Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Pustaka
Pengungkapan secara sederhana dapat didefinisikan sebagai penyampaian
informasi (the releas of information). Pengungkapan laporan keuangan
merupakan suatu media pertanggungjawaban perusahaan kepada investor yang
berguna untuk memudahkan pengambilan keputusan alokasi sumber daya ke
usaha-usaha yang paling produktif. Hendrikson dan Brenda, (2002) menyatakan
bahwa pengungkapan dalam pelaporan keuangan dapat didefinisikan sebagai
penyajian informasi yang diperlukan untuk mencapai operasi yang optimum di
pasar modal yang efisien. Hal ini menyiratkan bahwa harus disajikan informasi
yang cukup agar memungkinkan diprediksinya kecenderungan (trend) dividen
masa depan serta variabilitas dan kovariabilitas imbalan masa depan dalam pasar
tersebut. Informasi tersebut merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku
bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau
gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan
datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana efeknya
terhadap pasar modal. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu
sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk

mengambil keputusan investasi.
Menurut Jogiyanto (2000), Informasi yang disajikan sebagai suatu pengumuman
akan memberikan signal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi.

Universitas Sumatera Utara

Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka pasar akan bereaksi
pada waktu pengumuman tersebut sehingga semua pelaku pasar sudah menerima
informasi tersebut dan pelaku pasar terlebih dahulu menginterpretasikan dan
menganalisis informasi dengan signal baik bagi investor, sehinnga terjadi
perubahan dalam volume perdagangan saham.

2.1.1. Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi, yaitu
proses pengkomunikasian laporan. Laporan keuangan adalah mekanisme yang
penting bagi manajer untuk berkomunikasi dengan pihak investor luar, yaitu
investor publik diluar lingkup menejemen serta tidak terlibat dalam pengelolaan
perusahaan. Munawir (2000) mendefenisikan “ laporan keuangan adalah hasil dari
proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara
data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak – pihak yang

berkepentingan dengan dana atau aktivitas perusahaan tersebut. ”
Oleh karena itu laporan keuangan merupakan sarana akuntabilitas
manajemen kepada pemiliknya.sebagaimana diketahui bahwa informasi yang ada
di dalam laporan keuangan tidak hanya digunakan oleh pihak internal perusahaan
saja tetapi juga pihak eksternal perusahaan, seperti para investor dan kreditor. Para
pemakai laporan keuangan atau pihak – pihak yang berkepentingan terhadap
perusahaan

(stakeholder)

ingin

mengetahui

informasi

dan

gambaran


perkembangan keuangan perusahaan, tetapi dilakukan suatu evaluasi terhadap

Universitas Sumatera Utara

laporan keuangan sehingga hasil dari evaluasi tersebut dapat digunakan sebagai
informasi sesuai dengan tujuan dicapai.
Pihak – pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan
Soemarso ( 2004 ) antara lain :
a. Pemilik, dalam hal ini adalah yang memiliki usaha tersebut,
hal ini tercermin dari kepemilikan saham yang dimilikinya.
b. Manajemen,

kepentingan pihak

manajemen

perusahaan

terhadap laporan keuangan perusahaan yang mereka buat juga
memiliki arti tertentu bagi pihak manajemen perusahaan.

Laporan keuangan yang dibuat merupakan cermin kinerja
mereka dalam suatu periode tertentu.
c. Kreditor, pihak penyandang dana bagi perusahaan. Artinya
pihak pemberi dana seperti bank atau lembaga keuangan
lainnya.

Kepentingan pihak kreditor terhadap laporan

keuangan perusahaan adalah dalam hal member pijaman tau
pinjaman yag telah berjalan sebelumya. Bagi pihak kreditor,
prinsip kehati – hatian dalam menyalurkan dana kepada
berbagai perusahaan sangat diperlukan.
d. Pemerintah, juga memiliki nilai penting atas laporan keuangan
yang

dibuat

perusahaan,

bahkan


pemerintah

melalui

departemen keuangan mewajibkan kepada setiap perusahaan
untuk menyusun dan melaporkan keuangan perusahaan secara
periodik.

Universitas Sumatera Utara

e. Masyarakat, laporan keuangan perusahaan mempengaruhi
anggota masyarakat dalam berbagai hal. Misalnya, perusahaan
dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian
nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan
perlindungan pada penanam modal domestik.

Laporan

keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan

informasi

kecenderungan

dan

perkembangan

terakhir

kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.

Setiap perusahaan pada suatu waktu atau periode akan melaporkan semua
kegiatan keuangan dalam bentuk ikhtisar keuangan atau laporan keuangan.
Laporan keuangan tersebut bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai
hasil-hasil yang telah dicapai dalam suatu periode waktu yang telah berlaku serta
berfungsi sebagai alat pertanggungjawaban manajemen baik kepada pemilik
maupun otoritas moneter serta instansi-instansi lainnya yang berkepentinngan. Di
Indonesia hal ini telah didukung oleh suatu ketentuan yang disebut dengan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang merupakan pedoman

penyusunan laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat umum,
sehingga tidak sepenuhnya dapat memenuhi informasi setiap pemakai laporan
keuangan. Setiap perusahaan publik diwajibkan membuat laporan keuangan
sebagai sarana pertanggungjawaban terutama kepada pemegang saham. Laporan
keuangan yang diungkapkan dalam laporan tahunan meliputi neraca, laporan laba
rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas, dan catatan atas laporan

Universitas Sumatera Utara

keuangan. Laporan keuangan ini wajib diaudit oleh auditor independen sebagai
wujud dari transparansi keuangan perusahaan. Laporan tahunan (annual report)
merupakan laporan yang diterbitkan oleh pihak manajemen perusahaan setahun
sekali yang berisi informasi keuangan dan non keuangan perusahaan yang
berguna bagi pihak stakeholders untuk menganalisis kondisi perusahaan pada
periode tersebut.
Laporan non keuangan yang diungkapkan dalam laporan tahunan meliputi
laporan manajemen yang berisi informasi penting mengenai perusahaan seperti
laporan dewan komisaris, laporan direksi, kinerja perusahaan selama satu periode,
profil perusahaan, strategi perusahaan, prospek perusahaan, dan informasi penting
lainnya yang berhubungan dengan perusahaan. Informasi yang dimuat dalam

laporan tahunan ini lebih dikenal dengan istilah pengungkapan laporan tahunan
(annual report disclosure).pengungkapan secara sederhana dapat diartikan
sebagai pengeluaran informasi. Pengungkapan dapat berkaitan dengan laporan
keuangan utama, contohnya metode akuntansi yang diterapkan dalam laporan
keuangan, dan tidak berkaitan dengan laporan keuangan contohnya analisis
manajemen dan ramalan atas operasi perusahaan di tahun mendatang (Sudarmadji,
2007). Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 disebutkan
bahwa manajemen wajib mengungkapkan kebijakan akuntansi yang diterapkan
dalam manajemen laporan keuangannya.

Universitas Sumatera Utara

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 menyatakan:
Laporan keuangan harus menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja
keuangan, perubahan ekuitas dan arus kas perusahaan dengan menerapkan PSAK
secara benar disertai pengungkapan yang diharuskan PSAK dalam Catatan atas
Laporan Keuangan. Informasi lain tetap diungkapkan untuk menghasilkan
penyajian yang wajar walaupun pengungkapan tersebut tidak diharuskan oleh
PSAK (Ikatan Akuntan Indonesia, 2007).


Dalam prakteknya dikenal beberapa macam laporan keuangan seperti:
a. Laporan laba rugi (income statement) merupakan laporan keuangan yang
menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu.
Dalam laporan laba rugi ini tergambar jumlah pendapatan dan sumbersumber pendapatan yang diperoleh.
b. Laporan perubahan modal merupakan laporan yang berisi jumlah dan jenis
modal yang dimiliki pada saat ini. Laporan ini juga menjelaskan
perubahan modal dan sebab-sebab terjadinya perubahan modal di
perusahaan.
c. Neraca

merupakan

laporan

yang

menunjukkan

posisi


keuangan

perusahaan pada tanggal tertentu.
d. Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek
yang berkaitan dengan kegiatan perusahan, baik yang berpengaruh
langsung maupun yang tidak langsung terhadap kas.

Universitas Sumatera Utara

e. Catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang memberikan
informasi apabila ada laporan keuangan yang memerlukan penjelasan
tertentu. Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan :
1. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan
akuntansi yang dipilih
2. Informasi yang diwajibkan dalam PSAK tetapi tidak disajikan di
neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan
ekuitas
3. Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan
tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar misalnya
pengungkapan kontijensi, komitmen dan pengungkapan lainnya.

Para pemakai laporan keuangan membutuhkan keterangan kebijakan
akuntansi pilihan sebagai bagian informasi yang dibutuhkan untuk membuat
penilaian, keputusan keuangan dan keperluan lain. Mereka tidak dapat membuat
penilaian handal jika laporan keuangan tidak mengungkapkan dengan jelas
kebijakan akuntansi pilihan yang penting dalam penyusunan laporan keuangan.
Dalam pengungkapan terdapat data yang kuantitatif dan kriteria data yang
material dan relevan bagi investor dan kreditor, maka harus ditekankan pada
informasi keuangan atau data lain yang dapat dipergunakan dalam pengambilan
keputusan. Tetapi dalam pembuatan perbandingan dari waktu ke waktu dan
diantara perusahaan yang berbeda-beda, para investor tidak dapat berasumsi
bahwa semua data kuantitatif yang dilaporkan memiliki profitabilitas kecermatan
yang sama.

Universitas Sumatera Utara

Selain data kuantitatif yang disajikan dalam laporan keuangan, ada gunanya
menyajikan rincian yang lebih luas mengenai data kualitatif seperti segmen
perusahaan

yang

menyajikan

diversifikasi

produk

atau

geografis

dari

pertumbuhan normal atau merger dalam perkembangan perusahaan. Bagi data
nonkuantitatif yang relevan dan bermanfaat untuk diungkapkan hanya jika
informasi tersebut berguna dalam proses pengambilan keputusan. Dan menambah
nilai informasi secara keseluruhan dan bukan menguranginya dengan adanya
keterangan yang terlalu terinci dan sulit dianalisis.

2.1.2. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan umum laporan keuangan menurut PSAK No. 1 paragraf 12 disebutkan
bahwa ”tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut
posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan
ekonomi”. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan oleh
manajemen (stewardship), atau pertanggung jawaban manajemen atas sumber
daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin menilai apa yang telah
dilakukan oleh manajemen agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi.
Keputusan ini mencakup misalnya keputusan untuk menahan atau menjual
investasi mereka dalam perusahaan, keputusan mengganti manajemen dan
keputusan pemberian kredit.

Universitas Sumatera Utara

Menurut

APB

Statement

No.

4

yang

dikutip

oleh Harahap

(2007)

menggambarkan tujuan laporan keuangan dengan membaginya menjadi dua,
yaitu:
a. Tujuan khusus
Menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha dan perubahan posisi
keuangan secara wajar sesuai prinsip akuntansi berterima umum.
b. Tujuan umum
Memberikan informasi tentang sumber ekonomi, kekayaan, kewajiban,
kekayaan bersih, proyeksi laba, perubahan kekayaan dan kewajiban serta
informasi lainnya yang relevan.
Tujuan laporan keuangan berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan adalah
untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva dan
kewajiban serta modal suatu perusahaan yang dapat digunakan baik oleh pihak
intern maupun ekstern perusahaan.

2.1.3. Pengungkapan (Disclosure) Laporan Keuangan
Kata disclosure memiliki arti tidak menutup atau tidak mengambang, apabila
dikaitkan dengan laporan keuangan, disclosure mengandung arti bahwa laporan
keuangan harus memberikan informasi dan penjelasan yang cukup mengenai hasil
aktivitas suatu usaha bisnis. Informasi tersebut harus lengkap, jelas, dan dapat
menggambarkan
berlangsung.

secara

tepat

kejadian-kejadian

Informasi

yang

diungkapkan

ekonomi

harus

yang

berguna

dan

sedang
tidak

membingungkan pengguna laporan keuangan dalam membantu pengambil

Universitas Sumatera Utara

keputusan ekonomi. Jumlah informasi yang harus diungkapkan tidak hanya
tergantung pada keahlian pengguna laporan keuangan, tetapi juga pada standar
yang dibutuhkan.
Menurut Harahap (2007) ada tiga pengertian disclosure (pengungkapan), yaitu:
a. pengungkapan cukup (adequate disclosure)
Adequate atau sepantasnya, maksudnya mengandung arti disclosure yang
minimal harus ada sehingga laporan tidak menyesatkan.
b. Pebngungkapan wajar (fair disclosure)
Fair atau seperlunya, maksudnya bahwa tujuan-tujuan etis untuk
memberikan perlakuan yang sama bagi semua pembaca potensial.
c. pengungkapan penuh (full disclosure)
Full diartikan bahwa informasi disajikan secara penuh, maksudnya
diwajibkan kepada setiap perusahaan agar laporan keuanagn tahunan harus
disajikan sebagai kumpulan potret dari kejadian ekonomi yang
mempengaruhi perusahaan untuk suatu periode dan berisi cukup informasi
sehingga membuat orang, baik masyarakat umum atau investor paham dan
tidak salah taksir terhadap laporan tersebut. Informasi yang terlalu
melimpah akan menyembunyikan informasi yang penting dan membuat
laporan keuangan sulit diintepretasikan. Di samping itu, tersebarnya
informasi penting dalam hal strategi dan rencana perusahaan dapat
merugikan posisi persaingan perusahaan itu sendiri.
Informasi yang diungkapkan dalam laporan keuangan perusahaan dapat
dikelompokan menjadi dua, yaitu pengungkapan wajib (mandatory disclosure)

Universitas Sumatera Utara

dan pengungkapan sukarela (voluntary disclosure). Pengungkapan wajib
merupakan pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh standar akuntansi
yang berlaku, sedangkan pengungkapan sukarela adalah pengung`kapan informasi
yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh peraturan
yang berlaku. Pada umumnya perusahaan akan selalu mempertimbangkan biaya
dan manfaat yang diperolehnya dengan melakukan disclosure informasi terutama
voluntary disclosure. Menurut {Suripto dalam Sudarmadji, (2007)}, biaya
pengungkapan yang harus dipertimbangkan adalah biaya pengungkapan langsung
dan tidak langsung adalah sebagai berikut ini:
1. Biaya langsung meliputi biaya pengumpulan data, biaya pemrosesan
informasi, biaya pengauditan, dan biaya penyebaran informasi.
2. Biaya tidak langsung meliputi biaya litigasi atau biaya hukum, biaya
kerugian persaingan, dan biaya politik. Biaya litigasi timbul akibat
pengungkapan informasi yang tidak memadai atau informasi yang
menyesatkan. Biaya kerugian persaingan terjadi apabila informasi yang
diungkapkan melemahkan daya saing perusahaan karena informasi
tersebut digunakan oleh pesaing untuk memperkuat daya saing mereka.
Biaya politik terjadi ketika praktik pengungkapan perusahaan memicu
regulasi pemerintah.
Lebih lanjut, Sudarmadji (2007:56) menyatakan bahwa selain biaya-biaya, ada
beberapa alasan yang melandasi perusahaan enggan menambah disclosure
informasi keuangan yaitu:

Universitas Sumatera Utara

1. Disclosure akan membantu para pesaing dan merugikan pemegang saham.
2. Disclosure yang lengkap akan memberikan keuntungan kepada serikat
pekerja dalam hal tawar-menawar upah.
3. Adanya keraguan terhadap kemampuan investor dalam memahami
kebijakan dan prosedur akuntansi sehingga full disclosure akan
menyesatkan mereka.
4. Tersedianya sumber-sumber informasi lain selain laporan keuangan yang
tersedia dengan biaya yang lebih murah.
5. Kurangnya pengetahuan terhadap kebutuhan investor juga merupakan
alasan bagi disclosure yang terbatas.
Pengungkapan laporan keuangan bermanfaat bagi perusahaan dalam hal
memperoleh biaya modal yang lebih rendah. Pengungkapan memberikan jaminan
bahwa laporan keuangan menjadi lebih lengkap dan akurat sehingga resiko
kesalahan pengambilan keputusan yang didasarkan pada laporan keuangan
tersebut menjadi berkurang, dengan harga yang tinggi dan inilah yang
mengakibatkan biaya modal perusahaan menjadi rendah. Investor juga memiliki
kepentingan dalam pengungkapan laporan keuangan yaitu berkurangnya resiko
informasi yang juga akan mengurangi resiko kesalahan pengambilan keputusan
investasi. Investor akan jauh lebih percaya kepada perusahaan yang akan
memberikan pengugkapan secara lebih menarik bagi banyak investor dan hal ini
akan menyebabkan naiknya harga saham. Kenaikan saham ini pada akhirnya akan
memberikan keuntungan kepada investor.

Universitas Sumatera Utara

Menurut Hendriksen (2002), “pengungkapan laporan keuangan dapat
dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu pengungkapan wajib (Mandatory
Disclosure) dan pengungkapan sukarela (Voluntary Disclosure)”. Pengungkapan
wajib merupakan pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh standar
akuntansi yang berlaku. Pengungkapan sukarela adalah pengungkapan yang
dilakukan oleh manajemen perusahaan melebihi pengungkapan wajib yang
diharuskan oleh standar akuntansi yang berlaku. Setiap perusahaan publik
diwajibkan melakukan pengungkapan mengenai informasi yang berhubungan
dengan kondisi internal perusahaan seperti kondisi manajemen, kinerja
perusahaan dan sebagainya. Di Indonesia yang menjadi otoritas pengungkapan
wajib adalah Bapepam-LK. Melalui Surat Edaran Ketua Bapepam-LK No. SE02/PM/2002 tanggal 27 Desember tahun 2002 tentang Pedoman Penyajian
Laporan Keuangan menyebutkan setiap perusahaan publik disyaratkan melakukan
pengungkapan atas laporan keuangan perusahaan sebanyak 68 item.
Namun ada juga perusahaan yang tidak mengungkapkan secara lebih luas
laporan keuangannya karena menganggap pengungkapan lengkap hanya akan
menyesatkan dan berakibat pada kegagalan pasar. Pengungkapan akan membantu
pesaing dengan merugikan pemegang saham. Selain itu, pengungkapan yang luas
akan menimbulkan lebih banyak biaya dibandingkan dengan manfaat yang
diterima oleh perusahaan. Oleh karena itu, hanya sebagian perusahaan yang
melakukan pengungkapan sukarela.

Universitas Sumatera Utara

2.1.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Laporan
Keuangan
Pengungkapan laporan keuangan merupakan suatu hal yang harus dilakukan
oleh perusahaan dalam menyusun laporan keuangan, pengungkapan ini
melibatkan keseluruhan proses pelaporan. Tetapi terdapat beberapa metode yang
berbeda-beda untuk pengungkapan ini, pemilihan metode yang terbaik dari
pengungkapan ini pada setiap kasus tergantung pada sifat informasi yang
bersangkutan dan sesuai dengan kepentingan yang dibutuhkan perusahaan.
Metode yang biasa dari pengungkapan ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
bentuk dan susunan laporan yang formal, terminologi dan penyajian yang terinci,
informasi selipan, catatan kaki, ikhtisar tambahan dan skedul, komentar sertifikat
auditor, dan pernyataan direktur utama atau ketua dewan komisaris. Menurut
Lang dan Lundholm (1996) mengatakan dalam penentuan karakteristik
pengungkapan laporan keuangan yang berbeda tersebut bisa ditetapkan dengan
menggunakan tiga pendekatan kategori yaitu: Structure, performance dan market.
Structure ditentukan oleh faktor-faktor yang berkaitan dengan perkembangan
perusahaan meliputi ukuran perusahaan, umur perusahaan, dan kemampuan
melunasi utangnya. Performance ditentukan oleh faktorfaktor yang bersifat
kuantitatif mencakup likuiditas perusahaan dan profitabilitas. Sedangkan market
ditentukan oleh faktor-faktor yang bersifat kualitatif berupa porsi saham publik,
dan status perusahaan. Tiga pendekatan tersebut menjadi faktorfaktor fundamental
yang mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Oleh karena

Universitas Sumatera Utara

itu faktor-faktor yang akan digunakan dalam tingkat pengungkapan laporan
keuangan perusahaan yang menjadi acuan dalam penelitian ini adalah return on
assets, debt toequity rasio, ukuran perusahaan, dan porsi kepemilikan saham publik.

a. Pengembalian atas total aktiva (return on total asset/ROA)

Pengembalian atas total aktiva dihitung dengan membagi laba bersih
sebelum bunga dan pajak terhadap rata- rata total aktiva. Rasio ini menilai
efektivitas dan intensitas aktiva dalam menghasilkan laba.

ROA = Laba bersih sebelum bunga dan pajak
Rata-rata total aktiva

Menurut Kasmir (2008), rata-rata industri untuk ROA adalah 30%. Perusahaan
dikatakan baik jika mampu mencapai ROA di atas rata-rata industri .Fitriani (2001)

membuktikan bahwa variabel profitabilitas mempunyai hubungan positif dengan
kelengkapan pengungkapan. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan Almilia
dan Retrinasari (2003) yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara
profitabilitas perusahaan dengan pengungkapan. Karena ketidakkonsistenan ini
maka peneliti mencoba untuk meneliti kembali variabel ini.
Return on assets (ROA), dalam hal ini termasuk salah satu jenis dari rasio
profitabilitas. Return on assets mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. ROA yang positif menunjukkan
bahwa dari total aktiva yang dipergunakan untuk beroperasi, perusahaan mampu
memberikan laba bagi perusahaan. Sebaliknya apabila ROA yang negatif

Universitas Sumatera Utara

menunjukkan

bahwa

dari

total aktiva

yang

dipergunakan,

perusahaan

mendapatkan kerugian. Jadi jika suatu perusahaan mempunyai ROA yang tinggi,
maka perusahaan tersebut berpeluang besar dalam meningkatkan pertumbuhan
modal sendiri. Tetapi jika total aktiva yang digunakan perusahaan tidak
memberikan laba maka perusahaan akan mengalami kerugian dan akan
menghambat pertumbuhan modal sendiri. Perusahaan yang menghasilkan laba
(profitable) cenderung akan melakukan disclosure yang lebih luas. Hal tersebut
disebabkan manajemen perusahaan ingin meyakinkan bahwa perusahaan dalam
posisi persaingan yang kuat dan memperlihatkan bahwa kinerja perusahaan juga
bagus. Selain itu, perusahaan juga ingin agar investor dan kreditor yakin bahwa
perusahaan berada dalam posisi persaingan yang kuat dan operasi perusahaan

berjalan efisien. Return on assets yang tinggi akan mendorong para manajer untuk
memberikan informasi yang lebih terinci, sebab mereka ingin meyakinkan
investor bahwa perusahaan mampu menghasilkan profitabilitas yang baik, yang
pada akhirnya akan meningkatkan kompensasi terhadap manajemen. Jadi semakin
tinggi return on assets suatu perusahaan maka semakin tinggi tingkat
pengungkapan laporan keuangannya.

b. Rasio hutang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DTER)
rasio hutang terhadap ekuitas dihitung dengan membagi total hutang
dengan total ekuitas. Rasio ini menggambarkan kemampuan modal sendiri
dalam menjamin hutang.

Universitas Sumatera Utara

Debt to equity ratio = Total Hutang
Total Ekuitas
Rata-rata rasio hutang terhadap total ekuitas untuk industri adalah 80% (Kasmir,
2008: 159). Perusahaan akan dikatakan baik jika perusahaan mampu mencapai
rata-rata rasio hutang terhadap total ekuitas dibawah rata-rata industri.
Perusahaan dengan leverage tinggi menanggung biaya pengawasan (monitoring
cost) yang tinggi. Jika menyediakan informasi secara lebih komprehensif akan
membutuhkan biaya lebih tinggi, maka perusahaan dengan leverage tinggi akan
menyediakan informasi secara lebih lengkap (Jensen dan Meckling,1976).
Debt to equity ratio (DTER) adalah salah satu rasio leverage yang dapat
menunjukkan kemampuan modal sendiri untuk memenuhi seluruh kewajibannya.
DER merupakan proporsi total hutang terhadap rata-rata ekuitas pemegang saham.
Rasio ini digunakan untuk memberikan gambaran mengenai struktur modal yang
dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat resiko tak tertagihnya suatu
utang. DTER menunjukkan tingkat pengembalian perusahaan atau efektivitas
dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas yang dimilki
perusahaan. Struktur permodalan perusahaan biasanya terdiri dari modal internal
dan eksternal. Modal yang diperoleh dari pihak eksternal berupa pinjaman dari
kreditor. Penggunaan pinjaman tersebut tentunya menuntut adanya memerlukan
informasi mengenai keadaan finansial debitor untuk meyakinkan bahwa debitor akan

dapat memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo. Seiring dengan tuntutan
kreditor akan informasi tersebut, maka perusahaan dengan rasio hutang (leverage)
yang tinggi akan melakukan disclosure yang lebih luas tambahan informasi

Universitas Sumatera Utara

diperlukan untuk

menghilangkan keraguan

pemegang

obligasi terhadap

dipenuhinya hak-hak mereka sebagai kreditur. Oleh karena itu perusahaan dengan
rasio leverage yang tinggi memiliki kewajiban untuk memenuhi kebutuhan
informasi kreditur jangka panjang, Sehingga perusahaan akan menyediakan
informasi secara lebih komprehensif. pertanggungjawaban perusahaan baik dalam
pemakaian maupun pengembalian pinjaman. Pihak kreditor akan selalu memantau
dan memerlukan informasi mengenai keadaan finansial debitor untuk meyakinkan
bahwa debitor akan dapat memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo. Seiring
dengan tuntutan kreditor akan informasi tersebut, maka perusahaan dengan rasio
hutang (leverage) yang tinggi akan melakukan disclosure yang lebih luas
tambahan informasi diperlukan untuk menghilangkan keraguan pemegang
obligasi terhadap dipenuhinya hak-hak mereka sebagai kreditur. Oleh karena itu
perusahaan dengan rasio leverage yang tinggi memiliki kewajiban untuk
memenuhi kebutuhan informasi kreditur jangka panjang, Sehingga perusahaan
akan menyediakan informasi secara lebih komprehensif. Menurut Stice, dkk (2005:
787), “para investor biasanya lebih menginginkan leverage yang tinggi untuk
meningkatkan ukuran perusahaan mereka tanpa harus meningkatkan investasi
mereka, tetapi para kreditor (lender) lebih memilih leverage yang rendah untuk
meningkatkan keamanan pinjaman mereka”.

c. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan dapat mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan
keuangannya. Perusahaan yang berukuran besar cenderung lebih banyak
mengungkapkan butir-butir laporan keuangannya karena mereka memiliki

Universitas Sumatera Utara

lebih banyak informasi yang dapat diungkapkan (Wallace et al.,1994)..
ukuran perusahaan merupakan karakteristik perusahaan dalam kaitannya
dengan struktur perusahaan. Ukuran perusahaan menggambarkan besar
kecilnya perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva, penjualan dan
kapitalisasi pasar. Semakin besar total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar
maka semakin besar pula ukuran suatu perusahaan. Semakin besar aktiva,
maka semakin besar modal yang ditanam, semakin banyak penjualan maka
semakin banyak perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar. Dari
ketiga variabel ini, peneliti menggunakan variabel total aktiva dalam
mengukur ukuran perusahaan karena nilai aktiva relatif lebih stabil
dibandingkan dengan penjualan dan kapitalisasi pasar.
Ukuran perusahaan dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu perusahaan
kecil, perusahaan menengah dan perusahaan besar. Berdasarkan Peraturan
Menteri Perdagangan Republik Indonesia No. 46/M-DAG/PER/ 9/2009
tentang perubahan atas peraturan menteri perdagangan Republik Indonesia
No.

36/M-DAG/PER/9/2007

tentang

penerbitan

surat

izin

usaha

perdagangan, pasal 3 mengelompokkan ukuran perusahaan atas:
1. Perusahaan kecil yaitu perusahaan yang memiliki aset lebih dari
Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha.
2.

Perusahaan menengah yaitu perusahaan yang memiliki aset lebih dari

Universitas Sumatera Utara

Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha.
3. Perusahaan besar yaitu perusahaan yang memiliki aset lebih dari
Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha.

d. Porsi kepemilikan saham publik (PKSP)
proporsi kepemilikan saham publik oleh publik merupakan perbandingan
jumlah antara pemegang saham publik dengan yang dimiliki oleh
perusahaan. Upaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam
mendapatkan modal adalah dengan menjual sahamnya, apabila semakin
banyak saham yang terjual, maka semakin banyak pula saham yang
beredar di masyarakat. Semakin besar porsi kepemilikan saham publik,
maka semakin bayak pula butir-butir informasi yang mendetail yang
dituntut untuk diungkapkan di dalam laporan keuangan. Perusahaan yang
sahamnya banyak dimiliki publik menunjukkan perusahaan tersebut
memiliki kredibilitas yang tinggi dimata masyarakat dalam memberikan
imbalan (deviden) yang layak dan dianggap mampu beroperasi terus
menerus (going concern). Alasan inilah yang menyebabkan perusahaan
menganggap perlunya pengungkapan atas informasi mengenai porsi saham
publik dalam laporan keuangan perusahaannya (Irawan, 2006: 22).

Universitas Sumatera Utara

Menurut Gunawan (2001) mengemukakan bahwa adanya perbedaan dalam
proporsi saham yang dimiliki investor luar dapat mempengaruhi
kelengkapan pengungkapan perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh
Naim dan Rakhman (2000) menunjukkan bahwa tidak ditemukan adanya
hubungan yang signifikan antara porsi saham publik dengan kelengkapan
pengungkapan laporan keuangan,karena ketidakkonsistenan.

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang pengungkapan laporan keuangan telah banyak dilakukan di
Indonesia. Adapun penelitian-penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan
penelitian ini dapat dilihat pada tabel 2.2

Tabel 2.2
Tinjauan Penelitian Terdahulu
Variabel
Nama dan tahun Judul penelitian
Almilia
(2003)

dan

profitabilitas,
perusahaan

pro Hasil yang diperoleh me

ukuran perusahaan bahwa variabel yang diteliti
dan perusahaan.

perusahaan
kelengkapan

Hasil penelitian
leverage,

R pengaruh

pen

satupun

variabel yang be

terhadap kelengkapan peng
peng

laporan keuangan.

pada perusahaan yan
di BEI.

Universitas Sumatera Utara

Simanjuntak dan faktor-faktor yang variabel
Widiastuti (2000)

Hasil

penelitian

mempengaruhi

profitabilitas

dan menunjukkan

bahwa

kelengkapan

porsi kepemilikan variabel profitabilitas dan

pengungkapan

saham.

porsi kepemilikan saham

laporan keuangan

oleh investor luar (publik)

pada

secara

perusahaan

manufaktur.

signifikan

positif

mempengaruhi kelengkapan
pengungkapan

laporan

keuangan pada perusahaan
manufaktur.
Gunawan (2001)

Pengungkapan

pengujian

firm hasil pengujian firm size,

Informasi Laporan size, dept to total dept to total assets, dan
Tahunan

Pada assets, dan porsi porsi saham publik didapat

Perusahaan

Yang saham publik.

hasil

yang

Terdaftar Di Bursa

Ketiga

variabel

Efek Indonesia”.

berarti

signifikan.
tersebut

mempengaruhi

tingkat pengungkapan yang
dilakukan oleh perusahaan.
Semakin

luas firm size,

semakin tinggi dept to total
assets, dan semakin besar
porsi saham publik maka
semakin

lengkap

Universitas Sumatera Utara

pula

pengungkapan
laporan

informasi

keuangan

yang

dilakukan perusahaan.
Subiyantoro

menelit

total

(1996)

karakteristik

leverage

perusahaan

likuiditas.

aktiva, Hasil

pengujian

dan menunjukkan bahwa hanya
ada

3

karakteristik

memberi

perusahaan

yang

kontribusi terhadap

berpengaruh

secara

tinggi

signifikan terhadap tingkat

rendahnya

tingkat

kelengkapan pengungkapan

kelengkapan

wajib laporan tahunan yaitu

pengungkapan

:total aktiva, leverage dan

laporan keuangan

likuiditas.

tahunan
perusahaan publik
di Indonesia.

Universitas Sumatera Utara

2.3. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian
2.3.1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan suatu model yang menerangkan bagaimana
hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam
suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis
antara variabel-variabel penelitian, yaitu variabel independen dan variabel
dependen.Hubungan antara debt to equity rasio, return on assests, ukuran
perusahaan, dan porsi kepemilikan saham publik, terhadap tingkat pengungkapan
laporan keuangan digambarkan dalam kerangka konseptual pada gambar 2.1.

Debt to Equity Rasio (DER)

Return On Assets (ROA)

Ukuran Perusahaan (SIZE)

Porsi Kepemilikan SahamPublik

H1

H2

Tingkat Pengungkapan
Laporan Keuangan

H3

H4

H5
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual

Universitas Sumatera Utara

Tingkat profitabilitas merupakan sutau indikator kinerja yang dilakukan oleh
manajemen dalam mengelolah kekayaan perusahaan yang ditunjukkan oleh laba
yang dihasilkan.
Return on assets (ROA) yang tinggi akan mendorong para manajer untuk
memberikan informasi yang lebih terinci, sebab mereka ingin meyakinkan
investor bahwa perusahaan mampu menghasilkan profitabilitas yang baik, yang
pada akhirnya akan mengingkatkan kompensasi terhadap manajemen. Jadi
semakin tinggi return on assets suatu perusahaan maka semakin tinggi tingkat
pengungkapan laporan tahunannya.
Rasio debt to equity (DER) menunjukkan proporsi pendanaan yang
dibiayai lewat hutang. Debt to equity ratio yang semakin tinggi mengindikasikan
bahwa semakin tinggi pula ketergantungan perusahaan terhadap kreditnya. Hal ini
sesui dengan agency theory, yaitu hubungan keagenan antara principal (kreditur)
dengan agennya (perusahaan). Perusahaan akan berusaha memberika informasi
yang seluas-luasnya mengenai kondisi perusahaan

kepada

kreditur

dengan

harapan kreditur lebih mengetahui dan memahami perusahaan berkaitan dengan
kredit yang diberikan. Hertanti (2005:36), menyatakan bahwa ”perusahaan dengan
leverage tinggi lebih dipercaya oleh para kreditur dan dianggap lebih
berkesempatan dalam menghasilkan laba, dengan demikian perusahaan dengan
tingkat leverage yang tinggi akan semakin tinggi pula kelengkapan pengungkapan
laporan keuangannya”.
Ukuran Perusahan (SIZE), yang dinyatakan dengan market capitalized
diharapkan

berhubungan

positif dengan

luasnya

tingkat

pengungkapan.

Universitas Sumatera Utara

Perusahaan yang berukuran lebih besar cenderung memiliki public demand akan
informasi yang lebih tinggi dibanding dengan perusahaan yang berukuran lebih
kecil. Alasan lainnya adalah bahwa perusahaan besar mempunyai biaya produksi
informasi yang lebih rendah yang berkaitan dengan pengungkapan mereka atau
biaya competitive disadvantage yang lebih rendah.
Porsi kepemilikan saham publik (PKSP), proporsi kepemilikan saham publik
oleh publik merupakan perbandingan jumlah antara pemegang

saham

publik

dengan yang dimilikioleh perusahaan. Irawan (2006), berpendapat adanya
perbedaan dalam proporsi kepemilikan saham publik oleh investor luar dapat
mempengaruhi tingkat pengungkapan laporan keuangan oleh perusahaan. Hal ini
disebabkan karena semakin banyak pihak-pihak yang membutuhkan informasi
tentang perusahaan, maka semakin banyak pula detail-detail butir yang dituntut
untuk diungkapkan di dalam laporan keuangan. Dengan demikian, semakin besar
porsi kepemilikan saham publik yang dimiliki oleh publik menyebabkan
perusahaan menjadi lebih serius di dalam memberikan informasi perusahaan
kepada umum, yang berarti semakin tinggi kelengkapan pengungkapan laporan
keuanngannya”.
Pengungkapan laporan keuangan merupakan faktor yang penting bagi sebuah
perusahaan dalam hubungannya denngan pihak eksternal perusahaan khususnya
para investor. Pengungkapan laporan kuangan sangat mempengarihi penilaian
investor terhadap kinerja perusahaan. Kriteria yang mempengaruhi penilaian
investor terutang di dalam laporan keuangan, semakin memadai informasi yang
diungkapkan, maka laporan keuangan semakin mencerminkan realita kondisi dan

Universitas Sumatera Utara

kinerja perusahaan. Semua variabel independen yang telah disajikan diatas
merupakan

variabel-variabel

yang

secara

teori

mempengaruhi

tingkat

pengungkapan laporan keuangan.

2.4 Hipotesis Penelitian
Menurut Erlina dan Sri Mulyani (2007),”hipotesis menyatakan hubungan yang
diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan proposisi yang
dapat diuji secara empiris”. Berdasarkan kerangka konseptual di atas, maka
hipotesis dari penelitian ini adalah:
1

H1: Terdapat pengaruh yang signifikan antara debt to equity rasio
terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan perusahaan.

2

H2: Terdapat pengaruh yang signifikan antara retun on assets terhadap
tingkat pengungkapan laporan keuangan perusahaan.

3

H3: Terdapat pengaruh yang signifikan antara ukuran perusahaan terhadap
tingkat pengungkapan laporan keuangan perusahaan.

4

H4: Terdapat pengaruh yang signifikan antara porsi kepemilikan saham
publik terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan perusahaan

5

H5: debt to equity rasio, return on asset, ukuran perusahaan, dan porsi
kepemilikan saham publik. berpengaruh secara simultan terhadap tingkat
pengungkapan laporan keuangan

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 89 72

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 45 104

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 41 82

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

2 7 37

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 14

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 1 9

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Chapter III V

0 0 36

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 22