Deiksis Sosial dalam Novel Supernova Episode Gelombang Karya Dee Lestari

SINOPSIS NOVEL SUPERNOVA EPISODE GELOMBANG
KARYA DEE LESTARI
Sebuah upacara gondang mengubah segalanya bagi Alfa. Makhluk
misterius yang disebut Si Jaga Portibi tiba-tiba muncul menghantuinya. Orangorang berebut menginginkan Alfa menjadi murid mereka. Dan, yang paling
mengerikan dari itu semua adalah setiap tidurnya menjadi pertaruhan nyawa.
Sesuatu menunggu Alfa di alam mimpi.
Perantauan Alfa jauh membawanya hingga ke Amerika Serikat. Ia
berjuang sebagai imigran gelap yang ingin mengubah nasib dan status. Pada suatu
malam, kehadiran seseorang memicu Alfa untuk menghadapi ketakutan
terbesarnya. Alam mimoinya ternyata menyimpan rahasia besar yang tidak pernah
ia bayangkan. Di Lembah Yarlung, Tibet, jawaban mulai terkuak.
Sementara itu, pencarian Gio di Rio Tambobata menemui jalan buntu.
Pada saat yang tak terduga, pria yang pernah menemuinya di Vallegrande kembali
muncul. Pria itu mengarahkan Gio ke pencarian baru. Petunjuknya adlah empat
batu bersimbol, merepresentasikan empat orang, dan Gio ternyata adalah salah
seorang dari mereka.

Universitas Sumatera Utara

DATA PENELITIAN
(1) “Kau harus liat siapa yang datang,” lanjut Eten (hlm. 27)

(2) “Kau tahu, Sagala, tao ini punya jurang-jurang yang sangat dalam.
Arusnya juga rakus. Sukar ditebak.”(hlm. 91)
(3) “Marga Amerika itu. Di sini yang ada Cuma Frank Sinaga!” (hlm. 110)
(4) “Gultom itu tinggal di mana, Pak?” tanyaku. (hlm. 121)
(5) “Keluarga Batubara dari Medan.” (hlm. 150)
(6) “Satu ini saja, Pak.” Aku menatap cahaya kecil yang menyala kuning di
tanganku. (hlm. 21)
(7) “Hanya yang diajarkan oleh Bapak, Ompu,” kataku. (hlm. 41)
(8) “Mamak dengar itu, Ton. Kusumpal nanti mulutmu,” ancam Mamak
sambil menutup pintu. (hlm. 24)
(9) “Tiup lampunya sekarang, Mak. Biar nangis si Ichon.” (hlm. 24)
(10)

Bapak selalu mengirimku ke rumah Amangboru di Pangururan,
dekat Danau Toba. (hlm. 23)

(11)

“Itu Nai Gomgom, Mak?” aku tak tahan untuk tidak bertanya.
(hlm. 26)


(12)

“Bagaimana Datu tahu pasti kalau itu Raja Uti?” tanya Bapak.
(hlm. 31)

(13)

“Tak ada, Ompu. Apalah yang kupunya di sini?” Bapak setengah
meratap. (hlm. 31)

(14)

“Inang, boleh aku tanya?” (hlm. 63)

Universitas Sumatera Utara

(15)

“Ada bapaktua kalian di sana,” Mamak menambahkan, seolah itu

akan mengurangi beban yang dibawa oleh kata “Jakarta”.(hlm. 68)

(16)

“Nasib malanglah yang menciutkan namanya menjadi Eten karena
Ompung Boru tidak bisa melafalkan “Einstein” melalui rongga
mulutnya yang nyaring tidak bergigi. (hlm. 69)

(17)

“Kencing pun sudah di kasur! Sebut nama cucunya pun sudah
tertukar-tukar! Macam mana kau bisa harapkan simatua-ku itu?”
(hlm. 73)

(18)

“Suka musik apa kau, Dik?” (hlm. 109)

(19)


“Oh ya? Abang sudah pernah ke sana?” (hlm. 110)

(20)

“Horas, Amang,” sapaku sambil mengulurkan tangan. (hlm. 121)

(21)

“Lae!” panggilnya kepada Bapak. (hlm. 127)

(22)

“Kau jaga baik-baik anakku, ya, Ito,” Mamak memohon kepada
Amang Gultom. (hlm. 127)

(23)

“Look, Alfie. I’m sorry for what happened to your tío...” (hlm. 134)

(24)


Aku tahu itu bukan itu alasan Mr. Benton yang sebenarnya walau
ada benarnya. (hlm. 139)

(25)

“Bukan siapa-siapa. It was just an accident, Mrs. Benton. Back in
the apartment.” (hlm. 139)

(26)

“Kenapa belum makan dari tadi, Amanguda?”
(hlm. 145)

Universitas Sumatera Utara

(27)

“Ompung Doli-ku itu seorang parbaringin. Dia pun tak ke gereja.
Tapi, dia orang paling baik yang pernah kutahu,” balas

Amanguda. (hlm. 157)

(28)

“Inanguda, maksudnya?” tanyaku hati-hati. (hlm. 177)

(29)

“Ada marga Simarmata mau maju ke DPR. Dia mau minta restu
Raja Uti.” (hlm. 22)

(30)

“Kau pikir Raja Uti itu Pak RT?” (hlm. 32)

(31)

“Nurse, I’ve been waiting for fifteen minutes now. Siapa yang bisa
bantu saya?” (hlm. 254)


(32)

“Saya rasa isu Anda sebaiknya dikonsultasikan ke dokter spesialis
pada jam praktik.” (hlm. 255)

(33)

“Jangan ganggu adikmu,” tukas Mamak. (hlm. 24)

(34)

“...Kalau pengetahuanmu masing kosong, sia-sia kujelaskan. Kau
Cuma akan anggap aku orang gila.” (hlm. 52)

Universitas Sumatera Utara