STANDARISASI P3SPS KPI PADA PROGRAM INDONESIA BAGUS NET. TV - FISIP Untirta Repository
STANDARISASI P3SPS KPI PADA PROGRAM
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Jurnalistik Program Studi Ilmu Komunikasi
Oleh Syifa Khairani
NIM 6662132646
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG 2018
Tiada Daya dan Upaya kecuali dengan Pertolongan Allah Jangan mau kalah dengan keadaan.
ABSTRAK
Syifa Khairani. NIM. 6662132646. Skripsi. Standarisasi P3SPS KPI pada
Program Indonesia Bagus NET. TV. Pembimbing I: Yearry Panji Setianto,
Ph.D dan Pembimbing II: Burhanuddin, S.E., M.SiKomisi Penyiaran Indonesia memiliki Standar Program Siaran mengenai tayangan kearifan lokal pada BAB IV mengenai penghormatan terhadap nilai-nilai kesukuan, agama, ras, dan antar golongan, pasal 6, 7 dan 8 tahun 2012. Indonesia Bagus merupakan tayangan kearifan lokal pada stasiun televisi NET. yang memiliki konsep dasar dengan semangat kearifan lokal dalam setiap episodenya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kebijakan redaksional pada program Indonesia Bagus dan implementasinya pada setiap tayangan untuk memenuhi Standar Program Siaran KPI. Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif Kualitatif dengan melakukan Teknik Wawancara Mendalam, Observasi, serta Studi Dokumen dan menggunakan Teori Hierarchy of Influence Shoemaker dan Reese yang menunjukan faktor-faktor yang mempengaruhi isi berita termasuk dengan kinerja kru pada setiap tayangan Indonesia Bagus yang berlandaskan pada P3SPS KPI. Hasil penelitian yang diperoleh bahwa setiap kru dalam program Indonesia Bagus sudah berusaha untuk memenuhi P3SPS yang terkait dengan tayangan kearifan lokal, pada BAB IV mengenai penghormatan nilai-nilai kesukuan, agama, ras dan antar golongan pada pasal 6,7 dan 8 tahun 2012. Kebijakan redaksional Indonesia Bagus mengangkat cerita-cerita dari seluruh bagian Indonesia yang diketahui oleh setiap kru dalam tim Indonesia Bagus dalam memproduksi tayangan untuk tetap sesuai pada Standar Program Siaran KPI tahun 2012.
Kata Kunci : Kearifan Lokal, P3SPS KPI, Hierarchy of Influence, NET. TV
ABSTRACT
Syifa Khairani. NIM. 6662132646. Thesis. Standardization P3SPS KPI on the
Program Indonesia Bagus NET. TV. Advisor I: Yearry Panji Setianto, Ph.D
and Advisor II: Burhanuddin, S.E., M.SiKomisi Penyiaran Indonesia have a Standard Broadcast Program on local
wisdom impressions, in CHAPTER IV concerning the veneration of tribal values,
religions, races and classes on article 6, 7 and 8 of the year 2012. Indonesia
Bagus is the local wisdom impressions on NET television station that has the
basic concepts with the spirit of local wisdom in each episode. The purpose of this
research is to find out how the editorial policy on the Indonesia Bagus program
and its implementation at any impressions to meet the Standard Broadcast
Program KPI. This research is a descriptive Qualitative research by conducting
In-depth Interviews, Observation, and Study the Document and to use the Theory
of Hierarchy of Influence Shoemaker and Reese that shows the factors that affect
the content of the news included with the performance of the crew at any
Indonesia Bagus impressions based on P3SPS KPI. The research results obtained
that any crew in Indonesia Bagus tried to meet the P3SPS associated with the
local wisdom impressions, in CHAPTER IV concerning the veneration of tribal
values, religions, races and classes on article 6, 7 and 8 of the year 2012.
Editorial policy of Indonesia Bagus elevating the stories from all parts of
Indonesia known by any crew in the Indonesia Bagus team in producing the
impressions for keeping fit on a Standard Broadcast Program of the year 2012. Key words: Local Wisdom, P3SPS KPI, Hierarchy of Influence, NET. TVKATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’allamin, puji syukur tercurahkan kepada Allah SWT
atas segala nikmat, rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini sebagai syarat kelulusan Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Penulis menyadari bahwa penelitian yang berjudul STANDARISASI P3SPS KPI PADA PROGRAM INDONESIA
BAGUS NET. TV ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang
membangun dapat penulis terima dengan baik.Selesainya skripsi ini tentu bukan hanya kerja keras yang dilakukan penulis, namun ada banyak bantuan-bantuan yang penulis dapatkan selama proses penyusunan skripsi ini, maka dari dalam lubuk hati yang penuh syukur dan kasih penulis sampaikan rasa syukur serta terima kasih kepada:
1. Allah SWT, syukur atas segala limpahan rahmat yang diberikan kepada penulis serta kelancaran dan kemudahan yang selalu diberikanNya juga perlindungan sampai penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik.
2. Almarhumah Ibu, Bapak dan Alif, dan keluarga atas segala dukungan, saran dan doa yang tak henti, juga yang menjadi motivasi bagi penulis.
Terima kasih untuk kasih sayang yang tak terhingga dan bantuan materil juga non materil yang diberikan selama ini.
3. Bapak Dr. Agus Sjafari, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
4. Ibu Dr. Rahmi Winangsi, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politk Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
5. Bapak Yearry Panji Setianto, Ph.D selaku Dosen Pembimbing Skripsi I, terima kasih atas segala kesabaran untuk membimbing penulis, nasihat, serta motivasi dan semangat yang selalu diberikan hingga selesainya skripsi ini. Terima kasih untuk segala ilmu, waktu dan kasih sayang yang diberikan kepada penulis.
6. Bapak Burhanuddin, S.E, M.Si selaku Dosen Pembimbing II, terima kasih atas bimbingan, motivasi, serta semangat, dan nasihat yang diberikan kepada penulis sampai selesainnya skripsi ini. Terima kasih untuk segala ilmu yang diberikan kepada penulis.
7. Dr. Nina Yuliana, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik, terima kasih atas bimbingan, arahan serta motivasi dalam belajar yang diberikan kepada penulis dan teman-teman seperjuangan selama ini.
8. Seluruh Dosen Ilmu Komunikasi FISIP UNTIRTA, terima kasih atas ilmu yang telah diberikan kepada penulis, semoga ilmu ini senantiasa dapat bermanfaat.
9. PT. NET MEDIATAMA INDONESIA yang telah mengijinkan penulis melakukan penelitian terkait, dan mendukung segala keperluan penulis dalam memenuhi kebutuhan penelitian ini.
10. TIM INDONESIA BAGUS, terima kasih karena sudah bekerja sama dan mendukung penulis dalam melakukan penelitian, serta memberikan ilmu dan pengalaman yang berharga selama penulis menjadi bagian dari NET. NEWS 11. Kepada teman-teman Mr. Yearry Squad terima kasih atas segala dukungan dan bantuan yang tak terhingga, serta rasa saling menyemangati tak terhingga yang selalu menjadi motivasi penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini. Terima kasih Pernita, Umi, Pipit, Indra, Jalal, dan lainnya.
12. Kepada sahabat tercinta, terima kasih Tami dan Utut atas segala semangat, kasih sayang dan doa yang selalu diberikan kepada penulis. Serta kesabaran sebagai pengingat penulis untuk menyelesaikan Skripsi tepat pada waktunya.
13. Kepada sahabat-sahabat Gemes Squad Yasmin, Wilda, Cindy, Lela, Nda,
Yola, Leydi, Tanti, Wika dan Ajeng yang selalu bersemangat dan saling mengingatkan, serta sahabat seperjuangan. Terima kasih atas segala kasih argumen, saling nasihat menasihati, dan segalanya yang berharga, penulis mengucapkan banyak terima kasih dan bersyukur Allah mempertemukan kita di UNTIRTA sebagai sahabat.
14. Genks Pancur, Olievia, Maulani, Amalia Bajry dan Liberly terima kasih atas perhatian serta doa dan pengertian yang selalu diberikan kepada penulis sampai penulis dapat menyelasikan Skripsi ini dengan baik.
15. Kepada Hanifah Yuliani, Aulia Betsy, dan Lusi Andriyani terima kasih atas dukungan dan doa serta kebahagiaan yang selalu diberikan kepada penulis selama ini.
16. Kepada teman-teman IKOM 2013, Pitong, Ari, Gadis, Nopumi, Tessa,
Yesica, Novit, Robi, Nandar, Catur, Rien, Hikmat, Alif, Chevi, Hilman, Richa dan lainnya. Terima kasih atas segala pengalaman dan bantuannya kepada penulis. Sukses selalu! Semoga Skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Atas segala kekurangan yang menjadi kelemahan dalam Skripsi, penulis sangat berterima kasih jika yang berkenan memberikan kritik dan sara yang bersifat membangun guna perbaikan pada kesempatan lain.
Serang, 2 Mei 2018 Penulis Syifa Khairani
DAFTAR ISI
COVER .......................................................................................................... i
LEMBAR ORISINALITAS ........................................................................ ii
LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................... v
ABSTRAK ................................................................................................... vi
ABSTRACT ................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ............................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiv
DAFTAR TABEL....................................................................................... xv
DAFTAR KERANGKA............................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 7
1.3 Identifikasi Masalah ............................................................................. 7
1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................. 8
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................ 8
1.5.1 Manfaat Teoritis ............................................................................. 8
1.5.2 Manfaat Praktis .............................................................................. 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Pertelevisian di Indonesia ...................................................... 10
2.2 Kemunculan Televisi di Indonesia dan Fungsinya ............................. 13
2.3 Perkembangan Program Televisi di Indonesia ................................... 16
2.4 P3SPS Komisi Penyiaran Indonesia sebagai Panduan Program Televisi
2.5 Media dan Kearifan Lokal .................................................................. 25
2.7 Hierarchy of Influence Theory ........................................................... 34
2.8 Kerangka Berpikir .............................................................................. 39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian ............................................................................... 41
3.2 Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 43
3.3Teknik Analisis Data ........................................................................... 44
3.4 Uji Keabsahan Data ............................................................................ 46
3.5 Informan Penelitian ............................................................................ 47
3.6 Jadwal Penelitian ................................................................................ 48
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Profil Stasiun Televisi ........................................................ 49
4.2 Deskripsi Program Indonesia Bagus .................................................. 53
4.3 Deskripsi Data .................................................................................... 56
4.3.1 Febry Arifmawan selaku Senior Produser IB .............................. 58
4.3.2 Rizki Abadi selaku Ex Junior Produser IB .................................. 59
4.3.3 Eggi Listy BM selaku Production Assistant IB ........................... 60
4.3.4 Halimah Tusadiah selaku Ex Production Assistant IB ................ 60
4.3.5 Erny Suci Apriyanti selaku Reporter IB ...................................... 60
4.3.6 Mochammad Syaefudin selaku Reporter IB ................................ 61
4.3.7 Dewi Setyarini selaku Komisioner KPI ....................................... 61
4.4 Analisis Data ...................................................................................... 61
4.4.1 Konsep Dasar Program Indonesia Bagus..................................... 61
4.4.2 Kebijakan Redaksional Program Indonesia Bagus ...................... 63
4.4.3 Implementasi Program Indonesia Bagus dalam Memenuhi P3SPS KPI .............................................................................................................. 66
4.5 Pembahasan ........................................................................................ 72
4.6 Hambatan pada Program Indonesia Bagus ......................................... 86
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 90
5.2 Saran ................................................................................................... 92
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 95
LAMPIRAN ................................................................................................ 98
DAFTAR GAMBAR
2.1 P3 BAB XXV Program Lokal dalam Sistem Stasiun Jaringan .......... 22
2.2 Survei Indeks Kualitas Program Siaran Televisi ................................ 23
2.3 Indeks Program Siaran Wisata Budaya Berdasarkan Indikator ......... 23
2.4 Skema Hierarki Pengaruh Media ........................................................ 35
2.5 Faktor Intrinsik Pekerja Media Mempengaruhi Isi Media ................. 36
2.6 Evaluasi Kualitas Program Siaran Wisata Budaya ............................. 38
4.1 Logo NET. TV .................................................................................... 49
4.2 NET. Multiplatform ............................................................................ 50
4.3 Logo NET. TV Tayangan On-Air ...................................................... 51
4.4 Logo NET. TV Tayangan Hiburan ..................................................... 51
4.5 Logo NET. TV Tayangan Olahraga ................................................... 51
4.6 Logo NET. TV Tayangan Dokumenter .............................................. 51
4.7 Tampilan Indonesia Bagus di Website NET ...................................... 54
4.8 Tampilan Indonesia Bagus di Website Youtube ................................ 55
4.9 Tampilan Indonesia Bagus di Website Instagram .............................. 55
4.10 Alur Produksi Program Indonesia Bagus ......................................... 71
4.11 P3 BAB IV Penghormatan terhadap nilai-nilai kesukuan, agama, ras, dan antargolongan ........................................................................................... 78
4.12 SPS BAB IV Penghormatan terhadap nilai-nilai kesukuan, agama, ras, dan antargolongan ........................................................................................... 79
4.13 Surat Teguran KPID SUMUT .......................................................... 82
DAFTAR TABEL
3.1 Jadwal Penelitian ................................................................................ 48
4.1 Daftar Program Siaran NET.TV ......................................................... 52
DAFTAR KERANGKA
2.1 Kerangka Berpikir .............................................................................. 39
4.1 Tim Redaksi Indonesia Bagus ............................................................ 56
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Pedoman Wawancara ........................................................ 101 Lampiran 2 : Pedoman Observasi ........................................................... 103 Lampiran 3 : Biodata Informan .............................................................. 104 Lampiran 4 : Transkip Wawancara ........................................................ 111 Lampiran 5 : Catatan Observasi ............................................................. 138 Lampiran 6 : Studi Dokumen ................................................................. 152 Lampiran 7 : Biodata Penulis ................................................................. 159
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Televisi Republik Indonesia (TVRI) merupakan siaran televisi yang hadir pertama kali di Indonesia, menayangkan upacara peringatan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dalam format hitam putih. Mulai saat itulah Indonesia mengenal televisi melalui TVRI yang diresmikan pada tanggal 24 Agustus 1962.
Lembaga penyiaran ini menyandang nama negara yang mengandung arti bahwa dengan nama tersebut siarannya ditujukan untuk kepentingan negara. TVRI berperan sebagai perantara dari pemerintah kepada rakyatnya, yang juga menjadi sumber informasi masyarakat pada saat itu. TVRI berbentuk yayasan yang didirikan untuk menyiarkan pembukaan Asian Games yang ke IV di Jakarta (Dokumen TVRI, 2016).
Adapun tugas TVRI adalah memberikan pelayanan informasi, pendidikan dan hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial, serta melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat, menurut Peraturan Pemerintah RI Nomor 13 Tahun 2005. Masyarakat di Indonesia sendiri kaya akan suku dan budaya dan TVRI merupakan media pertama yang secara visual menampilkan detail kehidupan bermasyarakat di Indonesia (Sejarah Negara, 2014). Beberapa nilai dan bentuk kearifan lokal, termasuk hukum adat, kepercayaan masyarakatnya yang berbeda-beda di tiap-tiap daerah menjadikan bangsanya. Kearifan lokal menjadi potensi sosial yang membentuk karakter dan citra budaya pada masing-masing daerah.
Kearifan lokal (local wisdom) merupakan perilaku positif manusia dalam berhubungan dengan alam dan lingkungan sekitarnya yang dapat bersumber dari nilai agama, adat istiadat, petuah nenek moyang atau budaya setempat yang terbangun secara alamiah dalam suatu komunitas masyarakat untuk beradaptasi dengan lingkungan disekitarnya (Wikantiyoso dan Tutoko, 2009, p.7). Maka dari itu, bingkai kearifan lokal ini mempersatukan antar individu dan antar kelompok masyarakat untuk berinteraksi dan saling berkomunikasi dengan norma sosial yang berlaku di daerahnya. Faktor berbedanya kearifan lokal di tiap-tiap daerah di Indonesia karena adanya tantangan alam, perbedaan kebutuhan hidup dan cara memenuhinya, sehingga memunculkan sistem yang berbeda juga dapat membentuk perilaku manusia yang menjadi ciri khas daerah tersebut.
Kearifan lokal tidak hanya menjadi filter ketika terjadi benturan antar budaya lokal dengan tuntutan perubahan. Lebih jauh lagi, nilai-nilai dari budaya lokal berbicara mengenai penawaran terhadap sumber daya, dan nilai-nilai kearifan lokal sebagai pedoman moral dalam penyelesaian masalah ketika sebuah kebudayaan berhadapan dengan perkembangan zaman. Dalam masyarakat hal tersebut dapat merupakan nyanyian, pepatah, petuah, semboyan, kitab-kitab kuno, peraturan kehidupan bermasyarakat dan sejenisnya yang melekat dalam perilaku sehari-hari. Adapun hal tersebut yang menjadi kebiasaan masyarakat sehingga membentuk ciri khas tiap-tiap daerah di Indonesia.
Menurut Sumianto A. Sayuti, masuknya beragam nilai yang berasal dari barat melalui berbagai sumber informasi bentuk modern, memberi warna dan corak tersendiri pada sendi-sendi kehidupan budaya bangsa. Derasnya arus global dari pusat ke daerah-daerah antara lain mengakibatkan munculnya situasi perubahan kebiasaan dan sangat mungkin menggantikan budaya yang sudah ada. Kearifan-kearifan lokal pada dasarnya dapat dipandang sebagai landasan bagi pembentukan jati diri bangsa secara nasional. Kearifan lokal itulah yang membuat budaya bangsa memiliki akar. Hal tersebut berfungsi sebagai sumber atau acuan bagi penciptaan-penciptaan baru misalnya dalam bahasa, seni, tata masyarakat, teknologi dan sebagainnya, yang kemudian ditampilkan dalam kehidupan (FBS UNY, 2015).
Media televisi yang merupakan sumber informasi bentuk modern, keberadaannya kian menjamur sejak dikeluarkannya SK Menteri Penerangan No.111 tahun 1990, mengenai industri pertelevisian di Indonesia (Ishadi, 1999, p.18). Televisi swasta di Indonesia melahirkan transformasi kebutuhan informasi, berbagai jenis program televisi bermunculan seperti kuis, talk show, variety show, dan sejenisnya. Pada praktiknya, media televisi diharuskan untuk menyiarkan informasi lokal yang berada di wilayah Indonesia. Kearifan lokal sebagai identitas khas suatu daerah akan tetap terjaga, jika setiap stasiun televisi nasional menerapkan peraturan yang dibuat Komisi Penyiaran Indonesia tahun 2012 pasal 68, bahwa dalam sistem stasiun jaringan, setiap stasiun penyiaran lokal harus memuat siaran lokal dengan durasi paling sedikit 10% (sepuluh persen) dari
(lima puluh persen) dari seluruh waktu siaran per hari sesuai dengan perkembangan kemampuan daerah dan lembaga penyiaran swasta (KPI, 2012, p.76).
Adapun diantaranya beberapa stasiun televisi yang mulai menerapkan hal tersebut, program-program kearifan lokal muncul dan dikemas dengan caranya masing-masing, seperti Jejak Petualang dan Si Bolang di Trans7, 100 Hari Keliling Indonesia di Kompas TV, begitu pun dengan Indonesia Bagus di NET.
TV , dan sebagainya. Program Jejak Petualang di Trans7 hadir dengan konsep
berpetualang bebas, dimana host dari program tersebut terjun ke daerah-daerah terpencil dan mengenalkan kearifan lokal masyarakatnya secara terbuka. Begitu pun dalam program Si Bolang di stasiun televisi yang sama, program ini memiliki konsep pengenalan kearifan lokal melalui sisi anak-anak yang mengenal modernisasi, tanpa meninggalkan budayanya sendiri. Konsep lain dengan program serupa hadir dari 100 Hari Keliling Indonesia Kompas TV, program ini merupakan perjalanan 100 Hari yang juga disertai oleh artis sekaligus host Ramon Y. Tungka. Ramon mengenalkan kearifan lokal di Indonesia melalui perjalanan umum dalam waktu 100 hari, seperti nama program tersebut.
Indonesia Bagus merupakan program kearifan lokal yang hadir di stasiun televisi NET. yang tayangannya memiliki ciri khasnya sendiri yaitu, dalam setiap episodenya disampaikan oleh penduduk asli dari daerah tersebut. Program ini menawarkan keindahan juga keunikan budaya tiap daerah di Indonesia, membahas mengenai kearifan lokal serta cara hidup warga lokal di daerahnya seperti tarian, adat-istiadat, mode, seni bela diri ataupun kuliner. Dalam program ini kita dapat melihat kearifan lokal suatu daerah, seperti hadir langsung, karena suara khas narator yang mewakili keaslian penduduk daerahnya. Hal itu yang menjadi keunggulan dari program Indonesia Bagus.
Program Indonesia Bagus sudah memasyarakat karena tayangannya berupa feature documentary yang menampilkan keindahan alam Indonesia, juga keunikan kehidupan berbudayanya, dengan tambahan tampilan penduduk asli sebagai narator disetiap episodenya. Program ini tayang setiap hari Minggu pukul
14.00 WIB. NET. TV merupakan stasiun televisi yang baru didirikan pada tahun 2013, yang diharapkan pada kemunculannya membawa semangat bahwa konten hiburan dan informasi di masa mendatang akan semakin terhubung, lebih memasyarakat, lebih mendalam, lebih pribadi, dan lebih mudah diakses (NET. Mediatama, 2013).
Tayangan kearifan lokal dalam memproduksinya harus sesuai dengan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS), yang dikeluarkan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) yang terkait program kearifan lokal salah satunya tertulis pada BAB IV mengenai penghormatan terhadap nilai-nilai kesukuan, agama, ras, dan antar golongan pasal 8 bahwa lembaga penyiaran dalam memproduksi dan/atau menyiarkan sebuah program siaran yang berisi tentang keunikan suatu budaya, dan/atau kehidupan sosial masyarakat tertentu wajib mempertimbangkan kemungkinan munculnya ketidaknyamanan khalayak atas program siaran tersebut (p.11). Hal itu membuat kemungkinan dari beberapa kearifan lokal yang berada di Indonesia tidak dapat diliput oleh media secara keseluruhan. Adapun Standar Program Siaran yang juga terkait dengan bentuk program kearifan lokal salah satunya pada BAB IV SPS mengenai penghormatan nilai-nilai kesukuan, agama, ras dan antar golongan pada pasal 8 tahun 2012 menyebutkan bahwa program siaran tentang keunikan suatu budaya dan/atau kehidupan sosial masyarakat tertentu, dengan muatan yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan khalayak, wajib disiarkan dengan gambar
longshot atau disamarkan dan/atau tidak dinarasikan secara detail (Dokumen KPI,
2012, p.47).Hal-hal tersebut menjadi tantangan tersendiri dalam mengemas setiap episode yang nantinya akan ditayangkan dalam program-program bentuk kearifan lokal termasuk juga pada program Indonesia Bagus. Setiap program pasti memiliki kebijakan redaksional yang menjadi standar pada setiap praktik yang dilakukan oleh kru redaksi program tersebut, yang pastinya harus sesuai dengan P3SPS yang sudah dipublikasikan oleh KPI dan berlaku untuk setiap lembaga penyiaran yang berjalan di Indonesia. Dalam hal ini penulis mencoba mengetahui kebijakan redaksional yang dimiliki oleh Indonesia Bagus dan konsep dasar program kearifan lokal tersebut hingga menghasilkan tayangan yang dapat dinikmati oleh khalayak luas. Penulis juga mencari tahu bagaimana kru redaksi program Indonesia Bagus dalam meliput bentuk-bentuk kearifan lokal yang sesuai dengan P3SPS KPI, mengenai usaha kru dalam membuat tayangan kearifan lokal yang memberikan informasi lokal yang dibutuhkan khalayak dan dapat diterima
Adapun penulis berlandaskan pada poin-poin P3SPS mengenai kearifan lokal yang dikeluarkan oleh KPI, serta melihat secara keseluruhan hasil akhir dari program dan proses tayangan kearifan lokal pada program Indonesia Bagus. Penulis mencari tahu bagaimana kru dapat memenuhi P3SPS, sejauh mana batasan-batasan yang dipraktikan oleh kru redaksi program Indonesia Bagus.
Maka, berdasarkan latar belakang tersebut, penulis melakukan penelitan dengan judul “Standarisasi P3SPS KPI pada Program Indonesia Bagus NET. TV”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka dirumuskan permasalahan penelitian ini adalah “Bagaimana kebijakan redaksional dan implementasi tayangan kearifan lokal pada program Indonesia Bagus di NET. TV dalam memenuhi P3SPS KPI
?”
1.3 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana kebijakan redaksional yang dirumuskan untuk tayangan kearifan lokal pada program Indonesia Bagus di NET. TV?
2. Bagaimana implementasi tayangan kearifan lokal pada program Indonesia
Bagus di NET. TV? 3. Bagaimana program Indonesia Bagus di NET. TV dapat memenuhi P3SPS
KPI?
1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memahami hal-hal sebagai berikut : 1.
Untuk mengetahui kebijakan redaksional yang dirumuskan pada tayangan kearifan lokal Indonesia Bagus di NET. TV.
2. Untuk mengetahui implementasi tayangan kearifan lokal pada program Indonesia Bagus di NET. TV.
3. Untuk mengetahui program Indonesia Bagus dalam memenuhi P3SPS KPI.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :
1.5.1 Manfaat Teoritis
Bagi bidang studi ilmu komunikasi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk perkembangan dan kemajuan pengetahuan terutama dalam ranah komunikasi dan ilmu jurnalistik yang berkaitan dengan proses produksi dan kebijakan redaksi dari sebuah program kearifan lokal. Juga dapat menjadikan referensi bagi peneliti lain. Serta memperluas pandangan terhadap tayangan kearifan lokal yang diapresiasikan oleh media televisi dalam praktik dan hasil akhir sebuah program. Dan menjadi referensi pengetahuan untuk penelitian- penelitian terkait.
1.5.2 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk pemenuhan kebutuhan informasi berbagai praktik siaran kearifan lokal. Juga menjadi bahan evaluasi bagi objek penelitian, yakni stasiun televisi NET. dalam mengembangkan informasi lokal yang dibutuhkan masyarakat. Dan penulis juga berharap penelitian ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan pengetahuan mengenai penelitian ini.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Pertelevisian di Indonesia Televisi merupakan media pandang sekaligus media dengar (audio-visual).
Televisi lebih merupakan media pandang, orang memandang gambar yang ditayangkan di televisi, sekaligus mendengar atau mencerna narasi dari gambar tersebut (Badjuri, 2010, p.39). Sutisno (1993) mengatakan, televisi terdiri dari kata tele yang berarti “jarak” dalam bahasa Yunani dan kata visi yang berarti
“citra atau gambar” dalam bahasa Latin. Jadi, kata televisi berarti suatu sistem penyajian gambar berikut suaranya dari suatu tempat yang berjarak jauh (p.1).
Televisi adalah salah satu jenis media massa yang merupakan sarana atau saluran komunikasi massa. Pada hakikatnya, televisi merupakan sistem komunikasi yang menggunakan suatu rangkaian gambar elektronik yang dipancarkan secara cepat, berurutan dan diiringi unsur audio (p.9).
Televisi sendiri hadir di Indonesia pada tahun 1962, yang itu adalah Televisi Republik Indonesia atau lebih dikenal dengan singkatan TVRI.
Tayangannya pertama kali hadir bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, pada tanggal 17 Agustus 1962. Kemudian TVRI diresmikan pada tanggal 24 Agustus 1962. Stasiun televisi pertama di Indonesia ini telah melalui perjalanan yang panjang, dan mempunyai peran strategis dalam perjuangan dan perjalanan kehidupan bangsa. TVRI saat ini telah resmi menjadi Lembaga
44 (24 Agustus 2006), sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 (Dokumen TVRI, 2016).
Perkembangan dunia pertelevisian di Indonesia semakin marak sejak pemerintah mengeluarkan izin kehadiran televisi swasta untuk mengudara pada tahun 1989. Stasiun televisi swasta pertama adalah Rajawali Citra Televisi
Indonesia (RCTI). RCTI mengudara secara nasional pada tanggal 24 Agustus
1989. Kemudian stasiun televisi swasta lain bermunculan, diantaranya adalah
Surya Citra Televisi (SCTV) pada tahun 1989, Televisi Pendidikan Indonesia
(TPI) tahun 1991 yang berganti nama pada tahun 2011 menjadi MNCTV, Andalas
Televisi (ANTV) tahun 1993, Indosiar tahun 1995. Dan mulai pada tahun 2001
mengudara pula beberapa televisi swasta nasional lainnya, yaitu Metro TV, Trans
TV , TV7 yang sudah berganti nama menjadi Trans7, Global TV, dan Lativi yang
sudah berganti nama menjadi TV One, sampai yang terbaru adalah stasiun televisi NET. TV pada tahun 2013 (Ishadi, 1999, p.18).
Kemunculan televisi di Indonesia berdampak besar bagi kehidupan masyarakatnya yang juga berpengaruh terhadap bidang politik, ekonomi, sosial, budaya bahkan keamanan negara. Televisi berperan sebagai sarana yang penting dalam menyampaikan informasi, konsumerisme masyarakat Indonesia terhadap televisi menimbulkan efek yang berpengaruh dengan kehidupannya. Khalayak mendapatkan perhatian penuh dari media karena sifatnya sangat penting bagi keberlangsungan umur media tersebut. Maka dari itu, banyak informasi ataupun tayangan yang hadir di televisi bergantung kepada keinginan dari pemirsanya. hiburan, seperti munculnya program-program yang mengulas kehidupan mewah seorang artis, kehidupan percintaan sosok publik figur, komedi-komedi yang saling menjatuhkan atau secara sengaja membuka aib untuk lucu-lucuan, juga sebagainya.
Perkembangan televisi di Indonesia semakin banyak memberikan topik untuk dijadikan bahan sebuah diskusi, terutama mengenai tayangan-tayangannya yang bagus dan kurang bagus untuk ditayangkan. Adapun fokus informasi yang didapatkan oleh masyarakat secara luas adalah mengenai beberapa gaya hidup, kondisi lingkungan, perkembangan ekonomi, dan status sosial yang hadir di Ibu Kota. Televisi dan tayangannya jelas memberikan dampak yang dapat mempengaruhi kehidupan, diantaranya mengaplikasikan hal-hal tersebut kedalam kehidupan sehari-hari. Media secara tidak langsung membentuk masyarakat yang mengkonsumsi tayangannya, tidak terlepas dari perilaku-perilaku anak muda yang menimbulkan dampak tidak baik dari tayangan yang ditontonnya.
Adapun beberapa tayangan yang berada di televisi antara lain, tayangan bentuk pemberitaan, iklan, tayangan hiburan (perfilman dan sinetron, serta tayangan infotainment). Berkembang opini bahwa tayangan semacam itu dapat memicu perilaku imitasi (efek peniruan) terhadap penontonnya. Sinetron merupakan salah satu tayangan andalan televisi swasta, di tengah banyaknya sinetron Indonesia yang telah diproduksi, hanya sebagian kecil yang tayangannya dianggap banyak mengandung hal-hal positif. Belum banyak sinetron yang dapat dicatat sebagai karya anak bangsa, atau dapat dikategorikan sebagai sinetron pencerahan dan pencerdasan bangsa tidak banyak hadir di Indonesia (Arifianto, 2013, p.79).
Masyarakat pada dasarnya dapat memilih informasi dan tayangan yang ditawarkan, untuk kemudian disesuaikan dengan apa yang benar-benar mereka butuhkan dan diperlukan peran orang tua dalam memberikan pengawasan kepada anak-anak dibawah umur terkait hal tersebut. Karena Indonesia juga memiliki beberapa kasus buruk yang menimpa anak-anak, sebab tayangan yang mereka tonton tanpa adanya pengawasan dari orang tua. Tayangan televisi berpotensi cukup besar dalam mempengaruhi pola pikir, sikap, bahkan perilaku anak. Keterlibatan orang tua dalam membatasi tayangan yang dikonsumsi oleh anak dapat menjadi filter dalam setiap informasi yang diterimanya. Anak yang merupakan generasi penerus bangsa perlu tahu informasi yang baik, yang perlu dan tidak perlu diterima, juga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
2.2 Kemunculan Televisi di Indonesia dan Fungsinya
atau Televisi Republik Indonesia merupakan televisi pertama yang
TVRI
hadir di Indonesia mengemban tugas yang mengangkat citra bangsa melalui penyelenggaraan penyiaran peristiwa yang berskala internasional, mendorong kemajuan kehidupan masyarakat serta sebagai perekat sosial. Adapun TVRI didirikan untuk menyiarkan pembukaan Asian Games yang IV di Jakarta.
Kemudian Peraturan Pemerintah RI nomor 13 tahun 2005 menetapkan bahwa tugas TVRI adalah memberikan pelayanan informasi, pendidikan dan hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial serta melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan seluruh lapiran masyarakat melalui penyelenggaraan penyiaran televisi yang menjangkau seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (Dokumen TVRI, 2016). Hal tersebut sesuai dengan fungsi televisi yang sama dengan fungsi media massa lainnya (surat kabar dan radio siaran), yakni memberi informasi (to inform), mendidik (to educate), dan mempengaruhi (to persuade). Menurut Effendy (2003) mengemukakan fungsi komunikasi massa antara lain pertama, Fungsi Informasi, yang mana media massa sebagai penyebar informasi bagi pembaca, pendengar atau pemirsa, berbagai informasi tersebut dibutuhkan oleh khalayak media massa yang bersangkutan sesuai dengan kepentingannya, dengan khalayak yang dianggap sebagai manusia sosial yang selalu haus dengan informasi yang terjadi.
Kedua, Fungsi Pendidikan, bahwa media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayaknya (mass education), karena media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya mendidik melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan-aturan yang berlaku pada pemirsa atau pembaca, seperti misalnya dikemas dalam sebuah drama, cerita, diskusi, dan sejenisnya. Ketiga, Fungsi Mempengaruhi, media massa secara implisit mempengaruhi khalayak melalui tajuk/editor, features, iklan, artikel, dan sebagainya (p.18-20).
Tingkat konsumerisme masyarakat Indonesia terhadap tayangan ditelevisi baik program-program kesukaannya, iklan-iklan yang tayang pada jeda program, dan sebagainya memberikan dampak yang akan terlihat dalam kehidupan. Seperti sinetron Anak Jalanan di RCTI yang memunculkan kembali geng atau kelompok sejumlah produk yang dapat menarik masyarakat untuk mencobanya, dan sebagainya.
Televisi merupakan media yang dapat mendominasi komunikasi massa, karena sifatnya yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan khalayak. Robert K. Avery dan Sanford B. Wienberg dalam Kuswandi (1996) mengungkapkan tiga fungsi media televisi, yaitu pertama, The surveillance of the environment atau mengamati lingkungan. Kedua, The correlation of the part of society in
responding to the environment, yang itu mengadakan korelasi antara informasi
data yang diperoleh dengan kebutuhan khalayak sasaran, karena komunikator lebih menekankan pada seleksi evaluasi dan interpretasi. Dan yang ketiga adalah
The transmission of social heritage from one generation of the next, maksudnya
menyalurkan nilai-nilai budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya. Ketiga fungsi tersebut pada dasarnya memberikan satu penilaian media massa sebagai alat, atau sarana yang secara sosiologis menjadi perantara untuk menyambung atau menyampaikan nilai-nilai tertentu kepada masyarakat (p.26).
Sedangkan menurut Jay Black dan Frederick C. Whitney menyebutkan fungsi komunikasi/media massa antara lain, to inform (menginformasikan), to
entertain (memberi hiburan), to persuade (membujuk), dan transmission of the
culture (transmisi budaya). Televisi merupakan suatu komunikasi massa yang
memiliki ciri sebagai berikut, pertama, berlangsung satu arah. Kedua, komunikator yang melembaga. Ketiga, pesan yang disampaikan bersifat umum.
Keempat, menimbulkan keserempakan. Kelima, bersifat heterogen. Media budaya atau pesan yang mempengaruhi dan mencerminkan budaya dalam masyarakat. Komunikasi massa merupakan proses yang melukiskan bagaimana komunikator menggunakan teknologi media massa secara proporsional menyebarluaskan pesannya melampaui jarak untuk mempengaruhi khalayak dalam jumlah yang banyak. Komunikasi massa pada dasarnya merupakan proses komunikasi satu arah, yang artinya komunikasi tersebut berlangsung dari komunikator (sumber) melalui media kepada komunikan (khalayak). Proses komunikasi massa lebih kompleks, karena setiap komponennya mempunyai karakteristik tertentu. Televisi merupakan media massa elektronik audiovisual, yakni dapat didengar sekaligus dilihat (Nurudin, 2004, p.62).
2.3 Perkembangan Program Televisi di Indonesia
Dalam menjalankan fungsinya media televisi tentu aja memiliki program- program unggulan yang disajikan baik berupa informasi maupun hiburan. TVRI diawal kemunculannya menyajikan siaran-siaran kearifan lokal, adapun berupa berita, kuliner, jalan-jalan religi, dan sajian berita yang menyajikan khusus adat istiadat dan budaya di Indonesia. Stasiun TVRI menyajikan konten-konten yang itu bersifat pelayanan kepada masyarakat seperti pencerahan ruhaniah dan sosial, seta memiliki visi dan misi yaitu mencerdaskan anak bangsa karenanya hiburan- hiburan yang disajikan mengandung nilai-nilai edukatif dan bersifat mendidik (Michael, 2014). Program televisi merupakan bahan yang telah disusun dalam satu format sajian dengan unsur video yang ditunjang unsur audio yang secara teknis memenuhi persayarat layak siar serta telah memenuhi standar estetik dan menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya beragam. Berbagai jenis program itu dapat dikelompokkan menjadi dua bagian berdasarkan jenisnya, yaitu Program Informasi dan Program Hiburan.
Program informasi dapat dibagi menjadi dua bagian, Berita Keras atau
Hard News adalah segala informasi penting dan menarik yang harus segera
disiarkan oleh media penyiaran, karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui khalayak secepatnya, dapat berupa straight news, features,
infotainment. Dan Berita Lunak atau Soft News adalah segala informasi yang
penting dan menarik, yang disampaikan secara mendalam namun tidak bersifat harus segera ditayangkan. Program yang termasuk kategori ini adalah current
affairs, magazine, documentary, dan talk show.
Sedangkan program hiburan lebih bertujuan untuk menghibur khalayak dalam beberapa bentuk seperti drama, merupakan pertunjukan yang menyajikan cerita mengenai kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa orang (yang diperankan oleh pemain), yang melibatkan konflik dan emosi. Kemudian, permainan (game) yang dirancang untuk melibatkan khalayak dan pada umumnya dibagi lagi menjadi tiga jenis, yaitu kuis, ketangkasan dan reality show. Juga yang lainnya adalah program musik, yang biasanya ditampilkan melalui dua format, ada pemutaran video klip yang biasanya dilakukan di dalam studio (indoor), dengan beberapa host, atau melalui konser yang dilakukan di lapangan (outdoor) atau bisa juga di dalam ruangan (indoor).