PRESENTASI PEDOMAN PENILAIAN ANGKA KREDIT DOSEN-1[1]

SOSIALISASI
PEDOMAN OPERASIONAL
PENILAIAN ANGKA KREDIT
KENAIKAN JABATAN FUNGSIONAL DOSEN
KE LEKTOR KEPALA DAN GURU BESAR

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
JAKARTA, 2010
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

1

LANDASAN KEBIJAKAN PENYUSUNAN
PEDOMAN OPERASIONAL :
1. MENGAPA PERLU DIBUAT PEDOMAN ?
2. RUANG LINGKUP ISI PEDOMAN
3. ATURAN DASAR
4. ACUAN TAMBAHAN
5. FUNGSI PEDOMAN

6. POSISI DAN SIFAT PEDOMAN
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

2

MENGAPA PERLU DIBUAT
PEDOMAN SEPERTI INI ?
Terdapat keragaman yang tinggi dalam hal proses
dan kualitas hasil penilaian angka kredit dosen
pada tingkat PT.
Diduga sebagai akibat dari :
1. Keragaman pengetahuan, pemahaman dan penafsiran
terhadap berbagai aturan yg ada.
2. Aturan yg ada masih kurang lengkap jika dibandingkan
dengan perkembangan ragam kegiatan Tridarma dosen
mutakhir, terutama untuk karya ilmiah.
3. Terdapat aturan baru dalam rangka peningkatan kualitas
jabatan dosen.
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

3

DIPERLUKAN PEDOMAN YG MEMUAT :
Aturan yg lebih rinci terhadap beberapa aturan
dasar yg bersifat :
1. Mengganti aturan sebelumnya
2. Menjelaskan pengertian dan penafsiran terhadap aturan
dasar yang sudah ada
3. Menstandarkan cara penilaian beberapa macam kegiatan
Tridharma yang belum diatur dalam aturan dasar yang
sudah ada
4. Menstandarkan solusi bagi beberapa permasalahan yg
secara empiris sering ditemukan oleh Tim Penilai Pusat
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

4


RUANG LINGKUP ISI PEDOMAN

Isi Pedoman terdiri atas :
A. Aturan Tambahan
B. Aturan Pengganti
C. Penjelasan Lebih Rinci
D. Penafsiran
terhadap aturan dasar untuk penilaian
angka kredit dosen.
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

5

ATURAN DASAR YG DIMAKSUD ADALAH :
1. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. UU No: 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
3. UU No. 9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan
4. Keputusan MENKOWASBANGPAN No: 38/KEP/MK.WASPAN/8/1999
tentang Jabatan Fungsional Dosen dan Angka Kreditnya.

5. Keputusan Bersama MENDIKNAS dan Kepala BKN No: 61409/MPK/
KP/1999 dan Nomor 181 Tahun 1999 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Jabatan Fungsional Dosen dan Angka Kreditnya.
6. Keputusan MENDIKNAS No. 074/U/2000 tentang Tata Kerja Tim Penilai
dan Tata Cara Penilaian Angka Kredit Jabatan Dosen Perguruan Tinggi.
7. Keputusan MENDIKNAS No. 36/D/O/2001 tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Penilaian Angka Kredit Jabatan Dosen.
8. Peraturan MENPAN No: PER/60/M.PAN/6/2005 tentang Perubahan
Atas Ketentuan Lampiran I dan atau Lampiran II Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara tentang Jabatan Fungsional dan
Angka Kreditnya.

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

6

ACUAN TAMBAHAN UNTUK
MEMBUAT PEDOMAN
1. Surat Edaran : Sekjen DEPDIKNAS, DIRJEN

DIKTI, dan Direktur Pembinaan Pendidikan,
Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan
Tinggi, Tahun 2000 – 2006 yg berkenaan dengan
Penetapan Angka Kredit Dosen dan Jabatan
Fungsional Dosen.
2. Pengalaman Empiris Tim Penilai Pusat.
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

7

FUNGSI PEDOMAN
1. Pegangan Tim Penilai Angka Kredit Dosen
Tingkat Pusat untuk Usulan Kenaikan Jabatan
Dosen ke Lektor Kepala dan Guru Besar.
2. Pegangan Tim Penilai Angka Kredit Dosen dan
Tim Penilai Karya Ilmiah Dosen Tingkat
Perguruan Tinggi.

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

8

POSISI DAN SIFAT PEDOMAN
• Merupakan pelengkap (bukan pengganti) aturan
dasar yg sudah ada
• Aturan yg ada merupakan persyaratan minimal
yg harus dipenuhi
 Setiap PT boleh membuat persyaratan
minimal yg lebih tinggi dari persyaratan
minimal dalam pedoman ini (juga aturan
dasar)
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

9

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


10