Laporan Jang Di susun oleh Seksi Industri Pangan Depernas

Laporan
Jang Disusun
Oleh
Seksi Industri Pangan

DÉPERNAS

219/III-Dep./’60
- 200 -

LAP O RAN

Jang Disusun
Oleh

S E K S I I N D U S T R I PAN GAN
DÉ PERNAS

ISI LAPORAN SEKSI INDUSTRI PANGAN
DEWAN PERANTJANG NASIONAL
Prakata …………………....…………………....…………………..….

Bab I “Umum” …………………....…………………....……………
A. 10 prinsip pokok Seksi Pangan…………………....…………..
B. Angka kenaikan djumlah penduduk …………………..………
C. Penetapan presentase penambahan produksi tiap tahun ………
Bab II Gambaran keadaan sekarang (th. 1958) menurut djenis
dan nilai uangnja …………………....…………………..…..
Untuk bahan makanan nabati:
I.
Beras …………………....…………………....……………..
II. Produksi Kedelai ………………………………...……….....
III. Produksi djagung dan nilai produksinja dalam tahun 1958 ...
IV. Produksi Katjang Tanah dan nilai produksinja dalam
tahun 1958 …………………....…………………....………..
V. Produksi Ketella pohon dan nilai produksinja dalam
tahun 1958 …………………....…………………....………..
VI. Produksi Ketella rambat dan nilai produksinja dalam
tahun 1958 …………………....…………………....………..
VII. Produksi Katjang hidjau dan nilai produksinja dalam
tahun 1958 …………………....…………………....………..
VIII. Produksi Katjang merah dan nilai produksinja dalam

tahun 1958 …………………....…………………....………..
Bab III Kegiatan oleh Sektor Pemerintah Pusat/pemerintah Daerah/Swasta dalam bidang produksi Bahan Makanan
Nabati …………………....…………………..……………
A. Usaha Djangka Pendek …………………....………………….
B. Usaha Djangka Pandjang …………………....………………..
C. Pengolahan bahan2 Makanan …………………....……………
D. Distribusi bahan2 Makanan …………………..………………
E. Tenaga jang tersedia dan tenaga jang dibutuhkan pada
Djawatan Pertanian Rakjat …………………....………………
Bab IV Gambaran keadaan jang diingini ……….…………………
A. Tahun jang didjadikan target mulai selfsupporting, produksi jang ditudju dalam tahun itu beserta dasar perhitungannja dan djumlah tambahan produksi …………………..
B. Djalan2 baru untuk mentjapai selfsupporting akan beras
dalam tahun 1962 tanpa import, berdasarkan angka-angka
Pemerintah …………………………....…………………..…..
C. Dua djalan baru untuk mentjapai selfsupporting beras
dalam tahun 1962 …………………....…………………..……
D. Djalan baru penanaman kedelai untuk mentjapai kebutuhan gizi …………………....…………………....………………
Bab V
Untuk Bahan Makanan Chewani …………………..……..
Produksi dan nilainja …………………....………………….....

1. Bidang perikanan darat dalam tahun 1958 …………………....
2. Bidang perikanan laut dalam tahun 1958 ……………………..
3. Bidang kehewanan dalam tahun 1958 ………………………..
Bab VI Untuk Bahan2 Makanan lainnja serta bahan2 keperluan lainnja ……………………………………..…………...
A. G u l a …………………………………………………………
B. Minjak kelapa (kopra) ………………………………………...
C. G a r a m ……………………………………..………………..
D. Minjak tanah ………………………………………………….
E. R o k o k …………………………………..…………………..
K E S I M P U L A N U M U M ……………………………………..

Halaman
1–4
4
5–8
8–9
9
9
9
11

12
14
15
16
17
18
19
19 – 20
20
23
23
24
25
27
30
32
35
35
35
38

39
48
48
58
61
63
65
68

231/III-Dep./’60
- 125 RALAT
LAPORAN SEKSI INDUSTRI PANGAN
Stc. No. 219/III-Dep./’60
Halaman

Garis

Daftar isi

Ke 9 dari atas


Tertulis

Betulnja
I.

A.

"

" 10

"

"

II.

B.


"

" 11

"

"

III.

C.

"

" 12

"

"


IV.

D.

"

" 13

"

"

V.

E.

"

" 14


"

"

VI.

F.

"

" 15

"

"

VII.

G.


"

" 16

"

"

VIII.

H.

1

"

6

"


"

1953

1958

4

"

2

" bawah

Itu oleh dasar

Itu sebagai dasar

5

"

5

" atas

Dapat dipakai

Dapat ditjapai

5

"

8

"

"

Perentjana

Perentjanaan

6

"

1

"

"

37

Dihapuskan

6

"

5

"

"

Nokta

Waktu

7

" 12

"

"

Hal mana akan

Bahan makanan

7

" 11

" bawah

Ikut sertakan

Diikutsertakan

8

"

3

" atas

Sajjr

Sajur

9

"

6

" bawah

Dikutif

Dikutip

9

"

6

"

"

Beras

a. Beras

9

"

9

"

"

I

A.

11

" 15

"

"

II

B.

12

"

"

"

III

C.

14

" 10

" atas

IV

D.

15

" 16

"

"

V

E.

16

" 16

"

"

VI

F.

17

" 20

"

"

VII

G.

18

" 14

"

"

VIII

H.

Per cavita

Per capita

14-15-16

5

-

27

" 1

… Djalan2 baru

B. Djalan2 baru

30

" 13 dari atas

10.796.200 –
9.169.000 =
1.600.200 ton

10.796.200 –
9.169.000 =
1.627.200 ton (?)

31

" 9 dari atas

Total ada :
5.842.000

Total ada :
5.842.500 (?)

32

" 8

"

"

15.750.160 ton

15.750.216 ton

35

" 3

"

"

a)

1.
37. ke 1 dari bawah……

Halaman
37

Garis
Ke 1 dari bawah

Tertulis

Betulnja

(hanja F……….)

(hanja 7 kg/HA)

…………Djumlah

a. Djumlah

39

" 3

"

atas

40

" 1

"

"

…………Nilai

b. Nilai

41

" 1

"

"

…………Produksi

c. Produksi

42

" 1

"

"

…………Djumlah

d. Djumlah

43

" 1

"

"

…………Djumlah

e. Djumlah

44

" 1

"

"

…………Produksi

f. Produksi

45

" 1

"

"

…………Nilai

g. Nilai

46

" 2

"

"

…………Productie

h. Produksi

47

" 2

"

"

…………Daftar

i. Daftar

60

" 5

"

"

1000.000
------------ x Rp.
6
6.500 = …….

1000.000
------------ x Rp. 6.500 =
6
Rp 1.040 djuta atau
dibulatkan satu mil-jar
rupiah.

61

" 11

"

"

tertinggal

Tertinggi

-2-

LAPORAN SEKSI “INDUSTRI PANGAN”
DEWAN PERANTJANG NASIONAL
PRAKATA
Seksi “Industri Pangan” dibentuk
pada tanggal 15 Desember 1959 di Bandung.

oleh

Sidang

Pleno

Depernas

TUGAS SEKSI
1.
Mendjelaskan keadaan sekarang:
a.
Mendjelaskan produksi sekarang ( 1959 atau 1953)
Mendjelaskan produksi tiap djenis bahan makanan menurut berat dan nilai uang dan
disusun menurut daerah-daerah.
b.
Mendjelaskan anggaran jang tersedia dalam sektor Pemerintah (termasuk
kredit dari bank Pemerintah) untuk produksi setiap bahan.
c.
Mendjelaskan kegiatan oleh sector Pemerintah Pusat/Pemerintah
Daerah/Partikelir.
d.
Mendjelaskan pengolahan bahan-bahan makanan.
e.
Mendjelaskan distribusinja.
f.
Mendjelaskan tenaga jang tersedia (djenis, djumlahnja)
g.
Kesimpulan atas a s/d f.
2.

MENJELASKAN
DITETAPKAN:

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
I.
II.
III.
IV.
V.
VI.

KEADAAN

JANG

MENDJADI

TUDJUAN,

DAN

SUPAJA

I. Tahun jang didjadikan target mulai selfsupporting.
II. Beberapa produksi jang ditudju dalam tahun itu, beserta dasar perhitungannja.
Mendjelaskan kemungkinan penambahan produksi berdasarkan keadaan
sekarang dengan menjebut djumlah tambahan produksi.
Mendjelaskan djalan-djalan baru untuk tambahan produksi diser-tai biaja
untuk djalan baru tersebut. Dalam hal ini djuga ke-mungkinan dengan djalan
menggiatkan industri rumah tangga.
Mendjelaskan tempat-tempat dimana dilakukan tindakan-tindakan.
Mendjelaskan peranan Pemerintah Pusat/pemerintah Daerah/Swasta.
Mendjelaskan tenaga jang harus disediakan dan matjamnja.
Penilikan (research) jang harus dilakukan.
Perbandingan dengan pengalaman diluar negeri.
Perentjanaan tahun-tahun 1961, 1962, 1963, 1964, 1965.
Rentjana Usaha.
Biaja Usaha (rupiah dan devisen).
Hasil Usaha.
Tenaga-tenaga jang diperlukan (djenisnja, djumlahnja).
Saran-saran dilapangan perdagangan (pengumpulan dan dis-tribusi).
Hal-hal lain jang dianggap seksi perlu.
3. TJARA PENJUSUNAN …….

3. TJARA PENJUSUNAN LAPORAN.
a.
b.

Seksi menundjuk suatu Komisi Redaksi jang terdiri dari tiga
orang anggauta jang diberi tugas menjusun laporan Seksi.
Laporan seksi disusun sedemikian rupa hingga djelas:
1.
Umum.
2.
Gambaran keadaan sekarang.
3.
Gambaran keadaan jang diingini.
4.
Rentjana usaha untuk mentjapai keadaan, disertai
schema dari tahun-ketahun 1961 – 1966 mengenai biaja
investasi jang diperlukan.
5.
Keuntungan jang akan ditjapai.
6.
Saran-saran lain.

SUSUNAN SEKSI
Ketua
: Dr. Hadjidharmo Tjokronegoro.
Wakil Ketua : Prof. Dr. Poerwo Soedarmo.
Anggauta2
: 1. Mr. Sudarisman Poerwokoesoemo.
2. Ruslan Widjajasastra.
3. Lahmuddin Dalimunthe.
4. Letkol. R.A. Rachman.
5. Drs. Imam Pratignjo.
6. F. Runturambi.
7. Semaun.
8. Supranoto.
9. Munasir.
10. Wikana.
Sekretaris
: Drs. Saidus Sjahar.
Seksi Industri Pangan mengadakan rapat-rapatnja di Bandung.
A. Hari Sabtu tanggal 5 Desember 1959 s/d hari Rabu tanggal
16-12-1959.
B. Hari Senin tanggal 11-1-1960 s/d hari Selasa 12-1-1960.
C. Hari Kamis tanggal 25-2-1960 s/d hari sabtu tanggal 27-21960.
SUSUNAN SUB-SUB SEKSI.
I.

1. Dr. Hadjidharmo Tjokronegoro
Ketua
2. Wikana
3. Moenasir
4. Mr. Soedarisman Poerwokoesoemo
Tugas : Membahas tugas-tugas Seksi mengenai produksi bahan
makanan nabati.

II. 1. Prof. Dr. Poerwo Soedarmo

Ketua
2. Drs. Imam ………..

-2-

2. Drs. Imam pratignja
3. Soepranoto
4. Ruslan Widjajasastra
tugas : Membahas bahan makanan Chewani.
III. 1. F. Runturambi
Ketua
2. Semaun
3. Lahmuddin Dalimunthe
4. Let.Kol. A. Rahman
Tugas : mengenai produksi gula, minjak kelapa, garam, minjak tanah dan rokok dan tembakau, tjengkeh kertas sigaret.
KEGIATAN-KEGIATAN/USAHA-USAHA SUB-SUB SEKSI.
Dalam sidang seksi tanggal 12 Djanuari 1960 malam memutuskan
untuk:
Melandjutkan pekerdjaan kelompok-kelompok kerdja sebagai berikut:
A. I. Kelompok kerdja I mengadakan rapatnja di Solo dari
tanggal 27 s/d 30 Djanuari 1960.
Rabu 27 Djanuari 1960
djam 09.00 – 13.00
Malam
23.00 – 20.00 ‫״‬
Kamis 28 Djanuari 1960
13.00 – 09.00 ‫״‬
Malam
23.00 – 20.00 ‫״‬
Djum’at 29 Djanuari 1960
13.00 – 09.00 ‫״‬
Malam
23.00 – 20.00 ‫״‬
Sabtu 30 Djanuari 1960
11.00 – 09.00 ‫״‬
II. Kamis 25 Pebruari 1960
13.00 – 09.00 ‫״‬
Djum’at 26 Pebruari
23.00 – 20.00 ‫״‬
B. I. Kelompok kerdja II, mengadakan rapatnja di Djakarta.
Tanggal 15 Djanuari 1960 di Departemen Pertanian.
1960 ‫״‬
21
‫ ״‬Rapat Sub Seksi
‫״‬
‫״‬
‫ ״‬1960 ‫״‬
28
‫״‬
4
‫ ״‬Pebruari 1960
‫״‬
‫״‬
‫״‬
4
‫ ״‬Pebruari 1960
‫״‬
‫״‬
‫״‬
II. Tanggal 25 Pebruari 1960 mengadakan penindjauan ke Lembaga Virus dan Balai penjelidikan Perikanan
Darat di Bogor.
C. Kelompok kerdja III mengadakan 6 hari rapat-rapatnja di
Djakarta.
Mulai tanggal 18 Djanuari 1960 s/d 15 Pebruari 1960 di Sekretariat Bapekan dan dua kali dari tanggal 25 s/d 26
Pebruari 1960.
Pada rapat ……..

-3-

Pada rapat Seksi tanggal 27 Pebruari 1960 dibentuklah Panitia
jang bertugas membuat laporan jang berdasar pada laporan-laporan
sub-sub Seksi jang sudah disjahkan dalam rapat tersebut jang terdiri dari:
1.
Dr. Hadjidharmo Tjokronegoro
2.
Prof. Dr. Poerwo Soedarmo
3.
F. Runturambi
dibantu oleh Sekretaris Seksi.
Panitia mulai bekerdja setelah rapat 27 Pebruari 1960 s/d Selasa
pagi tanggal 1 Maret 1960 di Bandung. Pada Selasa malam tanggal
1 Maret 1960 diteruskan di Djakarta sampai dengan Minggu tanggal
6 Maret 1960.
BAB I
UMUM
Bangsa Indonesia dengan tekad jang bulat telah membuktikan pengorbanan jang ikhlas untuk mentjapai kemerdekaannja jang sedjak
17 Agustus 1945 telah dapat merebut kekuasaan politik dari bangsa
Belanda.
Sampai sekarang sudah hampir 15 tahun Bangsa Indonesia berdjuang mengconsolider dan memperkuat kedudukannja dengan berusaha sekuat-kuatnja, mengatasi segala rintangan dalam negeri baikpun dari
luar negeri.
Walaupun revolusi belum selesai, namun sudah lama dirasakan,
bahwa kemerdekaan dan kedudukan politik jang sudah tjukup kuat itu,
haruslah segera dapat memberikan perbaikan terhadap rakjat Indonesia
dilapangan sosial ekonomis. Rakjat harus segera dibebaskan dari belenggu kemelaratan dan kemiskinan/taraf hidup jang rendah, baik sebagai akibat pendjadjahan jang lama ataupun akibat jang tak boleh
tidak dari setiap bangsa jang berdjuang dan berkorban.
Pembebasan rakjat dari kemelaratan dan kemiskinan bukan sadja
dapat dilihat sebagai tudjuan revolusi, untuk mentjiptakan masjarakat jang adil dan makmur, tetapi djuga dilihat sebagai pangkal bertolak untuk mewudjutkan masjarakat jang kuat dan agung, untuk tetap
dapat mempertahankan kemerdekaannja dan mengembangkan kepribadian
hingga dapat memberikan sumbangan jang berarti bagi umat manusia.
Untuk mentjapai masjarakat jang makmur itu, bagi Indonesia perlu diadakan suatu “Rentjana Pembangunan Semesta” jang terpimpin
berdasarkan perhitungan dan pertimbangan2 jang seba lengkap dan
semesta pula, sehingga rentjana tersebut dapat dipertanggung djawabkan setjara teoritis dan pelaksanaan jang terdjamin dan praktis.
Oleh karena itu dasar pokok untuk mengedjar kemakmuran jang
relative lebih tinggi haruslah dimulai dengan melengkapi persediaan
bahan –bahan ……

-4-

bahan-bahan kebutuhan pokok sehari-hari dari rakjat jaitu bahan
makanan dan pakaian/Sandang Pangan.
Dalam periode pembangunan 5 tahun ini (1961 – 1965) perioritet
pertama harus diletakkan pada produksi bahan makanan rakjat jang
tjukup, dapat dipakai oleh daja beli rakjat dan sampainja ditangan rakjat tepat pada waktu jang dibutuhkannja.
Seksi “Industri Pangan” Depernas bertugas dalam lapangan perentjana Persediaan bahan makanan jang tjukup dan murah dan menjarankan pada seksi-seksi lain terutama seksi distribusi untuk mendjamin penjebaran/pembagian bahan makanan jang sehat.
Seksi Pangan didalam merentjanakan Produksi pangan mendasarkan rentjana ini atas 3 hal jaitu:
A. 10 prinsipe pokok jang telah disetudjui oleh Seksi.
B. Angka kenaikan djumlah penduduk jang tertentu.
C. Penetapan persentase kenaikan produksi jang tertentu tiap tahun, jang sesuai dengan perkembangan djumlah penduduk.
A. 10 prinsipe pokok jang telah disetudjui oleh Seksi.
1.
Tudjuan kearah taraf kehidupan jang sempurna ditjapai setjara bertingkat-tingkat, dalam hal ini selfsupporting
dalam keperluannja minimum pangan merupakan tingkat pertama.
Keterangan: a. Produksi beras harus mentjapai selfsupporting selekas-lekasnja.
b. Demikian djuga produksi protein chewani.
2. Harus ada persesuaian paham antara Depernas dengan Pemerintah mengenai djumlah dan perkembangan penduduk, djuga
dalam hal djumlah tanah jang tersedia bagi persawahan perkebunan kehutanan dan sebagainja.
Keterangan : Seksi Pangan menetapkan angka-angka jang tertentu mengenai djumlah penduduk dan kenaikan
penduduk tiap tahun berdasarkan angka-angka
jang tertjantum dalam buku statistik, Statistical Pocketbook of Indonesia” tahun 1958.
Sebagai pangkal bertolak diambil djumlah penduduk dari tahun 1957, jaitu sebesai 86.300.000
(buku statistik hal 11).
Sebagai angka tambahan penduduk ditetapkan
1,7% untuk tiap tahun. Dasar perhitungannja
adalah sebagai berikut: dalam halaman 13 buku statistik ditjantumkan angka-angka kematian dan kelahiran untuk 15 daerah Swatantra
tingkat II dalam djangka waktu 5 tahun
(1953 s/d 1957). Dari angka-angka kematian dan kelahiran ini dapat ditetapkan
persentase……

-5-

persentase tambahan penduduk untuk tiap tahun.
Untuk tahun 1957 angka rata-rata tambahan penduduk adalah 1.768% Seksi Pangan memutuskan sebagai angka kenaikan penduduk tiap tahun untuk
djangka nokta 5 tahun pertama jang akan datang ini
1,7% dengan perhitungan, bahwa dengan naiknja
taraf hidup dan berkembangnja kebudajaan, terutama dikalangan rakjat tani angka kelahiran akan
menurun, sedangkan angka kematian belum terpengaruhi.
3. Minimum requirement jang diperhitungkan oleh Lembaga Makanan
Rakjat (rata-rata penduduk/19.000 kalori, protein 47,15 termasuk 7,90 gram protein chewani), diadjukan sebagai antjer-antjer usaha perlengkapan kekurangan protein diberikan prioritet.
Suatu penjelidikan gizi nasional pada waktu jang tertentu untuk
menilaikan perbandingan antara produksi bahan makanan konsumsi
dan kesehatan penduduk.
Keterangan: Angka-angka keperluan minimum jang paling baru seperti telah ditetapkan oleh Lembaga Makanan Rakjat
adalah: rata-rata berat badan dari penduduk Indonesia ada 34 kg dan memerlukan tiap hari 1900 kalori
dan 47,15 protein, terdiri dari 39,25 gram protein
nabati dan 7,9 gram protein chewani. Protein sebanjak 47,15 menghasilkan 188 kalori. Kekurangan akan
kalori (1900 – 188 = 1711,40) diperoleh dari zat tepung dan lemak dalam makanan. Setjara praktis tjukuplah keperluan tubuh disebutkan hanja dalam kalori
dan protein. Dalam hal mineral dan vitamin, selain
jang telah terdapat dalam makanan jang menghasilkan
kalori dan protein, keperluan mudah dipenuhi dengan
sajuran dan buah-buahan (lihat lampiran) ……: “Perbaikan makanan oleh prof. Purwosudarmo”
4. Sumber-sumber sendiri berupa tenaga massa rakjat, bahan-bahan,
alat-alat dan daja tjipta serta skill jang telah ada pada rakjat hendak diutamakan dalam planning. Penjelidikan untuk sumber-sumber ini didjalankan dengan sadar. Harus ada kesungguhan didalam pikiran untuk mendjalankan pembangunan ini sedapat
mungkin dengan tenaga dan sumber sendiri.
Keterangan: disarankan supaja dalam rentjana pembangunan diadakan research mengenai faktor-faktor jang telah tersedia, sehingga pembangunan didasarkan atas tenagatenaga dan sumber-sumber jang ada dengan tidak atau
hanja ………..

-6-

sebagian jang paling perlu menggantungkan kepada import.
Sebagai Tjontoh misalnja: import patjul.
- sekian ribu untuk sentra padi, dengan tidak didasarkan atas produksi patjul dalam negeri dan
alat-alat pertanian lainnja dalam negeri.
- Pembuatan pupuk kompos setjara massal dan teratur oleh rakjat tani, hingga dapat mengurangi
import pupuk kimia.
5. Berbagai daerah jang telah membuktikan sangat tepat untuk
menghasilkan misalnja ternak (Sumba), karet (Sumatera), kopra (Sulawesi), dalam hal memenuhi hal mana akan atau kebutuhan
lain diusahakan sematjam inter-insulair barter antara pulaupulau ini dengan misalnja Djawa sebagai produsen beras dan
Kalimantan sebagai produsen ikan. Dalam hal ini diperhatikan
hasil penjelidikan Lembaga Penjelidikan Tanah.
Seterusnja berhubung dengan soal pertahanan dan soal transport jang masih kurang harus pula dipikirkan pembentukan kesatuan ekonomi jang terdiri atas kelompok-kelompok pulau.
Keterangan: Dengan adanja kerdja sama antara kelompok-kelompok pulau ini jang merupakan unit-unit agronomical
ini dapat pula memudahkan pemetjahan soal pertahanan dan pengangkutan.
6. Transmigrasi jang antara lain diperlukan pula dalam persoalan
perbaikan dilaksanakan dengan tudjuan membangunkan masjara-kat
progresip.
Keterangan: Transmigrasi dilaksanakan bukan sadja untuk memperbesar produksi dibidang pertanian, melainkan
djuga dibidang pembangunan, perindustrian dan
pertambangan dan dibidang pertahanan diluar
Djawa.
7. Setjara massal, kaum tani ikut sertakan dalam pembangunan dengan mempergunakan skill-skill jang telah ada.
Keterangan: Supaja tenaga rakjat jang ada dibimbing kearah
tingkat jang mempertinggi ketjakapannja, misalnja dibidang:
a. memperbaiki mutu dan memudahkan pengeringan
ikan air tawar dengan suatu alat kompor jang
mudah dalam pemakaiannja dan dengan harga dalam kemungkinan daja beli rakjat, sehingga
pengeringan tidak hanja tergantung kepada garam
dan sinar matahari.
b. penjemurnaan …….

-7-

b. penjempurnaan tjara penanaman tanah dengan larikan.
c. penanaman pekarangan sajur-sajuran dan pohonpohon buah-buahan dan tanaman-tanaman lain jang
berfaedah untuk penghasilan rakjat.
d. pengolahan kaju.
e. Pembuatan pupuk kompost.
8. Ahli-ahli pemikir, penjelidik, pentjipta dan jang telah berdaja hendaknja diberikan bimbingan jang djelas.
9. Barang-barang jang tidak vital dihentikan importnja untuk
sementara waktu dan barang-barang lain jang dapat dibuat didalam negeri diperkembangkan produksinja.
Keterangan: Barang jang tidak vital, termasuk barang-barang
mewah dihentikan importnja untuk sementara waktu.
Barang-barang lain jang tidak vital jang dapat diproduksi dalam negeri importnja djuga dihentikan, misalnja antara lain: tjengkeh. Dengan djalan
ini prpoduksi tjengkeh dalam negeri akan berkembang
dengan lebih tjepat.
Dengan penghentian import barang-barang jang tidak
vital, devisen dapat digunakan untuk meng-import
barang-barang jang sangat berharga bagi pembangunan
industri kita.
10. Seksi Industri Pangan berpendapat, bahwa rentjana pembangunan
untuk menutup kebutuhan minimum akan bahan-bahan makanan
terutama jang mengenai produksi zat telur nabati dan chewani harus
didasarkan atas sjarat-sjarat:
- harus ditjapai dalam waktu jang sesingkat-singkatnja
- harus ditjapai dengan biaja jang seringan-ringannja mengenai biaja rupiah, lebih-lebih lagi mengenai devisen
- rentjana untuk menutup keperluan minimum akan bahan makanan ini harus diberi prioritet atas rentjana-rentjana lain.
- setelah tudjuan ini tertjapai, barulah rentjana-rentjana
pembangunan semesta lainnja diberi perhatian sepenuhnja.
B. Angka kenaikan djumlah penduduk jang tertentu.
Sebagai pangkal pokok perhitungan digunakan angka da-lam Buku
Statistik (Hal. 11) mengenai djumlah penduduk Indonesia untuk tahun
1957, jaitu 86.300.000.
Berdasarkan ini dan djumlah presentase kenaikan djumlah
penduduk sebanjak 1,7% jang telah ditetapkan oleh Seksi Pa-

ngan, maka ……..

-8-

ngan, maka djumlah penduduk adalah sebagai berikut:
Tahun 1958 …………………. Dibulatkan
87.760.000
‫״‬
.………………… 1959 ‫״‬
89.250.000
‫״‬
.………………… 1960 ‫״‬
90.770.000
‫״‬
.………………… 1961 ‫״‬
92.310.000
‫״‬
.………………… 1962 ‫״‬
93.880.000
‫״‬
.………………… 1963 ‫״‬
95.475.000
‫״‬
.………………… 1964 ‫״‬
97.100.000
‫״‬
.………………… 1965 ‫״‬
98.750.000
‫״‬
.………………… 1966 ‫״‬
100.420.000
C. Penetapan persentase penambahan produksi tiap tahun.
Berdasarkan angka-angka persentase kenaikan djumlah penduduk untuk tiap tahun sebanjak 1,7% oleh Seksi pangan ditetapkan 2% sebagai angka tambahan produksi bahan-bahan makanan, dengan alasan bahwa demikian pergeseran angka persentase
keatas (lebih dari 1,7%) sudah dapat ditampung. Kalau ternjata kelak, bahwa angka persentase kenaikan ini ada kurang dari 1,7% maka kelihatan produksi bahan makanan ini dapat digunakan sebagai “ijseren stock”.
Untuk konsumsi minjak tanah diambil sebagai tambahan 10% tiap tahun,
karena konsumsi minjak tanah akan bertambah djuga karena perkembangan pemakaian.
BAB II
GAMBARAN KEADAAN SEKARANG (TAHUN 1958) MENURUT DJENIS DAN NILAI
UANGNJA
Produksi dari beberapa djenis bahan pada waktu sekarang, berdasarkan angka-angka pemerintah jang resmi adalah:
A. Untuk bahan makanan nabati.
Beras, kedelai, djagung, katjang tanah, ketela pohon, ketela rambat, katjang hidjau, katjang merah adalah sebagai berikut:
Beras (angka-angka dikutif dari Lampiran djawaban Sdr. Menteri
Inti Produksi kepada pertanjaan Depernas, Daftar No. 4).
LUAS PANEN, PRODUKSI PADI DAN NILAI PRODUKSI
DALAM TAHUN 1 9 5 8
DJUMLAH PADI
Propinsi ---------------------------------------------------NILAI DALAM RUPIAH
Djawa Barat ……..

-9-

Propinsi

DJUMLAH PADI
Panen
Produksi
x 1000 ha
padi kering
x 1000 ton

Rata2
qt/ha

NILAI DALAM Rp.

Djawa Barat
Kotapradja Djakarta Raya
Djawa Tengah
D. I. Jogjakarta
Djawa Timur

1.648
21

3.461
36

21,00
17,66

10.141.300.000
---

1.324
118
1.278

2.730
222
3.128

20,60
18,95
24,46

7.917.000.000
643.800.000
9.071.200.000

Djawa Madura

4.389

9.577

21,82

27.773.300.000

162
349
165
60
66
346

431
849
506
162
125
833

26,46
24,36
30,57
27,24
18,95
24,10

1.249.900.000
2.462.100.000
1.467.400.000
362.500.000
469.800.000
2.415.700.000

1.148

2.906

25,31

8.427.400.000

Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur

235
86
192
51

318
75
353
77

13,55
8,80
18,37
15,17

922.200.000
217.500.000
1.023.700.000
223.300.000

Kalimantan

564

823

14,61

2.386.700.000

Sulawesi
Nusa Tenggara
Maluku
Irian Barat

377
435
3
1

848
952
2
0.5

22,52
21,87
7,05
5,86

2.459.200.000
2.760.800.000
5.800.000
1.500.000

6.917

15.108

21,84

43.813.200.000

At jeh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Djambi
Riau
Sumatera Selatan
Sumatera

INDONESIA

Kesimpulan2 mengenai produksi beras
Perbandingan antara padi kering dan beras adalah : 2 : 1
1. Produksi rata2 tiap HA di Djawa/ Madura untuk padi sawah dan padi
ladang ada lebih rendah dari pada diluar Djawa, jaitu:
Djawa/Madura

Luar Djawa

- padi sawah kering

: 22,47 qt/HA

26,13 qt/HA

- padi ladang kering

: 11,71 qt/HA

13,08 qt/HA

2. Luas panen padi sawah …………….

- 10 -

2. Luas panen padi sawah, produksi padi (kering) dan produksi beras
Djawa/Madura
Djawa/Madura

Luar Djawa

Indonesia

- luas panen

: 4.124.000 HA

1.705.000 HA

5.829.000 HA

- produksi padi kering

: 9.266.000 ton

4.558.000 ton

13.724.000 ton

- produksi beras

: 4.633.000 ton

2.229.000 ton

6.862.000 ton

3. Luas panen padi ladang, produksi padi (kering) dan produksi beras
Djawa/Madura

Luar Djawa

- luas panen

: 2.265.000 HA

- produksi padi kering

:

- produksi beras

:

Indonesia

827.000 HA

1.088.000 HA

311.000 ton

1.074.500 ton

1.385.500 ton

155.500 ton

537.250 ton

692.750 ton

4. Luas panen padi sawah dan padi ladang, produksi padi (kering) dan
produksi beras diseluruh Indonesia
- Luas panen padi sawah dan
padi ladang
: 5.829.000 +

1.088.000

= 6.917.000 HA

- produksi padi (kering)

: 13.724.000 +

1.385.500

= 15.109.500 ton

- produksi beras

: 6.862.000 +

692.750

= 7.554.750 ton

5. pemakaian beras per capita tiap tahun dan tiap hari, berdasarkan
produksi ini
Berdasarkan produksi beras diseluruh Indonesia dalam tahun 1958 sebanjak 7.554.750 ton dan djumlah penduduk sebesar 87.760.000, maka
pemakaian beras per capita/tahun adalah hanja 7.554.750.000 Kg :
87.760.000 = 85.97 Kg, dibulatkan 86 Kg. Ini berarti, bahwa pemakaian
per capita/hari adalah 86.000 gram : 365 = 236 gram.
II. Produksi KEDELAI dan nilai produksinja dalam tahun 1958
a. Produksi Kedelai

b. Nilai uangnja

(Angka2 dikutip dari “Djawaban sdr. Menteri Inti
Produksi” kepada pertanjaan Depernas, Lampiran III
Daftar no.5)

(Angka2 dikutip dari Daftar Departemen Pertanian: Nilai
produksi kedelai dalam tahun 1958, hal. 3)

Luas Panen dan Produksi kedelai serta nilai produksi
dalam tahun 1958
Propinsi

Panen
x 1000

Produksi

Rata2
qt/ha

Nilai dalam Rp.

Djawa Barat
Djawa Tengah
D.I. Jogja
Djawa Timur

27
140
23
343

19
83
15
255

6,95
5,92
6,54
7,45

117.800.000
514.600.000
93.000.000
1.581.000.000

Djawa/Madura

533

372

6,98

2.306.400.000
A t j e h ………

- 11 -

Propinsi

Panen
x 1000

Produksi

1,3
7
0,3
8,4

0,8
5,3
0,2
6,6

5,98
7,54
6,99
7,90

4.960.000
32.860.000
1.240.000
40.920.000

17,0

12,9

7,59

79.980.000

Kalimantan Barat
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur

0,6
0,6
0,6

0,4
0,2
0,5

6,43
7,86
7,18

2.480.000
1.240.000
3.100.000

KALIMANTAN

1,4

1,1

6,96

6.820.000

SULAWESI

1,3

0,9

6,62

5.580.000

91,7

34,4

6,65

213.280.000

604,4

421,3

6,97

2.612.060.000

At jeh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Sumatera Selatan
SUMATERA

NUSA TENGGARA
INDONESIA

Rata2
qt/ha

Nilai dalam Rp.

Kesimpulan2 mengenai produksi kedelai
1. Produksi rata2 tiap HA di Djawa/Madura untuk kedelai (6,98 qt/HA
wose kering) lebih tinggi daripada diluar Djawa (6,80 qt/HA wose
kering)
2. Luas panen kedelai di Djawa/Madura (553.000 HA) ada djauh lebih
tinggi daripada diluar Djawa (71.400 HA).
3. Produksi kedelai (wose kering) di Djawa/Madura ada 372.000 ton dan
diluar Djawa ada 49,3 ton.
4. Pemakaian kedelai per capita tiap tahun dan tiap hari, berdasarkan
produksi ini.
Berdasarkan produksi kedelai diseluruh Indonesia dalam tahun 1958
sebanjak 421,3 ton dan djumlah penduduk sebesar 87.760.000, maka
pemakaian kedelai per capita/tahun adalah:
421.300.000 Kg : 87.760.000 = 4,8 Kg dan per capita/hari :
4.8000 gr : 365 = 13 gram.
III. Produksi DJAGUNG dan nilai produksinja dalam tahun 1958
a. Produksi djagung (Angka2 dikutip dari “Djawaban sdr. Menteri Inti Produksi
kepada pertanjaan2 Depernas, Lampiran III Daftar No. 5)
b. Nilai uangnja (Angka2 dikutip dari Daftar Departemen Pertanian: Nilai
produksi djagung dalam tahun 1958)
LUAS PANEN DAN ……..

- 12 -

LUAS PANEN DAN PRODUKSI DJAGUNG SERTA NILAI
PRODUKSINJA TH. 1958

Propinsi

Djawa Barat
Kotapradja Djakarta
Djawa Tengah
D. I. Jogjakarta
Djawa Timur

Panen
x 1000 ha

DJAGUNG
Produksi
pipilan
kering
x 1000 ton

Rata2
qt/ha

NILAI DALAM Rp.

87
0,5
713
32
1.274

87
0,5
768
26
1.103

87
11,16
10,77
8,21
8,66

349.600.000
--2.918.400.000
98.800.000
4.191.400.000

2.106,5

1.984,5

9,42

7.558.200.000

At jeh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Djambi
Riau
Sumatera Selatan

2
16,7
3
4,6
1,7
23,3

1,1
16,8
2,8
3,7
1,6
24,8

5,91
10,08
9,00
8,00
8,98
10,63

4.180.000
63.840.000
10.640.000
14.060.000
6.080.000
94.240.000

Sumatera

51,3

50,8

9,89

193.040.000

Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur

13,4
2
2,7
3,6

11
1,7
2,2
3,3

8,14
8,09
8,05
9,23

41.800.000
6.460.000
8.360.000
12.540.000

Kalimantan

21,7

18,2

8,30

69.160.000

206,5
7
0,6
343,1

162,2
5,9
0,7
393,2

8,00
8,44
11,47
11,46

616.360.000
22.420.000
2.660.000
1.494.160.000

2.736,7

2.617,5

9,57

9.956.000.000

Djawa Madura

Sulawesi
Nusa Tenggara
Maluku
Irian Barat
INDONESIA

Kesimpulan2 mengenai produksi djagung
a. Produksi rata2 tiap HA di Djawa/Madura untuk djagung (9,42 qt/HA
pipilan kering ada lebih rendah daripada diluar Djawa (10,06 qt/HA
pipilan kering).
b. Luas panen djagung di Djawa/Madura (2.106.500 HA) ada lebih tinggi
daripada diluar Djawa (630.200 HA).
c. Produksi djagung ……..

- 13 -

c. Produksi djagung (pipilan kering) di Djawa/Madura ada 1.984.500
tondan diluar Djawa ada 633.000 ton.
Di Indonesia ada 2.617.500 ton.
d. Pemakaian djagung rata2 percapita tiap tahun dan tiap hari berdasarkan produksi ini. Berdasarkan produksi djagung diseluruh
Indonesia dalam tahun 1958 sebanjak 2.617.500 ton dan djumlah penduduk sebesar 87.760.000 maka pemakaian djagung perkapita/tahun
adalah 2.617.500.000 Kg : 87.760.000 = 29,71 Kg = 29.710 gram :
365 = 81,3 gram, dibulatkan = 81 gram.
IV. Produksi KATJANG TANAH dan nilai produksinja dalam tahun 1958
a. Produksi katjang tanah (Angka2 dikutip dari “Djawaban sdr. Menteri
Inti Produksi kepada pertanjaan2 Depernas, Lampiran III Daftar No. 5)
b. Nilai uangnja (Angka2 dikutip dari Daftar Departemen Pertanian:
Nilai produksi katjang tanah dalam tahun 1958)
LUAS PANEN DAN PRODUKSI KATJANG TANAH SERTA
NILAI PRODUKSINJA TH. 1958

Propinsi

KATJANG TANAH
Produksi
Panen
pipilan
Rata2
x 1000 ha
kering
qt/ha
x 1000 ton

NILAI DALAM Rp.

Djawa Barat
Kotapradja Djakarta
Djawa Tengah
D. I. Jogjakarta
Djawa Timur

72
2
79
12
118

48
2
54
8
83

6,64
8,45
6,79
6,51
7,03

435.000.000
--499.800.000
69.600.000
722.100.000

Djawa Madura

283

195

6,85

1.726.500.000

At jeh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Djambi
Riau
Sumatera Selatan

1,4
3,9
3,4
0,1
0,6
7,2

0,9
2,1
2,4
0,1
0,4
3,7

5,49
5,37
7,20
8,00
7,49
5,16

7.830.000
18.270.000
20.880.000
870.000
3.480.000
32.190.000

16,6

9,6

5,79

83.520.000

Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur

0,3
0,1
1,1
0,4

0,3
0,05
0,7
0,3

9,20
4,74
6,67
7,04

2.610.000
440.000
6.090.000
2.010.000

Kalimantan

1,9

1,35

7,05

11.150.000

Sulawesi
Nusa Tenggara
Maluku
Irian Barat

10,2
1,2
18,1

6,1
1,1
17,4

5,99
9,23
9,62

53.070.000
9.570.000
--151.380.000

INDONESIA

331

230,5

6,93

2.035.190.000

Sumatera

Kesimpulan2 mengenai ………

- 14 -

Kesimpulan2 mengenai produksi katjang tanah
a. Produksi rata2 tiap HA di Djawa/Madura untuk katjang tanah
(6,85 qt/HA wose kering) lebih rendah daripada diluar Djawa
(7,42 qt/HA wose kering)
b. Luas panen katjang tanah di Djawa/Madura (553.000 HA) ada lebih
tinggi daripada diluar Djawa (48.000 HA).
c. Produksi katjang tanah (wose kering) di Djawa/Madura ada 195.000
ton dan diluar Djawa ada 35.550 ton.
d. Pemakaian katjang tanah rata2 per capita tiap tahun dan tiap hari, berdasarkan produksi ini. Berdasarkan produksi katjang tanah diseluruh
Indonesia dalam tahun 1958 sebanjak 230.500 ton dan
djumlah penduduk sebesar 87.760.000, maka pemakaian katjang
tanah per capita/tahun adalah 230.000.000 : 87.760.000 = 26,2 Kg
dan per capita hari = 26200 gr : 365 = 71,8 gram, dibulatkan
72 gram.
V. Produksi KETELLA POHON dan nilai produksinja dalam tahun 1958
Produksi ketella pohon (Angka2 dikutip dari Daftar Departemen Pertanian :
Produksi/Nilai produksi ketela pohon hal. 7)
Daftar: Produksi/nilai produksi ketela pohon dalam tahun 1985
Propinsi

Luas (ha)

Hasil ubi basah
(ton)

Nilai dalam Rp.

Djawa Barat
Djawa Tengah
D.I. Jogja
Djawa Timur

239.000
385.000
46.000
405.000

2.047.000
2.883.000
211.000
2.899.000

1.719.480.000
2.421.720.000
177.240.000
2.435.160.000

Djawa/Madura

1.075.000

8.040.000

6.753.600.000

At jeh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Djambi
Sumatera Selatan

1.300
12.800
3.900
1.600
2.500
34.700

40.300
136.000
124.700
47.500
14.800
547.400

33.852.000
114.240.000
104.748.000
39.900.000
12.432.000
459.816.000

SUMATERA

56.800

910.700

764.988.000

Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur

28.600
13.000
4.100
6.000

278.700
169.000
31.200
47.700

234.108.000
141.960.000
26.208.000
40.068.000

KALIMANTAN

51.700

526.600

442.344.000

SULAWESI

47.000

270.000

226.800.000

NUSA TENGGARA

80.300

979.000

822.360.000

4.500

45.000

37.800.000

160

1.600

1.344.000

1.315.500

10.972.900

9.217.236.000

MALUKU
IRIAN BARAT
INDONESIA

Kesimpulan2 mengenai produksi………
- 15 -

Kesimpulan2 mengenai produksi ketela pohon
a. Produksi rata2 tiap HA di Djawa/Madura untuk ketella pohon (k.l. 75 qt/HA ubi
basah),
b. Luas panen ketella pohon di Djawa/Madura (k.l. 11,56 qt/HA ubi basah) ada lebih
tinggi daripada diluar Djawa (240.000 HA).
c. Produksi ketella pohon (ubi basah) di Djawa/Madura ada 8.040.000
ton dan diluar Djawa ada (240.000 HA).
d. Pemakaian ketella pohon rata2 per capita tiap tahun dan tiap hari
berdasarkan produksi ini. Berdasarkan produksi ketella pohon ini
diseluruh Indonesia dalam tahun 1958 sebanjak 10.872.000 ton dan
djumlah penduduk sebesar 87.760.000, maka pemakaian ketella pohon
per capita/tahun adalah 10.872.000.000 : 87.760.000 = 123,88 Kg
dan per capita hari = 339 gram.
VI. Produksi ketella rambat dan nilai produksinja dalam tahun 1958
Produksi dan nilai produksi ketella rambat (angka2 dikutip
Departemen Pertanian : Produksi/nilai produksi ketela rambat hal. 8)

dari

Daftar: Produksi/nilai produksi ketela pohon dalam tahun 1985
Propinsi

Luas (ha)

Ubi basah
(ton)

Nilai dalam Rp.

Djawa Barat
Djawa Tengah
D.I. Jogja
Djawa Timur

112.000
101.000
5.000
85.000

592.000
592.000
28.000
534.000

556.480.000
556.480.000
26.320.000
501.960.000

Djawa/Madura

303.000

1.746.000

1.611.240.000

At jeh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Djambi
Sumatera Selatan

1.000
22.600
2.800
600
1.000
9.000

10.100
224.300
37.300
3.300
4.900
51.000

9.494.000
210.842.000
35.062.000
3.102.000
4.606.000
47.940.000

SUMATERA

37.000

330.900

311.046.000

Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur

2.500
900
1.700
1.400

19.700
3.500
9.600
8.600

18.518.000
3.290.000
9.024.000
47.940.000

KALIMANTAN

6.500

41.400

38.916.000

SULAWESI ……..

- 16 -

SULAWESI

15.000

75.000

70.500.000

NUSA TENGGARA

65.700

595.000

559.300.000

2.600

20.600

19.364.000

429.800

1.062.900

2.640.366.000

MALUKU
INDONESIA

Kesimpulan2 mengenai produksi ketela rambat
a. Produksi rata2 16 HA di Djawa/Madura untuk ketella rambat
(kurang lebih 57,6 qt/HA) ada lebih rendah daripada diluar Djawa
(84 qt/ha ubi basah)
b. Luas panen ketella rambat di Djawa/Madura (303.000 ha) ada lebih
tinggi daripada luar Djawa (126.800 HA).
c. Produksi ketella rambat di Djawa/Madura ada 1.746.000 ton ubi
basah, diluar Djawa ada 1.062.900 ton. Di Indonesia ada 2.808.900 ton.
d. Pemakaian ketella rambat rata2 per capita tiap tahun dan tiap hari
berdasarkan produksi ini. Berdasarkan produksi ketella rambat di
Indonesia dan tahun 1958 sebanjak 2.808.900 ton dan djumlah penduduk sebesar 87.760.000, maka pemakaian ketella rambat per capita/
tahun = 2.808.900.000 kg : 87.760.000 = 32,1 Kg dibulatkan 32 Kg
dan per capita/hari = 32.000 gr : 365 = 88 gram.
VII. Produksi katjang hidjau dan nilai produksinja dalam tahun 1958
Produksi dan nilai. Produksi katjang hidjau (angka2 dikutip dari
Departemen Pertanian : Produksi/Nilai produksi katjang hidjau hal. 5)
Daftar: Produksi/nilai produksi katjang hidjau dalam tahun 1985
Propinsi

Luas (ha)

Djawa Barat
Djawa Tengah
D.I. Jogja
Djawa Timur

54.771.575
52.390.598
310.804
81.871.699

26.250.950
25.199.900
149.500
39.380.300

179.031.479
146.915.417
759.460
222.892.498

189.144.676

90.980.650

549.598.854

SULAWESI

15.845

77.900

52.851

NUSA TENGGARA

29.577

14.800

78.884

189.190.098

91.003.350

549.730.589

DJAWA/MADURA

INDONESIA

Hasil (ton)

Nilai dalam Rp.

Kesimpulan2 mengenai produksi………

- 17 -

Kesimpulan2 mengenai produksi katjang hidjau
a. Katjang hidjau diluar Djawa/Madura hanja ditanam di Sulawesi dan Nusa
Tenggara; di Sumatera dan Kalimantan dan Maluku tidak.
b. Produksi rata2 tiap ha di Djawa dan Madura (50,2 qt/ha) ada lebih
tinggi daripada diluar Djawa (k.l. 50 qt/ha)
c. Luas panen katjang di Djawa/Madura (189.144,676 ha) ada lebih
tinggi daripada diluar Djawa (45.422 ha).
d. Produksi katjang hidjau di Djawa/Madura ada 90.980,65 ton
dan di luar Djawa ada 22.700 ton.
e. Tidak diambil kesimpulan mengenai pemakaiannja, sebab di
Kalimantan Sumatera dan Maluku tidak ditanam dan pada umumnja tidak dianggap sebagai makanan pokok.
VIII. Produksi katjang merah dan nilai produksinja dalam tahun 1958
Produksi dan nilai produksi ada sebagai berikut (angka2 dikutip
dari
Departemen
Pertanian
:
Produksi/Nilai
produksi
katjang
merah hal. 6)
Daftar: Produksi/nilai produksi katjang merah dalam tahun 1985
Propinsi

Luas (ha)

Hasil (ton)

Nilai dalam Rp.

Djawa Barat

4.613,1

3.221,4

26.479.908

I N D ON ES IA

4.613,1

3.221,4

26.479.908

Kesimpulan mengenai produksi katjang merah.
a. penanamannja di Indonesia hanja terbatas di produksi Djawa Barat sadja.
b. Tidak mempunjai arti sebagai bahan makanan pokok.
Rekapitulasi mengenai Konsumsi bahan2 makanan nabati berdasarkan
produksi sekarang :
Beras, kedelai, djagung, katjang tanah, ketella pohon, ketella rambat,
katjang hidjau, katjang merah dalam tahun 1958 :
1.
Produksi beras dalam tahun 1958 memberi makan rata2 per
capita/hari sebanjak 236 gram dan per capita/tahun sebanjak
86 Kg.
2.
Produksi kedelai dalam tahun 1958 memberi makan rata2 per
capita/hari sebanjak 13 gram, dan per capita/tahun sebanjak
4,8 Kg.
3.
Produksi djagung dalam tahun 1958 memberi makan rata2 per capita/hari sebanjak 81 gram, dan per capita/tahun sebanjak 30 Kg.
4.
Produksi katjang tanah dalam tahun 1958 memberi makan rata2
per capita/hari sebanjak 72 gram, dan per capita/tahun 26 Kg.
5.
Produksi ketella pohon dalam tahun 1958 memberi makan rata2
per capita/hari sebanjak 340 gram, dan per capita/tahun 124 Kg.
6. Produksi ……..

- 18 -

6.

Produksi ketella rambat dalam tahun 1958 memberi makan
rata2 per capita/hari sebanjak 88 gram, dan per capita/tahun
32 Kg.
7.
Dari bahan2 makanan nabati ini, dapat dianggap sebagai bahan2 makanan pokok: Beras, Kedelai dan Djagung.
Bahan2 makanan lainnja seperti : Katjang tanah, ketella pohon
dan ketella rambat dapat dipandang sebagai bahan makan tambahan sadja.
Beras, Kedelai dan Djagung mengandung protein nabati jang bermutu
tinggi, sedangkan katjang tanah, ketella pohon dan ketella rambat
tidak dan hanja dianggap sebagai penambah hidraat arang dalam makanan.
Bab III
Kegiatan oleh sektor Pemerintah Pusat/Pemerintah
lam bidang produksi Bahan Makanan Nabati

Daerah/Swasta

da-

Usaha2 dalam bidang produksi Bahan Makanan Nabati adalah
melulu dari pihak Pemerintah Pusat. Dalam hal ini Pemerintah
daerah memegang peranan sebagai pembantu.
Usaha Pemerintah Pusat dalam bidang ini meliputi beras, djagung, ketella pohon dan ketella rambat, tetapi jang diutamakan adalah beras. Tudjuan Pemerintah Pusat dengan usaha2 itu adalah
untuk mentjapai selfsupporting mengenai beras dalam tahun 1962, djadi direntjanakan dalam tahun 1962 supaja produksi beras dalam negeri sudah dapat mentjukupi seluruh kebutuhan dan tidak perlu lagi
mengimport beras.
Usaha Pemerintah ini terbagi dalam: Usaha djangka pendek.
Usaha djangka pandjang.
A. USAHA DJANGKA PENDEK
Jang diutamakan adalah usaha djangka pendek ini, oleh karena selfsupporting akan beras harus ditjapai dalam waktu jang se-singkat2nja (dalam tahun 1962). Usaha ini diselenggarakan dengan djalan:
Intensifikasi tanaman padi (memperbaiki jang sudah ada), jang dilaksanakan dengan 2 djalan:
1. Gerakan intensifikasi massaal
2. Sentra padi
1. Intensifikasi Massaal
meliputi wilajah Indonesia seluruhnja, dilakukan serentak dan di-biajai setjara
tambahan.
Tudjuan pokok adalah:
- memperbaiki saluran2 pengairan desa dengan djuga menggunakan pompa2 air.
- Memperluas pemakaian bibit2 unggul
- Menambah pemakaian pupuk
- Pemberantasan hama/penjakit dengan mengusahakan alat2 dan obat2an
- Menjelenggarakan perlombaan2
Usaha ………

- 19 -

Usaha Intensifikasi Massaal ini diselenggarakan oleh Djawatan Pertanian.
Sentra Padi
Tugasnja: - menjediakan kredit terpimpin (supervised credit), artinja pemberian kredit jang disertai bimbingan cultuurtechnis. Kredit ini berupa uang (untuk bekerdja) dan
alat2/bahan2 untuk keperluan mempertinggi produksi, seperti bibit unggul, pupuk, obat2an, alat2 pemberantasan
hama dan alat2 pertanian. Kemudian rakjat tani, sesudah panen, mengembalikan kredit itu in natura (dengan
padi) berdasarkan harga pemerintah.
Dengan djalan ini pemerintah dapat menguasai sebagian
dari produksi padi, djadi Sentra padi ikut mendjamin pemasukan padi pada Pemerintah.
- menampung penggilingan2 padi, hingga penggilingan2 padi
ini pusat/pangkalan usaha Sentra padi, pusat pengumpulan
/penjimpanan padi, pusat penggilingan padi mendjadi beras, pusat penjimpanan beras dan pusat/pangkalan penjaluran
beras jang dikuasai pemerintah/kepada konsumen.
2. Perluasan areal irigasi dengan projek2 sedang dan ketjil (no. 3)
Projek2 ini adalah:
- penjelesaian saluran2 detail di 3 projek di Sumatera Selatan
- pembuatan2 dam baru di 2 sungai di Sumatera Selatan
- penjelesaian saluran2 detail di 2 tempat di Djawa
- penjelesaian pembuatan dam baru serta bangunan2 pengairan di 1
tempat di Djawa
- menjelesaikan pembuatan waduk di 1 tempat di Djawa.
Dari projek2 irigasi djangka pendek ini akan didapatkan
tambahan areal sawah:
dalam tahun 1960 – luas 10.200 HA
53.500 ‫ – ״‬1961 ‫״‬
‫ ״‬HA
17.500 ‫ – ״‬1962 ‫״‬
‫ ״‬HA
12.600 ‫ – ״‬1963 ‫״‬
‫ ״‬HA
5.000
‫ – ״‬1964 ‫״‬
‫ ״‬HA
Djumlah besar ada 98.800 HA
Dalam tahun 1962 akan ada tambahan areal sawah seluas 60.000 HA,
jaitu dengan selesainja seksi pengairan pertama dari projek Djatiluhur.
Dengan demikian, maka dalam djangka waktu pendek akan ada
tambahan areaal seluas 98.800 + 60.000 = 158.800 HA.
Sesudah seluruh projek Djatiluhur selesai, maka dalam tahun 1964
ada tambahan areal sawah lagi seluas 180.000 HA, djadi semuanja
ada 338.800 HA.
B. Usaha Djangka Pandjang
1. Kanalisasi tanah pasang-surut di Kalimantan dan Sumatera.
2. Waduk ………..

- 20 -

2. Waduk Djatiluhur (Tjitarum)
3. Pembukaan tanah kering (ladang2 alang2) di Sumatera Timur, Sumatera
Selatan dan Kalimantan Selatan dan mendirikan disini perusahaan2
pertanian jang dimekanisasi.
ad. 1. Kanalisasi tanah pasang surut
Tudjuannja ialah membuka persawahan baru didaerah rawa dengan menggali saluran2 jang menghubungkan daerah ini dengan sungai besar jang
keadaan pengairannja dipengaruhi oleh pasang-surut laut. Dengan demikian, permukaan air dalam saluran2 itu ikut serta naik dan turun
dan zat2 asam jang terkandung dalam rawa2 itu dapat dikeluarkan.
Setelah 2 tahun lamanja tanah2 itu dapat ditanami padi.
Pekerjaan ini sudah mulai pada awal tahun 1958 di Kalimantan.
Menurut rentjana ini akan digali saluran induk di Kalimantan antara
Bandjarmasin dan Pontianak sepandjang 760 KM dan di Sumatera antara
Palembang dan Tandjong Balai sepandjang 840 KM.
Pada tiap 5 KM saluran induk akan digali dikanan-kirinja, saluran2
sekunder jang pandjangnja masing2 25 KM. Di kanan-kirinja saluran2
sekunder ini akan digali saluran tertiair jang menghubungkan saluran2
sekunder itu dengan tanah2 jang akan didjadikan sawah baru. Dengan
tjara ini, maka pada tiap KM saluran induk akan dapat dibuka masing2
12.500 HA di kanan dan kiranja saluran induk itu.
Kalau seluruh projek pasang-surut selesai, maka ini berarti bahwa:
- di Kalimantan diperoleh tambahan sawah seluas 3.800.000 HA
- di Sumatera
4.200.000 ‫״‬
‫״‬
‫״‬
‫ ״‬HA
Djumlah besar
8.000.000 HA
ad. 2. Waduk Djatiluhur
Sesudah selesai waduknja akan diperoleh tambahan pengairan sawah seluas 240.000 HA. Sawah ini tadinja hanja dapat ditanami 1 x dalam
satu tahun. Sesudah waduknja serta saluran2nja selesai akan dapat ditanam 2 x dalam satu tahun. Selain untuk pengairan, waduk ini digunakan djuga untuk pembangkitan tenaga hydrolistrik sebesar 150.000 KW.
ad. 3. Pembukaan tanah kering
jang dimaksudkan adalah pembukaan ladang2 alang2 jang terdapat di
Sumatera Timur, Sumatera Selatan dan Kalimantan Selatan, untuk ditanami. Disini akan didirikan projek2 beras (padi ladang) setjara
mekanis. Selain padi ladang akan ditanam pula polowidjo dan pupuk
hidjau dan akan diusahakan djuga peternakan untuk menghasilkan susu,
daging dan telur.
Dalam tahun 1960 direntjanakan pembukaan 3 unit, masing2 seluas
2.500 HA dan tiap unit akan ditanami dengan padi ladang 500 HA, dengan
polowidjo 500 HA dengan pupuk hidjau 1.500 HA.
ANGGARAN jang tersedia dalam sektor Pemerintah
Anggaran Belandja untuk menaikkan produksi dengan djalan Intensifikasi
(Sentra padi dan Intensifikasi Massaal).
Hanja didapat bahan dari anggaran mengenai Intensifikasi Massal dan
Sentra Padi. Mengenai projek irigasi sedang/ketjil, kanalisasi tanah
pasang-surut, irigasi Djatiluhur dan pembukaan tanah kering tidak
diperoleh bahan.

ANGGARAN BELANDJA ……..

- 21 -

AN G GARAN B E LAN D JA
UNTUK MENAIKKAN PRODUKSI DENGAN DJALAN INTENSIFIKASI (PC dan IM)
PENGELUARAN
No.
I

1959/1960
(Rupiah)

Objek

1961/1962
(Rupiah)

Keterangan

PADI CENTRA :
1.
Belandja Pegawai
2.
‫״‬
Barang
3.
‫״‬
Modal
4. Training kader

10.000.000
78.716.000
32.267.000
1.320.000

28.000.000
547.450.000
94.750.000
3.960.000

84.000.000
3.142.000.000
83.300.000
6.000.000

122.503.500

674.160.000

3.315.300.000

12.800.000
17.325.000

240.000.000
26.900.000

400.000.000
28.600.000

9.000.000
30.000.000
8.500.000
97.650.000
2.000.000
12.000.000
10.000.000

9.000.000
25.000.000
17.000.000
435.000.000
5.000.000
15.000.000
6.000.000

2.400.000
20.000.000
42.500.000
306.000.000
5.000.000
33.000.000
6.000.000

10.000.000

10.000.000

10.000.000

Djumlah II

209.275.000

778.900.000

853.500.000

Djumlah I + II

331.778.500

1.463.060.000

4.168.800.000

Djumlah I
II

1960/1961
(Rupiah)

INTENSIFIKASI UMUM :
1. Bibit padi unggul
2. Obat2-an untuk pemberantasan hama/
penjakit
3. Pompa tekanan tinggi
4. Perbaikan irigasi desa
5. Pompa air untuk irigasi
6. Pupuk buatan
7. Pembibitan tanaman pupuk hidjau
8. Alat-alat pertanian
9. Penjaluran/instruksi
10. Perlombaan/gerakan

Termasuk
kredit
untuk
petani
Termasuk training kader
Penggilingan padi

Mempunjai tegenpost

Mempunjai tegenpost
Mempunjai tegenpost
Pertjetakan folder dan
buku2 instruksi.

C. PENGOLAHAN ………..
- 22 -

C. PENGOLAHAN bahan2 makanan
1. Jang mengenai PADI
Sebagai produksi padi di-olah sendiri oleh rakjat
dengan djalan ditumbuk untuk didjadikan beras tumbuk.
Sebagian ketjil dari beras tumbuk ini diolah lebih landjut
(dibikin beras putih) di penggilingan2 beras milik swasta.
Sebagian produksi padi dibeli oleh Pemerintah dari rakjat
dan diolah di penggilingan2 padi swasta dengan upah giling.
2. Jang mengenai KEDELAI
Sebagian produksi jang tidak di-export diolah oleh
rakjat dan didjadikan tempe, tahu, ketjap dan tautjo untuk
selandjutnja dikonsumsi sebagai lauk pauk.
3. Jang mengenai DJAGUNG
Sebagian jang tidak diexport diolah oleh rakjat
sendiri (digiling) mendjadi beras djagung untuk untuk selandjutnja
dikonsumsi sebagai nasi djagung. Sering kali dimakan djuga
nasi tjampuran (beras dan beras djagung).
4. Jang mengenai KATJANG TANAH
Sebagian
produksi
jang
tidak
di-export
dibuat
minjak katjang tanah oleh rakjat dengan alat2 jang sederhana.
5. Jang mengenai KETELLA POHON
Sebagian produksi dibuat gaplek (ketella pohon jang
dikeringkan) oleh rakjat untuk bahan konsumsi atau bahan
export. Dalam hal ini gaplek diolah dulu mendjadi tepung
gaplek.
Sebagian produksi dibuat tepung tapioca untuk bahan export
atau konsumsi dalam negeri. Pembuatan tepung tapioca ini
didjalankan setjara ketjil2an oleh rakjat atau setjara
besar2an dalam pabrik2 tapioca.
D. DISTRIBUSI bahan2 makanan
Jang didistribusikan oleh Pemerintah hanja beras
(berasal dari padi milik pemerintah atau dari import).
Badan jang mengatur pembelian padi dari rakjat penggilingan
padi, import beras dan distribusi beras adalah sekarang Dewan
Bahan Makanan dengan apparatur2nja di daerah Swatantra tingkat I dan II. Penggilingan padi mendjadi beras didjalankan
di perusahaan2 penggilingan padi milik swasta jang mendapat
upah giling dari Pemerintah.
Distribusi selandjutnja diselenggarakan melalui pedagang2 grossier, kemudian pengetjer2 dan koperasi2, jang bertugas menjampaikannja kepada umum, pegawai negeri termasuk alat2 negara.
Distribusi ini hanja didjalankan di kota2. Di desa2 tidak diadakan distribusi beras.
E. Tenaga jang ………..

- 23 -

E.

Tenaga jang tersedia dan tenaga jang dibutuhkan pada Djawatan
Pertanian Rakjat.
Mengenai instansi2 lain jang bersangkutan tidak diperoleh bahan.
KEBUTUH