CASS Cases Assessment System Upaya Penin

CASS (Cases Assessment System) : Upaya
Peningkatan Peran Orang Tua dalam Gerakan
Sekolah Bebas Korupsi

Oleh :
Raden Roro Widya Ningtyas Soeprajitno
Mochamad Shamsul Arif
Anxy Yudathama Ghozuan

1

i

DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ………………………….. . . . . ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………iii
DAFTAR GAMBAR ……. ……………………………………………………iii
DAFTAR TABEL …… . ………………………………………………………iii
ABSTRAK. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………..........1

1.2 Rumusan Masalah………………………..………………………….……......2
1.3 Tujuan Penelitian………………………..………………………………........3
BAB II : METODOLOGI
2.1 Metode Penelitian………………………………………………………….......3
Bab III : KAJIAN PUSTAKA
3.1 CASS (Cases Assessment System)…………………………….........................5
3.2 Gerakan Sekolah Bebas Korupsi........................................................................
BAB IV : PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Kerja CASS .................…….……………………………….............5
4.2 Pengoperasian CASS……………………………………….............................7
4.3 Implementasi dari CASS.............................................................…………….. 7
BAB IV
5.1 Kesimpulan………………………………………………………………......17
5.2 Saran. . . . . . ..………….……………………………..…………………..…..17
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………......18

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. flowchart system CASS. …………………………………………….. 4

iii


DAFTAR TABEL
Tabel 1. Pengguna aplikasi online messaging. .………………………….……….2
Tabel 2. Tahap pra perencanaan ………………………………………………… 3
Tabel 3. Tahap pemantauan..……………………………………………………...3
Tabel 4. Pemantauan Penilaian Kinerja………………………………………….. 4
Tabel 5. Analisis Penilaian Kinerja..........................................................................5

CASS (Cases Assessment System) : Upaya Peningkatan Peran
Orang Tua dalam Gerakan Sekolah Bebas Korupsi
Raden Roro Widya Ningtyas Soeprajitno, Mochamad Shamsul Arif,
Anxy Yudathama Ghozuan

ABSTRAK
Kerugian negara sebesar Rp 1,3 triliun berasal dari korupsi di sektor pendidikan
(Indonesian Corruption Watch), sedangkan alokasi anggaran untuk pendidikan
sebesar 20% dari total APBN (Mendikbud RI), hal ini dapat mencederai hak
warga negara mendapatkan akses, baik infrastuktur maupun kualitas pendidikan.
Dalam praktiknya, minimnya peran dari orang tua dan siswa sebagai monitoring
dan controling menjadi salah satu indikator tertinggi penyebab terjadinya korupsi

terhadap penggunaan dana alokasi pemerintah maupun nonpemerintah. Sehingga
dibutuhkan peningkatan peran orang tua dalam tercapainya monitoring dan
controlling kegiatan di Sekolah. Riset ini secara penuh menggunakan studi
deskriptif kualitatif yang memperoleh sistem bernama CASS. CASS (Cases
Assessment System), pelaporan online berbasis teknologi mengintegrasikan
seluruh kegiatan praperencanaan, perencanaan, penganggaran, keberlangsungan
kegiatan, hingga pascakegiatan disertai dengan kewajiban mengisi assessment,
baik bagi orang tua maupun siswa. Hasil laporan CASS akan diterima secara
otomatis melalui akun yang terintegrasi oleh pihak sekolah. Sehingga CASS
memosisikan peran orang tua berdampingan dengan siswa dalam tercapainya
monitoring dan controlling demi terciptanya sekolah bebas korupsi.

Kata Kunci : Cases Assessment System, Peran Orang Tua

v

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia sebagai negara berkembang yang saat ini mendapat tugas untuk

memperbaiki berbagai sistem keuangan khususnya yang dialokasikan sebagai
investasi generasi muda melalui pendidikan. Terhitung sejumlah 20% dari
Anggaran Perencanaan Belanja Negara (APBN) diakokasikan khusus dalam
bidang pendidikan (Mendikbud RI). Pengalokasian yang cukup besar ini
diwujudkan dalam rangkaian program wajib belajar 9 tahun, BOS (Bantuan
Operasional Sekolah) hingga peningkatan fisik sekolah dan kesejahteraan guru.
Tentunya tidak luput dari tujuan paling mendasar bagi bangsa Indonesia dalam
menciptakan generasi yang unggul dan berkarakter melalui pendidikan. Dalam
pelaksanaanya, alokasi dana pendidikan diberikan langsung kepada sekolah dalam
bentuk dana BOS, APBD, DAK (Dana Alokasi Khusus) dan diharapkan tepat
sasaran.
Besarnya anggaran dana yang dialokasikan tersebut rupanya mengalami
permasalahan setelah melihat kenyataan mengenai kerugian yang dialami negara,
sebesar Rp 1,3 triliun kasus korupsi berasal dari sektor pendidikan (Indonesian
Corruption Watch). Kenyataan ini dapat mencederai hak warga negara dalam
mendapatkan akses, baik infrastuktur maupun kualitas pendidikan. Penyebab
utama terbukanya peluang untuk melakukan tindakan korupsi adalah karena
kurang adanya transparansi informasi penggunaan dana juga kurangnya peran
serta dari orang tua maupun murid untuk terlibat dalam proses pelaksanaan
penggunaan dana.

Kebutuhan terciptanya anggaran yang tepat sasaran tentu membutuhkan
bantuan dari pihak – pihak berkaitan, yang saat ini dimunculkan dalam bentuk
Komite Sekolah. Komite Sekolah diwujudkan sebagai perantara sekolah dengan
orang tua wali murid sebagaimana tertuang dalam Keputusan Menteri Pendidikan
Nasional No 44/U/2002. Hal ini dapat terselesaikan apabila semua
sistem/program/proyek/kegiatan sekolah dilaksanakan secara transparan,
akuntabel, dan akurat. Namun hingga saat ini, kinerja dari adanya Komite Sekolah
belum dapat optimal sehingga kasus korupsi juga masih menjadi masalah yang
harus ditemukan titik solusinya.
Melihat hal tersebut, Komite Sekolah yang terhimpun seharusnya tahu dalam
fungsinya untuk terlibat secara aktif maupun pasif dalam monitoring dan
controlling terkait proses pelaksanaan anggaran dana juga dalam segala bentuk
proyek/program/kegiatan sekolah. Monitoring dan controlling yang menjadi point
utama dalam peningkatan fungsi orang tua/wali ini kemudian penulis munculkan
dalam sebuah gagasan “CASS (Cases Asessment System)” menggunakan media

online instant massaging, yakni telegram. CASS memunculkan dirinya dalam
mencapai transparansi dan akuntabilitas terkait seluruh pelaporan RKAS
(Rencana Kerja Anggaran Sekolah), LPJ (Laporan Pertanggung Jawaban) beserta
Dokumentasinya yang akan disampaikan kepada orang tua melalui grup multiple

chatting.

1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam karya tulis ini adalah :
1. Bagaimana pengoperasian CASS (Cases Assestment System) untuk
meningkatkan peran orang tua menuju gerakan sekolah bebas korupsi ?
2. Bagaimana penerapan CASS (Cases Assesment System) agar dapat diterima
orang tua?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dengan adanya gagasan “CASS” adalah :
1. Meningkatkan peran dari orang tua/wali untuk terlibat langsung dalam sistem
monitoring dan controlling gerakan sekolah bebas korupsi.
2. Mewujudkan sikap kritis siswa, orang tua/wali dalam hal mengawasi segala
aktivitas sekolah melalui CASS (Cases Assestment System) yang menggunakan
teknologi online massaging chatting.

vii

BAB II

METODOLOGI
2.1 Metode Penelitian
Metode Penulisan karya ilmiah ini adalah studi pustaka yang disampaikan
dalam metode deskriptif kualitatif. Sumber pustaka yang dilakukan penulis
berasal dari jurnal, penelitian terdahulu, buku dan surat kabar. Menurut Ghony
dan Almanshur (2014), penelitian kualitatif merupakan penelitian khusus objek
yang tidak dapat diteliti secara statistik atau dengan cara kuantifikasi. Studi kasus
diartikan oleh Gony dan Almanshur (2014) sebagai penelitian yang diarahkan
untuk menghimpun data, mengambil makna, dan memperoleh pemahaman dari
kasus tersebut.
Penulis juga mengumpulkan data melalui metode kuisioner dengan
mengambil sample data dari salah satu SMA di Kabupaten Jombang.

Tabel 1. Pengguna aplikasi online messaging
Dan kemudian memperoleh data diatas, yakni sebesar 97,39% adalah
pengguna telegram dan 2,61% adalah pengguna whatsapp. Sehingga kemudian,
penulis menerapkan CASS dalam bentuk telegram.

BAB III
KAJIAN PUSTAKA

3.1CASS (Cases Assessment System)
CASS kependekan dari Cases Assessment System dengan menggunakan
media online instant massaging, yakni telegram. Dalam pelaksanaanya, CASS
dibuat sebagai wadah dari transparansi antara pihak sekolah kepada orang
tua/wali. sebagai media penghubung antara sekolah dan wali murid terkait dengan
setiap kegiatan sekolah kegiatan praperencanaan, perencanaan, penganggaran,
keberlangsungan kegiatan, hingga pascakegiatan disertai dengan kewajiban mengisi
assessment, baik bagi orang tua maupun siswa.

3.2 Gerakan Sekolah Bebas Korupsi
Ada beberapa hal harus dilakukan guna menekan terjadinya modus tindakan
korupsi di sekolah. Pertama, Harus melibatkan kepala sekolah, guru, murid dan
wali murid (komite sekolah) dalam proses penyusunan dan pengelolaan anggaran
pendapatan belanja sekolah (APBS). Agar proses penyususan dan pengelolaan
APBS lebih transparan dan partisipatif. Kedua, Perlu perhatian masyarakat atau
kesadaran kritis masyarakat, bahwa proses pengelolaan sekolah merupakan
tanggung jawab masyarakat setempat.
Proses pengelolaan sekolah yang transparan dan partisipatif menjadi upaya
untuk menekan tindakan korupsi di lembaga sekolah. Ini dibuktikan di Chicago,
Amerika serika, dengan gerakan masyarakat yang bertahun-tahun mampu

melahirkan model pengelolaan sekolah yang partisipatif dan tranparan mampu
menekan tingkat korupsi.
Beberapa tahun terakhir pun di buktikan di Indonesia, di daerah garut dan
tanggerang yang difasilitasi oleh Indonesia Corruption Watch dan Garut
Goverment Watch juga menggunakan model pengelolaan sekolah yang partisipatif
dan tranparan. Sehingga keberhasilan sekolah di daerah tersebut bisa dirasakan
oleh masyarakat sekitar.

ix

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1

Deskripsi Kerja CASS

CASS kependekan dari Cases Assessment System dengan menggunakan
media online instant massaging, yakni telegram. Dalam pelaksanaanya, CASS
dibuat sebagai wadah dari transparansi antara pihak sekolah kepada orang
tua/wali. sebagai media penghubung antara sekolah dan wali murid terkait dengan

setiap kegiatan sekolah kegiatan praperencanaan, perencanaan, penganggaran,
keberlangsungan kegiatan, hingga pascakegiatan disertai dengan kewajiban mengisi
assessment, baik bagi orang tua maupun siswa. Berikut gambaran system yang

digunakan dalam flowchart system :
Respon
tanggapa
n

Oran
g
Tua

Pra
Kegiatan

CAS
S

Sekol

ah

Kegiatan

Pasca Acara

Gambar 1 flowchart system CASS
CASS akan mengintegrasikan seluruh kegiatan dari sekolah yang
dihimpun dalam bentuk dokumen pelaporan berupa isian atau murni pelaporan.
Isian disini akan memanfaatkan jetform dalam pengumpulan data dan pengolahan
data untuk bisa diserap kembali oleh sekolah dalam bentuk respon dan tanggapan.

4.2

Pengoperasian CASS

Berikut penjelasan untuk pembuatan dan pengoperasian CASS :

Tahap pra perencanaan
Kegiatan

Sub

Target

Waktu

Pihak

Penanggun

Kegiatan

Hasil

Yang
Dilibatk
an
Analisa
Rapat
Mengetahui Sebelum
Komite,
siklus
koordinas siklus
sosialisasi
kepala
hubungan
i
hubungan
dan
sekolah,
dengan
penguatan
orang
orang tua
orang tua
tua,
teknisi
Pengumpul Survey
Validitas
Setelah
Teknisi,
an
dan
data
ditentukany bendahar
penyusuna
a data yang a
n data
dibutuhkan sekolah,
kepala
sekolah
Penyusuna Pengolah Sederhana
Setelah
Humas
n informasi an dalam dan mudah berkumpul sekolah,
bentuk
di mengerti nya data
teknisi,
visual
orang tua
kepala
dan
sekolah
sederhana
Penyusuna Membuat Terukur dan Setelah
Orang
n rencana skala
terarah
data sudah tua,
pemantaua prioritas
dalam
di database. kepala
n
dan peta bekerja
sekolah,
konsep
seluruh
warga
SMA
Pemantaua Monitori Mengetahui Saat
Orang tua
n
dan ng
progeress
berlangsun
penilaian
seluruh
perubahan
gnya
kinerja
aktivitas
dalam
program
setuap
pembangun
an
Penyebaran Survey
Informasi
Awal
Teknisi,
informasi
dan
yang sudah pembuatan admin
controllin untuk
di konsep
dsb
g
infokan ke
orang tua

xi

g Jawab

Komite,
kepala
sekolah

Komite,
kepala
sekolah

Kepala
sekolah

Kepala
sekolah

Wali murid

Humas
sekolah

Evaluasi
Publikasi
dari orang
tua

Mengetahui Setelah
Orang
dan
program
tua,
ke
mengetahui dilaksanaka pala
kekurangan n
sekolah
satu sama
lain - lain
Tindak
Dapat
Akhir
stakehold
lanjut
digunakan
pelaksanaa er
hasil
untuk
n
seterusnya
Tabel 2. Tahap pra perencanaan

Kepala
sekolah dan
komite

Advokasi
hasil

Legislatif,
eksekutif

1. Analisis Pemegang Kebijakan Sekolah
Langkah yang ditempuh dalam analisis pemegang kebijakan sekolah
1. Menentukan pihak mana saja yang berkaitan dengan program/kegiatan/proyek,
kebijakan, dan pelayanan orag tua wali murid.
2. Menentukan masing – masing peran penting masing – masing pihak yang
berkaitan dengan program/kegiatan/proyek, kebijakan, dan pelayanan wali murid.
3. Menentukan kelemahan dan kekuatan masing – masing dari pihak yang
berkaitan dengan program/kegiatan/proyek, kebijakan dan pelayanan wali murid.
4. Menentukan tingkat kepentingan dan tingkat pengaruh masing-masing pihak
yang telah di identifikasi pada langkah 1.
2. Pengumpulan dan pengolahan data
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan pengolaha data yang dibutuhkan
untuk memonitoring segala bentuk program/proyek/kegiatan sekolah yang akan
dilaporkan kepada wali murid.
Data – data yang dibutuhkan dalam monitoring melalui online instant massaging :
a. Anggaran program/proyek/kegiatan sekolah yang akan dimonitoring oleh wali
murid
Contoh : RAPBS, APBS, RKAS
b. Bukti pembayaran (kwitansi,nota,faktur dsb)
c. Catatan teknis (perencanaan proyek, spesifikasi proyek, desain proyek, dsb)
d. Catatan manajerial (pemanfaatan dana, pemanfaatan waktu, dsb)
e. Struktur pertanggung jawaban
f. Dokumentasi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
3. Penyusunan informasi
Pada tahap ini dalam penyusunan informasi adalah persiapan file, dokumentasi,
arsip yang akan di sebarluaskan oleh admin. Dengan ketentuan bahwa informasi
tersebut dianalisis terlebih dahulu dan sesuai dengan prioritas kebutuhan dalam
12ublic monitoring oleh orang tua/wali yang berbasis online instant massaging

melalui grup multiple chat online instant massaging agar informasi yang
disampaikan jelas dan tepat sasaran.
4. Penyusunan rencana pemantauan
Penyusunan rencana pemantauan dilaksanakan sebagai upaya untuk menentukan
tujuan yang ingin dicapai dari CASS melalui grup multiple online instant
massaging. Perencanaan ini dilakukan agar proses pemantauan akan lebih terarah,
efektif, dan terukur. Rencana pemantauan dalam pemantauan terdiri dari 3 jenis
rencana yang memiliki subtansi masing – masing.
Program/proyek/kegiatan
Skala prioritas :
tinggi
Nama pengalokasian :
pengembangan perpustakaan
Alokasi :
pengembangan perpustakaan
Target :
Bertambahnya koleksi buku
Badan 13ublic yang mengelola:
Pemerintah Daerah melalui dana
pendidikan
BOS
(Bantuan
Operasional Pemerintah)
Titik kritis pemantauan :
pembengkakan biaya dan cacatnya
barang setelah sampai
Kebutuhan data dan informasi :
Data jumlah pengiriman barang
yang diberikan dan kondisi fisik

Pelayanan orang tua
Sektor pelayanan : pendidikan
Nama:
Penigkatan mutu peserta didik
Alokasi :
untuk pengembangan perpustakaan
Target :
mencapai nilai akademik yang
memuaskan bagi peserta didik
Badan 13ublic :
yang mengelola
Administrasor
sekolah
dan
Bendahara sekolah
Titik kritis pemantauan :
Tidak sesuainya data laporan
pertanggung jawaban sekolah kepada
orang tua
Kebutuhan data dan informasi :
Laporan
pertanggung
jawaban,
dokumentasi, dan dokumen yang
mendukung lainya
Target pemantauan masing –
masing :
Data yang tersampaikan transparan
dan akuntabel
Tahapan kegiatan :
Pembekalan kepada orang tua untuk
memonitoring sekolah, pengkritikan
terhadap sekolah
Hasil setiap pemantauan :
Sesuai dengan rencana atau tidak

Target pemantauan masing –
masing :
Keseseuaian data baik anggaran
dan data fisik
Tahapan kegiatan masing –
masing :
Pengechekan, pengiriman dan
peninjauan kembali barang
Hasil setiap pemantauan :
Sesuai atau tidak sesuai yang
diberikan
Tim penulisannya:
Tim penulisannya :

xiii

staf sarana dan prasarana sekolah Administrasor
sekolah
Tabel 3. Tahap pemantauan

Tahap pelaksanaan dan Evaluasi
1. Pemantauan penilaian kinerja
Pemantauan akan dilaksanakan oleh tim pemantauan yang terdiri dari orang tua
wali murid, siswa sebagai penerima mafaat. Pemantauan bertujuan untuk
memenui target yang ingin di capai dalam program CASS yang menggunakan
media online instant massaging.
Hasil penilaian akan di jelaskan dalam bentuk matrik sebagaimaa berikut
Sekolah
Target (kualitatif dan
Titik kritis
Keterangan
kuantitatif
pemantauan
SMA
Kualitatif :

Peningkatan
 Buku
yang Dana BOS
“X”
minat baca
didapatkan
tidak

Peningkatan mutu sesuai
dengan
siswa dalam IPTEK
kurikulum dan kisi
kisi sekolah yang
sudah disepakati.
 Keterlambatan
penyampaian buku
Kuantitatif :

Penambahan

pembengkak Dana BOS
koleksi (asset) buku an
biaya
dan
perpustakaan
cacatnya
barang
setelah sampai
Tabel 4. Pemantauan Penilaian Kinerja
Meskipun pemantauan sudah berjalan tidak menutup kemungkinan sebagai
langkah evaluasi akan mengadakan peninjauan kembali untuk menginvestigasi
program/proyek/kegiatan
sekolah.
Sebagai
bentuk
evaluasi
program/proyek/kegiatan sekolah proses penilaian kinerja menggunakan analisis
sebagai berikut.
Alat
analisis

bobot

Pertanyaan

Relevansi

0,25

1.
Apakah tujuan
dan target proyek sudah
sesuai dengan apa yang
diharapkan atau tidak ?

Skor
1-5

Nilai
bobot x
skor

Efektifias

0,25

Efisiensi

0,25

2.
Apakah tujuan
dan target sudah dapat
menjawab permasalahan
kebutuhan sekolah ?
3.
Jika belum berapa
besar tingkat ketepatan
tujuan dan target telah
tercapai ? dalam %
1.
Apakah
pendekatan, cara, metode
sudah sesuai standart dan
tepat dilakukan dalam
mencapai tujuan dan
target ?
2.
Apakah jumlah
dan kualitas mitra yang
menangani program
sudah memadai untuk
mencapai tujuan dan
target atau tidak ??
3.
Apakah peran
dari pihak – pihak yang
bersangkutan sudah
maksimal dalam
mencapai tujuan dan
target?
1.
Apakah capaian
tujuan dan target program
sudah tepat sasaran?
2.
Apabilabelum
berapakah capaian yang
sudah tercapai dalam % ?
3.
Apakah sumber
daya manusia maupun
sumber daya dana untuk
mencapai tujuan dan
target sudah dimaksimal
sebaik mungkin?
4.
Berapa % yang
terserap dari anggaran ?
5.
Apakah dengan
anggaran yang sudah
dibuat dapat memenuhi
tujuan dan target dengan
tepat waktu dan sesuai

xv

Dampak

0,25

dengan aggaran tertulis ?
1.
Apakah tujuan
dan target
proyek/program/kegiatan
memberikan dampak
positif dari segi sosial,
ekonomi, lingkungan atau
yang lain dan seberapa
besar pengaruhnya
kepada orang tua dan wali
murid
2.
Apakah tujuan
dan target
proyek/program/kegiatan
memeberikan dampak
positif dari segi sosial,
ekonomi, lingkungan atau
yang lain dan seberapa
besar pengaruhnya
kepada orang tua dan wali
murid ?

Tabel 5. Analisis Penilaian Kinerja
2. Penyebaran informasi
Proses penyebaran informasi dilakukan untuk menginformasikan hasil monitoring
dan controlling kepada orang tua wali murid sebagai penerima manfaat.

4.3 Penyampaian tentang CASS
Dari pihak sekolah dapat mengadakan rapat terbuka dengan orang tua/wali untuk
membahas dan mensosialisasikan CASS dengan mengomunikasikan beberapa hal:
1.
Sosialisasi tujuan dan manfaat bagi wali murid tentang CASS sebagai
salah satu monitoring wali murid kepada pihak sekolah.
a.
Pembekalan kepada pihak – pihak dalam pelaksanaan CASS
b.
Membuat kesepakatan bersama antara siswa,orang tua, guru,kepala
sekolah, komite dan pihak – pihak ahli yang terkait.
c.
Membuat peraturan dan kesepakatan antara siswa,orang tua, guru,kepala
sekolah, komite dan pihak – pihak ahli yang terkait dengan menjunjung nilai –
nilai keadilan, tanggung jawab sosial, akuntabilitas, kepercayaan, keterbukaan,
kepedulian kepada rakyat.
d.
Membuat peran sebagai batas untuk melaksanakan pertanggung jawaban
di dalam rapat besar.

e.
Menyusun rencana kerja pelaksanaan audit sosial dalam CASS yang
disesuaikan dengan tahap perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut audit
sosial.
Berikut adalah rencana kerja sosialisasi kepada orang tua wali murid adalah
melalui pendampingan dan bimbingan secara teknis berupa :

Kemampuan untuk mengakses dokumen publik, terutama dengan
menggunakan instrumen UU No. 14/2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.

Kemampuan melakukan analisa terhadap pemegang kebijakan.

Kemampuan dalam memahami dokumen rencana anggaran, program yang
dimiliki sekolah

Kemampuan mengolah dan menyusun informasi

Kemampuan untuk melakukan pengawasan, pemantauan terhadap program
– program sekolah.

Kemampuan untuk memeriksa dan menginvestigasi terhadap pengawasan.

Kemampuan untuk menyebarkan informasi hasil pemantauan kepada wali
murid

Mampu menerima dan mengorganisir pendapat orang tua/ wali

4.4 Implementasi dari CASS
Program ini dapat diterapkan kepada orang tua/wali dengan mudah, praktis
dan info yang diberikan jelas. Implementasinya adalah seluruh
kegiatan/program/proyek yang diadakan sekolah dapat di transparansikan kepada
orang tua karena orang tua juga membutuhkan informasi yang seharusnya orang
diterima. Dengan adanya grup multiple chatting yang didalamnya adalah kepala
sekolah, para wakil kepala sekolah dan wali murid semua transparansi program
akan mudah diterapkan. Konsolidasi antara pemangku kebijakan sekolah dengan
wali murid akan mudah dilakukan. Semua bentuk sosialisasi dapat dilakukan oleh
sekolah melalui grup online multiple chatting. Namun tujuan utamanya adalah
wali murid dapat memonitoring dan mengontrol segala aktivitas sekolah melalui
grup online tersebut. Monitoring yang dapat dilakukan antara lain laporan
pertanggung jawaban sekolah atas penggunaan dana yang berasal dari masyarakat,
orang tua dapat mengetahui dan memantau segala bentuk aktifitas anaknya
disekolah. Dalam memilih online multiple chatting harus menggunakan media
sosial yang sering dipakai dan mudah digunakan oleh semua lapisan masyarakat.
Dengan
demikian
menggunakan
media
telegram
dalam
mengimplementasikan program CASS (Cases Assestment System) sangat
mendukung. Didalam CASS tersebut juga terdapat kuesioner yang harus diisi oleh
orang tua sebagai bentuk apresiasi maupun kritikan terhadap kinerja yang sudah
dilakukan oleh sekolah dalam menjaga independensi dan transparansi tentang
seluruh kegiatan praperencanaan, perencanaan, penganggaran, keberlangsungan

xvii

kegiatan, hingga pascakegiatan disertai dengan kewajiban mengisi assessment,
baik bagi orang tua maupun siswa.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
CASS kependekan dari Cases Assessment System dengan menggunakan
media online instant massaging, yakni telegram. Dalam pelaksanaanya, CASS
dibuat sebagai wadah dari transparansi antara pihak sekolah kepada orang
tua/wali. sebagai media penghubung antara sekolah dan wali murid terkait dengan
setiap kegiatan sekolah kegiatan praperencanaan, perencanaan, penganggaran,
keberlangsungan kegiatan, hingga pascakegiatan disertai dengan kewajiban mengisi
assessment, baik bagi orang tua maupun siswa. Yang kemudian di implementasikan

kepada kegiatan yang melibatkan orang tua dalam mencapai tujuan menuju
sekolah bebas korupsi.

5.2 Saran
Diharapkan dengan adanya gagasan tentang CASS ini, kemudian dapat
dikembangkan kembali dalam bentuk yang lebih canggih lagi dan kemudian dapat
diterapkan dalam sistem sekolah untuk menggiatkan sekolah bebas korupsi.

xix

DAFTAR PUSTAKA
Departemnen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah.(2003). Acuan Operasional dan Indikator Kinerja Komite
Sekolah, Jakarta: Departemnen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah .
Moleong, Lexy. (2002). Metologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Posda Karya
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Rahmat Hasbullah, Se, M.Pd, Efektifitas Peran komite sekolah dalam
pengelolaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di kabupaten
Karawang. Artikel.
Supanji, Hendarman. (2008). Makalah Kuliah Umum, Kebijakan dan Strategi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi .Semarang:Fakultas Hukum
Undip.