Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) Di Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat Chapter III V

BAB III
PENYAJIAN DATA

5. Potensi Penerimaan PBB-P2 Di Badan Pendapatan Daerah Kabupaten
Langkat
Pemberlakuan Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan
menjadi Pajak Daerah di Kabupaten Langkat dimulai sejak Januari 2014.
Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan
Sektor Perdesaan dan Perkotaan masih rendah dibandingkan dengan perkotaan
yang masyarakatnya memiliki rasa antusiasme yang tinggi dalam membayar
PBB.
Berikut penulis akan menyajikan Data Potensi atau Kemampuan Badan
Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat dalam memungut Pajak Bumi dan
Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaaan pada Tahun 2014 – 2016 adalah
sebagai berikut :
Tabel 3.1
Potensi Penerimaan PBB-P2 tahun 2014
SPPT
Jumlah SPPT Terutang
SPPT Dibayar
SPPT Menunggak


Tahun 2014
Jumlah SPPT

Penerimaan

320.000
242.009
77.991

Rp. 13.467.164.979,00
Rp. 10.184.929.561,00
Rp. 3.282.235.418,00

Sumber : Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat
Pada tahun 2014 jumlah SPPT terutang sebanyak 320.000 lembar dengan
penerimaan sebesar Rp. 13.467.164.979,00, SPPT yang telah dibayar

Universitas Sumatera Utara


sebanyak 242.009 lembar dengan penerimaan sebesar Rp. 10.184.929.561,00
dan SPPT yang menunggak sebanyak 77.991 lembar dengan penerimaan
sebesar Rp. 3.282.235.481,00, maka dapat diketahui persentase penerimaan
PBB-P2 pada tahun 2014 berdasarkan jumlah SPPT yang telah dibayar dari
jumlah SPPT teturang keseluruhan ada sebesar 75,62%.

Tabel 3.2
Potensi Penerimaan PBB-P2 Tahun 2015
SPPT

Jumlah SPPT

Jumlah SPPT Terutang
SPPT Dibayar
SPPT Menunggak

314.180
241.332
72.848


Tahun 2015
Penerimaan
Rp. 14.563.554.493,00
Rp. 11.186.775.690,59
Rp. 3.376.778.802,41

Sumber : Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat
Pada tahun 2015 jumlah SPPT terutang sebanyak 314.180 lembar dengan
penerimaan sebesar Rp. 14.563.554.493,00, SPPT yang telah dibayar
sebanyak 241.332 lembar dengan penerimaan sebesar Rp. 11.186.775.690,59
dan SPPT yang menunggak sebanyak 72.848 lembar dengan penerimaan
sebesar Rp. 3.376,778.802,41 maka dapat diketahui persentase penerimaan
PBB-P2 pada tahun 2015 berdasarkan jumlah SPPT yang telah dibayar dari
jumlah SPPT teturang keseluruhan ada sebesar 76,81%

Tabel 3.3
Potensi Penerimaan PBB-P2 Tahun 2016
SPPT
Jumlah SPPT Terutang
SPPT Dibayar

SPPT Menunggak

Tahun 2016
Jumlah SPPT
Penerimaan
314.180
255.475
58.705

Rp. 17.618.849.059,00
Rp. 14.326.731.071,00
Rp. 3.292.118.042,00

Universitas Sumatera Utara

Sumber : Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat
Pada tahun 2016 jumlah SPPT terutang sebanyak 314.180 lembar dengan
penerimaan sebesar Rp.17.618.849.059,00, SPPT yang telah dibayar
sebanyak 255.475 lembar dengan penerimaan sebesar Rp. 14.326.731.071,00
dan SPPT yang menunggak sebanyak 58.705 lembar dengan penerimaan

sebesar Rp. 3.292.118.042,00 maka dapat diketahui persentase penerimaan
PBB-P2 pada tahun 2016 berdasarkan jumlah SPPT yang telah dibayar dari
jumlah SPPT teturang keseluruhan ada sebesar 81,31%
6. Target dan Realisasi Penerimaan PBB-P2 Di Badan Pendapatan Daerah
Kabupaten Langkat
Setiap

kecamatan di Kabupaten Langkat

membantu BAPENDA

Kabupaten Langkat untuk Meningkatkan PAD Kabupaten Langkat khususnya
dalam Pemungutan PBB-P2 yang dilaksanakan oleh UPT PBB Kabupaten
Langkat. Berikut ini adalah Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan
Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan di tiap kecamatan di wilayah
Kabupaten Langkat selama tiga tahun terakhir sejak diberlakukannya
Pengelolaan PBB-P2 oleh Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat.
Tingkat pencapaian realisasi penerimaan PBB-P2 tahun 2014-2016
sebesar 101,85%, 101,70%, 106,46%. Tingkat pencapaian realisasi PBB-P2 di
tahun 2016 merupakan tingkat pencapaian tertinggi dari tahun 2014-2016 dan

juga merupakan realisasi PBB-P2 terbesar selama tiga tahun periode 20142016. Sedangkan tingkat pencapaian realisasi pada tahun 2015 merupakan
tingkat pencapaian realisasi terendah selama tahun 2014-2016 yaitu 101,70%.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 3.4
Daftar Realisasi Penerimaan PBB-P2 Tiap Kecamatan Tahun 2014
No
1
2
3
4
5
6
7
8

Kecamatan
Target
Realisasi

%
310.484.752
104.19
Bahorok
298.000.000
163.085.889
102.57
Kutam baru
159.000.000
213.922.126
100.43
Salapian
213.000.000
128.988.359
101.57
Serapit
127.000.000
100.68
357.000.000
359.437.149

Kuala
78.55
387.264.759
Sei bingai
493.000.000
701.000.000
717.956.687
102.42
Selesai
387.240.196
80.17
Binjai
483.000.000
WIL. I
2.831.000.000
2.668.379.917
94.26
9 Stabat
1.511.000.000
1.109.869.608

73.45
10 Wampu
471.000.000
284.212.197
60.34
11 Secanggang
599.000.000
411.107.105
68.63
12 Hinai
238.000.000
216.964.065
91.16
13 Padang tualang
252.000.000
256.522.160
101.79
14 Batang
217.000.000
167.238.452

77.07
serangan
15 Sawit seberang
47.000.000
49.804.638
105.97
16 Tanjung pura
545.000.000
372.108.327
81.96
WIL. II
3.789.000.000
2.867.826.552
75.69
17 Gebang
376.000.000
292.139.705
77.70
18 Babalan
531.000.000

468.210.374
88.18
19 Sei lepan
440.000.000
403.381.889
91.68
20 Brandan barat
241.000.000
212.389.565
88.13
21 P. Susu
403.000.000
412.935.783
102.47
22 Besitang
767.000.000
637.533.481
83.12
23 Pematang jaya
93.000.000
103.794.907
111.61
WIL. III
2.851.000.000
2.530.385.704
88.75
24 Dispenda
529.000.000
2.118.337.388
400.44
Jumlah
10.000.000.000
10.184.929.561
101.85
Sumber : Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat Tahun 2017
Berdasarkan data penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan
dan Perkotaan pada tahun 2014 terdapat 10 kecamatan yang berhasil
merealisasikan target penerimaan diatas 100% yaitu Bahorok, Kutam Batu,
Salapian, Serapit, Kuala, Selesai, Padang Tualang, Sawit Seberang, P.susu,
Pematang Jaya.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 3.5
Daftar Realisasi Penerimaan PBB-P2 Tiap Kecamatan Tahun 2015
No
1
2
3
4
5
6
7
8

Kecamatan
Target
Realisasi
%
318.041.384,00
101.61
Bahorok
313.000.000,00
166.088.198,00
102.52
Kutam baru
162.000.000,00
218.336.123,00
101.52
Salapian
215.000.000,00
130.037.000,00
100.03
Serapit
130.000.000,00
101.79
360.000.000,00
366.426.754,00
Kuala
101.23
506.165.422,54
Sei bingai
500.000.000,00
740.000.000,00
749.405.996,00
101.27
Selesai
487.505.938,00
100.52
Binjai
485.000.000,00
2.942.006.815,54
WIL. I
2.905.000.000,00
101.27
9 Stabat
1.511.000.000,00
1.137.460.859,00
75.28
10 Wampu
450.000.000,00
456.785.754,00
101.51
11 Secanggang
599.000.000,00
433.322.800,00
72.34
12 Hinai
245.000.000,00
247.002.646,00
100.82
13 Padang tualang
270.000.000,00
281.137.073,00
104.12
14 Batang
185.000.000,00
191.599.060,00
103.57
serangan
15 Sawit seberang
49.000.000,00
53.181.109,00
108.53
16 Tanjung pura
465.000.000,00
398.852.221,00
85.77
WIL. II
3.774.000.000,00
3.199.341.522,00
84.77
17 Gebang
380.000.000,00
328.730.575,00
86.51
18 Babalan
535.000.000,00
539.613.962,00
100.86
19 Sei lepan
445.000.000,00
447.507.857,00
100.56
20 Brandan barat
245.000.000,00
152.252.253,00
62.14
21 P. Susu
450.000.000,00
473.771.461,00
105.28
22 Besitang
770.000.000,00
774.501.475,00
100.58
23 Pematang jaya
96.000.000,00
105.146.632,00
109.53
WIL. III
2.921.000.000,00
2.821.524.215,00
96.59
24 Dispenda
1.400.000.000,00
2.223.903.138,00
158.85
Jumlah
11.000.000.000,00 11.186.775.690,54
101.70
Sumber : Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat Tahun 2017
Berdasarkan data penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan

Perkotaan pada tahun 2015 terdapat 18 kecamatan yang berhasil merealisasikan
target penerimaan diatas 100% yaitu Bahorok, Kutam Batu, Salapian, Serapit,
Kuala, Sei Bingai, Selesai, Binjai, Wampu, Hinai, Padang Tualang, Batang
Serangan, Sawit Seberang, Babalan, Sei Lepan, P.susu, Besitang, Pematang Jaya.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 3.6
Daftar Realisasi Penerimaan PBB-P2 Tiap Kecamatan Tahun 2016
No
1
2
3
4
5
6
7
8

Kecamatan
Target
Realisasi
365.500.852
Bahorok
338.000.000
198.170.313
Kutam baru
178.000.000
253.829.869
Salapian
250.000.000
149.150.772
Serapit
148.000.000
410.000.000
411.369.238
Kuala
576.100.969
Sei bingai
740.000.000
1.020.000.000
1.235.190.310
Selesai
Binjai
488.000.000
491.905.600
WIL. I
3.572.000.000
3.681.217.923
9 Stabat
1.897.000.000
1.243.695.301
10 Wampu
520.626.000
524.094.619
11 Secanggang
500.000.000
502.003.000
12 Hinai
265.000.000
265.881.469
13 Padang tualang
327.000.000
327.202.545
14 Batang
245.000.000
265.620.472
serangan
15 Sawit seberang
55.000.000
55.353.480
16 Tanjung pura
578.000.000
491.855.826
WIL. II
4.387.626.000
3.675.706.712
17 Gebang
430.000.000
388.535.223
18 Babalan
570.000.000
582.453.668
19 Sei lepan
610.000.000
634.217.180
20 Brandan barat
242.000.000
265.334.306
21 P. Susu
554.000.000
1.559.346.299
22 Besitang
871.000.000
881.350.001
23 Pematang jaya
103.000.000
163.055.565
WIL. III
3.380.000.000
4.474.292.242
24 Dispenda
2.117.374.000
2.495.514.140
Jumlah
13.457.000.000
14.236.731.017
Sumber : Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat Tahu

%
108.14
111.33
101.53
100.78
100.33
77.85
121.10
100.80
103.06
65.56
100.67
100.40
100.33
100.06
108.42
100.64
85.10
83.77
90.36
102.18
103.97
109.64
281.47
101.19
158.31
132.38
117.86
106.46

Berdasarkan data penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan
dan Perkotaan pada tahun 2016 terdapat 19 kecamatan yang berhasil
merealisasikan target penerimaan diatas 100% yaitu Bahorok, Kutam Batu,
Salapian, Serapit, Kuala, Selesai, Binjai, Wampu, Secanggang, Hinai, Padang
Tualang, Batang Serangan, Sawit Seberang, Babalan, Sei Lepan, Brandan
Barat, P.susu, Besitang, Pematang Jaya.

Universitas Sumatera Utara

Dari daftar realisasi yang ingin dicapai BAPENDA Kabupaten Langkat,
untuk meningkatkan PAD Kabupaten Langkat dalam hal ini pemungutan
PBB-P2 sangat diperlukan , jika dilihat dari Potensi penerimaannya
nampaknya masih belum memenuhi dalam hal kepatuhan pembayaran pajak
Bumi dan Bangunan.penulis beranggapan bahwa realisasi yang didapatkan
dibapenda masih bisa ditingkatkan kedepannya.
7. Perbedaan Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak PBB-P2 Berdasarkan
Jumlah SPPT Dengan Target Yang Telah Ditetapkan Di Badan
Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat
Di Kabupaten Langkat pada tahun 2014 sampai dengan 2016 hanya sekitar
75% - 81% wajib Pajak yang patuh dalam membayar PBB-P2, tetapi
menariknya dari Persentase tersebut Badan Pendapatan Daerah Kabupaten
Langkat mampu mencapai target realisasi 100%. Yang pada saat itu terhitung
3 (tiga) tahun berjalannya Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat
mengelola PBB-P2 pasca pengalihan PBB-P2 menjadi Pajak Daerah.
Pada tahun 2014 menetapkan target sebesar Rp. 10.000.000.000
Sedangkan dari hasil realisasi hanya 242.009 SPPT yang berhasil dikeluarkan
dengan

pendapatan

sebesar

Rp.10.184.929.561

Ini

berarti

realisasi

pendapatan dari PBB mencapai target sebesar 101,85%.
Pada tahun 2015 target yang ditetapkan oleh Badan Pendapatan Daerah
Kabupaten Langkat sebesar Rp.11.000.000.000 sedangkan dari hasil realisasi
hanya 241.332 SPPT yang berhasil dikeluarkan dengan pendapatan sebesar
Rp.11.186.775.690 berarti realisasi pendapatan dari PBB mencapai target
sebesar 101,70%.

Universitas Sumatera Utara

Dan pada tahun 2016 target yang ditetapkan oleh Badan Pendapatan
Daerah Kabupaten Langkat sebesar Rp.13.457.000.000 sedangkan dari hasil
realisasi hanya 255.475 SPPT yang berhasil dikeluarkan dengan pendapatan
sebesar Rp.14.326.731.017 berarti realisasi pendapatan dari PBB mencapai
target sebesar 106,46%.
8. Hasil Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Bidang pengelolaan Pajak Bumi
dan Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan di Badan Pendapatan Daerah
Kabupaten Langkat penulis mengajukan beberapa pertanyaan dan
mendapatkan jawabansebagai berikut:
a.

Tingkat kepatuhan Wajib Pajak
Bagaimana kondisi penerimaan pembayaran PBB-P2 di Badan
Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat ini selama tiga tahun terakhir,
mengalami peningkatan atau malah menagalami penurunan sejak tahun
diberlakukan nya pengalihan?
“Berdasarkan penerimaan pembayaran PBB-P2 yang diperoleh Di Badan
Pendapatan Daerah Kabupten Langkat mengalami peningkatan setiap tahunnya
ditinjau dari target dan realisasi Penerimaannya yang pada tahun 2014
sebesar101.85%, pada tahun 2015 sebesar 101.70%, dan tahun 2016

sebesar 106.46%”.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan Wajib Pajak
Apa saja Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan wajib
pajak dalam membayar PBB-P2 di Badan Daerah Kabupaten Langkat ?
“Kurangnya kesadaran masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya,
Jarak tempuh yang terbilang jauh menuju tempat pembayaran PBB-P2, Adanya

Universitas Sumatera Utara

anggapan masyarakat bahwa timbal balik (kontra prestasi) pajak tidak bisa
dinikmati

secara

langsung,

Minimnya

sosialisasi

kepada

masyarakat

dikarenakan kurangnya SDM yang membidangi pengelolaan PBB-P2 di Badan
Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat, Kondisi ekonomi masyarakat yang
kecil, Tingkat kebenaran data di SPPT dengan fakta objek pajak yang
sebenarnya”.

c.

Upaya-upaya yang dilakukan oleh Badan Pendapatan Daerah
Kabupaten Langkat dalam meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak
Apa saja upaya-upaya yang dilakukan oleh Badan Pendapatan Daerah
Kabupaten Langkat dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam
membayar PBB-P2 ?
“Memberikan sosialisasi kepada wajib pajak sehingga wajib pajak mengetahui
serta dapat menambah pengetahuan tentang manfaat serta peran pentingnya
membayar Pajak Bumi dan Bangunan, Melakukan peningkatan pelayanan,
Mempermudah pelayanan, Mengadakan pekan panutan, Melakukan upaya
pendekatan terhadap Wajib Pajak”.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pengelolaan dan Pemungutan PBB-P2 Kabupaten Langkat
Pajak Bumi dan Bangunan pada awalnya merupakan pajak pusat yang
alokasi penerimannya dialokasikan ke daerah-daerah dengan proporsi tertentu,
namun demikian dalam perkembangannya berdasarkan Undang – Undang
Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah pajak ini
khususnya sektor perdesaan dan perkotaan menjadi sepenuhnya pajak daerah.
Pengalihan pengelolaan PBB-P2 kepada pemerintah daerah paling lambat
diserahkan pada awal tahun 2014, sehingga bagi pemerintah daerah yang
sudah siap mengelola PBB-P2 sebelum tahun 2014 bisa melaksanakannya
paling cepat sejak tahun 2011.Dengan adanya Pengalihan Pajak Bumi dan
Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan dari pusat ke daerah, Pemerintah
Daerah kini mempunyai tambahan sumber pendapatan asli daerah (PAD).
Di Kabupaten Langkat Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan
Perkotaan mulai berlaku menjadi Pajak Daerah dimulai sejak Januari 2014.
Dikarenakan adanya masa transisi yang diberikan pemerintah pusat dimulai
sejak diberlakukannya pengalihan selama 5 tahun, pemerintah memberikan
waktu untuk Badan Pendapatan Daerah melakukan Persiapan seperti persiapan
SDM, server dan sarana prasarana. Oleh karena itu Badan Pendapatan Daerah
Kabupaten Langkat baru bisa memenuhi persiapan tersebut pada akhir 2013
dan baru mulai diberlakukan pada tahun 2014

Universitas Sumatera Utara

Berikut dapat dilihat pada tabel 4.1 yaitu persentase tingkat kepatuhan
berdasarkan pencapaian realisasi dari target yang ditetapkan oleh Badan
Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat :

Tabel 4.1
Persentase tingkat kepatuhan berdasarkan Pencapaian Realisasi Target
No
Tahun
Target
1
2014
10.000.000.000
2
2015
11.000.000.000
3
2016
13.457.000.000
Sumber : Data diolah

Realisasi
10.184.929.561
11.186.775.690
14.326.731.017

Persentase
101.85%
101.70%
106.46%

Berdasarkan table 4.1 dapat diketahui bahwa persentase pencapaian target
pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan di Badan Pendapatan Daerah
Kabupaten Langkat pada tahun 2014 sampai tahun 2016 sudah melebihi
target yakni pada tahun 2014 mencapai 101,85% lalu pada tahun 2015
mencapai 101,70% kemudian kembali mengalami peningkatan pada tahun
2016 mencapai 106,46% hal ini menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan wajib
pajak dalam membayar pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan di
kabupaten langkat tinggi, namun jika persentase tingkat kepatuhan wajib
pajak diukur berdasarkan jumlah SPPT yang dibayar dari keseluruhan jumlah
SPPT terutang tingkat kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak bumi
dan bangunan tidak mencapai 100%. Ada pun tingkat kepatuhan berdasarkan
jumlah SPPT yang dibayar dapat dilihat pada tabel 4.2

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.2
Persentase Tingkat Kepatuhan WP berdasarkan jumlah SPPT
Tahun

SPPT
Terutang

2014
320.000
2015
314.180
2016
314.180
Sumber : Data diolah

SPPT
Menunggak

SPPT yang
Dibayar

77.991
72.848
58.705

242.009
241.332
255.475

Persentase
Tingkat
Kepatuhan
75.62%
76.81%
81.31%

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa persentase tingkat kepatuhan
wajib pajak pada tahun 2014 hanya mencapai 75,62% kemudian mengalami
peningkatan yang tidak terlalu signifikan pada tahun 2015 hanya mencapai
76,81% yang kemudian meningkat lagi pada tahun 2016 mencapai 81,31%.
Hal itu dikarenakan tingkat kepatuhan wajib pajak berdasarkan target yang
ditetapkan oleh Badan Pendapatan Daerah dihitung berdasarkan jumlah
nominal pembayaran PBB-P2 yang telah direncanakan oleh Badan
Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat, sedangkan tingkat kepatuhan wajib
pajak berdasarkan jumlah SPPT yang dibayar dari keseluruhan jumlah SPPT
terutang dihitung berdasarkan jumlah transaksi pembayaran PBB-P2 sehingga
terdapat kemungkinan Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat dapat
menerima jumlah realisasi Pembayaran PBB-P2 yang lebih besar apabila
jumlah SPPT yang dibayar wajib pajak mengalami peningkatan yang secara
langsung akan mempengaruhi jumlah realisasi pembayaran PBB-P2.
B. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar PBB-P2
Berdasarkan Data yang di diperoleh penulis selama melakukan penelitian,
tingkat Kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan
sektor Perdesaan dan Perkotaan selama kurun waktu tiga tahun terakhir sejak

Universitas Sumatera Utara

diberlakukannya Pengalihan PBB-P2 di Badan Pendapatan Daerah Kabupaten
Langkat mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dapat dilihat pada Grafik :

Grafik 4.1
Tingkat kepatuhan Wajib Pajak

TINGKAT KEPATUHAN (%)
82
81
80
79
78
77
76
75
74
73
72
2014

2015

2016

TINGKAT KEPATUHAN (%)

Sumber : Data Diolah
Pada tahun 2014 tingkat kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak PBBP2 sebesar 75,62%, pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 1,19%
dari tahun sebelumnya sehingga tingkat kepatuhan meningkat menjadi 76,81%,
dan pada tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 4,5% dari tahun
sebelumnya sehingga tingkat kepatuhan meningkat menjadi 81,31%. Dapat
diketahui bahwa kepatuhan wajib pajak dalam membayar PBB-P2 mengalami
peningkatan, maka meningkat pula penerimaannya. Peningkatan penerimaan
PBB-P2 Di Kabupaten Langkat erat kaitannya dengan kontribusi yang
diberikan PBB-P2 terhadap PAD Kabupaten Langkat. Dapat diketahui bahwa

Universitas Sumatera Utara

kontribusi yang diberikan PBB-P2 terhadap PAD Kabupaten Langkat selama
tahun 2014-2016 mengalami peningkatan.
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak
Dalam Membayar PBB-P2
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak Kepala Bidang pengelolaan Pajak
Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan di Badan Pendapatan
Daerah Kabupaten Langkat

dapat

diketahui Beberapa Faktor yang

mempengaruhi tingkat kepatuhan wajib pajak, diantaranya :
Kurangnya kesadaran masyarakat, walaupun sebagian besar masyarakat di
Kabupaten Langkat sudah menyadari pentingnya membayar PBB, tetapi tidak
sedikit pula masyarakat yang masih belum menyadari akan kewajibannya
sebagai Wajib Pajak PBB yang memanfaatkan Tanah dan Bangunan.
Masyarakat menganggap pembangunan daerah bukanlah tanggung jawab
mereka. Padahal seharusnya mereka sadar bahwa fasilitas sarana dan
prasarana yang mereka manfaatkan sebenarnya adalah hasil dari penerimaan
PBB.
Jauhnya jarak tempuh menuju tempat pembayaran, Wilayah yang cukup
luas dan banyaknya jumlah wajib pajak yang terdapat di wilayah Kabupaten
Langkat jika dibandingkan dengan jumlah petugas sangat jauh berbeda
sehingga

kurangnya sosialisasi, yang menyebabkan masyarakat belum

terinformasi akan pentingnya membayar PBB-P2 yang nantinya bermanfaat
untuk pembangunan daerah.
Terdapat perbedaan antara kebenaran data di SPT dengan objek pajak
yang sebenarnya dilapangan menjadi salah satu faktor wajib pajak enggan

Universitas Sumatera Utara

membayar pajak dikarenakan tidak adanya pelaporan setelah melakukan
pengalihan atas kepemilikan, kesalahan dalam penulisan data objek maupun
data wajib pajak.
Kondisi Perekonomian masyarakat yang kecil,Kabupaten Langkat yang
terdiri dari desa-desa yang sebagian besar penduduknya berpenghasilan kecil,
oleh karena itu mereka tidak mampu dan merasa terbebani jika harus
membayar PBB yang terutang karena beralasan lebih mengutamakan
kebutuhan hidup sehari-hari yang lebih penting seperti kebutuhan pangan dan
biaya pendidikan daripada membayar pajak.
Minim sosialisasi oleh Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat ini
menyangkut masalah sumber daya yang kurang, yaitu dari tim lapangan yang
ada masih kurang, dan tim penilai yang ada tidak terlalu maksimal, mungkin
itu malasalah yang di hadapi bapenda khususnya UPT PBB-P2, serta masalah
eksternal dari bapenda yaitu wajib pajak itu sendiri, mengapa wajib pajak,
karena bapenda telah menghitung dan mengimput data sesuai yang diberikan
oleh wajib pajak itu sendiri.dan ternyata masih ada wajib wajib pajak yang
kurang disiplin.
D. Upaya-upaya Dalam Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Dalam
Membayar PBB-P2
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak Kepala Bidang pengelolaan
Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan di Badan
Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat, Ada pun upaya-upaya yang dilakukan
oleh Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat dengan Melakukan
peningkatan pelayanan di Kantor Badan Pendapatan Daerah Kabupaten

Universitas Sumatera Utara

Langkat dengan membangun sarana prasarana, hal ini diharapkan mampu
menambah kenyamanan dan menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap
pemerintah.
Memberikan sosialisasi kepada wajib pajak sehingga wajib pajak
mengetahui serta dapat menambah pengetahuan tentang manfaat serta peran
pentingnya membayar Pajak Bumi dan Bangunan, sosialisasi dilakukan
melalui Media cetak seperti ; spanduk, famplet, koran, brosur, Perangkat
kecamatan dan perangkat desa/kelurahan yang nantinya diharapkan akan
mensosialisasikan kemasyarakatnya, serta melakukan Sosialisasi langsung
kepada wajib pajak potensial seperti Perusahaan-perusahaan.
Mempermudah pelayanan dengan mobil keliling, Bupati Langkat juga
meluncurkan Mobil Kas Pelayanan Pembayaran PBB-P2 yang diberikan oleh
Pimpinan PT. Bank Sumut, “yang tujuannya untuk melayani para wajib pajak
yang ada di desa-desa dengan motonya "Menjelajah Desa Menjemput Pajak "
Mengadakan pekan panutan, Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten
Langkat rutin mengadakan suatu kegiatan yaitu “Pekan Panutan” berupa
apresiasi terhadap Wajib Pajak yang patuh dan tepat waktu dalam membayar
pajaknya dengan pemberian hadiah (doorprize) dengan diadakannya
pengapresiaan oleh pemerintah kepada masyarakat diharapkan mampu
meningkatkan antusiasme dan kepedulian masyarakat dalam membayar pajak
Melakukan upaya pendekatan terhadap Wajib Pajak PBB agar tidak
menghindari untuk membayar PBB dan tidak menganggap pajak sebagai
beban, tetapi merupakan kewajiban yang harus dipenuhi Wajib Pajak PBB
untuk memajukan dan mengembangkan pembangunan daerah Kabupaten

Universitas Sumatera Utara

Langkat. Penyampaiannya bisa melalui acara yang formal ataupun informal.
Acara formal biasanya menggunakan format acara yang disusun sedemikian
rupa secara resmi. Contohnya: Sosialisasi bendaharawan, seminar dan
sebagainya. Acara informal biasanya menggunakan format acara yang lebih
santai dan tidak resmi. Contohnya: Ngobrol santai dengan wartawan, dengan
tokoh masyarakat, dan sebagainya. Dengan tingginya intensitas informasi
yang diterima oleh masyarakat, maka dapat secara perlahan merubah mindset
masyarakat tentang pajak ke arah yang positif.

Universitas Sumatera Utara

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di Bab sebelumnya, maka sebagai akhir dari
penulisan ini, penulis mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Pajak Bumi dan Bangunan pada awalnya merupakan pajak pusat yang
alokasi penerimannya dialokasikan ke daerah-daerah dengan proporsi
tertentu, namun demikian dalam perkembangannya berdasarkan Undang –
Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
pajak ini khususnya sektor perdesaan dan perkotaan menjadi sepenuhnya
pajak daerah. Pengalihan pengelolaan PBB-P2 kepada pemerintah daerah
paling lambat diserahkan pada awal tahun 2014, sehingga bagi pemerintah
daerah yang sudah siap mengelola PBB-P2 sebelum tahun 2014 bisa
melaksanakannya paling cepat

sejak tahun 2011.Dengan adanya

Pengalihan Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan
dari pusat ke daerah, Pemerintah Daerah kini mempunyai tambahan
sumber pendapatan asli daerah (PAD). Di Kabupaten Langkat Pajak Bumi
dan Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan mulai berlaku menjadi
Pajak Daerah dimulai sejak Januari 2014.
2. Berdasarkan target yang ditetapkan oleh Badan Pendapatan Darerah dalam
tiga tahun terakhir sejak diberlakuannya Pajak Bumi dan Bangunan sektor
Perdesaan dan Perkotaaan menjadi Pajak Daerah dan dikelola oleh Badan
Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat realisasi penerimaannya melebihi

Universitas Sumatera Utara

target dan meningkat setiap tahunnya yaitu Rp.10.184.929.561 dari target
Rp.10.000.000.000 pada tahun 2014, Rp.11.186.775.690 dari target
Rp.11.000.000.000 dan pada tahun 2015, dan Rp.14.326.731.017 dari
target Rp.13.457.000.000 pada tahun 2016.
3. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar Pajak Bumi dan
Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan di Kabupaten Langkat selama
kurun waktu tiga tahun terakhir sejak diberlakukannya Pengalihan PBB-P2
di Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat mengalami peningkatan
setiap tahunnya, Pada tahun 2014 tingkat kepatuhan wajib pajak dalam
membayar pajak PBB-P2 sebesar 75,62%, pada tahun 2015 mengalami
peningkatan sebesar 1,19% dari tahun sebelumnya sehingga tingkat
kepatuhan meningkat menjadi 76,81%, dan pada tahun 2016 mengalami
peningkatan sebesar 4,5% dari tahun sebelumnya sehingga tingkat
kepatuhan meningkat menjadi 81,31%.
4. Adanya kesalahan teknis berupa alamat yang tertera di SPPT tidak sama
dengan yang kenyataannya, banyaknya SPPT sehingga menyulitkan
petugas dalam memilah-milah SPPT sesaui dengan RW ataupun RT, dan
banyaknya tanah dan bangunan kosong yang sudah berpindah tangan atau
sudah dijual kepda pihak lain dan pemiliknya sebelumnya tidak
melaporkannya kepda pihak kelurahan sehingga sangat menyulitkan
petugas dalam penyaluran SPPT.

Universitas Sumatera Utara

B. Saran
Selain menarik kesimpulan diatas, penulis juga mengajukan saran-saran, yang
mana nantinya diharapkan dapat diterapkan dan berguna dalam meningkatkan
pelayanan di Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat, antara lain
sebagai berikut :
1. Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat harus sering mengadakan
sosialiasi guna mengajak Wajib Pajak untuk lebih sadar dan ikut
berpartisipasi dalam membayar pajak terutama PBB-P2 salah satunya
dengan cara Melakukan sosialisasi melalui media cetak dan elektronik
2. Melakukan pendataan ulang bagi objek pajak yang dirasa sudah tidak
sesuai untuk pembaruan penentuan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) . dan
Mengadakan pemutakhiran data pola SISMIOP (Sistem Manajemen
Informasi Objek Pajak). Dengan pemutakhiran data diharapkan objek PBB
dapat tergali dengan lebih optimal sehingga dapat ditingkatkan agar
pembangunan berjalan dengan baik karena sumber pendapat daerah
semakin meningkat.
3. Menambah jumlah SDM dalam bidang pajak daerah khususnya yang
menangani PBB-P2

agar

dapat

meningkatkan pelayanan kepada

masyarakat.
4. Lebih meningkatkan koordinasi dengan aparatur pemerintah seperti Camat
dan Kades/Lurah guna meningkatkan potensi PBB agar segera
disampaikan

kepada

Wajib

Pajak.

Sebab

aspek

penting

untuk

meningkatkan realisasi penerimaan pajak bukan saja bagaimana sistem

Universitas Sumatera Utara

penagihan tunggakan tapi meningkatkan sistem pelayanan publik dalam
pelayanan dasar.
5. Melakukan strategi jemput bola dengan sarana mobling (mobil keliling)
yang diharapkan lebih berperan aktif ke wilayah-wilayah yang tidak
tersedia tempat pembayaran dan survey lapangan.
6. Wajib Pajak sebagai warga negara yang baik, seharusnya memberikan
partisipasinya untuk ikut membangun negara dengan membayar pajak
tepat waktu, untuk kepentingan dan kesejahteraan negara dan masyarakat
serta memberikanmasukan baik kritikan maupun solusi kepada pemerintah
berkaitan dengan pajak bumi dan bangunan.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pendapatan Daerah Kota Tebing Tinggi

2 92 74

Kesadaran Dan Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB) Sektor Perkotaan (Studi Di Kelurahan Tegal Sari Mandala II, Kecamatan Medan Denai)

5 92 143

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Serdang Bedagai

0 34 83

Pengaruh Sosialisasi, Pelayanan Fiskus, dan Pengetahuan Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan Perkotaan (PBB-P2) di Kabupaten Ponorogo

0 23 15

Mekanisme Perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan (P2) Pada Dinas Daerah Pendapatan Kabupaten Langkat Chapter III V

0 0 21

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) Di Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat

0 0 11

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) Di Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat

0 0 44

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) Di Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat

1 1 18

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) Di Badan Pendapatan Daerah Kabupaten Langkat

1 1 1

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pendapatan Daerah Kota Tebing Tinggi

0 0 30