Pengaruh Belanja Modal, Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbangan terhadap Pendapatan Perkapita di Pemko Pemkab Provinsi Sumatera Utara tahun 2011-2013

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang Penelitian

Pembangunan insfratruktur menjadi tolak ukur kemajuan suatu daerah.
Keberadaan insfratruktur yang mumpuni tentunya akan mendorong geliat pertumbuhan
perekonomian suatu daerah. Sumatera utara sebagai salah satu provinsi terbesar di
Indonesia tentunya memiliki potensi yang berlimpah yang sangat membutuhkan
dukungan dari pemerintah melalui penyediaan insfratruktur yang baik. Pembangunan
insfratruktur suatu daerah didukung dari berbagai sumber pendanaan seperti Belanja
Modal, PAD, dan Dana Perimbangan. Semua dana tersebut digunakan pemerintah
sebaik-baiknya demi peningkatan kesejahteraan masyarakatnya.

Pembangunan ini

tentunya juga akan berpengaruh pada pertumbuhan kesejahteraan masyarakat.
Kesejahteraan masyarakat sering diukur dengan melihat pendapatan perkapitanya.
Pendapatan perkapita sering digunakan sebagai tolak ukur kemakmuran dan tingkat
pembangunan sebuah negara; semakin besar pendapatan perkapitanya semakin makmur

negara tersebut. Pendapatan perkapita didapatkan dari hasil pembagian pendapatan
nasional suatu negara dengan jumlah penduduk negara tersebut.

Dalam lingkup

kecilnya bisa dikatakan pendapatan perkapita adalah total pendapatan suatu daerah
dibagi dengan jumlah penduduk daerah tersebut. Peningkatan kesejahteraan masyarakat
merupakan suatu bukti keberhasilan pembangunan yang merupakan salah satu tugas
pemerintah.

Pendapatan

perkapita

menunjukkan

rata-rata

tingkat


pendapatan

masyarakat pada suatu daerah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

11
Universitas Sumatera Utara

pengaruh dari beberapa aspek seperti , belanja modal, pendapatanasli daerah, dan dana
perimbangan terhadap pendapatan perkapita.
Pemerintah pusat dalam rangka desentralisasi kewenangannya memberikan dana
transfer kepada pemerintah daerah (pemda). Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004
tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah pada
bagian penjelasan pasal 28 ayat 2 menyebutkan bahwa jumlah penduduk merupakan
variabel yang mencerminkan kebutuhan akan penyediaan layanan publik di setiap
daerah. Oleh sebab itu peneliti ingin mengetahui lebih lanjut seberapa besar pengaruh
keuangan daerah terhadap peningkatan pendapatan perkapita.
Pembangunan di Indonesia pada daerah kabupaten dan kota sampai saat ini masih
bergantung pada dana transfer dari pemerintah pusat. Kabupaten/kota baru berdiri yang
berasal dari pemekaran pada awal pemerintahan bergantung kepada dana perimbangan
dari pemerintah pusat. Simanjuntak (2001) dalam Ndadari dan Adi (2008) walaupun

otonomi sudah berjalan di tiap kabupaten dan kota namun pemerintah daerah belum
sepenuhnya lepas dari pemerintah pusat salah satunya dalam hubungan keuangan antara
pusat dan daerah.
Hubungan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah diatur dalam Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 104 tahun 2000 tentang dana perimbangan yang
kemudian diganti dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 tahun
2005 tentang dana perimbangan.Dana perimbangan terdiri dari Dana Bagi Hasil (DBH),
DAU, dan Dana Alokasi Khusus.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah menyebutkan pendapatan daerah

12
Universitas Sumatera Utara

terdiri atas pendapatan asli daerah, dana perimbangan,dan lain-lain pendapatan daerah
yang sah.
Hal tersebut menunjukkan bahwa ketiga bagian tersebut mempunyai peranan dalam
meningkatkan pembangunan di kabupaten/kota.Adi dan Ndadari (2008) permasalahan
yang terjadi saat ini adalah pemerintah daerah terlalu menggantungkan alokasi DAU
untuk membiayai belanja modal dan pembangunan tanpa mengoptimalkan potensi yang
dimiliki daerah. Saat alokasi DAU yang diperoleh besar, maka pemerintah daerah akan

berusaha agar pada periode berikutnya DAU yang diperoleh tetap. Hal ini menunjukkan
bahwa DAU merupakan salah satu faktor yang dapat mendukung dalam peningkatan
kemakmuran masyarakat di daerah.
Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Mardiasmo menyatakan bahwa DAK
merupakan dana yang dialokasikan kepada daerah tertentu untuk mendanai kegiatan
khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional, terutama
untuk membantu membiayai kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan dasar
masyarakat atau untuk mendorong percepatan pembangunan daerah. Daerah yang akan
mendapatkan alokasi DAK adalah daerah-daerah yang memenuhi kriteria umum,
kriteria khusus, dan kriteria teknis. Kebijakan alokasi DAK antara lain diprioritaskan
untuk membantu daerah-daerah dengan kemampuan keuangan di bawah rata-rata
nasional dalam rangka mendanai kegiatan penyediaan sarana dan prasarana fisik
pelayanan dasar yang sudah merupakan urusan daerah; menunjang percepatan
pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pesisir dan kepulauan, perbatasan darat
dengan negara lain, daerah tertinggal/terpencil, serta termasuk daerah ketahanan
pangan; mendorong penyediaan lapangan kerja, mengurangi jumlah penduduk miskin,

13
Universitas Sumatera Utara


serta mendorong pertumbuhan ekonomi melalui penciptaan sel-sel pertumbuhan di
daerah; menghindari tumpang tindih kegiatan yang didanai dari DAK dengan kegiatan
yang didanai dari anggaran kementerian/lembaga; serta mengalihkan kegiatan-kegiatan
yang didanai dari dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang telah menjadi urusan
daerah secara bertahapke DAK (http://www.perbendaharaan.go.id).
Brata (2004) dalam Harianto dan Adi (2007) bahwa terdapat dua komponen
penerimaan daerah yang berpengaruh positif secara signifikan terhadap pertumbuhan
regional yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Bagian Sumbangan dan Bantuan,
namun penelitian ini dilakukan sebelum periode otonomi daerah. PAD merupakan
kontribusi publik kepada pemerintah daerah yang pada akhirnya akan digunakan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program pembangunan.
Menurut Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang pedoman pengelolaan
keuangan daerah pada pasal 52 (1) menyebutkan bahwa belanja barang dan jasa
digunakan untuk pengeluaran pembelian/pengadaan barang yang nilai manfaatnya
kurang dari dua belas bulan dan/atau pemakaian jasa dalam melaksanakan program dan
kegiatan pemerintah daerah.Pasal 53 menyebutkan bahwa belanja modal adalah
pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembelian/pengadaan atau pembangunan
aset tetap berwujud yang mempunyai manfaat lebih dari dua belas bulan untuk
digunakan dalam kegiatan pemerintahan, seperti dalam bentuk tanah, peralatan dan
mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, dan aset tetap lainnya.DAK

dan DAU merupakan sumber bagi pemda untuk melakukan belanja modal sesuai
dengan anggaran yang telah ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD).

14
Universitas Sumatera Utara

Kepala Badan Pengawas Keuangan Pembangunan (BPKP) Didi Widayadi dalam
Sidang Kabinet Paripurna tanggal 29 Juli 2007 menyatakan bahwa penyerapan anggaran
dan tidak proporsionalnya belanja modal dibanding belanja barang pemerintah pusat
maupun daerah telah menghambat laju pertumbuhan ekonomi. Pemerintah juga
dipandang perlu untuk melakukan realokasi sebagian belanja barang ke belanja modal
khususnya untuk percepatan infrastruktur. Selanjutnya Widayadi (2007) menyatakan
bahwa perkembangan alokasi belanja modal dan belanja barang pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2002 sampai dengan 2008 menunjukkan
penurunan alokasi belanja modal dibandingkan alokasi untuk belanja barang. Pada
tahun 2002 alokasi belanja modal dibandingkan dengan total belanja modal dan barang
sebesar 74,45% sedangkan tahun 2008 menurun menjadi sebesar 50,77%. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin meningkatnya belanja barang dibandingkan dengan total
belanja menunjukkan semakin besarnya porsi belanja pemerintah yang dialokasikan

untuk aparatur dengan kata lain tidak mendukung rakyat dan pertumbuhan ekonomi
(www.bpkp.go.id).
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul
“Pengaruh Belanja Modal, Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbangan
terhadap Pendapatan Perkapita di Pemko/Pemkab Provinsi Sumatera Utara “
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:

15
Universitas Sumatera Utara

1. Apakah belanja modal berpengaruh secara parsial terhadap pendapatan
perkapita di pemko/pemkab provinsi sumatera utara ?
2. Apakah pendapatan asli daerah berpengaruh secara parsial terhadap pendapatan
perkapita di pemko/pemkab provinsi sumatera utara ?
3. Apakah dana perimbangan berpengaruh secara parsial terhadap pendapatan
perkapita di pemko/pemkab provinsi sumatera utara ?
4. Apakah belanja modal,pendapatan asli daerah, dan dana perimbangan

berpengaruh secara simultan terhadap pendapatan perkapita di pemko/pemkab
provinsi sumatera utara ?
1.3 Tujuan penelitian
Tujuan di dalam suatu penelitian merupakan hal yang sangat penting karena
tanpa tujuan, suatu penelitian tidak akan memiliki arah dan fokus. Penelitian yang
baik merupakan penelitian yang memiliki arah dan fokus yang jelas sehingga pada
akhirnya mampu menghasilkan kesimpulan yang benar. Tujuan di dalam penelitian
ini adalah:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh belanja modal secara parsial
terhadap pendapatan perkapita di pemko/pemkab provinsi sumatera utara.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pendapatan asli daerah secara
parsial terhadap pendapatan perkapita di pemko/pemkab provinsi sumatera utara.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dana perimbangan secara parsial
terhadap pendapatan perkapita di pemko/pemkab provinsi sumatera utara

16
Universitas Sumatera Utara

4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh belanja modal,pendapatan asli
daerah, dan dan perimbangan secara simultan terhadap pendapatan perkapita di

pemko/pemkab provinsi sumatera utara.
1.4 Manfaat penelitian
1) bagi peneliti,penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan
pemahaman kepada peneliti mengenai bagaimana pengaruh belanja modal,pendapatan
asli daerah, dan dana perimbangan terhadap pendapatan perkapita. Dan sebagai suatu
persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan sarjana.
2) bagi para akademisi, penelitian ini dapat diharapkan dapat memberikan
kontribusi terhadap akuntansi sektor publik dan dapat memberi masukan dalam
perkembangan akuntansi sektor publik.
3) bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan guna
penelitian lanjutan .
4) bagi pemerintah, khususnya pemerintahan provinsi sumatera utara, Penelitian ini
diharapkan mampu menjadi refrensi bagi pemerintah daerah dalam menyusun kebijakan
mengenai laporan keuangan demi tercapainya kesejahteraan masyarakat.

17
Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Belanja Modal terhadap Pendapatan Perkapita pada Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara

2 77 79

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum Dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Anggaran Belanja Modal Pada Pemko/Pemkab Sumatera Utara

1 65 74

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbangan terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Modal sebagai variabel moderating pada Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2011-2013

0 4 77

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA PERIMBANGAN DAN BELANJA MODAL TERHADAP Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan Dan Belanja Modal Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012-2013.

0 2 17

Pengaruh Belanja Modal, Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbangan terhadap Pendapatan Perkapita di Pemko Pemkab Provinsi Sumatera Utara tahun 2011-2013

0 0 11

Pengaruh Belanja Modal, Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbangan terhadap Pendapatan Perkapita di Pemko Pemkab Provinsi Sumatera Utara tahun 2011-2013

0 0 2

Pengaruh Belanja Modal, Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbangan terhadap Pendapatan Perkapita di Pemko Pemkab Provinsi Sumatera Utara tahun 2011-2013

0 0 18

Pengaruh Belanja Modal, Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbangan terhadap Pendapatan Perkapita di Pemko Pemkab Provinsi Sumatera Utara tahun 2011-2013

0 0 3

Pengaruh Belanja Modal, Pendapatan Asli Daerah dan Dana Perimbangan terhadap Pendapatan Perkapita di Pemko Pemkab Provinsi Sumatera Utara tahun 2011-2013

0 0 13

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Belanja Modal terhadap Pendapatan Perkapita pada Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara

0 0 10