Bimbingan dan konseling id. docx

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat ALLAH Swt. YANG MAHA
PENGASIH, MAHA PENYAYANG, serta MAHA MENGETAHUI yang telah
memberikan rahmat kepada kami, sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah tentang prinsip dan pelayanan BK.

Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai sumber buku maupun dari pihak-pihak tertentu yang
memiliki pengetahuan di bidangnya. Untuk itu saya menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah
saya ini masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala
kritik dan saran dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata berharap semoga makalh tentang prinsip dan pelayanan BK
ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.


BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu tugas pokok sekolah adalah menyiapkan siswa agar
dapat mencapai perkembangannya secara optimal. Seorang siswa
dikatakan telah mencapai perkembangannya secara optimal apabila
dia antara lain memperoleh pendidikan dan prestasi belajar sesua
dengan bakat, kemampuan, dan minta yang di milikinya.
Kenyataan menunjukkan bahwa di samping adanya siswa yang
berhasil secara gemilang, masih terdapat juga siswa yang memperoleh
prestasi belajar yang kurang meyakinkan. Bahkan ada di antaranya
yang tidak naik kelas atau tidak lulus evaluasi belajar tahap akhir.
Ketidakberhasilan sis

PRINSIP-PRINSIP BIMBINGAN DAN PENYULUHAN
PRINSIP – PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING
PENDAHULUAN
Manusia adalah mahluk filosofis, artinya manusia me
punyai pengetahuan dan berpikir,
mausia juga memiliki sifat yang unik, berbeda denga

n mahluk lain dalam pekembanganya.
Implikasi dari kergaman ini ialah bahwa individu me
miliki kebebasan dan kemerdekaan untuk
memilih dan megembangkan diri sesuai dengan keunika
n ataua tiap – tiap pontensi tanpa
menimbulkan konflik dengan lingkungannya. Dari sisi
keunikan dan keragaman idividu, maka
diperlukanlah bimbingan untuk membantu setiap indiv
idu mencapai perkembangan yang sehat
didalam lingkungannya ( Nur Ihsan, 2006 : 1)
Pada dasarnya bimbingan dan konseling juga merupaka
n upaya bantuan untuk
menunjukan perkembangan manusia secara optimal baik
secara kelompok maupun idividu sesuia
dengan hakekat kemanusiannya dengan berbagai potens
i, kelebihan dan kekurangan, kelemhan
serta permaslahanya.

Adapun dalam dunia pendidikan, bimbingan dan konsel
ing juga sangat dipelukan karena

dengan adanya bimbingan dan konseling dapat mengant
arkan peserta didik pada pencapai
Standar dan kemampuan profesional dan Akademis, ser
ta perkembangan dini yang sehat dan
produktif dan didalam bimbinganya dan konseling sel
ian ada pelyanan juga ada Prinsip –
prinsipnya.
PEMBAHASAN
PRINSIP – PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING
A.
Pengertian Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling
Prinsip yang berasal dari asal kata ” PRINSIPRA” ya
ng artinya permulan dengan sautu
cara tertentu melhirkan hal –hal lain , yang kebera
daanya tergantung dari pemula itu, prisip ini
merupakam hasil perpaduan antara kajian teoriitik d
an teori lapangan yang terarah yang
digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan yanh di
maksudkan.( Halaen,2002,: 63 )
Prinsip bimbingan dan Konseling memnguraikan tentan

g pokok – pokok dasar pemikiran
yang dijadikan pedoman program pelaksanaan atau atu
ran main yanh harus di ikuti dalam

pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan dapat j
uga dijadikan sebagai seperangkat
landassan praktis atau aturan main yang harus diiku
ti dalam pelaksanaan program pelayanan
bimbingan dan konseling di sekolah.
Prayitno mengatakan : ” Bahwa prinsip merupaka hasi
l kajian teoritik dan telaah
lapangan yanh digunakan sebgai pedoman pelaksanaan
sesuatu yang dimaksudkan” jadi dari
pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prinsip – p
rinsip bimbingan dan konseling merupakan
pemaduan hasil – hasil teori dan praktek yang dirum
uskan dan dijadikan pedoman sekaligus
dasar bagi peyelengaran pelayanan.
A.
Macam – macam prinsip bimbingan dan konseling

Dalam pelayanan bimbuingasn dan konseling prisip ya
ng digunakan bersumber dari
kajian filosofis hasil dari penelitian dan pengalam
a praktis tentang hakikat manusia,
perkembangan dan kehidupan manusia dalam konteks so
sial budayanya, pegertian, tujuan,
fungsi, dan proseses, penyelenggaraan bimbingan dan
konseling.
Ada beberapa prinsip pelaksanaan bimbingan dan kons

eling diantaranya :
a. Bimbingan adalah suatu proses membantu individu
agar mereka dapat membantu
dirinya sendiri dalam menyelesaikan masalah yang di
hadapinya.
b. Hendaknya bimbingan bertitik tolak (berfokus) pa
da individu yang dibimbing
c. Bimbingan diarahkan pada individu dan tiap indiv
idu memiliki karakteristik tersendiri.
d. Masalah yang dapat diselesaikan oleh tim pembimb

ing di lingkungan lembaga
hendaknya diserahkan kepada ahli atau lembaga yang
berwenang menyelesaikannya.
e. Bimbingan dimulai dengan identifikasi kebutuhan
yang dirasakan oleh individu yang
akan dibimbing.
f. Bimbingan harus luwes dan fleksibel sesuai denga
n kebutuhan individu dan
masyarakat.
g. Program bimbingan di lingkungan lembaga pendidik
an tertentu harus sesuai dengan
program pendidikan pada lembaga yang bersangkutan.
h. Hendaknya pelaksanaan program bimbingan dikelola
oleh orang yang memiliki
keahlian dalam bidang bimbingan, dapat bekerja sama

dan menggunakan sumber-sumber yang
relevan yang berada di dalam ataupun di luar lembag
a penyelenggara pendidikan.
i. Hendaknya melaksanakan program bimbingan di eval

uasi untuk mengetahui hasil dan
pelaksanaan program (Nur Ihsan, 2006 : 9)
Rumusan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling pad
a umumnya ialah berkenaan
dengan sasaran pelayanan, masalah klien, tujuan dan
proses penanganan masalah, program
pelayanan, penyelenggaraan pelayanan.
Diantara prinsip-prinsip tersebut adalah :
1. Prinsip-prinsip berkenaan dengan sasaran pelayan
an
Sasaran pelayanan bimbingan dan konseling adalah in
dividu-individu baik secara
perorangan aupun kelompok yang menjadi sasaran pela
yanan pada umumnya adalah
perkembangan dan perikehidupan individu, namun seca
ra lebih nyata dan langsung adalah sikap
dan tingkah lakunya yang dipengaruhi oleh aspek-asp
ek kepribadian dan kondisi sendiri, serta
kondisi lingkungannya, sikap dan tingkah laku dalam
perkembangan dan kehidupannya itu

mendorong dirumuskannya prinsip-prinsip bimbingan d

an konseling sebagai berikut :
a.
BK melayani semua individu tanpa memandang umur, je
nis kelamin, suku, agama dan status
sosial ekonomi.
b.
BK berurusan dengan pribadi dan tingkah laku indivi
du yang unik dan dinamis.
c.
BK memperhatikan sepenuhnya tahap-tahap dan berbaga
i apek perkembangan individu.
d.
BK memberikan perhatian utama kepada perbedaan indi
vidual yang menjadi orientasi pokok
pelayanannya.
2. Prinsip-prinsip berkenaan dengan masalah individ
u
Berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan dan

kehidupan individu tidaklah
selalu positif, namun faktor-faktor negatif pasti a
da yang berpengaruh dan dapat menimbulkan
hambatan-hambatan terhadap kelangsungan perkembanga
n dan kehidupan individu yang berupa
masalah. Pelayanan BK hanya mampu menangani masalah
klien secara terbatas yang berkenaan

dengan :
1.
BK berurusan dengan hal-hal yang menyangkut pengaru
h kondisi mental atau
fisik individu terhadap penyesuaian dirinya dirumah
, disekolah serta dalam
kaitannya dengan kontak sosial dan pekerjaan, dan s
ebaliknya pengaruh
lingkungan terhadap kondisi mental dan fisik indivi
du.
2.
Kesenjangan sosial, ekonomi dan kebudayaan merupaka

n faktor timbulnya
masalah pada invidu yang kesemuanya menjadi perhati
an utama pelayanan BK.
3. Prinsip-prinsip berkenaan dengan program pelayan
an
Adapun prinsip-prinsip yang berkenaan dengan pelaya
nan layanan BK itu adalah sebgaai
berikut :
1.
a.
BK merupakan bagian integrasi dari proses pendidika
n dan pengembangan, oleh
karena itu BK harus diselaraskan dan dipadukan deng

an program pendidikan serta
pengembangan peserta didik.
b.
Program BK harus fleksibel disesuaikan dengan kebut
uhan individu, masyarakat dan
kondisi lembaga.

c.
Program bimbingan dan konseling disusun secara berk
elanjutan dari jenjang
pendidikan terendah sampai tertinggi.
4. Prinsip-prinsip berkenaan dengan pelaksanaan pel
ayanan
Pelaksanaan pelayanan BK baik yang bersifat insiden
tal maupun terprogram, dimulai
dengan pemahaman tentang tujuan layanan, dan tujuan
ini akan diwujudkan melalui
proses tertentu yang dilaksanakan oleh tenaga ahli
dalam bidangnya, yaitu konselor
profesional.
Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan hal tersebut
adalah :
1.
a.
BK harus diarahkan untuk pengembangan individu yang
akhirnya mampu

membimbing diri sendiri dalm menghadapi permasalaha
nnya.
b.
Dalam proses BK keputusan yang diambil dan akan dil
akukan oleh individu
hendaknya atas kemauan individu itu sendiri bukan k
arena kemauan atau desakan dari
pihak lain.
c.
Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga a
hli dalam bidang yang relevan
dengan permasalahan yang dihadapi.
d.
Kerja sama antara guru pembimbing, guru-guru lain d
an orang tua anak amat
menentukan hasil pelayanan bimbingan.
e.
Pengembangan program pelayanan BK ditempuh melalui
pemanfaatan yang
maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian terhad
ap individu yang terlibat dalam
proses pelayanan dan program bimbingan dan konselin
g itu sendiri (Hanen, 2002).
5. Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling disekola
h dalam lapangan operasional

bimbingan dan konseling.
Sekolah merupakan lembaga yang wajah dan sosoknya s
angat jelas. Di sekolah
pelayanan bimbingan dan konseling diharapkan dapat
tumbuh dan berkembang dengan amat
baik mengingat sekolah merupakan lahan yang secara
potensial sangat subur, sekolah memiliki
kondisi dasar yang justru menuntut adanya pelayanan
ini pada kadar yang tinggi. Pelayanan BK
secara resmi memang ada disekolah, tetapi keberadaa
nnya belum seperti dikehendaki. Dalam
kaitan ini Belkin (dalam Prayitno 1994) menegaskan
enam prinsip untuk menumbuh
kembangkan pelayanan BK disekolah.
KESIMPULAN
Prinsip-prinsip BK merupakan pemanduan hasil-hasil
teori dan praktek yang dirumuskan
dan dijadikan pedoman dan dasar bagi penyelenggaraa
n pelayanan.
a. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran la
yanan :
(1) Bimbingan dan konseling melayani semua individu
tanpa memandang umur jenis
kelamin, suku, agama dan status sosial ekonomi.
(2) Bimbingan dan konseling berurusan dengan pribad

i dan tingkah laku individu dan
memperhatikan
mbangan

tahap-tahap

individu,

atau

berbagai

aspek

perke

serta

memberikan perhatian utama kepada perbedaan invidua
l yang menjadi orientasi pokok
pelayanan.
b. Prinsip yang berkenaan dengan permasalahan indiv
idu
Bimbingan dan konseling berurusan dengan hal-hal ya
ng menyangkut pengaruh kondisi
mental atau fisus individu terhadap penyesuaian dir
inya dirumah maupun disekolah, dan
yang menjadi faktor timbulnya masalah pada individu
adalah kesenjangan sosial,
ekonomi dan kebudayaan.
c. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan program pe
layanan
- Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral
dari upaya pendidikan dan
pengembangan individu;
- Program bimbingan dan konseling harus fleksibel d
isesuaikan dngan kebutuhan
individu, masyarakat dan kondisi lembaga serta disu
sun secara berkelanjutan dari jenjang
pendidikan terendah sampai tertinggi.

d. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan tujuan pel
aksanaan pelayanan
- Bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk men
gembangkan invidu sehingga
keputusan yang diambil dan akan dilakukan oleh indi
vidu hendaknya atas kemauan
individu itu sendiri.
- Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga
ahli dalam bidang yang relevan
dengan permasalahan yang dihadapi.
e. Prinsip bimbingan dan konseling disekolah
Prinsip BK disekolah menegaskan bahwa penegakan da
n penumbuh kembangan
pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah hanya
mungkin dilakukan oleh konselor
profesional yang sadar akan profesinya, dan mampu m
enerjemahkan ke dalam program
dan hubungan dengan sejawat dan personal sekolah la
innya, memiliki komitmen dan
keterampilan untuk membantu siswa dengan segenap va
riasinya disekolah, dan mampu
bekerja sama serta membina hubungan yang harmonis-d
inamis dengan kepala sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Hallen, 2002.

Bimbingan dan Konseling
. Liputan Press : Jakarta
Nurihsan Juntika. 2006.
Bimbingan dan Koseling dalam Berbagai Latar Kehidup
an
. PT
RFIKA ADITAMA : Bandung
Prayitno dan Erman Amfi. 1995.
Dasar-dasar Bimbingan Konseling
. Reneka Cipta :
Jakarta

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Wahana Info Aktual, Inspiratif, Normatif dan Aspiratif

HOME
DAFTAR ISI BLOG
INFO SERTIFIKASI
INFO LOMBA
DOWNLOAD
LINK WEB-BLOG
MATERI PPKN
LOWONGAN KERJA

Home» Pembelajaran» LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING, PENGERTIAN
TUJUAN FUNGSI DAN JENIS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING, PENGERTIAN TUJUAN FUNGSI DAN
JENIS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Posted by PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN on Saturday, January 30, 2016

Layanan Bimbingan dan Konseling
A. Pengertian Layanan Bimbingan dan Konseling

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, layanan berasal dari kata .layan
yang kata kerjanya adalah melayani yang mempunyai arti membantu
menyiapkan (mengurus) apa-apa yang diperlukan seseorang; meladeni,
menerima (menyambut) ajakan (tantangan, serangan, dsb). Layanan perihal
atau cara melayani, meladeni. Sedangkan pengertian Bimbingan secara
harfiyyah .Bimbingan. adalah .menunjukkan, memberi jalan, atau menuntun.
orang lain ke arah tujuan yang bermanfaat bagi hidupnya di masa kini, dan
masa mendatang.

Istilah Bimbingan. merupakan terjemahan dari kata bahasa Inggris
GUIDANCE yang berasal dari kata kerja .to guide. yang berarti
.menunjukan..Sedangkan dalam buku W.S Winkel, kata Guidance berasal dari
bahasa Inggris yang dikaitkan dengan kata asal guide, yang diartikan
sebagai berikut: menunjukkan jalan (showing the way); memimpin (leading);
menuntun (conducting); memberikan petunjuk (giving instruction); mengatur
(regulating); mengarahkan (governing); memberikan nasihat (giving advice).

Namun, meskipun demikian tidak berarti semua bentuk bantuan atau
tuntutan adalah Bimbingan. Bimbingan yang terdapat dalam sebuah institut
merupakan Bimbingan yang bersifat moril, yaitu di mana seorang guru dapat
memotivasi siswanya agar lebih semangat dalam belajar. Bukan bersifat
materil. Misalnya kalau ada siswa yang belum bayaran lalu ia datang kepada
guru dan guru memberikan siswa tersebut uang, tentu saja bantuan ini
bukan bentuk bantuan yang dimaksudkan dengan pengertian Bimbingan.
Pengertian Bimbingan secara terminologi, menurut Crow & Crow (1960),
yang dikutip oleh Prayitno dan Erman Amti Bimbingan diartikan sebagai,
.Bantuan yang diberikan oleh seseorang, laki-laki atau perempuan, yang
memiliki kepribadian yang memadai dan terlatih dengan baik kepada
individu-individu setiap usia dalam membantunya mengatur kegiatan
hidupnya sendiri, mengembangkan pandangan hidupnya sendiri, membuat
keputusan sendiri dan memikul bebannya sendiri..

Dari definisi di atas dapat diberi kesimpulan bahwa Bimbingan merupakan
proses pemberian bantuan yang terus menerus dari seorang pembimbing
yang telah dipersiapkan kepada individu yang membutuhkan dalam rangka
mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki secara optimal dengan
menggunakan berbagai macam media dan teknik Bimbingan dalam suasana
asuhan yang normatif agar tercapai kemandirian sehingga individu
bermanfaat baik bagi dirinya sendiri maupun bagi lingkungan.

B. Pengertian Konseling
Secara etimologis, istilah Konseling berasal dari bahasa latin, yaitu
.consilium. yang berarti .dengan. atau .bersama. yang dirangkai menerima.
atau .memahami.. Sedangkan dalam bahasa Anglo-Saxon,istilah Konseling
berasal
dari
.sellan.
yang
berarti
.menyerahkan.
atau
.menyampaikan..Sedangkan menurus W.S Winkel secara etimologi Konseling
berasal dari bahasa Inggris, yaitu Counseling yang dikaitkan dengan kata
Counsel, yang diartikan sebagai berikut: nasihat (to obtain counsel); anjuran
(to give counsel); pembicaraan (to take counsel).

Konseling secara terminologi menurut Mortense (1964: 301) yang dikutip H.
Mohammad Surya adalah, .Konseling sebagai suatu proses antarpribadi, di
mana satu orang dibantu oleh satu orang lainnya untuk meningkatkan

pemahaman dan kecakapan, menemukan masalahnya.. Konseling ditandai
oleh adanya hubungan profesional antara konselor yang terlatih dengan
klien. Hubungan ini biasanya dilakukan secara perorangan, meskipun
kadang-kadang melibatkan lebih dari dua orang. Hal ini dirancang untuk
membantu klien memahami dan memperjelas pandangannya tentang ruang
lingkup kehidupan dan untuk belajar mencapai tujuannya.

Menurut Dewa Ketut Sukardi, yang mengutip dari Pepinsky and Pepinsky
(1954), Konseling adalah .proses interaksi: (a). terjadi antara dua orang
individu yang disebut konselor dan klien, (b). terjadi dalam situasi yang
bersifat pribadi (profesional), (c). diciptakan dan dibina sebagai salah satu
cara untuk memudahkan terjadinya perubahan-perubahan tingkah laku klien,
sehingga ia memperoleh keputusan yang memuaskan kebutuhannya..

Jika dilihat dari pendapat para ahli yang dijelaskan di atas, nampak saling
melengkapi antara satu dengan yang lainnya. Sehingga dari penjelasan di
atas dapat diambil kesimpulan bahwa Konseling adalah proses bantuan yang
diberikan oleh konselor kepada klien agar klien tersebut dapat memahami
dan mengarahkan hidupnya sesuai dengan tujuannya.

C. Hubungan Bimbingan dengan Konseling
Kata Bimbingan dan Konseling merupakan kata yang tidak dapat dipisahkan
karena saling berkaitan, tetapi ada juga pendapat bahwa Bimbingan dan
Konseling merupakan kata yang berbeda. Menurut Hallen istilah Bimbingan
selalu dirangkai dengan istilah Konseling. Hal ini disebabkan karena
Bimbingan dan Konseling itu merupakan suatu kegiatan yang integral.
Konseling merupakan salah satu teknik dalam pelayanan Bimbingan di
antara beberapa teknik lainnya.

Sedangkan Bimbingan itu kebih luas, dan Konseling merupakan alat yang
paling penting dari usaha pelayanan Bimbingan. Pendapat yang sama juga
dijelaskan oleh Nana Syaodih Sukmadinata yang menjelaskan bahwa,
Konseling merupakan salah satu teknik layanan dalam Bimbingan, tetapi
karena peranannya yang sangat penting, Konseling disejajarkan dengan

Bimbingan. Konseling merupakan teknik Bimbingan yang bersifat terapeutik
karena yang menjadi sasarannya bukan perubahan tingkah laku, tetapi hal
yang lebih mendasar dari itu, yaitu perubahan sikap. Dengan demikian
sesungguhnya Konseling merupakan suatu upaya untuk mengubah pola
hidup seseorang. Untuk mengubah pola hidup seseorang tidak bisa hanya
dengan teknik-teknik Bimbingan yang bersifat informatif, tetapi perlu teknik
yang bersifat terapeutik atau penyembuhan.

Sedangkan pendapat yang mengatakan bahwa antara Bimbingan dan
Konseling merupakan dua pengertian yang berbeda, karena Konseling lebih
identik dengan psikoterapi, yaitu usaha untuk menolong dan menggarap
individu yang mengalami kesukaran dan gangguan psikis yang serius.
Sedangkan Bimbingan oleh pandangan ini dianggap identik dengan
pendidikan.

Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa antara Bimbingan dan
Konseling mempunyai hubungan yang erat di mana di antara keduanya
saling melengkapi dalam membantu klien atau orang lain dalam
memecahkan suatu permasalahan dan mengubah pola hidup seseorang.
Mengubah pola hidup yang salah menjadi benar, pola hidup yang negatif
menjadi positif. Sehingga klien dapat mengarahkan hidup sesuai dengan
tujuannya. Karena tugas dari seorang pembimbing atau konselor yaitu
memberikan arahan yang baik kepada yang terbimbing.

D. Tujuan dan Fungsi Bimbingan dan Konseling
1) Tujuan Bimbingan dan Konseling
Di dalam suatu kegiatan baik itu formal maupun non formal pasti akan ada
tujuannya. Begitu juga dengan Bimbingan dan Konseling. Tujuan dari
Bimbingan dan Konseling yaitu: Menurut Tohirin, tujuan Bimbingan dan
Konseling yaitu: memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap diri
klien, mengarahkan diri klien sesuai dengan potensi yang dimilikinya,
mampu memecahkan sendiri masalah yang dihadapi klien, dapat
menyesuaikan diri secara lebih efektif baik terhadap dirinya sendiri maupun
lingkungannya sehingga memperoleh kebahagiaan dalam hidupnya.

Adapun tujuan Bimbingan dan Konseling menurut Hallen adalah:
a. Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi, dimaksudkan agar peserta
didik mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri.
b. Bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan dimaksudkan agar peserta
mengenal lingkungannya secara obyektif, baik sosial maupun ekonomi.
c.Bimbingan dalam rangka merencanakan masa depan dimaksudkan agar
peserta didik mampu mempertimbangkan dan mengambil keputusan
tentang masa depan dirinya, baik pendidikan, karier maupun bidang budaya,
keluarga dan masyarakat.
Menurut H. Prayitno dan Erman Amti, Bimbingan dan Konseling memiliki
tujuan yang terdiri atas tujuan umum dan tujuan khusus.
Tujuan umun Bimbingan dan Konseling membantu individu agar dapat
mencapai perkembangan secara optimal sesuai dengan bakat, kemampuan,
minat dan nilai-nilai, serta terpecahnya masalahmasalah yang dihadapai
individu (klien). Termasuk tujuam umum Bimbingan dan Konseling adalah
membantu individu agar dapat mandiri dengan ciri-ciri mampu memahami
dan menerima dirinya sendiri dan lingkungannya, membuat keputusan dan
rencana yang realistik, mengarahkan diri sendiri dengan keputusan dan
rencananya itu serta pada akhirnya mewujudkan diri sendiri.
Tujuan khusus Bimbingan dan Konseling langsung terkait pada arah
perkembangan klien dan masalah-masalah yang dihadapi. Tujuan khusus itu
merupakan penjabaran tujuan-tujuan umum yang dikaitkan pada
permasalahan klien, baik yang menyangkut perkembangan maupun
kehidupannya.
Dari pendapat para ahli jelaslah bahwa, tujuan dari Bimbingan dan Konseling
semuanya mengarahkan kepada peserta didik agar peserta didik lebih
memahami dirinya sendiri baik dari kekurangannya maupun kelebihannya.
Dan juga, membantu peserta didik untuk berani mengambil sendiri
keputusan yang baik (sesuai dengan bakat, kemampuan dan minat) untuk
dirinya.

2). Fungsi Bimbingan dan Konseling

Fungsi Bimbingan dan Konseling menurut Syamsu Yusuf dan A.Juntika
Nurihsan adalah:
a. Pemahaman, yaitu membantu peserta didik agar memiliki pemahaman
terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan,
dan norma agama).
b. Preventif (pencegahan), yaitu upaya konselor untuk senantiasa
mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk
mencegahnya, supaya tidak dialami oleh peserta didik.
c. Pengembangan, yaitu konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif.
d. Perbaikan (penyembuhan), yaitu fungsi Bimbingan yang bersifat kuratif.
Fungsi ini berkaitan erat dengan pemberian bantuan kepada siswa yang
telah mengalami masalah.
e.Penyaluran, yaitu fungsi Bimbingan dalam membantu individu memilih
kegiatan ekstrakurikuler, jurusan yang sesuai dengan minat, bakat siswa.
f. Penyesuaian, yaitu fungsi Bimbingan dalam membantu individu (siswa)
agar dapat menyesuaikan diri secara dinamis dan konstruktif terhadap
program pendidikan, peraturan sekolah, atau norma agama.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi dari Bimbingan dan
Konseling selain sebagai pemahaman untuk dirinya sendiri (peserta didik)
maupun lingkungannya, fungsi dari Bimbingan dan Konseling juga sebagai
penyembuh (perbaikan) bagi peserta didik yang mengalami kesulitan ketika
mendapatkan suatu permasalahan yang sulit untuk dipecahkan yang
menyebabkan peserta didik itu pesimis dan rendah diri.

E. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling
Dalam memberi Bimbingan belajar guru hendaknya memperhatikan
beberapa prinsip di antaranya yaitu: Menurut pendapat Nana Syaodih
Sukmadinata prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling yaitu:
a. Bimbingan belajar diberikan kepada semua siswa. Semua siswa baik yang
pandai, cukup, ataupun kurang.

b. Sebelum memberi bantuan, guru terlebih dahulu harus berusaha
memahami kesulitan yang dihadapi siswa.
c. Bimbingan belajar yang diberikan guru hendaknya disesuaikan dengan
masalah serta faktor-faktor yang melatarbelakanginya.
d. Bimbingan belajar hendaknya menggunakan teknik yang bervariasi.
e. Dalam memberikan Bimbingan belajar hendaknya guru berkerja sama
dengan staf sekolah yang lain.
Sedangkan di dalam buku Kartini Kartono, prinsip dari Bimbingan dan
Konseling yaitu, bahwa setiap orang adalah berharga, satu prinsip yang
penting, peserta didik juga mempunyai potensi dan hak untuk memperoleh
sukses dalam kehidupannya. Seharusnya ia ditolong, agar potensinya itu
menjadi realita. Pendapat dari Kartini dan Kartono juga sama dengan
pendapat M. Arifin yang menjelaskan bahwa setiap individu memiliki fitrah
(kemampuan dasar) yang dapat berkembang dengan baik bilamana diberi
kesempatan. Untuk itu melalui Bimbingan yang baik.

Dari pendapat di atas, penulis setuju dengan pendapat dari Kartini Kartono,
yang menjelaskan bahwa bahwa setiap orang adalah berharga, dengan
adanya prinsip seperti itu, maka peserta didik merasa bahwa dirinya dihargai
oleh orang lain. Sehingga peserta didik akan lebih bersemangat (optimis)
dalam menghadapi masalah baik di sekolah maupun di luar sekolah. Selain
itu juga, peserta didik juga akan menganggap bahwa dirinya tidak dibedabedakan dari peserta didik yang lain karena ia mempunyai pendapat bahwa
dirinya mempunyai kelebihan dibandingkan orang lain.

F. Teknik Bimbingan dan Konseling
Pada umumnya teknik-teknik yang dipergunakan dalam Bimbingan
mengambil dua pendekatan, yaitu pendekatan secara kelompok (group
guidance) dan pendekatan secara individual (individual counseling).

1) Bimbingan kelompok

Teknik yang digunakan dalam membantu murid atau sekelompok murid
memecahkan masalah-masalah dengan melalui kegiatan kelompok.
Beberapa bentuk khusus teknik Bimbingan kelompok yaitu: home room
program, karyawisata, diskusi kelompok, kegiatan kelompok, organisasi
murid, sosiodrama.

2) Penyuluhan individual (Individual Counseling)
Dalam teknik ini pemberian bantuan dilakukan dengan hubungan yang
bersifat face to face relationship (hubungan empat mata), yang dilaksanakan
dengan wawancara antara counselor dengan konsele. Masalah-masalah yang
dipecahkan melalui teknik counseling ini ialah masalah-masalah yang
sifatnya pribadi.

Beberapa sistem pendekatan Bimbingan dan Konseling menurut Abin
Syamsuddin Makmun, yaitu:
1. Pendekatan Direktif.
2. Pendekatan Non-Direktif.
Secara singkat kedua pendekatan Bimbingan dan Konseling tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:

1) Pendekatan Direktif.
Pendekatan ini dikenal juga sebagai Bimbingan yang bersifat CounselorCentered. Sifat tersebut menunjukkan pihak pembimbing memegang
peranan utama dalam proses interaksi layanan Bimbingan. Pembimbinglah
yang berusaha mencari dan menemukan permasalahan yang dialami
kliennya.

2) Pendekatan Non-Direktif
Pendekatan ini dikenal juga sebagai layanan Bimbingan yang bersifat ClientCentered. Sifat tersebut menunjukkan bahwa pihak terbimbing diberikan

peranan utama dalam
hubungan non-direktif:

bidang

interaksi

layanan

Bimbingan.

Ciri-ciri

a. Hubungan non-direktif ini menempatkan klien pada kedudukan sentral,
klienlah yang aktif untuk mengungkapkan dan mencari pemecahan masalah.
b. Konselor berperan hanya sebagai pendorong dan pencipta situasi yang
memungkinkan klien bisa berkembang sendiri.

G. Jenis PeLayanan Bimbingan dan Konseling
Menurut I. Djumhur dan Mohammad Surya, pelayanan-pelayanan yang
diberikan oleh Bimbingan di sekolah dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Pelayanan Pengumpulan Data tentang Murid
b. Pelayanan Pemberian Penerangan
c. Pelayanan Penempatan
d. Pelayanan Pengajaran
e. Pelayanan penyuluhan
f. Pelayanan Penelitian dan Penilaian (evaluasi)
g. Pelayanan Hubungan Masyarakat. 23

Secara singkat jenis peLayanan Bimbingan dan Konseling tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Pelayanan Pengumpulan Data tentang Murid

Sesuai dengan pengertian bahwa Bimbingan adalah bantuan bagi individu
yang menghadapi masalah, maka sudah tentu berhasil tidaknya suatu usaha
bantuan dalam rangka Bimbingan akan banyak bergantung dari keteranganketerangan atau informasi-informasi tentang individu tersebut. Oleh karena
itu mengumpulan data seperti ini merupakan langkah pertama dalam
kegiatan Bimbingan secara keseluruhan.
b. Pelayanan Pemberian Penerangan
Yang
dimaksud
dengan
pelayanan
ini
adalah
memberikan
peneranganpenerangan yang sejelas-jelasnya dan selengkap-lengkapnya
mengenai berbagai hal yang diperlukan oleh setiap murid, baik tentang
pendidikan, pekerjaan, sosial, maupun pribadi.
c. Pelayanan Penempatan
Hakekat dari pelayanan penempatan ini adalah membantu individu
memperoleh penyesuaian diri dengan jalan menempatkan dirinya pada
posisi yang sesuai. Yang menjadi tujuan pelayanan penempatan ini adalah
agar setiap individu dapat posisi yang sesuai keadaan dirinya, seperti minat,
kecakapan, bakat, cita-cita, tingkat perkembangan dan sebagainya.
d. Pelayanan Pengajaran
Yang dimaksud dengan pelayanan pengajaran adalah kegiatan pemberian
bantuan kepada murid-murid dalam mengatasi kesulitankesulitan dalam
pengajaran. Yang menjadi tujuannya adalah agar setiap murid memperoleh
penyesuaian diri yang baik serta mengembangkan kemampuannya secara
optimal dalam kegiatan pengajaran.
e. Pelayanan penyuluhan
Penyuluhan merupakan inti kegiatan program Bimbingan. Kegiatan
penyuluhan ini di samping berfungsi sebagai terapi (penyembuh), dapat pula
berfungsi sebagai cara pengumpulan data. Penyuluhan merupakan kegiatan
professional, artinya dilakukan oleh orang-orang yang memiliki pendidikan
dan keahlian serta pengalaman khusus dalam bidang penyuluhan.
f. Pelayanan Penelitian dan Penilaian (evaluasi)
Tujuan pelayanan ini adalah untuk mengadakan penelitian dan penilaian
mengenai masalah yang berhubungan dengan kegiatan programBimbingan
dan penyuluhan. Program Bimbingan yang baik senantiasa mendasarkan diri
kepada hasil-hasil penelitian dan penilaian.

g. Pelayanan Hubungan Masyarakat.
Di samping memberikan pelayanan kepada murid-murid dan personil sekolah
lainnya, kegiatan Bimbingan memberikan pelayanan pula kepada pihakpihak luar sekolah, yaitu masyarakat. Tujuan pelayanan ini adalah untuk
bekerja sama dengan berbagai pihak di masyarakat dalam memecahkan
masalah-masalah yang berhubungan dengan masalah murid-murid, seperti
kenakalan anak, pembolosan, kelesuan belajar, drop-out dan sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, M., Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, Jakarta:
Golden Terayo Press, 1982, Cet. I

_____,
Pokok-pokok
Pikiran
tentang
Bimbingan
dan
Konseling
PenyuluhanAgama (di Sekolah dan di Luar Sekolah), Jakarta: Bulan Bintang,
1976, Cet. IV

_____, Teori-teori Konseling Umum dan Agama, Jakarta: PT. Golden Terayon
Press, 1996, Cet. III

Djumhur, I., & Mohammad Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah,
Bandung: CV. Ilmu, tt

Hallen, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, Jakarta: Ciputat Pers, 2002,
Cet. I

Kartono, Kartini, (Penyunting), Bimbingan Belajar di SMA dan Perguruan
Tinggi, Jakarta: CV. Rajawali, 1985, Cet. I

Makmun, Abin Syamsuddin, Psikologi Kependidikan Perangkat
Pengajaran Modul, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004, Cet. VII

Sistem

Prayitno, & Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2004

Sukardi, Dewa Ketut, Pengantar Teori Konseling, Jakarta: Ghalia Indonesia,
1985, Cet. I

Surya, Mohammad, Psikologi Konseling, Bandung: CV. Pustaka Bani Quraisy,
2003, Cet. I

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2007, Cet. IV

Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2007

Winkel, W.S, & M.M Sri Hastuti, Bimbingan dan Konseling di Institut
Pendidikan, Yogyakarta: Media Abadi, 2004, Cet. III

Yusuf, Syamsu, & A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling,
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006, Cet. II__

= Baca Juga =

KUMPULAN LAGU - LAGU DAERAH (SARANA PENDIDIKAN KARAKTER)

LAGU WAJIB NASIONAL VOL 1 (BAHAN PEMBIASAAN DI SEKOLAH)
MODUL DIKLAT GURU PEMBELAJAR PPKn SMP, SMA DAN SMK
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM SOLVING)
MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI
DOWNLOAD PROTA, PROMES, RPP DAN KKM SEMUA MAPEL KELAS 7,
KELAS 8 DAN KELAS 9 SMP/MTS KTSP
DOWNLOAD PERMENDIKBUD NO 20 TAHUN 2016 TENTANG SKL
PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
DOWNLOAD PERMENDIKBUD NO 21 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR ISI
SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
DOWNLOAD PERMENDIKBUD NO 22 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR
PROSES PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
DOWNLOAD PERMENDIKBUD NO 23 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR
PENILAIAN PENDIDIKAN
DOWNLOAD PERMENDIKBUD NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG
PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH
DOWNLOAD MATERI PELATIHAN KURIKULUM 2013 TAHUN 2016 JENJANG
SMA SEMUA MAPEL
DOWNLOAD BUKU GURU DAN BUKU SISWA KELAS VII (7) KURIKULUM 2013
EDISI REVISI TAHUN 2016 SEMUA MATA PELAJARAN
DOWNLOAD PERMENDIKBUD NO 21 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR ISI
SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
DOWNLOAD KUMPULAN VIDEO PEMBELAJARAN UNTUK SMP
TINDAK LANJUT SUPERVISI AKADEMIK
INI TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN SEBAGAI BAHAN PENYUSUNAN
LANDASAN TEORI PADA LAPORAN PENELITIAN, SKRIPSI DAN LAINNYA
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING ATAU PENEMUAN

MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM
SOLVING)
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF (COOPERATIVE LEARNING )
MOTIVASI BELAJAR SISWA, PENGERTIAN BENTUK DAN FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI MOTIVASI BELAJAR SISWA
PENGERTIAN BELAJAR DAN PENGERTIAN PEMBELAJARAN
DOWNLOAD MATERI PELATIHAN KURIKULUM 2013 EDISI 2016 MAPEL PPKN
DAN IPA SMP
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) DAN KOMPETENSI INTI (KI) JENJANG
SMP/MTS KURIKULUM 2013

1
1 komentar:

Muh FjrSeptember 12, 2016 at 12:46 AM

Pengen belajar ilmu bimbingan konseling lebih banyak?
Yuk kunjungi : Bimbingan Konseling Area Website
Reply

Load more...

Link ke posting ini

Create a Link
Newer Post Older Post Home
INFO DAPODIK
INFO BEASISWA
TEORI PEMBELAJARAN

BLOG PKN
-----------------------------------------------------------------

Tanggal dan Waktu Saat Ini (Online)
Admin
----------------------------------------------------------------Statistik Pengunjung
34317008
--------------------------------DOWNLOAD RPP
DOWNLOAD RPP
PPKN KELAS 9
CEK DATA GURU DAN CEK SKTP
DOWNLOAD RPP
LATIHAN UN
VIDEO PEMBELAJAR
DOWNLOAD Modul GP

--------------------------------Followers
---------------------------------Link Website Kemdikbud

Badan Penelitian dan Pengembangan
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Beasiswa Unggulan Kemdikbud
BOS Kemdikbud
Dapdodikdasmen
Ditjen Dikdasmen Kemdikbud
Ditjen Guru & Tenaga Kependidikan
Ditjen PAUDNI & Pendidikan Masyarakat
Ditjen Kebudayaan
Direktorat Pembinaaan SD
Direktorat Pembinaaan SMP
Direktorat Pembinaaan SMA
Direktorat Pembinaaan SMK
InspektoratJenderal
Kemendikbud
PIP Kemdikbud
SekretariatJenderal
Cek SK Inpasing
Login Guru Pembelajar

Rumah Belajar Kemdikbud
Produk Hukum Kemdikbud
Sahabat Keluarga Kemdikbud

Entri Populer

CARA LOGIN GURU PEMBELAJAR ONLINE (GPO) BAGI GURU DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN (GTK)
TATA CARA PUASA TARWIYAH DAN PUASA ARAFAH
DOWNLOAD BUKU GURU DAN BUKU SISWA KELAS VII (7) KURIKULUM 2013
EDISI REVISI TAHUN 2016 SEMUA MATA PELAJARAN
PENCAIRAN TUNJANGAN SERTIFIKASI GURU 2016
DOWNLOAD KALENDER PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017
CARA PENGGUNAAN APLIKASI PMP 2016 (PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
2016)
SOAL DAN KUNCI JAWAB LATIHAN UN SMP TAHUN 2016
CARA CEK KEASLIAN NIK (Nomor Induk Kependudukan)
PENDAFTARAN CPNS PENYULUH PERTANIAN DARI PELAMAR THL-TB
PENYULUH PERTANIAN TAHUN 2016
CEK SKTP 2016 (SD SMP SMA SMK) DI LAMAN INFO GTK/PTK

Entri Populer

PENCAIRAN TUNJANGAN SERTIFIKASI GURU 2016
CEK SKTP 2016 (SD SMP SMA SMK) DI LAMAN INFO GTK/PTK

HASIL PUPNS TERINDIKASI ADA 57 RIBU PNS FIKTIF ALIAS MISTERIUS
SOAL DAN KUNCI JAWAB LATIHAN UN SMP TAHUN 2016
SOAL-SOAL LATIHAN UN SMP TAHUN 2016
DOWNLOAD KISI-KISI SOAL UKG 2015 SEMUA MAPEL
JADWAL IMSAKIYAH PUASA RAMADHAN 2017 / 1438 H
PENCAIRAN GAJI KE 13 DAN GAJI KE 14 TAHUN 2016 SERTA INFO GAJI
POKOK PNS TERBARU
DOWNLOAD KALENDER PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017
PENGUMUMAN HASIL SELEKSI PENDAMPING DESA 2016

DAFTAR ISI POSTING

▼ 2016 (467)
September (22)
August (65)
July (80)
June (61)
May (53)
April (59)
March (40)
February (45)
January (42)

► 2015 (413)

► 2014 (178)

► 2013 (62)

► 2012 (17)

► 2011 (32)

Copyright © 2014. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. All Rights Reserved
Links: YOUR LINK1 - YOUR LINK2 - YOUR LINK3 HERE!
New Johny Wuss Template by CB Blogger. Powered by Blogger
Original Theme by Mastemplate
↑ CB