Pengetahuan dan Sikap Perawat Pelaksana Dalam Memberikan Discharge Planning di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Pirngadi Medan Chapter III VI

BAB 3
KERANGKA KONSEP PENELITIAN

2.2. Kerangka Penelitian
Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi konsepkonsep serta variabel-variabel yang akan diukur (diteliti) (Notoadmodjo, 2010).

a.
b.
c.

Pengetahuan
perawat

DischargePlanning

Baik
Cukup
Kurang

Perawat pelaksana
Ruang Rawat Inap

a.
b.

Positif
Negatif

Sikap
perawat

Skema 3.1Kerangka konsep penelitian

Universitas Sumatera Utara

2.3. Defenisi Operasional

No

Tabel 3.1 Defenisi Operasional
Variabel
Defenisi


Alat Ukur

Cara Ukur

Operasional
1.

Skala

Hasil Ukur

Ukur
Kuesioner

Menggunakan

Ordinal

Pengetahuan


Sesuatu yang

perawat

diketahui dan

15 pernyataan

kurang jika

dipahami oleh

dalam bentuk

nilai 6-7,5

perawat tentang

skala


cukup jika

discharge

Guttman.

nilai 8,4-

planning

Dikatakan

11,25 dan
baik jika nilai
11,4-15

2.

Sikap


Pandangan,

perawat

penilaian dan

Kuesioner

Menggunakan
15 pernyataan

perasaan
perawat
terhadap
discharge

dalam bentuk
skala Likert


Ordinal

Dikatakan
positif jika
nilai ≥37,5
dan negatif
jika nilai
5 tahun sebanyak 83,25%.
Hal lain yang dapat mempengaruhi pengetahuan adalah jenis kelamin,
karena pada dasarnya perempuan biasanya lebih rajin daripada laki-laki,
contohnya dalam mengikuti suatu pelatihan atau seminar biasanya akan lebih
banyak

perempuan

yang

mengikuti

dibandingkan


laki-laki

sehingga

memungkinkan untuk perempuan memiliki pengetahuan yang lebih baik dan
berkembang dibandingkan laki-laki.Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang
didapatkan bahwa sebanyak 5 orang (6,3%) responden berjenis kelamin laki-laki
dan dari seluruh responden laki-laki ini memiliki pengetahuan dalam kategori
yang kurang baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Khalidawati (2016) di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel
Abidin Banda Aceh tentang perilaku perawat pelaksana tentang discharge
planning yang mendapatkan hasil pengetahuan responden berada dalam kategori
baik yaitu 54,97% dengan sebanyak 86,39% responden berjenis kelamin
perempuan. Hal tersebut juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Megawati (2005) di RSUD Dr. Pirngadi Medan tentang analisis pengaruh
karakteristik individu terhadap kinerja perawat yang menyatakan bahwa perawat
dengan jenis kelamin perempuan lebih mampu melakukan pelayanan
keperawatan dengan baik dibandingkan dengan perawat laki-laki.


Universitas Sumatera Utara

Notoatmodjo

(2012)

menyatakan

bahwa

hal

lain

yang

dapat

mempengaruhi pengetahuan adalah tingkat pendidikan. Semakin tinggi tingkat
pengetahuan seseorang maka akan semakin baik pula pengetahuan yang dimiliki

orang tersebut. Meskipun pada penelitian ini paling banyak responden memiliki
pendidikan terakhir D III Keperawatan sebanyak 41 orang (51,9%) karena pada
dasarnya paling banyak yang menjadi perawat pelaksana merupakan lulusan D
III Keperawatan, namun responden dengan tingkat pendidikan D IV
Keperawatan, S1 Keperawatan dan Ners sebanyak 38 orang dengan 3 orang
berpendidikan D IV Keperawatan, 28 orang berpendidikan S1 Keperawatan dan
7 orang berpendidikan Ners memiliki pengetahuan yang baik yaitu sebanyak
100%.
Namun perlu ditekankan bahwa seseorang yang berpendidikan rendah
tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula karena kemampuan belajar yang
dimiliki juga dapat mempengaruhi pengetahuan, dengan kemampuan belajar yang
baik seseorang akan cenderung mendapatkan informasi yang lebih banyak, baik
dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang
diperoleh maka semakin banyak pula pengetahuan yang didapat. Peningkatan
pengetahuan tidak mutlak diperoleh oleh pendidikan formal, akan tetapi juga
dapat diperoleh pada pendidikan non formal seperti didapat dari seminar atau
pelatihan serta mencari informasi dari media massa seperti internet, buku, televisi.

Universitas Sumatera Utara


Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Khalidawati (2016) di
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh tentang perilaku
perawat pelaksana tentang discharge planning terdapat responden paling banyak
berpendidikan D III Keperawatan yang paling banyak responden berpendidikan D
III Keperawatan sebanyak 75,39% dengan hasil penelitian responden memiliki
pengetahuan dalam kategori baik yaitu sebanyak 54,97%.
Berdasarkan pembahasan diatas peneliti menyimpulkan bahwa perawat
pelaksana di ruang rawat inap RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan yang menjadi
responden memiliki pengetahuan baik. Peneliti berasumsi bahwa perawat pelaksana
telah melakukan penginderaan dengan baik dan memiliki kesadaran untuk lebih
mendalami ilmu tentang discharge planning seperti mengikuti pelatihan dan
seminar, aktif mencari informasi tentang discharge planning dari berbagai
sumber informasi seperti media massa seperti internet, buku, televisi dan radio.

5.2.2 Sikap Perawat Pelaksana dalam Memberikan Discharge Planning
Pembahasan variabel sikap akan membahas tentang deskripsi data yang
telah terkumpul. Hasil penelitian yang dilakukan di ruang rawat inap RSUD Dr.
Pirngadi Kota Medan paling banyak perawat pelaksana yaitu sebanyak 77 orang
(97,5%) mempunyai sikap positif dalam memberikan discharge planning. Hasil
penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Khalidawati

(2016) di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh tentang
perilaku perawat pelaksana tentang discharge planning yang menunjukkan
bahwa sikap responden pada kategori positif sebanyak 67,02% responden.

Universitas Sumatera Utara

Hal ini dapat terjadi dikarenakan perawat pelaksana di RSUD Dr. Pirngadi
Kota Medan dan RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh telah memiliki
pengetahuan yang baik sehingga perawat tersebut memiliki respon batin yang
baik dalam bersikap saat memberikan pelayanan keperawatan termasuk
discharge planning kepada pasien.
Dari hasil data yang didapatkan dari kuesioner yang disebarkan ke
perawat pelaksana di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan, masih ada 2 orang
perawat pelaksana yang memiliki sikap dalam kategori negatif. Dilihat dari
kuesioner yang telah disebarkan kepada perawat pelaksana didapatkan bahwa
perawat pelaksana di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan memiliki sikap paling
buruk tentang tindak lanjut untuk mengkaji kesiapan pasien pulang yaitu pada
penyataan nomor 15 yang merupakan penyataan negatif dengan hanya 7 orang
perawat pelaksana yang menyatakan tidak setuju dan 48 orang perawat
pelaksana menyatakan sangat setuju dari total perawat pelaksana yang menjadi
responden sejumlah 79 orang. Dan memiliki sikap yang paling baik tentang
pengkajian pada saat pasien masuk yaitu pada pernyataan nomor 1
dengansebanyak 70 orang perawat pelaksana yang menjadi responden yang
menjawab sangat setuju dan hanya 1 orang perawat pelaksana yang menjawab
tidak setuju.
Sikap adalah predisposisi untuk memberikan tanggapan terhadap rangsang
lingkungan yang dapat memulai atau membimbing tingkah laku orang tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Secara definitif sikap berarti suatu keadaan jiwa dan keadaan berfikir yang
disiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu objek yang di
organisasikan melalui pengalaman serta mempengaruhi secara langsung atau
tidak langsung pada praktik atau tindakan. Sikap sebagai suatu bentuk evaluasi
atau reaksi perasaan. Sikap merupakan suatu sindrom atau kumpulan gejala
dalam merespon stimulus atau objek, dalam kata lain fungsi sikap belum
merupakan tindakan akan tetapi merupakan predisposisi perilaku (Notoatmodjo,
2012). Sikap dikatakan sebagai respon yang hanya timbul bila individu
dihadapkan pada suatu stimulus. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah
perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak
mendukung

atau

tidak

memihak

(unfavorable)

pada

objek

tertentu

(Notoatmodjo, 2012).
Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan
merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan
atau aktifitas akan tetapi merupakan predisposisi tindak suatu prilaku, sikap itu
masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah
laku yang terbuka, sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objekobjek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek
(Notoatmodjo, 2012). Sikap yang dimiliki perawat merupakan respon batin yang
timbul dan diperoleh berdasarkan pengetahuan yang dimiliki melalui proses
menerima, menanggapi, menghargai dan bertanggung jawab terhadap apa yang
telah diyakininya (Notoatmodjo, 2010).

Universitas Sumatera Utara

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi sikap diantaranya adalah
pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, kebudayaan,
media massa, lembaga pendidikan dan lembaga agama serta faktor emosional
seseorang. Tidak hanya itu sikap juga sangat dipengaruhi oleh pengetahuan
karena pengetahuan adalah dasar bagi seseorang untuk dapat bersikap dalam
menghadapi suatu keadaan.. Semakin baik pengetahuan yang dimiliki seseorang
maka akan semakin baik pula sikap yang akan ditunjukkannya (Azwar, 2013).
Hal ini sesuai dengan penelitian ini dimana perawat pelaksana di ruang
rawat inap RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan sudah memiliki pengetahuan yang
baik tentang discharge planning (65,8%) sehingga

didapat bahwa 97,5%

perawat pelaksana sudah memiliki sikap positif yang artinya perawat pelaksana
sudah memahami tentang prosedur pelaksanaan discharge planning sehingga
menimbulkan respon batin yang baik untuk bersikap positif dalam memberikan
discharge planning pada pasien. Dan diperkuat dengan hasil yang didapatkan
bahwa hanya 2 orang (2,5%) perawat pelaksana yang memiliki sikap negatif
yang mana kedua perawat pelaksana tersebut memiliki pengetahuan dalam
kategori kurang baik. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Khalidawati (2016) di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel
Abidin Banda Aceh menunjukkan bahwa pengetahuan responden yang baik
(54,97%) memiliki sikap yang positif dalam memberikan discharge planning
(67,02%).

Universitas Sumatera Utara

Hasil penelitian menunjukkan bahwa paling banyak perawat pelaksana
berstatus PNS yaitu sebanyak 51 orang (64,6%). Status karyawan seseorang juga
dapat mempengaruhi sikap yang dimiliki, seseorang yang memiliki status
karyawan PNS akan memiliki pengetahuan yang lebih baik dibandingkan
dengan karyawan yang berstatus kontrak. Hal ini dikarenakan PNS telah lulus
dalam berbagai ujian dan seleksi untuk mendapatkan status sebagai seorang
PNS. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian ini yaitu sebanyak 2 orang (2,5%)
perawat pelaksana memiliki sikap negatif dengan sebanyak 100% merupakan
perawat pelaksana yang berstatus sebagai karyawan kontrak.
Sikap yang baik sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor terkait, salah
satunya pendidikan, pendidikan dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan
karena pengetahuan memberikan landasan kognitif sehingga mempengaruhi
perawat dalam bersikap dalam memberikan discharge planning (Kristina, 2007).
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian ini yaitu sebanyak 2 orang (2,6%) perawat
pelaksana memiliki sikap negatif dimana 2 orang tersebut memiliki pendidikan
D III Keperawatan. Hal ini dapat terjadi dikarenakan kurangnya pengetahuan
dan informasi perawat tentang prosedur discharge planning sehingga perawat
pelaksana tersebut tidak mampu bersikap positif dalam memberikan discharge
planning.
Kristina (2007) menyatakan faktor lain yang dapat mempengaruhi sikap
seseorang adalah orang lain yang dianggap penting, seseorang cenderung akan
meniru atau memiliki sikap yang disesuaikan atau sejalan dengan sikap yang
dimiliki orang lain yang dianggap berpengaruh.

Universitas Sumatera Utara

Dilihat dari hasil penelitian ini yang mendapatkan sebanyak 2 orang (2,6%)
perawat pelaksana masih memiliki sikap negatif dalam memberikan discharge
planning, maka diharapkan perawat pelaksana yang masih memiliki sikap negatif
untuk dapat terpengaruh dengan sikap perawat lain sehingga dapat bersikap positif
dalam memberikan pelayanan keperawatan termasuk discharge planning. Hal lain
yang mempengaruhi sikap adalah banyaknya pengalaman, semakin banyak
pengalaman maka semakin banyak tindakan yang telah dilakukan, sehingga
seseorang tersebut dapat menilai akibat yang ditimbulkan dari tindakan yang
pernah dilakukan apakah menimbulkan dampak baik atau buruk sehingga individu
tersebut dapat menyikapi lebih baik keadaan yang sama di kejadian yang
berikutnya.
Berdasarkan pembahasan di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa
perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan yang
menjadi responden memiliki sikap yang positif yang artinya perawat pelaksana
telah mengetahui discharge planning dengan baiksehingga memiliki respon batin
yang baik untuk bersikap positif dalam memberian discharge planning. Sikap
positif yang dimiliki perawat pelaksana di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan
sangat bermanfaat bagi rumah sakit, dengan adanya sikap yang positif di dalam
diri perawat pelaksana diharapkan perawat pelaksana dapat menerapkannya
dalam praktik keperawatan sehari-hari sehingga dapat meningkatkan mutu
pelayanan rumah sakit karena pelayanan keperawatan merupakan salah satu
dari pelayanan rumah sakit.

Universitas Sumatera Utara

BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dapat diambil kesimpulan
dan saran mengenai pengetahuandansikapperawatpelaksana di ruangrawatinap
RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan.
6.1. Kesimpulan
Penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan perawat pelaksana di
ruang rawat inap RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan sebagian besar memiliki
pengetahuan dalam kategori baik sebanyak 52 orang (65,8%), pengetahuan
dalam kategori cukup sebanyak 20 orang (25,3%) dan pengetahuan dalam
kategori kurang sebanyak 7 orang (8,9%). Untuk sikap perawat pelaksana di
ruang rawat inap RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan didapatkan sebagian besar
memiliki sikap positif yaitu sebanyak 77 orang (97,5%) dan sikap dalam
kategori negatif yaitu sebanyak 2 orang (2,5%) perawat pelaksana memiliki
dalam memberikan discharge planning.

Universitas Sumatera Utara

6.2. Saran
6.2.1 Praktik Keperawatan
Pada hasil penelitian didapat bahwa pengetahuan perawat pelaksana
tentang discharge planning mayoritas memiliki pengetahuan dalam kategori
baik, maka diharapkan perawat pelaksana dapat menerapkan pengetahuan
yang telah dimiliki dalam praktik keperawatan sehari-hari sehingga dapat
meningkatkan kinerja perawat pelaksana serta mutu pelayanan Rumah Sakit.
Untuk perawat yang masih memiliki pengetahuan cukup dan kurang baik
dalam hal ini pihak Rumah Sakit diharapkan untuk dapat memfasilitasi
perawat dalam meningkatkan pengetahuannya seperti memberikan seminar
atau pelatihan tentang discharge planning. Dan untuk sikap didapat hasil
penelitian bahwa sikap perawat pelaksana dalam memberikan discharge
planning memiliki sikap yang positif, maka dalam hal ini diharapkan perawat
dapat meningkatkan pelayanan keperawatan di Rumah Sakit serta terus
menerapkan sikap yang positif tersebut dalam memberikan pelayanan di
Rumah Sakit, dan untuk perawat pelaksana yang masih memiliki sikap
negatif diharapkan menjadi bahan perhatian Rumah Sakit karena hal ini dapat
memberikan dampak tidak baik dalam pelayanankeperawatan kepada pasien.

Universitas Sumatera Utara

6.2.2 Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi pendidikan
keperawatan dan menambahkan pengetahuan dalam pengembangan pendidikan
keperawatan. Serta mengetahui bagaimana pentingnya materi pembelajaran
mengenai discharge planning.
6.2.3 Penelitian Selanjutnya
Penelitian ini hanya meneliti tentang pengetahuan dan sikap perawat
pelaksana, mmaka diharapkan peneliti selanjutnya tidak hanya meneliti tentang
pengetahuan dan sikap tetapi juga tindakan perawat dalam memberikan
discharge planning serta dapat melakukan penelitian dengan metode yang
lebih baik.

Universitas Sumatera Utara