Permasalahan lingkungan nasional dan glo
MAKALAH
‘Permasalahan Lingkungan Nasional dan Global’
diajukan untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Lingkungan
oleh
Isty Fauziah
NIM 141411044
Program Studi D3 Teknik Kimia
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2014
PENCEMARAN UDARA
I.
Pengertian Pencemaran Udara
Pencemaran udara menurut peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1986 adalah masuk
atau dimasukannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke udara atau
berubahnya tatanan udara oleh kegiaan manusia atau oleh proses alam, sehingga
kualitas udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara menjadi
kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan kegunaannya.
II.
Jenis-jenis pencemaran udara
Pencemaran udara primer
Pencemaran udara primer yaitu semua pencemar di udara yang ada dalam
bentuk yang hampir tidak berubah, sama seperti pada saat dibebaskan dari
sumbernya sebagai hasil dari suatu proses tertentu. Umumnya pencemar udara
primer berasal dari aktivitas manusia.
Pencemaran udara sekunder
Pencemar udara sekunder adalah semua pencemar diudara yang sudah
berubah karena reaksi tertentu antara dua atau lebih kontaminan/polutan.
Pencemar udara sekunder merapakan hasil antara polutan primer dan polutan
lain yang ada diudara.
Contoh: ozon dan senyawa-senyawa peroksida
III.
Bentuk-bentuk zat pencemar udara
Gas: Keadaan gas baik dalam bentuk padatan ataupun cairan
Kabut: Partikel cair yang berada dalam udara dalam udara kondensasi uap air,
atau otomatisasi cairan ke tingkat dispersi. Otomatisasi ini terjadi pada
penyempotan, pembuihan dan lain-lain.
Debu: Partikel padat yang terjadi karena proses mekanis (pemecahan dan
reduksi) terhadap masa padat, dimana partikel tersebut masih dipengaruhi oleh
gravitasi.
Asap: Partikel karbon (padat) yang terjadi dari pembakaran tidak sempurna
sumber-sumber pembakaran yang menggunakan bahan bakar hidrokarbon,
dengan ukuran partikel < 5 mikron.
IV.
Dampak polusi udara
Pemanasan Global
Pemanasan global yang kita rasakan akhir-akhir ini merupakan Efek Rumah
Kaca. Efek rumah kaca atau the green house effect adalah suatu keadaan
dimana pada dasarnya dimulai dari pancaran radiasi sinar matahari yang
sampai kebumi, sebagian diantaranya dipantulkan dan diserap oleh permukaan
bumi sebagai sinar inframerah yg bergelombang panjang. Sinar tersebut di
atmosfer diserap kembali oleh gas rumah kaca, sehingga tidak terlepas ke
angkasa luar dan mengakibatkan panas terperangkap di troposfer, hal itu
menyebabkan suhu dibumi naik.
Lubang Ozon
Dilapisan startosfir terdapat Ozon yang melindungi kehidupan dari sinar
ulraviolet bergelombang pendek dan berenergi tinggi. Penyebab lubang ozon
adalah sekelompok zat kimia yang disebut CFC sebagai zat buatan manusia
V.
yang biasa digunakan untuk aerosol,AC,kulkas, dan digunakan oleh industri
plastik.
Hujan Asam
Hujan asam adalah hujan yang airnya terkontaminasi oleh asam kuat yakni
dengan PH dibawah 5,6. Hujan asam (deposisi asam) dibagi menjadi 2, yaitu:
Deposisi Kering
Deposisi kering merupakan Peristiwa terkenanya benda dan makhluk
hidup oleh asam yang ada di udara. Hal ini dapat terjadi pada daerah
perkotaan karena pencemaran udara dari kepadatan lalu lintas,
didaerah yang langsung terkena udara tercemar dari pabrik. Pada
dasarnya deposisi kering biasa terjadi di tempat-tempat yang dekat
dengan sumber emisi.
Deposisi Basah
Deposisi basah adalah turunya asam dalam bentuk hujan. Hal ini
terjadi apabila asam di dalam butir-butir air di awan. Jika air turun
maka air hujannya bersifat asam.
Deposisi basah dapat pula terjadi karena turun melalui udara yang
mengandung asam sehingga asam itu terlarut kedalam air hujan yang
turun kebumi.
Deposisi basah terjadi didaerah yang sangat jauh dengan sumber
emisi.
Peraturan Perundang Undangan
KEPMEN Negara Lingkungan Hidup No. 13 tahun 1995 tentang baku mutu
emisi gas buang Kendaraan bermotor.
Baku mutu emisi Sumber tak bergerak adalah baku maksimum emisi yang
diperbolehkan masuk kedalam lingkungan.
Emisi adalah MH, Zat, Energi, atau komponen lain yang dihasilkan dari
kegiatan yang masuk keudara ambien.
Industri yang mengeluarkan polusi
Insudtri besi, baja
Industri semen
Industri uap
Pasal 2
Kandungan CO (karbon monoksida) dan HC (hidro karbon) dan ketebalan
asap pada pancaran gas buang :
a. Sepeda motor 2 (dua) langkah dengan bahan bakar bensin dengan bilangan
oktana³ 87 ditentukan maksimum 4,5% untuk CO dan 3.000 Ppm untuk HC.
b. Sepeda motor 4 (empat) langkah dengan bahan bakar bensin dengan
bilangan oktana³ 87 ditentukan maksimum 4,5% untuk CO dan 2.400 ppm
untuk HC.
c. Kendaraan bermotor selain sepeda motor 2 (dua) langkah dengan bahan
bakar bensin dengan bilangan oktana³ 87 ditentukanmaksimum 4,5% untuk
CO dan 1.200 ppm untuk HC.
d. Kendaraan bermotor selain sepeda motor 2 (dua) langkah dengan bahan
bakar solar disel dengan bilangan setana ³ 45 ditentukan maksimum ekivalen
50% Bosch pada diameter 102 mm atau 25% opasiti Untuk ketebalan asap.
VI.
Solusi untuk mengatasi masalah pencemaran udara
Pengawasan sumber-sumber emisi(industri-industri) melalui diterapkannya
ketentuan-ketentuan prosedural, keselamatan (safety) dan pengembangan
teknologi tepat guna. Bila perlu sisa gas dimanfaatkan untuk recycling dalam
proses produksi.
Peningkatan sistem monitoring. Demikian pula pencatatan perlu dilakukan
secara periodik dan terus-menerus.
Program law enforcement perlu dijalankan dalam masyarakat tanpa
menimbulkan impak edukatif kepada semua pihak.
Memakai bahan bakar yang tidak menghasilkan gas karbon monoksida.
Penghijauan dan reboisasi atau penanaman kembali pohon-pohon pengganti
Menghentikan pembakaran hutan.
Apabila hendak bersin seharusnya ditutupi, agar tidak menular, karena apabila
orang-orang disekitar kita sedang tidak berada dalam keadaan fit, maka
dengan gampang orang tersebut akan terinfeksi penyakit yang kita miliki (flu).
PENCEMARAN AIR TANAH
I.
Pengertian Air Tanah
Air tanah adalah air yang berasal dari air hujan dan berada di bawah permukaan air
tanah. Air hujan yang jatuh ke tanah sebagian akan meresap ke dalam tanah
(infiltrasi). Air tanah merupakan air yang berada di bawah permukaan tanah dalam
batuan yang permeabel.
II.
Pencemaran Air
Air dikatakan tercemar jika tidak dapat digunakan sesuai dengan fungsinya.
Walaupun fenomena alam, seperti gunung meletus, pertumbuhan ganggang, gulma
yang sangat cepat, badai dan gempa bumi merupakan penyebab utama perubahan
kualitas air, namun fenomena tersebut tidak dapat disalahkan sebagai penyebab
pencemaran air. Pencemaran ini dapat disebabkan oleh limbah industri, perumahan,
pertanian, rumah tangga, industri, dan penangkapan ikan dengan menggunakan racun.
III.
Sumber Pencemaran
Sumber langsung
Sumber – sumber langsung adalah buangan yang berasal dari sumber
pencemarnya yaitu limbah hasil pabrik atau suatu kegiatan dan limbah
domestik berupa buangan tinja dan buangan air bekas cucian,serta sampah.
Pencemaran terjadi karena buangan ini langsung di buang ke dalam badan air,
(system) seperti sungai , kanal, parit atau selokan.
Sumber tidak langsung
Sumber – sumber tidak langsung adalah kontaminan yang masuk melalui air
tanah akibat adanya pencemaran pada air permukaan baik dari limbah industri
maupun dari limbah domestik.
IV.
Penyebab Pencemaran Air Tanah
Limbah industri, perumahan, pertanian, rumah tangga, industri. Polutan
industri antara lain polutan organik (limbah cair), polutan anorganik (padatan,
logam berat), sisa bahan bakar, tumpaham minyak tanah dan oli merupakan
sumber utama pencemaran air, terutama air tanah.
Penggundulan hutan, baik untuk pembukaan lahan pertanian, perumahan dan
konstruksi bangunan lainnya
Limbah rumah tangga seperti sampah organik (sisa-sisa makanan), sampah
anorganik (plastik, gelas, kaleng) serta bahan kimia (detergen, batu batere)
Polutan dalam air mencakup unsur-unsur kimia, pathogen/bakteri dan
perubahan sifat Fisika dan kimia dari air. Banyak unsur-unsur kimia
merupakan racun yang mencemari air dan menimbulkan penyakit pada
manusia dan binatang. Adapun sifat fisika dan kimia air meliputi derajat
keasaman, konduktivitas listrik, suhu dan pertilisasi permukaan air.
V.
Dampak Pencemaran Air
Air tidak dapat dimanfaatkan lagi
Air harus diolah khusus dan menyebabkan peningkatan biaya pengoperasian
& pemeliharaan air tanah.
Berdampak pada kesehatan manusia.
VI.
Berfungsi sebagai media penyalur ataupun penyebar penyakit.
Air sebagai media untuk hidup mikroba pathogen
Air sebagai sarang insekta penyebar penyakit
Jumlah air bersih yang tersedia tak cukup
Air sebagai media untuk hidup vektor penyebar penyakit.
Peraturan Pemerintah tentang Air Tanah
Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 82 tahun 2001 tentang
pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air
Pasal 2
1. Pengelolaan kulaitas air dan pengendalian pencemaran air
diselenggarakan secara terpadu dengan pendekatan ekosistem.
2. Keterpaduan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan
pada tahap perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan
evaluasi.
Peraturan Mentri ESDM No. 1451K/10/MEM/2000 Tentang Pedoman Teknis
Penyelenggaraan Tugas Pemerintah di Bidang Pengelolaan Air Tanah,
kebijakan pengelolaan air tanah kewenangan penyelenggaraannya di letakan di
daerah. Sehubungan dengan pelaksanaan desentralisasi pengelolaan air tanah,
beberapa hal penting yang perlu mendapat perhatian dan perlu dipersiapkan
daerah antara lain:
1. Penyediaan peta informasi tentang air tanah
2. Kesepakatan antar Buoati atau Wali Kota dalam mengelola cekungan
air tanah lintas kabupaten/kota dan kesepakatan gubernur dalam
mengelola cekungan air tanah lintas provinsi, terutama mencakup
inventarisasi, potensi, perencanaan pendayagunaan, peruntukan
pemanfaatan, konservasi dan pengendalian.
3. Pemberdayaan daerah dalam penyelenggaraan pengelolaan,
menyangkut kemampuan teknis sumber daya manusia, peralatan serta
ketersediaan data/informasi tentang sumber daya air tanah.
4. Pengaturan terpadu berbagai sektor dalam pemanfaaatan air tanah,
sehingga tidak terjadi konflik kepentingan.
5. Pendayagunaan (eksploitasi) air tanah yang lebih menekankan pada
tujuan pelestarian dan perlindungan sumber daya airtanah alih-alih
untuk memperbesar PAD.
6. Peraturan penempatan kawasan industri yang memerlukan air sebagai
bahan baku dan proses indusrti, sesuai dengan potensi sumber daya air
yang tersedia.
7. Konsistensi daerah dalam meneruskan kebijakan yang telah diambil
saat ini yaitu pengurangan debit pengambilan air tanah untuk industri
di daerah rawan air tanah, serta pelarangan pemanfaatan airtanah bebas
untuk industri.
8. Rencana jangka panjang atas kebutuhan air untuk masyarakat luas dan
berbagai kegiatan sektorial.
9. Pengadaan dan penambahan jumlah sumur pantau untuk mengetahui
perubahan-perubahan kondisi air tanah akibat pengambilan sebagai
tindak lanjut dalam mengambil keputusan pengelolaan air tanah.
10. Penertiban sumur-sumur pengambilan air tanah yang tidak berizin,
sebagai salah satu upaya untuk mencegah kerusakan air.
VII.
Solusi untuk mengatasi masalah pencemaran air tanah
Perlindungan dan pelestarian air tanah
Perlindungan dan pelestarian air tanah dilakukan dengan
cara :
Menjaga fungsi daerah imbuhan air tanah, melalui penghijauan,
pembangunan waduk-waduk resapan air di daerah imbuhan air tanah,
atau pengaturan lahan yang boleh dibangun, sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang tata ruang;
Menjaga fungsi hidrogeologis kawasan kars, dengan melarang kegiatan
penambangan di kawasan tersebut; dan
Memelihara kawasan sekitar mata air, dengan melarang kegiatan
pengeboran, penggalian atau kegiatan lain dalam radius 200 (dua ratus)
meter dari lokasi pemunculan mata air.
Pengawetan air tanah
Pengawetan air tanah dilakukan dengan cara:
Membatasi dan/atau mengurangi pemakaian air tanah;
Membudayakan penggunaan air tanah secara hemat;
Membudayakan pelaksanaan daur ulang;
Memprioritaskan penggunaan air permukaan.
Pencegahan penurunan kuantitas air
Pencegahan penurunan kuantitas air dilakukan terhadap:
Mengatur kerapatan titik pengeboran dan penggalian air tanah,
sekurang-kurangnya 100 m.
Membatasi debit penggunaan air tanah
Melindungi zona jenuh air tanah di daerah kars
Mengatur kedalaman akuifer yang disadap; dan/atau
Melarang pengambilan air tanah pada akuifer yang sudah kritis dan
rusak.
Pemantauan air tanah
Pemantauan air tanah dilakukan dengan cara:
Membuat sumur pantau
Mengukur, mencatat dan merekam kedalaman muka air tanah pada
sumur pantau dan sumur produksi
Memeriksa sifat fisika, komposisi kimia, dan kandungan biologi air
tanah pada sumur pantau dan sumur produksi
Mencatat jumlah air tanah yang dipakai atau diusahakan
Memetakan perubahan kuantitas dan kualitas air tanah
Mengamati dan mengukur perubahan lingkungan air tanah
Masyarakat di perkotaan harus memiliki kesadaran membuat sumur
resapan sekaligus penampung air hujan.
Menggunakan air secukupnya saja.
Masyarakat harus berpartisipasi aktif dalam menerapkan peratuaran
yang telah dibuat.
Pemerintah seharusnya bersosialisasi dengan masyarakat agar
masyarakat umum mengetahui bagaimana air tanah, permasalahannya,
serta dampak dari pencemaran tersebut.
Pemerintah seharusnya lebih menekankan pada pencanangan program
revitalisasi gerakan hemat air dalam kehidupan sehari-hari dan
menerapkan peraturan yang sudah ada.
Perlu kesadaran dari berbagai pihak mengenai penerapan peraturan
tentang air tanah.
PENCEMARAN AIR SUNGAI
I.
Air Sungai
Air Sungai merupakan semuber kehidupan bagi manusia, warga yang tinggal di DAS
(Daerah Aliran Sungai) sebagian besar sangat menggantungkan hidupnya pada air
yang ada di sungai baik itu untuk mandi, cuci kakus atauun ada sebagian orang yang
memanfaatkan air sungai ini untuk minum atau utuk memasak. Sehingga air sungai
ini merupan salah satu faktor penting bagi kehidupan manusia yang harus dijaga
keasrian dan kebersihannya agar air sungai ini dapat dikonsumsi dengan layak dan
tidak menimbulkan berbagai macam penyakit.
II.
Pegertian Pencemaran Air Sungai
Pencemaran air sungai adalah pencemaran yang terjadi apabila dalam sungai tersebut
terdapat bahan yang menyebabkan timbulnya perubahan yang tidak di harapkan baik
yang bersifat fisik, kimiawi, maupun biologis.
III.
Sumber-sumber Pencemaran
Pestisida dan pupuk
Pestisida maupun pupuk yang digunakan pada lahan pertanian dapat terbawa
aliran air hujan yang akhirnya akan mengalir ke sungai, sebagian residu
pestisida ataupun pupuk yang merupakan kontaminan akan mencemari air
sungai.
Logam berat
Logam berat masuk ke dalam air dari banyak sumber. Pada umumnya berasal
dari limbah industri. Ada beberapa unsur logam yang termasuk elemen mikro
merupakan logam berat yang tidak mempunyai fungsi biologis sama sekali.
Logam tersebut bahkan sangat berbahaya dan dapat menyebabkan keracunan
pada organisme, yaitu timbal (Pb), merkuri (Hg), arsen (As), kadmium (Cd)
dan aluminium (Al).
Limbah B3
Limbah B3 (berbahaya dan beracun) adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan
yang mengandung bahan berbahaya atau beracun yang karena sifat atau
konsentrasinya juga jumlahnya, baik secara langsung dapat mencemarkan atau
merusak lingkungan hidup, membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.
Limbah B3 atau bahan beracun dan berbahaya memiliki ciri mudah menyala
(inflammable), mudah meledak (explosive), korosif, reaktif, beracun dan dapat
menginfeksi.
Mikroorganisme
Berbagai jenis mikroorganisme patogen baik itu virus, bakteri, jamur, maupun
spora apabila terdapat dalam air minum dapat menyebabkan penyakit
waterborne diseases baik yang menyerang saluran pencernaan seperti disentri,
kolera, tifus, dan diare.
Bahan pencemar ini berasal dari limbah rumah tangga, limbah rumah sakit
atau dari kotoran hewan/manusia
Zat-zat kimia
Zat-zat kimia ini sebagian besar berasal dari limbah oabrik yang dibuang
langsung ke sungai tanpa adanya filtrasi.
IV.
Dampak pencemaran air sungai
Menimbulkan penyakit pagi pengunanya;
Matinya ikan dan mikroorganise air;
Bisa menimbukan bau yang tidak sedap;
Mengakibatkan korosi karena tinggkat keasamannya tidak normal;
V.
Bisa menyebabkan kanker bila di konsumsi dalam jangka panjang;
Menyebabkan linkugan tidak nyaman untuk ditinggali.
Peraturan perundang-undangan
Peraturan pemerintah Republik Indonesia No. 38 tahun 2011 tentang sungai
Pasal 2
Peraturan pemerintah ini mengatur mengenai ruang sungai,
pengelolaan sungai, perizinan, sistem informasi, dan pemberdayaan
masyarakat.
Pasal 3
(1) Sungai dikuasai oleh negara dan merupakan kekayaan negara.
(2) Pengelolaan sungai dilakukan secara menyeluruh, terpadu, dan
berwawasan lingkungan dengan tujuan untuk mewujudkan
kemanfaatan fungsi sungai yang berkelanjutan.
VI.
Pasal 18
(1) Pengelolaan sungai meliputi:
a. konservasi sungai;
b. pengembangan sungai; dan
c. pengendalian daya rusak air sungai.
(2) Pengelolaan sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
melalui tahap:
a. penyusunan program dan kegiatan;
b. pelaksanaan kegiatan; dan
c. pemantauan dan evaluasi
Penanggulangan pencemaran sungai
Tidak membuang sampah di sungai;
Penggalakan pengelolaan limbah sebelum dibuang;
Pelarangan membuang limbah di sungai;
Melakukan pengujian BOD (Biological oxygen demand ) & DO (Oksigen
terlarut ) secara berkala;
Taat pada peraturan (UU Pelestarian Lingkungan);Adakan Penyuluhan kepada
masyarakat;
Tanamlah pohon disekitar aliran sungai;
Fungsionalkan Sungai dengan baik.
PENCEMARAN AIR LAUT
I.
II.
III.
Pengertian Laut
Laut adalah kumpulan air asin dalam jumlah yang banyak dan luas yang menggenangi
dan membagi daratan atas benua atau pulau. Jadi laut adalah merupakan air yang
menutupi permukaan tanah yang sangat luas dan umumnya mengandung garam dan
berasa asin. Semua air mengalir yang ada di darat akan bermuara ke laut
Pencemaran Laut
Pencemaran air laut merupakan peristiwa masuknya atau dimasukkannya makhluk
hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan laut oleh kegiatan
manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan laut tidak sesuai lagi dengan baku mutu dan/atau fungsinya
(Peraturan Pemerintah No.19/1999).
Sumber-sumber pencemaran air laut
Pencemaran oleh minyak
Pencemaran oleh logam berat
Pencemaran oleh sampah
Pencemaran oleh pestisida
Pecemaran akibat proses Eutrofikasi
Pencemaran akibat peningkatan keasaman
Pencemaran akibat polusi kebisingan
IV.
Fakta pencemaran air laut
Pencemaran laut di dunia menyebabkan kerusakan pada lingkungan dan
kehidupan bawah laut.
Pada tahun 2008, para penyelam mengangkat 219.528lbs (99.57 ton) sampah
dan benda-benda bekas dari 1.000 mil luas laut - rata-rata 1 penyelam
mengangkat 25 ton sampah dan benda-benda bekas.
Setiap menit dalam 1 hari, ada 1 juta tas plastik digunakan dan hampir 3 juta
ton plastic serentak diproduksi untuk membuat botol minuman setiap
tahunnya.
Hampir 80% pencemaran laut disebabkan oleh plastik. Di beberapa daerah di
samudra, perbandingan untuk plastik dan plankton adalah 6:1 (6 banding 1).
Diperkirakan 46.000 potong sampah plastik mengapung di setiap 1 mil dari
samudra – 70% dari sampah plastik itu di perkirakan akhirnya akan
tenggelam.
V.
Peraturan dan perundang-undangan tantang air laut
PP No 19 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran dan atau
Perusakan Laut
Pasal 2
Perlindungan mutu laut meliputi upaya atau kegiatan pengendalian
pencemaran dan/atau perusakan laut dengan tujuan untuk mencegah
atau mengurangi turunnya mutu laut dan/atau rusaknya sumber daya
laut.
Pasal 7
1. Air laut mutunya memenuhi baku mutu air laut dinyatakan
sebagai air laut yang status mutunya berada pada tingkatan
baik.
2. Air yang mutunya tidak memenuhi baku mutu air laut
dinyatakan sebagai air laut yang status mutunya berada pada
tingkatan tercemar
Pasal 9
Setiap orang atau penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dilarang
melakukan perbuatan yang dapat menimbulkan pencemaran laut.
Pasal 10
1. Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang dapat
menyebabkan pencemaran laut, wajib melakukan pencegahan
terjadinya pencemaran laut.
2. Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang
membuang limbahnya ke laut, wajib memenuhi persyaratan
mengenai baku mutu air laut, baku mutu limbah cair, baku
mutu emisi dan ketentuan-ketentuan lainnya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 33 UUD 1945 merumuskan sebagai berikut:
“Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
Negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat”
VI.
Penanggulangan pencemaran laut
Proses Bioremediasi
Bioremediasi merupakan penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi
polutan di lingkungan. Saat bioremediasi terjadi enzim-enzim yang diproduksi
oleh mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan mengubah
struktur kimia polutan tersebut
Proses Fitoremediasi
Fotoremediasi adalah proses bioremediasi yang menggunakan berbagai
tanaman untuk menghilangkan, memindahkan, dan atau menghancurkan
kontaminan dalam tanah dan air bawah tanah. Konsep penggunaan tanaman
bentuk penanganan limbah dan sebagai indikator pencemaran udara dan air
sudah lama ada, yaitu fitoremediasi dengan dengan sistem lahan basah, lahan
alang-alang dan tanaman apung. Selanjutnya konsep firtoremediasi
berkembang untuk penanganan masalah pencemaran tanah.
PENCEMARAN AKIBAT KEBAKARAN HUTAN
I.
Hutan
Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi pepohonan lebat dan tumbuhan lainnya
yang menempati daerah yang cukup luas. Hutan merupakan bentuk kehidupan
tersebar dunia. Kita dapat menemukan hutan baik di daerah tropis maupun daerah
beriklim dingin, di dataran rendah maupun di pegunungan, di pulau kecil maupun di
benua besar.
II.
Kebakaran hutan
Kebakaran hutan semula dianggap terjadi secara alami, tetapi kemungkinan manusia
mempunyai peran dalam memulai kebakaran di zaman ini, pertama untuk
memudahkan perburuan dan selanjutnya untuk membuka petak-petak pertanian di
dalam hutan. Kebakaran hutan ini dapat menimbulkan dampak terhadap berbagai hal
yaitu, terhadap sosial, budaya dan ekonomi, ekologis dan kerusakan lingkungan,
hubungan antar negara, dan terhadap perhubungan dan pariwisata. Dari sekian banyak
kasus kebakaran hutan yang disebabkan oleh manusia, dapat disimpulkan bahwa
masyarakat belum memiliki kesadaarn dan rasa cinta terhadap lingkungan, karena
sifat keserakahan yang ingin mengambil keuntungan tanpa memikirkan lingkungan
serta dampak yang ditimbulkannya. Walaupun pemerintah sudah mengeluarkan
undang-undang dan peraturan mengenai kebakaran hutan tapi penerapannya masih
belum efektif.
III.
Penyebab kebakaran hutan
Pembakaran lahan yang tidak terkendali
Penggunaan lahan yang menjadikan lahan rawan kebakaran
Sambaran petir pada hutan yang kering
Kecerobohan manusia
Aktifitas manusia
Kebakaran di bawah tanah
IV.
Dampak kebakaran hutan
1. Dampak terhadap sosial, budaya dan ekonomi
• Hilangnya sejumlah mata pencaharian masyarakat di sekitar hutan
• Terganggunya aktifitas sehari-hari
• Peningkatan jumlah hama
• Terganggunya kesehatan (pernafasan)
• Produktivitas menurun
2. Dampak terhadap ekologis dan kerusakan lingkungan
• Hilangnya sejumlah spesies
• Ancaman erosi
• Penurunan kualitas air
• Menurunnya devisa negara
• Sedimentasi di airan sungai
3. Dampak terhadap hubungan antar negara
4. Dampak terhadap perhubungan dan pariwisata
V.
Peraturan dan perundang-undangan
PP No 4 tahun 2001 yang meliputi polusi dan kerusakan terhadap lingkungan yang
disebabkan oleh kebakaraan hutan dan lahan. Peraturan ini mengatur tanggung jawab
pemerintah pusat, provinsi dan daerah dalam menangani kebakaran, usaha untuk
menghentikan sifat saling menyalahkan di kalangan pemerintah, yang menghambat
pencegahan kebakaran lahan.
VI.
Penanggulangan kebakaran hutan
Untuk mengatasi kebakaran hutan tersebut yang perlu dilakukan ialah:
Perencanaan(planning)
Menentukan sasaran yang ingin dicapai dengan jelas dan strategis yang
diperlukan dalam upaya mengatasi kebakaran hutan.
Pengorganisasian(organizing)
Keseluruhan proses pengelompokkan instansi-instansi, tugas dan tanggung
jawab sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai satu
kesatuan dalam upaya pencegahan kebakaran hutan.
Penggerakan, pengarahan(actuating)
Tindakan untuk menggerakkan semua komponen yang ada, yang telah
ditentukan fungsinya masing-masing untuk bekerja secara maksimal
mencegah atau memadamkan kebakaran hutan sesuai dengan tujuan yang
telah direncanakan.
Pengawasan(controlling)
Dilakukan untuk mengukur hasil kegiatan yang telah dilaksanakan dan
menghindari tindakan diluar prosedur yang telah ditentukan.
PENCEMARAN TANAH
I.
Tanah
Tanah adalah kumpulan tubuh alam yang menduduki sebagian besar daratan planet
bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman dan sebagai tempat mahluk hidup lainnya
dalam melangsungkan kehidupannya.
II.
Pencemaran tanah
Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk dan
mengubah lingkungan tanah alami. Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah
mencemari permukaan tanah, maka zat teerebut dapat menguap, tersapu air hujan dan
atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian
terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat
berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air
tanah dan udara di atasnya.
III.
Penyebab pencemaran tanah
IV.
V.
limbah industri yang langsung dibuang ke tanah dengan tidak memenuhi
syarat pengolahan limbahKebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersialPenggunaan pestisida yang berlebihan
Masuknya air permukaan tanah yang tercemar ke dalam lapisan subpermukaan
Kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah
Air limbah dari tempat penimbunan sampah
Dampak pencemaran tanah
Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan,
jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium,
berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk
semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat
menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi.
Kuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal,
beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait pada
keracunan hati. Organofosfat dan karmabat dapat dapat menyebabkan ganguan
pada saraf otot. Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang
perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat. Terdapat
beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing,
letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di
atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan
kematian.
Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem.
Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia
beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini
dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik
dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Hal ini dapat
mengakibatkan musnahnya beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang
dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari
rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan
terbawah tersebut rendah, bagian bawah rantai makanan dapat menelan bahan
kimia asing yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk
yang berada di rantai makanan paling atas.
Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada
akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat
menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman dimana tanaman
tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi.
Penanggulangan pencemaran tanah
Remediasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang
tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ
(atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan
ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi),
dan bioremediasi. Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang
tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah
aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah
tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih
dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan
keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah.
Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.
Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan
menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk
memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang
beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air). Menurut Dr. Anton
Muhibuddin, salah satu mikroorganisme yang berfungsi sebagai bioremediasi
adalah jamur vesikular arbuskular mikoriza (vam). Jamur vam dapat berperan
langsung maupun tidak langsung dalam remediasi tanah. Berperan langsung,
karena kemampuannya menyerap unsur logam dari dalam tanah dan berperan
tidak langsung karena menstimulir pertumbuhan mikroorganisme bioremediasi
lain seperti bakteri tertentu, jamur dan sebagainya.
PENCEMARAN AKIBAT PENGGUNAAN PESTISIDA
I.
Pestisida
Pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, memikat,
atau membasmi organisme pengganggu. Secara umum pestisida dapat didefenisikan
sebagai bahan yang digunakan untuk mengendalikan populasi yang dianggap sebagai
pest (hama) yang secara langsung maupun tidak langsung merugikan kepentingan
manusia.
II.
Pencemaran pestisida
Pencemaran pestisida dapat terjadi bila pestisida digunakan secara berlebihan. Tanah
disekitar tanaman akan tercemar dan membunuh makhluk kecil dalam tanah, antara
lain bakteri, jamur, protozoa, cacing, dan insekta yang berfungsi sebagai penyubur
tanah. Akibatnya tanah menjadi keras dan tandus
III.
Dampak penggunaan pestisida yang berlebihan
Sering kali orang-orang tidak menyadari bahwa dirinya mengalami keracunan
pestisida, karena gejala keracunan pestisida mirip dengan masalah kesehatan
lainnya misalnya pusing dan kudis. Kebanyakan gejala-gejala ini tidak muncul
dengan cepat, seperti gangguan sistem syaraf atau kanker, orang tidak
menyadari bahwa penyakit mereka mungkin disebabkan oleh pestisida
(Quijano, 1999).
Penggunaan pestisida secara berlebihan menyebabkan tanah menjadi masam,
yang selanjutnya berpengaruh terhadap produktivitas tanaman
pencemaraan air oleh pestisida dikarenakan pencemaran sungai-sungai yang
melewati perkotaan dan residu pestisida yang tercecer dari penyemprotan di
sawah-sawah
penyemprotan pestisida mengguanakn helikopter dalam waktu singkat
berpuluh-puluh hektar ladang bahan pangan telah tersemprot sekaligus, tapi
daerah-daerah yang bukan sasaran maupun hewan-hewan dan serangga
menerima dampak terkenanya tetesan pestisida, sehingga banyak tumbuhan,
hewan-hewan dan serangga yang mati akibat penyemprotan pestisida yang
tidak sesuai sasaran tersebut.
Matinya musuh alami dari hama maupun patogen dan akan menimbulkan
resurgensi, yaitu serangan hama yang jauh lebih berat dari sebelumnya.
Timbulnya kekebalan/resistensi hama maupun patogen terhadap pestisida
sintetis.
Tanah dan hasil pertanian mengandung residu (endapan) pestisida.
IV.
Peraturan dan perundang-undangan
Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1973 tentang pengawasan atas peredaran,
penyimpanan dan penggunaan pestisida
Pasal 2
(1). Setiap orang atau badan hukum dilarang menggunakan pestisida
yang tidak didaftar dan atau memperoleh izin Menteri Pertanian.
(2). Prosedur permohonan pendaftaran dan izin diatur lebih lanjut oleh
Menteri Pertanian.
(3). Peredaran dan penyimpanan pestisida diatur oleh Menteri
Perdagangan atas usul Menteri Pertanian.
Pasal 6
Setiap orang atau badan hukum dilarang mengedarkan, menyimpan
atau menggunakan pestisida yang telah memperoleh izin, menyimpang
dari petunjuk-petunjuk yang ditentukan pada pemberian izin.
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1995 tentang Perlindungan Tanaman
Pasal 5
Ayat (1)
Pelaksanaan perlindungan tanaman serta penggunaan sarana dan cara
dalam rangka perlindungan tanaman memang bermanfaat untuk
mencegah dan mengurangi kerugian ekonomis yang dapat ditimbulkan
oleh organisme pengganggu tumbuhan terhadap tanaman, tetapi di
pihak lain pelaksanaan perlindungan tanaman termasuk penggunaan
sarana dan cara tertentu dapat mengganggu kesehatan dan mengancam
keselamatan manusia maupun menimbulkan gangguan dan kerusakan
sumber daya alam dan lingkungan hidup.
Misalnya, penggunaan pestisida maupun musuh alami organisme
pengganggu tumbuhan dalam rangka perlindungan tanaman tidak
hanya dapat memusnahkan organisme pengganggu tumbuhan, tetapi
dapat juga membahayakan manusia, hewan ataupun sumber daya yang
lain.
Oleh karena itu penggunaan sarana atau cara tersebut tersebut harus
dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat mencegah dan atau
mengurangi kerugian-kerugian yang mungkin timbul sebagai dampak
sampingan penggunaan sarana atau cara tersebut.
V.
Penanggulangan pencemaran pestisida
Bioremediasi merupakan cara menggunakan mikroorganisme untuk
mengurangi polutan di lingkungan. Saat bioremediasi terjadi, enzim- enzim
yang diproduksi oleh mikroorganisme memodifikasi polutan yang beracun
dengan mengubah struktur kimia tersebut, sehingga strukturnya tidak menjadi
kompleks dan menjadi tidak beracun serta tidak berbahaya
Menetapkan Peraturan dan memberikan Pengarahan Kepada Para Pengguna
khususnya bagi petani
Mengurangi penggunaan pestisida kimia secara berlebihan
PENCEMARAN AKIBAT SAMPAH
I.
Sampah
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu
proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya. Dalam
proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produkproduk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung.
II.
Macam-macam sampah
Sampah organik
Sampah organik merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakaidan
dibuang oleh pemilik atau pemakai sebelumnya.
Sampah organik adalah sampah yang mengalami pelapukan (dekomposisi) dan
terurai menjadi bahan yang kebih kecil.
Sampah anorganik
Sampah anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan nonhayati, baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi pengolahan
bahan tambang atau sumber daya alam yang tidak dapat di uraikan oleh alam.
Contohnya: botol, kaleng, plastik dan lain-lain.
III.
Dampak dari sampah
Dampak langsung
Dampak langsung dari sampah yaitu timbulnya berbagai macam penyakit
menular, bau yang tidak enak, mengganggu kebersihan dan keindahan
lingkungan sekitar
Dampak tidak langsung
Dampak tidak langsung dari sampah yaitu bencana banjir yang timbul karena
tersumbatnya atau terhambatnya arus air selokan dan sungai karena terhalang
timbunan sampah.
IV.
Peraturan dan perundang-undangan tentang sampah
UU No. 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah
Pasal 2
1. Sampah yang dikelola berdasarkan Undang-Undang ini terdiri atas:
a. sampah rumah tangga;
b. sampah sejenis sampah rumah tangga; dan
c. sampah spesifik.
2. Sampah rumah tangga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga, tidak termasuk
tinja dan sampah spesifik.
3. Sampah sejenis sampah rumah tangga sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b berasal dari kawasan komersial, kawasan industri,
kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/atau fasilitas
lainnya.
4. Sampah spesifik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
meliputi:
a. sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun;
b. sampah yang mengandung limbah bahan berbahaya dan
beracun;
c. sampah yang timbul akibat bencana;
d. puing bongkaran bangunan;
e. sampah yang secara teknologi belum dapat diolah; dan/atau
f. sampah yang timbul secara tidak periodik.
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis sampah spesifik di luar
ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diatur dengan
peraturan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang lingkungan hidup.
Pasal 3
Pengelolaan sampah diselenggarakan berdasarkan asas tanggung jawab, asas
berkelanjutan, asas manfaat, asas keadilan, asas kesadaran, asas kebersamaan,
asas keselamatan, asas keamanan, dan asas nilai ekonomi.
Pasal 4
Pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat
dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya.
V.
VI.
Penanganan sampah
Produksi Bersih (Clean Production) merupakan salah satu pendekatan untuk
merancang ulang industri yang bertujuan untuk mencari cara-cara
pengurangan produk-produk samping yang berbahaya, mengurangi polusi
secara keseluruhan, dan menciptakan produk-produk dan limbah-limbahnya
yang aman dalam kerangka siklus ekologis.
Penetapan peraturan pemerintah megenai pengelolaan sampah
Mendorong pengembangan upaya mengurangi (reduce), memakai kembali (reuse), dan mendaur-ulang (recycling) sampah, dan mengganti (replace);
Pengembangan produk dan kemasan ramah lingkungan
Pengembangan teknologi, standar dan prosedur penanganan sampah
Tidak membuang sampah sembarangan, ke sungai dan selokan
Pengadakan penyuluhan tentang arti penting ampah dan bagaimana cara
pengelolaan sampah yang baik dan benar.
Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa)
Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
Pembangkit Listrik Tenaga Sampah adalah pembangkit listrik yang
menggunakan sampah sebagai bahan utama pembangkit tenaga listrik
tersebaut.
Tujuan
Tujuan dari sebuah PLTSa ialah untuk mengkonversi sampah menjadi energi.
Pada dasarnya ada dua alternatif proses pengolahan sampah menjadi energi,
yaitu proses biologis yang menghasilkan gas-bio dan proses thermal yang
menghasilkan panas. Pada kedua proses tersebut, hasil proses dapat langsung
dimanfaatkan untuk menggerakkan generator listrik. Perbedaan mendasar di
antara keduanya ialah proses biologis menghasilkan gas-bio yang kemudian
dibakar untuk menghasilkan tenaga yang akan menggerakkan motor yang
dihubungkan dengan generator listrik sedangkan proses thermal menghasilkan
panas yang dapat digunakan untuk membangkitkan steam yang kemudian
digunakan untuk menggerakkan turbin uap yang dihubungkan dengan
generator listrik.
Pembangkit listrik tenaga sampah yang banyak digunakan saat ini
menggunakan proses insenerasi. Sampah dibongkar dari truk pengakut sampah
dan diumpankan ke inserator. Didalam inserator sampah dibakar. Panas yang
dihasilkan dari hasil pembakaran digunakan untuk merubah air menjadi uap
bertekanan tinggi. Uap dari boiler langsung ke turbin. Sisa pembakaran seperti
debu diproses lebih lanjut agar tidak mencemari lingkungan (truk mengangkut
sisa proses pembakaran). Teknologi pengolahan sampah ini memang lebih
menguntungkan dari pembangkit listrik lainnya. Sebagai ilustrasi : 100.000
ton sampah sebanding dengan 10.000 ton batu bara. Selain mengatasi masalah
polusi bisa juga untuk menghasilkan energi berbahan bahan bakar gratis juga
bisa menghemat devisa.
Perbandingan PLTSa di Bandung dan di negara lain
PLTSa Bandung
Pembangunan PLTSa di Bandung tidak efektif. Hal ini ditandai dengan
lebih banyaknya dampak negatif daripada dampak positif dengan
dibangunnya PLTSa di Bandung. Seperti dampak emisi yang
dihasilkan dari waste PLTSa yang menyebarkan racun yang berpotensi
mengakibatkan kerusakan DNA yang serius, juga menimbulkan bibitbibit kanker yang mematikan bagi ribuan penghuni di sekitar PLTSa
setelah menghirup udara yang tercemar, jika dibandingkan dengan
manfaat dari PLTSa yang hanya membutuhkan 140 tenaga kerja,
menghasilkan 7 Mega Watt listrik, dan pemanfaatan sampahnya
sendiri.
PLTSa Singapura
PLTSa di Singapura berhasil dengan baik, karena sampah-sampah di
Singapura sudah terpisah antara sampah organik dan sampah anorganik
serta biaya pembangunannya pun lebih dari 300 Milyar, sehingga mutu
dan kualitas PLTSa Singapura sangat baik dan tidak menimbulkan
dampak serius bagi warga yang tinggal di sekitar kawasan PLTSa.
ENERGI TERBARUKAN
I.
II.
Energi terbarukan
Konsep energi terbarukan mulai dikenal pada tahun 1970-an, sebagai upaya untuk
mengimbangi pengembangan energi berbahan bakar nuklir dan fosil.
Energi terbarukan adalah sumber energi yang dapat dengan cepat dipulihkan kembali
secara alami, dan prosesnya berkelanjutan seperti tenaga surya, tenaga angin, arus air
proses biologi, dan panas bumi.
Sumber utama energi terbaharui
Energi panas bumi
Panas bumi adalah suatu bentuk energi panas atau energi termal yang
dihasilkan dan disimpan di dalam bumi. Energi panas adalah energi yang
menentukan temperatur suatu benda. Energi panas bumi berasal dari energi
hasil pembentukan planet (20%) dan peluruhan radioaktif dari mineral (80%)
[1]
. Gradien panas bumi, yang didefinisikan dengan perbedaan temperatur
antara inti bumi dan permukaannya, mengendalikan konduksi yang terus
menerus terjadi dalam bentuk energi panas dari inti ke permukaan bumi.
Energi panas bumi dari inti Bumi lebih dekat ke permukaan di beberapa
daerah. Uap panas atau air bawah tanah dapat dimanfaatkan, dibawa ke
permukaan, dan dapat digunakan untuk membangkitkan listrik. Sumber tenaga
panas bumi berada di beberapa bagian yang tidak stabil secara geologis seperti
Islandia, Selandia Baru, Amerika Serikat, Filipina, dan Italia. Dua wilayah
yang paling menonjol selama ini di Amerika Serikat berada di kubah
Yellowstone dan di utara California. Islandia menghasilkan tenaga panas bumi
dan mengalirkan energi ke 66% dari semua rumah yang ada di Islandia pada
tahun 2000, dalam bentuk energi panas secara langsung dan energi listrik
melalui pembangkit listrik. 86% rumah yang ada di Islandia memanfaatkan
panas bumi sebagai pemanas rumah.
Energi surya
Tenaga surya dapat digunakan untuk:
Menghasilkan listrik menggunakan sel surya
Menghasilkan listrik Menggunakan menara surya
Memanaskan gedung secara langsung
Memanaskan gedung melalui pompa panas
Memanaskan makanan Menggunakan oven surya.
Sel surya sering digunakan untuk mengisi daya baterai, di siang hari dan daya
dari baterai tersebut digunakan di malam hari ketika cahaya matahari tidak
tersedia.
Tenaga angin
Perbedaan temperatur di dua tempat yang berbeda menghasilkan tekanan
udara yang berbeda, sehingga menghasilkan angin. Angin adalah gerakan
materi (udara) dan telah diketahui sejak lama mampu menggerakkan turbin.
Turbin angin dimanfaatkan untuk menghasilkan energi kinetik maupun energi
listrik. Energi yang tersedia dari angin adalah fungsi dari kecepatan angin;
ketika kecepatan angin meningkat, maka energi keluarannya juga meningkat
hingga ke batas maksimum energi yang mampu dihasilkan turbin tersebut.
Tenaga air
Energi air digunakan karena memiliki massa dan mampu mengalir. Air
memiliki massa jenis 800 kali dibandingkan udara. Bahkan gerakan air yang
lambat mampu diubah ke dalam bentuk energi lain. Turbin air didesain untuk
mendapatkan energi dari berbagai jenis reservoir, yang diperhitungkan dari
jumlah massa air, ketinggian, hingga kecepatan air. Energi air dimanfaatkan
dalam bentuk:
Bendungan pembangkit listrik
Mikrohidro yang dibangun untuk membangkitkan listrik hingga skala
100 kilowatt. Umumnya dipakai di daerah terpencil yang memiliki
banyak sumber air.
Run-of-the-river yang dibangun dengan memanfaatkan energi kinetik
dari aliran air tanpa membutuhkan reservoir air yang besar.
Biomassa
Biomassa dapat digunakan langsung sebagai bahan bakar atau untuk
memproduksi bahan bakar jenis lain seperti biodiesel, bioetanol, atau biogas
tergantung sumbernya. Biomassa berbentuk biodiesel, bioetanol, dan biogas
dapat dibakar dalam mesin pembakaran dalam atau pendidih secara langsung
dengan kondisi tertentu. Biomassa menjadi sumber energi terbarukan jika laju
pengambilan tidak melebihi laju produksinya, karena pada dasarnya biomassa
merupakan bahan yang diproduksi oleh alam dalam waktu relatif singkat
melalui berbagai proses biologis.
Ada tiga bentuk penggunaan biomassa, yaitu secara padat, cair, dan gas. Dan
secara umum ada dua metode dalam memproduksi biomassa, yaitu dengan
menumbuhkan organisme penghasil biomassa dan menggunakan bahan sisa
hasil industri pengolahan makhluk hidup.
Bahan bakar bio cair
Bahan bakar bio cair biasanya berbentuk bioalkohol seperti metanol, etanol
dan biodiesel. Biodiesel dapat digunakan pada kendaraan diesel modern
dengan sedikit atau tanpa modifikasi dan dapat diperoleh dari limbah sayur
dan minyak hewani serta lemak
Biomassa padat
Penggunaan langsung biasanya dalam bentuk padatan yang mudah terbakar,
baik kayu bakar atau tanaman yang mudah terbakar. Tanaman dapat
dibudidayakan secara khusus untuk pembakaran atau dapat digunakan untuk
keperluan lain, seperti diolah di industri tertentu dan limbah hasil pengolahan
yang bisa dibakar dijadikan bahan bakar
Biogas
Berbagai bahan organik, secara biologis dengan fermentasi, maupun secara
fisiko-kimia dengan gasifikasi, dapat melepaskan gas yang mudah terbakar.
Biogas dapat dengan mudah dihasilkan dari berbagai limbah dari industri yang
ada saat ini, seperti produksi kertas, produksi gula, kotoran hewan peternakan,
dan sebagainya.
BEBERAPA CONTOH FOTO PENCEMARAN
DFATAR PUSTAKA
http://desxripsi.blogspot.com/2011/12/pembangkit-listrik-tenaga-sampahpltsa.html#ixzz3Dw0mmKQY
http://zonahijaubumi.wordpress.com/2010/08/08/peraturan-tentang-lingkungan-hidup-diindonesia-download/
http://desxripsi.blogspot.com/2011/12/pembangkit-listrik-tenaga-sampahpltsa.html#ixzz3DvzqzcCW
http://padamu.blogspot.com/2007/12/pembangkit-listrik-tenaga-sampah-di.html
http://desxripsi.blogspot.com/2011/12/pembangkit-listrik-tenaga-sampahpltsa.html#axzz3Dvypmhsk
http://search.webssearches.com/search/web?fcoid=417&q=pencemaran%20tanah
http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_tanah
http://search.webssearches.com/search/web?
fcoid=417&fcop=topnav&fpid=2&q=dampak+dari+pencemaran+tanah+bagi+kehidupan
http://www.artikellingkunganhidup.com/masalah-lingkungan-hidup-bagi-manusia.html
http://www.artikellingkunganhidup.com/masalah-lingkungan-hidup-bagi-manusia.html
http://search.webssearches.com/search/web?fcoid=417&q=penyebab-penyebab
%20pencemaran%20tanah
http://www.scribd.com/doc/55449229/Penyebab-Pencemaran-Tanah
http://environmentalchemistry.wordpress.com/tag/peraturan-pemerintah/
https://www.google.co.id/search?
q=pencemaran+laut&biw=1525&bih=743&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=3J4eVI_CdWMuASOr4KwAQ&ved=0CAYQ_AUoAQ#tbm=isch&q=pestisida&imgdii=_
http://id.wikipedia.org/wiki/Sampah
http://id.wikipedia.org/wiki/Hutan
http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_udara
http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_air
http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_tanah
‘Permasalahan Lingkungan Nasional dan Global’
diajukan untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Lingkungan
oleh
Isty Fauziah
NIM 141411044
Program Studi D3 Teknik Kimia
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2014
PENCEMARAN UDARA
I.
Pengertian Pencemaran Udara
Pencemaran udara menurut peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1986 adalah masuk
atau dimasukannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke udara atau
berubahnya tatanan udara oleh kegiaan manusia atau oleh proses alam, sehingga
kualitas udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara menjadi
kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan kegunaannya.
II.
Jenis-jenis pencemaran udara
Pencemaran udara primer
Pencemaran udara primer yaitu semua pencemar di udara yang ada dalam
bentuk yang hampir tidak berubah, sama seperti pada saat dibebaskan dari
sumbernya sebagai hasil dari suatu proses tertentu. Umumnya pencemar udara
primer berasal dari aktivitas manusia.
Pencemaran udara sekunder
Pencemar udara sekunder adalah semua pencemar diudara yang sudah
berubah karena reaksi tertentu antara dua atau lebih kontaminan/polutan.
Pencemar udara sekunder merapakan hasil antara polutan primer dan polutan
lain yang ada diudara.
Contoh: ozon dan senyawa-senyawa peroksida
III.
Bentuk-bentuk zat pencemar udara
Gas: Keadaan gas baik dalam bentuk padatan ataupun cairan
Kabut: Partikel cair yang berada dalam udara dalam udara kondensasi uap air,
atau otomatisasi cairan ke tingkat dispersi. Otomatisasi ini terjadi pada
penyempotan, pembuihan dan lain-lain.
Debu: Partikel padat yang terjadi karena proses mekanis (pemecahan dan
reduksi) terhadap masa padat, dimana partikel tersebut masih dipengaruhi oleh
gravitasi.
Asap: Partikel karbon (padat) yang terjadi dari pembakaran tidak sempurna
sumber-sumber pembakaran yang menggunakan bahan bakar hidrokarbon,
dengan ukuran partikel < 5 mikron.
IV.
Dampak polusi udara
Pemanasan Global
Pemanasan global yang kita rasakan akhir-akhir ini merupakan Efek Rumah
Kaca. Efek rumah kaca atau the green house effect adalah suatu keadaan
dimana pada dasarnya dimulai dari pancaran radiasi sinar matahari yang
sampai kebumi, sebagian diantaranya dipantulkan dan diserap oleh permukaan
bumi sebagai sinar inframerah yg bergelombang panjang. Sinar tersebut di
atmosfer diserap kembali oleh gas rumah kaca, sehingga tidak terlepas ke
angkasa luar dan mengakibatkan panas terperangkap di troposfer, hal itu
menyebabkan suhu dibumi naik.
Lubang Ozon
Dilapisan startosfir terdapat Ozon yang melindungi kehidupan dari sinar
ulraviolet bergelombang pendek dan berenergi tinggi. Penyebab lubang ozon
adalah sekelompok zat kimia yang disebut CFC sebagai zat buatan manusia
V.
yang biasa digunakan untuk aerosol,AC,kulkas, dan digunakan oleh industri
plastik.
Hujan Asam
Hujan asam adalah hujan yang airnya terkontaminasi oleh asam kuat yakni
dengan PH dibawah 5,6. Hujan asam (deposisi asam) dibagi menjadi 2, yaitu:
Deposisi Kering
Deposisi kering merupakan Peristiwa terkenanya benda dan makhluk
hidup oleh asam yang ada di udara. Hal ini dapat terjadi pada daerah
perkotaan karena pencemaran udara dari kepadatan lalu lintas,
didaerah yang langsung terkena udara tercemar dari pabrik. Pada
dasarnya deposisi kering biasa terjadi di tempat-tempat yang dekat
dengan sumber emisi.
Deposisi Basah
Deposisi basah adalah turunya asam dalam bentuk hujan. Hal ini
terjadi apabila asam di dalam butir-butir air di awan. Jika air turun
maka air hujannya bersifat asam.
Deposisi basah dapat pula terjadi karena turun melalui udara yang
mengandung asam sehingga asam itu terlarut kedalam air hujan yang
turun kebumi.
Deposisi basah terjadi didaerah yang sangat jauh dengan sumber
emisi.
Peraturan Perundang Undangan
KEPMEN Negara Lingkungan Hidup No. 13 tahun 1995 tentang baku mutu
emisi gas buang Kendaraan bermotor.
Baku mutu emisi Sumber tak bergerak adalah baku maksimum emisi yang
diperbolehkan masuk kedalam lingkungan.
Emisi adalah MH, Zat, Energi, atau komponen lain yang dihasilkan dari
kegiatan yang masuk keudara ambien.
Industri yang mengeluarkan polusi
Insudtri besi, baja
Industri semen
Industri uap
Pasal 2
Kandungan CO (karbon monoksida) dan HC (hidro karbon) dan ketebalan
asap pada pancaran gas buang :
a. Sepeda motor 2 (dua) langkah dengan bahan bakar bensin dengan bilangan
oktana³ 87 ditentukan maksimum 4,5% untuk CO dan 3.000 Ppm untuk HC.
b. Sepeda motor 4 (empat) langkah dengan bahan bakar bensin dengan
bilangan oktana³ 87 ditentukan maksimum 4,5% untuk CO dan 2.400 ppm
untuk HC.
c. Kendaraan bermotor selain sepeda motor 2 (dua) langkah dengan bahan
bakar bensin dengan bilangan oktana³ 87 ditentukanmaksimum 4,5% untuk
CO dan 1.200 ppm untuk HC.
d. Kendaraan bermotor selain sepeda motor 2 (dua) langkah dengan bahan
bakar solar disel dengan bilangan setana ³ 45 ditentukan maksimum ekivalen
50% Bosch pada diameter 102 mm atau 25% opasiti Untuk ketebalan asap.
VI.
Solusi untuk mengatasi masalah pencemaran udara
Pengawasan sumber-sumber emisi(industri-industri) melalui diterapkannya
ketentuan-ketentuan prosedural, keselamatan (safety) dan pengembangan
teknologi tepat guna. Bila perlu sisa gas dimanfaatkan untuk recycling dalam
proses produksi.
Peningkatan sistem monitoring. Demikian pula pencatatan perlu dilakukan
secara periodik dan terus-menerus.
Program law enforcement perlu dijalankan dalam masyarakat tanpa
menimbulkan impak edukatif kepada semua pihak.
Memakai bahan bakar yang tidak menghasilkan gas karbon monoksida.
Penghijauan dan reboisasi atau penanaman kembali pohon-pohon pengganti
Menghentikan pembakaran hutan.
Apabila hendak bersin seharusnya ditutupi, agar tidak menular, karena apabila
orang-orang disekitar kita sedang tidak berada dalam keadaan fit, maka
dengan gampang orang tersebut akan terinfeksi penyakit yang kita miliki (flu).
PENCEMARAN AIR TANAH
I.
Pengertian Air Tanah
Air tanah adalah air yang berasal dari air hujan dan berada di bawah permukaan air
tanah. Air hujan yang jatuh ke tanah sebagian akan meresap ke dalam tanah
(infiltrasi). Air tanah merupakan air yang berada di bawah permukaan tanah dalam
batuan yang permeabel.
II.
Pencemaran Air
Air dikatakan tercemar jika tidak dapat digunakan sesuai dengan fungsinya.
Walaupun fenomena alam, seperti gunung meletus, pertumbuhan ganggang, gulma
yang sangat cepat, badai dan gempa bumi merupakan penyebab utama perubahan
kualitas air, namun fenomena tersebut tidak dapat disalahkan sebagai penyebab
pencemaran air. Pencemaran ini dapat disebabkan oleh limbah industri, perumahan,
pertanian, rumah tangga, industri, dan penangkapan ikan dengan menggunakan racun.
III.
Sumber Pencemaran
Sumber langsung
Sumber – sumber langsung adalah buangan yang berasal dari sumber
pencemarnya yaitu limbah hasil pabrik atau suatu kegiatan dan limbah
domestik berupa buangan tinja dan buangan air bekas cucian,serta sampah.
Pencemaran terjadi karena buangan ini langsung di buang ke dalam badan air,
(system) seperti sungai , kanal, parit atau selokan.
Sumber tidak langsung
Sumber – sumber tidak langsung adalah kontaminan yang masuk melalui air
tanah akibat adanya pencemaran pada air permukaan baik dari limbah industri
maupun dari limbah domestik.
IV.
Penyebab Pencemaran Air Tanah
Limbah industri, perumahan, pertanian, rumah tangga, industri. Polutan
industri antara lain polutan organik (limbah cair), polutan anorganik (padatan,
logam berat), sisa bahan bakar, tumpaham minyak tanah dan oli merupakan
sumber utama pencemaran air, terutama air tanah.
Penggundulan hutan, baik untuk pembukaan lahan pertanian, perumahan dan
konstruksi bangunan lainnya
Limbah rumah tangga seperti sampah organik (sisa-sisa makanan), sampah
anorganik (plastik, gelas, kaleng) serta bahan kimia (detergen, batu batere)
Polutan dalam air mencakup unsur-unsur kimia, pathogen/bakteri dan
perubahan sifat Fisika dan kimia dari air. Banyak unsur-unsur kimia
merupakan racun yang mencemari air dan menimbulkan penyakit pada
manusia dan binatang. Adapun sifat fisika dan kimia air meliputi derajat
keasaman, konduktivitas listrik, suhu dan pertilisasi permukaan air.
V.
Dampak Pencemaran Air
Air tidak dapat dimanfaatkan lagi
Air harus diolah khusus dan menyebabkan peningkatan biaya pengoperasian
& pemeliharaan air tanah.
Berdampak pada kesehatan manusia.
VI.
Berfungsi sebagai media penyalur ataupun penyebar penyakit.
Air sebagai media untuk hidup mikroba pathogen
Air sebagai sarang insekta penyebar penyakit
Jumlah air bersih yang tersedia tak cukup
Air sebagai media untuk hidup vektor penyebar penyakit.
Peraturan Pemerintah tentang Air Tanah
Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 82 tahun 2001 tentang
pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air
Pasal 2
1. Pengelolaan kulaitas air dan pengendalian pencemaran air
diselenggarakan secara terpadu dengan pendekatan ekosistem.
2. Keterpaduan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan
pada tahap perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan
evaluasi.
Peraturan Mentri ESDM No. 1451K/10/MEM/2000 Tentang Pedoman Teknis
Penyelenggaraan Tugas Pemerintah di Bidang Pengelolaan Air Tanah,
kebijakan pengelolaan air tanah kewenangan penyelenggaraannya di letakan di
daerah. Sehubungan dengan pelaksanaan desentralisasi pengelolaan air tanah,
beberapa hal penting yang perlu mendapat perhatian dan perlu dipersiapkan
daerah antara lain:
1. Penyediaan peta informasi tentang air tanah
2. Kesepakatan antar Buoati atau Wali Kota dalam mengelola cekungan
air tanah lintas kabupaten/kota dan kesepakatan gubernur dalam
mengelola cekungan air tanah lintas provinsi, terutama mencakup
inventarisasi, potensi, perencanaan pendayagunaan, peruntukan
pemanfaatan, konservasi dan pengendalian.
3. Pemberdayaan daerah dalam penyelenggaraan pengelolaan,
menyangkut kemampuan teknis sumber daya manusia, peralatan serta
ketersediaan data/informasi tentang sumber daya air tanah.
4. Pengaturan terpadu berbagai sektor dalam pemanfaaatan air tanah,
sehingga tidak terjadi konflik kepentingan.
5. Pendayagunaan (eksploitasi) air tanah yang lebih menekankan pada
tujuan pelestarian dan perlindungan sumber daya airtanah alih-alih
untuk memperbesar PAD.
6. Peraturan penempatan kawasan industri yang memerlukan air sebagai
bahan baku dan proses indusrti, sesuai dengan potensi sumber daya air
yang tersedia.
7. Konsistensi daerah dalam meneruskan kebijakan yang telah diambil
saat ini yaitu pengurangan debit pengambilan air tanah untuk industri
di daerah rawan air tanah, serta pelarangan pemanfaatan airtanah bebas
untuk industri.
8. Rencana jangka panjang atas kebutuhan air untuk masyarakat luas dan
berbagai kegiatan sektorial.
9. Pengadaan dan penambahan jumlah sumur pantau untuk mengetahui
perubahan-perubahan kondisi air tanah akibat pengambilan sebagai
tindak lanjut dalam mengambil keputusan pengelolaan air tanah.
10. Penertiban sumur-sumur pengambilan air tanah yang tidak berizin,
sebagai salah satu upaya untuk mencegah kerusakan air.
VII.
Solusi untuk mengatasi masalah pencemaran air tanah
Perlindungan dan pelestarian air tanah
Perlindungan dan pelestarian air tanah dilakukan dengan
cara :
Menjaga fungsi daerah imbuhan air tanah, melalui penghijauan,
pembangunan waduk-waduk resapan air di daerah imbuhan air tanah,
atau pengaturan lahan yang boleh dibangun, sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang tata ruang;
Menjaga fungsi hidrogeologis kawasan kars, dengan melarang kegiatan
penambangan di kawasan tersebut; dan
Memelihara kawasan sekitar mata air, dengan melarang kegiatan
pengeboran, penggalian atau kegiatan lain dalam radius 200 (dua ratus)
meter dari lokasi pemunculan mata air.
Pengawetan air tanah
Pengawetan air tanah dilakukan dengan cara:
Membatasi dan/atau mengurangi pemakaian air tanah;
Membudayakan penggunaan air tanah secara hemat;
Membudayakan pelaksanaan daur ulang;
Memprioritaskan penggunaan air permukaan.
Pencegahan penurunan kuantitas air
Pencegahan penurunan kuantitas air dilakukan terhadap:
Mengatur kerapatan titik pengeboran dan penggalian air tanah,
sekurang-kurangnya 100 m.
Membatasi debit penggunaan air tanah
Melindungi zona jenuh air tanah di daerah kars
Mengatur kedalaman akuifer yang disadap; dan/atau
Melarang pengambilan air tanah pada akuifer yang sudah kritis dan
rusak.
Pemantauan air tanah
Pemantauan air tanah dilakukan dengan cara:
Membuat sumur pantau
Mengukur, mencatat dan merekam kedalaman muka air tanah pada
sumur pantau dan sumur produksi
Memeriksa sifat fisika, komposisi kimia, dan kandungan biologi air
tanah pada sumur pantau dan sumur produksi
Mencatat jumlah air tanah yang dipakai atau diusahakan
Memetakan perubahan kuantitas dan kualitas air tanah
Mengamati dan mengukur perubahan lingkungan air tanah
Masyarakat di perkotaan harus memiliki kesadaran membuat sumur
resapan sekaligus penampung air hujan.
Menggunakan air secukupnya saja.
Masyarakat harus berpartisipasi aktif dalam menerapkan peratuaran
yang telah dibuat.
Pemerintah seharusnya bersosialisasi dengan masyarakat agar
masyarakat umum mengetahui bagaimana air tanah, permasalahannya,
serta dampak dari pencemaran tersebut.
Pemerintah seharusnya lebih menekankan pada pencanangan program
revitalisasi gerakan hemat air dalam kehidupan sehari-hari dan
menerapkan peraturan yang sudah ada.
Perlu kesadaran dari berbagai pihak mengenai penerapan peraturan
tentang air tanah.
PENCEMARAN AIR SUNGAI
I.
Air Sungai
Air Sungai merupakan semuber kehidupan bagi manusia, warga yang tinggal di DAS
(Daerah Aliran Sungai) sebagian besar sangat menggantungkan hidupnya pada air
yang ada di sungai baik itu untuk mandi, cuci kakus atauun ada sebagian orang yang
memanfaatkan air sungai ini untuk minum atau utuk memasak. Sehingga air sungai
ini merupan salah satu faktor penting bagi kehidupan manusia yang harus dijaga
keasrian dan kebersihannya agar air sungai ini dapat dikonsumsi dengan layak dan
tidak menimbulkan berbagai macam penyakit.
II.
Pegertian Pencemaran Air Sungai
Pencemaran air sungai adalah pencemaran yang terjadi apabila dalam sungai tersebut
terdapat bahan yang menyebabkan timbulnya perubahan yang tidak di harapkan baik
yang bersifat fisik, kimiawi, maupun biologis.
III.
Sumber-sumber Pencemaran
Pestisida dan pupuk
Pestisida maupun pupuk yang digunakan pada lahan pertanian dapat terbawa
aliran air hujan yang akhirnya akan mengalir ke sungai, sebagian residu
pestisida ataupun pupuk yang merupakan kontaminan akan mencemari air
sungai.
Logam berat
Logam berat masuk ke dalam air dari banyak sumber. Pada umumnya berasal
dari limbah industri. Ada beberapa unsur logam yang termasuk elemen mikro
merupakan logam berat yang tidak mempunyai fungsi biologis sama sekali.
Logam tersebut bahkan sangat berbahaya dan dapat menyebabkan keracunan
pada organisme, yaitu timbal (Pb), merkuri (Hg), arsen (As), kadmium (Cd)
dan aluminium (Al).
Limbah B3
Limbah B3 (berbahaya dan beracun) adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan
yang mengandung bahan berbahaya atau beracun yang karena sifat atau
konsentrasinya juga jumlahnya, baik secara langsung dapat mencemarkan atau
merusak lingkungan hidup, membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.
Limbah B3 atau bahan beracun dan berbahaya memiliki ciri mudah menyala
(inflammable), mudah meledak (explosive), korosif, reaktif, beracun dan dapat
menginfeksi.
Mikroorganisme
Berbagai jenis mikroorganisme patogen baik itu virus, bakteri, jamur, maupun
spora apabila terdapat dalam air minum dapat menyebabkan penyakit
waterborne diseases baik yang menyerang saluran pencernaan seperti disentri,
kolera, tifus, dan diare.
Bahan pencemar ini berasal dari limbah rumah tangga, limbah rumah sakit
atau dari kotoran hewan/manusia
Zat-zat kimia
Zat-zat kimia ini sebagian besar berasal dari limbah oabrik yang dibuang
langsung ke sungai tanpa adanya filtrasi.
IV.
Dampak pencemaran air sungai
Menimbulkan penyakit pagi pengunanya;
Matinya ikan dan mikroorganise air;
Bisa menimbukan bau yang tidak sedap;
Mengakibatkan korosi karena tinggkat keasamannya tidak normal;
V.
Bisa menyebabkan kanker bila di konsumsi dalam jangka panjang;
Menyebabkan linkugan tidak nyaman untuk ditinggali.
Peraturan perundang-undangan
Peraturan pemerintah Republik Indonesia No. 38 tahun 2011 tentang sungai
Pasal 2
Peraturan pemerintah ini mengatur mengenai ruang sungai,
pengelolaan sungai, perizinan, sistem informasi, dan pemberdayaan
masyarakat.
Pasal 3
(1) Sungai dikuasai oleh negara dan merupakan kekayaan negara.
(2) Pengelolaan sungai dilakukan secara menyeluruh, terpadu, dan
berwawasan lingkungan dengan tujuan untuk mewujudkan
kemanfaatan fungsi sungai yang berkelanjutan.
VI.
Pasal 18
(1) Pengelolaan sungai meliputi:
a. konservasi sungai;
b. pengembangan sungai; dan
c. pengendalian daya rusak air sungai.
(2) Pengelolaan sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
melalui tahap:
a. penyusunan program dan kegiatan;
b. pelaksanaan kegiatan; dan
c. pemantauan dan evaluasi
Penanggulangan pencemaran sungai
Tidak membuang sampah di sungai;
Penggalakan pengelolaan limbah sebelum dibuang;
Pelarangan membuang limbah di sungai;
Melakukan pengujian BOD (Biological oxygen demand ) & DO (Oksigen
terlarut ) secara berkala;
Taat pada peraturan (UU Pelestarian Lingkungan);Adakan Penyuluhan kepada
masyarakat;
Tanamlah pohon disekitar aliran sungai;
Fungsionalkan Sungai dengan baik.
PENCEMARAN AIR LAUT
I.
II.
III.
Pengertian Laut
Laut adalah kumpulan air asin dalam jumlah yang banyak dan luas yang menggenangi
dan membagi daratan atas benua atau pulau. Jadi laut adalah merupakan air yang
menutupi permukaan tanah yang sangat luas dan umumnya mengandung garam dan
berasa asin. Semua air mengalir yang ada di darat akan bermuara ke laut
Pencemaran Laut
Pencemaran air laut merupakan peristiwa masuknya atau dimasukkannya makhluk
hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan laut oleh kegiatan
manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan laut tidak sesuai lagi dengan baku mutu dan/atau fungsinya
(Peraturan Pemerintah No.19/1999).
Sumber-sumber pencemaran air laut
Pencemaran oleh minyak
Pencemaran oleh logam berat
Pencemaran oleh sampah
Pencemaran oleh pestisida
Pecemaran akibat proses Eutrofikasi
Pencemaran akibat peningkatan keasaman
Pencemaran akibat polusi kebisingan
IV.
Fakta pencemaran air laut
Pencemaran laut di dunia menyebabkan kerusakan pada lingkungan dan
kehidupan bawah laut.
Pada tahun 2008, para penyelam mengangkat 219.528lbs (99.57 ton) sampah
dan benda-benda bekas dari 1.000 mil luas laut - rata-rata 1 penyelam
mengangkat 25 ton sampah dan benda-benda bekas.
Setiap menit dalam 1 hari, ada 1 juta tas plastik digunakan dan hampir 3 juta
ton plastic serentak diproduksi untuk membuat botol minuman setiap
tahunnya.
Hampir 80% pencemaran laut disebabkan oleh plastik. Di beberapa daerah di
samudra, perbandingan untuk plastik dan plankton adalah 6:1 (6 banding 1).
Diperkirakan 46.000 potong sampah plastik mengapung di setiap 1 mil dari
samudra – 70% dari sampah plastik itu di perkirakan akhirnya akan
tenggelam.
V.
Peraturan dan perundang-undangan tantang air laut
PP No 19 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran dan atau
Perusakan Laut
Pasal 2
Perlindungan mutu laut meliputi upaya atau kegiatan pengendalian
pencemaran dan/atau perusakan laut dengan tujuan untuk mencegah
atau mengurangi turunnya mutu laut dan/atau rusaknya sumber daya
laut.
Pasal 7
1. Air laut mutunya memenuhi baku mutu air laut dinyatakan
sebagai air laut yang status mutunya berada pada tingkatan
baik.
2. Air yang mutunya tidak memenuhi baku mutu air laut
dinyatakan sebagai air laut yang status mutunya berada pada
tingkatan tercemar
Pasal 9
Setiap orang atau penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dilarang
melakukan perbuatan yang dapat menimbulkan pencemaran laut.
Pasal 10
1. Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang dapat
menyebabkan pencemaran laut, wajib melakukan pencegahan
terjadinya pencemaran laut.
2. Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang
membuang limbahnya ke laut, wajib memenuhi persyaratan
mengenai baku mutu air laut, baku mutu limbah cair, baku
mutu emisi dan ketentuan-ketentuan lainnya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 33 UUD 1945 merumuskan sebagai berikut:
“Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
Negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat”
VI.
Penanggulangan pencemaran laut
Proses Bioremediasi
Bioremediasi merupakan penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi
polutan di lingkungan. Saat bioremediasi terjadi enzim-enzim yang diproduksi
oleh mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan mengubah
struktur kimia polutan tersebut
Proses Fitoremediasi
Fotoremediasi adalah proses bioremediasi yang menggunakan berbagai
tanaman untuk menghilangkan, memindahkan, dan atau menghancurkan
kontaminan dalam tanah dan air bawah tanah. Konsep penggunaan tanaman
bentuk penanganan limbah dan sebagai indikator pencemaran udara dan air
sudah lama ada, yaitu fitoremediasi dengan dengan sistem lahan basah, lahan
alang-alang dan tanaman apung. Selanjutnya konsep firtoremediasi
berkembang untuk penanganan masalah pencemaran tanah.
PENCEMARAN AKIBAT KEBAKARAN HUTAN
I.
Hutan
Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi pepohonan lebat dan tumbuhan lainnya
yang menempati daerah yang cukup luas. Hutan merupakan bentuk kehidupan
tersebar dunia. Kita dapat menemukan hutan baik di daerah tropis maupun daerah
beriklim dingin, di dataran rendah maupun di pegunungan, di pulau kecil maupun di
benua besar.
II.
Kebakaran hutan
Kebakaran hutan semula dianggap terjadi secara alami, tetapi kemungkinan manusia
mempunyai peran dalam memulai kebakaran di zaman ini, pertama untuk
memudahkan perburuan dan selanjutnya untuk membuka petak-petak pertanian di
dalam hutan. Kebakaran hutan ini dapat menimbulkan dampak terhadap berbagai hal
yaitu, terhadap sosial, budaya dan ekonomi, ekologis dan kerusakan lingkungan,
hubungan antar negara, dan terhadap perhubungan dan pariwisata. Dari sekian banyak
kasus kebakaran hutan yang disebabkan oleh manusia, dapat disimpulkan bahwa
masyarakat belum memiliki kesadaarn dan rasa cinta terhadap lingkungan, karena
sifat keserakahan yang ingin mengambil keuntungan tanpa memikirkan lingkungan
serta dampak yang ditimbulkannya. Walaupun pemerintah sudah mengeluarkan
undang-undang dan peraturan mengenai kebakaran hutan tapi penerapannya masih
belum efektif.
III.
Penyebab kebakaran hutan
Pembakaran lahan yang tidak terkendali
Penggunaan lahan yang menjadikan lahan rawan kebakaran
Sambaran petir pada hutan yang kering
Kecerobohan manusia
Aktifitas manusia
Kebakaran di bawah tanah
IV.
Dampak kebakaran hutan
1. Dampak terhadap sosial, budaya dan ekonomi
• Hilangnya sejumlah mata pencaharian masyarakat di sekitar hutan
• Terganggunya aktifitas sehari-hari
• Peningkatan jumlah hama
• Terganggunya kesehatan (pernafasan)
• Produktivitas menurun
2. Dampak terhadap ekologis dan kerusakan lingkungan
• Hilangnya sejumlah spesies
• Ancaman erosi
• Penurunan kualitas air
• Menurunnya devisa negara
• Sedimentasi di airan sungai
3. Dampak terhadap hubungan antar negara
4. Dampak terhadap perhubungan dan pariwisata
V.
Peraturan dan perundang-undangan
PP No 4 tahun 2001 yang meliputi polusi dan kerusakan terhadap lingkungan yang
disebabkan oleh kebakaraan hutan dan lahan. Peraturan ini mengatur tanggung jawab
pemerintah pusat, provinsi dan daerah dalam menangani kebakaran, usaha untuk
menghentikan sifat saling menyalahkan di kalangan pemerintah, yang menghambat
pencegahan kebakaran lahan.
VI.
Penanggulangan kebakaran hutan
Untuk mengatasi kebakaran hutan tersebut yang perlu dilakukan ialah:
Perencanaan(planning)
Menentukan sasaran yang ingin dicapai dengan jelas dan strategis yang
diperlukan dalam upaya mengatasi kebakaran hutan.
Pengorganisasian(organizing)
Keseluruhan proses pengelompokkan instansi-instansi, tugas dan tanggung
jawab sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai satu
kesatuan dalam upaya pencegahan kebakaran hutan.
Penggerakan, pengarahan(actuating)
Tindakan untuk menggerakkan semua komponen yang ada, yang telah
ditentukan fungsinya masing-masing untuk bekerja secara maksimal
mencegah atau memadamkan kebakaran hutan sesuai dengan tujuan yang
telah direncanakan.
Pengawasan(controlling)
Dilakukan untuk mengukur hasil kegiatan yang telah dilaksanakan dan
menghindari tindakan diluar prosedur yang telah ditentukan.
PENCEMARAN TANAH
I.
Tanah
Tanah adalah kumpulan tubuh alam yang menduduki sebagian besar daratan planet
bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman dan sebagai tempat mahluk hidup lainnya
dalam melangsungkan kehidupannya.
II.
Pencemaran tanah
Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk dan
mengubah lingkungan tanah alami. Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah
mencemari permukaan tanah, maka zat teerebut dapat menguap, tersapu air hujan dan
atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian
terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat
berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air
tanah dan udara di atasnya.
III.
Penyebab pencemaran tanah
IV.
V.
limbah industri yang langsung dibuang ke tanah dengan tidak memenuhi
syarat pengolahan limbahKebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersialPenggunaan pestisida yang berlebihan
Masuknya air permukaan tanah yang tercemar ke dalam lapisan subpermukaan
Kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah
Air limbah dari tempat penimbunan sampah
Dampak pencemaran tanah
Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan,
jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium,
berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk
semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat
menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi.
Kuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal,
beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait pada
keracunan hati. Organofosfat dan karmabat dapat dapat menyebabkan ganguan
pada saraf otot. Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang
perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat. Terdapat
beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing,
letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di
atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan
kematian.
Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem.
Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia
beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini
dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik
dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Hal ini dapat
mengakibatkan musnahnya beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang
dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari
rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan
terbawah tersebut rendah, bagian bawah rantai makanan dapat menelan bahan
kimia asing yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk
yang berada di rantai makanan paling atas.
Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada
akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat
menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman dimana tanaman
tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi.
Penanggulangan pencemaran tanah
Remediasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang
tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ
(atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan
ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi),
dan bioremediasi. Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang
tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah
aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah
tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih
dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan
keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah.
Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.
Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan
menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk
memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang
beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air). Menurut Dr. Anton
Muhibuddin, salah satu mikroorganisme yang berfungsi sebagai bioremediasi
adalah jamur vesikular arbuskular mikoriza (vam). Jamur vam dapat berperan
langsung maupun tidak langsung dalam remediasi tanah. Berperan langsung,
karena kemampuannya menyerap unsur logam dari dalam tanah dan berperan
tidak langsung karena menstimulir pertumbuhan mikroorganisme bioremediasi
lain seperti bakteri tertentu, jamur dan sebagainya.
PENCEMARAN AKIBAT PENGGUNAAN PESTISIDA
I.
Pestisida
Pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, memikat,
atau membasmi organisme pengganggu. Secara umum pestisida dapat didefenisikan
sebagai bahan yang digunakan untuk mengendalikan populasi yang dianggap sebagai
pest (hama) yang secara langsung maupun tidak langsung merugikan kepentingan
manusia.
II.
Pencemaran pestisida
Pencemaran pestisida dapat terjadi bila pestisida digunakan secara berlebihan. Tanah
disekitar tanaman akan tercemar dan membunuh makhluk kecil dalam tanah, antara
lain bakteri, jamur, protozoa, cacing, dan insekta yang berfungsi sebagai penyubur
tanah. Akibatnya tanah menjadi keras dan tandus
III.
Dampak penggunaan pestisida yang berlebihan
Sering kali orang-orang tidak menyadari bahwa dirinya mengalami keracunan
pestisida, karena gejala keracunan pestisida mirip dengan masalah kesehatan
lainnya misalnya pusing dan kudis. Kebanyakan gejala-gejala ini tidak muncul
dengan cepat, seperti gangguan sistem syaraf atau kanker, orang tidak
menyadari bahwa penyakit mereka mungkin disebabkan oleh pestisida
(Quijano, 1999).
Penggunaan pestisida secara berlebihan menyebabkan tanah menjadi masam,
yang selanjutnya berpengaruh terhadap produktivitas tanaman
pencemaraan air oleh pestisida dikarenakan pencemaran sungai-sungai yang
melewati perkotaan dan residu pestisida yang tercecer dari penyemprotan di
sawah-sawah
penyemprotan pestisida mengguanakn helikopter dalam waktu singkat
berpuluh-puluh hektar ladang bahan pangan telah tersemprot sekaligus, tapi
daerah-daerah yang bukan sasaran maupun hewan-hewan dan serangga
menerima dampak terkenanya tetesan pestisida, sehingga banyak tumbuhan,
hewan-hewan dan serangga yang mati akibat penyemprotan pestisida yang
tidak sesuai sasaran tersebut.
Matinya musuh alami dari hama maupun patogen dan akan menimbulkan
resurgensi, yaitu serangan hama yang jauh lebih berat dari sebelumnya.
Timbulnya kekebalan/resistensi hama maupun patogen terhadap pestisida
sintetis.
Tanah dan hasil pertanian mengandung residu (endapan) pestisida.
IV.
Peraturan dan perundang-undangan
Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1973 tentang pengawasan atas peredaran,
penyimpanan dan penggunaan pestisida
Pasal 2
(1). Setiap orang atau badan hukum dilarang menggunakan pestisida
yang tidak didaftar dan atau memperoleh izin Menteri Pertanian.
(2). Prosedur permohonan pendaftaran dan izin diatur lebih lanjut oleh
Menteri Pertanian.
(3). Peredaran dan penyimpanan pestisida diatur oleh Menteri
Perdagangan atas usul Menteri Pertanian.
Pasal 6
Setiap orang atau badan hukum dilarang mengedarkan, menyimpan
atau menggunakan pestisida yang telah memperoleh izin, menyimpang
dari petunjuk-petunjuk yang ditentukan pada pemberian izin.
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1995 tentang Perlindungan Tanaman
Pasal 5
Ayat (1)
Pelaksanaan perlindungan tanaman serta penggunaan sarana dan cara
dalam rangka perlindungan tanaman memang bermanfaat untuk
mencegah dan mengurangi kerugian ekonomis yang dapat ditimbulkan
oleh organisme pengganggu tumbuhan terhadap tanaman, tetapi di
pihak lain pelaksanaan perlindungan tanaman termasuk penggunaan
sarana dan cara tertentu dapat mengganggu kesehatan dan mengancam
keselamatan manusia maupun menimbulkan gangguan dan kerusakan
sumber daya alam dan lingkungan hidup.
Misalnya, penggunaan pestisida maupun musuh alami organisme
pengganggu tumbuhan dalam rangka perlindungan tanaman tidak
hanya dapat memusnahkan organisme pengganggu tumbuhan, tetapi
dapat juga membahayakan manusia, hewan ataupun sumber daya yang
lain.
Oleh karena itu penggunaan sarana atau cara tersebut tersebut harus
dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat mencegah dan atau
mengurangi kerugian-kerugian yang mungkin timbul sebagai dampak
sampingan penggunaan sarana atau cara tersebut.
V.
Penanggulangan pencemaran pestisida
Bioremediasi merupakan cara menggunakan mikroorganisme untuk
mengurangi polutan di lingkungan. Saat bioremediasi terjadi, enzim- enzim
yang diproduksi oleh mikroorganisme memodifikasi polutan yang beracun
dengan mengubah struktur kimia tersebut, sehingga strukturnya tidak menjadi
kompleks dan menjadi tidak beracun serta tidak berbahaya
Menetapkan Peraturan dan memberikan Pengarahan Kepada Para Pengguna
khususnya bagi petani
Mengurangi penggunaan pestisida kimia secara berlebihan
PENCEMARAN AKIBAT SAMPAH
I.
Sampah
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu
proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya. Dalam
proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produkproduk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung.
II.
Macam-macam sampah
Sampah organik
Sampah organik merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakaidan
dibuang oleh pemilik atau pemakai sebelumnya.
Sampah organik adalah sampah yang mengalami pelapukan (dekomposisi) dan
terurai menjadi bahan yang kebih kecil.
Sampah anorganik
Sampah anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan nonhayati, baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi pengolahan
bahan tambang atau sumber daya alam yang tidak dapat di uraikan oleh alam.
Contohnya: botol, kaleng, plastik dan lain-lain.
III.
Dampak dari sampah
Dampak langsung
Dampak langsung dari sampah yaitu timbulnya berbagai macam penyakit
menular, bau yang tidak enak, mengganggu kebersihan dan keindahan
lingkungan sekitar
Dampak tidak langsung
Dampak tidak langsung dari sampah yaitu bencana banjir yang timbul karena
tersumbatnya atau terhambatnya arus air selokan dan sungai karena terhalang
timbunan sampah.
IV.
Peraturan dan perundang-undangan tentang sampah
UU No. 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah
Pasal 2
1. Sampah yang dikelola berdasarkan Undang-Undang ini terdiri atas:
a. sampah rumah tangga;
b. sampah sejenis sampah rumah tangga; dan
c. sampah spesifik.
2. Sampah rumah tangga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga, tidak termasuk
tinja dan sampah spesifik.
3. Sampah sejenis sampah rumah tangga sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b berasal dari kawasan komersial, kawasan industri,
kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/atau fasilitas
lainnya.
4. Sampah spesifik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
meliputi:
a. sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun;
b. sampah yang mengandung limbah bahan berbahaya dan
beracun;
c. sampah yang timbul akibat bencana;
d. puing bongkaran bangunan;
e. sampah yang secara teknologi belum dapat diolah; dan/atau
f. sampah yang timbul secara tidak periodik.
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis sampah spesifik di luar
ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diatur dengan
peraturan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang lingkungan hidup.
Pasal 3
Pengelolaan sampah diselenggarakan berdasarkan asas tanggung jawab, asas
berkelanjutan, asas manfaat, asas keadilan, asas kesadaran, asas kebersamaan,
asas keselamatan, asas keamanan, dan asas nilai ekonomi.
Pasal 4
Pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat
dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya.
V.
VI.
Penanganan sampah
Produksi Bersih (Clean Production) merupakan salah satu pendekatan untuk
merancang ulang industri yang bertujuan untuk mencari cara-cara
pengurangan produk-produk samping yang berbahaya, mengurangi polusi
secara keseluruhan, dan menciptakan produk-produk dan limbah-limbahnya
yang aman dalam kerangka siklus ekologis.
Penetapan peraturan pemerintah megenai pengelolaan sampah
Mendorong pengembangan upaya mengurangi (reduce), memakai kembali (reuse), dan mendaur-ulang (recycling) sampah, dan mengganti (replace);
Pengembangan produk dan kemasan ramah lingkungan
Pengembangan teknologi, standar dan prosedur penanganan sampah
Tidak membuang sampah sembarangan, ke sungai dan selokan
Pengadakan penyuluhan tentang arti penting ampah dan bagaimana cara
pengelolaan sampah yang baik dan benar.
Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa)
Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
Pembangkit Listrik Tenaga Sampah adalah pembangkit listrik yang
menggunakan sampah sebagai bahan utama pembangkit tenaga listrik
tersebaut.
Tujuan
Tujuan dari sebuah PLTSa ialah untuk mengkonversi sampah menjadi energi.
Pada dasarnya ada dua alternatif proses pengolahan sampah menjadi energi,
yaitu proses biologis yang menghasilkan gas-bio dan proses thermal yang
menghasilkan panas. Pada kedua proses tersebut, hasil proses dapat langsung
dimanfaatkan untuk menggerakkan generator listrik. Perbedaan mendasar di
antara keduanya ialah proses biologis menghasilkan gas-bio yang kemudian
dibakar untuk menghasilkan tenaga yang akan menggerakkan motor yang
dihubungkan dengan generator listrik sedangkan proses thermal menghasilkan
panas yang dapat digunakan untuk membangkitkan steam yang kemudian
digunakan untuk menggerakkan turbin uap yang dihubungkan dengan
generator listrik.
Pembangkit listrik tenaga sampah yang banyak digunakan saat ini
menggunakan proses insenerasi. Sampah dibongkar dari truk pengakut sampah
dan diumpankan ke inserator. Didalam inserator sampah dibakar. Panas yang
dihasilkan dari hasil pembakaran digunakan untuk merubah air menjadi uap
bertekanan tinggi. Uap dari boiler langsung ke turbin. Sisa pembakaran seperti
debu diproses lebih lanjut agar tidak mencemari lingkungan (truk mengangkut
sisa proses pembakaran). Teknologi pengolahan sampah ini memang lebih
menguntungkan dari pembangkit listrik lainnya. Sebagai ilustrasi : 100.000
ton sampah sebanding dengan 10.000 ton batu bara. Selain mengatasi masalah
polusi bisa juga untuk menghasilkan energi berbahan bahan bakar gratis juga
bisa menghemat devisa.
Perbandingan PLTSa di Bandung dan di negara lain
PLTSa Bandung
Pembangunan PLTSa di Bandung tidak efektif. Hal ini ditandai dengan
lebih banyaknya dampak negatif daripada dampak positif dengan
dibangunnya PLTSa di Bandung. Seperti dampak emisi yang
dihasilkan dari waste PLTSa yang menyebarkan racun yang berpotensi
mengakibatkan kerusakan DNA yang serius, juga menimbulkan bibitbibit kanker yang mematikan bagi ribuan penghuni di sekitar PLTSa
setelah menghirup udara yang tercemar, jika dibandingkan dengan
manfaat dari PLTSa yang hanya membutuhkan 140 tenaga kerja,
menghasilkan 7 Mega Watt listrik, dan pemanfaatan sampahnya
sendiri.
PLTSa Singapura
PLTSa di Singapura berhasil dengan baik, karena sampah-sampah di
Singapura sudah terpisah antara sampah organik dan sampah anorganik
serta biaya pembangunannya pun lebih dari 300 Milyar, sehingga mutu
dan kualitas PLTSa Singapura sangat baik dan tidak menimbulkan
dampak serius bagi warga yang tinggal di sekitar kawasan PLTSa.
ENERGI TERBARUKAN
I.
II.
Energi terbarukan
Konsep energi terbarukan mulai dikenal pada tahun 1970-an, sebagai upaya untuk
mengimbangi pengembangan energi berbahan bakar nuklir dan fosil.
Energi terbarukan adalah sumber energi yang dapat dengan cepat dipulihkan kembali
secara alami, dan prosesnya berkelanjutan seperti tenaga surya, tenaga angin, arus air
proses biologi, dan panas bumi.
Sumber utama energi terbaharui
Energi panas bumi
Panas bumi adalah suatu bentuk energi panas atau energi termal yang
dihasilkan dan disimpan di dalam bumi. Energi panas adalah energi yang
menentukan temperatur suatu benda. Energi panas bumi berasal dari energi
hasil pembentukan planet (20%) dan peluruhan radioaktif dari mineral (80%)
[1]
. Gradien panas bumi, yang didefinisikan dengan perbedaan temperatur
antara inti bumi dan permukaannya, mengendalikan konduksi yang terus
menerus terjadi dalam bentuk energi panas dari inti ke permukaan bumi.
Energi panas bumi dari inti Bumi lebih dekat ke permukaan di beberapa
daerah. Uap panas atau air bawah tanah dapat dimanfaatkan, dibawa ke
permukaan, dan dapat digunakan untuk membangkitkan listrik. Sumber tenaga
panas bumi berada di beberapa bagian yang tidak stabil secara geologis seperti
Islandia, Selandia Baru, Amerika Serikat, Filipina, dan Italia. Dua wilayah
yang paling menonjol selama ini di Amerika Serikat berada di kubah
Yellowstone dan di utara California. Islandia menghasilkan tenaga panas bumi
dan mengalirkan energi ke 66% dari semua rumah yang ada di Islandia pada
tahun 2000, dalam bentuk energi panas secara langsung dan energi listrik
melalui pembangkit listrik. 86% rumah yang ada di Islandia memanfaatkan
panas bumi sebagai pemanas rumah.
Energi surya
Tenaga surya dapat digunakan untuk:
Menghasilkan listrik menggunakan sel surya
Menghasilkan listrik Menggunakan menara surya
Memanaskan gedung secara langsung
Memanaskan gedung melalui pompa panas
Memanaskan makanan Menggunakan oven surya.
Sel surya sering digunakan untuk mengisi daya baterai, di siang hari dan daya
dari baterai tersebut digunakan di malam hari ketika cahaya matahari tidak
tersedia.
Tenaga angin
Perbedaan temperatur di dua tempat yang berbeda menghasilkan tekanan
udara yang berbeda, sehingga menghasilkan angin. Angin adalah gerakan
materi (udara) dan telah diketahui sejak lama mampu menggerakkan turbin.
Turbin angin dimanfaatkan untuk menghasilkan energi kinetik maupun energi
listrik. Energi yang tersedia dari angin adalah fungsi dari kecepatan angin;
ketika kecepatan angin meningkat, maka energi keluarannya juga meningkat
hingga ke batas maksimum energi yang mampu dihasilkan turbin tersebut.
Tenaga air
Energi air digunakan karena memiliki massa dan mampu mengalir. Air
memiliki massa jenis 800 kali dibandingkan udara. Bahkan gerakan air yang
lambat mampu diubah ke dalam bentuk energi lain. Turbin air didesain untuk
mendapatkan energi dari berbagai jenis reservoir, yang diperhitungkan dari
jumlah massa air, ketinggian, hingga kecepatan air. Energi air dimanfaatkan
dalam bentuk:
Bendungan pembangkit listrik
Mikrohidro yang dibangun untuk membangkitkan listrik hingga skala
100 kilowatt. Umumnya dipakai di daerah terpencil yang memiliki
banyak sumber air.
Run-of-the-river yang dibangun dengan memanfaatkan energi kinetik
dari aliran air tanpa membutuhkan reservoir air yang besar.
Biomassa
Biomassa dapat digunakan langsung sebagai bahan bakar atau untuk
memproduksi bahan bakar jenis lain seperti biodiesel, bioetanol, atau biogas
tergantung sumbernya. Biomassa berbentuk biodiesel, bioetanol, dan biogas
dapat dibakar dalam mesin pembakaran dalam atau pendidih secara langsung
dengan kondisi tertentu. Biomassa menjadi sumber energi terbarukan jika laju
pengambilan tidak melebihi laju produksinya, karena pada dasarnya biomassa
merupakan bahan yang diproduksi oleh alam dalam waktu relatif singkat
melalui berbagai proses biologis.
Ada tiga bentuk penggunaan biomassa, yaitu secara padat, cair, dan gas. Dan
secara umum ada dua metode dalam memproduksi biomassa, yaitu dengan
menumbuhkan organisme penghasil biomassa dan menggunakan bahan sisa
hasil industri pengolahan makhluk hidup.
Bahan bakar bio cair
Bahan bakar bio cair biasanya berbentuk bioalkohol seperti metanol, etanol
dan biodiesel. Biodiesel dapat digunakan pada kendaraan diesel modern
dengan sedikit atau tanpa modifikasi dan dapat diperoleh dari limbah sayur
dan minyak hewani serta lemak
Biomassa padat
Penggunaan langsung biasanya dalam bentuk padatan yang mudah terbakar,
baik kayu bakar atau tanaman yang mudah terbakar. Tanaman dapat
dibudidayakan secara khusus untuk pembakaran atau dapat digunakan untuk
keperluan lain, seperti diolah di industri tertentu dan limbah hasil pengolahan
yang bisa dibakar dijadikan bahan bakar
Biogas
Berbagai bahan organik, secara biologis dengan fermentasi, maupun secara
fisiko-kimia dengan gasifikasi, dapat melepaskan gas yang mudah terbakar.
Biogas dapat dengan mudah dihasilkan dari berbagai limbah dari industri yang
ada saat ini, seperti produksi kertas, produksi gula, kotoran hewan peternakan,
dan sebagainya.
BEBERAPA CONTOH FOTO PENCEMARAN
DFATAR PUSTAKA
http://desxripsi.blogspot.com/2011/12/pembangkit-listrik-tenaga-sampahpltsa.html#ixzz3Dw0mmKQY
http://zonahijaubumi.wordpress.com/2010/08/08/peraturan-tentang-lingkungan-hidup-diindonesia-download/
http://desxripsi.blogspot.com/2011/12/pembangkit-listrik-tenaga-sampahpltsa.html#ixzz3DvzqzcCW
http://padamu.blogspot.com/2007/12/pembangkit-listrik-tenaga-sampah-di.html
http://desxripsi.blogspot.com/2011/12/pembangkit-listrik-tenaga-sampahpltsa.html#axzz3Dvypmhsk
http://search.webssearches.com/search/web?fcoid=417&q=pencemaran%20tanah
http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_tanah
http://search.webssearches.com/search/web?
fcoid=417&fcop=topnav&fpid=2&q=dampak+dari+pencemaran+tanah+bagi+kehidupan
http://www.artikellingkunganhidup.com/masalah-lingkungan-hidup-bagi-manusia.html
http://www.artikellingkunganhidup.com/masalah-lingkungan-hidup-bagi-manusia.html
http://search.webssearches.com/search/web?fcoid=417&q=penyebab-penyebab
%20pencemaran%20tanah
http://www.scribd.com/doc/55449229/Penyebab-Pencemaran-Tanah
http://environmentalchemistry.wordpress.com/tag/peraturan-pemerintah/
https://www.google.co.id/search?
q=pencemaran+laut&biw=1525&bih=743&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=3J4eVI_CdWMuASOr4KwAQ&ved=0CAYQ_AUoAQ#tbm=isch&q=pestisida&imgdii=_
http://id.wikipedia.org/wiki/Sampah
http://id.wikipedia.org/wiki/Hutan
http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_udara
http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_air
http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_tanah