analisis fisik dan analisis kimia besi F

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Air adalah kehidupan, boleh dikatakan semua kehidupan dijagad raya ini
bergantung pada ketersediaan air. Oleh karena itu air menjadi indikasi utama adanya
kehidupan di suatu tempat di jagat raya.Air merupakan sumber daya alam yang
diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh
karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik
oleh manusia dan makhluk hidup yang lain. Air digunakan manusia untuk air minum,
kebutuhan rumah tangga, maupun keperluan industri. Tanpa air manusia dan makhluk
hidup lainnya tidak dapat hidup.
Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia. Karena itu
jika kebutuhan akan air tersebut belum tercukupi maka dapat memberikan dampak yang
besar terhadap kerawanan kesehatan maupun sosial. Pengadaan air bersih di Indonesia
khususnya untuk skala yang besar masih terpusat di daerah perkotaan, dan dikelola oleh
Perusahan Air Minum (PAM) kota yang bersangkutan. Namun demikian secara nasional
jumlahnya masih belum mencukupi dan dapat dikatakan relatif kecil yakni 16,08 %.
Untuk daerah yang belum mendapatkan pelayanan air bersih dari PAM umumnya
mereka menggunakan air tanah (sumur), air sungai, air hujan, air sumber (mata air) dan
lainnya (Said Dan Wahjono, 1999).

Permasalahan yang timbul yakni sering dijumpai bahwa kuaitas air tanah
maupun air sungai yang digunakan masyarakat kurang memenuhi syarat sebagai air
minum yang sehat bahkan di beberapa tempat bahkan tidak layak untuk diminum. Air
yang layak diminum mempunyai standar persyaratan tertentu yakni persyaratan fisis,
kimiawi dan bakteriologis yang merupakan satu kesatuan. Jadi jika ada satu saja
parameter yang tidak memenuhi syarat maka air tesebut tidak layak untuk diminum.
Pemakaian air minum yang tidak memenuhi standar kualitas tersebut dapat
menimbulkan gangguan kesehatan, baik secara langsung dan cepat maupun tidak
langsung dan secara perlahan.
Besi adalah metal berwarna putih keperakan, liat, dan dapat dibentuk, biasanya
di alamdidapat sebagai hematit. Besi merupakan elemen kimiawi yang dapat dipenuhi
1

hampir di semua tempat di muka bumi, pada semua bagian lapisan geologis dan semua
badan air. Pada air permukaan, jarang ditemui kadar Fe lebih besar dari 1 mg/L, tetapi
didalam air, kadar tanah Fe dapat jauh lebih tinggi. Konsentrasi Fe yang tinggi dapat
dirasakan dan dapat menodai kain dan perkakas dapur, selain itu juga menimbulkan
pengendapan pada dinding pipa, pertumbuhan bakteri besi, kekeruhan karena adanya
koloidal yang terbentuk.
Tubuh manusia hanya mengandung besi sebanyak 4g. Adanya unsur besi di

dalam tubuh berfungsi untuk memenuhi kebutuhan akan unsur tersebut dalam mengatur
metabolisme tubuh. Dalam tubuh, sebagian besar unsur besi terdapat dalam
hemoglobin, pigmen merah yang terdapat dalam sel darah merah. Karena itulah
masukan besi setiap hari sangat diperlukan untuk mengganti zat besi yang hilang
melalui tinja, air kencing, dan kulit. Namun masukan zat besi yang dianjurkan juga
harus dipenuhi oleh dua faktor yaitu kebutuhan fisiologis perseorangan dan persediaan
zat besi di dalam makanan yang disantap (Trianjaya, Zunaedi. 2009).
Besi secara farmakologi digunakan sebagai zat penambah darah bagi penderita
anemia. Salah satu bentuk garam besi yang digunakan sebagai komponen zat aktif
dalam sediaan penambah darah adalah besi(II) sulfat, yaitu bentuk besi bervalensi dua
atau ferro. Hal ini berkaitan dengan kondisi tubuh manusia yang lebih mudah menyerap
besi dua daripada besi bervalensi tiga. Sifat kimia besi yang sangat dikenal adalah
mudah teroksidasi oleh oksigen dari udara dan oksidator lainnya, sehingga besi
umumnya dijumpai sebagai besi bervalensi tiga. Pada kondisi tertentu dimana kurang
kontak dengan udara, besi berada sebagai besi bervalensi dua.
Metode analisis besi yang sering digunakan adalah dengan spektrofotometri
sinar tampak, karena kemampuannya dapat mengukur konsentrasi besi yang rendah.
Analisis kuantitatif besi dengan spektrofotometri dikenal dua metode, yaitu metode
orto-fenantrolin dan metode tiosinat. Besi bervalensi dua maupun besi bervalensi tiga
dapat membentuk kompleks berwarna dengan suatu reagen pembentuk kompleks

dimana intensitas warna yang terbentuk dapat diukur dengan spektrofotometri sinar
tampak. Karena orto fenantrolin merupakan ligan organik yang dapat membentuk
kompleks berwarna dengan besi(II) secara selektif (Kartasasmita, et al. 2009).
Mangan (Mn) adalah metal kelabu-kemerahan. Keracunan seringkali bersifat
khronis sebagai akibat inhalasi debu dan uap logam. Gejala yang timbul berupa gejala
susunan syaraf: insomnia, kemudian lemah pada kaki dan otot muka sehingga ekspresi
muka menjadi beku dan muka tampak seperti topeng (mask). Bila pemaparan berlanjut
2

maka bicaranya melambat dan monoton, terjadi hyperrefleksi, clonus pada patella dan
tumit, dan berjalan seperti penderita parkinsonism.
Di dalam sistem air alami pada kondisi reduksi, mangan (Mn) pada umumnya
mempunyai valensi dua yang larut dalam air. Oleh karena itu, dalam sistem pengolahan
air senyawa mangan valensi dua tersebut dengan berbagai cara oksidasi diubah menjadi
senyawa yang mempunyai valensi yang lebih tinggi yang tidak larut dalam air sehingga
dapat dengan mudah dipisahkan secara fisik. Konsentrasi mangan di dalam sistem air
alami umumnya kurang dari 0,1 mg/l, jika konsentrasinya melebihi 0,1 mg/l maka
dengan cara pengolahan biasa sangat sulit untuk menurunkan konsentrasinya sampai
derajat yang diijinkan sebagai air minum. Oleh karena itu perlu cara pengolahan yang
khusus.

Aluminium (Al) adalah unsur kimia dengan nomor atom 13
dan massa atom 26, 9815. Unsur ini mempunyai isotop alam: Al-27.
Sebuah isomer dari Al-26 dapat meluruhkan sinar dengan waktu
paruh 105 tahun. Aluminium berwarna putih keperakan, mempunyai
titik lebur 659,7 oC dan titik didih 2.057 oC, serta berat jenisnya
2,699 gr.cm-3 (pada temperatur 20 oC). Termasuk dalam kelompok
Boron dalam unsur kimia (Al-13) dengan massa jenis 2,7 gr.cm-3.
Jari-jari atomnya adalah 117,6 pikometer (1x10-10 m). Alumunium
adalah unsur terbanyak ketiga yang ditemukan di bumi setelah
Oksigen dan Silikon. Jumlahnya sekitar 7,6% dari berat kerak bumi.
Aluminium mudah dilengkungkan dan dibuat mengkilat, serta larut
dalam asam klorida dan asam sulfat berkonsentrasi di atas 10%,
tetapi tidak larut dalam asam organik.
Aluminium ditemukan pada tahun 1825 oleh Hans Christian
Oersted. Baru diakui secara pasti oleh F. Wohler pada tahun 1827.
Sumber unsur ini tidak terdapat bebas, bijih utamanya adalah
Bauksit. Penggunaan Aluminium antara lain untuk pembuatan kabel,
kerangka kapal terbang, mobil dan berbagai produk peralatan rumah
tangga. Senyawanya dapat digunakan sebagai obat, penjernih air,
fotografi serta sebagai ramuan cat, bahan pewarna, ampelas dan

permata sintesis (Sudira dan Sato.1992).
Kesadahan merupakan salah satu parameter kimia tentang
kualitas air bersih, tingkat kesadahan air pada dasarnya ditentukan
3

oleh jumlah kalsium dan magnesium. Dalam standart kualitas air
bersih dan air minum minum, kesadahan maksimum yang
diperbolehkan adalah 500mg/l (sebagai Ca), dan kadar minimum
yang diperbolehkan adalah 75 mg/l. Air yang memiliki kasadahan
rendah disebut dengan air lunak, sedangkan air yang memiliki
kesadahan tinggi disebut dengan air sadah.
Kesadahan air diklasifikasikan menjadi dua, yaitu kesadahan
sementara dan kesadahan tetap. Kesadahan sementara disebabkan
oleh adanya senyawa-senyawa bikarbonat yang terdapat dalam air,
yang jika dipanaskan akan terurai menjadi dan O meninggalkan
endapan yang dapat dipisahkan. Kesadahan ini dapat dihilangkan
dengan cara direbus, kemudian terdapat kerak pada alat rebusnya.
Kesadahan tetap disebabkan oleh ion kalsium atau ion magnesium
yang berikatan dengan Cl-, SO42-, NO3-. Kesadahan tetap hanya
dapat dihilangkan dengan cara ditambah zat lain atau dengan

perlakuan khusus.
Permenkes Tentang Standar Kualitas Air Bersih Dan Air Minum
Kesadahan air disebabkan adanya ion – ion Ca2+ dan Mg2+. Berdasarkan
Standar kesadahan menurut PERMENKES RI, 2010 batas maksimum kesadahan air
minum yang dianjurkan yaitu 500 mg/L CaCO3. Bila melewati batas maksimum maka
harus diturunkan (pelunakan).
Dari data tersebut dapat dilihat jelas bahwa air yang dikatakan sadah adalah
air yang mengandung garam mineral khususnya CaCO3 sekitar 120-180 ppm menurut
WHO, sedangkan menurut Merck air dikatakan sadah jika mengandung 320-534 ppm
atau sekitar 18-30 OD, menurut EPA air yag dikatakan sadah jika mengandung
CaCO3 sekitar 150-300 ppm, dan menurut PERMENKES RI, 1990 batas maksimum
kesadahan air minum yang dianjurkan yaitu 500 mg/L CaCO3. Bila melewati batas
maksimum maka harus diturunkan (pelunakan).
Bau dan warna pada air minum dapat mengurangi selera konsumen,
sedangkan warna yang mungkin disebabkan oleh tingginya kadar besi dapat
meninggalkan noda pada pakaian, wadah penampung air dan dinding kamar mandi
(Sutapa, 2000). Berdasarkan persyaratan kualitas air minum yang dibuat oleh
Permenkes No.416/MENKES/PER/IX/1990, kadar besi maksimum yang diperbolehkan
sebesar 1.0 mg/l. Besi d apat larut pada pH rendah dan dapat menyebabkan air yang
4


berwarna kekuningan, menimbulkan noda pada pakaian dan tempat berkembang
biaknya bakteriCr eonothr inx , oleh sebab itu kadar besi tidak boleh melebihi 1 mg/l,
karena dapat mempercepat pertumbuhan bakteri besi tersebut dan dapat menimbulkan
rasa serta bau (Sutapa, 2000).
Berdasarkan Keputusan Menteri

Kesehatan

RI

No.

416/MENKES/PER/IV/21990 menetapkan kadar logam mangan di dalam air minum
maksimum 0.1 mg/L. Dalam jumlah yang kecil (< 0,1 mg/L), Mn dalam air tidak
menimbulkan gangguan kesehatan, melainkan bermanfaat dalam menjaga kesehatan
otak dan tulang, berperan dalam pertumbuhan rambut dan kuku, serta membantu
menghasilkan enzim untuk metabolisme tubuh untuk mengubah karbohidrat dan protein
membentuk energi yang akan digunakan. Mangan tersebar di seluruh jaringan tubuh.
Konsentrasi mangan tertinggi terdapat di hati, kelenjar tiroid, pituitari, pankreas, ginjal

dan tulang. Kadar minimal yang dibutuhkan sekitar 2,5 hingga 7 mg mangan per hari
dapat mencukupi kebutuhan manusia. Tetapi dalam jumlah yang besar (> 0,4 mg/L), Mn
dapat menimbulkan racun yang lebih kuat dibanding besi, yaitu menyebabkan gangguan
pada tulang, gangguan hati, gangguan ginjal dan perubahan warna rambut (Janelle,
2004).
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/PER/IV/1990
menetapkan kadar alumunium pada air bersih yaitu 0,2 mg/l. Air yang mengandung
banyak aluminium menyebabkan rasa yang tidak enak apabila dikonsumsi.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum:
Mahasiswa mampu mengetahui apa saja alat, fungsi, bahan
dan cara analisis fisik dan analisis kimia besi (Fe), Mangan (Mn),
Aluminium (Al), dan Kesadahan pada sampel air bersih
1.2.2 Tujuan Khusus:
 Untuk mengetahui alat yang di gunakan dalam analisis fisik dan analisis kimia
besi (Fe), Mangan (Mn), Aluminium (Al), dan Kesadahan pada sampel air bersih
 Untuk mengetahui fungsi alat yang di gunakan dalam analisis fisik dan analisis
kimia besi (Fe), Mangan (Mn), Aluminium (Al), dan Kesadahan pada sampel air
bersih
 Untuk mengetahui bahan yang di gunakan dalam analisis fisik dan analisis kimia

besi (Fe), Mangan (Mn), Aluminium (Al), dan Kesadahan pada sampel air bersih
5

 Untuk mengetahui langkah analisis kimia besi (Fe), Mangan (Mn), Aluminium
(Al), dan Kesadahan pada sampel air bersih

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Air Bersih
Pengertian Air dalam Biologi dan Kimia (Senyawa H2O) - Pengertian
airadalah senyawa kimia yang merupakan hasil ikatan dari unsur hidrogen (H2)
yang bersenyawa dengan unsur oksigen (O) dalam hal ini membentuk senyawa
H2O. Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk
hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa
lain. Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai air
minum. Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air di dalam tubuh manusia
itu sendiri.Kehilangan air untuk 15% dari berat badan dapat mengakibatkan
kematian yang diakibatkan oleh dehidrasi.
Karenanya orang dewasa perlu meminum minimal sebanyak 1,5 – 2 liter

air sehari untuk keseimbangan dalam tubuh dan membantu proses metabolisme.
Di dalam tubuh manusia, air diperlukan untuk transportasi zat – zat makanan dalam
bentuk larutan dan melarutkan berbagai jenis zat yang diperlukan tubuh. Misalnya
untuk melarutkan oksigen sebelum memasuki pembuluh-pembuluh darah yang ada
disekitar alveoli.
Berdasarkan Permenkes RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang
syarata-syarat dan pengawasan kualitas air,. Air bersih adalah air yang digunakan
untuk keperluan sehari-hari yang kualitsanya memenuhi syarat kesehatan dan dapat
diminum apabila telah dimasak.
2.2 Pengertian Sumur Gali

6

Sumur gali adalah satu konstruksi sumur yang paling umum dan meluas
dipergunakan untuk mengambil air tanah bagi masyarakat kecil dan rumah-rumah
perorangan sebagai air minum dengan kedalaman 7-10 meter dari permukaan tanah.
Sumur gali menyediakan air yang berasal dari lapisan tanah yang relatif dekat dari
permukaan tanah, oleh karena itu dengan mudah terkena kontaminasi melalui
rembesan. Umumnya rembesan berasal dari tempat buangan kotoran manusia
kakus/jamban dan hewan, juga dari limbah sumur itu sendiri, baik karena lantainya

maupun saluran air limbahnya yang tidak kedap air. Keadaan konstruksi dan cara
pengambilan air sumur pun dapat merupakan sumber kontaminasi, misalnya sumur
dengan konstruksi terbuka dan pengambilan air dengan timba. Sumur dianggap
mempunyai tingkat perlindungan sanitasi yang baik, bila tidak terdapat kontak
langsung antara manusia dengan air di dalam sumur(Depkes RI, 1985).
Dari segi kesehatan sebenarnya penggunaan sumur gali ini kurang baik bila
cara pembuatannya tidak benar-benar diperhatikan, tetapi untuk memperkecil
kemungkinan

terjadinya

pencemaran

dapat

diupayakan

pencegahannya.

Pencegahan ini dapat dipenuhidengan memperhatikan syarat-syarat fisik dari sumur
tersebut yang didasarkan atas kesimpulan dari pendapat beberapa pakar di bidang
ini, diantaranya lokasi sumur tidak kurang dari 10 meter dari sumber pencemar,
lantai sumur sekurang-kurang berdiameter 1 meter jaraknya dari dinding sumur dan
kedap air, saluran pembuangan air limbah (SPAL) minimal 10 meter dan permanen,
tinggi bibir sumur 0,8 meter, memililki cincin (dinding) sumur minimal 3 meter dan
memiliki tutup sumur yang kuat dan rapat (Entjang, 2000).
Sumur gali ada yang memakai pompa dan yang tidak memakai pompa.
Syarat konstruksi pada sumur gali tanpa pompa meliputi dinding sumur, bibir
sumur, lantai sumur, serta jarak dengan sumber pencemar. Sumur gali sehat harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut (Entjang, 2000).
2.3 Syarat Air Bersih
Air bersih disini kita kategorikan hanya untuk yang layak dikonsumsi,
bukan

layakuntuk

digunakan

sebagai

penunjang

aktifitas

seperti

untuk

MCK.Karena standar air yang digunakan untuk konsumsi jelas lebih tinggi
daripada untuk keperluan selain dikonsumsi. Ada beberapa persyaratan yang perlu
diketahui mengenai kualitas air tersebut baik secara fisik, kimia dan juga
mikrobiologi.
1.

Syarat fisik, antara lain:
7

2.

a.

Air harus bersih dan tidak keruh

b.

Tidak berwarna apapun

c.

Tidak berasa apapun

d.

Tidak berbau apapun

e.

Suhu antara 10-25 C (sejuk)

f.

Tidak meninggalkan endapan

Syarat kimiawi, antara lain:
a.

Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun

b.

Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan

c.

Cukup yodium

d.

pH air antara 6,5 – 9,2

Pemenuhan kebutuhan akan air bersih haruslah memenuhi dua syarat yaitu
kuantitas dan kualitas (Depkes RI, 2005).
1. Syarat Kuantitas Kebutuhan masyarakat terhadap air bervariasi dan bergantung
2.

pada keadaan iklim, standar kehidupan, dan kebiasaan masyarakat
( Chandra, 2006). Konsumsi air bersih di perkotaan Indonesia berdasarkan
keperluan rumah tangga, diperkirakan sebanyak 138,5 liter/orang/hari dengan
perincian yaitu untuk mandi,cuci, kakus 12 liter, minum 2 liter, cuci pakaian
10,7 liter, kebersihan rumah 31,4 liter, taman 11,8 liter, cuci kendaraan 21,8
liter, wudhu 16,2 liter, lain-lain 33,3 liter (Slamet, 2007). 2. Syarat Kualitas
Syarat

kualitas

meliputi

parameter

fisik,

kimia,

radioaktivitas,

dan

mikrobiologis yang memenuhi syarat kesehatan menurut Peraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan
Pengawasan Kualitas Air (Slamet, 2007).
2.4 Parameter Air Bersih
Parameter air ialah parameter fisik, kimia:
Parameter Air Bersih secara Fisika
1.

Kekeruhan

2.

Warna

3.

Rasa & bau

4.

Endapan

5.

Temperatur

Parameter Air Bersih secara Kimia

8

1.

Organik, antara lain: karbohidrat, minyak/ lemak/gemuk, pestisida, fenol,
protein, deterjen, dll.

2.

Anorganik, antara lain: kesadahan, klorida, logam berat, nitrogen, pH,
fosfor,belerang, bahan-bahan beracun.

3.

Gas-gas, antara lain: hidrogen sulfida, metan, oksigen.

2.5 Pemanfaatan Air
Pemanfaatan air untuk berbagai keperluan adalah :
1. Untuk keperluan air minum.
2. Untuk kebutuhan rumah tangga I (cuci pakaian, cuci alat dapur, dan lainlain).
3. Untuk kebutuhan rumah tangga II (gelontor, siram-siram halaman)
4. Untuk konservasi sumber baku PAM.
5. Taman rekreasi (tempat-tempat pemandian, tempat cuci tangan).
6. Pusat perbelanjaan (khususnya untuk kebutuhan yang dikaitkan dengan proses
kegiatan bahan-bahan/ minuman, WC dan lain-lain).
7. Perindustrian I (untuk bahan baku yang langsung dikaitkan dalam proses
membuat makanan, minuman seperti the botol, coca cola, perusahaan roti dan
lain-lain).
8. Pertanian/ irigasi
9. Perikanan.
10. Lain-lain.
Menurut Alamsyah (2007), manfaat air bagi tubuh manusia adalah :
1. Membantu proses pencernaan
2. Mengatur proses metabolisme
3. Mengangkut zat-zat makanan
4. Menjaga keseimbangan suhu tubuh
2.6 Kandungan Besi (Fe) Pada Air Bersih
Kandungan ion Fe (Fe2+,Fe3+) pada air sumur bor berkisar antara 5 – 7
mg/L. Tingginya kandungan Fe (Fe2+,Fe3+) ini berhubungan dengan keadaan
struktur tanah. Struktur tanah dibagian atas merupakan tanah gambut, selanjutnya
berupa lempung gambut dan bagian dalam merupakan campuran lempung gambut
dengan sedikit pasir.
Besi dalam air berbentuk ion bervalensi dua (Fe2+) dan bervalensi tiga
(Fe3+) . Dalam bentuk ikatan dapat berupa Fe2O3, Fe(OH)2, Fe(OH)3 atau FeSO4
tergantung dari unsur lain yang mengikatnya. Dinyatakan pula bahwa besi dalam
air adalah bersumber dari dalam tanah sendiri di sampng dapat pula berasal dari
sumber lain, diantaranya dari larutnya pipa besi, reservoir air dari besi atau endapan
– endapan buangan industri.

9

Adapun besi terlarut yang berasal dari pipa atau tangki – tangki besi adalah
akibat dari beberapa kodisi, di antaranya : 1) Akibat pengaruh pH yang rendah
(bersifat asam), dapat melarutkan logam besi. 2) Pengaruh akibat adanya CO2
agresif yang menyebabkan larutnya logam besi. 3) Pengaruh banyaknya O2 yang
terlarut dalam air yang dapat pula. 4) Pengaruh tingginya temperature air akan
melarutkan besi-besi dalam air. 5) Kuatnya daya hantar listrik akan melarutkan
besi. 6) Adanya bakteri besi dalam air akan memakan besi.
Besi terlarut dalam air dapat berbentuk kation ferro (Fe2+) atau kation ferri
(Fe3+). Hal ini tergantung kondisi pH dan oksigen terlarut dalam air. Besi terlarut
dapat berbentuk senyawa tersuspensi, sebagai butir koloidal seperti Fe (OH)3, FeO,
Fe2O3dan lain-Iain. Konsentrasi besi terlarut yang masih diperbolehkan dalam air
bersih adalah sampai dengan 0,1 mg/l.
2.7 Dampak Besi (Fe) Yang Terkandung Di Dalam Air
Apabila kosentrasi besi terlarut dalam air melebihi batas tersebut akan
menyebabkan berbagai masalah, diantaranya :
1. Gangguan teknis
Endapan Fe (OH) bersifat korosif terhadap pipa dan akan mengendap
pada saluran pipa, sehingga mengakibatkan pembuntuan dan efek-efek
yang dapat merugikan seperti Mengotori bak yang terbuat dari seng.
Mengotori wastafel dan kloset.
2. Gangguan fisik
Gangguan fisik yang ditimbulkan oleh adanya besi terlarut dalam air
adalah timbulnya warna, bau, rasa. Air akan terasa tidak enak bila
konsentrasi besi terfarutnya > 1,0 mg/l.
3. Gangguan kesehatan
Senyawa besi dalam jumlah kecil di dalam tubuh manusia berfungsi
sebagai pembentuk sel-sel darah merah, dimana tubuh memerlukan 7-35
mg/hari yang sebagian diperoleh dari air. Tetapi zat Fe yang melebihi
dosis yang diperlukan oleh tubuh dapat menimbulkan masalah kesehatan.
Hal ini dikarenakan tubuh manusia tidak dapat mengsekresi Fe, sehingga
bagi mereka yang sering mendapat tranfusi darah warna kulitnya menjadi
hitam karena akumulasi Fe. Air minum yang mengandung besi
cenderung menimbulkan rasa mual apabila dikonsumsi. Selain itu dalam
dosis besar dapat merusak dinding usus. Kematian sering kali disebabkan
oleh rusaknya dinding usus ini. Kadar Fe yang lebih dari 1 mg/l akan
10

menyebabkan terjadinya iritasi pada mata dan kulit. Apabila kelarutan
besi dalam air melebihi 10 mg/l akan menyebabkan air berbau seperti
telur busuk.
Pada Hemokromatesis primer besi yang diserap dan disimpan dalam
jumlah yang berlebihan di dalam tubuh. Feritin berada dalam keadaan
jenuh akan besi sehingga kelebihan mineral ini akan disimpan dalam
bentuk kompleks dengan mineral lain yaitu hemosiderin. Akibatnya
terjadilah sirosis hati dan kerusakan pankreas sehingga menimbulkan
diabetes. Hemokromatis sekunder terjadi karena transfusi yang berulangulang. Dalam keadaan ini besi masuk ke dalam tubuh sebagai
hemoglobin dari darah yang ditransfusikan dan kelebihan besi ini tidek
disekresikan.
2.8 Pengertian Alumunium
Nama aluminium berasal nama kuno untuk alum (tawas atau kalium
aluminium sulfat).Aluminium adalah logam lunak dan ringan dan memiliki warna
keperakan kusam karena lapisan tipis oksidasi yang terbentuk saat unsur ini terkena
udara.
Aluminium adalah logam tidak beracun dan non magnetik. Unsur ini hanya
memiliki satu isotop alami, aluminium-27, yang tidak radioaktif. Aluminium
merupakan elemen berlimpah dalam kerak bumi dengan persentase sekitar 7,5%
hingga 8,1%. Aluminium sangat jarang ditemukan dalam bentuk unsur bebasnya.
Aluminium berkontribusi besar mempengaruhi sifat-sifat tanah, yang hadir
terutama sebagai aluminium hidroksida.
Aluminium merupakan logam yang reaktif sehingga sulit untuk
mengekstrak dari bijihnya yaitu aluminium oksida (Al2O3). Aluminium adalah
salah satu logam yang paling sulit untuk dimurnikan karena teroksidasi sangat
cepat. Oksidasi aluminium membentuk senyawa yang sangat stabil, tidak seperti
karat pada besi yang rapuh.
Beberapa batu permata terbuat dari kristal jernih aluminium oksida yang
dikenal sebagai korundum.Kehadiran jejak logam lain menciptakan berbagai
warna: kobalt menciptakan batu safir biru, dan kromium membuat batu rubi
merah.Sedangkan topaz adalah aluminium silikat berwarna kuning dengan jejak
besi.
2.9 Dampak Alumunium Yang Terkandung Di Dalam Air
11

Eksposur jangka panjang dan konsentrasi tinggi aluminium dapat
mengakibatkan efek kesehatan yang serius, seperti:
– Kerusakan pada sistem saraf pusat
– Demensia
– Kehilangan memori
– Kelesuan
– Gemetar parah
Orang-orang yang bekerja di pabrik yang melibatkan aluminium bisa
mengalami masalah paru-paru ketika menghirup debu aluminium.Aluminium juga
menyebabkan masalah bagi pasien ginjal ketika memasuki tubuh selama proses
cuci darah.
Di danau, jumlah ikan dan amfibi menurun akibat reaksi ion aluminium
dengan protein dalam insang ikan dan embrio katak. Konsentrasi aluminium yang
tinggi tidak hanya menimbulkan efek pada ikan, tetapi juga pada burung dan hewan
lainnya yang mengkonsumsi ikan. negatif lainnya adalah bahwa ion aluminium
dapat bereaksi dengan fosfat, membuat kadar fosfat dalam air yang diperlukan
organisme air menjadi turun.
2.10 Kesadahan air
Pada awalnya, kesadahan air didefinisikan sebagai kemampuan air untuk
mengendapkan sabun, sehingga keaktifan/ daya bersih sabun menjadi berkurang
atau hilang sama sekali. Sabun adalah zat aktif permukaan yang berfungsi
menurunkan tegangan permukaan air, sehingga air sabun dapat berbusa. Air sabun
akan membentuk emulsi atau sistem koloid dengan zat pengotor yang melekat
dalam benda yang hendak dibersihkan.
Kesadahan terutama disebabkan oleh keberadaan ion-ion kalsium (Ca 2+) dan
magnesium (Mg2+) di dalam air. Keberadaannya di dalam air mengakibatkan sabun
akan mengendap sebagai garam kalsium dan magnesium, sehingga tidak dapat
membentuk emulsi secara efektif. Kation-kation polivalen lainnya juga dapat
mengendapkan sabun, tetapi karena kation polivalen umumnya berada dalam
bentuk kompleks yang lebih stabil dengan zat organik yang ada, maka peran
kesadahannya dapat diabaikan. Oleh karena itu penetapan kesadahan hanya
diarahkan pada penentuan kadar Ca2+ dan Mg2+. Kesadahan total didefinisikan
sebagai jumlah miliekivalen (mek) ion Ca 2+ dan Mg2+ tiap liter sampel air (Anonim,
2008).
12

Kesadahan atau hardness adalah salah satu sifat kimia yang dimiliki oleh air.
Penyebab air menjadi sadah adalah karena adanya ion-ion Ca 2+, Mg2+. Atau dapat
juga disebabkan karena adanya ion-ion lain dari polyvalent metal (logam bervalensi
banyak) seperti Al, Fe, Mn, Sr dan Zn dalam bentuk garam sulfat, klorida dan
bikarbonat dalam jumlah kecil. Oleh karena senyawa-senyawa kalsium dan
magnesium relatif sukar larut dalam air, maka senyawa-senyawa itu cenderung
untuk memisah dari larutan dalam bentuk endapan atau presipitat yang akhirnya
menjadi kerak.
Pengertian kesadahan air adalah kemampuan air mengendapkan sabun, di
mana sabun ini diendapkan oleh ion-ion yang saya sebutkan diatas. Karena
penyebab dominan/utama kesadahan adalah Ca2+ dan Mg2+, khususnya Ca2+, maka
arti dari kesadahan dibatasi sebagai sifat / karakteristik air yang menggambarkan
konsentrasi jumlah dari ion Ca2+ dan Mg2+, yang dinyatakan sebagai CaCO3.
Kesadahan ada dua jenis, yaitu (Giwangkara, 2008) :
2.11 Penyebab kesadahan air
Kesadahan dalam air dapat disebabkan oleh adanya garam-garam anorganik
atau persenyawaan antara lain




Kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dengan bikarbonat
Kalsium dan magnesium dengan sulfat, nitrat dan klorida
Garam-garam besi, seng dan silica
Kandungan ion Ca dan Mg dalam air dapat dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu
a. Faktor Alamiah : karena sumber air berdekatan dengan lokasi
penambangan batu kapur atau pun daerah tersebut dekat lokasi
persawahan.
b. Faktor non alamiah : karena ditambahkan dalam air baik disengaja atau

2.12

pun tidak sengaja.
Dampak Kesadahan Yang Terkandung Di Dalam Air
Kesadahan yang dimiliki air sangat merugikan bagi manusia. Meskipun

tidak langsung berbahaya jika diminum tetapi air ini bisa memberikan dampak
kurang menguntungkan seperti
1. Membentuk garam-garam kalsium dan megnesium yang sukar larut dalam air
misalnya kalsium karbonat (CaCO3) dan magnesium karbonat (MgCO3). Garam
endapan ini sering mengendap di pipa maupun ketel dan jika dibiarkan dalam
waktu yang lama bisa menyebabkan penyumbatan dan kerusakan pada ketel atau
pipa tersebut.
13

2. Mengendapkan anion sabun sehingga mengurangi efektivitas mencucui. Ia
menyebabkan boros konsumsi sabun. Ketika air sadah bertemu dengan sabun
yang terjadi adalah ion yang dikandung air sadah merusak efek surfaktan dari
sabun.
Dalam dunia industri kesadahan air tidak pernah luput dari perhatian para
pelaku bisnis. Air sadah bisa merusak mesin uap air (ketel). Pada mesin-mesin yang
memanfaatkan uap air melalui pipa kesadahan bisa menyebabkan mesin tersebut
rusak.
2.13 Pengertian Mangan
Mangan merupakan logam keras dan getas berwarn abu-abu merah muda.
Logam ini sulit mencair, tapi mudah teroksidasi. Mangan murni bersifat amat reaktif
dan dalam bentuk bubuk akan terbakar dengan oksigen, serta larut dalam asam
encer. Mangan merupakan salah satu logam yang paling melimpah di tanah yang
terutama berbentuk senyawa oksida dan hidroksida.
Mangan terjadi terutama sebagai pyrolusite (MnO2), dan pada jumlah lebih
rendah sebagai rhodochrosite (MnCO3).Lebih dari 25 juta ton bijih mangan
ditambang setiap tahun dengan daerah pertambangan utama meliputi Afrika
Selatan, Rusia, Ukraina, Georgia, Gabon, dan Australia.
Mangan merupakan elemen penting untuk semua spesies makhluk hidup.
Beberapa organisme seperti diatom, moluska, dan spons mengakumulasi mangan.
Ikan dapat memiliki hingga 5 ppm dan mamalia hingga 3 ppm mangan dalam
jaringan mereka, meskipun biasanya tidak melebihi sekitar 1 ppm.
2.14

Dampak Mangan Yang Terkandung Di Dalam Air
Efek kelebihan mangan terjadi terutama di saluran pernapasan dan di otak.
Gejala keracunan mangan meliputi halusinasi, mudah lupa, dan kerusakan saraf.
Mangan juga dapat menyebabkan Parkinson, emboli paru, dan bronkitis. Pria yang
terpapar mangan dalam jangka waktu lama berpotensi menjadi impoten.
Keracunan mangan kronis dapat terjadi akibat menghirup debu dan asap
mangan dalam jangka panjang. Kejadian tinggi pneumonia dan infeksi saluran
pernapasan atas lainnya ditemukan pada pekerja yang terkena debu atau asap
senyawa mangan.
Senyawa mangan terdapat secara alami di lingkungan sebagai padatan
dalam tanah, partikel kecil di dalam air, serta partikel debu di udara.

14

Manusia meningkatkan konsentrasi mangan di udara oleh kegiatan industri dan melalui
pembakaran bahan bakar fosil.
Dosis mangan yang terlalu tinggi bisa memicu masalah paru-paru, hati,
gangguan pembuluh darah, penurunan tekanan darah, kegagalan perkembangan
janin, dan kerusakan otak. Tes laboratorium pada hewan menunjukkan bahwa
keracunan mangan parah dapat menyebabkan perkembangan tumor.[]
2.15 Permenkes Tentang Standar Besi (Fe), Mangan (Mn), Aluminium (Al), Dan
Kesadahan Pada Sampel Air Bersih
Parameter
Alumunium
Kesadahan
Besi
Mangaan

Satuan
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l

Kadar maksimum yang

Keterangan

diperbolehkan
0.2
500
0.3
0.1

BAB III
HASIL
15

3.1 Waktu Dan Tempat Pratikum
Hari/Tanggal : Senin/01 Februari 2016
Pukul

: 8.30 WIB – 11.30 WIB

Tempat

: Laboratorium Fisika Poltekkes Kemenkes Padang

3.2 Alat Dan Bahan
3.2.1 Alat
NO
1.

NAMA ALAT
Kertas Lakmus

GAMBAR

FUNGSI
Untuk
mengetahui
tingkat asam atau basa
sampel air sumur gali

2.

Termometer

Untuk mengukur suhu
pada sampel air sumur
gali

3.

Spektrofotometer

Untuk

mengukur

absorbansi
cara

dengan
melewatkan

cahaya

dengan

perpanjangan
gelombang
pada

suatu

tertentu
objek

kacaatau kuarsa yang
4.

Labu Ukur

di sebut kuvet
Untuk
tempat
membuat

larutan

dengan teliti

16

5.

Erlenmeyer

Untuk

melarutkan

larutan

6.

Pipet Gondok

Digunakan

untuk

mengambil

larutan

dengan teliti
7.

Gelas Ukur

Untuk

mengukur

larutan

8.

Gelas Kimia

Untuk meletakkan zat
kimia

dan

untuk

melarutkan larutan

9.

Buret

Untuk titrasi

10.

Pipet Tetes

Untuk

meneteskan

atau

mengambil

larutan dengan jumlah
kecil.

17

11.

Waterbath

Untuk

memanaskan

larutan

12

13

Hot plate/ kompor

Untuk

listrik

larutan

Ph Meter

Untuk

memanaskan

mengukur

kandungan ph pada air

3.2.2 Bahan
Bahan

JUMLAH

HCL pekat

2 ml

Larutan hidroksilamin

1 ml

Buffer Ammonium Asetat

50 ml

Larutan fenantrolin

2 ml

Larutan induk besi (Fe) dan

Secukupnya

larutan referensi Fe
Aquadest

35 ml

Reagen khusus mn

5 ml

H2o2 30%

1 tetes

Amonium persulfat

1 gr

3.3 Cara Kerja
3.3.1 Pemeriksaan PH
1. celupkan PH meter ke dalam sampel air yang akan di uji
2. kemudiaan cocokan dengan indikator PH
3. baca hasil PH sampel air
18

3.3.2 Pemeriksaan Suhu
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Pindahkan sampel secukupnya kedalam gelas kimia 250 ml
3. Masukkan thermometer kedalam sampel air
4. Biarkan selama 1-2 menit
3.3.3 Pemeriksaan Fe pada sampel air sumur gali
Rumus pengenceran:

V1.N1 = V2.N2

Cara perhitungan larutan:
Labu ukur
= 50 ml
Larutan induk Fe
= 100 ppm
larutan standar
= 0, 0.1, 0.3, 0.7, 0.9, 1.2, 1.5, 1,75 (mg/l)
a. V1.N1 = V2.N2
V1.100 = 50.0
V1 = 0 ml
b. V1.N1 = V2.N2
V1.100 = 50.0,1
V1 = 0,05 ml
c. V1.N1 = V2.N2
V1.100 = 50.0,3
V1 = 0,15 ml

d. V1.N1 = V2.N2
V1.100 = 50.0,7
V1 = 0,35 ml
e. V1.N1 = V2.N2
V1.100 = 50.0,9
V1 = 0,45 ml
f. V1.N1 = V2.N2
V1.100 = 50.1,2
V1 = 0,6 ml

g. V1.N1 = V2.N2
V1.100 = 50.1,5
V1 = 0,75 ml

h. V1.N1 = V2.N2
V1.100 = 50.1,75
V1 = 0,875 ml

19

Pembuatan larutan pereaksi
 Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
 Siapkan larutan standar 0, 0.1, 0.3, 0.7, 0.9, 1.2, 1.5, 1,75 ppm yang
berasal dari larutan induk Fe 100 ppm
 Bilas buret menggunakan aquades
 Lalu masukan larutan induk besi ke dalam buret
 Lalu masukan larutan induk ke dalam labu ukur menggunakan buret
sesuai dengan perhitungan hasil dari rumus pengenceran
 Tambahkan aquades kedalam labu ukur 50 ml atau sampai tanda batas
garis labu ukur
 Homogenkan sebanyak 12 kali
 Untuk sampel, pipetkan sampel air 50 ml dengan pipet gondok dan
tuangkan kedalam erlenmeyer 250 ml
 Begitu juga dengan larutan standar dalam labu ukur 50 ml, pindahkan
larutan menggunakan pipet gondok kedalam erlenmeyer 250 ml
 Semua larutan standar dan larutan sampel dalam erlenmeyer 250 ml
ditambahkan 2 ml HCl pekat dan 1 ml hidroksilamin
 Tambahkan 3-5 batu didih dan panaskan sampai mulai mendidih, terus
didihkan sampai volume menjadi setengah dari volume awal (Fe telah
larut)
 Dinginkan dan pindahkan larutan menggunakan pipet gondok ke dalam
labu ukur 100 ml, tambahkan 50 ml buffer asam asetat serta 2 ml larutan
fenantrolin dan paskan sampai tanda batas garis labu ukur 100 ml dengan
aquades
 Homogenkan larutan tersebut sebanyak 12 kali, biarkan sampai warna
orange terbentuk sempurna
 Pindahkan larutan blanko, standar dan sampel kedalam cuvet
spektrofotometer dengan panjang gelombang 510 nm
Cara kerja spektrofotometer:
1. Nyalakan alat spektrofoto meter
2. Isi cuvet dengan larutan blanko, standar dan sampel
3. Atur panjang gelombang
4. Masukan cuver satu per satu ke dalam spektrofotometri
5. Lalu tekan tombol 0 ABS 100%T, tunggu sampai keluar kondisi
setting blank (dalam bentuk teks)
 Catat hasil yang didapatkan dan buat grafiknya
C
0
0,1
0,3

A
0
0,09
0,038

0,7
0,9
1,2
1,5
1,75
SAMPEL

0,065
0,001
0,008
0,335
0,101
0,049

3.3.4 Pemeriksaan Mn Pada Sampel Air Sumur Gali
Cara perhitungan larutan:
Labu ukur
= 50 ml
Larutan induk Mn = 100 ppm
Larutan standar
= 0, 0.1, 0.3, 0.5, 0.7, 0.9, 1, 1.2 (mg/l
a. 0,1 ppm
V1.N1= V2.N2
V1.100 = 50.0,1
5
V1=
= 0,05 ml
100
b. 0,3 ppm
V1.N1 = V2.N2
V1.100 = 50.0,3
15
V1=
= 0,15 ml
100
c. 0,5 ppm
V1.N1=V2.N2
V1.100 = 50.0,5
25
V1=
= 0,25 ml
100
d. 0,7 ppm
V1.N1=V2.N2
V1.100 = 50.0,7
35
V1=
= 0,35 ml
100

e. 0,9 ppm
V1.N1=V2.N2
V1.100 = 50.0,9
45
V1=
= 0,45 ml
100
f. 1 ppm
V1.N1=V2.N2
V1.100 = 50.1
50
V1=
= 0,5 ml
100
g. 1,2 ppm
V1.N1=V2.N2
V1.100 = 50.1,2
60
V1=
= 0,6 ml
100

Pembuatan larutan pereaksi



Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
Siapkan larutan standar 0, 0.1, 0.3, 0.5, 0.7, 0.9, 1, 1.2 ppm yang berasal





dari larutan induk Mn 100 ppm
Bilas buret menggunakan aquades
Lalu masukan larutan induk Mn ke dalam buret
Lalu masukan larutan induk ke dalam labu ukur menggunakan buret sesuai



dengan perhitungan hasil dari rumus pengenceran
Tambahkan aquades kedalam labu ukur 50 ml atau sampai tanda batas garis



labu ukur
Homogenkan 12 kali



Untuk sampel, pipetkan sampel air 50 ml dengan pipet gondok dan



tuangkan kedalam erlenmeyer 250 ml
Begitu juga dengan larutan standar dalam labu ukur 50 ml, pindahkan



kedalam erlenmeyer 250 ml
Semua larutan standar dan larutan sampel dalam erlenmeyer 250 ml





ditambahkan 5 ml reagen khusus Mn dan 1 tetes H2O2 30%
Tambahkan aquades 35 ml
Tambahkan 1 gr Amonium persulfat
Panaskan hingga mendidih, biarkan mendidih selama 1 menit (waktu




dihitung saat mulai mendidih)
Angkat dan dinginkan dengan cara di rendam dengan air kran
Pindahkan kedalam labu ukur 100 ml menggunakan corong dan paskan



dengan aquades sampai tanda batas labu ukur
Pindahkan larutan blanko, standar dan

sampel

kedalam

cuvet

spektrofotometer untuk diukur dengan panjang gelombang 525 nm
Cara kerja spektrofotometer:
1. Nyalakan alat spektrofoto meter
2. Isi cuvet dengan larutan blanko, standar dan sampel
3. Atur panjang gelombang
4. Masukan cuver satu per satu ke dalam spektrofotometri
5. Lalu tekan tombol 0 ABS 100%T, tunggu sampai keluar kondisi


setting blank (dalam bentuk teks)
Catat hasil yang didapatkan dan buat grafiknya
Konsentras

Absorba

i
0 ppm
0,1 ppm
0,3 ppm
0,5 ppm
0,7 ppm
0,9 ppm
1 ppm
1,2 ppm
Sampel

n
0,000
0,006
0,013
0,015
0,011
0,008
0,010
0,019
0,001

3.3.5 Pemeriksaan Alumunium Pada Sampel Air Sumur Gali
Alat:
-

Water test kitt

Cara kerja




Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
Masukkan sampel kedalam cuvet 10 ml atau sampai tanda batas garis



cuvet lalu tutup rapat (sebagai blanko)
Lalu masukkan lagi sampel kedalam cuvet 10 ml atau sampai tanda



batas garis
Lalu masukkan tablet no 1 kedalam cuvet yang berisi sampel air dan



aduk menggunakan batang pengaduk hingga tablet larut
Kemudian, masukkan tablet no 2 dan aduk menggunakan batang









pengaduk hingga tablet larut
Lalu diamkan sampel selama 5 menit sampai warna sampel berubah
Atur tombol no. 3 pada pengaturan water test kitt
Lalu masukan cuvet yang berisi sampel murni kedalam water test kitt
Lalu tutup rapat cuvet menggunakan tutup water test kitt
Lalu tunggu sampai sampel terbaca oleh alat
Kemudian catat hasilnya
Setelah itu masukan lagi cuvet berisi sampel yang telah di campurkan





tablet ke dalam water test kitt
Lalu tutup rapat cuvet menggunakan tutup water test kitt
Kemudian tunggu sampai sampel terbaca oleh alat
Kemudian catat hasilnya
Sampel
Alumunium

0
0,000 mg/l

3.3.6 Pemeriksaan Kesadahan Pada Sampel Air Sumur Gali
Cara kerja
 Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
 Masukkan sampel kedalam cuvet 10 ml atau sampai tanda batas garis


cuvet lalu tutup rapat (sebagai blanko)
Lalu masukkan lagi sampel kedalam cuvet 10 ml atau sampai tanda



batas garis
Lalu masukkan tablet no 1 kedalam cuvet yang berisi sampel air dan



aduk menggunakan batang pengaduk hingga tablet larut
Kemudian, masukkan tablet no 2 dan aduk menggunakan batang









pengaduk hingga tablet larut
Lalu diamkan sampel selama 2 menit sampai warna sampel berubah
Atur tombol no. 15 pada pengaturan water test kitt
Lalu masukan cuvet yang berisi sampel murni kedalam water test kitt
Lalu tutup rapat cuvet menggunakan tutup water test kitt
Lalu tunggu sampai sampel terbaca oleh alat
Kemudian catat hasilnya
Setelah itu masukan lagi cuvet berisi sampel yang telah di campurkan
tablet ke dalam water test kitt





Lalu tutup rapat cuvet menggunakan tutup water test kitt
Kemudian tunggu sampai sampel terbaca oleh alat
Kemudian catat hasilnya
Sampel
Kesadahan

0
130

mg/l

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

1.
2.
3.
4.

ANALISIS

HASIL

PH

SUHU

STANDAR

Besi (Fe)
Mangan (Mn)
Alumunium (Al)
Kesadahan

0,049 mg/l
0,001 mg/l
0,000 mg/l
130 mg/l

9
9
9
9

29oc
29oc
29oc
29oc

PERMENKES
Maks 0,3 mg/l
Maks 0,1 mg/l
Maks 0,2 mg/l
Maks 500 mg/l

4.2 Pembahasan
Dari pratikum pemeriksaan parameter Fe sampel air sumur gali didapatkan
hasilnya yaitu 0,047 mg/l. Dan standar Fe permenkes no 416 tahun 1990 = maks
0,3 mg/l , Jadi sampel yang diperiksa adalah air yang memenuhi standar sesuai
dengan syarat-syarat atau ketentuan dari permenkes
Dari pratikum pemeriksaan parameter Mn sampel air sumur gali didapatkan
hasilnya yaitu 0,2 mg/l. Dan standar Mn permenkes no 416 tahun 1990 = maks
0,5 mg/l. Jadi sampel yang diperiksa adalah air yang memenuhi standar sesuai
dengan syarat-syarat atau ketentuan dari permenkes
Dari pratikum pemeriksaan parameter Aluminium (Al) sampel air sumur
gali didapatkan hasilnya yaitu 0,000 mg/L. Dan standar Al permenkes no 416
tahun 1990 = maks 0,2 mg/L, Jadi sampel yang diperiksa adalah air yang
memenuhi standar sesuai dengan syarat-syarat atau ketentuan dari permenkes.
Dari pratikum pemeriksaan parameter kesadahan sampel air sumur gali
didapatkan hasilnya yaitu 130 mg/L. Dan standar kesadahan permenkes no 416
tahun 1990 = maks 500 mg/L, Jadi sampel yang diperiksa adalah air yang
memenuhi standar sesuai dengan syarat-syarat atau ketentuan dari permenkes.
Titik kurva kalibrasi pemeriksaan besi (Fe) yang paling mendekati pada
garis yaitu pada kosentarasi 0,3 mg/l dan 0,7 mg/l sehingga didapatkan hasil
kosentrasi sampel yaitu 0,47 mg/l

Titik kurva kalibrasi pemeriksaan mangan (Mn ) yang paling mendekati
pada garis yaitu pada kosentarasi 0,1 mg/l dan 0,3 mg/l sehingga didapatkan hasil
kosentrasi sampel yaitu 0,2 mg/l

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada pengukuran pH sampel air sumur gali menggunakan pH
universal dengan mencelupkan kertas pH universal kedalam sampel
air sumur gali dan pH yang didapat yaitu 8
Pada pengukuran suhu sampel air sumur gali menggunakan thermometer
dengan mencelupkan thermometer kedalam sampel air selama 1-2 menit dan
suhu yang didapatkan yaitu 290C
Pada pengukuran Fe sampel air dibuat larutan blanko, standar
dan sampel sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan, kemudian
masukkan larutan tersebut kedalam cuvet lalu ukur dengan
spektrofotometer panjang gelombang 510 nm untuk mengetahui
konsentrasi kandungan besi (Fe)
Pada pengukuran Fe dan Mn sampel air dibuat larutan blanko,
standar dan sampel sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan,
kemudian masukkan larutan tersebut kedalam cuvet lalu ukur dengan
spektrofotometer panjang gelombang 510 nm untuk Fe dan 525 nm
untuk Mn
Dari pratikum pemeriksaan parameter Fe sampel air sumur
gali didapatkan hasilnya yaitu 0,047 mg/l. Dan standar Fe permenkes
no 416 tahun 1990 = maks 0,3 mg/l , Jadi sampel yang diperiksa
adalah air yang memenuhi standar sesuai dengan syarat-syarat atau
ketentuan dari permenkes
Dari pratikum pemeriksaan parameter Mn sampel air sumur
gali didapatkan hasilnya yaitu 0,2 mg/l. Dan standar Mn permenkes
no 416 tahun 1990 = maks 0,5 mg/l. Jadi sampel yang diperiksa
adalah air yang memenuhi standar sesuai dengan syarat-syarat atau
ketentuan dari permenkes
Dari pratikum pemeriksaan parameter Aluminium (Al) sampel
air sumur gali didapatkan hasilnya yaitu 0,000 mg/L. Dan standar Al
permenkes no 416 tahun 1990 = maks 0,2 mg/L, Jadi sampel yang

diperiksa adalah air yang memenuhi standar sesuai dengan syaratsyarat atau ketentuan dari permenkes.
Dari pratikum pemeriksaan parameter kesadahan sampel air
sumur gali didapatkan hasilnya yaitu 130 mg/L. Dan standar
kesadahan permenkes no 416 tahun 1990 = maks 500 mg/L, Jadi
sampel yang diperiksa adalah air yang memenuhi standar sesuai
dengan syarat-syarat atau ketentuan dari permenkes.
5.2 Saran
Dengan mengetahui kualitas air bersih secara fisik seperti
warna ,bau dan rasa, diharapkan kepada masyarakat agar dapat
memilah mana air yang bersih dan mana yang tidak. Dengan
mengetahui perbedaan air bersih dan tidak, diharapkan dapat
meminimalisir terjangkitnya penyakit dalam lingkungan masyarakat
seperti penyakit diare dan kolera

DAFTAR PUSTAKA

Dirjen

POM,
Kesehatan

1979, Farmakope

Indonesia,

Edisi

Ketiga,

Departemen

Republik Indonesia, Jakarta.

Gandjar, I. G. dan Abdul R., 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta. (Hal.298)
Kasam, Andik Y., dan Titin S., 2005, Penurunan COD (Chemical Oxygen Demand)
Dalam Limbah Cair Laboratorium Menggunakan Filter Karbon Aktif Arang
Tempurung Kelapa, Jurnal Logika, Vol. 2, No. 2, ISSN : 1410 – 2315, Jakarta.
Triyati, E., 1985, Spektrofotometri Ultra-Violet Dan Sinar Tampak Serta Aplikasinya
Dalam Oseanologi, Jurnal Oseana, Vol. X, No. 1, ISSN : 0216 – 1877, Jakarta.
http://dedepurnama.blogspot.com/2009/07/logam-berat.html/diunduh 3 februari 2016.
http://www.anneahira.com/sifat-sifat-kimia.htm/diunduh 3 februari 2016.
http://www.anneahira.com/keracunan-logam-berat.htm/diunduh 3 februari 2016.
http://id.wikipedia.org/wiki/Besi/diunduh 3 februari 2016
.