Masyarakat Islam dan Pluralitas Budaya

Masyarakat Islam dan Pluralitas Budaya
Nama : Rina Nurjanah
Jurusan : PMI ( PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM )
FAK. : DAKWAH&KOMUNIKASI
Rinanurjannah96@gmail.com
A. ABSTARAK
Makna pluralitas kebudayaan menurut ahmad safei merupakan wasilah menuju persatuan
masyarakat Islam melalui manajeman ikatan ikatan hati ( ukhuwah islamiyah ) yang kuat
sehingga mampu melahirkan suatu kekuatan yang dahsyat untuk menghancurkan setiap
lawan yag menghadang. Secara faktual, kita masih dihadapkan pada kenyataan bahwa
pluralitas agama masih sering menjadi penyebab disintegrasi masyarakat.
secara linguistic pluralitas berasal dari kata plural yang artinya jama’ah, plurality artinya
orang yang banyak atau perbedaan antara jumlah suara terbesar dan jumlah berikutnya.
Sedangkan menurut istilah, pluralitas adalah keragaman suku, agama, dan budaya.
Keragaman tidk hanya patut diakui dan diterima kenyataanya oleh masyarakat, tetapi
harus disertai dengan sikap yang mampu menjadikan keragaman sebagai hikmah yang
bernilai positif. Fluralitas merupakan fitrah manusia dan rahmat dari Allah yang tidak dapat
dipungkiri keberadaannya sebagai sunnatullah yang given ( kodrati ) dalam kehidupan. Jika
manusia dilahirkan berbeda dari segi fisiknyanya. Pluralitas dianggap sebagai conditio sine
qua non ( keadaan atau syarat ) dalam penciptaan makhluk.
B. PEMBAHASAN

Judul Buku : Sosiologi Islam
Oleh : Dr. H. AGUS AHMAD SYAFEI, M.Ag.
Penerbit : Simbiosa Rekatama Media
Cetakkan buku : Pertama
Tebal buku : 206 halaman

Tahun terbit: 2017
Kelebihan buku : Buku ini memeiliki kelebihan bagi para pembaca agar menambahkan ilmu
pengetahuan dan berwawasan yang luas serta dapat mempelajarinya dalam kehidupan seharihari
Kekurangan buku : Buku ini memiliki kekurangan karena tidak dapat memahami isi buku
dan ada kata-kata yang tidak dimengerti
Di dalam buku ini penulis menulis tentang Masyarakat Islam dan pluralitas Budaya, yang
menjelaskan didalamnya Mayarakat islam diindonesia belum sepenuhnya mampu
merealisasikan sebuah konsep al-qur’an dalam menegakkan persatuan umat wahidah, umat
Washata, dan khairu umat adalah tiga term yang digunakan al-qur' an yang menunjukkan
masyarakat utama. Ketiga term term tersebut meruppakkan langkah menuju masyarakat
qur’ani yang tidak menafikan keragaman umat manusia dimuka bumi dn mampu bersatu
berdasarkan iman kepada Allah serta mengacu pada nilai-nilai kebajikkan. Pluralitas
masyarakata dipahami sebagai kemajemukkan masyarakat yang terdiri atas berbagai suku dan
agama yang menyatu dalam ikatan keberadaan. Ukhuwah islamiyah merupakan salah satu

pilar untuk mencapai masyarakat yang beradab atau istilah lain yang lebih populer, yaitu
masyarakat madani.

Perbandingan dengan ilmu lain :
Perbandingannya :
Pada dasarnya masyarakat islam dan pluralitas budaya menjelaskan tentang :
Simbol dan Nilai
Setiap orang terbentuk oleh lingkungan. Lingkungan pembentuk ini biasanya disebut
kebudayaan, Dan, sebaliknya, manusia juga membentuk kebudayaan. Kebudayaan dapat
dipandang sebagai tindakan berpola dalam masyarakat. Dengan kata lain, masyarakat
terbentuk atau terkelompok oleh adanya kebudayaan.
Setiap orang dalam suatu kelompok budaya merasa ikut memiliki symbol dan nilai
yang sama. Symbol dan nilai ini merupakan perbendaharaan kelompok sebagai dasar

bertindak. Dengan menggabungkan faktor diri dengan faktor kebudayaan, setiap orang dalam
suatu kelompok memiliki symbol dan nilai yang sama. Didalam symbol dan nilai melahirkan:
Kebudayaan massa
Kebudayaan massa antara lain:
 Geng Remaja
 Gerakan moral dan bisnis

 Pembangunan pertanian sebagai alternative

Pribumisasi islam telah menjadikan agama dan budaya tidak saling mengalahkan,
tetapi berwujud dalam pola nalar keagamaan yang tidak lagi bentuknya yang otentik dari
agama, seta berusaha mempertemukan jembatan yang selama ini memisahkan antara agama
dan budaya.
Pada konteks selanjutnya, tercipta pola-pola keberagaman ( Islam ) yang sesuai dengan
konteks lokalnya, dalam wujud “ Islam pribumi “ sebagai jawaban dari islam otentik atau “
Islam murni “. Yang ingin melakukan proyek arabisasi didalam setiap komunitas islam
diseluruh penjuru dunia.
Sebagai contoh, dapat dilihat dari praktik ritual dalam budaya popular di Indonesia,
sebagaimana dipraktikkan oleh kuntowijoyo, yang menunjukkan perkawinan antara Islam dn
budaya local yang cukup erat.

C. KESIMPULAN
pluralitas kebudayaan

merupakan wasilah menuju persatuan masyarakat Islam melalui

manajeman ikatan ikatan hati ( ukhuwah islamiyah ) yang kuat sehingga mampu melahirkan

suatu kekuatan yang dahsyat untuk menghancurkan setiap lawan yag menghadang.
Secara faktual, kita masih dihadapkan pada kenyataan bahwa pluralitas agama masih
sering menjadi penyebab disintegrasi masyarakat. secara linguistic, pluralitas berasal dari
kata plural yang artinya jama’ah, plurality artinya orang yang banyak atau perbedaan antara
jumlah suara terbesar dan jumlah berikutnya. Sedangkan menurut istilah, pluralitas adalah
keragaman suku, agama, dan budaya. Pada konteks selanjutnya, tercipta pola-pola

keberagaman ( Islam ) yang sesuai dengan konteks lokalnya, dalam wujud “ Islam pribumi “
sebagai jawaban dari islam otentik atau “ Islam murni “.
Yang ingin melakukan proyek arabisasi didalam setiap komunitas islam diseluruh
penjuru dunia. Watak dan kepribadian yang diciptakan Allah secara berbda-beda merupakkan
sebuah keragaman dan keunikkan dimata manusia, sesuai dengan firman Allah dalam surah
Al-an’am ayat 108.
D. DAFTAR PUSTAKA
Syafei, agus ahmad. 20017. Sosiologi Islam. Bandung: SIMBIOSA REKATAMA
MEDIA
Nur’aeni, Henny gustini, 2006. Masyarakat dan budaya. Bandung: PUSTAKA SETIA
Bandung
Sulaeman, Munandar,1998. ILMU BUDAYA DASAR. BANDUNG: REFIKA
ADITAMA: BANDUNG