Studi Karakteristik Fisik Muara Sungai Batang Natal Kabupaten Mandailing Natal

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

LATAR BELAKANG
Indonesia adalah negara maritim yang wilayahnya terbentang dari
Sabang hingga Merauke di mana dua per tiga bagiannya adalah laut dan memiliki
garis pantai sepanjang sekitar 80 ribu Kilometer, berada pada posisi 7°20ˈ LU 14° LS dan 92° BT - 141° BT.
Muara merupakan bagian pantai tempat bertemunya satu atau lebih
sungai yang mengalir ke daerah itu dengan aliran yang bebas menuju ke laut
lepas. Muara membentuk zona transisi antara lingkungan sungai dengan
lingkungan laut yang mendapat pengaruh dari laut seperti pasang surut,
gelombang serta pengaruh dari sungai seperti arus sungai dan transpor sedimen.
Hal ini menyebabkan muara bergantung pada kondisi air laut dan air tawar.
Muara mempunyai nilai ekonomis yang penting, karena dapat berfungsi
sebagai alur penghubung antara laut dan daerah yang cukup dalam di daratan.
Pengaruh pasang surut yang masuk ke estuari dapat menyebabkan kenaikan muka
air, baik pada waktu air pasang maupun air surut. Selama periode pasang air dari
laut dan dari sungai masuk ke estuari dan terakumulasi dalam jumlah sangat
besar, dan pada periode surut volume air tersebut akan kembali ke laut, sehingga

karena besarnya volume air yang dialirkan ke laut maka kedalaman aliran akan
cukup besar. Selain itu kecepatan arus juga besar yang dapat mengerosi dasar
muara sehingga dapat mempertahankan kedalaman aliran. Kondisi ini
memungkinkan digunakannya muara sebagai alur pelayaran menuju ke daerah

Universitas Sumatera Utara

pedalaman. Dengan demikian keberadaan estuari akan mempercepat
perkembangan daerah yang ada di sekitarnya, karena memungkinkan dibukanya
pelabuhan-pelabuhan di daerah tersebut.
Lokasi studi tugas akhir ini adalah muara Sungai Batang Natal yang
berada di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara. Lokasi Muara Batang
Natal berada kurang lebih 100 km sebelah selatan dari Kota Panyabungan.
Kabupaten Mandailing Natal, atau dikenal dengan sebutan Madina secara
geografis terletak antara 00.10’-10 0 50’ Lintang Utara dan 98 0 50’ – 100 0 10’
Bujur Timur. Daerah Kabupaten Mandailing Natal secara geografis terletak
paling selatan dari propinsi Sumatera Utara dengan batas-batas :

 Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Padang Lawas
 Sebelah selatan berbatasan dengan Propinsi Sumatera Barat

 Sebelah timur berbatasan dengan Propinsi Riau
 Sebelah barat berbatasan dengan Samudera Indonesia
Kabupaten Mandailing Natal mempunyai luas daerah sebesar 662.070 Ha
atau 9,24 % dari wilayah propinsi Sumatera Utara. Keberadaan Madina yang
berbatasan dengan Samudera Hindia memberikan keberuntungan tersendiri.
Dengan pantai sepanjang 170 kilometer dan sungai besar kecil yang bermuara di
Samudera Hindia, Madina memiliki potensi besar yang belum digarap serius.
Pengetahuan mengenai karakteristik fisik suatu kawasan muara sangat
berguna untuk beberapa keperluan antara lain seperti masalah navigasi, hidrografi
sampai ke perencanaan bangunan pantai. Oleh karena itu maka dilakukan
pemodelan terhadap kawasan muara tersebut sehingga dapat dijadikan referensi
terhadap kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan pada kawasan muara tersebut ke

Universitas Sumatera Utara

depannya. Pada penulisan tugas akhir ini penulis membuat pemodelan dengan
menggunakan program Microsoft Excel. Dengan program Microsoft Excel
tersebut diharapkan dapat memberikan hasil pemodelan muara yang baik.

1.2.


PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah tersebut diatas, dapat
dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana karakteristik fisik yang ada pada muara sungai Batang
Natal?
2. Bagaimana perbandingan karakteristik muara sungai Batang Natal

antara kondisi di lapangan terhadap pemodelan?
1.3.

MASALAH dan PEMBATASANNYA
Dalam penulisan Tugas Akhir ini, permasalahan yang akan dibahas
dibatasi ruang lingkupnya agar tidak terlalu luas, permasalahan yang akan
dibahas hanya sebatas karakteristik fisik Muara Batang Natal yang akan
dimodelkan dengan bantuan program Microsoft Office Excel, sehingga dapat
diketahui perubahan fisik muara yang terjadi tiap titik lokasi sepanjang muara
sungai, cakupan yang akan dibahas dari karakteristik fisik muara adalah :


1. Pemodelan bathimetry
2. Pemodelan pasang surut
3. Pemodelan arus
4. Pemodelan salinitas

1.4.

MAKSUD dan TUJUAN
Adapun maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah :

Universitas Sumatera Utara

1.

Untuk mengetahui perbandingan karakteristik fisik dari
Muara Batang Natal dengan pemodelan bathimetri, pasang
surut,dan arus pada muara tersebut terhadap kondisi
eksisting, sehingga nantinya dapat diketahui perbedaannya
antara kondisi fisik di lapangan terhadap pemodelan
berdasarkan persamaan-persamaan yang digunakan pada

muara Batang Natal.

2.

Memperoleh sifat dan karakteristik muara tersebut, terutama
tipe pasang surut, aliran,dan kadar garam pada muara
tersebut.

1.5.

MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang diharapkan dari penulisan tugas akhir ini adalah :
1.

Dapat mengidentifikasi dan memahami karakteristik fisik dari
Muara Batang Natal.

2.

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi data dasar

ataupun referensi bagi pembangunan di sekitar Muara Sungai
Batang Natal untuk kedepannya.

3.

Mampu mengaplikasikan ilmu baik berupa teori maupun praktik
yang

diperoleh

selama

masa

perkuliahan

dengan

cara


mempraktikkannya langsung di lapangan.

1.6.

SISTEMATIKA PENULISAN
Rancangan sistematika penulisan secara keseluruhan pada penelitian ini
terdiri dari 5 bab, yang mana uraian masing – masing bab adalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

1. Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang pekerjaan, tujuan, data umum dan
lingkup pekerjaan yang dilaksanakan serta sistematika penulisan
laporan penelitian.
2. Bab II Tinjauan Pustaka
Bab ini mencakup segala hal yang dapat dijadikan sebagai dasar
pengambilan tema penelitian, penentuan langkah pelaksanaan dan
metode penganalisaan yang diambil dari beberapa pustaka yang
ada yang memiliki tema sesuai dengan tema penelitian ini. Di
dalam bab II juga dicantumkan beberapa penelitian serupa dengan

penelitian yang telah dilakukan sebelumnya untuk melihat
perbandingan tujuan, metode dan hasil analisis yang ada.

3. Bab III Kondisi Umum Daerah Studi
Bab ini menyajikan gambaran mengenai kondisi lapangan, yang
terdiri atas kondisi topografi dan bathimetri, kondisi geoteknik,
kondisi klimatologi, dan kondisi hidrooseanografi, yang didapat
dari beberapa literatur yang mendukung pelaksanaan pekerjaan ini.
4. Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
Pada bab ini disajikan data hasil survei di lapangan yang telah
dilaksanakan. Hasil analisa ini selanjutnya dibahas secara rinci
untuk memudahkan penarikan kesimpulan hasil penelitian.
5. Bab V Kesimpulan dan Saran

Universitas Sumatera Utara