Laporan Jang Di susun oleh Seksi Industri Sandang Depernas

Laporan
Jang Disusun
Oleh

Seksi Industri Sandang
DEPERNAS

218/III-Dep/60
- 200 -

LAP O RAN

Jang Disusun
Oleh

SEKSI INDUSTRI SANDANG
DEPERNAS

No. 218/III-Dep/60
- 200 -


LAP O RAN
SEKSI INDUSTRI SANDANG
DEWAN PERANJTANG NASIONAL
RENTJANA LIMA TAHUN
1961 – 1965
Susunan Isi
Bab

Keterangan Isi

Halaman

P R A K A T A ………………………………………...
T I N J A U A N U M U M …………………………..
Konsumsi dan keperluan akan sandang …………….
Bahan baku sandang ………………………………...
Kapas …………………………………………….
Rami ……………………………………………...
Rayon …………………………………………….
Bahan-bahan baku lain …………………………..

Impor bahan sandang ………………………………..
Rentjana produksi bahan sandang …………………...
Situasi pertenunan & pemintalan dalam negeri …………………………………………………..
Industri pertenunan ………………………………
Industri peradjutan ……………………………….
Industri pemintalan ………………………………

4 – 16
17 – 31
17
19
20
22
23
24
24
25

II.
A.

B.
C.
D.
E.

RENTJANA DIBIDANG PEMINTALAN ……………
T a r g e t …………………………………………….
Penghematan depisen dengan perluasan …………….
Perburuhan dibidang industri pemintalan ………….
Rentjana penjebaran perluasan ……………………...
Pembiajaan perluasan industri pemintalan …………

31 – 35
31
32
33
33
35

III.

A.
B.
C.
D.
E.

PERIHAL RAYON (PROJEK) ………………………..
Tindjauan Umum ……………………………………
Pemakaian rayon …………………………………….
Pembuatan Viscose rayon …………………………...
Staf dan pegawai …………………………………….
Anggaran belandja …………………………………
Pabrik rayon 40/hari ……………………………..
Pabrik rayon 40/hari + 50 ton pulp ………………
Pabrik rayon 40/hari + pabrik obat ………………
Pabrik rayon 120 ton …………………………….

36 – 73
36
38

42
48
49
49
50
50
51

I.
A.
B.
1.
2.
3.
4.
C.
D.
E.
1.
2.

3.

1.
2.
3.
4.

26
28
29
29

F. Sifat …………………………

F.
G.
H.
1.
2.
3.

4.
I.
1.
2.
3.
4.
5.
J.
K.
IV.
A.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
B.
1.
2.

3.
C.
D.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Sifat serba-guna dari projek Rayon …………………
Riwajat singkat mengenai perentjanaan projek rayon di Indonesia ………………………….
Kemungkinan-kemungkinan untuk projek rayon
di Indonesia …………………………………….
Djawa dan Madura ……………………………..
Sumatera dan Kalimantan ……………………...
Indonesia bagian Timur ………………………..
Pertimbangan2 mengenai pabrik rayon ………...
Djumlah pabrik rayon jang hendak didirikan dan

kapasitetnja ……………………………………..
Lokasi pabrik …………………………………...
Pembiajaan pabrik ……………………………...
Djangka waktu persiapan ………………………
Perihal buruh …………………………………...
Upah dan djaminan sosial ……………………...
Resume pendjelasan pola pembangunan ……………
Pembiajaan rentjana …………………………………
P E R I HAL KAPAS
Tindjauan Umum
Sifat-sifat umum kapas dan sjaratsjarat tumbuhnja ………………………………..
Djenis dan varietas kapas ………………………
Djenis penjakit dan hama ………………………
Penggunaan kapas ……………………………...
Pengupasan kapas ……………………………...
Pemintalan dan penenunan ……………………..
Keadaan dewasa ini
Penanaman kapas ………………………………...
Produksi kapas …………………………………...
Peranan kapas …………………………………....

Kesimpulan umum …………………………………..
Rentjana projek kapas ……………………………….
Rentjana produksi
Pembiajaan dengan mekanisasi
Personalia projek mekanisasi
Pembiajaan tanaman kapas rakjat
Pembiajaan projek seluruhnja
Usaha untuk segera dapat melaksanakan
projek …………………………………………….
Landreform dalam hubungan dengan projek ………………………………………………..

52
53
55
55
55
56
56
63
63

63
65
65
66
66
72
74
74
75
77
79
80
82
82
83
85
85
87
87
89
90
91
92
93
94

E. Pendjelasan ……………………………

E.

Penjelasan pola pembangunan ………………………………………

94

V.
A.
B.

PER IHAL RAM I
Sifat-sifat istimewa dari Rami ………………………………………
Tjara menanam rami (kultur) ………………………………………..
Pekerdjaan tanah …………………………………………............
Penanaman ………………………………………….....................
Pemelihataan …………………………………………..................
Pemungutan …………………………………………...................
Tjara mengolah rami …………………………………………...........
Tjara mengambil serat …………………………………………...
Pengambilan serat dengan decorticator ………………………….
Degumming …………………………………………...................
Memutihkan rami …………………………………………................
Memintal rami ………………………………………….....................
Menenun rami ………………………………………….....................
Projek rami di Indonesia ………………………………………….....
K e s i m p u l a n …………………………………………...............
Rentjana projek rami ...…………………………………………........
Penjebaran dan luas areal ………………………………………...
Penjelenggaraan projek …………………………………………..
Pembiajaan projek …………………………………………..........
Buruh dan pegawai …………………………………………........

96
96
97
98
98
98
99
100
100
100
103
103
104
104
105
109
110
110
111
112
115

MASALAH PERBURUHAN DIBIDANG PROJEK SANDANG….

116

P E N U T U P ……………………………………………………….

117

L i t e r a t u r e ……………..…………………………………….

120

1.
2.
3.
4.
C.
1.
2.
3.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
1.
2.
3.
4.
VI.

-----------------o0o-----------------

LAP O RAN
DEWAN PERANTJANGAN NASIONAL R.I.
Seksi : S A N D A N G
PRAKATA
Pekerdjaan Seksi Sandang berdjalan sebagai berikut:
Pembentukan:
Seksi dibentuk oleh Sidang Pleno Depernas pada tanggal 5 De-sember
1959 di Bandung
Masa bekerdja:
Tanggal 5 Desember 1959 sampai 26 Pebruari 1960
Dasar Pekerdjaan:
(i)
Amanat Presiden
(ii)
Dasar Azasi pembangunan
(iii)
U.U.D. 1945
(iv)
Manifesto Politik 1959
(v)
Pelaporan Seksi Sandang Pangan sebagai Musjawarah
Pleno 1959
Perlu diterangkan, bahwa penegasan Amanat Presiden jang
diutjapkan pada tgl. 9 Djanuari 1960 pada Sidang Pleno Istimewa Depernas di Bandung djuga merupakan dasar bekerdja untuk
Seksi sebagai kelandjutan daripada Amanat Presiden kepada Depernas, sehingga dalam tengah karya Seksi masih mendapat dasar
untuk berpidjak.
T u g a s:
(i) MENDJELASKAN KEADAAN S E K A R A N G:
(a) mendjelaskan bahan-bahan baku jang dihasilkan di Indonesia
menurut berat dan nilai rupiah, dan tempat menghasilkannja.
(b) Mendjelaskan bahan-bahan jang diolah di Indonesia.
(c) Mendjelaskan dengan angka2 berapa besarnja devisen untuk
textil bahan-bahan baku, jang diimport dan diolah di Indonesia menurut berat dan nilai rupiah serta tempat mengolahnja.
(d) Mendjelaskan dengan angka-angka tentang situasi k a p a s
r a y o n r a m i dan pemintalan.
(e) Mendjelaskan banjaknja kapasitet alat-alat produksi pengolahan.
(f) Mendjelaskan kesulitan jang dihadapi dalam lapangan ini.
(g) Mendjelaskan anggaran dalam sektor Pemerintahan (termasuk
Bank Pemerintah).
(h) Mendjelaskan kegiatan oleh sektor Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah dan Partikulir, didjelaskan dengan nilai
rupiah.
(i) Mendjelaskan ….
-4-

(i) Mendjelaskan penebaran (spreading) mesin atau fabric textil
kapas rayon dan rami dalam semua Swatantra I diseluruh Indonesia berhubung dengan defense, perburuhan, transmigrasi
dan density penduduk.
(j) Mendjelaskan distribusinja.
(k) Kesimpulan terhadap a. sampai j.
(ii) MENDJELASKAN KEADAAN JANG MENDJADI T U D J U A N DAN
SUPAJA DITETAPKAN:
(a) Tahun sebelum tahun 1956 jang didjadikan target selfsuperting.
Berapa produksi jang ditudju dalam tahun itu, beserta perhitungannja.
(b) Kemungkinan menambah produksi dalam keadaan sekarang.
(c) Mendjelaskan mesin atau pabrik textil kapas, rayon dan rami,
jang dibutuhkan di Indonesia untuk pembangunan dan bagiamana besarnja produksi, jang diharapkan dalam tahun 1961 – 1965.
(d) Mendjelaskan dengan angka-angka bagaimana dalam 5 tahun
(1961 – 1965) Indonesia boleh mendjadi selfsupperting dibidang textil.
(e) Djalan-djalan baru untuk menambah produksi bahan baku, termasuk kemungkinan untuk menggiatkan industri rumah tangga.
Biaja jang harus disediakan.
(f) Djalan-djalan baru untuk menambah produksi p e n g o l a h a n, termasuk kemungkinan penggiatan industri rumah tangga. Hasil jang diharapkan, dan biaja jang harus disediakan,
tambahan serta perbaikan mutunja.
(g) Tenaga jang harus disediakan (djenisnja, banjaknja).
(h) Peranan Pemerintah/Pemerintah Daerah/Swasta.
(i) Penilikan (Research) jang harus dilakukan.
(j) Perbandingan dengan pengalaman di Luar Negeri.
(k) Perentjanaan tahun-tahun 1961, 1962, 1963,1964, 1965:
Rentjana usaha
Biaja usaha (Rupiah dan Devisen)
Hasil usaha
Tambahan pekerdja terlatih (djenisnja, banjaknja)
(l)

Saran-saran dilapangan pengumpulan dan distribusi.
(m) Hal-hal jang …..

-5-

(m) hal-hal jang lain jang dianggap perlu oleh Seksi.
Susunan SEKSI:
(i)
Oleh Pimpinan telah disusunkan anggauta Seksi SANDANG:
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
(ii)

Nama
Mr. Elkana Tobing
I. R. Lobo
Ir. Tarip A. Harahap
Iskandar Wahono
Sahamad Soedjono
Teuku Hamzah Bendahara
Fatkur Hadi
Mohamad Asnun Arsat
Drs. A. D. Patianom
Silas Papare
Rahman Tamin
G. M Charidjie Kusuma
Sanusi Hardjadinata

3.
5.
9.
12.
4.
8.
(iii)

Anggauta/merangkap Ketua
Anggauta/merangkap Wakil Ketua
Anggauta
Anggauta
Anggauta
Anggauta
Anggauta
Anggauta
Anggauta
Anggauta
Anggauta
Anggauta
Anggauta

Dalam usaha mengangkat karya terhadap volume tugas seksi
ini telah pula ditjapai kata sepakat untuk membagi-bagikan
tugas kedalam 3 (tiga) buah K e l o m p o k K e r d j a:

Nomor
Seksi
Kel.ker.
2.
7.
10.
11.
13.
6.

Kedudukan

Kelompok kerdja

Ketentuan

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Kapas
I. R. Lobo
Fatkur Hadi
Silas Papare
Rahman Tamin
Sanusi
T. Hamzah Bendahara

Anggauta/Merangkap Ketua
Anggauta
Anggauta
Anggauta
Anggauta
Anggauta

1.
2.
3.

Rami
Ir. Tarip A. Harahap
Sahamad Soedjono
Drs. A. D. Patianom

Anggauta/Merangkap Ketua
Anggauta
Anggauta

1.
2.
3.

Rayon/Synth. Fibres
G. M. Charidjie Kasuma
Iskandar Wahono
Mohamad Asnun Arsat

Anggauta/Merangkap Ketua
Anggauta
Anggauta

Tugas chusus dalam menghadapi volume pekerdjaan seksi :
(a) TUGAS IV A : diselesaikan untuk keperluan persidangan Seksi oleh
Sdr.-Sdr. : 1. Fatkur Hadi
2. Sahamad Soedjono
3. I. R. Lobo
(b) TUGAS IV B
-6-

(b) TUGAS IV B :
(iv)

(sebagian) diserahkan pada Sdr.: 1. G.M. Charidjie kasuma dan 2. Iskandar Wahono.

S e k r e t a r i a t:
Sekretariat semula diasuh oleh Sdr. Mr. Dudy Singadilaga dari
tanggal 5 Desember 1959 hingga ketanggal 18 Djanuari 1960 dan
semendjak saat itu oleh Pimpinan Depernas berhubung dengan
perkembangan-perkembangan di Depernas mengenai staf/personalia, Sekretariat seksi dipangku oleh Sdr. Bahrin Yahja jang
mengerdjakan tugas-tugas Sekretariat hingga keachirnja masa
kerdja dari Seksi Sandang ini, hingga ketanggal 27 Pebruari
1960.
Berhubung dengan timing dan masih banjaknja volume pekerdjaan
dan ruangan waktu jang hanja tersedia hingga keachir Pebruari
1960 dan melihat dari persidangan-persidangan jang berdjalan
tenaga dari 13 anggauta disebabkan oleh pelbagai faktor-faktor hanja berbatas pada 6/13 – 7/13 sadja dari seluruh komposisi
jang ditentukan oleh Pimpinan Depernas, maka semendjak tanggal 26 Djanuari 1960 Sekretariat Seksi Sandang praktis berpindah ke Djakarta dan mengantor di-Pertjetakan Grafica, djalan Djatipetamburan I No. 2. Terpaksa oleh keadaan, maka 6 – 7
anggauta itulah jang h a r u s menjelesaikan volume pekerdjaan jang sangat l u a s itu, untuk mendjaga timing dan harapan
dari Pimpinan Depernas terhadap tugas jang diberikan pada Sidang Pleno Depernas tanggal 5 Desember 1959.

U s a h a dan ikhtiar Seksi :
(i) Tjeramah/uraian :
(a) Atas usaha Pimpinan Depernas, maka pada rapat II Seksi Sandang dari masa Sidang-nja 14 Desember 1959 – 18 Desember
1959, maka pada tanggal 15 Desember memberikan uraian:
1. Kol. Suhardi
2. Ir. Susilo H. Prakoso
dari Badan Perantjang Departemen Pertanian.
Seluruh uraian berbidang pada pekerdjaan jang berhubungan
dengan situasi serat dan kemungkinannja serta keadaan sekarang.
(b) Dalam masa sidang tersebut diatas pada rapat V dari Seksi
Sandang tanggal 17 Desember 1959 berbitjara :
1. Sdr. Irawan dari Departemen Perindustrian Rakjat
2. Sdr. Ir. Safiun dari Balai Penjelidikan Textil,
Bandung dari Departemen tersebut pula.
Kesemuanja pembitjaraan berputar disekitar urusan serat/textil serta situasi sekarang; Technis, Technologis, ekonomis.
(c) Pada tanggal …….

-7-

(c) Pada tanggal 27 Djanuari 1960 di Djakarta bertjeramah
Prof. Dr. R. J. H. Bisanz dari Laboratorium Rayon Bandung mengenai masalah Rayon, jang setjara luas sekali duiberikan technis, technologis, ekonomis dan pengalaman-pengalaman serta
keterangan-keterangan diluar negeri.
Hal tersebut berdjalan dalam rangka sidang antar Sidang Depernas djanuari 1960/Pebruari 1960 pada sidang chusus dari Seksi
Sandang di-Djakarta.
(ii) Kundjungan-kundjungan :
oleh Seksi dalam masa kerdjanja Desember 1959 – Pebruari
1960 telah dilakukan kundjungan-kundjungan, baik ke-instansi-instansi di Pusat, maupaun tindjauan “on the spot” di
daerah-daerah disekitar urusan SANDANG:
No.

Tanggal

Oleh

Ke

1.

8-2-’60

Ketua-Wk. Ketua-Sekr.

Badan perantjang Dep. Pertanian (Ir. Susilo H. Prakoso).

2.

11-2.’60

Ketua-Wk. Ketua-Sekr.

s.d.a.

3.

15-2.’60

Ketua-Wk. Ketua-Sekr.

Departemen
perindustrian
Rakjat (Drs. Zakaria Raib)

4.

19-2.’60

Ketua-Wk. Ketua-Sekr.

PPN Baru dari Dep. Pertanian (Ir. Saksono, Amin Tjokrosuseno dan Burhom Natapermadi

5.

10-2.’60

Ketua Kelompok Kerdja (RSF)-Rayon/
Syn/Vibres.

Panitex (Panitya Negara Urusan Industri dan Pertanian textil), Djakarta.

6.

25-12-59

Ketua Kl. Kerdja RSF Panitex, Djakarta (kedua
dan anggauta Iskan- kalinja diterima oleh
dar Wahono
Skr. Panitex Sdr. A. Sofjan).

7.

29-12-59

Ketua Kl. Kerdja RSF 1. Panitex, Djakarta
dan Angg. Iskandar 2. Direktorat Kehutanan
Wahono
(Sekr. Direktorat).
3. Balai Penjelidikan Kimia Bogor (Sdr. Sunarto
dan 2 pegawai).
4. Djawatan Pertanian Rakjat Pusat Ps. Minggu Sdr.
Umbuh Alwi).

8.

30-12-59

s.d.a

Direktorat Kehutanan dari
Dep. Pertanian (Ir. Susilo H.
Prakoso).
No. Tanggal ……..
-8-

No.

Tanggal

Oleh

Ke

9.

14-1-‘60

Ketua Kl. K. RSF

Sidang Seksi Distribusi dengan datangnja para Ahli dari Dep. Perdagangan (a.l. soal impor bahan sandang)

10.

15-1-‘60

Ketua Kl. K. RSF

1. Balai Penjelidikan Rayon (Prof. Dr.
R.J.H. Bisanz dengan 3 asisten)
2. Panitya Rayon (Ir. Kosasih).
Ad. 1 dan 2 di Bandung.
(tgl. 6-1-60 kundjungan pendahuluan
dari Anggauta Iskandar Wahono keLab. Rayon di Bandung)

11.

1-2-‘60

Ketua Kl. K. RSF

Prof. Dr. R.J.H. Bisanz dirumah beserta 1 asisten dari Lab. Rayon Bandung
(fuel projek Rayon dll.).

12.

15-1-‘60

Wk. Ketua, anggau- 1. Djawatan Pertanian Rakjat Djawa
ta S. Sudjono, IsTengah, Semarang.
kandar Wahono
2. Inspeksi Djaw. Perindustrian, Djateng di Semarang

13.

16-1-‘60

s.d.a.

14.

18-1-‘60

s.d.a.
ditambah
1. Inspeksi Perindustrian Djatim, Sudengan Angg. M. Asrabaja
noen Arsat (hanja
2. Inspeksi Pertanian Rakjat Djatim, di
di Surabaja)
Surabaja.
3. Dinas Pertanian Rakjat Kab. Panarukan di Situbondo

15.

19-1-‘60

s.d.a.

Kebun Kapas di Asembagus

16.

20-1-‘60

s.d.a.

17.

21-1-‘60

s.d.a.

1. Djaw. Pertanian Rakjat Kab./Kares. di
Kediri.
2. Pengurus P.T. Tani Kapas Gotong
Rojong, Kediri.
1. Pengurus P.T. Tani Kapas Gotong
Rojong, Kediri.
2. Inspeksi Pertanian Rakjat Djateng,
di Semarang.
3. P.T. Djantera, Semarang

18.

22-1-‘60

Wk. Ketua, anggau- 1. Kebun Rami di Purworedjo
ta S. Sudjono, Is- 2. Kebun Rami di Kebumen
kandar Wahono
3. Kebun Rami di Magelang

19.

23-1-‘60

Wk. Ketua, anggau- 1. Balai Penjelidikan Batik di Jogta S. Sudjono, Isjakarta.
kandar Wahono
2. Pertjobaan bibit di Klaten (Jagus).
Ketua Kelompok
Kerdja Rami

1. Kantor Pertanian Rakjat Pati.
2. Kebun Pertjobaan Rami di Bulu.

Pelbagai djenis instansi di Sumatera
Utara sepandjang berkaitan dengan rami (Medan, Pematang Siantar).

Demikianlah …….
-9-

Demikianlah segala kundjungan-kundjungan ke pelbagai Djenis Instansi di Pusat dan Daerah serta obyek-obyek diichtisarkan diatas sebagai usaha-usaha untuk mengangkat pekerdjaan dari Seksi Sandang dibidang k a p a s, r a m i dan r a y o n
serta hal-hal jang bersangkutan dengan itu.
(iii) Sidang-sidang chusus antara persidangan Depernas:
Sudah terang bahwa tugas Seksi Sandang t i d a k
dapat diangkatkan h a n j a dalam persidangan jang ditentukan oleh
Pimpinan, sehingga l e p a s dari usaha berhubungan dengan
instansi-instansi dan daerah, maka Seksi memandang perlu mutlak
mengadakan sidang-sidang chusus untuk dapat menjelesaikan tugasnja dengan baik, hal mana oleh seksi sangat dibatasi pula
mengingat tempat tinggal dari anggauta-anggauta jang telah
dikomposisikan oleh Pimpinan kedalam Seksi Sandang.
Ichtisar dari persidangan chusus itu, jang chas diadakan menurut perkembangan-perkembangan usaha-usaha para anggauta dari
masing-masing Kelompok Kerdja, adalah seperti dibawah ini:
No.

Tanggal

Persidangan di

1.

22-12-‘59

Djakarta, untuk pembahasan pekerdjaan untuk masa
sidang jang akan datang di Bandung atas dasar hasil-hasil jang ditjapai oleh Seksi (hasil usaha,
hasil kundjungan ke instansi-instansi).

2.

27-1-‘60

Djakarta, tjeramah Prof. Dr. R. J. H. Bizans, dibantu oleh 3 asisten beliau. Kesemuanja berkisar tentang Rayon. Diskusi dibuka seluas-luasnja antara
Anggauta dan Pentjeramah untuk mendapatkan gambaran selengkap-lengkapnja dari bidang serat Rayon ini
sebagai salah satu usaha jang dapat memberikan djawaban banjak terhadap keperluan Indonesia akan bahan tekstil.

3.

28-1-‘60

Meneruskan persidangan di Djakarta dalam membahas
soal kapas, rami dan rayon jang kini didapat hasilhasil bahannja untuk didiskusikan.
(Kundjungan para anggauta jang bersangkutan kedaerah-daerah Djawa tengah dan Djawa Timur mengenai
rami dan kapas serta dibidang rayon jang didapat
bahan-bahannja, baik dari tjeramah, maupun dari
kundjungan ke instansi-instansi tertentu jang bersangkutan dengan Rayon.
4. 10-2-’60 ……….

- 10 -

No.

Tanggal

Persidangan di

4.

10-2-‘60

Djakarta: suatu persidangan ini adalah amat chususnja,
karena masih berdjadwal pada masa sidang Depernas-Bandung 15 – 20 Pebruari, sehingga pada hari tanggal 10-Pebruari itu di-Djakarta dianggap suatu final concept dapat dibuatkan dari tugas Seksi Sandang jang dipikulkan. Dalam
persidangan ini ditentukan
t e l a h
masuknja
laporan tertulis /tersusun dari:
Kelompok Kerdja Kapas (dimasukkan pada tanggal tersebut)
Kelompok Kerdja Rayon (dimasukkan pada tanggal
10/1 tersebut)
Kelompok Kerdja Rami belum masuk berhubung Ketuanja
sakit dan tidak datang dari Medan dan djuga anggautanja
Kl. Kerdja itu sakit. Diputuskan agar anggauta Iskandar
Wahono meneruskan pekerdjaan tersebut.

5.

18-2-‘60

Meneruskan penjelesaian pekerdjaan jang belum selesai
dan masuknja Laporan sekitar Rami dari Kelompok Kerdja
Rami, atas landjutan usaha anggauta Srd. Iskandar Wahono.

6.

21-2-‘60

Rapat terachir di-Djakarta dari Seksi Sandang.
Dengan demikian, maka:
a. Pendahuluan
b. Laporan Kl. Kerdja Kapas (I.R. Lobo)
c. Laporan Kl. Kerdja Rayon (Iskandar Wahono)
d. Laporan Kl. Kerdja Rami (G. M. Charidjie Kasuma),
selesai dimasukkan pada Ketua dan disiapkan menurut waktu jang masih terbuka, (Persidangan Pleno II/tahun 1960
dan Babakan terachir dari Seksi Sandang dipersidangan
Depernas B a n d u n g 23 s/d 26-2-60) pada tanggal
23 Pebruari sudah pasti dimulai.
Bahan-bahan s e m i – f i n a l jang akan disusun sebagai
bahan Laporan Final dibawakan ketengah persidangan babakan terachir tersebut.

7.

27, 28 dan Di Bandung: Sekalipun babakan terachir dari persidangan
29 Pebr.‘60 Seksi Sandang jang berirama dengan dijadwal waktu dari
Pimpinan Depernas untuk tanggal 24 -26 Pebruari 1960, namun berhubung dengan “deadline” penjampaian LAPORAN TERACHIR dari Seksi Industri Sandang ditetapkan oleh Pimpinan Depernas untuk tanggal 29 Pebruari 1960, maka
babakan terachir bagi Seksi tidaklah dapat lain ketjuali
mempergunakan sisa waktu dalam bulan Pebruari itu sampai
saat-saat terachir pila sehingga praktis tiga kali persidangan diadakan ditambah dengan sekaligus menjusunkan Laporan terachir itu keatas kertas.

Demikianlah ……..
- 11 -

Demikianlah ikhtiar sekuat-kuatnja dari Seksi dalam tenaga 6/13 –
7/13 dari keseluruhan komposisi Anggauta jang telah ditetapkan oleh Pimpinan Depernas dalam mengahadapi tugas jang harus dikarjakan
dalam waktu pertengahan Desember 1959 – achir Pebruari 1960 itu.
(iv)

No.

Persidangan di-Depernas Bandung:
Pengictiasaran dari pada djumlah persidangan jang didjadwalkan oleh
Pimpinan Depernas adalah sebagai berikut:
Tanggal

Persidangan di

1.

5-12-‘59

BANDUNG: Gedung Depernas
Pada hari pembentukan Seksi di-sidang Pleno Depernas, situ sini pula diadakan RAPAT-RAPAT untuk
mendapatkan :
a. pemandangan umum
b. fikiran-fikiran kearah mengangkat tugas luas diindustri Sandang itu dihubungkan dengan t im i n g dan usaha-usaha diantara sidang.

2.

14, 18-12-59

BANDUNG: persidangan Seksi Industri Sandang berlaku
hingga 6 kali.
1. Pengictisaran bahan-bahan (material) jang telah
dikumpulkan oleh masing-masing anggauta
2. Tjeramah dan uraian dari Djawatan Perindustrian
Rakjat dan balai Penjelidikan Textil Bandung.
3. Uraian dari Badan Perantjang Departemen Pertanian dibidang Sandang.
4. Pembagian tugas dari Seksi dalam 3 buah Kelompok Kerdja:
a. Kelompok Kerdja Kapas (diketuai I. R. Lobo)
b. Kelompok Kerdja Rami (diketuai Ir. Tarip A. Harahap
dan kemudian berhubung sakit diteruskan oleh Sdr.
Iskandar Wahono)
c. Kelompok Kerdja Rayon (diketuai oleh G.M.
Charidjie Kasuma)
5. Pembahasan persoalan setjara overall dilakukan
dan kemudian mendalam sepandjang dimungkinkan oleh
bahan-bahan jang tersedia dan kundjungan-kundjungan
ke-Instansi diwaktu antar-sidang

5.

11, 12-1-‘60

BANDUNG: setelah sidang Pleno-Depernas 7, 8 dan 9
Djanuari 1960, maka waktu jang disediakan untuk persidangan Seksi-seksi dari Depernas djuga dipakai dengan sebaiknja oleh seksi Industri Sandang pada tanggal 11 dan 12 Djanuari 1960, sedang waktu tanggal
13 Djanuari 1960 jang sejogjanja disediakan untuk
keperluan ……

- 12 -

No.

Tanggal

Persidangan di
keperluan masing-masing Seksi dari Depernas diisi kembali dengan sidang Pleno oleh J. M. Menteri Inti Pertanian/Keamanan dan pada malam harinja oleh J. M. Menteri
Luar Negeri.
Persidangan Seksi Sandang berpangkal pada mendalami
soal-soal sekitar:
a. kapas
b. rami
c. rayon
diputuskan pula agar tjeramah Prof. Dr. R. J. H. Bisanz
diadakan diwaktu antar-sidang dan dilakukan di Djakarta pada tanggal 27 Djanuari 1960 j.a.d.
Dalam pada itu hubungan antar Instansi-instansi dan
kundjungan-kundjungan kedaerah dapat didjalankan dengan ketentuan waktu hanja sampai tanggal 25 Djanuari 1960, berhubung dengan tjeramah penting dari Prof.
Dr. Bisanz pada tanggal 27 Djanuari 1960 jang akan datang itu.
Berhubung dengan ketentuan hanja satu masa sadja lagi
dibukakan oleh Pimpinan Depernas untuk bersidang, ja’ni pada tanggal 15 – 20 Pebruari 1960 (dan belakangan
terpaksa diundurkan dengan adanja pemakaian gedung
Depernas oleh Kongres Pemuda djatuh pada tanggal 23 –
26 pebruari 1960), maka pembagian dan pendalaman soal tugas Seksi Industri Sandang h a r u s l a h disesuaikan dengan waktu jang telah ditentukan itu.
Dengan demikian terang pula, baik p e r u m u s a n,
maupun p e n u l i s a n harus benar diikatkan sedemikian rupa, sehingga waktu dapat dipenuhi menurut
djadwal kemudian. Nampak terasa, bahwa p e m b a g i
a n tugas sangat sangat t e r b a t a s sekali, berhubung
djumlah anggauta jang dapat hadir sangat terbatas pula. Faktor 6/13 – 7/13 dari seluruh anggauta jang 13
orang banjaknja itu sangat berpengaruh pada usaha-usaha pengangkatan karja selandjutnja. Hal ini
telah dapat dibajangkan pada saat-saat proses sidang
dan pekerdjaan pada waktu itu.

4.

23,25 dan 26 BANDUNG: persidangan Seksi Industri Sandang diiramaPebr. 1960
kan pula menurut waktu jang t e r a c h i r disediakan oleh Pimpinan Depernas, Ja’ni dalam rumpunanterachir dari masa persidangan Depernas: 23 – 26 Pebruari 1960. lepas dari i s i jang bersifat
Plenair …….
- 13 -

No.

Tanggal

Persidangan di
plenair, maka Seksi Sandang berapat terus hingga ruangan waktu jang disediakan.
Karena ini adalah persidangan t e r a c h i r bagi
seksi Sandang, maka sambil merumus dalam persidangan,
sambil pula penjusunan didjalankan bagi laporan terachir menurut:
a. t u g a s jang diberikan
b. t j a r a pembuatan laporan seperti dikehendaki
oleh Working Paper 259/XII-Dep./59 - 150 – dan Paper No. 256 /XII-Dep./59 – 150 –
Mengingat djumlah anggauta jang hadir t i d a k
djauh berbeda dengan kenjataan pada sidang-sidang
terdahulu dan sidang-sidang diantara persidangan diBandung, maka:
a. perumusan-perumusan terachir
b. penjusunan-penjusunan terachir
c. finalizing business
d i h a r u s k a n selesai dalam persidangan ini pula.

Demikianlah babakan VI
U s a h a
dan i c h t i a r
Seksi
diikhtisarkan jang bersidang pada:
a. tjeramah/uraian-uraian.
b. Kundjungan-kundjungan (baik – ke - instansi-instansi di Pusat,
maupun didaerah dan “on the spot”).
c. Sidang-sidang-chusus
Seksi
Sandang
di-Djakarta
(antar
persidangan Depernas di-Bandung).
d. Persidangan-persidangan
dalam
rangka
(pimpinan
Depernas
mendjadwalkannja waktu di-Bandung.
Penjusunan Laporan:
(i)

“Directives”
menjelesaikan
Bab
ini
adalah
pernas No. 256/XII/Dep./59 – 150 -, halaman 2. titik 3:

Paper

De-

TJARA PENJUSUNAN LAPORAN :
a. Seksi menundjuk suatu Komisi Redaksi
ri dari tiga anggauta jang diberi tugas
Laporan Seksi

jang terdimenjusun

b. Laporan seksi disusun sedemikian rupa sehingga djelas:
1. Umum
2. gambaran keadaan sekarang
3. gambaran jang mendjadi tudjuan

4. Rentjana ……….
- 14 -

4. Renjtana usaha untuk mentjapai tudjuan, disertai schema-schema dari tahun ke tahun (1961 –
1966) mengenai produksi dan biaja jang diperlukan.
5. keuntungan jang ditjapai
6. saran-saran dan hal-hal lain.
(ii)

Pelaksanaan penjusunan laporan ini dilakukan oleh
Ketua, Wakil Ketua dan Sdr. Sekretaris (Sdr. Bahrin
Yahja, pengganti Mr. Dudy Singadilaga) dan mengenai
beberapa bagian dinatu oleh anggauta-anggauta Seksi,
Sdr2: Iskandar Wahono, Fatkur Hadi, Sahamad Sudjono,
M. Asnun Arsat dan G. M. Charidjie Kasuma.

(iii)

Demikianlah diusahakan pertjerminan dari Directives
ini ke dalam Laporan SEKSI INDUSTRI SANDANG.

Demikianlah setjara b e r i c h t i s a r diuraikan s e g a
l a d a j a – u p a j a Seksi Industri Sandang ini dalam
batas waktu pertengahan Desember 1959 hingga achir Pebruari 1960
dalam menunaikan tugasnja jang berat ini, baik dilihat dari segi waktu, maupun dari segi djumlah anggauta jang dapat menetap
mengiringi penjelesaian tugas itu, sedang jang lainnja disebabkan oleh pelbagai Djenis faktor dan keadaan terpaksa tidak dapat
hadir. Sekalipun sedemikian, penunaian tugas didjalankan dengan
sebaik-baiknja dan perasaan gembira djua adanja.
Patut disebutkan, bahwa didalam masa waktu bekerdja untuk phase
pertengahan Desember 1959 dan achir Pebruari 1960 itu. Seksi
mendapat keuntungan dengan adanya Penegasan Amanat Presiden R. I.
dalam sidang-istimewa Depernas-pleno pada tanggal 9 Djanuari
1960 jang telah dirangkakan oleh Pimpinan Depernas, sehingga
elemen “n a t i o n b u i l d i n g” dan “s t a t e b u i l d i n g” mendjadi haluan pula bagi Seksi Industri Sandang ini
dan tertjermin dalam memprojecteer karyanja sepandjang directives dari Pimpinan Depernas menundjukkannja.
Dengan tjara demikian Seksi berpendapat t e l a h memuat
pula facetten jang diuraikan dalam Penegasan Amanat Presiden
itu.

--------oo0oo--------

- 15/16 -

I. TINDJAUAN UMUM
A.

KONSUMSI DAN KEPERLUAN AKAN SANDANG

Tidak perlu kiranja didjelaskan lagi betapa penting
artinja bahan sandang. Bagi mereka jang berdiam ditempat jang dingin sandang itu merupakan penutup tubuhnja tidaklah sekedar untuk memenuhi tuntutan pergulan sadja, akan tetapi djuga melindungi dirinja dari gangguan alam dan iklim. Begitu pula bagi mereka jang berdiam ditempat jang amat panas hawanja, sandang memegang peranan penting untuk menjelamatkan badan dari dingin dan dari terik panas sinar matahari.
Sjukur sekali negara kepulauan kita terletak disekitar
garis chatulistiwa jang sebahagian besar beriklim lunak, tidak
terlalu dingin dan tidak terlalu panas. Oleh karena itu, sekalipun dengan mempergunakan bahan sandang jang sederhana, kita dapat
hidup dengan tenteram. Kekhawatiran akan gangguan alam boleh dikatakan tidak ada sama sekali.
Disamping iklim, kemadjuan sosial dan kultural turut
mengadjukan tagihan akan bahan sandang. Oleh karena itu maka djumlah pemakaian tekstil per kapita, terutama untuk bangsa jang bertempat tinggal ditanah tropis, dapat didjadikan “barometer” dari
taraf penghidupan dan taraf kemadjuan.
Djika diambil perbandingan akan konsumsi per kapita
dari bangsa kita dengan bangsa-bangsa di Asia setjara keseluruhannja, kita mendapat gambaran bahwa pemakaian akan sandang di-Indonesia ini masih tertjatat sebagai jang rendah.
Perbandingan konsumsi per kapita (tekstil)
Negara/benua

1938

1948

1949

1950

1951

1952

Indonesia

1.0

0.6

0.6

0.9

1.0

0.9

Asia

1.9

1.4

1.4

1.2

1.4

1.6

Afri ka

1.1

1.2

1.2

1.3

1.3

1.3

Amerika Tengah/Selatan

2.9

3.1

3.0

2.9

2.9

2.8

Eropa Barat

4.0

3.7

3.8

4.3

4.5

4.0

Eropa Timur dan Rusia

3.1

2.1

2.5

2.5

2.7

2.9

Amerika Serikat/Canada

9.4

12.8

12.0

12.0

13.8

11.7

D u n i a rata-rata

2.9

2.7

2.6

2.6

2.9

2.9

Sumber: PAO Commodity Series Bulletin
No. 25. 1954
Pemakaian sandang per kapita ditanah air kita ini sedjak tahun 1952 sampai 1957, dapat didasarkan atas angka-angka
impor sadja karena produksi dalam negeri sangat sedikitnja.

- 17 -

Daftar taksiran pemakaian per kapita
Tahun 1953 sampai 1957
Tahun

Djumlah impor
1.000 (ton) kotor.

Taksiran
penduduk

Pemakaian rata-rata
per kapita (kg)

1953

87.1

79.9 djuta

1.09

1954

74.1

80.9 ‫״‬

0.9

1955

69.9

82.6 ‫״‬

0.8

1956

82.5

84.4 ‫״‬

0.9

1957

69.1

86.3 ‫״‬

0.8

1958

79.1

88.2 ‫״‬

0.9

Keterangan:
angka-angka tersebut dibulatkan
(Sumber: angka-angka impor bahan sandang Statistical Pocket Book 1958 halaman
118-122, Dep. Perindustrian atas
pertanjaan-pertanjaan Seksi X Sandang)
Keadaan impor bahan sandang pada tahun 1958 dapat dilihat
dari daftar tertera dibawah ini:
Daftar impor bahan sandang tahun 1958
(Taksiran penduduk: 88,2 djuta kepala)
Djenis bahan

Ton (kotor)

Harga Rp.

Tekstil dll.

40.743

694.000.000,-

6.800.000

Benang-benang

30.122

246.355.000,-

30.382.000

8.267

70.850.410,-

6.224.337

79.132

1.011.105.410,-

97.406.337

Bahan Baku

Harga U.S. $

Pada tahun 1958 pemakaian bahan sandang berada disekitar
angka 0.89 kg per kapita. Dengan adanja waste 14% waktu memintal
benang, angka 0.89 ini masih harus dikurangi sedikit supaja tjotjok
dengan keadaan jang sebenarnja.
Kebutuhan kita di Indonesia akan sandang hingga sekarang
ini masih mendjadi persoalan, karena belum pernah diadakan penjelidikan jang mendalam.
Factor-factor jang menentukan ukuran kebutuhan ini sangat
banjaknja, a.l. adat-istiadat, agama, iklim, pekerdjaan, fungsi sosial. Meskipun demikian kita harus menentukan sesuatu angka untuk
didjadikan pedoman, sekalipun angka itu baru hanja merupakan pegangan untuk sementara waktu sadja.
Sesuai dengan pendapat instansi-instansi jang turut memikirkan masalah pakaian, target jang hendak kita tjapai untuk tahap
pembangunan jang pertama ini jalah 10 m per kapita.

- 18 -

Keperluan setahun
dalam hubungan kenaikan penduduk
Tahun

Djumlah penduduk (dihitung
dengan (djuta)

Keperluan akan
bahan pakaian
djadi (dihitung
dengan djuta
meter)

Berat bahan baku
atas dasar 6 M : 1 kg
(dihitung dengan pembulatan ribuan ton

1960

92.1

921

170

1962

96.3

963

178

1965

103.2

1.032

191

1966

105.2

1.052

196

Djumlah penduduk setiap tahun bertambah dengan persentase
lebih kurang 2.2%; angka ini merupakan fixatie jang perlu ditindjau
kembali sesudah diadakan census.
Perhitungan quantum bahan baku didasarkan atas adanja waste 10% waktu memintal. Pada waktu sekarang waste itu adalah sekitar
14%, tetapi akan berkurang kemudian dengan dipergunakannja pemintal
jang super high draft.
Kenjataan sampai sekarang ini negara kita sering menghadapi
kemunduran dalam tjadang devisen. Oleh karena itulah pada achir-achir
ini telah diambil langkah-langkah untuk tudjuan kearah self-supporting
antara lain dengan dibentuknja Panitia Serat (1955) untuk mengadakan
penjelidikan mendalam jang berhubungan dengan produksi bahan pakaian
jang dapat dihasilkan di Indonesia, dan mengadakan rentjana-rentjana.
Sebagai hasil utama Panitia tersebut
telah tertjapai beberapa kesimpulan jang telah diserahkan kepada Pemerintah untuk didjadikan bahan pertimbangan.
Pokok dari segala kesukaran mengenai devisen ialah kurangnja produksi dalam negeri. Oleh karena itu djalan pemikiran dewasa
ini lebih tjondong kepada usaha mentjapai taraf SELF-SUPPORTING.
Perubahan tjara berpikir ini adalah hasil dari pengalamanpengalaman pahit sedjak proklamasi kemerdekaan. Keinginan untuk merobah struktur ekonomi mendjadi ekonomi nasional makin bergelora. Tjita-tjita untuk mentjapai suatu struktur masjarakat adil dan
makmur, struktur ekonomi nasional jang subur dll. Itu makin berkembang.
Akan tetapi dengan bertjita-tjita sadja belumlah mendjamin akan
terlaksananja tudjuan kita. Kita mesti bekerdja dan untuk dapat bekerdja kita
mesti riil.
B.

BAHAN BAKU SANDANG

Bahan baku untuk sandang ditanah air kita, hampir seluruhnja dapat dihasilkan dalam negeri. Bahan baku jang dimaksudkan jalah:

- 19 –

a. K a p a s
b. R a m i
c. R a y o n
d. Bulu chewan
e. S i s a l
f. Serat nenas
g. S u t e r a
h. Synthetic fibres (Kimia)
Diantaranja kapas sedjak zaman dahulu telah dikenal
oleh rakjat, rami dalam taraf pertjobaan dan rayon baru dalam
taraf penjelidikan. Bahan baku lainnja belum dapat perhatian
umum.
1.

Kapas

Penanaman kapas pernah diadakan dibeberapa tempat.
Pada saat dunia kekurangan akan bahan pakaian dari kapas, perhatian pengusaha-pengusaha mendjadi sangat besar, sehingga Indonesia telah pernah dikenal luar negeri sebagai negara pengekspor
kapas.
Perkembangan penanaman kapas diluar negeri antara lain di Amerika, Brazilia, Mesir menjebabkan produksi dalam negeri mendjadi
turun, sehingga pada beberapa tempat ada jang sampai menghentikan usaha
sama
sekali.
Pertanian
kapas
kita
tidak
dapat mengimbangi kemadjuan-kemadjuan luar Negeri dalam besarnja
hasil setiap ha. Disampingnja itu ada sesuatu tendenz jang menguntungkan sekali bagi penenunan kapas di-luar negeri, jaitu
dipergunakannja hasil kapas itu bukan sadja untuk pakaian melainkan djuga untuk keperluan jang lain jaitu:
a.

daun kapas
makanan hewan guna peternakan;

b.

dapat

dipakai

untuk

serat kapas untuk bahan pakaian dan
lain-lain;

c.

kulit bidji kapas untuk bermatjammatjam
keperluan
rumah tangga antara lain: plaat gramophoon, topi,
linoleum dan lain-lain;

d.

isi dari bidji kapas sebagai minjak
kapas
untuk
minjak salada, margarine (mentega) dan minjak makan (braadoline) minjak tjat dan vernis serta minjak untuk sabun;

e.

bungkil kapas untuk makanan hewan
dan pupuk.

Produksi kapas dalam negeri pada tahun 1958 menun-djukkan
perkembangan sebagai berikut:

- 20-

Produksi kapas berbidji
Daerah penghasil

Djawa Barat

Luas
tanaman
(H.A.)

Produksi
kapas berbidji (ton)

541

75

Djawa Tengah

85

19

D.I. Djogjakarta

36

9

Djawa Timur

1.670

347.5

DJAWA/MADURA

2.332

450.5

Nusa Tenggara

7.100

INDONESIA

9.432

Harga Rp.
(djuta)

Harga
U.S. $
(djuta)

920
1.370.5

(Sumber: Djawatan Pertanian Rakjat.
Harga menurut Panitex: 1kg
kapas berbidji – Rp. 4,25 costprice
per Asembagus).
Harga pasaran: Rp. 10,Untuk menghadapi tekanan jang digambarkan diatas
Pemerintah tidak memberi bantuan atau proteksi-proteksi.

ini

Berdasarkan
angka-angka
tersebut
diatas,
maka
ratarata produksi per ha masih dibawah 3 kwintal kapas berbidji
per ha.
Berdasarkan hasil pertjobaan-pertjobaan dengan memperhatikan soal pembibitan, pemeliharaan jang tjukup, perairan,
pemupukan dan sebagainja, hasil kapas dapat kita harapkan mentjapai kurang lebih 420 kg kapas berbidji atau 140 kg kapas
bersih.
Keadaan dewasa ini menggambarkan bahwa produksi kapas
dalam negeri belum mentjukupi kebutuhan industri pemintalan,
dan oleh karena itu diadakan pengimporan bahan baku berupa
kapas.
Dalam tahun 1958 telah diimpor sebanjak 8.224.018 kg.
Kesukaran-kesukaran jang dihadapi dalam mendapatkan
hasil jang memuaskan dibidang penanaman kapas ini antara lain
dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Kekuarang persediaan pupuk
b. Masih banjak penjakit-penjakit
nja dapat diberantas.

yang

belum

seluruh-

c. Bibit jang menghasilkan belum banjak meluas pemakaiannja.
d. Kurangnja perhatian industri pertenunan
penggunaan kapas hasil dalam negeri.

- 21 -

terhadap

e. Transport masih tetap mendjadi persoalan.
2.

Rami (Boehmeria Nivea)

Serat rami mempunjai keistimewaan terutama dalam sifat
tahan akan kelembahan air disamping mempunjai kesediaan jang demikian besar dalam menerima air (kesanggupan absorbsi). Oleh karena
itu rami sangat sedjuk rasanja dan tahan lama dalam air. Hal jang
tidak menguntungkan dalam penggunaannja jalah mudahnja rusak pada
tempat lipatan jang disebabkan oleh sifat kaku dari seratnja.
Kesukaran dalam produksi rami terutama terletak pada soal pemupukan. Oleh karena Djenis ini membutuhkan banjak rabuk kandang dan pupuk organis.
Produksi ditanah air dewasa ini masih menemukan pelbagai
kesukaran selain tersebut diatas, akan tetapi pertjobaan penanaman
setjara luas telah dilakukan di Sumatera Utara.
Pada tahun 1958 keadaan produksi rami adalah sebagai
berikut:
Produksi Rami tahun 1958
Daerah penghasil

Djawa Barat

Luas tanaman (ha)

Produksi
(ton)

20

x)

1,25

x)

18

9

-

-

39,25

9

-

-

100

100

50

33

Riau

-

-

Djambi

-

-

Sumatera Selatan

-

-

SUMATERA

150

133

INDONESIA

189,25

142

Djawa Tengah
D.I. Djogjakarta
Djawa Timur
DJAWA/MADURA
Atjeh
Sumatera Utara
Sumatera Tengah

Harga Rp.
(djuta)

Harga
U.S. $
(djuta)

x) belum diketahui
Menarik angka-angka tersebut diatas, maka taraf produksi
dewasa ini baru mentjapai 660 sampai 1.000 kg. Cina grass tiap
ha atau diambil dari setengahnja kurang lebih 800 kg.

- 22 -

Meskipun dalam pertjobaan-pertjobaan ternjata hasil
rami per ha dapat lebih besar dari dugaan semula, namun dalam mengadakan sesuatu perhitungan perentjanaan ada baiknja
untuk mengambil angka jang njata dapat didjadikan pegangan.
Mengenai pemintalan rami dewasa ini terdapat satu
pabrik di Pematang Siantar dengan kapasiteit 6.000 mata pemintal. Keadaannja sekarang kurang memuaskan, karena bahan baku jang tidak mentjukupi.
3.

Rayon

Berlainan dengan kapas dan rami, rayon adalah suatu
bahan baku jang luas sekali lingkungan penggunaannja. Dengan
tertjapainja kemadjuan-kemadjuan technis rayon dapat dipergunakan untuk berupa-rupa keperluan.
Serat rayon dapat diatur menurut proses dan tjampuran
obat-obatan sehingga bisa disesuaikan dengan sarat-sarat
jang diadjukan tuntut oleh pasaran jang memerlukannja.
Sifat chususnja ialah: kadar absorsi airnja lebih
besar dari kapas maupun rami, dan djika diberi warna mengeluarkan tjahaja jang kilau-kemilau.
Sebaliknja kualiteit dalam kekuatan dan kelemasan
agak kurang dari kapas dan dalam hal tahan lembab kurang dari rami. Akan tetapi satu factor utama jang didalam bidang
produksinja rayon adalah bahan jang melewati semua seratserat tersebut diatas, disebabkan oleh karena bahannja, jaitu kaju terdapat tjukup banjak ditanah air kita ini, dan tidak akan tergantung pada persoalan penanaman dari sebermula.
Dalam hal ini rayon adalah satu-satunja bahan baku
jang dapat memberikan kemungkinan untuk mendapatkan hasil
jang tjepat dan dalam kwantiteit jang besar.
Berdasarkan atas pertimbangan diatas, maka banjak
jang telah menaruh perhatian akan penggunaan bahan baku rayon sebagai sumber usaha untuk mentjukupi kekurangan akan
bahan tekstil jang mendesak ini.
Untuk mengadakan produksi rayon dalam negeri ada
beberapa ketentuan jang mendjadi bahan pertimbangan, jaitu:
a. membutuhkan modal besar
b. membutuhkan tenaga ahli
c. membutuhkan relatie-bedrijven jang seimbang
Mengenai bahan kaju di Indonesia jang mendjadi persoalan jalah banjaknja Djenis-djenis kaju jang tumbuh dihutan
hudjan tropics. Dalam pada itu pemeriksaan kwaliteit kaju telah dilakukan dibeberapa tempat diantaranja dihutan Semangus
dengan hasil jang memuaskan. Disamping itu
jang sangat ………

- 23 -

jang sangat baik untuk pulp dan rayon jalah kaju tusam
dan kaju tusam dan kaju pohon karet.
4.

Bahan-bahan baku lain

Selain dari bahan-bahan baku jang didjelaskan diatas,
kita dapat djuga mempergunakan Djenis-djenis bahan baku jang
lain seperti sisal, rosella, serat nenas.
Sampai waktu ini ternjata penggunaan akan bahan-bahan
tersebut sangat terbatas dan hanja diolah oleh sebagian ketjil
penduduk didaerah-daerah pedalaman, dimana bahan itu diperoleh
dengan mudah.
Djenis lain jang mendapat perhatian penduduk dimasa
lewat terutama dimasa pendudukan Djepang, ialah sutera. Ulatulat sutera dapat hidup subur pada tumbuhan djarak jang dapat
tumbuh tanpa pemupukan atau perairan.
Oleh karena proses pembikinan sutera jang baik membutuhkan modal besar dan kesukaran-kesukaran technis djauh lebih banjak dari kapas, usaha-usaha jang didjalankan pada masa
pendudukan Djepang itupun dengan sendirinja terhenti.
Minjak tanah dan batu-bara jang sangat banjaknja ditanah air kita ini adalah satu sumber sandang jang memberikan
harapan dihari depan jang dekat. Dari minjak dan batu bara dapat diperoleh serta dengan proses kimia, jang lazim disebut orang dengan full syntehic, fibre, jaitu fibre jang dihasilkan oleh petro chemical dan coal chemical industries.
C.

I M P O R: BAHAN SANDANG

Berapa besar djumlah impor belakangan ini dapatlah
kiranja dilihat dari daftar tersebut dibawah:
1. Impor tekstil tahun 1958
Matjam barang

Berat
(ton)

Cotton Piece goods

31.983

547

48.000.000

8.760

147

12.800.000

40.743

694

60.800.000

Lain-lain

Harga Rp.
(djuta)

Harga U. S. $

2. Impor berbagai Djenis bahan baku pertenunan tahun 1958
Djenis barang impor
Benang sutera/sutera
tiruan dll ………………

Berat (kg)
kotor

Harga Rp.

Harga U. S. $

31.551

1.821.763

159.803

Benang serat buatan ...... 14.014.924

137.330.874

12.046.568

6.816

328.199

28.789

Benang kapas ………… 16.068.628

206.875.147

18.146.939

30.121.919

246.355.983

30.382.100

Benang bulu binatang ...

3. Import ……
- 24 -

3. Impor berbagai djenis bahan baku untuk pemintalan tahun 1958
Djenis barang impor

Berat (kg)
kotor

Harga Rp.

Harga U. S. $

Kapas kasar …………...

8.124.018

70.333.674

6.179.006

Bahan tekstil nabati
lainnja ………...

142.598

516.736

45.331

8.266.616

70.850.410

6.224.337

Selain dari pengimporan melalui saluran biasa tersebut diatas, Pemerintah berusaha untuk menambah persediaan bahan sandang pada
achir-achir ini dengan mendatangkannja dalam rangka pampasan dan S.A.C.
4. a. Pampasan Perang Djepang (1959) : 35.000.000 yards = US$ 3.000.000,b. S.A.C. (1956 – 1957)

: 43.531.818 kg

= 30.500.000 ‫״‬,-

c. S.A.C. (1959) jang belum dipakai : US$ 25.000.000,Sifat-sifat dari saluran-saluran tersebut diatas lebih tepat
kiranja djika dimasukkan kedalam category untuk “injeksi” dan darurat,
antara lain untuk memelihara kestabilan harga dalam negeri.
Sekalipun demikian, harga tekstil masih tetap meningkat terutama pada
achir tahun 1959 dan permulaan tahun 1960, jang berarti kita masih kekurangan sekali.
D.

RENTJANA PRODUKSI BAHAN BAKU

Dari pelbagai Djenis bahan jang dapat dipergunakan untuk bahan sandang itu, ada beberapa Djenis jang dapat memenuhi sarat-sarat
pola rentjana menudju kearah selfsupporting, jalah R a y o n, k a
p a s dan r a m i.
Dari ketiga Djenis tersebut, dianggap lebih tepat djika dititik-beratkan produksi bahan baku pada phase pertama ini pada bahan
r a y o n. sebagai kesimpulan dari penindjauan faktor-faktor dari
djenis-djenis tersebut, maka perbandingan produksi dalam rentjana selfsupporting akan sandang diandjurkan mendjadi sebagai berikut:
R a y o n ……………………..
K a p a s ……………………..
R a m i ………………………

150.000 ton (70%)
50.000 ton (24%)
10.000 ton (6%)

Djumlah dari ketiga produksi Djenis bahan baku jang 210.000
ton itu telah dapat melajani keperluan industri pemintalan dan pertenunan untuk tahun 1965 disamping sebagian tekstil ketjil jang terdapat dari
perbedaan produksi dan keperluan bahan sandang penduduk jang didjelaskan sebermula, jang dapat disediakan untuk keperluan perindustrianperindustrian antara lain: perindustrian riem, pipa, sepatu, alat
rumah dan kantor.
untuk ……..

- 25 -

Untuk dapat mentjapai produksi sebesar tersebut diatas, maka
sifat-sifat dan faktor-faktor penentuan dari tiap bahan baku
tersebut harus diperhitungkan dengan seksama. Dengan berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan mengenai hal-hal tersebut, maka susunan
produksi bahan baku ketiga Djenis tersebut diatur sebagai berikut:
1. PROJEK RAYON
Produksi rayon dilaksanakan dengan pembentukan 5 pabrikpabrik rayon serta pabrik-pabrik bersangkutannja dengan klasifikasi kapasiteit sebagai berikut:
1) Dua (2) pabrik jang berkapasiteit 45.000 ton/setahunnja
2) Satu (1) pabrik jang berkapasiteit 30.000 ton/setahunnja
3) Dua (2) pabrik jang berkapasiteit 15.000 ton/setahunnja
2. PROJEK KAPAS
Produksi kapas dilaksanakan dengan mengadakan perluasan
areal penanaman (ekstensifikasi) seluas 380.000 hektare dan berdampingan dengan itu harus pula diadakan intensifikasi sehingga mentjapai taraf produksi sekurang-kurangnja 140 kg kapas bersih per
ha atau berdjumlah paling sedikitnja 50.000 ton setahunnja.
3. PROJEK RAMI
Produksi rami dilaksanakn dengan mengadakan perluasan
areal penanaman (ekstensifikasi) seperti halnja dengan kapas seluas
8.500 hektare dan bersamaan dengan itu diadakan intensifikasi untuk
mentjapai produksi sekurang-kurangnja sedjunlah 10.000 ton setahunnja.
Dengan susunan seperti tersebut diatas dapat diharapkan
bahwa selain untuk dapat melajani sebagian keperluan sandang menutup kekurangan jang mendesak dewasa ini, djuga ditudjukan untuk
mentjukupi keperluan sandang pada tahun target 1965 jad.
E.

SITUASI PERTENUNAN DAN PEMINTALAN DALAM NEGERI

Industri sandang dalam negeri djika dibandingkan dengan
pada waktu sebelum proklamasi kemerdekaan, djauh lebih madju, terutama dibidang pertenunan dan pemintalan. Akan tetapi ditindjau dari sudut volumenja dalam pertandingan dengan kenaikan djumlah
pendudukan, masih djauh dari mentjukupi keperluan sandang pada taraf
rendah sekalipun.
Selain itu perkembangan perindustrian jang dimaksud
kurang seimbang dalam hubungan satu sama lian sehingga menundjukkan kepintjangan jang mengakibatkan masih tergantungnja kita kepada luar negeri dalam hampir segala faktor produksinja.
Diantaranja …….

- 26 -

Diantaranja industri pertenunan jang mempunjai kapasiteit
jang terbesar kemudian dari djauh sekali diikuti oleh pemintalan dan
seterusnja. Perbandingan kapasiteit dari masing-masing industri masih sangat panjang dan kelihatannja kurang koordinasi antara satu
sama lainnja. Oleh karena itu maka timbul soal impor bahan-bahan
jang dibutuhkan industri bersangkutan. Djika fungsi industri tersebut dapat diatur perkembangannja dari sebermula, kemungkinan untuk
mentjapai keseimbangan diantara pertenunan, pemintalan dan produksi bahan baku sudah akan terasa manfaatnja.
Untuk mendapat gambaran jang djelas, dibawah ini kita sadjikan angka-angka.
Alat tenun bukan mesin dan gedogan
(dalam tahun 1958)

No.

Djumlah alat tenun bukan
mesin
Gedogan
Atbm

Nama Daerah

1.

Sumatera Utara

2.

Kapasiteit setahun
satu regu didasarkan kain 1 x 1 lebar

25.000

1.249

6.747.000 meter

Sumatera Tengah

2.309

1.577

4.131.150 ‫ ״‬.

3.

Sumatera Selatan

3.020

203

940.200 ‫ ״‬.

4.

Djawa Barat

13.515

46.315

113.183.250 ‫ ״‬.

5.

Djawa Tengah

55.180

45.621

117.767.400 ‫ ״‬.

6.

Djawa Timur

25.835

19.560

50.819.250 ‫ ״‬.

7.

Kalimantan

1.396

162

598.200 ‫ ״‬.

8.

Sulawesi

250.000

3.278

43.367.200 ‫ ״‬.

9.

Nusa Tenggara

203.396

687

32.158.200 ‫ ״‬.

10.

Maluku

30.000

25

4.360.000 ‫ ״‬.

609.651

118.677

376.272.450 meter

Djumlah

Djumlah alat tenun dengan kapasiteit 1 regu

Djenis alat

(a)
1xlebar

(b)
2xlebar

(a+b)
djumlah

Kapasiteit setahun 1 regu
1 x 1 lebar

16.541

127.780.600 meter
376.272.450 ‫ ״‬.

Alat tenun mesin
(a.t.m.)

9.015

7.526

Alat tenun bukan
mesin

118.677

-

118.677 )

Gedogan

608.651

-

609.651 )

DJUMLAH

737.343

7.526

744.869

503.780.050 meter

1.
- 28 -

Industri ……….

1.

Industri Pertenunan

Industri pertenunan adalah suatu industri jang sedjak
dari zaman d