PROSES FRAKSINASI MINYAK KELAPA SAWIT DI PT SALIM IVOMAS PRATAMA TBK TANJUNG PRIOK, JAKARTA UTARA LAPORAN KERJA PRAKTEK

  

PROSES FRAKSINASI MINYAK KELAPA SAWIT

DI PT SALIM IVOMAS PRATAMA TBK TANJUNG

PRIOK, JAKARTA UTARA

  Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan

  

Oleh :

Yosia

13.70.0122

  

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

SEMARANG

  PROSES FRAKSINASI MINYAK KELAPA SAWIT DI PT SALIM IVOMAS PRATAMA TBK TANJUNG PRIOK, JAKARTA UTARA Oleh : Yosia NIM : 13.70.0122 Program Studi : Teknologi Pangan Laporan Kerja Praktek ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan sidang penguji pada tanggal : Semarang, 7 Desember 2016

  Fakultas Teknologi Pertanian

   Universitas Katolik Soegijapranata Pembimbing Lapangan, Pembimbing Akademis,

  Marcho Rizal, ST. Katharina Ardanareswari, STP, M.Sc.

  Dekan, iii

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek dengan judul “PROSES FRAKSINASI

  MINYAK KELAPA SAWIT DI PT SALIM IVOMAS PRATAMA TBK TANJUNG PRIOK, JAKARTA UTARA ” dengan lancar dan tepat pada waktunya.

  Selama kerja praktek di PT Salim Ivomas Pratama Tbk dan pembuatan laporan Kerja Praktek, penulis tidak lepas dari bantuan orang-orang yang sudah mendukung secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1.

  Tuhan Yesus Kristus, yang selalu menyertai dan memberikan kekuatan kepada penulis sehingga laporan Kerja Praktek dapat disusun dengan baik dan tepat waktu.

  2. Ibu Dr. Victoria Kristina Ananingsih, ST., MSc selaku Dekan Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.

  3. Ibu Khatarina Ardanareswari, STP, MSc selaku dosen pembimbing yang sudah membantu dan mengarahkan penulis selama penulis melakukan Kerja Praktek sampai menyusun laporan Kerja Praktek ini.

  4. Ibu Sisca SPsi, selaku HRD PT Salim Ivomas Pratama Tbk yang telah banyak membantu dan memberi kesempatan kepada penulis sehingga penulis dapat melakukan Kerja Praktek di PT Salim Ivomas Pratama Tbk.

  5. Bapak Marcho Rizal ST., selaku pembimbing lapangan yang sudah banyak memberikan bimbingan, arahan, dan membantu penulis selama melaksanakan Kerja Praktek.

  6. Seluruh PIC department bagian Safety K3, PPIC, Management Mutu, Tank Yard &

  Weightbridge, Quality Control, Refinery, Fractionation, Boottling & Tinning, Store Warehouse, Maintenance, Utility, Finished Good Warehouse yang sudah banyak

  membantu penulis selama melaksanakan Kerja Praktek.

  7. Semua karyawan PT Salim Ivomas Pratama Tbk yang terlibat secara langsung dalam mengajar dan memberikan pengetahuan baik secara teori maupun praktek di lapangan selama proses Kerja Praktek di PT Salim Ivomas Pratama Tbk. iv

  8. Papa dan Mama yang selalu memberikan dukungan, waktu, dan semangat hingga penulis dapat melaksanakan Kerja Praktek di PT Salim Ivomas Pratama Tbk dan membuat laporan Kerja Praktek di PT Salim Ivomas Pratama Tbk dengan tepat waktu.

  9. Teman-teman dari kampus Universitas Parahyangan dan Universitas Telkom yang sudah memberikan semangat dan bantuan selama proses Kerja Praktek di PT Salim Ivomas Pratama Tbk berlangsung.

  10. Sdr. Alan Christian Jonathan yang telah menjadi teman seperjuangan selama masa Kerja Praktek di PT Salim Ivomas Pratama Tbk dan dalam pembuatan laporan Kerja Praktek, yang sudah memberikan dukungan dan semangat sehingga Kerja Praktek dan penyusunan laporan Kerja Praktek bisa dilakukan dengan lancar dan baik.

  11. Semua pihak yang sudah memberikan saran dan kritik membangun selama proses Kerja Praktek di PT Salim Ivomas Pratama Tbk dan selama pembuatan laporan Kerja Praktek.

  Penulis berharap agar Laporan Kerja Praktek yang sudah dibuat ini dapat memberikan manfaat dan informasi bagi siapa saja yang membacanya khususnya bagi mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Namun penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan laporan Kerja Praktek ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Terima kasih.

  Semarang, Oktober 2016

  

DAFTAR ISI

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

DAFTAR TABEL

  Halaman

  

DAFTAR GAMBAR

  Halaman

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Halaman Lampiran 1. Lokasi PT Salim Ivomas Pratama Tbk ...................................................... 33 Lampiran 2. Struktur Organisasi PT Salim Ivomas Pratama.......................................... 34 Lampiran 3. Daftar Hadir ............................................................................................... 35

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

  Kerja Praktek (KP) merupakan salah satu mata kuliah dalam Program Studi Teknologi Pangan yang dilakukan pada semester V atau VI selama minimal 20 hari. Tujuan Kerja Praktek adalah agar menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa dalam perencanaan dan pengelolaan untuk menghasilkan produk makanan dan pengendalian kualitas prodouk di industri pangan, serta untuk mengenal dan memahami situasi nyata yang ada di dalam dunia kerja. Latar belakang dalam memilih PT. Salim Ivomas Pratama Tbk. sebagai tempat pelaksanaan Kerja Praktek adalah karena perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan minyak goreng dan lemak nabati yang sudah beri diri cukup lama, yakni sejak tahun 1970-an dan terus berkembang hingga saat ini. Selain itu produk-produk yang dihasilkan oleh PT. Salim Ivomas Pratama Tbk ini sudah sangat disukai oleh masyarakat Indonesia, produk-produk yang dihasilkan adalah “Bimoli”, “Bimoli Special”, “Simas”, “Palmia”, “Amanda”, dll. PT Salim Ivomas Pratama Tbk juga selalu menjaga mutu dan berusaha terus meningkat mutu dari produk-produk yang dihasilkan sehingga kualitasnya tetap terjamin. Tidak hanya di Indonesia saja, bahkan PT.Salim Ivomas Pratama Tbk. juga mengirim produk-produknya ke luar negeri.

  Pemilihan tempat pelaksanaan Kerja Praktek di pabrik minyak kelapa sawit juga ditinjau dari sebuah keadaan industri minyak kelapa sawit yang telah terbukti sebagai salah satu industri penting yang ada di Indonesia. Industri minyak kelapa sawit telah bertumbuh dengan sangat pesat dengan angka perluasan perkebunan lebih dari 12% dari tahun 1990 hingga 2005. Di tahun 2010, total perkebunan minyak kelapa sawit di Indonesia mencapai 7,82 juta hektar (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2010 dikutip dalam Hashim et al., 2012) yang mengatakan bahwa lebih dari 60% dari perkebunan kelapa sawit terletak di Pulau Sumatera, sedangkan sebagian besar lainnya ditanamkan di Kalimantan dan Sulawesi. Produksi CPO pada tahun 2009 memuncak hingga 18,64 juta ton pada lebih dari 400 penggilingan minyak kelapa sawit (USDA, 2009 dikutip dalam Hashim et al., 2012). Bahkan, produksi minyak kelapa sawit Indonesia

  Palm Statistics, 2009 & Direktorat Jenderal Perkebunan, 2011 dikutip dalam Hashim et al ., 2012).

  Selama Kerja Praktek yang saya lakukan di PT Salim Ivomas Pratama Tbk, saya berkesempatan untuk mengunjungi beberapa tempat seperti: tank yard, weight bridge, finish good, QC, Bottling, Utility, Ware House dan ruang lingkup produksi yaitu

  

Refinery dan Fraksinasi. Ruang lingkup produksi ini merupakan bagian proses untuk

  pengolahan minyak mentah yang biasa disebut Crude Palm Oil (CPO) menjadi minyak goreng yang siap untuk dikonsumsi. Dalam bidang produksi minyak goreng, saya mengamati berbagai macam mesin dan peralatan yang digunakan dalam industri, dan belajar cara-cara untuk mengoperasikan alat-alat dan melihat kondisi proses selama proses berlangsung. Selain itu, saya juga mengamati alur produksi pengolahan produk, dari bahan baku hingga menjadi produk akhir yang siap untuk dijual, serta dapat ikut serta dalam proses pengolahan produk minyak goreng. Metode yang dilakukan selama Kerja Praktek berlangsung adalah melalui metode observasi, wawancara, tanya jawab, penelitian di laboratorium, dan mencoba menganalisis dan memecahkan masalah-masalah yang terjadi di lapangan. Melalui metode observasi saya dapat mengamati proses dan berbagai macam mesin dan peralatan yang digunakan, saya dapat mengetahui berbagai macam standar yang telah ditetapkan di dalam proses pengolahan untuk menghasilkan minyak berkualitas. Selain itu, dengan metode wawancara dan tanya jawab dengan pembimbing kepala bagian, para teknisi yang bertugas, dan pembimbing lapangan saya dapat mengetahui dan mempelajari hal-hal atau masalah-masalah yang sering terjadi di lapangan.

1.2. Tujuan Khusus Kerja Praktek

  • Menambah wawasan dan pengetahuan terutama mengenai hal-hal yang berkaitan dengan bidang pangan
  • Mengetahui masalah-masalah terkait bidang pangan yang muncul di lapangan serta belajar untuk menemukan solusi yang tepat untuk menyelesaikannya.

  • Menerapkan teori-teori yang sudah didapatkan selama proses perkuliahan di Universitas.

2. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan

  Pada tahun 1979, berdirilah pabrik minyak goreng dengan nama PT Sajang Heulang (arti Sajang Heulang: Sarang Burung Elang). Pabrik minyak goreng ini menggunakan bahan baku kelapa sawit, kemudian pada tahun 1981, PT Sajang Heulang mulai memproduksi margarine.

  PT Sajang Heulang berlokasi di Region Jakarta. Kemudian pada tahun 1990 PT Margi Uvocrine Jaya bergabung di Region Jakarta. Pada tahun 1994 diresmikan sebuah pabrik baru yang berlokasi di Surabaya dengan nama PT. Intiboga Sejahtera. Ketiga pabrik tersebut pada tahun 1995 bergabung menjadi 1 dengan nama PT Intiboga Sejahtera.

  Kemudian pada tahun 2003 dilakukan pembagian daerah pemasaran berkembang menjadi: : Sumatera kecuali Lampung

  • Region I : Lampung, Jawa Barat, Jabodetabek, Kalimantan Barat, Jawa • Region II Tengah, Yogyakarta. : Jawa Timur, Kalimantan (kecuali Kalimantan Barat), Bali,
  • Region III NTT, NTB, Sulawesi, Maluku, dan Papua.

  Pada tanggal 16 Agustus 2006, PT. Intiboga Sejahtera berubah nama menjadi PT Salim Ivomas Pratama. PT Salim Ivomas Pratama merupakan penggabungan dari enam perusahaan besar yang ada di Indonesia, yaitu:

  • PT Intiboga Sejahtera bergerak di bidang Palm Oil Refinery, berlokasi di Jakarta dan Surabaya.
  • PT Bitung Manado Oil Industry (Bimoli) bergerak di bidang Copra dan Palm Kernel Crushing dan Palm Oil Refinery berlokasi di Bitung, Sulawesi Utara.
  • PT Sawita Oil Grains bergerak di bidang Trading Palm Oil berlokasi di Jakarta, Surabaya, Medan.

  PT Salim Ivomas Pratama merupakan group agribisnis yang terdiversifikasi dan terinterigasi dengan merek terkemuka di Indonesia dan telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Juni 2011 menjadi PT Salim Ivomas Pratama Tbk.

  2.2. Visi Misi Perusahaan

  Visi:

  • Menjadi perusahaan nomor satu dalam Industri Minyak Goreng dan Lemak Nabati bermerek di Indonesia.

  Misi: • Menghasilkan produk yang bermutu, higienis, aman, dan halal.

  • Mengembangkan Sumber Daya Manusia menjadi lebih kompeten.
  • Melakukan perbaikan berkesinambungan untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah.

  2.3. Struktur Organisasi

  Struktur organisasi dari PT Salim Ivomas Pratama Tbk terdiri dari Chief executive

  

Officer (CEO) sebagai pemimpin yang membawahi HRD, GA & Personalia, Legal,

  (ICT), Internal audit, Sustainability,

  Information and Communication Technology

Government Relation Departmen (GRD), CFO, dan Chief Operating Officer (COO)

Refinery . Chief Financial Officer (CFO) membawahi Finance/Treasury, Budget &

Controller, Purchasing, Business Development, CP & ERM & Sistem Prosedur,

Accounting . COO Refinery membawahi Factory, PDQC, Sales & Marketing,

Supporting Function . Factory membawahi Production cooking oil, Product Margarine,

Engineering, Warehouse Finished Good, Warehouse Sparepart Chemical, dan Tank

  . PDQC membawahi Research and Development, Quality Control, Research and

  Yard

Development Packaging . Sales marketing membawahi Sales, Marketing, Export.

Supporting Fuction membawahi Production Planning Inventory Control (PPIC),

(QA), dll. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 2. Quality Assurance

  2.4. Lokasi Perusahaan

  Kantor pusat PT Salim Ivomas Pratama Tbk berlokasi di Sudirman Plaza Indofood Tower Lt. 11, Jl. Jend Sudirman Kav. 76-78. Sementara itu, salah satu pabrik pengolahan minyak goreng milik PT Salim Ivomas Pratama Tbk berlokasi di Jalan Industri No.1, Jakarta. Lokasi pabrik PT Salim Ivomas Pratama Tbk dapat dilihat pada Lampiran 1.

  2.5. Ketenagakerjaan

  Tenaga kerja di PT Salim Ivomas Pratama Tbk dibagi menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja shift dan non-shift. Tenaga kerja shift adalah tenaga kerja yang bekerja selama 24 jam dalam sehari dan bekerja selama 6 hari kerja per minggu dengan pembagian shift. Tenaga kerja shift ini meliputi bagian produksi, tank farm, Quality

  

Control , bottling, Engineering, Utility, Warehouse, security dan lain-lain, dengan

  pembagian shift sebagai berikut : Shift 1 : pk 07.00-15.00

  • Shift 2 : pk 15.00-23.00
  • Shift 3 : pk 23.00-07.00
  • Sedangkan untuk tenaga kerja non-shift adalah tenaga kerja bagian perkantoran, termasuk Manager Produksi, para Section Head, Quality Assurance, dan Production

  

Planning Inventory Control (PPIC). Tenaga kerja non-shift ini bekerja sebanyak 5

  hari/minggu dengan jam kerja dari pukul 08.00 sampai pukul 17.00, dengan waktu istirahat selama 1 jam yaitu pada pukul 12.00 sampai pukul 13.00.

  2.6. Macam-macam Produk Perusahaan

  Produk PT Salim Ivomas Pratama adalah produk olahan minyak nabati, yang meliputi minyak goreng, margarin dan lemak nabati. Tabel 1. Merek Dagang Produk PT Salim Ivomas Pratama Tbk

  Produk Merek Dagang

  • Minyak Goreng Bimoli Klasik Bimoli Spesial 
Margarin dan Lemak Nabati  Simas

  • Palmia 

  Amanda

  • Malinda 

  Simas Palmia

  Sumber

3. PROSES PRODUKSI MINYAK KELAPA SAWIT

  Crude Palm Oil (CPO) Palm Fatty Acid Distillate (PFAD)

  Refinery Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO) Fraksinasi Olein Stearin

  Storage (in Tank) Keterangan: : jalur produk minyak kelapa sawit

  Bottling : jalur produk samping

  Packaged Cooking Oil

  Gambar 1 Diagram Alir Proses Produksi Minyak Kelapa Sawit Proses pembuatan minyak kelapa sawit dari bahan baku Crude Palm Oil (CPO) yang dilakukan oleh PT Salim Ivomas Pratama Tbk secara garis besar dapat dilihat pada

  Gambar 1. Pertama-tama CPO akan masuk ke dalam proses refinery dan nantinya akan menghasilkan produk utama berupa Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO) serta produk samping berupa Palm Fatty Acid Distillate (PFAD). Kemudian RBDPO akan masuk ke dalam proses fraksinasi, dan dihasilkan 2 macam produk yaitu: olein (produk akhir) dan stearin (produk samping). Minyak olein ini yang akan diproses lebih lanjut ke dalam ruang pengemasan dan langsung menjadi minyak goreng yang siap untuk dikonsumsi, sedangkan produk samping yaitu stearin akan digunakan untuk pembuatan margarin. Perbedaan fisik CPO, RBDPO, Stearin, Olein, dan PFAD dapat dilihat pada Gambar 2. a b d e c

  Gambar 2 Dari kiri: CPO (a), RBDPO (b), Olein (c), Stearin (d), dan PFAD (e) 3.1.

   Bahan Baku

Crude Palm Oil atau biasa yang sering disebut minyak kelapa sawit banyak ditemukan

  dari tandan buah segar. CPO terdapat pada bagian perikarp dari tandan buah kelapa sawit, pada bagian perikarp terdapat lapisan mesokarpium yang mengandung CPO paling tinggi. Bagian minyak kelapa sawit dapat dilihat pada Gambar 3 dan Gambar 4. Di dalam CPO sendiri terdapat beberapa nutrisi baik makro maupun mikro yang bermanfaat bagi kesehatan manusia seperti

  α-, β-, γ- karoten, lutein, licopene, sterol, asam lemak jenuh, ubiquinone dan vitamin E (tokoferol, tokorienol). Komposisi mikro nutrien dapat dilihat pada Tabel 2.

  b a

  Gambar 3 Buah Tandan Segar (a) dan Palm Oil (CPO) (b) Sumber: www.asrvoc.com) b a c Gambar 4 Lapisan Epikarpium (a), lapisan Mesokarpium (b) dan lapisan Endokarpium (c)

  Tabel 2 Komposisi Makronutrien Crude Palm Oil Makronutrien Kandungan Rekomendasi Asupan 235 ppm* 1.5 mg/hari

  α-caroten 377 ppm* 2.5-5.9 mg/hari ** β-caroten Vitamin E 810 ppm* 15 mg/hari ** Likopen 8.74 ppm*** 3.7-16.15 mg/hari *** Lutein Trace**** 1.3-3 mg/hari***** Sterol

  • 370 ppm*
  • Kampasterol 151 ppm* - Stigmasterol - 66 ppm* .
  • Kolesterol 18 ppm* Ubuquinone 10 (UQ 10) 18-25 ppm* -

  β-sitosterol

  • *Bonnie & Choo (2000), **Food and Nutrition Board (2000), ***Rao et al. (2003), ****Bonnie &

    Gwendoline (2006), Nebeling et al. (1997)

  Kandungan utama yang terdapat pada CPO adalah minyak yang terdiri dari ikatan trigliserida, digliserida, dan monoglieserida, Free Fatty Acid (2-5%), H

  2 O atau

  , impurities

  moisture

  , logam berat, β karoten (400-600ppm), fosfor (10-20 ppm), aldehid, keton, klorofil, antioksidan, dan gum/getah. Minyak kelapa sawit terdiri dari gliserida campuran yang merupakan ester dari gliserol dan asam lemak rantai panjang. Dua jenis asam lemak yang paling dominan dalam minyak kelapa sawit yaitu asam palmitat C16:0 (jenuh), dan asam oleat

  C18:1 Cis (ω-9) (tidak jenuh). Selain itu asam lemak jenuh lainnya yang terdapat dalam minyak kelapa sawit adalah asam linoleat yang terdapat pada minyak kelapa sawit adalah asam stearat. Umumnya, komposisi asam lemak minyak sawit dapat dilihat pada Tabel 3.

  Tabel 3 Komposisi Asam Lemak dalam Minyak Sawit Nama Asam Lemak Rumus Asam Lemak Komposisi Laurat C12:0 0,2% Myristat C14:0 1,1% Palmitat C16:0 44,0% Stearat C18:0 4,5% Oleat C18:1 39,2% Linoleat C18:2 10,1% Linolenat C18:3 0,29%

  • Lainnya

  0,9% 3.2.

   Bahan Tambahan 3.2.1. Phosphoric Acid Penambahan Phosphoric acid (asam fosfat) dilakukan pada tahapan degumming.

  Penambahan Phosphoric acid memilik tujuan untuk mengikat gum (getah atau lendir) berupa fosfatida, komponen logam (Fe dan Cu) serta air yang terdapat di dalam CPO (tanpa mengurangi jumlah asam lemak bebas dalam minyak). Penambahan phosphorid

  

acid ini ditentukan oleh getah CPO, dan nilai FFA nya apabila nilai FFA tinggi maka

penambahan phosphorid acid juga semakin tinggi.

  (O’Brien, 2004).

3.2.2. Bleaching Earth Setelah dilakukan proses degumming, selanjutkan akan dilakukan proses bleaching.

  Pada proses bleaching, bahan tambahan yang digunakan adalah Bleaching earth.

  

Bleaching earth sendiri merupakan tanah pemucat yang diaktifkan dengan asam, karbon

  aktif, tanah pemucat alami, dan silica sintetis, yang setelah digunakan akan menghasilkan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) berupa spent earth (Fattah et semua komponen yang bersifat polar yang berada di Crude Palm Oil, seperti logam berat, impurities, moisture, fosfor, β-karoten (±40%), dan mampu menghilangkan aldehid & keton, kemudian klorofil, antioksidan dan gum (Basiron, 2005). Kandungan logam berat yang berada pada CPO dapat dilihat pada Tabel 4.

  Tabel 4 Kandungan Logam di dalam CPO Logam Konsentrasi (mg/L) Fosfor 180 Kalium 2270 Magnesium 615 Kalsium 439 Karbon 25440 Boron 7,6 Besi 46,5 Mangan 1,98 Tembaga 0,89 Seng 2,30 Sumber: Basiron (2005) 3.3.

   Proses Produksi 3.3.1. Penerimaan CPO

  Penerimaan CPO yang dilakukan PT Salim Ivomas Pratama Tbk dilakukan pada dua tempat yaitu dermaga dan weight bridge yang dilakukan dengan menggunakan kapal dan mobil. Di sini bahan yang masuk berupa CPO (Crude Palm Oil), bukan tandan buah segar. Setelah minyak CPO datang, hal yang dilakukan adalah penimbangan berat CPO dan pengecekan kondisi CPO yang dilakukan oleh Quality Control. Untuk proses penimbangan pada mobil alat yang digunakan disebut weight bridge, di mana cara menimbang dengan alat weight bridge adalah sebagai berikut : Weight 1 : berat kendaraan Weight 2 : berat kendaraan + minyak (CPO) Netto : weight 2

  • – weight 1
semua palka. Untuk pengambilan sampel sendiri, ada 3 bagian yang harus diambil yaitu: atas, tengah dan bawah kemudian dimasukkan ke dalam botol lalu diaduk-aduk lalu akan dicek di laboratorium Quality Control. Setelah dilakukan pengecekan, kemudian CPO tersebut akan disedot ke dalam tank yard.

  3.3.2. Penyimpanan minyak

  Tank yard merupakan tempat untuk menyimpan CPO, dan produk-produk olahan lainnya seperti RBDPO, Palm Oil, Olein, dan air. Pengecekan kapasitas tank yard harus dilakukan setiap hari tujuannya apabila ada CPO yang baru datang atau proses pengolahan minyak yang telah diproses mau disimpan tidak melebihi kapasitas tank. Cara pengukurannya dilakukan dengan menimbang menggunakan alat sounding yang dimasukkan ke dalam tank, lalu dicatat ketinggiannya, kemudian dikalkulasikan dengan menggunakan komputer.

  3.3.3. Refinery

  merupakan unit pengolahan awal CPO agar menjadi RBDPO. Tujuan

  Refinery plant

  utama dilakukan proses refinery adalah untuk mengurangi atau menghilangkan pengotor yang larut maupun tidak larut yang berada di dalam CPO seperti serat, air dan komponen-komponen tak larut minyak, asam lemak bebas atau Free Fatty Acid (FFA), fosfolipid, logam berat, produk oksidasi, dan komponen-komponen penyebab bau dengan menggunakan tiga tahapan proses yaitu: degumming, bleaching, deodorizing, sehingga nantinya akan dihasilkan kualitas produk RBDPO (Refined, Bleached,

  

Deodorized Palm Oil) yang sesuai dengan spesifikasi yang diingkan (Gibon, 2012).

  Menurut Basiron (2005) proses refinery dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu physical

  

refining dan chemical refining. Proses refinery yang dilakukan PT Salim Ivomas

  Pratama Tbk menggunakan metode physical refining karena cenderung lebih efektif dalam hal biaya, lebih efisien, dan lebih sederhana dibandingkan dengan chemical

  

refining . Perbedaan proses physical dan chemical refining terletak pada proses yang

  untuk menghilangan komponen FFA yang terdapat di dalam minyak.dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 5.

   Physical Refining Chemical Refining

  Neutralization Caustic Solution

  Odor Steam

  Deodorization Volatile

  Bleaching Clay

  Spent Clay

  Acid Oil Dryer

  Acidulation Palm

  Bleaching Filtration

  Centrifuge Soap, gum, dirt

  Phosphoric Acid

  Gambar 5 Proses Physical Refining dan Chemical Refining CPO

  CPO Degumming

  Clay Steam volatile s

  RBDPO Spent

  Acid Distillate Deodorization

  Clay Palm Fatty

  Filtration Bleaching

  Acid Bleaching

  Degumming Phosphoric

  NBDPO

  3.3.3.1. Degumming

Degumming merupakan tahapan paling awal yang dilakukan dalam proses refinery

plant . Pertama-tama, minyak CPO akan dipompa ke dalam pipa yang kemudian akan

  dipanaskan terlebih dahulu dengan menggunakan heat exchanger yang berasal dari pemanas. Setelah itu, minyak CPO akan dipanaskan kembali dengan menggunakan heat

  

exchanger dengan menggunakan steam. Setelah itu, minyak CPO akan dipompa masuk

  ke dalam tank mixing, dan selama pemompaan CPO akan ditambahkan oleh phosphoric

acid dengan dosis konsentrasi 80-85% sebanyak 0,05-0,2% dari berat CPO.

Penambahan phosphoric acid ditentukan oleh getah CPO dan nilai FFA dari CPO apabila semakin tinggi FFA maka kandungan phosphoric akan semakin banyak.

  3.3.3.2. Bleaching

  Tahap selanjutnya adalah bleaching, tahap bleaching dilakukan dengan penambahan

  

bleaching earth dengan menggunakan alat static mixer fungsinya untuk menggetarkan

  agar bleacing earth dan minyak menyatu yang kemudian akan masuk ke dalam tank

  o

  yang menggunakan steam parging dengan suhu 95-110 C dalam kondisi vakum 20- 25mmHg. Penambahan bleaching earth ditentukan oleh kualitas CPO dalam pembentukan RBD (Refined Bleached Deodorized). Setelah dari tank pencampuran, campuran Bleaching Earth dan CPO akan dimasukkan ke dalam satu tank sebelum masuk ke dalam proses filtrasi tujuannya untuk menurunkan suhu dari CPO. Tahapan selanjutnya adalah proses filtrasi, proses ini bertujuan untuk mengurangi bleaching

  

earth yang terkandung di dalam CPO, alat yang digunakan disebut dengan niagara dan

  di dalam niagara tersebut terdapat dua buah filter lips yang tujuannya adalah untuk proses coating untuk menjernihkan atau memisahkan bleaching earth dengan CPO. Pada alat niagara ini, CPO nantinya akan dilewatkan pada celah-celah filter lips sedangkan bleacihng earth akan menempel pada filter lips tersebut. Setelah itu CPO akan disaring lagi sebanyak dua kali dengan alat filter supaya bleaching earth yang masih terbawa dapat tersaring yang kemudian akan masuk ke dalam tahap

  , sedangkan bleaching earth yang menempel pada filter lips niagara yang

  deodorization

  disebut dengan spent earth nantinya akan dibuang keluar menjadi limbah (Basiron,

3.3.3.3. Deodorizing Setelah dilakukan proses bleaching, tahapan selanjutnya adalah proses deodorizing.

  Minyak Degummed Bleached Palm Oil (DBPO) yang merupakan minyak hasil proses

  

degumming dan bleaching akan dipanaskan terlebih dahulu di dalam suatu heat

°

exchanger pada suhu 240-270 C dengan tekanan vakum sebesar 2-5 mmHg. Setelah itu,

  minyak Degumming Bleached Palm Oil (DBPO) akan masuk ke dalam tank economizer dan kemudian akan masuk ke dalam tank final eter untuk memudahkan memisahkan DBPO dan PFAD (Palm Fatty Acid Destillate) yang selanjutnya masuk ke dalam deodorization tank .

  Sebelum DBPO masuk ke deodorization tank, DBPO harus dideaerasi (menghilangkan udara) terlebih dahulu. Hal ini menjadi tahapan yang sangat fatal karena apabila ada oksigen yang masuk ke deodorization tank, maka akan terbentuk produk-produk polimerisasi dari minyak DBPO, seperti Policyclic Aromatic Hydrocarbon (PAH) (Anderson, 2005). Selain itu, keadaan yang tidak vakum dapat menyebabkan kehadiran air. Kehadiran air pada suhu tinggi dapat menyebabkan proses dekomposisi minyak goreng melalui proses oksidasi.). Oleh karena itu, pada shell tube heat exchanger baik yang deaerasi maupun economizing/final eter ada sistem vakum yang akan menyedot udara. Selain di shell tube heat exchanger, ada juga sistem vakum di deodorization tank dan vakum ini berfungsi untuk menyedot asam lemak bebas dan komponen-komponen volatil lainnya yang akan menjadi Palm Fatty Acid Distillate (PFAD), lalu ditampung di tank yard .

  Proses deodorization dilakukan dengan menggunakan panas pada tekanan vakum dan pada waktu yang ditentukan karena antara minyak dengan komponen-komponen volatil yang ada di dalamnya berbeda titik didihnya, sehingga metode deodorization dapat mempertahankan kualitas minyak walaupun menggunakan suhu tinggi (Anderson, 2005). Proses deodorization bertujuan menghilangkan komponen-komponen volatil dari trigliserida, seperti Free Fatty Acid (FFA). FFA ini merupakan produk sampingan dari proses refinery yang berupa uap jenuh yang sering disebut dengan Palm Fatty Acid menghasilkan minyak Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO) yang tidak berasa dan berwarna cerah.

  Selanjutnya, RBDPO yang dihasilkan akan masuk kembali ke dalam tank economizer. Di dalam tank economizer ini akan terjadi pertukaran suhu antara minyak DBPO dan RBDPO agar minyak DBPO dapat mencapai suhu yang ditentukan sedangkan RBDPO tersebut akan menjadi dingin. Kemudian minyak RBDPO akan diturunkan lagi suhunya dengan dilakukan pertukaran suhu pada alat heat exchanger pada proses CPO pertama kali sebelum dilakukan penambahan Phosphoric Acid. Setelah itu RBDPO akan didingankan dengan cooling exchanger menggunakan air. Lalu, RBDPO akan masuk ke dalam proses filtrasi untuk menghilangkan komponen Spent Earth yang masih tertinggal sebelum masuk ke dalam proses fraksinasi.

3.3.4. Fraksinasi

  Minyak RBDPO dari proses refinery di tampung ke dalam tank buffer yang menggunakan katrol ganda, kemudian RBDPO akan dipompa dan masuk ke dalam heat

  

exchanger supaya ketika minyak masuk ke tank crystallization minyak sudah pernah

o

  berada pada suhu 70

  C. Kemudian pada tank crystallization akan dilakukan pendinginan secara terkontrol dengan menggunakan cooling tower dan chiller cooling. Proses kristalisasi minyak dengan pendinginan pada suhu terkontrol akan menghasilkan 2 macam fase yaitu: fase cair dengan titik leleh yang rendah (olein) dan fase dengan titik leleh yang tinggi (stearin). Hal ini sesuai dengan teori dari Kapoor & Nair (2005) yang mengatakan bahwa komponen trigliserida yang terdapat pada minyak sawit terdiri dari kombinasi asam lemak dengan panjang rantai dan tingkat kejenuhan yang berbeda, sehingga dapat dipisahkan berdasarkan titik leleh rendah dan titik leleh tingginya.

  Metode fraksinasi dapat dibagi menjadi 3 macam yaitu Dry fractionation, detergent

  

fractionantion dan solvent fractionation. Metode yang dilakukan oleh PT Salim Ivomas

  Pratama Tbk adalah metode dry fractionation, alasannya karena metode ini tidak membutuhkan bahan-bahan kimia atau bahan aditif lainnya. Proses fraksinasi diawali supaya proses kristalisasi dapat berjalan dengan baik dan terkontrol selama proses pendinginan. Proses pembentukan dan pertumbuhan kristal terjadi ketika minyak diagitasi dan didinginkan dengan menggunakan sirkulasi air dingin (chilled-water) (Basiron, 2005). Proses pembentukan dan pertumbuhan kristal dapat dilihat pada Gambar 6, dan untuk kristal-kristal minyak yang terbentuk setelah tahap kritalisasi dapat dilihat pada Gambar 7.

  Gambar 6 Pembentukan dan Pertumbuhan Kristal Minyak pada Tahap Kristalisasi (Sumber: AOCS Lipid Library)

  Gambar 7 Kristal-kristal Minyak yang Terbentuk Setelah Tahap Kristalisasi (Sumber: insoftek.com.my). Selama proses chilling berlangsung, maka akan terbentuk nukleasi yang disebut sebagai inti kristal pada bagian ujung tank yang berukuran kecil-kecil. Setelah terbentuk inti kristal, kristal-kristal tersebut akan mengalami pertumbuhan dan kemudian apabila suhu minyak sudah mencapai suhu yang diinginkan, proses pendinginan dapat dihentikan. dalam proses filtrasi. Untuk proses filtrasi, alat filter yang digunakan oleh PT Salim Ivomas adalah plate and frame filter (Gambar 8) yang dilengkapi dengan plat membran, di mana filter tersebut memberikan yield olein yang lebih tinggi (sekitar 70-75%) dan stearin yang lebih keras dibandingkan dengan jenis-jenis filter lainnya (Basiron, 2005). Kemudian stearin yang dihasilkan akan ditampung dan nantinya akan digunakan untuk bahan baku margarin, sedangkan olein yang dihasilkan akan masuk ke dalam pipa kemudian akan masuk ke dalam tank penyimpanan. Selanjutnya olein tersebut akan difiltrasi lagi, tujuannya untuk menyaring stearin yang mungkin masuk ke dalam pipa dan kemudian akan dipanaskan dengan heat exchanger dan kemudian olein tersebut akan masuk ke dalam tank yard atau ke dalam ruang produksi untuk dikemas.

  Gambar 8Gambar 8. Mesin Plate and Frame Filter yang Digunakan untuk Filtrasi RBDPO

  (Sumber: www.ultrafiltech.com) 3.3.5.

   Bottling

  Minyak olein yang sudah dipisahkan, akan masuk ke dalam ruang produksi untuk dikemas dengan menggunakan kemasan yang berbeda-beda. Pada ruang bottling, pengisian minyak sudah dilakukan secara otomatis dengan menggunakan mesin dan ada beberapa karyawan yang menjaga di setiap pengisian proses. Proses pertama yaitu minyak olein dipompa menuju buffer tank di bottling untuk ditampung, untuk selanjutnya akan diisi dengan mesin filling yang sudah otomatis dimulai dari pembukaan kemasan, filling 1, filling 2, hingga proses penutupan kemasan. Kemudian dalam gudang produk jadi. Untuk kemasan yang digunakan adalah kemasan pouch, botol, dan jerigen/pail dan dapat dilihat pada Gambar 9. Untuk para pekerja yang bekerja pada ruang produksi harus mengganti pakaian dengan pakaian khusus yang sudah disediakan seperti jas khusus, masker, penutup kepala, sepatu tertutup dan wajib untuk mencuci tangan terlebih dahulu sebelum masuk ke ruang bottling.

  Gambar 9 Produk Minyak Goreng “Bimoli Spesial” dengan Berbagai Tipe dan Ukuran

  Kemasan (Sumber: 3.3.6.

   Penyimpanan bahan baku

  Store Ware House atau yang disebut gudang produk jadi (finish good) merupakan tempat untuk menyimpan dan mengeluarkan setiap produk-produk yang sudah diproses seperti minyak dan margarin. Sistem pengeluaran produk di PT Salim Ivomas Pratama Tbk ada dua jenis respond yaitu fast respond dan slow respond, untuk produk fast

  

respond adalah produk minyak karena biasanya hanya disimpan selama kurang lebih 5

  hari, sedangkan untuk slow respond adalah produk margarin karena disimpan kurang lebih 30 hari. Proses penyimpanan di PT Salim Ivomas Pratama Tbk sudah menggunakan sistem FIFO (First In First Out) di mana untuk barang yang masuk duluan akan keluar terlebih dahulu.

  Kemudian pada setiap racking akan ada 3 jenis label yaitu label tahan, release dan

  

blokir. Untuk label tahan nantinya akan diuji terlebih dahulu oleh Quality Control

  kemudian produk yang sudah dicek tersebut akan diberi label release yang artinya produk tersebut sudah dapat dijual atau blokir yang berarti produk tersebut ada kerusakan dan harus diproses ulang baik remail ataupun repack. Barang yang diproses berarti pengulangan. Gudang produk jadi PT Salim Ivomas Pratama Tbk juga sudah menerapkan sistem HACCP.

4. PEMBAHASAN 4.1. Fraksinasi

  Proses fraksinasi yang dilakukan oleh PT Salim Ivomas Pratama Tbk dibagi menjadi 2 tahapan. Tahapan pertama adalah proses pengkristalan atau yang sering disebut tahap

  

crystallization , tujuan utamanya adalah untuk memisahkan komponen minyak padat

  dengan komponen minyak cair berdasarkan perbedaan titik beku minyak. Hal ini sesuai dengan teori dari Basiron (2005) yang mengatakan bahwa proses fraksinasi memiliki tujuan untuk memisahkan trigliserida dalam minyak yang memiliki titik leleh yang berbeda, sehingga minyak kelapa sawit dapat dipisahkan dari fraksi padat (fraksi jenuh dengan titik leleh yang tinggi) dengan fraksi cair (fraksi dengan titik leleh lebih rendah). Tahap kedua adalah tahap filtrasi, tahap filtrasi bertujuan untuk memisahkan bagian stearin (minyak padat) dan olein (minyak cair) menggunakan membrane filter dengan tekanan tinggi. Proses fraksinasi yang dilakukan oleh PT Salim Ivomas Pratama Tbk adalah pertama- tama minyak RBDPO (Refined Bleached Deodorized Palm Oil) yang merupakan minyak hasil dari proses refinery ditampung terlebih dahulu di dalam tank buffer yang menggunakan katrol ganda agar volume minyak tetap setimbang. Kemudian minyak RBDPO akan masuk ke dalam jalur steam. Setelah itu dilakukan proses kristalisasi dengan suhu dingin, kemudian setelah proses kristalisasi selesai maka minyak akan dialirkan melalui pipa ke dalam proses filtrasi untuk dipisahkan stearin dan oleinnya. Untuk minyak stearin (minyak padat) nantinya akan dipisahkan dan akan masuk ke dalam tank stearin yang nantinya akan digunakan pada untuk proses pembuatan margarin, sedangkan minyak olein (minyak cair) akan dialirkan ke dalam tank penyimpanan olein, kemudian akan dilakukan proses penyaringan dengan menggunakan

  

filter bag setelah itu dipanaskan kembali dengan air panas dan akan masuk ke dalam

  ruang pengemasan untuk diproduksi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 10.

  Tank Tank Tank CR CR CR Mesin Filter pemanas

  RBDPO Tank A Tank B stearin Tank

olein

  Steari n stearin Tank

  Air panas Olein Air panas keluar

Filter bag

olein

  Gambar 10 Alur proses Fraksinasi

  Keterangan : : alur proses : alur air panas/steam : pompa vakum

  Dari proses fraksinasi yang dilakukan oleh PT Salim Ivomas ada beberapa titik terpenting yang dapat mempengaruhi terjadinya proses fraksinasi:

  1. Pre heating Tahapan awal pada proses fraksinasi adalah tahap pemanasan awal, target pada tahapan

  o

  pre heating ini adalah agar minyak RBDPO sudah pernah berada pada suhu 70 C. Tujuannya adalah ingin mengkondisikan minyak agar minyak lebih mudah mengalir ke crystallizer dan untuk menghasilkan kristal minyak yang memiliki bentuk yang sama nantinya.

  2. Crystallization

  Tahap crystallization merupakan tahapan paling terpenting dalam proses fraksinasi, target utama dari tahapan ini adalah untuk memisahkan stearin (minyak padat) dengan olein (minyak cair) berdasarkan perbedaan titik lelehnya dengan tahapan pembentukan kristal. Pada tahap ini, PT Salim Ivomas menggunakan dua macam suhu yaitu suhu yang berasal dari cooling tower dan suhu chiller yang berasal dari

  cooling

freon /pendingin. Suhu tersebut akan membentuk grafik eksponential pada minyak yang

  dapat dilihat pada Gambar 11. Minyak tersebut nantinya akan mengalami dua fase yaitu petama akan terjadi pembentukan nucleus atau inti kristal dan fase selanjutnya adalah pertumbuhan kristal. Apabila kristal-kristal tersebut sudah terbentuk proses selanjutnya adalah holding temperature, proses ini merupakan proses yang terpenting untuk menjaga kestabilan dari kristal yang sudah terbentuk. Selama proses ini, perlu dilakukan pengecekan rutin untuk memantau sejauh mana kristal yang terbentuk karena jika tidak terjadi proses pengkristalan minyak maka perlu direheat. Proses reheat ini akan melewatkan kembali minyak RBDPO ke dalam jalur steam kemudian akan masuk ke dalam jalur kristalisasi.

  80

  70 Suhu kristalisasi

  60

  50 o

  C) Fraksinasi

  (

  40 pertumbuhan kristal suhu

  30

  20

  10 Waktu(jam)

  Gambar 11 Grafik pembentukan kristal Dari grafik pembentukan kristal di atas, terjadi penurunan suhu minyak RBDPO dari

  o o

  suhu 70 C sampai suhu ± 57

  C, suhu ini merupakan suhu kristalisasi yang akan membentuk inti kristal. Kemudian minyak RBDPO akan mengalami melting point pada

  o

  suhu 32-38