PENGARUH FUNGSI PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP PROFESIONALISME GURU DI SD INPRES PANNYIKOKANG KEC. MANUJU KAB. GOWA - Repositori UIN Alauddin Makassar

  i PENGARUH FUNGSI PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP PROFESIONALISME GURU DI SD INPRES PANNYIKOKANG KEC. MANUJU KAB. GOWA

  Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidikan

  Islam (S.Pd.I) Program Studi Manajemen Pendidikan Islam pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

  Oleh: NURHIKMAH

  NIM: 20300112004 FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Mahasiswa yang bertanda tangan dibawah ini:

  Nama : Nurhikmah NIM : 20300112004 Tempat/Tgl. Lahir : Pannyikkokang, 18 Agustus 1994 Jurusan : Manajemen Pendidikan Islam Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan Alamat : Tompo Balang, Desa Manuju Kec. Manuju Kab. Gowa Judul : Pengaruh Fungsi Pengawasan Kepala Sekolah terhadap Profesionalisme Guru di SD Inpres Pannyikokang Kec.

  Manuju Kab. Gowa Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya penulis sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat atau dibuat oleh orang lain seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

  Samata-Gowa, 17 Maret 2016 Penyusun, PENGESAHAN SKRIPSI

  KATA PENGANTAR Puji syukur penulis menghaturkan kehadirat Allah Rabbul Izzati atas segala limpahan nikmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Salam dan shalawat tetap tercurah kepada Rasulullah saw., karena berkat perjuangannyalah sehingga Islam masih eksis sampai sekarang ini.

  Segala usaha dan upaya telah dilakukan oleh penulis dalam rangka menyelesaikan skripsi ini dengan semaksimal mungkin. Namum, penulis menyadari sedalam-dalamnya bahwa skripsi ini terwujud berkat uluran tangan dari insan-insan yang telah digerakkan untuk memberikan dukungan, bantuan dan bimbingan bagi penulis. Oleh karena itu, penulis menghaturkan terima kasih dan rasa hormat yang tak terhingga dan teristimewa kepada kedua orang tuaku, Ayahanda Dekkeng dan Ibunda Majia, yang telah memberikan kasih sayang, jerih payah, curahan keringat dan doa yang tiada henti, bagi penulis serta saudara-saudaraku tercinta dan teman serta sahabat penulis A. Sri Reski Amaliah, Sitti Fatimah, Hajriana Zainal, Nirmala, St. Fahrini Amnur, Wahidah, Ummu Atika Musyawirah M.S, Majidah, Miftakhul Huda, Susi Susanti, Risna, Darmiyanti, Ali Nahruddin Tanal),, atas segala dukungan, semangat, perhatian, motivasi, kepercayaan, dan doa yang tak henti-hentinya demi kesuksesan penulis. Semoga bantuan yang diberikan dapat bernilai ibadah disisi

  Tidak lupa penulis menghaturkan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

  1. Prof. Dr. H. Musafir Pababbari, M.Si., selaku rektor UIN Alauddin Makassar dan para Wakil Rektor UIN Alauddin Makassar.

  2. Dr. H. Muhammad Amri, Lc, M.Ag., selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar beserta seluruh stafnya atas segala pelayanan yang diberikan kepada penulis.

  3. Drs. Baharuddin, M.M., selaku ketua dan Ridwan Idris, M.Pd., selaku sekretaris Program Studi Manajemen Pendidikan Islam serta stafnya atas izin, pelayanan, kesempatan dan fasilitas yang diberikan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

  4. Dr. H. Salehuddin, M.Ag., selaku pembimbing I dan Kaimuddin, S.Pd., M.Si.,

  selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, nasehat, arahan, motivasi serta koreksi sampai selesainya penyusunan skripsi ini.

  5. Drs. H. Syamsul Qamar, M.Ag., selaku munaqisy I dan Dra. Hj. Mahirah B., M.Pd., selaku munaqisy II, yang telah memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini.

  6. Bapak dan Ibu Dosen yang telah mengajari kami kebaikan dan ilmu sekaligus menjadi orang tua kami selama kuliah di Universitas Islam Negeri Alauddin

  7. Ibu Sitti Salmah, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Inpres Pannyikokang, dan seluruh guru serta pegawai yang telah memberikan kesempatan, membantu dan membimbing penulis dalam pelaksanaan penelitian.

  8. Ibu Hj. Fatmawati, S.E., selaku Kepala Desa Kanreapia, Kec. Tombolo Pao, Kab.

  Gowa yang telah memberikan bimbingan, nasihat dan doa kepada penulis.

  9. Bapak dan Ibu Posko Induk, KKNP Dusun Kanreapia, Desa Kanreapia, Kec.

  Tombolo Pao, Kab. Gowa.

  10. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Manajemen Pendidikan Islam angkatan 2012 yang telah memberikan kebersamaan dan keceriaan kepada penulis selama di bangku perkuliahan.

  11. Semua rekan-rekan mahasiswa jurusan Manajemen Pendidikan Islam, yang telah menuai ilmu bersama serta memberikan semangat dan motivasi bagi penulis.

  12. Semua rekan-rekan KKN Propesi angkatan IV Desa Kanreapia, Kec. Tombolo Pao, Kab. Gowa.

  13. Om Rani beserta istri Tanta Kanang yang telah memberikan tempat tinggal kepada penulis selama menyelesaikan studi.

  14. Kakanda Nasiruddin, S.Pd.I., dan seluruh pihak yang membantu penyelesaian tugas akhir ini, semoga menjadi pahala kebaikan bagi mereka pada hari kemudian kelak. sifatnya konstruktif dari berbagai pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya hanya kepada Allah SWT, penulis memohon ridha dan magfirahnya, semoga segala dukungan serta bantuan semua pihak mendapat pahala yang berlipat ganda di sisi Allah SWT. Amin..

  Wassalam.

  Sungguminasa, 17 Maret 2016 Penulis

  DAFTAR ISI JUDUL ................................................................................................................. i PERNYATAAN KEASLIAN .............................................................................. ii PENGESAHAN ................................................................................................... iii KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii DAFTAR TABEL/ILUSTRASI .......................................................................... x ABSTRAK ........................................................................................................... xii

  1. Konsep Dasar Profesi Guru ................................................................... 28

  2. Sampel ................................................................................................... 44

  1. Populasi ................................................................................................. 43

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 43-54 A. Jenis dan Lokasi Penelitian ......................................................................... 43 B. Pendekatan Penelitian ................................................................................. 43 C. Populasi dan Sampel ................................................................................... 43

  C. Kerangka Pikir ............................................................................................. 42

  5. Kepribadian Guru sebagai Faktor Utama dalam Belajar ...................... 49

  4. Kompetensi Profesionalisme Guru ....................................................... 36

  3. Ciri-Ciri dan Syarat-Syarat Profesi Guru .............................................. 35

  2. Pengertian Profesionalisme Guru ......................................................... 32

  B. Profesionalisme Guru ................................................................................. 28

  BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1-9 A. Latar Belakang Masalah ............................................................................

  2. Tugas dan Fungsi Kepala Sekolah ........................................................ 18

  1. Pengertian Manajemen Pendidikan ....................................................... 10

  A. Konsep Dasar Manajemen Kepala Sekolah ................................................ 10

  8 BAB II TINJAUAN TEORETIS ......................................................................... 10-42

  7 E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...............................................................

  6 D. Definisi Operasional Variabel ...................................................................

  6 C. Hipotesis ....................................................................................................

  1 B. Rumusan Masalah ......................................................................................

  D. Metode Pengumpulan Data ......................................................................... 44

  F. Validasi dan Reliabilitasi Instrumen ........................................................... 49

  1. Uji Validitas Instrumen ......................................................................... 49

  2. Uji Reliabilitas Instrumen ..................................................................... 51

  G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ........................................................ 52

  1. Teknik analisis statistik deskriptif ......................................................... 52

  2. Teknik analisis statistik inferensial ....................................................... 54

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 55-82 A. Deskripsi Lokasi Penelitian ........................................................................ 55

  1. Identitas Sekolah ................................................................................... 55

  2. Pendidik dan Tenaga Kependidikan ..................................................... 58

  3. Profil Guru (Perencanaan, Pelaksanaan, Penilaian, Remedial) ............ 63

  4. Profil Kepala Sekolah (Manajerial dan Akademik) .............................. 69

  B. Hasil Penelitian ........................................................................................... 71 1. Deskripsi Pengawasan Kepala Sekolah di SD Inpres Pannyikokang Kec.

  Manuju Kab. Gowa ............................................................................... 71

  2. Deskripsi Profesionalisme Guru di SD Inpres Pannyikokang Kec. Manuju Kab. Gowa ............................................................................................ 75

  3. Pengaruh Fungsi Pengawasan Kepala Sekolah terhadap Profesionalisme Guru di SD Inpres Pannyikokang Kec. Manuju Kab. Gowa ............... 78

  C. Pembahasan ................................................................................................ 80

  BAB V PENUTUP ............................................................................................... 83-84 A. Kesimpulan ................................................................................................. 83 B. Implikasi Penelitian .................................................................................... 84 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 85 LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................... 88 DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................. 102

  DAFTAR TABEL Tabel

  Halaman

Tabel 3.1 Skor Jawaban Skala .................................................................................. 45Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Pengawasan Kepala Sekolah dan Profesionalisme Guru

  .......................................................................................................................... 46

Tabel 3.3 Distribusi Penyebaran Butir Valid dan Gugur Angket Pengawasan Kepala

  Sekolah dan Profesionalisme Guru ...................................................................... 50

Tabel 3.4 Skala Psikologi .............................................................................................. 54Tabel 4.1 Nama Kepala Sekolah ............................................................................... 58Tabel 4.2 Wali Kelas/Guru kelas ............................................................................... 58Tabel 4.3 Guru Bidang Studi ..................................................................................... 59Tabel 4.4 Bendahara Pendidikan Gratis ..................................................................... 59Tabel 4.5 Nama Siswa................................................................................................ 59Tabel 4.6 Format Administrasi Pembelajaran ............................................................ 64Tabel 4.7 Gambaran Secara Umum tentang Kemampuan Guru dalam Menyusun RPP

  .......................................................................................................................... 65

Tabel 4.8 Komponen-Komponen Proses Pembelajaran SD Inpres Pannyikokang.... 67 Tabel 4.9 Skor fungsi Pengawasan Kepala Sekolah di SD Inpres Pannyikokang Kec.

  Manuju Kab. Gowa ...................................................................................... 72

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi fungsi Pengawasan Kepala Sekolah di SD Inpres

  Pannyikokang Kec. Manuju Kab. Gowa...................................................... 73

Tabel 4.11 Kategori Skor Responden Tentang Fungsi Pengawasan Kepala Sekolah di

  SD Inpres Pannyikokang Kec. Manuju Kab. Gowa .................................... 74

Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Profesionalisme Guru di SD Inpres Pannyikokang

  Kec. Manuju Kab. Gowa ............................................................................. 76

Tabel 4.14 Kategori Skor Responden Profesionalisme Guru di SD Inpres

  Pannyikokang Kec. Manuju Kab. Gowa...................................................... 77

Tabel 4.15 Tabel Penolong ........................................................................................ 78

  ABSTRAK Nama : Nurhikmah Nim : 20300112004 Jurusan : Manajemen Pendidikan Islam Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan Judul : Pengaruh Fungsi Pengawasan Kepala Sekolah terhadap

  Profesionalisme Guru di SD Inpres Pannyikokang Kec. Manuju Kab. Gowa

  Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui gambaran Fungsi Pengawasan Kepala Sekolah di SD Inpres Pannyikokang Kec. Manuju Kab. Gowa (2) untuk mengetahui gambaran Profesionalisme Guru di SD Inpres Pannyikokang Kec. Manuju Kab. Gowa (3) untuk mengetahui Pengaruh Fungsi Pengawasan Kepala Sekolah terhadap Profesionalisme Guru di SD Inpres Pannyikokang Kec. Manuju Kab. Gowa.

  Populasi penelitian adalah seluruh guru SD Inpres Pannyikokang Kec. Manuju Kab. Gowa yang berjumlah 8 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala pengawasan kepala sekolah dan skala profesionalisme guru.

  Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif dan analisis inferensial. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa sebanyak 2 inporman menilai pengawasan kepala sekolah masih rendah dengan persentase sebesar 25%, selanjutnya sebanyak 4 inporman menilai pengawasan kepala sekolah berada pada kategori sedang dengan persentase 50% dan 2 inporman menilai pengawasan kepala sekolah berada pada kategori tinggi dengan persentase 25%. Jadi, pengaruh fungsi pengawasan kepala sekolah berada pada kategori sedang dengan persentase 50% dan 2 guru (responden) menilai profesionalismenya berada pada kategori rendah dengan persentase 25%, selanjutnya sebanyak 5 guru (responden) menilai profesionalismenya pada kategori sedang dengan persentase 62.5%, dan sebanyak 1 guru (responden) menilai profesionalismenya pada kategori tinggi dengan persentase 12.5%. Hasil analisis inferensial yang digunakan untuk mengetahui Pengaruh Fungsi Pengawasan Kepala Sekolah terhadap Profesionalisme Guru di SD Inpres Pannyikokang Kec. Manuju Kab. Gowa, dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh yang positif sebesar 0,997 antara Fungsi Pengawasan Kepala Sekolah terhadap Profesionalisme Guru di SD Inpres Pannyikokang Kec. Manuju Kab. Gowa. Selanjutnya untuk menguji signifikansinya digunakan taraf signifikan ∝=0,05 ditemukan r hitung sebesar 0,997 sedangkan r tabel sebesar 0,707, maka disimpulkan pengaruh antara variabel X terhadap Y adalah positif dan

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam membangun pendidikan, Komisi Nasional Pendidikan menyebutkan bahwa Indonesia bertekad memperkokoh potensi pendidikan nasional untuk meningkatkan pencapaian pendidikan dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa, sekaligus menyiapkan generasi muda untuk menghadapi tantangan-tantangan baru yang menandai kehidupan melenium ketiga. Sejak negara ini berdiri, telah banyak upaya yang dilakukan untuk mencapai mutu pendidikan yang terbaik, kendati belum

  1 sebaik dan sebanyak yang diinginkan.

  Pendidikan adalah usaha manusia (pendidik) dengan penuh tanggung jawab membimbing anak-anak didik menuju kedewasaan. Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. Penataan sumber daya manusia perlu diupayakan secara bertahap dan berkesinambungan melalui sistem pendidikan yang berkualitas baik pada jalur pendidikan formal, informal, maupun non-formal, mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Dikatakan lebih lanjut oleh Mulyasa tentang pentingnya pengembangan sistem pendidikan yang berkualitas perlu lebih ditekankan, karena berbagai indikator menunjukkan bahwa pendidikan yang ada belum mampu menghasilkan sumber daya sesuai dengan perkembangan masyarakat dan kebutuhan pembangunan. Salah satu stakeholder yang memiliki peran vital dalam melahirkan proses pelaksanaan pendidikan yang bermutu itu adalah tenaga pendidik atau para guru. Guru diberi tugas, wewenang dan tanggung jawab untuk

  2 melaksanakan pendidikan di sekolah.

  Guru dalam konteks pendidikan mempunyai peranan yang besar dan strategis. Hal ini disebabkan guru sebagai pendidik adalah tokoh yang paling banyak bertatap muka dan berinteraksi dengan anak didik dibandingkan dengan komponen yang lain di sekolah. Guru juga bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan,

  3 melakukan penelitian pengkajian, dan membuka komunikasi dengan masyarakat.

  Dengan demikian tampak secara jelas bahwa tugas dan tanggung jawab guru begitu berat dan luas. Roestiyah N. K menginventarisir tugas guru secara garis besar; (1) mewariskan kebudayaan dalam bentuk kecakapan, kepandaian dan pengalaman empirik, kepada muridnya; (2) membentuk kepribadian anak didik sesuai dengan nilai dasar negara; (3) mengantarkan anak didik menjadi warga negara yang baik; (4) memfungsikan diri sebagai media dan perantara pembelajaran bagi anak didik; (5) mengarahkan dan membimbing anak sehingga memiliki kedewasaan dalam berbicara, bertindak dan bersikap; (6) memungsikan diri sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat lingkungan, baik sekolah negeri maupun swasta; (7) harus mampu mengawal dan menegakkan disiplin baik untuk dirinya, maupun murid dan orang lain; (8) memungsikan diri sebagai administrator dan sekaligus manajer yang disenangi; (9) melakukan tugasnya dengan sempurna sebagai amanat profesi; (10) guru diberi tanggung jawab paling besar dalam hal membimbing perencanaan dan pelaksanaan kurikulum serta evaluasi keberhasilannya; (11) membimbing anak untuk belajar memahami dan menyelesaikan masalah yang dihadapi muridnya; dan (12) guru harus dapat merangsang anak didik untuk memiliki semangat yang tinggi dan gairah yang kuat dalam membentuk kelompok studi, mengembangkan kegiatan ekstra kurikuler dalam rangka memperkaya pengalaman. Dari penegasan Roestiyah N.K tersebut dapat ditegaskan bahwa guru bertanggung jawab mencari cara untuk

  4 mencerdaskan kehidupan anak didik dalam arti sempit dan bangsa dalam arti luas.

  Profesi guru telah hadir cukup lama di negara kita tercinta ini, meskipun fungsi, tugas, dan kedudukan sosiologisnya telah banyak mengalami perubahan.

  Bahkan, ada yang secara lugas mengatakan bahwa sosok guru telah berubah dari tokoh yang digugu dan ditiru, dipercaya, dan dijadikan panutan, diteladani agaknya menurun dari tradisi latar padepokan menjadi oknum yang wagu lan kuru, kurang pantas dan kurus, di tengah-tengah berbagai bidang pekerjaan dalam masyarakat yang semakin terpesialisasikan.

  Sejalan dengan kenyataan itu, keberhasilan pembangunan nasional akan ditentukan oleh keberhasilan kita dalam mengelola pendidikan nasional. Dimana di dalamnya guru menempati posisi utama dan penting. Memang harus diakui dan tak dapat disangkal, selama ini peran guru diperlakukan kurang taat asas dalam arti dinyatakan sebagai sosok yang teramat penting, namun tanpa disertai kesediaan untuk menghargai mereka sebagaimana mestinya. Dengan kata lain, keinginan untuk memprofesionalisasikan jabatan guru masih belum memiliki pijakan struktural yang memadai. Padahal sekitar satu dekade yang lalu telah disingkronkan gagasan ke arah itu melalui tulisan Tjokarde Raka Joni dengan Judul “Pembentukan Profesional Tenaga Kependidikan” dalam majalah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

  Tulisan itu ditanggapi sebagai tidak lebih dari olah akademik yang tak ada

  5 konsekuensinya secara nyata.

  Salah satu hal yang mempengaruhi profesionalisme guru adalah pengawasan kepala sekolah. Hal ini di sebabkan fungsi Kontrol atau pengawasan bagian dari manajemen kinerja. Robert Bacal mengemukakan bahwa manajemen kinerja sebagai sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan manajer. Proses ini meliputi kegiatan membangun

  6 harapan yang jelas serta pemahaman mengenai pekerjaan yang akan dilakukan. 5 Keberhasilan pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola tenaga kependidikan yang tersedia di sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh dalam meningkatkan kinerja guru. Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya,

  7

  dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana. Hal tersebut menjadi lebih penting sejalan dengan semakin kompleksnya tuntutan tugas kepala sekolah, yang menghendaki dukungan kinerja yang semakin efektif dan efisien.

  Keprofesionalan seorang guru selalu diukur dengan kinerjanya atau prestasi

  8

  yang diraihnya. Kinerja guru (performance) merupakan hasil yang dicapai oleh guru dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas

  9 kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta penggunaan waktu.

  SD Inpres Pannyikokang Kec. Manuju Kab. Gowa merupakan tempat pendidikan di bawah naungan Kementrian Pendidikan Nasional. Seorang guru diharapkan mampu memberikan keilmuwannya dan berperilaku yang baik agar dapat diteladani oleh anak didiknya, tetapi ada masalah yang sering dihadapi kepala sekolah ialah masalah guru yang sering tidak hadir pada jam pelajaran yang ditentukan, rendahnya kemampuan guru-guru dalam menyusun perencanaan dan pengembangan

7 E, Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KB (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), h. 25.

  8 pembelajaran dan penguasaan guru-guru terhadap teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.

  Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti “Pengaruh Fungsi Pengawasan Kepala Sekolah terhadap Profesionalisme Guru di SD Inpres Pannyikokang Kec. Manuju Kab. Gowa.”

  B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian adalah :

  1. Bagaimana gambaran Fungsi Pengawasan Kepala Sekolah di SD Inpres Pannyikokang Kec. Manuju Kab. Gowa? 2. Bagaimana gambaran Profesionalisme Guru SD Inpres Pannyikokang Kec.

  Manuju Kab. Gowa?

  3. Adakah Pengaruh Fungsi Pengawasan Kepala Sekolah terhadap Profesionalisme Guru di SD Inpres Pannyikokang Kec. Manuju Kab. Gowa?

  C. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.

  10 Dalam hal ini, Hipotesis yang diajukan untuk menguji data yang diperoleh adalah sebagai berikut:

  1. Hipotesis Nihil (Ho) Tidak ada pengaruh fungsi pengawasan kepala sekolah terhadap profesionalisme guru di SD Inpres Pannyikokang Kec. Manuju Kab. Gowa.

  2. Hipotesis Alternatif (Ha) Ada pengaruh fungsi pengawasan kepala sekolah terhadap profesionalisme guru di SD Inpres Pannyikokang Kec. Manuju Kab. Gowa.

D. Definisi Operasional Variabel

  Untuk menghindari kemungkinan terjadinya perbedaan interpretasi dikalangan para pembaca terhadap skripsi, maka penulis terlebih dahulu mengemukakan tentang judul tersebut dalam bentuk pengertian dari beberapa kata yang dianggap penting.

  Pengertian operasional variabel dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang jelas tentang variabel-variabel yang diteliti sehingga dapat menyamakan persepsi antara penulis dan pembaca. Adapun variabel yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengawasan Kepala Sekolah

  Pengawasan (controlling) atau juga biasa disebut pengendalian merupakan bagian akhir dari fungsi manajemen. Fungsi manajemen yang dikendalikan adalah produktivitas kerja organisasi sekolah sehingga terdapat kesesuaian antara apa yang telah direncanakan dengan pelaksanaannya serta hasil yang diperoleh. Yang ingin diamati dalam penelitian ini adalah perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian.

2. Profesionalisme Guru

  Profesionalisme guru yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keahlian yang diperlukan oleh seorang guru dalam menjalankan tugasnya. Indikator yang diukur dalam penelitian ini adalah perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan melaksanakan penilaian hasil belajar.

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

  a. Untuk mengetahui gambaran Fungsi Pengawasan Kepala Sekolah di SD Inpres Pannyikokang Kec. Manuju Kab. Gowa?

  b. Untuk mengetahui gambaran Profesionalisme Guru di SD Inpres Pannyikokang Kec. Manuju Kab. Gowa?

  c. Untuk mengetahui Pengaruh Fungsi Pengawasan Kepala Sekolah terhadap Profesionalisme Guru di SD Inpres Pannyikokang Kec. Manuju Kab. Gowa?

  2. Kegunaan Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

  a. Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan khasanah pengetahuan pendidikan melalui penerapan fungsi pengawasan kepala sekolah dan pengaruhnya terhadap profesionalisme guru dalam rangka mencapai keberhasilan sekolah.

  b. Praktis 1) Bagi Kepala Sekolah

  Hasil yang akan dicapai pada penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang berarti bagi kepala sekolah dalam upaya perbaikan dan peningkatan profesionalisme guru.

  2) Bagi Guru Sebagai bahan masukan bagi guru agar dapat meningkatkan kinerjanya dan dapat menambah wawasan serta keterampilan pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

  3) Bagi Peneliti Diharapkan menjadi bahan rujukan bagi para peneliti untuk suatu penelitian mengenai pengaruh fungsi pengawasan kepala sekolah terhadap profesionalisme guru.

F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

  1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

  a. Untuk mengetahui implementasi manajemen kelas di SMK Muhammadiyah Watansoppeng.

  b. Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik di SMK Muhammadiyah Watansoppeng.

  c. Untuk mengetahui pengaruh implementasi manajemen kelas terhadap hasil belajar peserta didik di SMK Muhammadiyah Watansoppeng.

  2. Kegunaan Penelitian

  a. Secara teoritis 1) Dapat memberikan informasi dan menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang manajemen kelas.

  2) Dapat digunakan sebagai bahan referensi dan bahan informasi yang dapat digunakan untuk memperoleh gambaran dalam penelitian selanjutnya.

  b. Secara praktis 1) Bagi pembaca, sebagai bahan pertimbangan dan sumbangan pemikiran mengenai implementasi manajemen kelas dan hasil belajar peserta didik.

  2) Bagi peneliti, sebagai bahan pembelajaran dan sebagai persyaratan dalam

BAB II KAJIAN TEORETIS A. Konsep Dasar Manajemen Pendidikan

1. Manajemen Pendidikan

  a. Pengertian Manajemen Menurut istilah, manajemen berasal dari kata kerja manage. Kata ini, menurut kamus The Random House Dictionary of the English Language, College, berasal dari bahasa italia manneg (iere) yang bersumber dari pada perkataan latin Manus yang berarti tangan. Secara harfiah manneg (iere) berarti menangani atau melatih kuda, sementara secara maknawiah berarti memimpin, membimbing, atau mengatur. Ada juga berpendapat bahwa manajemen berasal dari kata kerja bahasa inggris to manage yang sinonim dengan to hand, to control, dan to guide (mengurus, memeriksa dan pemimpin). Untuk itu, dari asal kata ini manajemen dapat diartikan pengurusan,

  11 pengendalian, memimpin atau membimbing.

  Secara umum manajemen adalah pengelolaan usaha, kepengurusan, ketatalaksanaan, penggunaan sumber daya manusia dan sumber daya alam secara efektif untuk mencapai sasaran organisasi yang diinginkan. Sedangkan dalam kegiatan pendidikan, manajemen dapat diartikan sebagai perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan dan evaluasi dalam kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh pengelola pendidikan untuk membentuk peserta didik

  12 berkualitas sesuai dengan tujuan.

  Menurut Sudjana manajemen merupakan rangkaian berbagai kegiatan wajar yang dilakukan seseorang berdasarkan norma-norma yang telah ditetapkan dan dalam

  13 pelaksanaannya memiliki hubungan dan saling berkaitan dengan yang lainnya.

  Sedangkan G.R Terry, Management is a distinct process consisting of planning, organizing, actuating, and controlling performed to determine and accomplish stated objectives by the use of human being and other resources yaitu suatu proses yang khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber

  

14

daya manusia dan sumber-sumber lainnya.

  Dengan demikian, dapat dipahami bahwa manajemen adalah sebuah proses yang khas terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan serta evaluasi yang dilakukan pihak pengelola organisasi untuk mencapai tujuan bersama dengan memberdayakan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.

12 Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan (Yogjakarta: Ar-ruzz Media, 2008), h.15.

  13 b. Pengertian Manajemen Pendidikan Secara sederhana manajemen pendidikan merupakan proses manajemen dalam pelaksanaan tugas pendidikan dengan mendayagunakan segala sumber secara

  15 efisien untuk mencapai tujuan secara efektif.

  Siti Mulyati dan Aan Komariah manajemen pendidikan adalah suatu penataan bidang garapan pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas perencanaan, pengorganisasian, penyusunan staf, pembinaan, pengkoordinasian, pengkomunikasian, pemotivasian, penganggaran, pengendalian, pengawasan, penilaian dan pelaporan secara sistematis untuk mencapai tujuan pendidikan secara

  16 berkualitas.

  Sedangkan Made Pidarta mengartikan manajemen pendidikan sebagai aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam mencapai

  17 tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya.

  Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen pendidikan adalah suatu penataan pada aspek pendidikan yang dilakukan dengan cara merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengawasi secara sistematis untuk mencapai tujuan pendidikan yang efektif dan efisien.

15 Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan, h. 87.

  16 c. Fungsi Manajemen Manajemen adalah proses untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan melakukan kegiatan dari empat fungsi utama manajemen, yaitu: Planning

  (perencanaan); Organizing (pengorganisasian); Actuating (pelaksanaan); dan

18 Controlling (pengawasan).

  1) Perencanaan (Planning) Perencanaan adalah fungsi dasar (fundamental) manajemen. Manajemen pasti berangkat dari sebuah perencanaan karena fungsi-fungsi yang lain akan efektif dan efisien apabila terlebih dahulu direncanakan dengan baik.

  G. R Terry perencanaan adalah memilih, menghubungkan fakta dan membuat serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa datang dengan jalan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.

  Perencanaan adalah langkah pertama yang harus diperhatikan oleh manajer dan para pengelola pendidikan. Perencanaan merupakan hal penting yang hendaknya ada dalam manajemen lembaga pendidikan. Tanpa perencanaan yang baik lembaga

  19 pendidikan tidak akan maju dan berkualitas.

  2) Pengorganisasian (Organizing) Pengorganisasian adalah fungsi manajemen dan merupakan suatu proses yang dinamis. Pengorganisasian dapat diartikan sebagai proses penentuan pekerjaan- pekerjaan yang harus dilakukan, pengelompokan tugas-tugas dan membagi-bagikan pekerjaan kepada setiap personalia, penetapan departemen-departemen (subsistem) serta penentuan hubungan-hubungan. Organizing berasal dari kata organize yang berarti menciptakan struktur dengan bagian satu sama lain saling terkait dalam keseluruhannya.

  Kegiatan menyusun berbagai elemen dalam sebuah lembaga pendidikan maupun instansi merupakan kegiatan manjemen yang secara khusus disebut pengorganisasian. Hal ini memperjelas bahwa diantara fungsi manajemen adalah menyusun dan membentuk berbagai hubungan kerja dari berbagai unit untuk menjadi sebuah tim yang solid, tim yang solid akan memberi kekuatan. Apabila terjadi kesatuan kekuatan dari berbagai elemen sistem untuk mencapai tujuan dalam

  20 lembaga maupun organisasi, manajemen dianggap berhasil.

  3) Pengarahan atau Pelaksanaan (Actuating) G.R Terry pengarahan atau pelaksanaan adalah membuat semua anggota kelompok agar mau bekerja sama dan bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian.

  Pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubugan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi actuating justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi lembaga pendidikan. Dalam konteks ini, G.R. Terry mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran organisasi dan sasaran anggota-anggota organisasi tersebut.

  Dalam pelaksanaan fungsi-fungsi actuating ini, manajer berperan penting dalam menggerakkan seluruh civitas akademik di sekolah agar mampu melaksanakan tugas, peran, dan tanggung jawabnya dengan baik dan disertai dengan motivasi yang tinggi.

  4) Pengawasan atau Pengendalian (Controlling) Pengawasan atau pengendalian Earl P. Strong adalah proses pengaturan berbagai faktor dalam suatu perusahaan, agar pelaksanaan sesuai dengan ketepatan- ketepatan dalam rencana.

  Pengawasan atau pengendalian G.R. Terry adalah sebagai proses penentuan, apa yang harus dicapai yaitu standar, apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan sesuai dengan rencana yaitu selaras dengan standar. perencanaan, pengorganisasian, penggerakan atau pelaksanaan, dan pengendalian itu sendiri. Dalam berbagai kasus peningkatan mutu pendidikan terdapat kasus masih lemahnya pelaksanaan pengendalian sehingga terjadi berbagai penyimpangan antara yang direncanakan dengan yang dilaksanakan. Oleh karena itu, pengawasan memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan produktivitas kerja organisasi sekolah sehingga terdapat kesesuaian antara apa yang telah direncanakan dengan pelaksanaannya serta hasil yang diperoleh.

  Proses pengawasan sedikit terdiri dari lima tahap, yaitu: (1) penetapan standar pelaksanaan (perencanaan); (2) penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan; (3) pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata; (4) perbandingan pelaksanaan kegiatan dengan standar dan penganalisan penyimpangan-penyimpangan; dan (5) pengembangan tindakan koreksi bila perlu. Proses ini jika diimplementasikan di lembaga pendidikan, akan dapat memandu dan memberikan kontrol manajerial yang baik dalam meningkatkan mutu pendidikannya. Peningkatan mutu pendidikan tidak akan mungkin bisa terwujud, jika dalam proses pelaksanaannya tidak disertai dengan pengawasan kinerja atau pengendalian mutu yang baik dan dilaksanakan secara terus-

  21

  menerus seiring dengan pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Salah satu pelaksana pengawasan di sekolah adalah kepala sekolah, sebab kepala sekolah merupakan pemimpin di sekolah.

  Sasaran pengawasan dalam manajemen sekolah, yaitu: 1) Jumlah hasil kerja (segi kuantitas) 2) Mutu hasil kerja (segi kualitas) 3) Pegawai (kesungguhan, kerajinan, dan kecakapan kerjanya) 4) Uang (pemakaian secara sah dan efisien) 5) Barang pembekalan (pembelian, pengguna, pemeliharaan yang benar) 6) Ruang kerja (penataan dan pemakaian yang baik) 7) Waktu 8) Metode kerja

  Pengawasan merupakan proses pengamatan dari pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk mengumpulkan data dalam usaha mengetahui ketercapaian tujuan dan kesulitan apa yang ditemui dalam pelaksanaan itu.

  22 Pengawasan atau Controlling bertujuan untuk mengetahui apakah pelaksanaan

  tugas atau pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Pengawasan menyangkut kegiatan membandingkan antara hasil nyata yang dicapai dengan standar yang telah ditetapkan, dan apabila pelaksanaannya menyimpang dari rencana maka perlu diadakan koreksi seperlunya. Organisasi akan mencapai sasarannya apabila pimpinan mampu melaksanakan fungsi pengawasan dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, sistem pengawasan harus dipandang sebagai suatu sistem informasi, karena kecepatan dan ketepatan tindakan korektif sebagai hasil akhir proses pengawasan bergantung pada macamnya informasi yang diterima.

  d. Tujuan Manajemen Pendidikan

  23 Adapun tujuan manajemen pendidika adalah sebagai berikut:

  1) Produktivitas adalah perbandingan terbaik antara hasil yang diperoleh (output) dengan jumlah sumber yang dipergunakan (input).

  2) Menurut Pfeffer dan Coote, kualitas menunjukkan kepada suatu ukuran penilaian atau penghargaan yang diberikan atau dikenakan kepada barang (products) atas bobot dan atau kinerjanya. 3) Efektivitas adalah ukuran keberhasilan tujuan organisasi. 4) Efisiensi berkaitan dengan cara yaitu membuat sesuatu dengan betul (Doing things right) sementara efektivitas adalah menyangkut tujuan (doing the right things) atau efektivitas adalah menyangkut tujuan rencana dengan tujuan yang dicapai, efisiensi lebih ditekankan pada perbandingan antara input atau sumber daya dengan output.

2. Tugas dan Fungsi Kepala Sekolah

  a. Tugas Kepala Sekolah Kepala sekolah merupakan jabatan pemimpin yang tidak bisa diisi oleh orang-

  24

  orang tanpa didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan. Dalam pengertian lain kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan

  25 dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

  Kepala sekolah adalah seorang manajer, dialah yang mengatur segala sesuatu yang ada di sekolah untuk mencapai tujuan sekolah. Dengan posisi sebagai manajer, kepala sekolah mempunyai kewenangan penuh terhadap arah kebijakan yang ditempuh menuju visi dan misi sekolah. Kepala sekolah sebagai manajer merupakan pencerminan dari kepemimpinan kepala sekolah. Tetapi kepala sekolah sebagai penguasa cenderung pada pencerminan egoisme diri.

  Karena itu dalam suatu organisasi ini sungguh tidak dapat diterapkan. Karena organisasi adalah kegiatan bersama menuju sebuah tujuan, tidak boleh dikelola atas

  26 dasar egoisme, kedirian seseorang, melainkan dikelola oleh seseorang pemimpin.

  Pihak sekolah dalam menggapai visi dan misi pendidikan perlu ditunjang oleh kemampuan kepala sekolah dalam menjalankan roda kepemimpinannya.

  Meskipun pengangkatan kepala sekolah tidak dilakukan secara sembarangan, bahkan diangkat dari guru yang sudah berpengalaman atau mungkin sudah lama menjabat sebagai wakil kepala sekolah, namun tidak sendirinya membuat kepala sekolah menjadi profesional dalam melaksanakan tugasnya. Berbagai kasus menunjukkan masih banyak kepala sekolah yang terpaku dengan urusan-urusan 24 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi dan Implementasi (Bandung: administrasi yang sebenarnya bisa dilimpahkan kepada tenaga administrasi. Dalam pelaksanaannya pekerjaan kepala sekolah merupakan pekerjaan berat yang menuntut

  27 kemampuan ekstra.

  28 Adapun tugas kepala sekolah sebagai berikut:

  1) Kepala Sekolah sebagai Pendidik (Educator ) Dalam peranan sebagai pendidik, kepala sekolah harus berusaha menanamkan, memajukan, dan meningkatkan sedikitnya empat macam nilai yaitu pembinaan mental, moral, fisik, dan artistik bagi para guru dan staf di lingkungan kepemimpinannya.

  2) Kepala Sekolah sebagai Manajer Manajemen pada hakikatnya merupakan suatu proses merencanakan mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala

  29

  aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien. Dikatakan suatu proses, karena semua manajer dan ketangkasan serta keterampilan yang dimilikinya mengusahakan dan mendayagunakan tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan.

27 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hal. 98.

  28

  3) Kepala Sekolah sebagai Seorang Pemimpin Sub judul kepala sekolah sebagai seorang pemimpin akan diuraikan lebih luas dari pada sub judul dan kepala sekolah sebagai staf. Hal ini untuk lebih menyesuaikan dengan judul tulisan yang berbunyi: “Kepemimpinan kepala sekolah, tinjauan teoritik dan permasalahannya”.

  Diantara pakar yang membicarakan masalah kepemimpinan adalah Koontz, O’Donnel, dan Weirich. Di dalam bukunya yang berjudul management, antara lain dikemukakan, bahwa yang dimaksud dengan kepemimpinan secara umum, merupakan pengaruh, seni atau proses mempengaruhi orang lain sehingga mereka dengan penuh kemauan berusaha ke arah tercapainya tujuan organisasi.

  4) Kepala Sekolah sebagai Motivator Sebagai motivator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja, disiplin, dorongan, penghargaan secara efektif, dan

  30 penyediaan pusat sumber belajar melalui pengembangan pusat sumber belajar.

  5) Kepala Sekolah sebagai Pengawas (Supervisor) Pimpinan sekolah dalam menjalankan tugas kepemimpinannya harus memahami perannya sebagai pengawas, harus mengerti bahwa pengawas itu melakukan pengamatan, pengawasan, membimbing, dan menstimulir kegiatan- kegiatan dengan maksud untuk memperbaiki. Perbaikan sekolah adalah kata kunci kepala sekolah untuk melaksankan tugas kepengawasan. Berlangsungnya sistem kepengawasan di sekolah secara efektif, akan berimplikasi kepada terciptanya secara kondusif guru yang bertanggung jawab atas kepemimpinan kelasnya. Sebagai seorang supervisor di sekolah yang dipimpinnya kepala sekolah bertanggung jawab terhadap pemanfaatan dan pembinaan sumber daya yang ada, mulai dari SDM dan sumber daya lainnya. Tugas supervisor jika dilihat adalah untuk membina guru-guru agar mampu bertugas dengan kompetensi yang dimilikinya sehingga menghasilkan guru yang bermutu.

  6) Kepala Sekolah Sebagai Staf Salah satu peran kepala sekolah, adalah sebagai seorang pejabat formal, atau sebagai pemimpin formal. Oleh sebab itu kedudukannya yang formal, pengangkatan, pembinaan, dan tanggung jawabnya terikat oleh serangkaian berbagai ketentuan dan prosedur.

Dokumen yang terkait

KORELASI SUPERVISI KLINIS KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU DI SD NEGERI BANYUSARI KEC. GRABAG KAB. MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Test Repository

0 0 111

K DIDIK RA. AL-AMIN BONTOLOHE PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP AKHLAKUL KARIMAH ANAK DIDIK RA. AL-AMIN BONTOLOHE PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP AKHLAKUL KARIMAH ANAK DIDIK RA. AL-AMIN BONTOLOHE KEC. RILAU ALE KAB. BULUKUMBA - Repositori UIN Alauddin M

0 0 121

Pengaruh Administrasi Pendidikan Terhadap Kinerja Guru Di MI. DDI Sakeang KEC. Tompobulu KAB. Maros - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 74

PERBANDINGAN KEMAMPUAN MENGELOLA KELAS GURU TERSERTIFIKASI DENGAN GURU BELUM TERSERTIFIKASI DI SDN BIRINGKALORO KEC. PALLANGGA KAB. GOWA - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 102

PENGARUH KOMPETENSI KETENAGAAN LABORATORIUM TERHADAP KINERJA KEPALA LABORATORIUM SMAN KOTA BIMA - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 136

B AB I PENDAHULUAN - PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU DI SMA NEGERI I POLEANG KEC. POLEANG KAB. BOMBANA - Repository IAIN Kendari

0 1 68

PERANAN GURU DALAM MENANAMKAN DISIPLIN DINI PADA KELAS I SDIT AL-INSYIRAH KEC. BIRINGKANAYA KOTA MAKASSAR - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 108

PENGARUH MOTIVASI ORANG TUA TERHADAP PENINGKATAN MINAT BACA PADA SISWA KELAS II MI No. 7 MACCOPE KEC. AWANGPONE KAB. BONE - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 78

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KURANGNYA MINAT ORANG TUA UNTUK MENYEKOLAHKAN ANAKNYA PADA MADRASAH TSANAWIYAH SALUBANGA DI DESA MUHAJIRIN KEC. SULI BARAT KAB. LUWU - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 82

Efektif Metode DRILL Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran PAI SD INPRES BENTENG II KAB. KEP. Selayar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 95