HUKUM SEBAGAI ILMU NORMATIF. docx

HUKUM SEBAGAI ILMU NORMATIF
Norma atau kaidah berisi kehendak yang mengatur perilaku seseorang,
sekelompok orang, atau orang banyak dalam hubungannya dengan orang lain atau
dengan makhluk lain, dan alam sekelilingnya. Di dalam kehidupan manusia
terdapat berbagai macam norma seperti; norma moral, norma susila, norma etika,
norma agama, norma hukum, dan lain-lain. Di antara norma-norma tersebut
norma hukum merupakan norma yang paling kuat berlakunya, karena bagi
pelanggarnya dapat diancam sanksi pidana atau sanksi pemaksa oleh kekuasaan
negara, oleh karena itu norma hukum mempunyai sifat keberlakuan yang
heteronom sedang norma-norma lain mempunyai sifat keberlakuan yang otonom.
Pandangan

Normatif

adalah

Kerangka

berpikir

tentang


hukum,

keberlakuannya, penerapannya, pembentukannya dan penegakannya harus
berdasar kepada segala bentuk peraturan perundang-undangan yang mengatur
tentang hukum tersebut. Pandangan ini mutlak memberlakukan dogmatika hukum
yang bersumber pada hukum positif, sehingga tidak memperhitungkan tentang
faktor Empiris yang mengukur manfaat keberlakuan hukum dengan melihat
kondisi/ fakta di masyarakat, disebut pandangan Positivistik.
llmu hukum adalah ilmu yang memiliki kepribadian yang khas (sui
generis). Ciri ilmu hukum sebagai sui generis: karakter normatif ilmu hukum,
terminologi ilmu hukum, jenis ilmu hukum, lapisan ilmu hukum. Dari sudut
kualitas sulit dikelompokkan dalam Ilmu Pengetahuan Alam atau dalam Ilmu
Pengetahuan Sosial. Jelaslah, sangat sulit untuk mengkategorikan ilmu hukum ke
dalam kelompok ilmu yang mana, sehingga lebih tepat jika ilmu hukum adalah
ilmu yang suigeneris. Ilmu hukum mempunyai tiga lapisan, jika dalam tataran
dogmatik hukum dapatlah dikatakan bahwa ilmu hukum termasuk ilmu praktis,
karena bertujuan untuk problem solving. Tetapi dalam tataran teori hukum ilmu
hukum masuk ilmu normatif. Dalam tataran filsafat, tidak dapat ilmu hukum
dipertanyakan masuk apa karena filsafat bukan ilmu, tetapi filsafat adalah induk

dari ilmu. Terakhir, ilmu Hukum dibedakan menjadi Ilmu hukum normatif
obyeknya norma dengan Ilmu hukum empiris yang terdiri dari factual patterns of
behavior, Sociological jurisprudence dan socio-legal studies.

1

Norma hukum sebagaimana halnya dengan norma-norma lainnya tersusun
secara hierarkis dan berjenjang ke atas berhadapan dengan norma hukum yang
membentuknya, dan ke bawah berhadapan dengan norma hukum yang
dibentuknya. Susunan tersebut berpuncak pada norma tertinggi yang disebut
sebagai norma dasar yang tidak dibentuk oleh norma yang lebih tinggi lagi,
melainkan ditetapkan terlebih dahulu oleh masyarakat yang bersangkutan. Norma
hukum berisi kehendak yang dikategorikan dengan Das Sollen, yaitu suatu
kategori yang bersifat imperatif. Kehendak itu dapat berupa suruhan atau
larangan, dan dapat juga berupa pem" bebasan dari suruhan atau pengecualian dari
larangan. Norma hukum selain berfungsi mengatur perilaku, juga berfungsi
memberi kuasa kepada norma hukum lain untuk mengatur perilaku atau berfungsi
mengubah atau mengganti norma hukum lain, menurut Bruggink (1996:100),
norma hukum sebagai norma perilaku berisi:
(a) Perintah (gebod); yaitu kewajiban masyarakat untuk melakukan sesuatu.

(b) Larangan (verbod); yaitu kewajiban masyarakat untuk tidak melakukan
sesuatu.
(c) Pembebasan/Dispensasi (vrijfstelling); yaitu pembolehan khusus untuk tidak
melakukan sesuatu yang secara umum diharuskan.
(d) Izin (toestemming); yaitu pembolehan (perkenan) atau pengecualian khusus
untuk melakukan sesuatu yang secara umum dilarang.
Ilmu hukum menunjukkan penafsiran normatif atas obyeknya hanya
dengan memahami perilaku manusia yang tergabung dalam suatu masyarakat
yang merupakan isi dari dan ditentukan oleh norma hukum. Ilmu hukum
menjelaskan norma-norma hukum yang diciptakan oleh tindak perilaku manusia
dan harus diterapkan dan dipatuhi oleh tindakan tersebut, dengan demikian ia
menjelaskan hubungan normatif antara fakta-fakta yang ditetapkan oleh normanorma itu.
Muatan norma hukum yang mengatur perilaku ini dapat dilihat dari dua
sisi: Pertama, dilihat dari orang-orang yang diatur perilakunya, pada tataran ini
norma bersifat umum dan individual. Kedua, dilihat dari perilaku yang diaturnya,
pada tataran ini norma bersifat abstrak dan konkrit. Dengan demikian muatan
norma hukum yang sifatnya umum dan abstrak dirumuskan dalam undang-undang

2


dan norma hukum yang sifatnya konkrit dan individual dimuat dalam Keputusan
Tata Usaha Negara. Selanjutnya menurut Hart sebagaimana dikutip Bruggink
(1996:102), disamping norma perilaku terdapat sekelompok norma yang
menentukan sesuatu berkenaan dengan kaidah perilaku itu sendiri yang disebut
dengan meta norma, yaitu:
a)

Norma Pengakuan (Rules of Recognition); yaitu norma yang menetapkan
norma perilaku mana yang di dalam suatu masyarakat hukum tertentu harus
dipenuhi.

b) Norma Perubahan (Rules of Change); yaitu norma yang menetapkan
bagaimana sesuatu norma perilaku dapat diubah.
c)

Norma Kewenangan (Rules of Adjudication); yaitu norma yang menetapkan
oleh siapa dan dengan melalui prosedur yang mana norma perilaku ditetapkan
dan bagaimana suatu kaidah perilaku harus diterapkan jika dalam suatu
kejadian tertentu terdapat ketidakjelasan.
Ilmu hukum normatif merupakan ilmu praktis, mengubah keadaan serta


menawarkan penyelesaian terhadap problem masyarakat. Ilmu hukum memiliki
karatersitik yang khas yang berbeda dengan ilmu lainnya.
Norma hukum berhubungan dengan asas-asas hukum, hubungan tersebut
terletak dalam proses pembentukan norma hukum, sebab asas-asas hukum sebagai
ketentuan moral mempengaruhi pembentukan hukum, jadi norma hukum
bertumpu pada asas hukum. Mengenai asas hukum ada perbedaan pendapat di
kalangan ilmuwan hukum, pendapat pertama menyatakan bahwa asas hukum
merupakan bagian dari sistem hukum. Jadi sebagaimana halnya norma hukum
maka asas hukum mengikat masyarakat, pendapat kedua menyatakan asas hukum
tidak merupakan bagian dari sistem hukum, karenanya tidak mengikat
masyarakat.

3

TUGAS
MATA KULIAH TEORI HUKUM
“HUKUM SEBAGAI ILMU NORMATIF”

DOSEN :

Prof. Dr. HERLAMBANG, SH., MH

OLEH :
SYAFRIZAL

PROGRAM STUDI PASCASARJANA ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS BENGKULU
2017

4