T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Perilaku Bullying terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas XI SMA Kristen 1 Salatiga Tahun Ajaran 20162017 T1 Full text

PENGARUH PERILAKU BULLYING TERHADAP MOTIVASI
BELAJAR SISWA KELAS XI SMA KRISTEN 1 SALATIGA TAHUN
AJARAN 2016/2017

ARTIKEL TUGAS AKHIR

Oleh
Apfia Mustikaningrum
132013061

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2017

PENGARUH PERILAKU BULLYING TERHADAP MOTIVASI
BELAJAR SISWA KELAS XI SMA KRISTEN 1 SALATIGA
TAHUN AJARAN 2016/2017
Oleh : Apfia Mustikaningrum
(Program Studi Bimbingan dan Konseling-FKIP-UKSW)

Pembimbing :
Drs. Umbu Tagela, M.Si dan Setyorini, M.Pd
(Program Studi Bimbingan dan Konseling-FKIP-UKSW)

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara perilaku
bullying terhadap motivasi belajar siswa kelas XI SMA Kristen 1 Salatiga tahun ajaran
2016/2017. Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian inferensial dengan
menggunakan teknik Analisis Regresi Linier Sederhana (Sugiyono, 2010). Subyek yang
digunakan dalam penelitian ini sebanyak 114 siswa kelas XI SMA Kristen 1 Salatiga.
Penelitian ini menggunakan bantuan spss 16.00. Berdasarkan hasil regresi linear sederhana
dapat diketahui bahwa nilai dari Adjusted R squarenya adalah 0,014 yang berarti 0,14%, jadi
dapat dilihat bahwa perilaku bullying hanya memberikan sumbangan sebesar 0,14% untuk
motivasi belajar siswa dan untuk 99,86% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
dijelaskan dalam penelitian ini. Sedangkan untuk hasil Anovanya diketahui bahwa F hitung =
2.61 dan F tabel = 3.94. Oleh karena nilai F hitung lebih kecil dibandingkan dengan F tabel
(2.610.05)jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terdapatpengaruh maka dapat dikatakan juga
bahwa perilaku bullying tidak berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi belajar.
Kata kunci : Perilaku bullying, Motivasi Belajar


tercantum pada UU No. 20 Tahun 2003

PENDAHULUAN
Setiap manusia pasti membutuhkan
pendidikan
Pendidikan
terencana

dalam
adalah
untuk

kehidupannya.
usaha

sadar

mewujudkan

dan


suasana

belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara, hal ini

tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Dalam UU No. 20 Tahun 2003
tentang

Sistem

Pendidikan

Pendidikan


memiliki

3

Nasional,

jalur

dalam

pendidikan yaitu jalur pendidikan formal,
nonformal, dan informal. Untuk mencapai
tujuan

pendidikan

yang

dinginkan,


seseorang juga membutukan motivasi
yang ada dalam dirinya maupun luar.
Motivasi yang ada sangat pengaruh kuat
bagi

dalam

berfungsi

diri.

sebagai

Motivasi
motor

belajar

penggerak


Olweus

(Krahe,

2005)

aktivitas. Apabila motornya tidak ada,

bullying.

maka aktivitas tidak akan terjadi, bila

mendefinisikan

motorya lemah, aktivitas yang terjadi pun

“Tindakan negatif dalam waktu yang

lemah pula. Motivasi belajar berkaitan erat


cukup

dengan tujuan yang hendak dicapai oleh

dilakukan oleh satu orang atau lebih

individu yang sedang belajar itu sendiri.

terhadap orang lain, sehingga korbannya

Bila

terus menerus berada dalam keadaan

seseorang

yang

sedang


belajar

menyadari bahwa tujuan yang hendak

sebagai

bullying

panjang

dan

berulang

yang

cemas dan terintimidasi”.
Perilaku


dicapai berguna atau bermanfaat baginya,

dapat

bullying

maka motivasi belajar akan muncul dengan

menghancurkan semangat dan motivasi

kuat (Sri Anitah W, dkk: 19).

siswa dan terutama menciptakan situasi

Motivasi belajar siswa di sekolah

yang tidak nyaman untuk belajar. Motivasi

dipengaruhi beberapa faktor antara lain


belajar siswa yang menjadi lemah dan

faktor internal yang berasal dari dalam diri

lemahnya motivasi atau tiadanya motivasi

individu

yang

belajar tersebut akan melemahkan kegiatan,

bersumber dari luar diri individu. Faktor

sehingga mutu prestasi belajar akan rendah,

internal sendiri mencakup kemampuan atau

menurut


keterampilan, tingkat pendidikan, sikap dan

(Dimyati dan Mudjiono, 2006).

dan

faktor

eksternal

pendapat

Biggs

dan

Tefler

sistem nilai yang dianut, pengalaman masa

Hasil wawancara dengan guru BK

lampau, aspirasi atau harapan masa depan,

SMA Kristen 1 Salatiga menjelaskan

latar belakang sosial budaya, maupun

bahwa ada beberapa perilaku bullying

persepsi

faktor

yang terjadi di sekolah tersebut. Bentuk

eksternal meliputi tuntutan kepentingan

tindakan bullying siswa seperti sering

keluarga,

mengolok-olok teman hingga sakit hati,

individu.

Sedangkan

kehidupan

kelompok,

kebijaksanaan

yang

berkaitan

dengan

pekerjaannya

sebagai

siswa,

maupun

lingkungan sosial (Hutagalung, 2005).
Lingkungan

sosial

dapat

berpengaruh besar terhadap motivasi belajar
siswa. Lingkungan sosial yang buruk
berpengaruh juga terhadap hubungan sosial

sering mengucilkan temannya, sering
melakukan pemalakan/merampas uang
saku milik temannya, dan membuat
seseorang malu. Hal ini terjadi karena
banyak anak yang mudah terpengaruh
dengan

lingkungannya,

dampak

dari

yang buruk, seperti kakak kelas yang

perilaku bullying tersebut motivasi dalam

merasa dirinya lebih senior daripada adik

belajar mereka menurun karena merasa

tingkatnya. Hubungan sosial yang buruk

tidak nyaman ketika berada di Sekolah

seperti

sehingga menyebabkan ada beberapa

itu

termasuk

dalam

perilaku

siswa yang ingin pindah kelas yang baru

masa depan, penghargaan dalam belajar

supaya tidak terjadi kasus bullying lagi.

kegiatan yang menarik dalam belajar,

Berdasarkan

uraian

diatas,

serta adanya lingkungan belajar yang

menurunnya motivasi belajar peserta didik

kondusif, yang dilakukan melalui proses

dipengaruhi oleh bullying yang berdampak

belajar.

pada mutu prestasi belajar yang rendah atau

2.

Jenis-jenis Motivasi Belajar

merosot. Dari latar belakang yang telah

Terdapat dua aspek dalam teori

penulis uraikan, penulis tertarik untuk

motivasi belajar yang dikemukakan oleh

melakukan penelitian skripsi dengan judul

Sardiman (2008), yaitu:

“Pengaruh

Perilaku

Bullying

Terhadap

Motivasi Belajar Siswa XI SMA Kristen 1

a.

Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017”.
LANDASAN TEORI

A. Motivasi Belajar
1.

Pengertian Motivasi Belajar
Sardiman (2008) motivasi belajar
adalah proses yang memberi semangat
belajar, arah, dan kegigihan perilaku.
Artinya, perilaku yang termotivasi adalah
perilaku yang penuh energi, terarah dan
bertahan lama.

Sedangkan menurut

menurut Winkel, (2004) mendefinisikan
bahwa

motivasi

belajar

adalah

keseluruhan daya penggerak di dalam diri
siswa yang menimbulkan kegiatan serta
memberi arah pada kegiatan belajar.
Merujuk

dari

dua

pendapat

mengenai definisi motivasi belajar maka
dapat dinyatakan bahwa motivasi belajar
adalah dorongan internal dan eksternal

b.

Motivasi ekstrinsik, yaitu melakukan
sesuatu untuk mendapatkan sesuatu
yang lain (cara untuk mencapai
tujuan). Motivasi ekstrinsik sering
dipengaruhi oleh insentif eksternal
seperti imbalan dan hukuman.
Misalnya, murid belajar keras dalam
menghadapi ujian untuk mendapatkan
nilai yang baik. Terdapat dua
kegunaan dari hadiah, yaitu sebagai
insentif agar mau mengerjakan tugas,
dimana tujuannya adalah mengontrol
perilaku siswa, dan mengandung
informasi
tentang
penguasaan
keahlian.
Motivasi instrinsik, yaitu motivasi
internal untuk melakukan sesuatu
demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu
sendiri). Misalnya, murid belajar
menghadapi ujian karena dia senang
pada mata Ajaran yang diujikan itu.
Murid termotivasi untuk belajar saat
mereka diberi pilihan, senang
menghadapi tantangan yang sesuai
dengan kemampuan mereka, dan
mendapat imbalan yang mengandung
nilai informasional tetapi bukan
dipakai untuk kontrol, misalnya guru
memberikan pujian kepada siswa.
Jadi

aspek-aspek

yang

bisa

pada siswa untuk merubah perilaku yang

digunakan

didorong

untuk

belajar siswa ada dua yaitu aspek motivasi

berhasil, adanya kebutuhan dalam belajar,

belajar ekstrinsik dan motivasi belajar

adanya kebutuhan dalam belajar, cita-cita

instrinsik.

adanya

keinginan

untuk

mengukur

motivasi

B. Perilaku Bulllying
1.

2.

Berdasarkan bentuknya menurut

Pengertian Perilaku Bullying
Olweus
mendefinisikan

(Krahe,

2005)

Olweus (2003)bullying dibagi ke dalam

“Bullying

sebagai

tiga kategori, yaitu bullying secara verbal,

perilaku negatif dalam waktu yang cukup
panjang dan berulang yang dilakukan oleh
satu orang atau lebih terhadap orang lain,
sehingga korbannya terus menerus berada
dalam keadaan cemas dan terintimidasi”.
Bullying adalah sebuah situasi di

mana terjadinya penyalahgunaan kekuatan
atau kekuasaan yang dilakukan oleh
seorang/sekelompok orang. Pihak yang
kuat di sini tidak hanya berarti kuat dalam
ukuran fisik, tetapi bisa juga kuat secara
mental. Korban bullying
membela

atau

Bentuk-bentuk Perilaku Bullying

tidak mampu

mempertahankan

diri

karena lemah secara fisik dan atau
mental(Sejiwa, 2008).
Dari dua pendapat para ahli di
atas, maka penulis dapat menyatakan
bahwa bullying adalah perilaku di mana
terjadi ketidakseimbangan kekuatan di
antara pelaku bullying dan korbannya,
sehingga dapat dikatakan bahwa bully
selalu lebih kuat daripada korbannya.
Bullying

dapat

langsung

maupun

berbentuk

perilaku

fisik dan relasional atau mental.
1. Verbal
Bentuk bullying ini berhubungan dengan
verbal atau kata-kata. Perilaku yang
termasuk di dalamnya adalah memaki,
menghina,
mengejek,
memfitnah,
memberi
julukan
yang
tidak
menyenangkan, mempermalukan di depan
umum,
menuduh,
menyoraki,
menyebarkan gosip yang negatif dan
membentak.
2. Fisik
Bentuk bullying ini yang paling terlihat
karena bersifat langsung dan terdapat
kontak fisik antara korban dan pelaku.
Contoh perilakunya seperti memukul,
meludahi,
menampar,
mendorong,
menjambak,
menjewer,
menimpuk,
menendang, dan berbagai ancam kontak
fisik lainnya.
3. Relasional atau Mental
Bentuk bullying ini berhubungan dengan
semua perilaku yang bersifat merusak
hubungan dengan orang lain. Perilaku
yang
termasuk
dengan
sengaja
mendiamkan seseorang, mengucilkan
seseorang,
penolakan
kelompok,
pemberian
gesture
yang
tidak
menyenangkan seperti memandang sinis,
merendahkan dan penuh ancaman.
Berdasarkan
bullying

beberapa

tersebut

kategori

penulis

dapat

langsung.

menyatakan bahwa bullying dapat terjadi

Bullying langsung mencakup pelecehan

melalui verbal atau dengan menggunakan

fisik, bullying tidak langsung membuat

kata-kata, fisik atau perilaku secara

korbannya merasa terasing dan terkucil

langsung

secara sosial.

relasional/mental yang dapat merusak

tidak

menyentuh

korban,

hubungan dengan orang lain.

dan

3.

sebagai bahan becandaan, sedangkan yang

Faktor-Faktor Penyebab Bullying
Banyak ditemukan faktor-faktor

1.
2.
3.
4.
5.

menjadi

korbannya

merasa

tertekan.

yang menyebabkan pelaku melakukan

Perilaku bullying mempunyai dampak

perilaku Bullying .Olweus (dalam Rudi,

yang negatif terhadap korbannya salah

2010) menyebutkan terdapat faktor-faktor

satunya adalah motivasi belajar korban

yang membuat seseorang menjadi pelaku

bullying akan menurun karena yang

dalam perilaku Bullying diantaranya:

menjadi korban bullying akan merasa

Pelaku pernah menjadi korban Bullying
Balas dendam
Menunjukan eksistensi diri
Ingin mendapatkan pengakuan
Menutupi kekurangan yang dimilikinya

tidak nyaman ketika berada disekolah

Berdasarkan

maupun

dirumah.

Sardiman

(2008)

motivasi belajar adalah proses yang
memberi semangat belajar, arah, dan

faktor-faktor

kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang

penyebab bullying tersebut penulis dapat

termotivasi adalah perilaku yang penuh

menyatakan

energi,

bahwa

seseorang

menjadi pelaku bullying
pelaku

pernah

menjadi

dalam

dikarenakan
korban

dari

sehingga dia merasa harus

bullying

melakukan hal yang sama kepada orang
lain

untuk

kekurangannya

menutupi
sebagai

wujud

dan

bertahan

lama.

Berdasarkan teori Sadirman jelas bahwa
ketika ada masalah di dalam sekolah
seseorang

tidak

akan

mempunyai

semangat dalam belajar.

segala
balas

terarah

Berdasarkan

apa

yang

telah

diungkapkan di atas penulis menyatakan

dendam dan mendapatkan pengakuan dari

bahwa

orang lain bahwa sebenarnya dia lebih

pengaruh yang terhadap motivasi belajar.

hebat.

Jadi semakin tinggi perilaku bullying yang

C. Pengaruh Perilaku Bullying terhadap

perilaku

diterimanya
motivasi

Motivasi Belajar Siswa
Seseorang yang sering melakukan

bullying

maka

semakin

belajarnya,

sebaliknya

semakin

mempunyai

begitu
rendah

rendah
pula
perilaku

perilaku bullying sebagian besar adalah

bullying semakin tinggi motivasi belajar

seseorang yang pernah menjadi korban

siswa.

bullying, kebanyakan pelaku bullying

tidak sadar bahwa sedang melakukan hal
yang berdampak negatif pada korbannya.
Disekolah

khususunya,

banyak

yang

beranggapan bahwa perilaku bullying
adalah hal yang sepele dan dianggap

METODE PENELITIAN
Subyek Penelitian ini adalah siswa
kelas XI SMA Kristen 1 Salatiga tahun
ajaran

2016/2017.

Populasi

dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas

XI yang berjumlah 172 siswa, dan

4%, kategori tinggi sebesar 14%, kategori

sampelnya berjumlah 114 siswa.Teknik

sedang sebesar 50%, kategori rendah

Pengumpulan data yang digunakan dalam

sebesar 25%, dan kategori sangat rendah

penelitian

dengan

sebesar 7%. Dari hasil tersebut terlihat

menggunakan kuisioner perilaku bullying

bahwa perilaku bullying siswa kelas XI

dan skala sikap motivasi belajar.

SMA Kristen 1 Salatiga sebagian besar

ini

adalah

Untuk Teknik analisa data yang
terkumpul

dalam

penelitian

ini

menggunakan teknik Analisis Regresi

berkategori sedang dengan jumlah siswa
58 orang.
3. Analisis Regresi

Linear Sederhana (Sugiyono, 2012) dam

1) Hasil Regresi Linear

dianalisa menggunakan metode statistik

Berdasarkan

hasil

Model

regresi

linear

memakai teknik analisis regresi linier

Summary

sederhana dengan bantuan SPSS 16.00

sederhana,dapat diketahui bahwa nilai

yaitu untuk melihat pengaruh perilaku

dari Adjusted R squarenya adalah 0,014

bullying terhadap motivasi belajar siswa

yang

kelas XI SMA Kristen 1 Salatiga tahun

disimpulkan bahwa variabel perilaku

Ajaran 2016/2017.

bullying

HASIL

PENELITIAN

DAN

dalam

berarti

0,14%.

memberikan

Jadi

dapat

sumbangan

ke

variabel motivasi belajar hanya sebesar
0,14% dan untuk 99,86% dipengaruhi

PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian

oleh faktor lain yang tidak dijelaskan

1. Analisis deskriptif Motivasi Belajar

dalam penelitian ini. Sedangkan untuk

Berdasarkan data yang sudah ada,motivasi

hasil Anovanya dapat diketahui bahwa

belajar ekstrinsik siswa kelas XI SMA

hasil nilai F hitung = 2.611 dengan tingkat

Kristen 1 Salatiga sebesar 41.23% dan

probabilitas signifikan 0.109, dengan

siswa yang memiliki motivasi belajar

derajat kebebasan (dk) pembilang (m) = 1

instrinsik sebesar 58.77%, sehingga ada

dan derajat kebebasan (dk) penyebut (n-

67 siswa yang termasuk dalam motivasi

m-1) = 112. Sehingga untuk nilai F

belajar instrinsik dan ada 33 siswa yang

tabelnya dapat diperoleh hasil 3.94,

termasuk

sedangkan nilai F hitungnya = 2.611, oleh

dalam

motivasi

belajar

ekstrinsik.
2. Analisis deskriptif Perilaku Bullying

karena

nilai

F

hitung

lebih

kecil

dibandingkan dengan F tabel (2.610.05) maka dapat

Masalah yang ingin diungkap

dikatakan juga bahwa perilaku bullying

dalam penelitian ini adalah apakah ada

tidak

signifikan

tidaknya

pengaruh

terhadap motivasi belajar. Sedangkan

perilaku

bullying

untuk

belajar siswa di SMA Kristen 1 Salatiga

berpengaruh

secara

coefficientnya,

diketahui bahwa

nilai

dapat
signifikansi

signifikansi
terhadap

dari

motivasi

Tahun Ajaran 2016/2017.

perilaku bullying sebesar 0,109, yang

Berdasarkan data yang diperoleh

artinya bahwa nilai signifikansi lebih

dari hasil penelitian kemudian diolah

besar dari taraf signifikansi sebesar 0,05

dengan menggunakan program SPSS,

(0,109>0,05). Dengan demikian, hipotesis

dapat dijadikan dasar untuk menjawab

penelitian

hipotesis

terdapat

yang

menyatakan

pengaruh

perilaku

bahwa

yang diajukan

yaitu

“Ada

bullying

pengaruh yang signifikan antara perilaku

belajar adalah

bullying terhadap motivasi belajar siswa

tidak dapat diterima. Artinya, tidak ada

kelas XI SMA Kristen 1 Salatiga Tahun

pengaruh yang signifikan antara perilaku

Ajaran 2016/2017”.

terhadap motivasi

bullying terhadap motivasi belajar.

Hasil

hipotesis

memperoleh nilai F perilaku bullying

B. Pembahasan
Perilaku Bullying adalah perilaku
dimana

pengujian

terjadi

terhadap motivasi belajar sebesar 2.611

ketidakseimbangan

dengan signifikansi = 0.109 ditolak

kekuasaan baik dari fisik maupun mental

karena F hitung lebih kecil dari F tabel

antara pelaku bullying dan korban dan

(2.61

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Pengangguran, Kemiskinan dan Fasilitas Kesehatan terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia di Kabupaten Jember Tahun 2004-2013

21 388 5

PENGALAMAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA DENGAN GANGGUAN JIWA (SKIZOFRENIA) Di Wilayah Puskesmas Kedung Kandang Malang Tahun 2015

28 256 11

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Improving the Eighth Year Students' Tense Achievement and Active Participation by Giving Positive Reinforcement at SMPN 1 Silo in the 2013/2014 Academic Year

7 202 3