Peran Ikatan Agam Inong Banda Aceh Dalam Mempromosikan Pariwisata

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1

Paradigma Kajian
Penelitian pada hakikatnya merupakan sebuah upaya untuk memprediksi

dan menemukan kebenaran. Agar tujuan tersebut tercapai, setiap penelitian harus
menggunakan pendekatan yang tepat, karena pendekatan yang digunakan dalam
sebuah penelitian sangat menentukan keseluruhan langkah penelitian tersebut.
Maka, sejak awal melakukan penelitian, suatu pendekatan setiap penelitian sudah
harus ditentukan dengan jelas. Penentuan pendekatan yang akan digunakan sangat
tergantung pada paradigma yang dianut peneliti.
Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas
dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan
praktisinya. Paradigma menunjukkan pada mereka apa yang penting, absah, dan
masuk akal. Paradigma juga bersifat normatif, menunjukkan pada praktisinya apa
yang harus dilakukan, tanpa perlu melakukan pertimbangan eksistensial atau
epitemologis yang panjang (Mulyana, 2003: 9).
Paradigma bukan merupakan salah atau benar, melainkan lebih

memberikan manfaat atau kurang bermanfaat sebagai sebuah cara pandang
terhadap sesuatu. Uraian yang lebih sederhana, paradigma penelitian merupakan
sudut pandang peneliti dalam memandang realitas yang diteliti. Sudut pandang
penelitian akan berimplikasi pada pendekatan, prosedur, asumsi, dan teori yang
dipilih. Paradigma penelitian merupakan perspektif penelitian yang digunakan
oleh peneliti tentang bagaimana peneliti: (a) melihat realitas (world views), (b)
mempelajari fenomena, (c) cara-cara yang digunakan dalam penelitian, (d) caracara yang digunakan dalam menginterpretasikan temuan (Pujileksono, 2015: 26).
Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma
konstruktivisme dengan menggunakan metode studi deskriptif kualitatif.
10
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

11

Paradigma konstruktivisme yaitu, paradigma yang hampir merupakan
antitesis dari paham yang meletakkan pengamatan dan objektivitas dalam
menemukan suatu realitas atau ilmu pengetahuan. Paradigma ini memandang ilmu
sosial sebagai analisis sistematis terhadap tindakan sosial melalui pengamatan
langsung dan terperinci terhadap pelaku sosial yang bersangkutan menciptakan

dan mengelola dunia sosial mereka (Hidayat, 2003: 3).
Menurut Patton, para peneliti konstruktivis mempelajari beragam realita
yang terkonstruksi oleh individu dan implikasi dari konstruksi tersebut bagi
kehidupan mereka dengan yang lain. Dalam konstruktivis, setiap individu
memiliki pengalaman yang unik. Dengan demikian, penelitian dengan strategi
seperti ini menyarankan bahwa setiap cara yang diambil individu dalam
memandang dunia adalah valid, dan perlu adanya rasa menghargai atas pandangan
tersebut (Patton, 2002: 96).
Peneliti meggunakan paradigma konstruktivis karena di dalam kajian
paradigma konstruktivisme memandang tindakan komunikatif sebagai interaksi
yang sifatnya sukarela. Tindakan komunikatif dianggap sebagai tindakan yang
sukarela berdasarkan pilihan subjek. Dengan kajian kostruktivisme ini, peneliti
berusaha memahami dan mendeskripsikan suatu kegiatan komunikasi yang
dilakukan subjek yang akan diteliti. Selain itu, penelitian ini menggunakan
paradigma konstruktivisme karena penelitian ini menggunakan metode riset
deskriptif kualitatif berupa wawancara mendalam dan observasi yang juga
menjadi bagian dari pendekatan konstruktivisme.

2.2


Kajian Pustaka

2.2.1

Komunikasi
Istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa latin

communis yang berarti sama, communico, communication, atau communicare
yang berarti membuat sama (to make common). Komunikasi menyarankan bahwa

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

12

suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama (Mulyana, 2010:
46).
Kegiatan komunikasi merupakan salah satu kegiatan yang tidak pernah
terlepas dari kehidupan manusia. Komunikasi merupakan aktivitas dasar yang
dilakukan manusia untuk berhubungan dengan sesamanya, baik secara individu

maupun kelompok. Dengan komunikasi, manusia dapat mengekspresikan dirinya
serta mempengaruhi orang lain.
Everett M. Rogers, seorang ahli komunikasi, mengatakan bahwa
komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu
penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka
(Mulyana, 2010: 69).
Harold Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menggambarkan
komunikasi ialah menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: “Who Says What In
Which Channel To Whom With What Effect?” atau, Siapa Mengatakan Apa
ssdengan Saluran Apa Kepada Siapa dengan Pengaruh Bagaimana? (Mulyana,
2010: 69).
Menurut Harold Koontz, dalam buku berjudul Peranan Humas Dalam
Perusahaan (Danandjaja, 2011: 88), proses komunikasi secara sederhana
melibatkan peranan dari komunikator sebagai pengirim pesan (sender),
menerjemahkan atau meyandikan pesan (encoding) yang berasal dari pemikiran
atau ide (thougt). Selanjutnya ide tersebut disampaikan melalui proses pengiriman
pesan (transmission of message), dan kemudian pesan diterima komunikan
(receiver) dalam bentuk persepsi (perception), selanjutnya pesan tersebut
dimaknai (decoding) agar dapat dipahami (understanding).
Untuk memahami komunikasi secara lebih jelas, Harold Lasswell juga

menyebutkan tiga fungsi dasar mengapa manusia perlu berkomunikasi,
diantaranya,

yang

pertama

adalah,

hasrat

manusia

untuk

mengontrol

lingkungannya. Kedua adalah, upaya manusia untuk dapat beradaptasi dengan

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

13

lingkungannya. Ketiga adalah, upaya untuk melakukan transformasi warisan
sosialisasi (Hafied, 2006: 2-3).
Thomas M. Scheideil (dalam Mulyana, 2010: 4) mengemukakan bahwa
kita berkomunikasi terutama untuk menyatakan dan mendukung identitas diri,
untuk membangun kontak sosial dengan orang di sekitar kita, dan untuk
mempengaruhi orang lain untuk merasa, berpikir, atau berperilaku seperti yang
kita inginkan. Menurutnya, tujuan dasar kita berkomunikasi adalah untuk
mengendalikan lingkungan fisik dan psikologis kita.
Gordon I. Zimmerman (dalam Mulyana, 2010: 4) merumuskan bahwa kita
dapat membagi tujuan komunikasi menjadi dua kategori besar yaitu:
1. Kita berkomunikasi untuk menyelesaikan tugas-tugas yang penting bagi
kebutuhan kita-untuk memberi makan dan pakaian kepada diri-sendiri,
memuaskan rasa penasaran kita akan lingkungan dan menikmati hidup.
2. Kita berkomunikasi untuk menciptakan dan memupuk hubungan dengan orang
lain.
Semua peristiwa komunikasi yang dilakukan secara terencana mempunyai

tujuan, yakni mempengaruhi khalayak atau penerima. Stuart menjelaskan (dalam
Hafied, 2006: 163) bahwa pengaruh atau efek ialah perbedaan antara apa yang
dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah
menerima pesan.
Pengaruh merupakan elemen dalam komunikasi untuk mengetahui
berhasil tidaknya komunikasi yang kita inginkan. Pengaruh dapat dikatakan
berhasil apabila perubahan yang terjadi pada penerima, sama dengan tujuan yang
diinginkan oleh komunikator. Dengan kata lain, pengaruh sangat ditentukan oleh
sumber, pesan, media, dan penerima.

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

14

2.2.2

Komunikasi Pariwisata
Komunikasi adalah proses penyampaian maupun pengoperan pernyataan


ataupun lambang-lambang bermakna untuk memberitahu, mengubah sikap atau
prilaku seseorang kepada orang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pariwisata

adalah

perjalanan

yang

dilakukan

sementara

waktu,

yang

diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan maksud bukan
untuk mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk

menikmati perjalanan tersebut.
Dari dua definisi ini dapat disimpulkan bahwa komunikasi pariwisata
adalah suatu aktivitas manusia dalam menyampaikan informasi tentang perjalanan
menuju suatu daerah maupun objek wisata yang akan dikunjungi wisatawan
sambil menikmati perjalanan dari suatu objek wisata ke objek wisata lain, agar
wisatawan tertarik dan sampai pada suatu tindakan untuk mengunjungi.
Secara Etimologi pariwisata berasal dari dua kata yaitu ‘pari’ yang berarti
banyak/berkeliling, dan ‘wisata’ yang berarti pergi. Secara khusus dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, wisata berarti bepergian secara bersamasama dengan
tujuan untuk bersenang-senang, menambah pengetahuan, bertamasya maupun
berekreasi sedangkan pengertian pariwisata adalah suatu kegiatan yang
berhubungan dengan perjalanan rekreasi. Secara umum pariwisata merupakan
suatu perjalanan yang dilakukan seseorang untuk sementara waktu yang
diselenggarakan dari suatu tempat ketempat lain dengan meninggalkan tempat
semula dan dengan suatu perencanaan atau bukan maksud mencari nafkah di
tempat yang dikunjunginya, tetapi semata mata untuk menikmati kegiataan
pertamasyaan atau reakreasi untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam
(http://id.wikipedia.org/wiki/pariwisata).
Untuk lebih jelasnya berikut pengertian pariwisata yang dikemukakan oleh
Marpaung (2002: 21): “pariwisata merupakan kegiatan rekreasi yang dilakukan di

luar rumah yang mengambil waktu lebih dari 24 jam, seperti: kunjungan keluarga
diluar kota selama 2 (dua) hari”.

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

15

Ada 3 (tiga) unsur utama yang terkandung dalam pariwisata yaitu:
1. Manusia (Man), yang melakukan perjalanan wisata
2. Ruang (Space), daerah atau ruang lingkup perjalanan wisata
3. Waktu (Time), waktu yang digunakan selama berwisata (Marpaung, 2002: 21).
Pariwisata dalam arti luas adalah suatu kegiatan rekreasi di luar domisili
untuk melepaskan diri dari pekerjaan yang rutin dilakukan atau mencari suasana
yang baru. Pariwisata atau tour adalah perjalanan yang dilakukan di suatu tempat
ke tempat lainnya dengan maksud tertentu, selalu mengingatkan perjalanan itu
dengan tujuan untuk bersenang-senang dan perjalanan dilakukan lebih dari 24 jam
(Yoeti, 2001: 101).
Lebih lanjut dijelaskan ada 4 (empat) kriteria perjalanan dapat disebut
sebagai perjalanan wisata, yaitu:

1. Perjalanan itu tujuannya semata-mata untuk bersenang-senang
2. Perjalanan itu harus dilakukan dari suatu tempat (dimana orang itu tinggal
berdiam) ke tempat lain
3. Perjalanan itu dilakukan minimal 24 jam
4. Perjalanan itu tidak dikaitkan dengan mencari nafkah di tempat yang
dikunjungi, dan orang yang melakukan perjalanan itu semata-mata sebagai
konsumen di tempat yang dikunjunginya
Undang – undang No. 9 tahun 1990 tentang kepariwisataan, menyebutkan
definisi dari wisata, wisatawan, dan pariwisata, dan kepariwisataan yaitu:
1. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang
dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan
daya tarik wisata.
2. Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata.
3. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk
pengusahaan obyek dan daya
tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut.

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

16

4. Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa
pariwisata atau menyediakan atau mengusahakan obyek dan dan usaha lain yang
terkait di bidang tersebut (http://download.portalgaruda.org/article.php).
I Gde dan Diarta (2009: 155) menyebutkan bahwa pariwisata sebagai
layanan khusus yang menyediakan produk layanan atau jasa, pariwisata
mempunyai beberapa dimensi yang sangat berbeda dengan dimensi produk umum
yang kita temui di pasaran sehari-hari, yaitu sebagai berikut:
1. Intangibility
Produk jasa/layanan berarti produk yang ditawarkan tidak berbentuk seperti
barang nyata yang bisa kita temui dalam pengertian produk yang bisa dilihat dan
dipajang di pasar, toko, tempat jualan, lainnya. Konsekuensinya, produk yang
intangible ini tidak bisa dievaluasi atau didemonstrasikan sebelum dipakai dan
dibeli.
2. Perishability
Produk jasa/layanan pariwisata tidak seperti barang-barang pabrik, tidak dapat
disimpan untuk dijual di kemudian hari. Contohnya, tempat tidur hotel atau kursi
di pesawat terbang yang tidak dijual dalam suatu periode tertentu yang sudah
lewat tidak bisa diapa-apakan lagi.
3. Inseparability
Produk jasa/pelayanan seperti pariwisata biasanya merupakan produk yang
dibentuk dari berbagai bentuk produk pendukung yang terpisah-pisah. Misalnya,
mulai dari tour dan travel, airlines, hotel, restoran dan sebagainya. Hal yang
demikian mengandung resiko sebab tiap produk pendukung digerakkan oleh
organisasi yang berbeda dan juga memiliki standar kualitas pelayanan yang
berbeda.
Beberapa jenis-jenis pariwisata yang telah dikenal, antara lain (dalam
Pendit, 1990: 41):

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

17

a. Wisata Budaya, yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk
memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan ke
tempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan dan adat
istiadat mereka, cara hidup mereka, kebudayaan dan seni mereka.
b. Wisata Kesehatan, yaitu perjalanan seorang wisatawan dengan tujuan untuk
menukar keadaan dan lingkungan tempat sehari-hari dimana ia tinggal demi
kepentingan beristirahat baginya dalam arti jasmani dan rohani.
c. Wisata Olahraga, yaitu wisatawan-wisatawan yang melakukan perjalanan
dengan tujuan berolahraga atau memang sengaja bermaksud mengambil bagian
aktif dalam pesta olahraga di suatu tempat atau negara.
d. Wisata Komersial, yaitu termasuk perjalanan untuk mengunjungi pameranpameran dan pekan raya yang bersifat komersial, seperti pameran industri,
pameran dagang dan sebagainya.
e. Wisata Industri, yaitu perjalanan yang dilakukan oleh rombongan pelajar atau
mahasiswa, atau orang-orang awam ke suatu komplek atau daerah perindustrian
dengan maksud dan tujuan untuk mengadakan peninjauan atau penelitian.
f. Wisata Maritim atau Bahari, yaitu wisata yang banyak dikaitkan dengan
olahraga air, seperti danau, pantai atau laut.
g. Wisata Cagar Alam, yaitu jenis wisata yang biasanya banyak diselenggarakan
oleh agen atau biro perjalanan yang mengkhususkan usaha-usaha dengan jalan
mengatur wisata ke tempat atau daerah cagar alam, taman lindung, hutan daerah
pegunungan, dan sebagainya yang kelestariannya dilindungi oleh undang-undang.
h. Wisata Bulan Madu, yaitu suatu penyelenggaraan perjalanan bagi pasanganpasangan pengantin baru yang sedang berbulan madu dengan fasilitas-fasilitas
khusus dan tersendiri demi kenikmatan perjalanan.

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

18

2.2.3

Promosi
Promosi merupakan suatu kegiatan komunikasi dalam pemasaran. Dalam

hal ini, promosi merupakan upaya untuk menginformasikan atau menawarkan
suatu produk pariwisata. Melalui komunikasi, proses promosi akan berjalan secara
efektif guna mendorong wisatawan agar mengunjungi tempat wisata yang
ditawarkan. Aktivitas promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan
suatu program pemasaran karena pada hakekatnya promosi merupakan bentuk
dari

upaya

dalam

mengkomunikasikan

informasi

tentang

produk

dan

mempengaruhi untuk membelinya (Paul Peter dan Jerry C. Olson, 2000: 180).
Menurut Fandy Tjiptono (2008: 219), promosi merupakan suatu bentuk
komunikasi pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi, atau
membujuk dan mengingatkan pasar sasaran atau perusahaan dan produknya agar
bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan
yang bersangkutan.

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan utama dari promosi
adalah menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk, serta mengingatkan
konsumen sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya. Secara singkat,
promosi berkaitan dengan upaya untuk mengarahkan seseorang agar dapat
mengenal produk perusahaan, lalu memahaminya, berubah sikap, menyukai,
yakin, kemudian akhirnya membeli produk yang ditawarkan tersebut.
Sebagaimana komunikasi sebagai inti dari kegiatan promosi, terdapat tiga
kompenen utama dari komunikasi yang sudah digali guna pelaksanaan promosi.
Pertama, pesan adalah pengembangan informasi, dapat dimulai dengan
mengartikulasikan dengan keinginan atas apa yang harus diketahui oleh audiance.
Kedua, duta pesan adalah mereka yang secara aktual menyampaikan pesan atau
orang yang dianggap target audiance sebagai seorang dibalik komunikasi, ialah
menggunakan duta pesan, termasuk bermitra dengan cara yang baik atau
menggunakan maskot sebagai element inti sebagai kampanye. Ketiga, saluran
komunikasi adalah dimana pesan-pesan promosi akan ditampilkan. Tipe media
utama untuk sektor instansi publik termasuk diantaranya periklanan, hubungan

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

19

masyarakat, event khusus, pemasaran langsung, materi, cetakan item promosi
khusus, papan tanda dan pajangan, personel selling dan media populer (Kotler &
Lee, 2007: 185).
Aktivitas promosi memiliki lima jenis kegiatan promosi yang dikelola
secara strategis oleh para pemasar yakni iklan, promosi penjualan, penjualan
personal, public relations dan direct Marketing. Kegiatan-kegiatan promosi
tersebut pada dasarnya memiliki tujuan dan fungsi yang sama yaitu untuk
menginformasikan, membujuk, mengingatkan, tetapi bentuk-bentuk tersebut dapat
dibedakan berdasarkan tugas-tugas khususnya yang sering disebut bauran
promosi. Fandy Tjiptono (2008: 224) menjelaskan defenisi jenis kegiatan tersebut
sebagai berikut :
1. Personal selling adalah komunikasi langsung tatap muka antara penjual dan
calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk
sehingga mereka akan mencoba dan membelinya. Dalam operasinya personal
selling lebih fleksibel. Hal ini disebabkan karena tenaga-tenaga penjualan tersebut
dapat secara langsung mengetahui keinginan, motif dan perilaku konsumen, dan
sekaligus dapat melihat reaksi konsumen, sehingga dapat mengadakan
penyesuaian seperlunya. Contoh personal selling seperti pasar malam, pameran
dagang, persentasi penjualan.
2. Iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung yang dilakukan oleh organisasi
atau perusahaan yang didasari pada informasi tentang keunggulan atau
keuntungan suatu produk atau merk, yang disusun sedemikian rupa sehingga
menimbulkan rasa menyenangkan yang akan mengubah pikiran seseorang untuk
melakukan pembelian, seperti iklan cetak dan siaran, logo ataupun film.
3. Promosi penjualan adalah bentuk persuasi langsung yang diselenggarakan
dalam periode jangka pendek melalui penggunaan berbagai macam bentuk
promosi yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera
dan meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan, seperti pemberian
hadiah, pemberian kupon, dan diskon.

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

20

4. Public relations adalah suatu fungsi manajemen yang melibatkan usaha-usaha
jangka panjang yang di sengaja, terencana, terus-menerus yang bertujuan untuk
membentuk saling pengertian dan komunikasi dua arah antara organisasi dan
publiknya, untuk mempengaruhi persepsi, opini positif, keyakinan, dan sikap
berbagai kelompok terhadap perusahaan atau organisasinya. Public relations
penekanannya bukan pada penjualan seperti pada kegiatan periklanan, namun
peran pemberian informasi, pendidikan, dan upaya peningkatan pengertian lewat
penambahan pengetahuan mengenai suatu produk atau jasa. Bentuk kegiatannya
berupa seminar, publikasi, sponsor, dan hubungan lobbying.
5. Direct marketing adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yang
memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon yang
terukur dan atau di sembarang lokasi, dalam direct marketing komunikasi promosi
langsung ditujukan kepada konsumen individual dengan tujuan agar pesan-pesan
tersebut ditanggapi konsumen yang bersangkutan, baik dengan telepon, pos, atau
dengan datang langsung.
Bauran promosi merupakan alat komunikasi yang terdiri dari kombinasi
alat-alat promosi yang digunakan oleh produsen. Menurut Kotler dan Keller
(dalam Moses Yonathan), bauran promosi terdiri atas tujuh cara komunikasi
utama yaitu:
1. Advertising
2. Sales Promotion
3. Public Relations and Publicity
4. Direct Marketing
5. Personal Selling
6. Word of Mouth Marketing
7. Event and Experiences
alat-alat komunikasi promosi tersebut memiliki berbagai sarana komunikasi.
Tabel berikut ini memuat daftar sarana komunikasi dalam kegiatan komunikasi
promosi (http://download.portalgaruda.org/article.php).

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

21

Tabel 2.1: Alat Komunikasi Promosi

Advertisin
g

 Iklan
cetak
dan
siaran
 Brosur
dan
buklet
 Poster
dan
leaflet
 Direktori
 Reklame
 Bahan
audiovis
ual
 Simbol
dan logo
 Videotap
e

Sales
Public
Promotion Relations
&
Publicity

Direct
Marketi
ng

Personal
Selling

Word
of
Mouth
Market
ing

Event
s/
Exper
iences

 Kontes,
 Undian
 Cendera
mata
 Contoh
produk
 Pamera
n
 Kupon
 Hiburan
 Potonga
n harga
 Program
berkelan
jutan

 Katalo
g
 Surat
 Telem
arketin
g
 Belanj
a
elektro
nik
 Surat
faks
 E-mail
 Voice
mail
 Blog
 Websit
es

 Presen
tasi
Pemas
aran
 Perte
muan
penjua
lan
 Conto
h
produ
k
 Pamer
an
dagan
g
 Incent
ive
Progra
m

 Pers
on
to
pers
on
 Chat
roo
ms
 Blog
s

 Ola
hra
ga
 Hib
ura
n
 Fes
tiva
l
 Ke
giat
an

 Cerama
h
 Seminar
 Laporan
tahunan
 sumban
gan
amal
 Pemberi
taan
 Lobi
 Majalah
Perusah
aan
 Acaraacara

(Sumber: Kotler dan Keller, Marketing Management, 2009: 513 dalam Moses
Yonathan)
Tujuan kegiatan promosi jika dilihat dari aspek komunikasi tidak lain adalah
upaya untuk memotivasi calon konsumen dalam pengambilan keputusan atas
pembelian sebuah produk. Dalam teori motivasi bahwa motif konsumen dalam
pengambilan keputusan, membeli sebuah produk salah satu diantaranya dengan
melihat proritas kebutuhan. Teori ini dikenal dengan teori hirarki, dimana
kebutuhan yang tidak terpenuhi yang akan memotivasi individu untuk melakukan
suatu perilaku atau tindakan tertentu (Maslow dalam Suryani, 2008: 39).
Tujuan utama dari kegiatan promosi pariwisata sendiri yaitu untuk
menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk, serta mengingatkan konsumen

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

22

sasaran tentang suatu atraksi wisata. Promosi dilakukan sebagai usaha untuk
memperbesar daya tarik objek wisata yang ada. Dengan seringnya melakukan
promosi maka diharapkan akan merangsang kunjungan wisatawan, diawali
dengan komunikasi persuasi untuk membangkitkan perhatian dan pada akhirnya
berlanjut menjadi minat untuk berkunjung. Materials promotion seperti tourism
map, guidebook, calendar of event,brosur, leaflet, internet adalah sebagian material
promosi

yang

digunakan

untuk

mempromosikan

potensi

pariwisata

(http://download.portalgaruda.org/article.php).

Dalam penerapan promosi pariwisata setiap perusahaan sebelumnya harus
memiliki strategi terlebih dahulu agar promosi yang diterapkan tidak sia-sia dan
memberikan hasil yang maksimal. Dalam bukunya Yoeti (2005:174) langkahlangkah penting yang perlu dilakukan dalam mengembangkan strategi promosi di
suatu daerah adalah:
a.

Menentukan target pasar yang akan dipengaruhi oleh kegiatan promosi yang
akan dilakukan. Karena dengan begitu kita akan bisa lebih mudah
menentukan pemilihan instrumen-instrumen promosi yang akan dilakukan
meliputi media yang akan digunakan, bahasa yang akan dipakai, dan
sebagainya.

b.

Menetapkan kelayakan promosi yang akan dilakuakan yaitu tentang jenis
promosi dan anggarannya.

c.

Mengatur komposisi unsur-unsur bauran pemasaran yang akan digunakan.

d.

Mempersiapkan bentuk-bentuk desain iklan yang akan digunakan termasuk
tentang ukuran, produk yang ditonjolkan, dan sebagainya.

e.

Merumuskan bentuk-bentuk kegiatan sales promotion yang akan dilakukan.

f.

Perencanaan pembuatan material, termasuk bentuk-bentuk hand-out yang
akan diberikan pada setiap pertemuan formal kepada pejabat- pejabat
pariwisata dari luar negeri dan penggunaan media promosi yang berkualitas.

g.

Menunjuk seorang public relation officer untuk menjaga citra suatu daerah
tujuan wisata.
Dengan demikian, promosi merupakan cara terbaik untuk mencapai minat

wisatawan mengunjungi objek wisata yang disajikan oleh tempat wisata tujuan.

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

23

Hal ini akan semakin memberikan hasil yang maksimal dalam upaya
pengembangan pariwisata, tentunya apabila faktor-faktor penunjang lainnya juga
diperhatikan.
2.2.4 Duta Wisata
Menurut Satriawan, duta wisata adalah ikon atau figur pariwisata dan
kebudayaan yang terpilih setelah melewati serangkaian proses seleksi yang
dikemas dalam bentuk pemilihan yang diikuti oleh generasi muda atau remaja.
Duta wisata merupakan perpanjangan tangan pemerintah dalam upaya
memperkenalkan potensi pariwisata dengan

tujuan dapat meningkatkan

kunjungan wisatawan baik lokal maupun asing (journal.unair.ac.id).
Menurut Farisya (2011), duta wisata adalah pemuda-pemudi yang dipilih
baik ditunjuk secara langsung atau diseleksi terlebih dahulu melalui proses
pemilihan dengan berbagai tahapan seleksi. Duta wisata adalah sosok yang
dianggap mampu bekerja sama dengan pemerintah setempat untuk ikut
mempromosikan suatu daerah tertentu khusunya pada potensi pariwisata daerah
tersebut. Duta wisata diharapkan sebagai ikon daerah yang mampu menjadi
pembicara dan membagikan informasi tentang potensi pariwisata suatu daerah
kepada masyarakat luas sehingga tertarik untuk mengunjungi daerah pariwisata
tersebut (jurnal.psikologi.ub.ac.id).
Pada umumnya, terdapat dua jenis duta wisata berdasarkan proses
pemilihannya yaitu duta wisata yang ditunjuk langsung dan yang dipilih melalui
proses pemilihan. Hampir semua duta wisata daerah saat ini adalah duta wisata
yang dipilih melalui sebuah pemilihan. Peserta pemilihan akan diuji oleh juri dan
dinilai dari beberapa aspek. Materi-materi utama yang biasanya diujikan kepada
peserta adalah public speaking, pengetahuan umum, pengetahuan mengenai
kebudayaan pariwisata daerah setempat, bahasa Inggris, bakat dan kepribadian.
Duta wisata yang telah terpilih akan mengemban tugas selama satu periode untuk
mempromosikan kebudayaan dan pariwisata daerah setempat bersama dinas
terkait. Uniknya, setiap daerah di Indonesia memiliki sebutan tersendiri untuk

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

24

duta wisatanya. Sebutan tersebut diambil dari bahasa daerah masing-masing
(jurnal.psikologi.ub.ac.id).
Pemilihan Duta Wisata Indonesia di setiap provinsi di Indonesia
dilangsungkan setiap tahunnya. Para pemenang terpilih di tiap provinsi berhak
menyandang gelar Duta Wisata Daerah, seperti Uda Uni Sumatra Barat, Abang
None DKI Jakarta, dan Nyong Noni Sulawesi Utara.
Maraknya pemilihan duta wisata di berbagai daerah menimbulkan
berbagai pendapat dari masyarakat. Ada yang merespon baik karena pemilihan
duta wisata bertujuan memotivasi generasi muda untuk mengembangkan
wawasan, bakat dan kemampuan yang dimiliki. Selain menimbulkan respon yang
positif, tidak sedikit pula muncul stigma negatif terhadap duta wisata. Pertama
duta wisata adalah pajangan. Ini pandangan yang menyesatkan. Duta wisata
dipilih oleh Dinas Pariwisata masing-masing kabupaten/kota maupun provinsi
untuk menjadi ujung tombak dalam mempromosikan potensi wisata baik secara
lokal, nasional maupun internasional. Dan yang kedua pemilihan duta wisata
hanya menghabiskan anggaran. Pandangan ini bisa jadi muncul karena salah satu
tugas pokok dan fungsi mereka adalah mendampingi acara-acara seremonial
pemerintahan. Faktanya, banyak duta wisata di berbagai daerah yang sangat
proaktif, “menjemput bola” dalam menyukseskan dan atau menyelenggarakan
acara secara mandiri untuk kegiatan yang tidak hanya masuk dalam ranah
pariwisata/budaya, akan tetapi sudah meluas ke ranah sosial, pendidikan, maupun
lingkungan (Wibowo, puzleminds.com).
Belum banyak yang mengerti bahwa kriteria pemilihan duta wisata tidak
hanya ditentukan oleh aspek keindahan ragawi (beauty), akan tetapi juga
mempertimbangkan aspek kecerdasan intelektual (brain) dan kecerdasan
emosional (behavior) secara proporsional. Ketiga aspek tersebutlah yang menjadi
modal duta wisata untuk mendukung kemajuan pariwisata nasional berdasarkan
prinsip Sapta Pesona. Prinsip tersebut merupakan suatu kondisi yang harus
dicapai guna menggenjot kunjungan wisatawan, yaitu: aman, tertib, bersih, sejuk,
indah, ramah tamah dan kenangan (Wibowo, puzleminds.com).

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

25

2.2.4.1 Ikatan Agam Inong Banda Aceh
Remaja Duta Wisata Indonesia adalah pemenang Pemilihan Duta Wisata
yang diikuti oleh para peserta dari 35 provinsi di Indonesia. Mereka diharapkan
menjadi citra teladan generasi muda Indonesia yang dinamis, kreatif, dan cerdas,
juga

menjadi

ujung

tombak

Dinas

Pariwisata

dalam

mempromosikan

kepariwisataan Indonesia secara nasional maupun internasional.
ADWINDO (Asosiasi Duta Wisata Indonesia) merupakan satu-satunya
wadah bagi seluruh duta wisata Indonesia yakni dari 35 provinsi dan sekitar 459
Kabupaten dan kota se-Indonesia di tingkat nasional. Duta wisata secara faktual
merupakan perwakilan dari generasi-generasi muda yang dipilih melalui seleksi
ketat di setiap daerah. Oleh karena itu, duta wisata adalah orang-orang yang
memiliki kemampuan lebih yang terdidik dan terlatih sebagai representatif dari
kebudayaan dan pariwisata daerah.
Di provinsi Aceh, duta wisata diberi nama Agam untuk laki-laki dan Inong
untuk perempuan. Para duta wisata provinsi Aceh tergabung di dalam Syarikat
Agam Inong Nanggroe yang merupakan organisasi di bawah Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata provinsi Aceh. Sedangkan untuk setiap daerah di Aceh, Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata daerah juga memiliki duta wisata sebagai
perpanjangan tangan dalam membantu mempromosikan pariwisata daerah.
Keberadaan duta wisata daerah yang terpilih dalam ajang pemilihan duta wisata
ini dimaksudkan agar tugas dan promosi kepariwisataan di tiap daerah di Aceh
dapat merata dan terkontrol dengan baik.
Di kota Banda Aceh, pemilihan Agam Inong sebagai duta wisata telah
berlangsung sebanyak 9 kali, sejak tahun 2007 hingga 2011, dan kembali
berlangsung dari tahun 2013 hingga tahun 2016 lalu. Pemilihan ini diharapkan
agar terpilihnya beberapa generasi muda yang sadar akan pentingnya pariwisata
sebagai penggerak roda pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat
melalui pengembangan kepariwisataan di kota Banda Aceh yang berdampak pula
pada pengembangan pariwisata provinsi Aceh. Keberadaan Agam Inong Banda
Aceh sendiri diharapkan mampu mensosialisasikan kota Banda Aceh sebagai

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

26

model kota madani dan mampu menerapkan sadar budaya sadar wisata di
lingkungan anak muda.
Pemilihan Agam Inong sebagai duta wisata Banda Aceh mempunyai
beberapa tujuan, yaitu:
1. Meningkatkan kesadaran generasi muda terhadap pentingnya peran serta
mereka dalam membangun kepariwisataan dan menjaga budaya.
2. Melahirkan global culture leader sebagai sebuah kekuatan yang besar untuk
pengembangan kepariwisataan kota Banda Aceh.
3. Melibatkan putra-putri daerah dalam kegiatan budaya dan pariwisata yang
diadakan oleh pemerintah kota Banda Aceh (sumber: wawancara peneliti).
Para duta wisata kota Banda Aceh terhimpun dalam Ikatan Agam Inong
Banda Aceh yang dibentuk pada tahun 2013. Ikatan Agam Inong Banda Aceh
merupakan organisasi pemerintahan di bawah naungan Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata kota Banda Aceh. Sejak tahun 2013, sebanyak tiga puluh orang finalis
duta wisata Banda Aceh setiap tahunnya yang terdiri dari 15 Agam dan 15 Inong
tergabung dalam Ikatan Agam Inong Banda Aceh. Terbentuknya Ikatan Agam
Inong Banda Aceh diharapkan mampu menjadi wadah untuk mengembangkan
minat dan bakat seluruh duta wisata yang memiliki kekreatifan hobi yang
nantinya dapat disalurkan dalam berbagai agenda kegiatan di kota Banda Aceh,
baik yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota Banda
Aceh maupun pihak penyelenggara event lainnya. Selain itu, keberadaan Ikatan
Agam Inong Banda Aceh mampu membantu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
kota Banda Aceh dalam menjalankan tugasnya sebagai promotor pariwisata guna
mengenalkan objek wisata kota Banda Aceh kepada khalayak lokal, nasional,
maupun internasional.

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara

27

2.3

Model Teoritis

Gambar 2.1
Model Teoritis Penelitian

IKATAN AGAM
INONG BANDA ACEH

PROGRAM KERJA

PERAN AGAM INONG
2015

STRATEGI
KOMUNIKASI

PROMOSI
PARIWISATA

Sumber : Peneliti

Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara