh gubernur (pasal

  12 Perpres 112/2007).

  Kemudian kewenangan untuk menerbitkan, Izin Usaha Toko Modern (IUTM) ini dapat didelegasikan kepada kepala dinas/unit yang bertanggung jawab di bidang perdagangan atau pejabat yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan pelayanan terpadu satu pintu setempat.Mengenai hal tersebut secara lebih lengkap diatur dalam pasal 11 Permendag No. 53/M-DAG/PER/12/2008 tentang pedoman penataan dan pembinaan ritel tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern.Sejumlah pemerintah kabupaten/kota di Jawa Tengah melalui kepala daerahnya masing-masing telah memberi aturan pengendalian berdiri ritel retail modern ini.Salah satu contonya diKabupaten Kendal misalnya telah memiliki Perda No 22 Tahun 2011 tentang, Penataan, Pembinaan, Dan Perlindungan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan Dan Toko Modern Di Kabupaten Kendal, yang mengatur beberapa hal krusial di antaranya soal jarak dengan ritel tradisional mimimal 500 meter dan antarritel modern berjaringan minimal 250 meter.

  Di samping itu, ritel modern berjaringan harus menjual produk usaha mikro kecil dan menengah(UMKM) daerah setempat. Diatur pula mengenai sanksi jika tidak bersedia menjual produk UMKM Kabupaten Kendal, maka izinnya ditinjau kembali dan bisa dicabut sewaktu-waktu.Melalui Badan Penanaman Modal Daerah selaku dinas pemberi izin usaha melakukan pengawasan apakah peraturan daerah tetap dipatuhi atau dilanggar oleh para pelaku usaha retail modern tersebut.

  Contoh kongkrit adalah langkah tegas lain yang telah dilakukan pemerintah kota Surakarta, dalam Perda No 5 Tahun 2011 tentang, Penataan Dan Pembinaan Pusat Perbelanjaan Dan Toko Modern, bahwa pembinaan ritel tradisional telah diatur selain jarak adalah soal persetujuan masyarakat sekitar sebelum pusat perbelanjaan itu dibangun.Pemerintah kota Surkarta juga mengatur lokasi pendirian pusat perbelanjaan dan toko modern wajib mengacu pada kajian lingkungan hidup strategis, rencana tata ruang wilayah kota, dan rencana detail tata ruang kota.Termasuk pengaturan zona serta memperhatikan kebutuhan, tingkat perkembangan sosial dan ekonomi masyarakat sekitar dalam rangka pengembangan UMKM, koperasi dan ritel tradisional di wilayah bersangkutan.

  Sementara itu beberapa pemerintah kabupaten/kota lainnya di Jawa Tengah banyak yang belum mengantongi aturan pembatasan ataupun pengendalian bisnis retail modern.Dari yang sudah penulis utarakan di atas sebenarnya terdapat banyak hal positif dari persaingan kedua ritel tersebut bagi konsumen.Apa lagi di tinjau makin pesatnya pertumbuhan ritel modern berjaringan di Indonesia dalam hal ini ritel modern berjaringan menunjukkan tingkat investasi yang tinggi di Indonesia dan dari hal tersebut di harapkan adanya sebuah kesetabilan ekonomi. Dari segi konsumen persaingan ini berdampak pada semakin terjangkaunya harga barang dan meningkatnya mutu barang yang di jual.Hal ini sekali lagi sangat menguntungkan bagi konsumen terutama konsumen dari tingkat ekonomi menengah kebawah di mana meraka dapat membeli barang dengan kualitas lebih baik tetapi dengan harga yang lebih terjangkau.

  Persaingan ritel tradisional dan ritel modern berjaringan, berbeda dengan jenis persaingan yanglain, yaitu persaingan antar sesama ritel modern berjaringan, persaingan antar sesama ritel tradisional,dan persaingan antar suplier, telah sejak awal menempatkan ritel tradisional pada posisi yanglemah. Perbedaan karakteristik yang berbanding terbalik semakin memperlemah posisi ritel tradisional.Penguatan kemampuan bersaing ritel tradisional dengan demikian menuntut peran serta banyak pihak terutama pemerintah sebagai pemilik kekuasaan regulasi.

  Namun tetap saja penulis melihat harus ada campur tangan pemerintah untuk dapat melindungi eksistensi dari keberadaan ritel tradisional dalam hal ini ritel tradisional di mana ritel tradisional merupakan simbol dari ekonomi kerakyatan yang selama ini menjadi salah satu visi dan misi pemerintah untuk memajukan perekonomian masyarakat di Indonesia. Dampak semakin menjamurnya ritel modern berjaringanselain di buktikan dengan data yang telah penulis kemukakan di atas juga dapat di lihat langsung ke masyarakat di mana sekarang ini warung warung kelontong mulai sepi dan banyak yang gulung tikar, selain itu ritelritel tradisional pun mulai di tinggalkan konsumen dan penerus pelaku usaha di ritelritel tradisionalpun terancam akan punah karena tidak ada penerus. Hal ini sangat jelas terlihat di ritelritel tradisional penjualnya merupakan lansia.

  Berdasarkan penelitian di atas peneliti ingin melakukan sebuah penelitian tentang dampak nyata dari makin pesatnya perkembangan ritel modern berjaringan khususnya ritel modern berjaringanseperti (alfamart & indomart) terhadap ritel tradisional (warung/ toko klontong).Penelitian ini meneliti tentang dampak keberadaan mini market terdahap warung-warung tradisional di Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Jawa Tengah.Dasar dari keinginan peneliti untuk melakukan riset tentang hal tersebut di landasi kesadaran penulis melihat fenomena nyata pada masa sekarang ini, di mana ritel modern berjaringanseperti (indomart& alfamart) sudah sangat mendominasi ritel ritel di Indonesia.Fakta terlihat jelas hampir di setiap jalan protocol menjamur ritel-ritel modern berjaringandengan jarak yang masih berdekatan, hanya sekitar 5 km sudah ada lagi, kadang cuma beberapa meter saja kedua ritel berjaringan seperti Alfamart dan Indomart tersebut berdampingan atau bersebelahan seolah bersaing sendiri dan memonopoli kawasan tersebut.

  Tentunya denagan aadanya fenomena yang terjadi tersebut membawa dampak yang cukup besar di masyarakat khususnya dampak sosial ekonomi, dalam hal ini yang banyak mendapat dampak paling besar ialah pelaku usaha ritel tradisional.Kini banyak toko-ritel tradisional yang gulung tikar, dahulu seseorang untuk mendapatkan tambahan penghasilan bisa membuka warung kecil-kecilan di rumah, bahkan tidak perlu punya kios dengan membuka jendela rumah saja sudah bisa menjadi warung sederhana.Namun kini hal hal tersebut hilang, dan dalam penelitian ini penulis ingin membuktikan apakah hal hal di atas merupakan dampak dari keberadaan ritel modernberjaringan yang makin menjamur terutama yang terjadi di kawasan desa Sruwen Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan terlebih dahulu maka adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Alasan masyarakat lebih tertarik berbelanja di ritel modern? 2.

  Faktor apa saja yang menjadi penyebab ritel tradisional tidak mampu bersaing dengan ritel modern berjaringan?

  3. Keberadaan ritel modern berjaringan di Desa Sruwen yang telah mengganggu eksistensi ritel tradisional?

  4. Apa dampak sosial ekonomi yang ditimbulkan akibat dari keberadaan ritel modern berjaringan terhadap ritel tradisional di Desa Sruwen?

C. Tujuan Penelitian

  Merujuk pada rumusan masalah penelitian tersebut di atas maka adapun tujuan penelitian ini adalah :

  1. Mengetahui apa saja alasan masyarakat tertarik berbelanja di ritel modern 2.

  Mengetahui faktor apa saja yang menjadi penyebab ritel tradisional sulit bersaing dengan ritel modern berjaringan di Desa Sruwen.

  3. Mengetahui dampak keberadaan ritel modern berjaringan di Desa Sruwen terhadap eksistensi ritel tradisional di Desa Sruwen.

  4. Mengetahui dampak sosial ekonomi yang di timbulkan dari keberadaan ritel modern berjaringan terhadap warung kelontong di Desa Sruwen.

D. Manfaat Hasil Penelitian

  Penulis berharap kiranya hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat semaksimal mungkin, antara lain: a. Manfaat Praktis 1.

  Hasil penelitian ini dapat memberikan suatu sumbangan dan informasi terhadap masyarakat dan pelaku usaha kecil tentang dampak ritel modern berjaringan terhadap ritel tradisional 2. Untuk memberikan data kepada pemerintah atau pihak yang terkait yang membutuhkan sebagai pertimbangan dalam menentukan kebijakan dalam membuat peraturan baik perda maupun perundangan untuk melindungi pedagang kecil dari gerusan ritel modern berjaringan yang kian menjamur.

  b. Dapat membantu peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian Bagaimana Dampakkeberadaan ritel modern berjaringan terhadap ritel tradisional. agar riset-riset selanjutnya dapat lebih baik lagi.

  c. Manfaat Teoritis 1.

  Sebagai bahan kajian dalam memahami dampak makin maraknya keberadaan ritel modern berjaringan terhadap ritel tradisional.

2. Untuk menambah literature bacaan sosiologi, terutama sosiologi ekonomi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang masih berkaitan dengan dampak social ekonomi

  akibat makin berkembangnya ritel modern berjaringan terhadap ritel tradisional adalah penelitian yang di lakukan oleh Safitri (2010 : 15).Penelitian tersebut berjudul “Dampak Ritel Modern Terhadap Kesejahteraan Pedagang Ritel Ciputat, Tangerang Selatan”. Dalam penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa keberadaan ritel modern merupakan salah satu dampak turunnya jumlah pendapatan dan kondisi kesejahteraan pedagang di ritel ciputat. Antara tahun 2008 sampai tahun 2010, ketiga pedagang yang menjadi objek dari penelitian dampak ini mengalami penurunan omzet sampai dengan 70%.Di mana ketiga pedagang tersebut hanya medapatkan omzet 300 ribu rupiah per harinya, berkurang 70% dari sebelumnya. Di mana sebelumnya bias memperoleh satu sampai 2 juta rupiah perharinya.

  Analisis dampak kualitatif mengungkapkan hasil untuk berbagai indicator kinerja ritel tradisional, seperti keuntungan , omzet , dan persaingan. Di antara ketiga indicator kinerja tersebut di atas, ritel modern secara signifikan berdampak pada pendapatan dan persaingan dengan pedagang ritel ciputat.Hasilnya menunjukkan bahwa pelanggan cenderung pergi ke ritel modern bila keberadaan ritel dekat dengan ritel modern, dan demikian sebaliknya.Faktor yang menjadi penyebab mengapa ritel tradisional sampai terkena dampak dari keberadaan ritel modern yang pertama adalah jarak antara ritel tradisional dan ritel modern, di mana ritel tradisional yang berada relatif dekat dengan ritel modern terkena dampak paling banyak.aktor yang kedua adalah karakteristik konsumen di mana konsumen dari ritel tradisional yang pelanggannya berasal dari kalangan atas merasakan dampak paling besar akibat kehadiran ritel modern.

  Dapat di simpulkan persamaan penelitian ini dengan penelitian yang sudah di lakukan oleh Ahmad Reza Safitri di atas adalah bahwa factor utama yang mengakibatkan dampak keberadaan ritel modern ini terhadap ritel tradisional adalah jarak antara ritel modern dan ritel tradisional yang terlalu berdekata.Selain itu factor yang mempengaruhi adalah dari konsumen sendiri di mana banyak konsumen terutama dari kalangan atas yang lebih memilih untuk berbelanja di ritel modern di bandingkan dengan berbelanja di ritel tradisional.Selanjutnya yang membedakan penelitian ini dengan penelitian di atas adalah peneliti Ahmad Reza Safitri lebih menitik beratkan kajian penelitiannya dampak ritel modern terhadap kesejahteraan pedagang ritel tradisional di Ciputat Tangerang Selatan, sedangkan dalam penelitian ini mengkaji dampak social ekonomi yang di timbulkan akibat keberadaan ritel modern terhadap warung kelontong atau ritel tradisional di Desa Sruwen.Yang membedakan lagi antara penelitian ini dengan penelitian dari Ahmad Reza Safitri ialah pada penelitian ini peneliti juga mengkaji factor factor mengapa ritel tradisional sulit untuk bersaing dengan ritel modern.

  Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan dampak keberadaan ritel modern terhadap ritel tradisional selanjutnya yaitu penelitian yang di lakukan oleh Nashirudin (2012 : 9).penelitian tersebut berjudul “Dampak Keberadaan Indomaret Terhadap Pendapatan Pedagang Kelontong di Ritel Cuplik Kecamatan Sukoharjo. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa keberadaan Indomart yang merupakan ritel modern menyebabkan dampak menurunnya pendapatan pedagang kelontong ritel Cuplik setelah adanya indomart di kawasan ritel Cuplik. Penurunan jumlah pendapatan pedagang kelontong terbukti dari menurunnya komoditas seperti susu, minyak goring, snack makanan ringan anak- anak, roti, mie instan, jenis-jenis minuman, rokok, detergen, telor, shampoo, dan kebutuhan pokok yang lain.

  Dalam penelitian Much.Nashirudin ini menemukan fakta bahwa keberadaan Indomart dengan jarak berdekatan dengan ritel Cuplik Kecamatan Sukoharjo melanggar peraturan pemerintah, karena peraturan tersebut bertujuan sebagai pelindung untuk pedagang kecil.

  Setelah melakukan ulasan dari penelitian yang di lakukan oleh Much.Nashirudin di atas dapat di simpulkan bahwa penelitian ini dengan penelitian di atas mempunya persamaan di mana penelitan di atas juga mengkaji tentang dampak keberadaan indomart dalam penelitian ini di sebut ritel modern terhadap warung kelontong.Adapun hal yang membedakan adalah penelitiandi atas menggunakan kajian dalam sudut pandang dengan islami dan terfokus hanya pada dampak umum yang di timbulkan.