Paparan Materi Sosialisasi - Hukum

SOSIALISASI PENDIRIAN, PERUBAHAN
BENTUK, DAN PEMBUKAAN
PROGRAM STUDI PERGURUAN TINGGI
SWASTA

BIDANG HUKUM
TIM LEMKERMA
KEMRISTEK DIKTI
2015
1
10/12/2015

YAYASAN SEBELUM DAN SETELAH BERLAKU UNDANG UNDANG YAYASAN


SEBELUM BERLAKU UU 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN, YAYASAN
TELAH MENDAPAT PENGAKUAN SEBAGAI BADAN HUKUM KARENA HUKUM
KEBIASAAN, YURISPRUDENSI DAN DOKTRIN. ADAPUN PENGAKUAN
TERHADAP YAYASAN SEBAGAI BADAN HUKUM(SUBJEK HUKUM) KARENA
ADANYA 3 UNSUR ESSENSIALIA TELAH DIPENUHI OLEH YAYASAN SEBAGAI
BADAN HUKUM, YAITU ADANYA: KEKAYAAN YANG DIPISAHKAN, UPAYA

UNTUK MENCAPAI TUJUAN IDIIL DAN ADANYA PENGURUS



SEJAK BERLAKU UU 16/2001 YANG KEMUDIAN DIIKUTI PERUBAHAN
DENGAN UU 28 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UU 16
TAHUN2001(PASAL 1 BUTIR 1) DITETAPKAN UNSUR UNSUR :KEKAYAAN
YANG DIPISAHKAN, MENCAPAI TUJUAN TERTENTU DI BIDANG SOSIAL,
KEAGAMAAN DAN KEMANUSIAAN, TIDAK MEMPUNYAI ANGGOTA

2
10/12/2015



Pengertian Yayasan :


Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas
kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan dalam

mencapai tujuan tertentu dibidang social, keagamaan,
dan kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota.
(Pasal.1 ayat 1 UU No.16/2001)



Yayasan sebagai badan hukum terkait dengan
pertanggungjawaban yang terbatas



Pada prinsipnya suatu badan diadakan dengan tujuan
menghimpun anggota. Pada yayasan tidak dikenal
anggota, hal ini juga dalam Wet op stichting di Belanda di
sana dikenal ada yang disebut Donateurs yang secara
berkala memberikan sumbangan kepada yayasan
tanpa memiliki hak-hak termasuk mengontrol yayasan




Yayasan dapat mendirikan badan usaha yang
kegiatannya sesuai dengan maksud dan tujuan yayasan.

3
10/12/2015

TIGA TIPE YAYASAN


Tipe Pertama:
Mengumpulkan dana dari para Dermawan atau donatur untuk disalurkan
pada badan-badan yang melakukan kegiatan social (non operasional)



Tipe Kedua :
Yayasan yang langsung menyelenggarakan lembaga-lembaga social
yang bersangkutan, pendidikan (dari SD s.d PT), rumah sakit, dll. Yayasan ini
mencari kelebihan hasil usaha untuk melanjutkan kegiatan sosialnya
(operasional)




Tipe Ketiga
Yayasan yang mendirikan Perseroan Terbatas (PT), dengan memiliki PT
maka akan diperoleh deviden yang digunakan untuk menyumbang
kegiatan social yang dilakukan oleh pihak lain atau yayasan itu sendiri
(Pasal 7 ayat 1 UU No.16/2001). yayasan tdk perlu mendirikan perusahaan
baru tapi bisa melakukan penyertaan, joint venture. Penyertaan tidak lebih
dari 25% dari seluruh kekayaan yayasan

Sebenarnya Terdapat tipe lainnya sebagai Tipe Keempat sebagai Yayasan
Terselubung yang didirikan untuk berbagai usaha bisnis yang seharusnya tidak
bernaung dibawah yayasan tapi dalam bentuk PT. bentuk ini harus dicermati
karena bertentangan dengan prinsip didirikannya yayasan

4

10/12/2015


Pihak Yang Terkait Dengan Keabsahan Yayasan
1. Notaris
2. Kemenkum dan HAM
3. Kejaksaan
4. Pengadilan Negeri

5
10/12/2015

Kedudukan Yayasan
 Yayasan

mempunyai tempat kedudukan dalam
wilayah Negara Republik Indonesia sebagai domisili
dari yayasan.

 Sumber

dari Kekayaan yayasan dapat diperoleh :




Sumbangan / bantuan yang tidak mengikat



Wakaf



Hibah



Hibah wasiat



Perolehan lain yang tidak bertentangan dengan
Anggaran Dasar dan atau peraturan

perundangan yang berlaku

6
10/12/2015

SYARAT PENDIRIAN
Sebelum adanya UU, pendirian yayasan berdasarkan Hukum kebiasaan dan
yurisprudensi. Saat ini pendirian suatu Yayasan berdasarkan Undang-Undang
No. 16 Tahun 2001 mengenai Yayasan, yang diubah dengan Undang-Undang
No. 28 Tahun 2004, diatur dalam pasal 9 UU No. 16/2001, yaitu:
1. Minimal didirikan oleh satu orang atau lebih.
Yang dimaksud “Satu orang” adalah orang perorangan, atau badan hukum.
Pendiri yayasan adalah WNI, WNA atau Badan hukum asing. Namun
demikian, untuk pendirian yayasan oleh orang asing atau bersama-sama
dengan orang asing akan ditetapkan lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah
(pasal 9 ayat 5).
2. Pendiri harus memisahkan kekayaan pribadinya dengan kekayaan Yayasan.
Hal ini sama seperti PT, dimana pendiri “menyetorkan” sejumlah uang kepada
Yayasan, untuk kemudian uang tersebut selanjutnya menjadi Modal
awal/kekayaan Yayasan.

3. Dibuat dalam bentuk akta Notaris yang kemudian di ajukan pengesahannya
pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, serta diumumkan dalam
berita negara Republik Indonesia.
4. Yayasan harus memiliki organ yang terdiri atas Pembina, Pengurus dan
Pengawas

7

10/12/2015

5. Yayasan yang didirikan oleh orang asing atau
bersama orang asing, mengenai syarat dan tata
cara pendiriannya diatur dengan peraturan
pemerintah
6. Yayasan memperoleh status badan hukum
setelah akta pendirian yayasan memperoleh
pengesahan dari menteri
7. Yayasan tidak boleh memakai nama yang :



telah dipakai secara sah oleh yayasan lain



bertentangan dengan ketertiban umum
dan/atau kesusilaan

8. Nama yayasan harus didahului kata “yayasan”
9. Yayasan dapat didirikan untuk jangka waktu
tertentu atau tidak tertentu yang diatur dalam
8
anggaran dasar
10/12/2015

PROSES PENDIRIAN
1. Menyerahkan Dokumen-dokumen yang diperlukan
2. Penandatanganan Akta Pendirian Yayasan
3. Surat Keterangan Domisili Usaha
4. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak).
5. Pengesahan Yayasan menjadi Badan Hukum di Kemenkum dan

HAM
6. Pengumuman dalam BNRI.
Mengapa perlu pengesahan terhadap yayasan? Dalam lembaga
pengesahan menganut system preventif. Tindakan yang dilakukan
saat belum mendapat pengesahan (Pasal 13 A UU 28/2004)
 Perlu diumumkan dalam TBNRI. Tindakan pengumuman untuk
antisipasi tindakan pengurus yang
Ultra Vires (Melampaui
kewenangan dalam AD). Dengan tindakan tersebut Yayasan tidak
bertanggung jawab tetapi menjadi tanggung jawab pribadi


9
10/12/2015

Formalitas yang harus dipenuhi suatu yayasan
Surat keterangan domisili Perusahaan (SKDP)
dari
Kelurahan/kecamatan setempat
 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama Yayasan

 Ijin dari Dinas sosial (merupakan pelengkap, jika diperlukan
untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan sosial) atau
 Ijin/terdaftar di Departemen Agama untuk Yayasan yang
bersifat keagamaan (jika diperlukan).
 Pendirian yayasan pada saat ini harus di ikuti tujuan yang
benar-benar bersifat sosial. Sejak berlakunya UndangUndang No. 16/2001(UU No.28/2004), maka yayasan tidak
bisa digunakan sebagai sarana kegiatan yang bersifat
komersial dan harus murni bersifat sosial.


10
10/12/2015

ORGAN YAYASAN


Pembina ( Pasal 28-30 )
=> adalah organ yayasan yang mempunyai kewenangan yang
diserahkan kepada pengurus atau pengawas oleh UU atau AD.

Anggota pembina adalah pendiri yayasan atau mereka yang
berdasarkan rapat anggota pembina dinilai memiliki dedikasi tinggi
untuk
mencapai maksud dan t ujuan yayasan


Pengurus ( Pasal 31-39 )
=> adalah organ yayasan yang melaksanakan kepengurusan yayasan.
Susunan pengurus sekurang-kurangnya terdiri dari : ketua, sekretaris,
dan bendahara. Ada 2 kewenangan yang harus mendapat perhatian
yaitu: kewenangan mengurus (daden van beheren), dan kewenangan
memutus/memiliki (daden van beschikking atau daden van eigendom,
Pasal 16 ayat 5 huruf I sd f UU Yayasan)



Pengawas ( Pasal 40-47 )
=> adalah organ yayasan yang bertugas melakukan pengawasan serta
melakukan nasehat kepada pengurus dalam menjalankan kegiatan
pengurus.
10/12/2015
Pengawas yayasan diangkat oleh pembina dan merupakan orang
yang
mampu melakukan tindakan hukum.
11

 Perubahan

Pasal 5 dari UU No.16/2001 dalam UU
No. 28/2004

 Badan

Pengurus dapat menerima gaji dg
kekecualian yang ditentukan dalam AD, akan
tetapi segala biaya yang dikeluarkan oleh Badan
Pengurus untuk keperluan/ kepentingan Yayasan
ditanggung dan dibayar oleh Yayasan.

 Beberapa

perubahan lainnya: Pasal 3 (untuk
penjelasannya), dan lain-lain (lihat UU 28/2004)

12
10/12/2015



MENURUT UU YAYASAN : YAYASAN MEMPEROLEH STATUS BADAN
HUKUM SETELAH AKTA PENDIRIAN YAYASAN SESUAI DENGAN PASAL
9(2) MEMPEROLEH PENGESAHAN DARI KEMENTERIAN HUKUM DAN
HAM (PASAL 11AYAT 1 UU 16/2001)



DENGAN BERLAKUNYA UU 16/2001 JO. UU 28/2004 , MAKA SEJAK
TANGGAL 6 AGUSTUS 2002 ADA YAYASAN YANG DIAKUI SEBAGAI
BADAN HUKUM DAN ADA YAYASAN YANG TIDAK DIAKUI SEBAGI
BADAN HUKUM(BERDASARKAN PASAL 71(1) UU 16/2001 ) DEMIKIAN
PULA MENURUT PASAL 71(1) UU 28/2004

13
10/12/2015



YAYASAN YANG TETAP DIAKUI SEBAGAI BADAN HUKUM ADALAH :



DIDAFTARKAN DI PN DAN DIUMUMKAN DALAM TBNRI; ATAU



DIDAFTARKAN DI PN DAN MEMPUNYAI IZIN MELAKUKAN KEGIATAN
DARI INSTANSI TERKAIT



MENURUT UU 16/2001 SEJAK 6 AGUSTUS 2002 HARUS DIBEDAKAN
ADANYA:



YAYASAN SESUAI KETENTUAN PASAL 71(1) BUTIR a ATAU b JO. PASAL
71(1) BUTIR a ATAU b UU 28/2004;



YAYASAN YG TIDAK MEMENUHI KETENTUAN DI ATAS.



YAYASAN UNTUK TETAP MEMILIKI STATUS SEBAGAI BADAN HUKUM HARUS
MEMENUHI SYARAT :



DALAM WAKTU 3 TAHUN SEJAK BERLAKU UU YAYASAN (6-8-2002) WAJIB
MENYESUAIKAN AD LAMA DENGAN UU YAYASAN



WAJIB MEMBERITAHUKAN KPD MENTERI PALING LAMBAT 1 TAHUN SETELAH
PELAKSANAAN PENYESUAIAN

14
10/12/2015



SANKSI BERUPA DAPAT DIBUBARKAN BAGI YAYASAN
YANG TIDAK MELAKUKAN PENYESUAIAN DALAM WAKTU
3 TAHUN (SEBELUMNYA MENURUT UU 16/2001 DITETAPKAN 5
TAHUN) BERDASARKAN PUTUSAN PN ATAS PERMOHONAN
KEJAKSAAN ATAU PIHAK YANG BERKEPENTINGAN.
SELANJUTNYA KETENTUAN MASALAH SANKSI NYA
BERUBAH YANG SEMULA MENURUT PASAL 71(3) UU
16/2001 TSB. DENGAN UU 28/2004 DINYATAKAN “YAYASAN
TDK DAPAT MENGGUNAKAN” KATA “YAYASAN” DI DEPAN
NAMANYA BERDASARKAN PUTUSAN PN ATAS
PERMOHONAN KEJAKSAAN ATAU PIHAK YG KEPENTINGAN



YAYASAN YANG TIDAK MELAKUKAN PENYESUAIAN AD
DALAM JANGKA WAKTU 3 TAHUN DAPAT DIBUBARKAN ,
SERTA TIDAK DAPAT MENGGUNAKAN KATA “YAYASAN”,
APAKAH BERARTI TIDAK BERLAKU UU 16/2001 JO. UU
28/2004 ?

15
10/12/2015

YAYASAN YANG PADA 6 AGUSTUS 2002 TIDAK MEMENUHI PASAL 71(1) BUTIR a
DAN b JO PASAL 71 (1) UU 28/2004, DEMI HUKUM BUBAR SEBAGAI BADAN
HUKUM. ARTINYA TIDAK MUNGKIN MEMPERBAIKI LAGI YAYASAN YANG SUDAH
HILANG KEWENANGAN SEBAGI BADAN HUKUM. UNTUK SELANJUTNYA HARUS
MELAKUKAN LIKUIDASI.

16
10/12/2015



KEKAYAAN BAGI YAYASAN ADALAH UNSUR YANG MUTLAK /HARUS
ADA, KRN PENGAKUAN THP YAYASAN SEBAGI BADAN HUKUM
TERKAIT ADANYA KEKAYAAN TSB.



DENGAN KEKAYAAN YAYASAN, DAN BERLAKUNYA UU 16/2001,
DALAM UU TSB DINYATAKAN ADANYA KEKAYAAN AWAL.( UNTUK
SUATU PT BERLAKU KETENTUAN SYARAT TERSELENGGARANYA SUATU
PRODI. JADI TERGANTUNG PRODI DARI SUATU PT)



DENGAN UU 16/2001, BAGI YAYASAN YANG BELUM MEPEROLEH
STATUS BDN HK, HARTA KEKAYAANYA AKAN KEMBALI KPD PENDIRI
SEBAGAI KONSEKWENSI BAHWA YAYASAN MENURUT UU INI
MERUPAKAN PERBUATAN SEPIHAK

17
10/12/2015



TUJUAN TERTENTU DARI YAYASAN DIBIDANG SOSIAL,
KEAGAMAAN DAN KEMANUSIAAN. MENURUT PASAL 17 UU
16/2001 MAKSUD DAN TUJUAN YAYASAN TIDAK DPT
DIUBAH.



SUATU YAYASAN DI SAMPING ADA SK PENGESAHAN
YAYASAN SEBAGAI BADAN HUKUM JUGA DIKENAL
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR YANG MELIPUTI NAMA DAN
KEGIATAN YAYASAN HARUS MENDAPAT PERSETUJUAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM, SEDANGKAN PERUBAHAN
LAINNYA CUKUP DENGAN PEMBERITAHUAN KPD KEMENTERIAN
HUKUM DAN HAM



PERUBAHAN TERHADAP MAKSUD DAN TUJUAN YAYASAN
YANG LAMA, TERKAIT DENGAN PENYESUAIAN TERHADAP
PENGELOMPOKKAN TERHADAP KETIGA KELOMPOK YG
DITETAPKAN UU DAPAT DILAKUKAN.



ORGAN YAYASAN DALAM UU DITETAPKAN TERDIRI DARI:
PEMBINA, PENGURUS DAN PENGAWAS DENGAN HAK DAN
KEWAJIBAN MASING MASING DITETAPKAN DALAM AD.



PASAL 18 UU 16/2001, WEWENANG MENGUBAH AD ADA PADA
18
RAPAT PEMBINA
10/12/2015



BAGI YAYASAN LAMA DENGAN BERLAKUNYA UU YAYASAN
PERUBAHAN AD DALAM RANGKA PENYESUAIAN DIBAGI
MENJADI :YANG DILAKUKAN SEBELUM DAN SESUDAH UU
16/2001



BAGI YAYASAN YANG BERMAKSUD MENGUBAH AD SEBELUM UU
YAYASAN, MAKA PELAKSANA PERUBAHAN SESUAI AD YAYASAN
TERSEBUT, SEMENTARA BAGI YAYASAN YANG MELAKUKAN
SETELAH 6 AGUSTUS 2002, MAKA RAPAT TETAP DILAKUKAN OLEH
ORGAN YG BERHAK MELAKUKAN PERUBAHAN AD SESUAI DG
AD YAYASAN LAMA(PASAL 72A UU 28/2004) DG TATA CARA
MNRT PASAL 18 UU 16/2001

19
10/12/2015



DIREKTUR JENDERAL AHU SUDAH MENGELUARKAN PENGUMUMAN NO. AHU10.0T.03.01 TAHUN 2008. TERUTAMA DITUJUKAN KEPADA NOTARIS,
PENGUMUMAN INI MENGATUR PENGAJUAN PERMOHONAN PENGESAHAN
AKTA PENDIRIAN, PERSETUJUAN, PEMBERITAHUAN PERUBAHAN ANGGARAN
DASAR YAYASAN. DISEBUTKAN ANTARA LAIN BAHWA TERHITUNG SEJAK 6
OKTOBER 2008, DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM HANYA MENERIMA
PEMBERITAHUAN YAYASAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD PASAL 71 AYAT (1)
UNDANG-UNDANG NO. 28 TAHUN 2004 YANG SUDAH MENYESUAIKAN
ANGGARAN DASAR YAYASAN SEBELUM 6 OKTOBER 2008.



PEMBERITAHUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR YAYASAN DITUJUKAN
KEPADA MENTERI C/Q DIRJEN AHU OLEH PENGURUS YAYASAN ATAU
KUASANYA LEWAT NOTARIS. AGAR MENTERI DAPAT MENYETUJUI
PERMOHONAN DAN MENERBITKAN SURAT PEMBERITAHUAN YAYASAN,
PENGURUS ATAU KUASANYA HARUS MELAMPIRKAN ANTARA LAIN NERACA
KEUANGAN DAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP). SYARAT LAIN
ADALAH MELAMPIRKAN SALINAN AKTA PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
YAYASAN, SALINAN TAMBAHAN BERITA NEGARA RI YANG TELAH MEMUAT
AKTA PENDIRIAN YAYASAN, DAN BUKTI PEMBAYARAN RP100 RIBU SEBAGAI
PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP).

20

10/12/2015



PASAL 16 PP NO. 63/2008 MENYEBUTKAN PERMOHONAN PERSETUJUAN
ANGGARAN DASAR YAYASAN MENGENAI NAMA DAN KEGIATAN YAYASAN
DIAJUKAN KEPADA MENTERI OLEH PENGURUS YAYASAN ATAU KUASANYA
MELALUI NOTARIS YANG MEMBUAT AKTA PERUBAHAN ANGGARAN DASAR
YAYASAN. PERMOHONAN ITU WAJIB DISERTAI SALINAN AKTA
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR, SALINAN NPWP, DAN BUKTI
PENYETORAN BIAYA PERSETUJUAN PERUBAHAN DAN PENGUMUMANNYA.



SEMENTARA, NERACA KEUANGAN YAYASAN YANG DILAMPIRKAN DALAM
PERMOHONAN KEPADA MENTERI ADALAH YANG SUDAH DISETUJUI DAN
DITANDATANGANI SEMUA PENGURUS ORGAN YAYASAN. NERACA
KEUANGAN DAN NPWP HRS DISERTAKAN MANAKALA PENGURUS HENDAK
MENGUBAH ANGGARAN DASAR YAYASAN SESUAI AMANAT UNDANGUNDANG. PASAL 71 UU YAYASAN 2004 MENYEBUTKAN YAYASAN WAJIB
MENYESUAIKAN ANGGARAN DASARNYA APABILA MEMENUHI SYARAT.
PERTAMA, YAYASAN YANG TELAH DIDAFTARKAN DI PENGADILAN NEGERI
DAN DIUMUMKAN DALAM TAMBAHAN BERITA NEGARA REPUBLIK
INDONESIA. ATAU, KEDUA, YAYASAN YANG TELAH DIDAFTARKAN DI
PENGADILAN NEGERI DAN MEMPUNYAI IZIN MELAKUKAN KEGIATAN DARI
INSTANSI TERKAIT, TETAP DIAKUI SEBAGAI BADAN HUKUM DENGAN
KETENTUAN DALAM JANGKA WAKTU PALING LAMBAT TIGA TAHUN SEJAK
UU YAYASAN BERLAKU.

21

10/12/2015

DALAM HAL TERJADI PERUBAHAN AD


3 istilah yang digunakan untuk keberadaan yayasan: “Pengesahan” untuk pertama kali didirikan;
“Persetujuan” untuk perubahan AD yg pernah disahkan menyangkut nama dan kegiatan
yayasan; “Pemberitahuan” untuk perubahan lain yang tidak menyangkut nama dan kegiatan.



AD yayasan dapat diubah kecuali mengenai “maksud” dan “tujuan”. 2 hal ini merupakan unsur
esensial (Pasal 17 UU 16/2001)



Untuk sahnya perubahan AD harus dipenuhi :
1)

Diputus rapat Pembina;

2)

Dengan kuorum rapat Pembina sekurang-kurangnya 2/3, apabila tdk tercapai kuorum,
maka dapat diselenggarakan rapat kedua dengan persyaratan kuorum tercapai 1/2 ;

3)

Disetujui yang hadir 2/3. untuk rapat kedua cukup disetujui suara terbanyak dinyatakan sah

4)

Dengan akta notaris

ALASAN PEMBUBARAN YAYASAN ( PASAL 62):
a)

Jangka waktu berakhir

b)

Tujuan Yayasan telah tercapai / tidak tercapai

c)

Putusan pengadilan:
1.

Melanggar ketertiban umum

2.

Tidak mampu membayar utang

3.

Harta kekayaan tidak cukup untuk melunasi utang

22
10/12/2015

PEMENUHAN SYARAT DAN KEABSAHAN LAHAN
KAMPUS PTS




Luas lahan – tergantung bentuk perguruan tinggikepmendiknas 234 tahun 2000
Bentuk Perguruan Tinggi

Luas lahan yang harus dipenuhi



Universitas

:

10.000 m2



Institut

:

8000 m2



Sekolah Tinggi :

5000 m2



Politeknik

:

5000 m2



Akademi

:

5000 m2



Akademi Komunitas :

Tergantung kebutuhan

23
10/12/2015

STATUS HUKUM HAK ATAS TANAH


Sertifikat Hak atas tanah untuk pendirian PTS baru atau
Perubahan Bentuk:
1.Harus atas nama badan hukum yang akan mendirikan
atau mengubah bentuk perguruan tinggi, atau

2.jika sertifikat bukan atas nama badan hukum yang akan
mendirikan atau mengubah bentuk perguruan tinggi,
harus ada perjanjian sewa menyewa tanah (dan
bangunan) yang dibuat secara notarial untuk jangka
waktu 20 tahun dengan hak opsi;

24
10/12/2015

STATUS HAK ATAS TANAH
1.Hak Milik
2.HGB : lihat jangka waktu berakhirnya
3.H Pakai : lihat jangka waktu berakhirnya.

Tanah wakaf- lihat peruntukannya.
Lahan harus dalam satu lokasi, setidaknya dalam satu
wilayah kabupaten vs Prodi diluar domisili- Permendiknas No
20-2011

25
10/12/2015

MASALAH YANG SERING DIJUMPAI


Hak atas tanah atas nama Pembina atau Pengurus,
kemudian dibuat perjanjian sewa lahan antara Pembina dan
Pengurus ( misalnya suami sebagai Pembina dan Istri sebagai
Pengurus).



Tanah berasal dari wakaf tetapi digunakan tidak sesuai
peruntukannya. Misalnya dalam akta ikrar wakaf disebut
peruntukannya untuk pesantren tetapi digunakan untuk
perguruan tinggi.



Pengurus melakukan tindakan melakukan perbuatan
pengurusan (daden van beheren) berbeda dengan tindakan
kepemilikan. Adakalanya hal ini tidak dipahami.



Melakukan sewa menyewa atau membeli tanah yang akan
dijadikan lahan Perguruan tinggi tidak sesuai aturan.



Sertifikat masih atas nama pribadi bukan atas nama badan
hukum

26
10/12/2015

SELESAI
TERIMAKASIH

27
10/12/2015