Ruang Lingkup dan Sasaran Evaluasi Progr (4)

Ruang Lingkup dan Sasaran Evaluasi Program Diklat
Ledy Ahrisya, Mufidatun Lila A, Yudha Aldila Efendi.
Jurusan Teknologi Pendidikan dan Fakultas Ilmu Pendidikan
yudhaaefendi97@gmail.com
Dr. Sulthoni, M.Pd, Ence Surahman S.Pd., M.Pd

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang

Setiap lembaga yang memiliki program yang dihasilkan dari suatu kebijakan yang
dilaksanakan seseorang yang diberi kewenangan untuk melaksanakan, dan orang tersebut
memperoleh dana atas pelaksanaan kewenangan tersebut dari pemerintah dan masyarakat
pasti harus melakukan evaluasi atas pekerjaan tersebut. Evaluasi memiliki arti dan makna
yang luas. Evaluasi diartikan khusus berkaitan dengan evaluasi pendidikan yang di
dalamnya juga mencakup evaluasi program yang digunakan untuk melakukan penilaian
baik bagi seorang pengelola program atau proyek maupun instruktur yang mengelola materi
pembelajaran atau bahan ajar yang sudah diberikan kepada peserta didik atau trainer dalam
suatu lembaga pendidikan dan pelatihan.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut: Apa saja ruang lingkup
evaluasi program diklat? dan Siapa saja sasaran evaluasi program diklat?
C. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut: Untuk menjelaskan ruang
lingkup evaluasi program diklat dan sasaran evaluasi program diklat.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Ruang Lingkup Evaluasi Program Diklat
Cakupan atau ruang lingkup evaluasi program pada umumnya lebih luas daripada
evaluasi pembelajaran. Ruang lingkup pembahasan evaluasi program bisa bergerak dari
kurikulum dan sistem instruksional yang digunakan untuk mendukung tercapainya visi,
misi dan strategi lembaga diklat. Evaluasi program juga mencakup pembahasan sebagai
bagian dari lima pilar manajemen, yaitu pilar pengawasan (monitoring), evaluasi
(evaluation), dan pengendalian (controlling). Pada bagian manajemen, ini difokuskan untuk
melihat dan mengawal program atau proyek agar tetap menuju tercapainya tujuan institusi.
Maka monitor, mengontrol, dan mengevaluasi bisa dilakukan baik dalam kegiatan seharihari maupun periode tertentu dalam lembaga diklat untuk meyakinkan semua potensi
lembaga agar mengacu pada tercapainya tujuan lembaga.
Evaluasi program juga bisa bermanfaat secara efektif manakala dilengkapi dengan

fungsi monitor, yaitu melihat secara kontinu dan terus menerus suatu program atau proyek.
Evaluasi juga menjadi berdaya guna jika dalam evaluasi pimpinan melengkapinya dengan
fungsi lainnya, yaitu mengontrol agar program tetap berada dalam koridor mutu dan
memiliki kewenangan untuk mengendalikan dalam tingkat penjaminan layanan atau servis
baik pada para penggunanya maupun pemangku kepentingan. Fungsi evaluasi juga adalah
sebagai umpan balik terhadap proses penyelenggaraan lembaga, tetapi yang lebih penting
lagi adalah di dalam umpan balik terdapat fungsi pemberdayaan yang mengevaluasi semua
komponen dalam kinerja program sehingga program memiliki nilai tambah dan dalam
kerangka kerja yang wajar dan bisa dipertanggungjawabkan.
Pendidikan dapat dilihat sebagai suatu sistem. Sementara itu, sistem pendidikan
mengandung elemen yang diatur secara teratur. Elemen pendidikan itu termasuk: (1)
kurikulum; (2) elemen instruksional, seperti alat-alat media, gedung, dan jalan yang juga
sering disebut infrastruktur ; dan (3) elemen penting lainnya, yaitu siswa dan guru. Evaluasi
program dapat diterapkan dalam kegiatan penelitian. Penelitian yang biasanya terdiri atas
proposal penelitian, implementasi penelitian, dan laporan hasil penelitian dapat dievaluasi
keterlaksanaan dan kesesuaiannya dengan rencana. Selain itu, dapat juga dievaluasi apakah
hasil penelitiannya sudah sesuai seperti yang ditetapkan oleh peneliti.
Penyelenggaraan pendidikan perlu dievaluasi karena lembaga pendidikan dikelola
dengan dana yang besar yang berasal baik dari pemerintah dan juga masyarakat. Dengan
diadakannya evaluasi program yang menjunjung tinggi keterbukaan dalam organisasi serta

diintensifkannya tata kelola yang baik dalam mengelola diklat, hal tersebut akan membawa
keuntungan di dua pihak, yaitu pengelola atau tim manajemen dan pihak pemangku
kepentingan. Pemangku kepentingan adalah mereka yang memiliki kepentingan baik
langsung maupun tidak langsung, terhadap keberhasilan program suatu diklat. Pihak
pengelola merasa puas karena sudah mempertanggungjawabkan apa yang telah
dipercayakan sebagai pengelola. Pihak pemangku kepentingan mendapatkan informasi
yang objektif tentang kinerja lembaga diklat, yang mungkin bisa digunakan untuk
bermacam-macam keperluan terkait dengan pendidikan generasi penerusnya.

Dalam ruang lingkup evaluasi diklat terdapat evaluasi pembelajaran yang mencakup
perspektif domain, yaitu ranah afektif, ranah kognitif dan ranah psikomotor.




Afektif : ranah hasil pelatihan yang berkaitan dengan pengembangan sikap dan
nilai
Kognitif : ranah hasil pelatihan yang berkaitan dengan intelektual
Psikomotor : ranah hasil pelatihan yang berkaitan dengan keterampilan atau
gerakan tubuh.


Tabel Kaitan antara kegiatan pembelajaran dengan domain tingkatan aspek Psikomotorik
Tingkat
Deskripsi
I. Gerakan Refleks Arti: gerakan refleks adalah basis semua perilaku bergerak,
respons terhadap stimulus tanpa sadar.
Misalnya:melompat,menunduk,berjalan,menggerakkan
leher dan kepala, menggenggam, memegang
Contoh kegiatan belajar:
– mengupas mangga dengan pisau
– memotong dahan bunga
– menampilkan ekspresi yang berbeda
– meniru gerakan polisi lalulintas, juru parkir
– meniru gerakan daun berbagai tumbuhan yang diterpa
angin
II Gerakan dasar Arti: gerakan ini muncul tanpa latihan tapi dapat
(basic fundamental Diperhalus melalui praktik gerakan ini terpola dan dapat
movements)
ditebak
Contoh kegiatan belajar:

 · contoh gerakan tak berpindah: bergoyang,
membungkuk, merentang, mendorong, menarik,
memeluk, berputar
 · contoh gerakan berpindah: merangkak, maju
perlahan-lahan, muluncur, berjalan, berlari,
meloncat-loncat, berputar mengitari, memanjat.
 · Contoh gerakan manipulasi: menyusun balok/blok,
menggunting, menggambar dengan krayon,
memegang dan melepas objek, blok atau mainan.
 · Keterampilan gerak tangan dan jari-jari:
memainkan bola, menggambar.
III. Gerakan
Arti : Gerakan sudah lebih meningkat karena dibantu
Persepsi
kemampuan perseptual

( Perceptual
obilities)

Contoh kegiatan belajar:

- menangkap bola, mendrible bola
- melompat dari satu petak ke petak lain dengan 1 kali
sambil menjaga keseimbangan
- memilih satu objek kecil dari sekelompok objek yang
ukurannya bervariasi
- membaca melihat terbangnya bola pingpong
- melihat gerakan pendulun menggambar simbol geometri
- menulis alfabet
- mengulangi pola gerak tarian
- memukul bola tenis, pingpong
- membedakan bunyi beragam alat musik
- membedakan suara berbagai binatang
- mengulangi ritme lagu yang pernah didengar
- membedakan berbagai tekstur dengan meraba

IV. Gerakan
Arti: gerak lebih efisien, berkembang melalui kematangan
Kemampuan fisik dan belajar
(Psycal abilities) Contoh kegiatan belajar:
menggerakkan otot/sekelompok otot selama waktu tertentu

berlari jauh
mengangkat beban
menarik-mendorong
melakukan push-up
kegiatan memperkuat lengan, kaki dan perut
menari
melakukan senam
melakukan gerakan pesenam, pemain biola, pemain bola
V. gerakan terampil Arti: dapat mengontrol berbagai tingkat gerak – terampil,
(Skilled
tangkas, cekatan melakukan gerakan yang sulit dan rumit
movements)
(kompleks)
Contoh kegiatan belajar:
 melakukan gerakan terampil berbagai cabang
olahraga
 menari, berdansa
 membuat kerajinan tangan
 menggergaji
 mengetik








bermain piano
memanah
skating
melakukan gerak akrobatik
melakukan koprol yang sulit

VI. Gerakan indah Arti: mengkomunikasikan perasaan melalui gerakan
dan kreatif
 gerak estetik: gerakan-gerakan terampil yang efisien
(Non-discursive
dan indah
communicatio)
 gerakan kreatif: gerakan-gerakan pada tingkat

tertinggi untuk mengkomunikasikan peran
Contoh kegiatan belajar:
 kerja seni yang bermutu (membuat patung, melukis,
menari baletr
 melakukan senam tingkat tinggi
 bermain drama (acting)
 keterampilan olahraga tingkat tinggi

Tabel Kaitan antara kegiatan pembelajaran dengan domain tingkatan aspek Afektif
Tingkat
Contoh kegiatan pembelajaran
Penerimaan
Arti : Kepekaan (keinginan menerima/memperhatikan)
(Receiving)
terhadap fenomena/stimult menunjukkan perhatian
terkontrol dan terseleksi
Contoh kegiatan belajar :
-sering mendengarkan musik
– senang membaca puisi
– senang mengerjakan soal matematik

– ingin menonton sesuatu
– senang menyanyikan lagu
Responsi
Arti : menunjukkan perhatian aktif melakukan sesuatu
(Responding)
dengan/tentang fenomena setuju, ingin, puas meresponsi
(mendengar)
Contoh kegiatan belajar :
 mentaati aturan
 mengerjakan tugas
 mengungkapkan perasaan
 menanggapi pendapat
 meminta maaf atas kesalahan
 mendamaikan orang yang bertengkar
 menunjukkan empati
 menulis puisi
 melakukan renungan
 melakukan introspeksi
Acuan Nilai
( Valuing)


Arti : Menunjukkan konsistensi perilaku yang mengandung
nilai, termotivasi berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang
pasti
Tingkatan : menerima, lebih menyukai, dan menunjukkan
komitmen terhadap suatu nilai
Contoh Kegiatan Belajar :
 mengapresiasi seni
 menghargai peran
 menunjukkan perhatian
 menunjukkan alasan
 mengoleksi kaset lagu, novel, atau barang antik
 menunjukkan simpati kepada korban pelanggaran


Organisasi

HAM
menjelaskan alasan senang membaca novel

Arti : mengorganisasi nilai-nilai yang relevan ke dalam suatu
sistem menentukan saling hubungan antar nilai
memantapkan suatu nilai yang dominan dan diterima di
mana-mana memantapkan suatu nilaimyang dominan dan
diterima di mana-mana
Tingkatan : konseptualisasi suatu nilai, organisasi suatu
sistem nilai
Contoh kegiatan belajar :
 rajin, tepat waktu
 berdisiplin diri mandiri dalam bekerja secara
independen
 objektif dalam memecahkan masalah
 mempertahankan pola hidup sehat
 menilai masih pada fasilitas umum dan mengajukan
saran perbaikan
 menyarankan pemecahan masalah HAM
 menilai kebiasaan konsumsi
 mendiskusikan cara-cara menyelesaikan konflik
antar- teman

Tabel Kaitan antara kegiatan pembelajaran dengan domain tingkatan aspek kognitif
No Tingkatan
Deskripsi
1
Pengetahuan Arti: Pengetahuan terhadap fakta, konsep, definisi,
nama, peristiwa, tahun, daftar, teori, prosedur,dll.
Contoh kegiatan belajar:
 Mengemukakan arti
 Menentukan lokasi
 Mendriskripsikan sesuatu
 Menceritakan apa yang terjadi
 Menguraikan apa yang terjadi
2

Pemahaman

Arti:pengertian terhadap hubungan antar-faktor, antar
konsep, dan antar data hubungan sebab akibat penarikan
kesimpulan
Contoh kegiatan belajar:
¨ Mengungkapakan gagasan dan pendapat dengan
kata-kata sendiri
¨ Membedakan atau membandingkan
¨ Mengintepretasi data
¨ Mendriskripsikan dengan kata-kata sendiri
¨ Menjelaskan gagasan pokok
¨ Menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri

3

Aplikasi

Arti: Menggunakan pengetahuan untuk memecahkan
masalah atau menerapkan pengetahuan dalam kehidupan
sehari-hari
Contoh kegiatan:
 Menghitung kebutuhan
 Melakukan percobaan
 Membuat peta
 Membuat model
 Merancang strategi

4

Analisis

Artinya: menentukan bagian-bagian dari suatu masalah,
penyelesaian, atau gagasan dan menunjukkan hubungan
antar bagian tersebut
Contoh kegiatan belajar:
 Mengidentifikasi faktor penyebab
 Merumuskan masalah




5

Sintesis

6

Evaluasi

Mengajukan pertanyaan untuk mencari informasi
Membuat grafik
Mengkaji ulang

Artinya: menggabungkan berbagai informasi menjadi
satu kesimpulan/konsepatau meramu/merangkai
berbagai gagasan menjadi suatu hal yang baru
Contoh kegiatan belajar:
v Membuat desain
v Menemukan solusi masalah
v Menciptakan produksi baru,dst.
Arti: mempertimbangkan dan menilai benar-salah, baikburuk, bermanfaat-tidak bermanfaat
Contoh kegiatan belajar:
Mempertahankan pendapat
Membahas suatu kasus
Memilih solusi yang lebih baik
Menulis laporan,dst.

B. Sasaran Evaluasi Program Diklat
Sasaran evaluasi program diklat yaitu mencakup peserta, program penggunaan
personil, organisasi penyelenggara, sarana dan prasarana, biaya tamatan, partisipasi
pelanggan dan masayarakat (Soebagio Atmodiwirio, 2005).
Evaluasi terhadap peserta
Evaluasi dilaksanakan terhadap peserta selama mengikuti diklat dalam bidang
akademiknya yang meliputi kegiatan-kegiatan selama dalam kelas ( proses belajarmengajar di kelas), diskusi, seminar, praktek kerja lapangan, penulisan kertas kerja.
Di samping aspek akademik dievaluasi juga aspek sikap peserta.
Aspek akademik (penguasaan materi)

Menurut Soebagio Atmodiwirio (2005) aspek akademik (penguasaan materi) aspek
yang dinilai meliputi: Pemahaman materi, Komunikasi lisan, Penganalisaan teoritis dan
pemecahan masalah, Komunikasi tertulis.
Dalam praktek evaluasi dapat dikategorikan dalam: Ujian, terdiri dari ujiam kognitif
dan ujian komprehensif, Penulisan kertas kerja, aspek yang dinilai adalah penguasaan
materi, analisis, dan teknik penulisan
Aspek sikap dan perilaku
Menurut Soebagio Atmodiwirio (2005) aspek sikap dan perilaku yang dinilai
meliputi: Disiplin. Disiplin, adalah ketaatan dan kepatuhan peserta tehadap seluruh
ketentuan yang ditetapkan. Indikatornya adalah: Kehadiran, Ketepatan hadir di kelas,
Ketepatan penyelesaian tugas-tugas, Berpakaian rapi sesuai dengan ketentuan yang
ditentukan.
Kepemimpinan
Kepemimpinan, kemampuan memotivasi dan menggerakan peserta lainnya
meyakinkan orang lain, mempertahankan pendapat, dan mengatasi ketegangan yang
mungkin ada indikatornya adalah: Obyektif dan tegas dalam mengambil keputusan,
Membela kepentingan bersama sesuai dengan ketentuan dan berlaku, Bertanggung jawab,
Memberi contoh yang dapat diteladani seperti sabar, komunikatif, ksatria, adil, jujur, tekun,
tegas dan sosial.
Kerjasama
Kerjasama, adalah kemampuan untuk menyelesaikan tugas secara bersama-sama
indikatornya adalah: Menyelesaikan tugas bersama dengan orang lain melalui musyawarah
dan mufakat, Membinan keutuhan dan kelompok dan kekompakan kelompok, Tidak
mendikte atau mendominasi kelompok, Mau menerima penadapt orang lain.
Prakarsa
Prakarsa, kemampuan untuk mengajukan gagasabn yang bermanfaat bagi
kepentingan kelompok atau kepentingan yang lebih luas. Indikatornya adalah: Berperilaku
positif untuk kelancaran diklat atau membuat situasi diklat lebih menggairahkan, Mampu
mengajukan saran-saran yang nyata baik yang menyangkut materi diklat maupun yang
menyangkut kelancaran pelaksanaan diklat, Dapat menyampaikan gagasan baru yang
bermanfaat, Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang relevan dan tidak bersifat menguji
atau memojokan orang lain, Dapat mengendalikan diri sesuai dengan wajtu, situasi dan
lingkungan.
Evaluasi terhadap instruktur
Evaluasi ini dilaksanakan oleh peserta setelah seorang instruktur selesai menyajikan
bahan/materi pelajaran yang meliputi tanggung jawabnya.
Menurut Soebagio Atmodiwirio (2005) Unsur-unsur yang dinilai adalah Penguasaan
materi, Sistamatik penyajian, Kemampuan menyajikan materi, Ketepatan waktu hadir di
kelas, Penggunaan metode mengajar dan alat bantu mengajar, Sikap dan perilaku, Cara

menjawab pertanyaan dari peserta, Penggunaan bahasa, Pemberian motivasi belajar kepada
peserta, Pencapaian tujuan pembelajaran, Daya simpatik, gaya dan sikap terhadap peserta,
Cara berpakaian, Kerjasama antara instruktur jika pembelajaran dilakukan oleh tim.
Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk memperbaiki kinerja seorang
instruktur/pengajar supaya lebih baik lagi sehingga tujuan yang telah direncanakan bisa
tercapai dengan efektif dan efisien.
Evaluasi terhadap panitia/penyelenggara
Evaluasi ini dilaksanakan oleh peserta terhadap pelaksanaan diklat termasuk unsurunsur administrasi dan program akademiknya.
Menurut Soebagio Atmodiwirio (2005) unsur-unsur yang dinilai adalah: Tujuan
diklat, Relevansi program diklat dengan tugas, Manfaat tiap mata pelajaran bagi
pelaksanaan tugas, Manfaat diklat bagi peserta sendiri dan organisasi/unit kerjanya,
Mekanisme pelaksanaan diklat, Hubungan peserta dengan pelaksana diklat, Pelayanan
panitia/sekretariat terhadap peserta, Pelayanan akomodasi, Pelayanan konsumsi, Pelayanan
keshatan.
Tujuan evaluasi ini sebagian besar adalah untuk melakukan perubahan atau hal-hal
yang tidak diinginkan oleh peserta pelatihan dan mengadakan atau melaksanakan harapan
atau keinginan peserta pelatihan.

Evaluasi Terhadap Program Pelatihan
Evaluasi bertujuan menilai kualitas penyelenggaraan program. Pelaku evaluasi
adalah partisipan. Evaluasi ini mencakup aspek teknis dan substantive dari program
pelatihan. Di dalam aspek teknis misalnya keadaan layanan fotocopy, internet, kelancaran
distribusi handout, dan sebagainya. Di dalam aspek substantive misalnya kesesuaian
matakuliah dengan kebutuhan partisipan; di dalam matakuliah itu bagian mana yang isinya
sesuai dengan kebutuhan partisipan dan sebagainya.
Evaluasi terhadap program dapat diadakan lebih dari sekali apabila ada perubahanperubahan yang dilakukan oleh pihak manajemen program pelatihan selama program
berjalan, dan memerlukan penilaian dari partisipan. Untuk maksud perbaikan, pihak
manajemen dapat pula menyediakan kotak saran yang menampung penilaian dan saran dari
partisipan.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah sebagai berikut:
Ruang lingkup evaluasi program diklat bisa bergerak dari kurikulum dan sistem
instruksional yang digunakan untuk mendukung tercapainya visi, misi dan strategi lembaga
diklat. Sasaran evaluasi program diklat yaitu mencakup peserta, program penggunaan
personil, organisasi penyelenggara, sarana dan prasarana, biaya tamatan, partisipasi
pelanggan dan masayarakat (Soebagio Atmodiwirio, 2005).
Saran :
Demikian paper yang dapat kami tulis, kami menyadari bahwa paper ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis

harapkan guna perbaikan paper selanjutnya. Semoga paper ini bermanfaat dan menambah
kazanah keilmuan bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA
Sukardi. 2014. Evaluasi Program Pendidikan dan Kepelatihan. Jakarta: Penerbit Bumi
Aksara.
Ardi.
2012.
Sasaran
Evaluasi
Pendidikan
dan
Pelatihan.
(Online).
(www.psychologymania.com/2013/03/sasaran-evaluasi-pendidikan-dan.html?m=1) diakses
30 Januari 2018.
Arifin, Z. 2009. Evaluasi Pembelajaran. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung
Zaifbio. 2009. Ranah Penilaian Kognitif, Afektif dan Psikomotorik. (Online).
(https://zaifbio.wordpress.com/2009/11/15/ranah-penilaian-kognitif-afektif-danpsikomotorik/) diakses 30 Januari 2018.