Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba dengan Net Interest Margin Sebagai Variabel Moderating pada Bank Umum di Indonesia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori
2.1.1 Kinerja Keuangan Perbankan
Definisi bank menurut undang–undang No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan, bank
adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk–bentuk lainnya
dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Tersirat dari definisi diatas, bahwa
fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya sebagai
pinjaman kepada masyarakat.
Bank dengan kinerja yang baik akan meningkatkan nilai saham di pasar sekunder dan
dapat meningkatkan jumlah dana dari pihak ketiga. Kinerja bank yang baik ditandai dengan
tingkat profitabilitas yang tinggi, mampu membagikan deviden dengan baik, prospek usaha
yang selalu berkembang, dan dapat memenuhi ketentuan prudential banking regulation
dengan baik. (Mudrajad dan Suhardjono, 2002).
Setiap perusahaan, baik bank maupun non bank pada suatu waktu (periode tertentu)
akan melaporkan kegiatan keuangannya. Informasi tentang proses keuangan perusahaan,
kinerja perusahaan, aliran kas dan informasi lainnya yang berkaitan dengan laporan keuangan
dapat diperoleh dari laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan ini bertujuan untuk
memberikan informasi keuangan perusahaan, baik kepada pemilik, manajemen, maupun

pihak luar yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut. Laporan keuangan bank
menunjukkan kondisi keuangan bank secara keseluruhan. Dari laporan ini akan terbaca
bagaimana kondisi bank yang sesungguhnya, termasuk kekuatan dan kelemahan yang
dimiliki. Laporan ini juga menunjukkan kinerja manajemen bank selama periode tertentu.

11

Universitas Sumatera Utara

Keuntungan dengan membaca laporan ini pihak manajemen dapat memperbaiki kelemahan
yang ada serta mempertahankan kekuatan yang dimiliki.
Laporan keuangan yang disajikan manajemen terdiri dari empat laporan utama yang
menggambarkan sumber-sumber kekayaan (aset), kewajiban (liabilities), profitabilitas, dan
transaksi-transaksi yang menyebabkan arus kas perusahaan. Dari laporan keuangan tersebut
para investor dapat memberikan gambaran kondisi keuangan perusahaan secara kuantitatif.
Laporan keuangan kemudian dianalisis untuk diketahui apakah perusahaan tersebut
mempunyai prospek yang bagus di masa yang akan datang.
Penilaian kinerja perbankan menjadi sangat penting dilakukan karena operasi
perbankan sangat peka terhadap maju mundurnya perekonomian suatu negara (Astuti, 2002).
Kinerja perbankan dapat dinilai dengan pendekatan analisa rasio keuangan. Tingkat

kesehatan bank diatur oleh Bank Indonesia dalam Surat Edaran Bank Indonesia Nomor
6/23/DPNP 31 Mei 2004 kepada semua bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional perihal sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum dan Peraturan
Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 tentang sistem penilaian tingkat
kesehatan bank umum, bank wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan bank secara
triwulan untuk posisi bulan Maret, Juni, September dan Desember.
Apabila diperlukan Bank Indonesia meminta hasil penilaian tingkat kesehatan bank
tersebut secara berkala dan sewaktu-waktu untuk posisi penilaian tersebut terutama untuk
menguji ketepatan dan kecukupan hasil analisis bank. Penilaian tingkat kesehatan bank
dimaksud diselesaikan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah posisi penilaian atau dalam
jangka waktu yang ditetapkan oleh pengawas bank terkait. Penilaian tingkat kesehatan bank
mencakup penilaian terhadap faktor-faktor permodalan, kualitas asset, manajemen,
rentabilitas, likuiditas, sensitivitas terhadap resiko pasar.

12

Universitas Sumatera Utara

2.1.2 Perubahan Laba
Menurut Chariri dan Ghozali (2001:302), laba merupakan perbedaan pendapatan yang

direalisasi, transaksi yang terjadi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan
pendapatan tersebut. Perbandingan yang tepat atas pendapatan dan biaya, dilakukan dalam
laporan laba rugi. Penyajian informasi laba melalui laporan tersebut merupakan fokus kinerja
perusahaan yang penting, dibanding dengan pengukuran kinerja yang mendasarkan pada
gambaran meningkatnya atau menurunnya modal bersih.
Sedangkan menurut Harahap (2001:267), laba adalah perbedaan antara realisasi
penghasilan yang berasal dari transaksi perusahaan pada periode tertentu dikurangi dengan
biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan penghasilan itu. Dengan demikian, dapat diambil
kesimpulan bahwa laba adalah perbedaan antara pendapatan (revenue) yang direalisasi yang
timbul dari transaksi pada periode tertentu dengan biaya‐biaya yang dikeluarkan pada periode
tersebut. Sedangkan dalam penelitian ini, laba yang dimaksud laba sebelum pajak. Laba
adalah informasi penting dalam suatu laporan keuangan. Angka ini penting untuk: (1)
Perhitungan pajak, berfungsi sebagai dasar pengenaan pajak yang akan diterima Negara, (2)
Untuk menghitung deviden yang akan dibagikan kepada pemilik dan yang akan ditahan
dalam perusahaan, (3) Untuk menjadi pedoman dalam menentukan kebijaksanaan investasi
dan pengambilan keputusan, (4) Untuk menjadi dasar dalam peramalan laba maupun kejadian
ekonomi perusahaan lainnya di masa yang akan datang, (5) Untuk menjadi dasar dalam
perhitungan

dan


penilaian

efisiensi,

(7)

Untuk

menilai

prestasi

atau

kinerja

perusahaan/segmen perusahaan/devisi, (8) Perhitungan zakat sebagai kewajiban manusia
sebagai hamba kepada Tuhannya melalui pembayaran zakat kepada mereka.
Investor merupakan salah satu pemakai eksternal utama laporan keuangan. Para

investor dalam menilai perusahaan perbankan tidak hanya melihat laba yang dihasilkan
dalam satu periode melainkan terus memantau perubahan laba dari tahun ke tahun. Perubahan

13

Universitas Sumatera Utara

laba merupakan kenaikan atau penurunan laba pertahun. Indikator perubahan laba yang
digunakan dalam penelitian ini adalah laba sebelum pajak. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindari pengaruh peggunaan tarif pajak yang berbeda antar periode yang dianalisis
(Zainudin dan Hartono, 1999). Untuk mengetahui perubahan laba yang terjadi pada
perusahaan akan digunakan rumus sebagai berikut (Zainuddin dan Jogiyanto, 1999) :
Yn – Yn-1
∆Yn =
Yn-1
Dimana:
∆Yn
Y
n


= perubahan laba tahun ke‐n
= laba sebelum pajak
= tahun ke‐n
Menurut Harianto dan Sudomo (2001), ada beberapa faktor yang mmpengaruhi

ketepatan prediksi perubahan laba, antara lain :
1. Periode waktu, adalah pembuatan peramalan perubahan laba dengan realisasi yang
dicapai. Semakin pendek interval waktu, akan semakin akurat ramalan tersebut.
2. Besaran perusahaan, hal ini disebabkan besaran perusahaan karena skala ekonomi yang
berbeda‐beda.

Skala

ekonomi

yang

tinggi

menyebabkan


perusahaan

dapat

menghasilkan produk dengan tingkat biaya rendah. Tingkat biaya rendah merupakan
unsur untuk mencapai laba yang diinginkan sesuai standar yang dituangkan dalam
bentuk ramalan. Sehubungan dengan itu, skala ekonomi yang tinggi menyebabkan
biaya informasi untuk membuat ramalan menjadi turun. Sehingga perusahaan yang
mempunyai skala ekonomi yang tinggi bisa membuat ramalan yang tepat karena
dimungkinkan mempunyai data dan informasi yang lengkap. Perusahaan yang besar
mempunyai kemampuan tinggi untuk menjamin prospek bisnis dimasa yang akan
datang, jumlah aset (sumber daya) yang besar bisa membuat manajemen dan semua
komponen dalam perusahaan percaya diri dan bekerja lebih giat untuk mencapai laba

14

Universitas Sumatera Utara

yang diprediksikan. Kemudian besarnya modal yang dimiliki perusahaan juga dapat

menentukan kelengkapan dan ketepatan informasi yang diperlukan untuk peramalan.
3. Kredibilitas penjamin emisi, penjamin emisi mempunyai peranan kunci dalam setiap
emisi efek melalui pasar modal. Dengan demikian integritas penjamin emisi
mempunyai hubungan positif dengan ketepatan informasi ramalan laba di dalam
protestus. Penjamin emisi akan berhati‐hati untuk menjaga kredibilitasnya karena
penjamin emisi ingin memberikan hasil yang maksimal kepada para pemakai.
4. Integritas auditor, faktor ini mempunyai dampak signifikan terhadap laporan keuangan,
termasuk ramalan perubahan laba. Oleh karena itu auditor harus menjamin bahwa
informasi keuangan yang disajikan telah sesuai dengan pedoman penyajian laporan
keuangan.
5. Umur perusahaan, manajemen perusahaan yang relatif muda diperkirakan kurang
berpengalaman sehingga tidak cukup mampu menentukan ketepatan ramalan
peruabahan laba.
6. Tingkat leverage, salah satu kewajiban manajer adalah mengatur resiko. Jasi manajer
melakukan apa saja untuk mengurangi resiko. Tingkat leverage merupakan salah satu
hal yang mencerminkan resiko.
7. Premium saham, apabila ramalan perubahan laba terlalu pesimistis, investor akan
membuat harga saham tinggi sehingga premiumnya menjadi besar.
Kinerja keuangan perusahaan dari sisi manajemen mengharapkan laba bersih setelah
pajak (earning after tax) yang tinggi karena semakin tinggi laba perusahaan semakin flexible

perusahaan dalam menjalankan aktivitas operasional perusahaan. Sehingga EAT perusahaan
akan meningkat bila kinerja keuangan perusahaan meningkat.
2.1.3 Net Profit Margin (NPM)

15

Universitas Sumatera Utara

Subramanyam dan John (2010: 109), laba merupakan ringkasan hasil bersih aktivitas
operasi usaha dalam periode tertentu yang dinyatakan dalam istilah keuangan. Laba
merupakan informasi perusahaan paling diminati dalam pasar uang. Menentukan dan
menjelaskan laba suatu usaha pada satu periode merupakan tujuan utama laporan laba rugi.
Secara khusus, sebagai indikator profitabilitas perusahaan, sangat penting bagi seorang analis
karena dapat membantu mengestimasi potensi laba di masa depan, yang merupakan tugas
yang terpenting dalam analisis usaha. Perubahan laba perusahaan diketahui dengan
membandingkan laba periode sekarang dengan laba dimasa lalu. Menurut Welsch, Hilton dan
Gordon (2000), perubahan atas perusahaan dimasa depan dapat ditingkatkan dengan
manajemen yang berkesinambungan antara perencanaan tujuan, operasi kegiatan, dan
pengendalian kinerja. Secara matematis NPM dapat dirumuskan sebagai berikut :
Laba setelah pajak

NPM =

X 100%
Penjualan

2.1.4 Non Performing Loan (NPL)
Merupakan rasio yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam
menjaga risiko kegagalan pengembalian kredit oleh debitur (Darmawan, 2004). NPL
mencerminkan risiko kredit, semakin kecil NPL semakin kecil pula resiko kredit yang
ditanggung pihak bank. Bank dalam memberikan kredit harus melakukan analisis terhadap
kemampuan debitur untuk membayar kembali kewajibannya. Setelah kredit diberikan bank
wajib melakukan pemantauan terhadap penggunaan kredit serta kemampuan dan kepatuhan
debitur dalam memenuhi kewajibannya. Bank melakukan peninjauan, penilaian dan
pengikatan terhadap agunan untuk memperkecil resiko kredit (Ali, 2004). Kriteria rasio non
performing loans (NPL) net dibawah 5%. Sesuai dengan SE No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei
2004 besaran rasio NPL dapat dihitung dengan rumus :

16

Universitas Sumatera Utara


Kredit Bermasalah
NPL =

X 100%
Total Kredit

2.1.5 Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
BOPO merupakan rasio antara biaya operasi terhadap pendapatan operasional
(Dahlan, 1995). Biaya operasi merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam rangka
menjalankan aktivitasnya, sedangkan pendapatan operasi adalah segala bentuk pendapatan
yang diperoleh dari aktivitas bank. Semakin kecil BOPO menunjukan semakin efisien bank
dalam menjalankan aktifitas usahanya. Secara umum BOPO dapat dirumuskan sebagai
berikut (Muljono, 1999).
Biaya operasi merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam rangka
menjalankan aktivitasnya, sedangkan pendapatan operasi adalah segala bentuk pendapatan
yang diperoleh dari aktivitas bank. Semakin kecil BOPO menunjukan semakin efisien bank
dalam menjalankan aktifitas usahanya. Perhitungan rasio BOPO menurut SE No.6/23/DPNP
tanggal 31 Mei 2004 adalah sebagai berikut :
Biaya Operasional
BOPO =

X 100%
Pendapatan Operasional

2.1.6 Credit Risk Ratio (CRR)
Credit Risk Ratio merupakan rasio untuk mengukur resiko terhadap kredit yang
disalurkan dengan membandingkan kredit macet dengan jumlah kredit yang disalurkan.
Risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain dalam memenuhi
kewajiban kepada bank. Risiko kredit dapat bersumber dari berbagai aktivitas bisnis bank.
Pada sebagian besar bank, pemberian kredit merupakan sumber risiko kredit yang terbesar.
Selain kredit, Bank menghadapi risiko kredit dari berbagai instrumen keuangan seperti surat

17

Universitas Sumatera Utara

berharga, akseptasi, transaksi antar bank, transaksi pembiayaan perdagangan, transaksi nilai
tukar dan derivatif, serta kewajiban komitmen dan kontinjensi.
Risiko kredit dapat meningkat karena terkonsentrasinya penyediaan dana, antara lain
pada debitur, wilayah geografis, produk, jenis pembiayaan, atau lapangan usaha tertentu.
Risiko ini lazim disebut risiko konsentrasi kredit. Perhitungan Credit Risk Ratio adalah
sebagai berikut :
Bad Debt
CRR =

X 100%
Total Loans

2.1.7 Return On Asset (ROA)
Menurut Tarmidzi (2003) apabila bank memiliki ROA yang tinggi menunjukan
bahwa bank tersebut memiliki kemampuan yang besar dalam meningkatkan laba operasi dan
prospek masa depannya apabila dikaitkan dengan dana dari laba yang dikumpulkan.
ROA merupakan perkalian antara faktor net income margin dengan perputaran aktiva.
Net income margin menunjukan kemampuan memperoleh laba dari setiap penjualan yang
diciptakan oleh perusahaan, sedangkan perputaran aktiva menunjukan seberapa jauh
perusahaan mampu menciptakan penciptaan aktiva yang dimilikinya. Berdasarkan SE
No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 ROA dapat dihitung dengan cara :
Net Income
ROA =

X 100%

Total Assets
2.1.8 Return On Equity (ROE)
Return on Equity merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
manajemen bank dalam mengelola capital yang ada untuk mendapatkan net income (Kasmir,
2008:236). Standar Bank Indonesia untuk rasio ini berdasarkan Peraturan Bank Indonesia
Nomor: 6/10/PBI/2004 adalah 5%-12,5%. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:

18

Universitas Sumatera Utara

Net Income
ROE =

X 100%
Equity Capital

2.1.9 Gross Profit Margin (GPM)
Rasio gross profit margin mencerminkan atau menggambarkan laba kotor yang dapat
dicapai setiap rupiah penjualan, atau bila rasio ini dikurangkan terhadap angka 100% maka
akan menunjukan jumlah yang tersisa untuk menutup biaya operasi dan laba bersih. Data
gross profit margin ratio dari beberapa periode akan dapat memberikan informasi tentang
kecenderungan gross profit margin ratio yang diperoleh dan bila dibandingkan standar ratio
akan diketahui apakah margin yang diperoleh perusahaan sudah tinggi atau sebaliknya. Rasio
ini dirumuskan sebagai berikut :
Laba Kotor
GPM =

X 100%

Penjualan
2.1.10 Net Interest Margin (NIM)
NIM merupakan rasio antara pendapatan bunga terhadap rata – rata aktiva produktif.
Pendapatan diperoleh dari bunga yang diterima dari pinjaman yang diberikan dikurangi
dengan biaya bunga dari sumber dana yang dikumpulkan. NIM suatu bank sehat bila
memiliki NIM diatas 2 % (Muljono, 1999).
Untuk dapat meningkatkan perolehan NIM maka perlu menekan biaya dana, biaya
dana adalah bunga yang dibayarkan oleh bank kepada masing‐masing sumber dana bank
yang bersangkutan. Secara keseluruhan, biaya yang harus dikeluarkan oleh bank akan
menentukan berapa persen bank harus menetapkan tingkat bunga kredit yang diberikan
kepada nasabahnya untuk memperoleh pendapatan netto bank. Dalam hal ini tingkat suku
bunga sangat menentukan besarnya NIM. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus (SE
No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004) :

19

Universitas Sumatera Utara

Pendapatan Bunga Bersih
NIM =

X 100%
Rata-rata Aktiva Produktif

2.2. Review Penelitian Terdahulu (Theoritical Mapping)
Sebagai bahan rujukan dalam melakukan penelitian ini, beberapa hasil dari penelitian
terdahulu perlu dikemukakan. Adapun hasil penelitian terdahulu tersebut adalah sebagai
berikut:
Astohar (2010) Peran Net Interest Margin (NIM) dalam memperkuat pengaruh Loan
To Deposit Ratio (LDR) terhadap perubahan laba pada bank devisa di indonesi.

Hasil

penelitian menunjukkan bahwa Loan to Deposit Ratio tidak terbukti berdampak negatif dan
signifikan terhadap perubahan laba pada bank devisa di Indonesia. Net interest variabel tidak
dapat memperkuat pengaruh variabel Loan To Deposit Ratio terhadap perubahan laba Bank
Devisa pada bank di Indonesia.
Penelitian oleh Angbazo ( 1997 ) dalam penelitian menguji pengaruh IRR, LDR, NPL
dan BOPO terhadap laba Commercial Bank, dan hasilnya menunjukkan LDR dan BOPO
menunjukkan pengaruh yang positif terhadap laba sedangkan IRR dan NPL tidak
menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan terhadap laba.
Bambang Suhardito, Sony Johanes dan Laurentia D Wahyuni (1999) dalam penelitian
menguji pengaruh ROA, CAR, CRR dan ROE terhadap perubahan laba di perusahaan
perbankan yang terdaftar di BES menunjukkan hanya ROA yang mempengaruhi perubahan
laba, sementara CAR, CRR dan ROE tidak berpengaruh terhadap perubahan laba.
Zainudin dan Jogiyanto (1999) dalam penelitiannya menguji pengaruh CAR, NPL,
ROA dan LDR dalam memprediksi laba pada industri

yang listed di BEJ dengan

menggunakan analisis regressi berganda dan AMOS, dimana hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa keempet variabel independen tersebut (CAR, NPL, ROA dan LDR)

20

Universitas Sumatera Utara

mampu memprediksi perubahan laba satu tahun mendatang sementara pada perubahan laba
dua tahun mendatang, keempat variabel tersebut tidak berpengaruh signifikan.
Penelitian Bahtiar Usman (2003) menunjukkan pengaruh rasio keuangan dalam
memprediksi perubahan laba pada bank-bank di Indonesia, dimana rasio-rasio yang
digunakan adalah: Quick Ratio, Loan to Deposit Ratio (LDR), Gross Profit Margin (GPM),
Net Profit Margin (NPM), Net Interest Margin (NIM), Biaya Operasi terhadap Pendapatan
Operasi (BOPO), Capital Adequacy Ratio (CAR), Leverage Multiplier, Non Performing
Loan (NPL) dan Deposit Risk Ratio (DRR). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa semua
variabel independen tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap laba bank satu
tahun mendatang kecuali quick ratio.
Nu’man (2009) meneliti pengaruh CAR, NIM, NPL, LDR, BOPO dan EAQ terhadap
perubahan laba. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa hanya LDR dan NPL saja yang
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan laba. CAR, NIM, BOPO dan EAQ
tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba.
Lilis Erna Ariyanti (2010) meneliti pengaruh CAR, NIM, NPL, BOPO, ROA dan
Kualitas Aktiva Produktif terhadap perubahan laba. Dan hasil penelitiannya menunjukkan
hanya variabel LDR saja yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan
laba. Sedangkan variabel lainnya tidak berpengaruh signifikan terhadap peruabahan laba.
Berikut ini adalah ringkasan daftar peneliti terdahulu yang relevan dengan penelitian
yang saya lakukan.
Tabel 2.1 Review Peneliti Terdahulu (Theoritical Mapping)
Nama /
Judul
Variabel yang
Hasil Penelitian
Tahun
digunakan
Penelitian

21

Universitas Sumatera Utara

Lilis Erna
A/2010

Astohar
(2010)

Analisis Pengaruh
CAR,NIM,LDR,N
PL,BOPO,ROA
dan Kualitas
Aktiva Produktif
terhadap
perubahan laba
pada bank umum
di Indonesia.
Peran Net Interest
Margin (NIM)
dalam memperkuat
pengaruh Loan To
Deposit Ratio
(LDR) terhadap
perubahan laba
pada bank devisa
di indonesi.

Dependen :
Perubahan Laba
Independen :
CAR,NIM,NPL,L
DR,BOPO,ROA,
dan Kualitas
Aktiva Produktif

Menunujukkan bahwa hanya
rasio LDR yang berpengaruh
siginifikan
terhadap
perubahan laba.

Dependen:
Perubahan Laba

Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Loan to
Deposit Ratio tidak terbukti
berdampak negatif dan
signifikan terhadap
perubahan laba pada bank
devisa di Indonesia. Net
interest variabel tidak dapat
memperkuat pengaruh
variabel Loan To Deposit
Ratio terhadap perubahan
laba Bank Devisa pada bank
di Indonesia.

Independen :
Loan To Deposit
Ratio (LDR)
Moderating: Net
Interest Margin
(NIM)

Lanjutan Tabel 2.1
Brock dan
Rojas
Suarez
(2000)

Understanding The
Behavior of Bank
Spread in Latin
Amerika

Dependen : Laba
Independen : CAR,
BOPO, NPL dan
LDR

Sendi
Gusnandar
Arnan/
2010

The Influence of
Financial Ratio
Analysis to Predeict
Banking Companies
Profit
Analisis Kegunaan
Rasio-Rasio

Dependen :
Companies Profit
Independen :
Financial Ratio

Bambang
Suhardito,

Dependen:
Perubahan laba

CAR berpengaruh signifkan
positif terhadap perubahan laba
pada bank-bank di Bolivia dan
Columbia sedang di Argentina,
Chilli dan Peru tidak mempuyai
pengaruh yang signifikan.
BOPO berpengaruh signifikan
terhadap laba LDR
menunjukkan pengaruh yang
signifikan terhadap laba,
sementara tidak menunjukkan
pengaruh yang sinifikan, NPL
menunjukkan pengaruh positif
terhadap laba namun
menunjukkan pengaruh negatif
terhadap laba
Analisis rasio keuangan tidak
signifikan mempengaruhi laba
perusahaan perbankan.

Hanya ROA yang
mempengaruhi perubahan laba,

22

Universitas Sumatera Utara

Sony
Johanes
dan
Laurentia
D Wahyuni
(1999)
Zainudin
dan
Jogiyanto
(1999)

Keuangan Dalam
Memprediksi
Perubahan laba
Emiten Dan Industri
Perbankan Di BES

Independen: ROA,
CAR, CRR dan
ROE

sementara CAR, CRR dan ROE
tidak berpengaruh terhadap
perubahan laba.

Manfaat Rasio
Keuangan Dalam
Memprediksi
Pertumbuhan
Perubahan laba

Dependen:
Perubahan laba
Independen: CAR,
NPL, ROA dan
LDR

keempat variabel independen
tersebut (CAR, NPL, ROA dan
LDR) mampu memprediksi
perubahan laba satu tahun
mendatang sementara pada
perubahan laba dua tahun
mendatang, keempat variabel
tersebut tidak berpengaruh
signifikan
Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa semua
variabel independen tidak
menunjukkan pengaruh yang
signifikan terhadap perubahan
laba bank satu tahun mendatang
kecuali Quick Ratio,

Bahtiar
Rasio
Lanjutan TabelAnalisis
2.1
Usman
Keuangan Dalam
(2003)
Memprediksi
Perubahan laba
Bank-bank di
Indonesia

Nu’man/
2009

Sinta
Sudarini

Analisis Pengaruh
CAR,NIM,LDR,NP
L,BOPO dan EAQ
Terhadap Perubahan
Laba (Studi Empiris
pada Bank Umum di
Indonesia Periode
Laporan Keuangan
Tahun 2004-2007)
Penggunaan rasio
keuangan dalam
memprediksi laba-

Dependen:
Perubahan laba
Independen: Quick
Ratio, LDR, Gross
Profit Margin
(GPM), Net Profit
Margin (NPM),
Net Interest
Margin (NIM),
Biaya Operasi
terhadap
Pendapatan
Operasi (BOPO),
Capital Adequacy
Ratio (CAR),
Pertumbuhan
kredit, Leverage
Multiplier Non
Performing Loan
(NPL) dan Deposit
Dependen :
Perubahan Laba
Independen :
CAR,NIM,NPL,LD
R,BOPO,EAQ

CAMEL

Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa hanya
LDR dan NPL saja yang
mempunyai pengaruh
signifikan terhadap perubahan
laba CAR,NIM,BOPO, dan
EAQ tidak berpengaruh
signifikan terhadap perubahan
laba.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa NIM dan BOPO
berpengaruh terhadap laba

23

Universitas Sumatera Utara

Teddy
Rahman/
2010

Afanasief
et al.,
(2004)

Angbazo
(1997)

laba masa yang akan
datang (Studi kasus
di Perusahaan
Perbankan yang
terdaftar di Bursa
Efek Jakarta
Analisis Pengaruh
CAR,NIM,BOPO,L
DR,NPL Terhadap
Perubahan Laba
(Studi Kasus Pada
Bank Non-Devisa di
Indonesia Periode
2003-2007)
The Determinants of
Bank Interest Spread
in Brazil

Commercial Bank
Net Interest Margin,
Default Risk,
Interest-Rate Risk,
and Off Balance
Sheet Banking

tahun depan.

Dependen :
Perubahan Laba
Independen :
CAR,NIM,BOPO,
LDR,NPL

Dependen: laba
Independen: Inflasi
dan tingkat suku
bunga dan rasio
CAMEL (CAR,
ROA, BOPO, NPL
dan LDR)
Dependen: laba
Independen: IRR,
LDR, NPL, dan
BOPO

Inflasi dan tingkat suku bunga
dan rasio CAMEL (CAR,
ROA, BOPO, NPL dan LDR)
berpengaruh signifikan
terhadap laba

LDR dan BOPO menunjukka n
pengaruh yang positif terhadap
laba sedangkan IRR dan NPL
tidak menunjukka n adanya
pengaruh yang signifikan
terhadap laba

24

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

1 5 16

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN ASURANSI YANG TERDAFTAR Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Asuransi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 2 14

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN ASURANSI YANG TERDAFTAR Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Asuransi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

1 6 17

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN ASURANSI YANG TERDAFTAR DI BURSA ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN ASURANSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 10

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba dengan Net Interest Margin Sebagai Variabel Moderating pada Bank Umum di Indonesia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 15

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba dengan Net Interest Margin Sebagai Variabel Moderating pada Bank Umum di Indonesia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba dengan Net Interest Margin Sebagai Variabel Moderating pada Bank Umum di Indonesia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba dengan Net Interest Margin Sebagai Variabel Moderating pada Bank Umum di Indonesia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Chapter III VI

0 0 48

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba dengan Net Interest Margin Sebagai Variabel Moderating pada Bank Umum di Indonesia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba dengan Net Interest Margin Sebagai Variabel Moderating pada Bank Umum di Indonesia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 15