PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF DISERTAI STRATEGI QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PM 1 SMK NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015 2016 | - | Jurnal Pendidikan Bisnis dan Ekonomi 9017 19068 1 SM
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF DISERTAI
STRATEGI QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA KELAS X PM 1 SMK NEGERI 6 SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2015/2016
Titin Nurfiatin, Sunarto, Sudarno
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Email: titinnurfiatin21@gmail.com
Abstract
The purpose of this research is to improve learning outcomes Marketing
Strategies students of class X Marketing 1 SMK Negeri 6 Surakarta 2015/2016
academic year through a collaborative learning model with quantum teaching
strategies. This research is a classroom action research (CAR). The subject of the
research is the students at class X Marketing 1 SMK N 6 Surakarta totaling 30
students. The techniques of collecting the data are through observation, interview
and documentations. The data validity used to the sources of trianggulation
technique. The data analysis technique used quantitative data analysis, qualitative
and comparative descriptive analysis. Based on the analysis a significant
improvement of learning outcomes from the result pre-cycle learning to the first
cycle to the second cycle. It can be seen at the end of the learning outcomes of
students the percentage of completeness 46.67% or 14 students. In the first cycle
learning outcomes of students increased by 70% or 21 students. Then on the
second cycle increased again at the end of the students' learning outcomes be
86.67% or 26 students. The conclusion of the research through a model of
collaborative learning with strategies quantum teaching to improve learning
outcomes Marketing Strategy subject matter in class X Marketing 1 at state
Vocational High School 6 Surakarta in academic year 2015/2016.
Keywords: collaborative learning, quantum teaching, learning outcomes
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar Strategi Pemasaran
siswa kelas X PM 1 SMK Negeri 6 Surakarta tahun ajaran 2015/2016 melalui
model pembelajaran kolaboratif disertai strategi quantum teaching. Penelitian ini
merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Subyek penelitian adalah siswa kelas
X PM 1 SMK N 6 Surakarta yang berjumlah 30 siswa. Teknik pengumpulan data
adalah observasi, wawancara, dokumentasi dan tes. Validitas data dengan teknik
triangulasi sumber. Teknik analisis data dengan analisis data kuantitatif, kualitatif
dan deskriptif komparatif. Berdasarkan hasil analisis terjadi peningkatan yang
signifikan dari hasil pembelajaran prasiklus ke siklus I menuju siklus II. Hal ini
dapat dilihat pada hasil belajar akhir siswa persentase ketuntasan 46,67% atau 14
siswa. Pada siklus I persentase hasil belajar akhir siswa meningkat 70% atau 21
siswa. Kemudian pada siklus II terjadi peningkatan lagi pada hasil belajar akhir
siswa menjadi 86,67% atau 26 siswa. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa
melalui model pembelajaran kolaboratif disertai strategi quantum teaching dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Strategi Pemasaran kelas X
PM 1 SMK Negeri 6 Surakarta.
Kata kunci: pembelajaran kolaboratif, quantum teaching, hasil belajar
Berdasarkan observasi awal
PENDAHULUAN
dan wawancara yang dilakukan pada
Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan faktor
hari Jumat tanggal 18 Maret 2016 di
utama dalam pembentukkan pribadi
SMK Negeri 6 Surakarta kelas X PM
manusia dalam
1 pada mata pelajaran Strategi
perubahan
rangka menyikapi
global
yang
mempengaruhi
tata
bermasyarakat,
berbangsa
akan
kehidupan
Pemasaran
menunjukkan
bahwa,
kegiatan
pembelajaran
belum
dan
berjalan secara optimal. Hal ini
bernegara. Proses pembelajaran di
tampak pada proses pembelajaran
sekolah
kurang
yang terdapat beberapa kelemahan,
siswa.
terlihat kegiatan belum berorientasi
Guru masih menggunakan model
pada pembelajaran yang aktif, efektif
pembelajaran yang kurang bervariatif
dan bermakna, rendahnya perhatian
dengan Teacher Center Learning
siswa saat guru memberikan materi,
tanpa
terlihat
dewasa
meningkatkan
ini
kreativitas
melibatkan
siswa
untuk
siswa
merasa
berperan aktif dalam pembelajaran
mendengarkan
sehingga suasana belajar kurang
banyak mengerjakan pekerjaan lain
kondusif.
dibandingkan memperhatikan guru.
Untuk
mengoptimalkan
materi
dan
bosan
lebih
diperlukan
Hasil wawancara peneliti dengan
model pembelajaran yang sesuai.
guru menunjukkan masih sulitnya
Pemilihan model pembelajaran harus
menemukan
disesuaikan
yang
pembelajaran,
maka
dengan
karakteristik
siswa, materi, kondisi, serta tujuan
pendidikan yang hendak dicapai.
tepat
model
dan
penyampaian materi.
pembelajaran
efektif
bagi
Observasi
dilakukan
kelas
peneliti
yang
menunjukkan
suasana kelas yang kurang dinamis.
Pemasaran.
ceramah
sambil
sesekali
ini
ditunjukkan
kurangnya keterlibatan siswa dalam
interaksinya dengan guru.
Model pembelajaran yang dipakai
guru
Hal
Permasalahan
lain
yang
terdapat di kelas X PM 1 adalah
memberikan pertanyaan pada siswa,
kesenjangan
namun siswa juga kurang tanggap
siswa yang berkemampuan akademik
terhadap stimulus guru. Kemudian
tinggi dengan siswa berkemampuan
pengamatan
akademik
lebih lanjut diketahui
hasil
rendah.
belajar
Siswa
yang
bahwa hasil belajar siswa kelas X
berkemampuan
PM 1 pada mata pelajaran Strategi
menyeimbangakan
Pemasaran belum maksimal, masih
atau sejajar jika mereka dibantu oleh
terdapat nilai yang di bawah nilai
tutorial teman sebaya. Hasil belajar
Kriteria
Minimum
siswa tidak semata-mata ditentukan
(KKM) yang ada di SMK Negeri 6
oleh bakat seseorang. Ada beberapa
Surakarta yaitu 75. Nilai pratindakan
faktor yang mempoengaruhi salah
siswa dengan presentase tingkat
satunya adalah alokasi waktu belajar.
keberhasilan 46,67% dari 30 siswa
Siswa
dan 53, 33% masih di bawah KKM.
akademik
Permasalahan-permasalahan
yang
waktu belajar yang lebih singkat
terjadi di SMK Negeri 6 Surakarta
untuk menguasai materi pelajaran
dapat dikemukakan sebagai berikut:
dibandingkan dengan siswa yang
(1) Guru masih mendominasi dalam
berkemampuan
kegiatan belajar mengajar, keaktifan
Sementara sekolah mengalokasikan
siswa yang rendah berdampak pada
waktu belajar yang sama bagi semua
ketuntasan hasil belajar siswa yang
siswa, akibatnya terjadi kesenjangan
kurang
Model
hasil belajar antara siswa yang
pembelajaran yang digunakan guru
berkemampuan tinggi dan rendah.
kurang menarik dan bervariatif. (3)
Model pembelajaran yang diterapkan
Rendahnya aktivitas belajar siswa
harus sesuai dengan permasalahan
terhadap
dan karakteristik siswa. Penerapan
Ketuntasan
optimal.
pelajaran
(2)
Strategi
akademik
antara
yang
rendah
kemampuannya
berkemampuan
tinggi
membutuhkan
akademik
rendah.
model
pembelajaran
kolaboratif
pembelajaran
agar
disertai strategi quantum teaching
ketidakseimbangan.
memiliki karakter menuntut siswa
Berdasarkan
tidak
terjadi
pada
latar
saling belajar melalui diskusi dan
belakang permasalahan tersebut di
dialog,
atas,
sehingga
memberdayakan
peneliti
tertarik
potensi, meningkatkan penguasaan
melakukan
kompetensi siswa dengan demikian
pendidikan yang berkaitan dengan
memperkecil
pelaksanaan pembelajaran dengan
kesenjangan
hasil
penelitian
di
untuk
belajar antara siswa berkemampuan
judul
akademik
Pembelajaran Kolaboratif Disertai
tinggi
dan
siswa
“Penerapan
bidang
Model
Strategi Quantum Teaching Untuk
berkemampuan akademik rendah.
Solusi yang dapat dilakukan
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
untuk mengatasi masalah yang telah
Kelas X PM 1 SMK Negeri 6
teridentifikasi di kelas X PM 1 SMK
Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016”
Negeri 6 Surakarta adalah dengan
Tujuan Penelitian
menggunakan model pembelajaran
Tujuan dalam penelitian ini
yang baik sesuai dengan tujuan yang
dapat dirumuskan sebagai berikut:
dapat membangkitkan ketertarikan
untuk mengetahui apakah penerapan
siswa untuk belajar, keaktifan siswa
model
dalam proses pembelajaran, dan
disertai strategi Quantum Teaching
meningkatkan hasil belajar siswa.
dapat meningkatkan hasil belajar
Alternatif
siswa SMK Negeri 6 Surakarta
yang dapat digunakan
pembelajaran
kolaboratif
adalah melalui Model pembelajaran
Tahun Ajaran 2015/2016.
kolaboratif disertai strategi quantum
Kajian Pustaka
teaching. Strategi quantum teaching
Belajar dan Pembelajaran
merancang sistem pembelajaran yang
dapat
menggairahkan
dan
Slameto
mendefinisikan
(2010:
bahwa
2)
“Belajar
menciptakan lingkungan yang jauh
sebagai proses usaha yang dilakukan
lebih
serta
seseorang untuk memperoleh suatu
proses
perubahan tingkah laku yang baru
baik
mendukung
bagi
siswa
dalam
secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya
dalam
aktivitas belajar”. Sistem pendidikan
lingkungannya”.
nasional terdapat rumusan tujuan
Abdul, M. (2013: 4) mengemukakan
pendidikan, baik tujuan kurikuler
maksud
“Pembelajaran
maupun
proses
menggunakan
interaksi
sendiri
dengan
dari
merupakan
suatu
dilakukan
individu
memperoleh
suatu
perilaku
yang
keseluruhan,
yang
instraksional,
klasifikasi
hasil
untuk
belajar dari Bloom yang secara garis
perubahan
besar membaginya dalam 3 ranah
baru
sebagai
tujuan
secara
kognitif
(pengetahuan),
dari
psikomotorik (keterampilan), afektif
pengalam individu sebdiri dalam
(sikap). Hasil belajar dipengaruhi
interaksi dengan lingkungannya”.
oleh dua faktor utama yaitu faktor
Belajar
merupakan
dan
dua
hasil
yaitu
pembelajaran
dari dalam diri siswa dan faktor yang
kata
datang dari luar diri siswa atau faktor
yang
menunjukkan dua peristiwa yang
lingkungan.
saling
merupakan faktor dari dalam diri
berbeda
namun
saling
Faktor
internal
berkaitan erat bahkan tidak dapat
siswa
dipisahkan satu dengan lainnya.
kemampuan yang dimiliki siswa
Belajar
yang
yaitu: faktor jasmani dan rohani.
sebagai
faktor eksternal merupakan faktor
sedangkan
dari luar diri siswa yaitu: lingkungan
menunjukkan
dilakukan
oleh
penerima
pelajaran,
pembelajaran
kegiatan
apa
siswa
menunjukkan
yang
dilakukan
terutama
menyangkut
pada
sosial, keluarga, sekolah dan teman
guru
sebaya.
sebagai pengajar.
Teknik Penilaian Hasil Belajar
Hasil Belajar
Dalam proses pembelajaran
Hasil belajar digunakan guru
diperlukan suatu penilaian sebagai
untuk dijadikan ukuran atau kriteria
tolak
dalam
seberapa jauh kemampuan
mencapai
tujuan
ukur
untuk
mengetahui
yang
pembelajaran. Menurut Anni (2007:
dimiliki
5)
merupakan
pembelajaran berlangsung. Menurut
perubahan perilaku yang diperoleh
Widoyoko (2014: 89) menyatakan
pembelajar
bahwa “teknik penilaian adalah cara
“hasil
belajar
setelah
mengalami
siswa
setelah
proses
yang digunakan oleh guru/ penilai
mengacu pada Permendikbud No.66
untuk mengumpulkan data hasil
tahun 2013 tentang standar penilaian
belajar siswa”. Sedangkan instrumen
pendidikan, yaitu penilaian autentik.
penilaian adalah alat yang digunakan
Menurut
Sunarti
(2014:3)
dan
oleh guru/ penilai untuk mengukur
Rahmawati
menyatakan
hasil belajar siswa agar pekerjaannya
bahwa “penilaian autentik adalah
lebih baik. Teknik penilaian hasil
penilaian
belajar dalam penelitian ini yaitu
komprehensif
menggunakan
yang dilakukan secara
untuk
menilai
masukan,
proses,
hasil
dengan tes, penilaian sikap, penilaian
pembelajaran”.
Penilaian
kinerja dan penilaian portofolio.
pada
pengetahuan,
Penilaian kurikulum 2013
keterampilan
teknik
penilaian
Kurikulum 2013 memadukan
sikap,
dan
sikap,
penilaian
dan
dan
proporsional
sesuai dengan karakteristik siawa
tiga konsep yang menyeimbangkan
pengetahuan,
secara
autentik
jenjang
pendidikan.
hasil
belajar
Teknik
dalam
keterampilan. Melalui konsep itu,
penelitian ini yaitu menggunakan
keseimbangan antara hardskill dan
teknik
softskill
penilaian sikap, penilaian
dimulai
kompetensi
lulusan,
dari
standar
standar
isi,
standar proses, dan standar penilaian
penilaian
dengan
tes,
kinerja
dan penilaian portofolio.
Model Pembelajaran Kolaboratif
dapat diwujudkan. Kurikulum 2013
Barkley
(2007:
4)
menekankan pada dimensi pedagogik
menyatakan
bahwa
modern dalam pembelajaran, yaitu
”Mengkolaborasikan
adalah
menggunakan
pendekatan
mengerjakan sesuatu dengan pihak
Pendekatan
ilmiah
appoach)
dalam
ilmiah.
(scientific
pembelajaran
lain”.
Dalam
kolaboratif
pembelajaran
siswa
belajar
sebagaimana
dimaksud
meliputi
berpasangan
mengamati,
menanya,
menalar,
kelompok kecil dalam mencapai
atau
mencoba, dan membentuk jaringan
tujuan.
Mereka
untuk semua mata pelajaran. Standar
kelompok
belajar,
penilaian pendidikan kurikulum 2013
sendiri.
membentuk
membentuk
tidak
belajar
Siswa
secara
kolaboratif
interaksi ini mencakup unsur-unsur
bekerja sama membentuk kelompok-
untuk
kelompok kecil untuk menyelesaikan
mempengaruhi kesuksesan siswa.
permasalahan
tanggung
Asas utama Quantum Teaching yang
jawab masing-masing baik secara
mempergunakan strategi TANDUR
individu
(Tanamkan,
dengan
maupun
sosial.
Setiap
belajar
efektif
Alami,
yang
Namai,
anggota kelompok harus bekerja
Demonstrasikan, Ulangi, Rayakan)
sama secara aktif untuk meraih
bersandar pada konsep “Bawalah
tujuan yang telah ditentukan. Semua
dunia mereka ke dunia kita dan
anggota harus memiliki kontribusi
antarkan
dunia
kita
ke
yang setara baik saat mengerjakan
mereka”.
Guru
harus
memasuki
tugas, berdiskusi maupun presentasi.
pikiran dan keinginan siswa untuk
Ketika siswa bekerjasama dalam
memimpin,
belajar maka mereka akan lebih lama
memudahkan
bertahan dalam mencurahkan ide
menuju
serta
pengetahuan
motivasi.
Kolaboratif
dunia
menuntun,
perjalanan
kesadaran
yang
dan
mereka
dan
ilmu
lebih
luas.
memungkinkan antar anggota dalam
Caranya dengan mengaitkan apa
kelompok saling mendengarkan, dan
yang diajarkan guru dengan sebuah
mendapatkan banyak pendapat dari
peristiwa, pikiran, atau perasaan
sudut pandang berbeda-beda. Akan
yang
ada banyak pendapat, ide, problem
rumah, sosial, musik, seni, rekreasi,
dan solusi. Hal itu akan merangsang
atau akademis mereka.
pemahaman
Sintaks:
siswa
yang
lebih
mendalam.
Strategi
Quantum
(1)Guru
kehidupan
memberikan
materi proses perencanaan produk
baru yang berhubungan dengan
Teaching
Menurut Deporter (2010: 34)
pengubahan
dari
apersepsi, motivasi dan gambaran
Pembelajaran
“Quantum
diperoleh
Teaching
adalah
bermacam-macam
kehidupan
sehari-hari
menunjukkan
“apa
dengan
manfaatnya
bagiku (AMBAK)” (Tumbuhkan).
interaksi yang ada di dalam dan di
(2)Siswa
dibagi
ke
dalam
8
sekitar momen belajar”. Interaksi-
kelompok (tiap kelompok terdiri
dari 3-4 orang) dengan karakteristik
sebagaimana
yang
(Kolaboratif).
pembelajaran kolaboratif disertai
Mengamati. (3)Guru memaparkan
strategi Quantum Teaching, maka
contoh proses perencanaan produk
siswa
baru sebagai stimulasi kepada siswa
mempelajari
melalui media audio visual (Alami).
karena belajar strategi pemasaran itu
heterogen.
(4)Guru
Menanya.
mengajukan
dituntut
akan
merasa
Strategi
menyenangkan
dalam
mudah
Pemasaran,
pada
akhirnya
pertanyaan-pertanyaan kepada siswa
kemampuan belajar siswa akan
yang
persiapan
meningkatkan dan
Menalar.
Strategi Pemasaran akan mencapai
mengarah
pemecahan
pada
masalah.
hasil belajar
(5)Guru menyampaikan informasi
ketuntasan.
dan
Keterkaitan Model Pembelajaran
menjelaskan
perencanaan
materi
produk.
(6)Siswa
Mencoba.
proses
(Namai).
berdiskusi
mengolah data dan bekerjasama
Kolaboratif
Disertai
Quantum Teaching Dengan Hasil
Belajar
mengerjakan soal.
Salah
(7)Siswa
Mengkomunikasikan.
Strategi
satu
upaya
meningkatkan hasil belajar siswa
mempresentasikan hasil diskusi di
pada
depan kelas dan kelompok lain
Pemasaran disekolah, perlu adanya
menanggapi. (Demonstrasi).
penelitian yang sifatnya kreatif agar
(8)Guru
memilih
siswa
secara
mata
pembelajaran
pelajaran
Strategi
Strategi
Pemasaran
individual untuk mengulangi dan
lebih bisa dinikmati siswa dengan
mengecek
pemahaman
penuh semangat dan gairah, agar
(9)Guru
siswa lebih punya motivasi untuk
reward
(pujian,
lebih giat belajar. Dengan adanya
hadiah)
sebagai
pembelajaran yang bersifat kreatif
tingkat
siswa.
(Ulangi).
memberikan
penghargaan,
apresiasi atas usaha yang telah
dan
dilakukian
dituntut
saat
proses
menyenangkan
dalam
sebagaimana
pembelajaran
pembelajaran. (Rayakan). Dengan
kolaboratif disertai strategi Quantum
adanya pembelajaran yang bersifat
Teaching, maka siswa akan merasa
kreatif
mudah
dan
menyenangkan
mempelajari
Strategi
Pemasaran, karena belajar strategi
METODE
pemasaran itu menyenangkan pada
Tempat dan Waktu Penelitian
akhirnya kemampuan belajar siswa
Penelitian ini dilaksanakan di
akan meningkatkan dan hasil belajar
SMK Negeri 6 Surakarta yang
Strategi Pemasaran akan mencapai
beralamat di Jl. LU Adisucipto
ketuntasan.
No.38, Laweyan, Surakarta Telp.
Model
pembelajaran
kolaboratif disertai strategi Quantum
0271-726036,
Teaching
kerangka
Waktu penelitian dimulai dari bulan
TANDUR nya dapat menjadi faktor
Januari 2016 sampai bulan Juni
pendukung hasil belajar yang baik.
2016. Penelitian ini dilakukan dari
Dengan motivasi dan minat yang
tahap
besar dari siswa, rasa keingintahuan,
laporan hasil penelitian.
keikutsertakan siswa dalam mencari
Pendekatan Penelitian
suatu
dengan
konsep
mendemonstrasikannya,
kemudian
Kode
penyusunan
Penelitian
Pos
awal
ini
57143.
hingga
merupakan
maka
penelitian tindakan kelas dengan
pengetahuan yang diperoleh akan
menggunakan pendekatan kuantitatif
lebih mudah dipahami dan lebih
dan pendekatan kualitatif. Penelitian
lama diingat dan pada akhirnya dapat
tindakan kelas ini berfokus pada
meningkatkan hasil belajar siswa.
upaya untuk mengubah kondisi rill
Kerangka Pikir
sekarang ke arah kondisi yang
diharapkan.
Subjek Penelitian
Subjek
penelitian
adalah
siswa kelas X PM 1 SMK Negeri 6
Surakarta tahun ajaran 2015/2016
yang berjumlah 30 siswa. Objek
penelitian
ini
adalah
proses
pembelajaran menggunakan model
pembelajaran
kolaboratif
disertai
strategi Quantum Teaching dan hasil
belajar
siswa
setelah
penerapan
dilakukan dengan cara mengecek
model pembelajaran.
data yang diperoleh melalui beberapa
Data dan sumber data
sumber”. Peneliti membandingkan
Sumber data yang digunakan
hasil
penelitian
dengan
hasil
dalam penelitian ini adalah data
wawancara, observasi, dan hasil tes
primer dan data sekunder. Data
tiap siklus sehingga dapat diambil
primer merupakan data yang peroleh
kesimpulan mengenai aktivitas dan
langsung oleh peneliti tanpa melalui
peningkatan hasil belajar pelajaran
perantara seperti hasil wawancara,
desain produk pigura.
proses belajar mengajar dan hasil
Analisis Data
belajar. Data sekunder merupakan
Data penelitian ini dianalisis
sumber data yang diperoleh melalui
dengan menggunakan teknik analisis
media perantara baik melaui orang
data kualitatif dan analisis data
maupun
seperti
kuantitatif. Analisis data kuantitatif
silabus, RPP, dan administrasi guru
digunakan untuk mengolah hasil
lainnya.
belajar peserta didik yang diperoleh
Teknik Pengumpulan Data
dari tes formatif. Analisis kualitatif
sumber
Teknik
pustaka
pengumpulan
merupakan langkah
utama
dalam
data
yang paling
penelitian.
Teknik
berupa
catatan
lapangan
yang
disajikan secara rinci dan lengkap
selama
proses
penelitian
pengumpulan data yang digunakan
berlangsung.
Analisis
adalah metode observasi, metode
komparatif
dilakukan
wawancara, metode dokumentasi dan
membandingkan antara kondisi awal
tes.
sebelum
Uji Validitas Data
dengan hasil yang diperoleh pada pra
Dalam
pengujian
validitas
dilakukannya
deskriptif
dengan
tindakan
siklus, siklus I dan siklus II sehingga
atau keabsahan suatu data, peneliti
dapat
menggunakan uji triangulasi sumber.
sebelum dan sesudah dilakukannya
Menurut
tindakan.
Sugiyono
“Triangulasi
sumber
(2010:
373)
digunakan
untuk menguji kredibilitas data yang
dilihat
adanya
perbedaan
Indikator Kinerja Penelitian
Indikator
keberhasilan
HASIL PENELITIAN DAN
kinerja
atau
penelitian
adalah
PEMBAHASAN
Pratindakan
indikator ketercapaian hasil belajar
Kondisi awal di kelas X PM
peserta didik yang dapat dinyatakan
1
dalam bentuk persentase. Persentase
menunjukan bahwa hasil belajar
indikator target keberhasilan hasil
siswa dalam pembelajaran Strategi
belajar peserta didik adalah 75%
Pemasaran masih tergolong rendah.
sehingga tindakan yang diberikan
Kegiatan belajar belum optimal dan
dalam
dikatakan
pemanfaatan potensi siswa masih
berhasil apabila telah memenuhi
kurang. Siswa belum terbiasa untuk
indicator. Dihitung dari prosentase
bertanya
ketuntasan
diajarkan, siswa jarang menjawab
penelitian
ketuntasan
ini
siswa.
siswa
Prosentase
diperoleh
dari
SMK
Negeri
6
mengenai
Surakarta
materi
pertanyaan dari guru, Siswa juga
jumlah siswa yang mendapatkan
belum
nilai 75 ke atas dibagi dengan jumlah
kegiatan
pembelajaran
total siswa.
kegiatan
observasi,
Prosedur Penelitian
menganalisa,
Penelitian
penelitian
ini
kelas
optimal
kegiatan
dilibatkan
dalam
seperti
berdiskusi,
menyimpulkan
belajar
dan
cenderung
atau
pembelajaran berpusat pada guru.
classroom action research. Prosedur
berdasarkan data hasil pengamatan
dalam
beberapa
tindakan
merupakan
yang
penelitian
ini
terdapat
terdapat 14 siswa dengan persentase
siklus,
dan
menurut
46,67%
mencapai
Ketuntasan
Arikunto (2006: 29) setiap siklusnya
Kriteria Minimal, sedangkan
terdiri dari empat tahapan kegiatan
siswa dengan persentase 53,33 %
yaitu
dikatakan
perencanaan,
pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi.
belum
tuntas
16
karena
memperoleh nilai ≤ 75.
Siklus I
Hasil tes siswa pada siklus I
menunjukkan
belajar
dengan
ketuntasan
KKM
hasil
(Kriteria
Ketuntasan
Minimal
≥75)
yang
Perbandingan Antar Siklus
dicapai sebanyak 21 siswa dengan
persentase
70,00%.
mengindikasikan
proses
Hal
bahwa
dalam
pembelajaran
menerapkan
model
ini
dengan
pembelajaran
kolaboratif disertai strategi quantum
teaching
pada
siklus
I
belum
berhasil, karena perolehan nilai dari
keseluruhan siswa belum mencapai
indikator yang telah ditentukan.
Siklus II
Berdasarkan
Hasil tes siswa pada siklus II
menunjukkan
belajar
Gambar 1. Grafik Perbandingan
Hasil Belajar Siswa Antar Siklus
(Sumber: data primer yang diolah
peneliti, 2016)
ketuntasan
dengan
Ketuntasan
KKM
hasil
(Kriteria
Minimal=75)
gambar
1.
dapat
diketahui bahwa pada hasil belajar
siswa mengalami peningkatan pada
setiap siklusnya.
yang
dicapai sebanyak 26 siswa dengan
persentase
86,67%.
mengindikasikan
proses
Hal
bahwa
pembelajaran
menerapkan
model
ini
dalam
dengan
pembelajaran
kolaboratif disertai strategi quantum
teaching
pada siklus II sudah
berhasil, karena perolehan nilai dari
keseluruhan siswa sudah mencapai
Gambar 2. Grafik Perbandingan
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Antar Siklus (Sumber: data primer
yang diolah peneliti, 2016)
indikator ketercapaian sebesar 75%.
Berdasarkan gambar 2. dapat
diketahui bahwa terjadi peningkatan
ketuntasan hasil belajar siswa pada
pratindakan, siklus I dan siklus II.
Ketuntasan
hasil
belajar
pada
pratindakan
terdapat
14
siswa
Pembahasan
Peningkatan
dengan persentase 46,67%, 21 siswa
dengan persentase
70,00% pada
terjadi
pada
tiap
hasil
belajar
pelaksanaan
siklus I dan 26 siswa dengan
tindakan mulai dari pratindakan,
persentase 86,67% pada siklus II.
siklus I dan siklus II. Jumlah siswa
Peningkatan
siswa
yang mendapatkan nilai tuntas atau
setelah pelaksanaan siklus II sudah
memperoleh nilai ≥ 75 yaitu 14
mencapai
ketercapaian
siswa dengan persentase 46,67%
yaitu 75% dari siswa memperoleh
pada pratindakan, 21 siswa dengan
nilai ≥ 75.
persentase 70,00% pada siklus I dan
hasil
belajar
indikator
Pada saat siklus II siswa
26 siswa dengan persentase 86,67%
hasil
pada siklus II. Meskipun hasil belajar
mereka
pada siklus I terjadi peningkatan
mendapatkan pengalaman sehingga
mencapai 70,00%, namun capaian
materi dapat dikuasai dan dipahami.
tersebut belum mencapai target 75%
Pengalaman
siswa memperoleh nilai atau batas
mengalami
belajarnya,
mereka
dari
peningkatan
karena
tersebut
didapatkan
penerapan
model
KKM ≥ 75. Sehingga dilaksanakan
kolaboratif
disertai
tes berikutnya pada siklus II yang
strategi quantum teaching dengan
menghasilkan persentase ketuntasan
sintaks TANDUR. Selain itu, dengan
86,67%. Maka target yang ingin
pendekatan
teori
belajar
dicapai untuk hasil belajar telah
kontruktivisme
pada
Kurikulum
pembelajaran
ditetapkan
yaitu
75%
siswa
2013 terbukti bahwa pembelajaran
memeproleh nilai atau batas KKM ≥
kolaboratif disertai strategi quantum
75 terlampaui, yaitu 26 dari 30 siswa
teaching membantu siswa dalam
telah memperoleh nilai ≥ 75.
memahami materi pelajaran. Siswa
mampu mengkonstruksi pemahaman
materi berdasarkan pengetahuan dan
pengalaman belajar masing-masing
siswa.
siswa akan materi pelajaran yang
diberikan
oleh
guru
dengan
menggunakan metode ceramah dan
siswa kurang antusias dalam proses
pembelajaran. Model pembelajaran
kolaboratif disertai strategi quantum
Gambar 3. Grafik Hasil Belajar
Siswa (Sumber: data primer yang
diolah peneliti, 2016)
teaching dipilih untuk meningkatkan
hasil belajar siswa. Karena dalam
model
Berdasarkan
gambar
pembelajaran
kolaboratif
3.
disertai strategi quantum teaching
tersebut maka dapat terlihat adanya
siswa dituntut untuk dapat berfikir
peningkatan hasil belajar siswa serta
mandiri secara kolaboratif dengan
ketuntasan siswa antara sebelum dan
anggota kelompok masing-masing.
setelah
Diapadukan
penerapan
pembelajaran
kolaboratif
quantum
strategi
model
disertai
teaching.
quantum
strategi
teaching yang diterapkan dengan
Hal
sintaks
sebelum
Alami,
Namai,
dilakukan tindakan ketuntasan hasil
Ulangi
dan
belajar siswa memiliki presentase
pembelajarannya
sebesar
meningkat
menumbuhkan minat belajar dengan
setelah dilakukan tindakan pada
memberikan manfaat, menghadirkan
siklus
pengalaman yang dimiliki siswa,
tersebut
ditunjukan
46,67%,
I
lalu
menjadi
mengalami
77,27%
peningkatan
dan
kembali
TANDUR
memberikan
(Tanamkan,
Demonstrasikan,
Rayakan)
prosedur
adalah
konsep
guru
pemahaman
pada siklus II menjadi 86,67%. Nilai
siswa, mendemonstrasikan konsep
rata-rata hasil belajar siswa juga
sesuai
meningkat
pengulangan
dari
74,35
sebelum
pemahaman
konsep
siswa,
sebagai
diadakan tindakan menjadi 77,27
penguatan
pada siklus I dan meningkat lagi
jawab perayaan atas usaha yang
menjadi
dilakukan
81,22
Rendahnya
hasil
pada
siklus
belajar
disebabkan kurangya
II.
hafalan,
proses
sehingga
tanya
proses
siswa
pembelajaran menyenangkan. Model
pemahaman
ini menuntut siswa untuk berfikir
mengenai masalah atau pertanyaan
sehingga
yang
secara
sebanyak
mungkin
kolaboratif, dari permasalahan dan
mengenai
materi
pertanyaan
siswa
dibahas oleh guru dan mampu
membentuk kelompok belajar yang
memahami materi sebaik mungkin
berjumlah
yang
harus
diselesaikan
tersebut
3-4
siswa
setiap
kelompoknya yang dipilih secara
heterogen.
Kelompok
memecahkan
permasalahan
pertanyaan
yang
siswa
dapat
dapat
menggali
pengetahuan
yang
sedang
meningkatkan
hasil
belajar siswa.
harus
Berdasarkan
data
di
atas
atau
pratindakan, Siklus I dan Siklus II,
masing-masing
dapat diketahui bahwa penerapan
dapatkan kemudian dari hasil diskusi
model
tersebut
kepada
disertai strategi quantum teaching
teman-teman sekelas. Siswa lain
yang dilakukan pada mata pelajaran
mendengarkan
Strategi Pemasaran kelas X PM 1
dikomunikasikan
dan
memberikan
pembelajaran
kolaboratif
tanggapan
dan
saran
kepada
SMK Negeri 6 Surakarta berdampak
kelompok
yang
maju
apabila
positif. Hal ini ditunjukkan dengan
jawaban
yang
disampaikan
peran aktif siswa di dalam kelas saat
kelompok yang di depan kurang atau
proses pembelajaran menggunakan
tidak
Model
model pembelajaran pembelajaran
disertai
kolaboratif disertai strategi quantum
strategi quantum teaching dalam
teaching untuk meningkatkan hasil
pelaksanaannya
belajar.
memuaskan.
pembelajaran
kolaboratif
sesuai
dengan
Hasil
pengamatan
yang
Kurikulum 2013 dengan Pendekatan
dilakukan pada saat kegiatan belajar
Saintifik (Scientific Appoach). Pada
mengajar dengan menerapkan model
pendekatan ini siswa diharuskan
pembelajaran
untuk melakukan 5 kegiatan atau 5M
strategi quantum teaching adalah
yaitu
sebagai
Mengamati,
Mengeksplorasi,
Menanya,
kolaboratif
berikut:
disertai
(1)Model
Mengasosiasi,
pembelajaran yang diterapkan guru
Mengkomunikasikan.Dalam kegiatan
dalam kegiatan belajar mengajar di
tersebut menuntut siswa untuk benar-
kelas menjadikan suasana belajar
benar aktif dalam pembelajaran,
siswa lebih kondusif dan guru tidak
lagi mendominasi dalam kegiatan
dalam berpendapat dalam proses
pembelajaran.
pembelajaran
Pada
saat
guru
tersebut
membuat
menjelaskan materi pelajaran terlihat
siswa lebih aktif dan lebih berani
siswa aktif berinteraksi dengan guru.
untuk
Siswa lebih terlibat aktif dalam
meningkatkan
proses pembelajaran baik diskusi
kelompok.
maupun
SIMPULAN DAN SARAN
presentasi,
permasalahan
memecahkan
secara
kolaboratif
menganalisa,
dan
serta
kerjasama
dalam
Simpulan
Berdasarkan
melakukan observasi, mengajukan
pertanyaan,
berpendapat
pembahasan
analisis
penelitian,
dan
dapat
menyampaikan hasil diskusi didepan
disimpulkan bahwa penerapan model
kelas.
pembelajaran
(2)Kegiatan
pembelajaran
kolaboratif
disertai
quantum teaching
yang lebih variatif dari sebelumnya
strategi
membuat
lebih
meningkatkan hasil belajar mata
menyenangkan, dan strategi quantum
pelajaran Strategi Pemasaran pada
teaching dengan sintaks TANDUR
siswa kelas X PM 1 SMK Negeri 6
yang
Surakarta tahun ajaran 2015/2016.
suasana
digunakan
belajar
dalam
proses
pembelajaran membuat siswa merasa
Ketuntasan
hasil
bersemangat. Hal ini terlihat dari
pratindakan
terdapat
antusias dan semangat siswa dalam
dengan
proses pembelajaran karena setiap
jumlah keseluruhan siswa. Hasil
usaha yang dilakukan oleh siswa
belajar siswa mengalami peningkatan
guru memberikan apresiasi pada
pada setiap siklusnya, hal ini dapat
tahap Rayakan berupa penghargaan,
ditunjukkan
pujian
tangan.
penilaian yang meliputi penilaian
(3)Penerapan model pembelajaran
kinerja, penilaian sikap, penilaian
kolaboratif disertai strategi quantum
portofolio dan penilaian tertulis.
teaching dapat meningkatkan hasil
Pada siklus I presentase ketuntasan
belajar siswa. Memanfaatkan setiap
siswa belum mencapai target yang
potensi
siswa
direncanakan karena siswa yang
memberikan kebebasan kepada siswa
tuntas hanya 70% dari 30 siswa.
dan
yang
tepuk
dimiliki
persentase
pada
belajar
dapat
14
46,67%
setiap
pada
siswa
dari
aspek
Pada siklus II rata-rata hasil belajar
mengembangkan
siswa mengalami peningkatan karena
pembelajaran
26 dari 30 siswa siswa sudah tuntas
inovatif
hasil belajar atau sebesar 86,67% dan
meningkatkan kualitas pembelajaran.
telah
yang
(c)
hasil
fasilitas pembelajaran seperti buku-
penelitian yang dilaksanakan selama
buku pelajaran dan sumber acuan
dua siklus maka dapat disimpulkan
yang relevan serta mempermudah
bahwa
akses
mencapai
direncanakan.
target
Berdasarkan
penerapan
pembelajaran
model
kolaboratif
disertai
quantum teaching
strategi
dapat
model
yang
kreatif
sehingga
Sekolah
dapat
dan
dapat
menyediakan
internet
sehingga
mempermudah
siswa
untuk
memperoleh
informasi
dan
meningkatkan hasil belajar siswa
pendukung
pada
Strategi
2)Kepada
Guru:
Pemasaran kelas X PM 1 SMK
hendaknya
menerapkan
model
Negeri 6 Surakarta tahun ajaran
pembelajaran
kolaboratif
disertai
2015/2016.
strategi quantum teaching dikaitkan
Saran
dengan media dan modul yang dapat
mata
pelajaran
Berdasarkan simpulan dan
menunjang
sumber
belajar.
(a)
kebutuhan
Guru
siswa
implikasi di atas, maka peneliti
sehingga dapat meningkatkan hasil
memberikan saran sebagai berikut:
belajar pada mata pelajaran Strategi
1)Kepada Sekolah: (a) Perlu adanya
Pemasaran. (b) Guru hendaknya
pelatihan dan seminar pembelajaran
memberikan motivasi dan minat
kolaboratif disertai strategi quantum
untuk
teaching yang berkelanjutan kepada
belajar
guru, agar guru dapat menguasai dan
menciptakan suasana pembelajaran
menerapkannya di dalam kelas. (b)
yang menyenangkan menggunakan
Sekolah
memberikan
berbagai alat bantu termasuk alat
sosialisasi dan pelatihan kepada guru
peraga berupa contoh produk secara
mengenai
model
nyata, memberikan nyanyian dan
pembelajaran yang sesuai dengan
iringan musik sebagai selingan, serta
kurikulum
memanfaatkan lingkungan sebagai
dapat
penerapan
yang
berlaku,
membangkitkan
siswa
semangat
dengan
cara
sumber belajar. (c) Guru hendaknya
pengetahuan,
mampu menerapkan model-model
keterampilan mengenai
pembelajaran yang sesuai dengan
yang terkait dengan penerapan model
karakteristik
dan
kolaboratif disertai strategi quantum
permasalahan yang ada di kelas
teaching dalam proses pembelajaran,
secara kontinu. 3)Kepada Siswa: (a)
serta dapat digunakan sebagai acuan
Hendaknya siswa dapat merespon
untuk penelitian selanjutnya.
dengan
sesuai
baik
terhadap
wawasan
DAFTAR PUSTAKA
guru, khususnya pada mata pelajaran
Aqib,
pemasaran
menerapkan
model
dengan
pembelajaran
kolaboratif disertai strategi quantum
teaching
sehingga
dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. (b)
Siswa
hendaknya
tidak
hanya
mengandalkan penjelasan dari guru
tetapi
juga
harus
mengembangkan
berusaha
pengetahuannya
sendiri melalui perolehan informasi
dari berbagai sumber sehingga siswa
akan lebih menguasai konsep yang
diajarkan.
(c)
Siswa
mengembangkan
dalam
tim,
hendaknya
membentuk
menyampaikan
pendapat atau menanggapi pendapat
dari
siswa
pembelajaran
aktif.
lain
sehingga
berlangsung
4)Kepada
Z. (2013). Model-Model,
Media,
dan
Strategi
Pembelajaran Konstektual.
Bandung : Yrama Widya.
Barkley, F. & Elizabeth. (2007).
Collaborative
Learning
Techniques. Jossey-Bass. A
Wiley Imprint.
DePorter, B., Reardon, M. & Nourie,
S.S.
(2010).
Quantum
Teaching,
Mempraktekkan
Quantum Learning di Ruang
Kelas. Bandung: Kaifa.
Daryanto.
(2013).
Media
Pembelajatran: Peranannya
Sangat
Penting
dalam
Mencapai
Tujuan
Pembelajaran. Yogyakarta:
Gava Media.
kemampuannya
berdiskusi,
kerjasama
penelitian
proses
pembelajaran yang diberikan oleh
strategi
serta
Peneliti
lebih
Lain:
Hendaknya peneliti dapat menambah
Hosnan. (2014). Pendekatan Saintifik
Dan Kontekstual Dalam
Pembelajaran
Abad
21.
Jakarta: Ghalia Indonesia
Purwanti, I.T. (2011). Pelaksanaan
model quantum teaching
dengan study group untuk
peningkatan sikap percaya
diri siswa dan prestasi belajar
fisika kelas X TKK SMK
negeri 2 Sragen jurusan
teknik
kontruksi
kayu
kabupaten Sragen. Jurnal
Penelitian Tindakan Kelas,
1(1), 25-36.
Majid,
A.
(2013).
Strategi
Pembelajaran.
Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Margowati, D. (2009). Penerapan
model
pembelajaran
kolaboratif disertai strategi
quantum teaching dalam
meningkatkan hasil belajar
biologi. Jurnal Pendidikan
Biologi. 2 (2) : 85-91.
Mulyasa. (2011). Praktik Penelitian
Tindakan Kelas. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Sardiman, A.M. (2011). Interaksi
dan
Motivasi
Belajar
Mengajar. Jakarta: Rajawali
Press.
Simarnata,
R.R.
(2014).
Implementasi
Model
Pembelajaran
Quantum
Teaching Dalam Peningkatan
Hasil Belajar Fisika Materi
Pokok Fluida Di Kelas Xi
Ipa-3
Sma
Negeri
1
Hamparan Perak. Jurnal
Penelitian Tindakan Kelas,
(6) 2, 26-33.
Slameto. (2010). Belajar Dan
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Sunarti. & Rahmawati, S. (2014).
Penilaian Dalam Kurikulum
2013. Yogyakarta: Andi
Offset.
Sumadayo, S. (2013). Penelitian
Tindakan Kelas. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Suryabrata, S. (2014). Psikologi
Pendidikan. Jakarta : PT
Raya Grafindo Persada.
Suryani, N. (2013). Improvement of
students’ history learning
competence
through
Quantum teaching model at
senior high school
in
karanganyar Regency, solo,
central
java
province,
Indonesia. Jurnal Pendidikan
Pasca Sarjana, 4 (14), 1-14.
Suwandi, S. (2009). Model Assesmen
dalam Pembelajaran. Panitia
Sertifikasi Guru Rayon 12
FKIP UNS Surakarta.
Todd, R. J. & Dadlani, P. T. (2013).
Collaborative Inquiry In
Digital
Information
Environments:
Cognitive,
Personal And Interpersonal
Dynamics. In A. Elkins, J.H.
Kang, & M.A. Mardis (Eds.),
Enhancing Students’ Life
Skills
Through
School
Libraries. Proceedings of the
42nd Annual International
Conference Incorporating the
17th International Forum On
Research
in
School
Librarianship August 26-30,
2013 – Bali, Indonesia, pp. 524.
Widoyoko, E.P. (2014). Penilaian
Hasil
Pembelajaran
Di
Sekolah.Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DA}I KEBT]DAYAAI\I
UNTYERSITAS SEBELAS MARET
X'AKULTAS KEGURUAII DAIT ILMU PENDIDIKAI\I
PEI\DIDIKAII TATA NIAGA
Jl.
k. SutamiNo 36A Surakarta 57l26Telp.lFax (0271) 648939,669124
Website:
LEMBAR PERSETUJUAI\ PUBLIKASI ARTIKEL ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan batrwa artikel ilmiah dengan judul
:
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF DISERTAI STRATEGI
QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS
X PM 1 SMK NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN AJARAN 20152016
Ditulis oleh:
TitinNurfiatin
Nama
:
NIM
:K7412173
Jurusan/ Prodi/
BKK
: P.IPS/Ekonomi
Telah direview dan layak untuk dipublikasikan di jurnal online Pendidikan Ekonomi
Mohon dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya dan terima kasih.
Surakarta" Agustus 2016
Pembimbing II
Drs. Sunarto, M.M
NrP. I 9540806 I 98003 I 002
Sudarno, S.Pd, M.Pd
NrP. I 968 l 1251994031002
STRATEGI QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA KELAS X PM 1 SMK NEGERI 6 SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2015/2016
Titin Nurfiatin, Sunarto, Sudarno
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Email: titinnurfiatin21@gmail.com
Abstract
The purpose of this research is to improve learning outcomes Marketing
Strategies students of class X Marketing 1 SMK Negeri 6 Surakarta 2015/2016
academic year through a collaborative learning model with quantum teaching
strategies. This research is a classroom action research (CAR). The subject of the
research is the students at class X Marketing 1 SMK N 6 Surakarta totaling 30
students. The techniques of collecting the data are through observation, interview
and documentations. The data validity used to the sources of trianggulation
technique. The data analysis technique used quantitative data analysis, qualitative
and comparative descriptive analysis. Based on the analysis a significant
improvement of learning outcomes from the result pre-cycle learning to the first
cycle to the second cycle. It can be seen at the end of the learning outcomes of
students the percentage of completeness 46.67% or 14 students. In the first cycle
learning outcomes of students increased by 70% or 21 students. Then on the
second cycle increased again at the end of the students' learning outcomes be
86.67% or 26 students. The conclusion of the research through a model of
collaborative learning with strategies quantum teaching to improve learning
outcomes Marketing Strategy subject matter in class X Marketing 1 at state
Vocational High School 6 Surakarta in academic year 2015/2016.
Keywords: collaborative learning, quantum teaching, learning outcomes
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar Strategi Pemasaran
siswa kelas X PM 1 SMK Negeri 6 Surakarta tahun ajaran 2015/2016 melalui
model pembelajaran kolaboratif disertai strategi quantum teaching. Penelitian ini
merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Subyek penelitian adalah siswa kelas
X PM 1 SMK N 6 Surakarta yang berjumlah 30 siswa. Teknik pengumpulan data
adalah observasi, wawancara, dokumentasi dan tes. Validitas data dengan teknik
triangulasi sumber. Teknik analisis data dengan analisis data kuantitatif, kualitatif
dan deskriptif komparatif. Berdasarkan hasil analisis terjadi peningkatan yang
signifikan dari hasil pembelajaran prasiklus ke siklus I menuju siklus II. Hal ini
dapat dilihat pada hasil belajar akhir siswa persentase ketuntasan 46,67% atau 14
siswa. Pada siklus I persentase hasil belajar akhir siswa meningkat 70% atau 21
siswa. Kemudian pada siklus II terjadi peningkatan lagi pada hasil belajar akhir
siswa menjadi 86,67% atau 26 siswa. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa
melalui model pembelajaran kolaboratif disertai strategi quantum teaching dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Strategi Pemasaran kelas X
PM 1 SMK Negeri 6 Surakarta.
Kata kunci: pembelajaran kolaboratif, quantum teaching, hasil belajar
Berdasarkan observasi awal
PENDAHULUAN
dan wawancara yang dilakukan pada
Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan faktor
hari Jumat tanggal 18 Maret 2016 di
utama dalam pembentukkan pribadi
SMK Negeri 6 Surakarta kelas X PM
manusia dalam
1 pada mata pelajaran Strategi
perubahan
rangka menyikapi
global
yang
mempengaruhi
tata
bermasyarakat,
berbangsa
akan
kehidupan
Pemasaran
menunjukkan
bahwa,
kegiatan
pembelajaran
belum
dan
berjalan secara optimal. Hal ini
bernegara. Proses pembelajaran di
tampak pada proses pembelajaran
sekolah
kurang
yang terdapat beberapa kelemahan,
siswa.
terlihat kegiatan belum berorientasi
Guru masih menggunakan model
pada pembelajaran yang aktif, efektif
pembelajaran yang kurang bervariatif
dan bermakna, rendahnya perhatian
dengan Teacher Center Learning
siswa saat guru memberikan materi,
tanpa
terlihat
dewasa
meningkatkan
ini
kreativitas
melibatkan
siswa
untuk
siswa
merasa
berperan aktif dalam pembelajaran
mendengarkan
sehingga suasana belajar kurang
banyak mengerjakan pekerjaan lain
kondusif.
dibandingkan memperhatikan guru.
Untuk
mengoptimalkan
materi
dan
bosan
lebih
diperlukan
Hasil wawancara peneliti dengan
model pembelajaran yang sesuai.
guru menunjukkan masih sulitnya
Pemilihan model pembelajaran harus
menemukan
disesuaikan
yang
pembelajaran,
maka
dengan
karakteristik
siswa, materi, kondisi, serta tujuan
pendidikan yang hendak dicapai.
tepat
model
dan
penyampaian materi.
pembelajaran
efektif
bagi
Observasi
dilakukan
kelas
peneliti
yang
menunjukkan
suasana kelas yang kurang dinamis.
Pemasaran.
ceramah
sambil
sesekali
ini
ditunjukkan
kurangnya keterlibatan siswa dalam
interaksinya dengan guru.
Model pembelajaran yang dipakai
guru
Hal
Permasalahan
lain
yang
terdapat di kelas X PM 1 adalah
memberikan pertanyaan pada siswa,
kesenjangan
namun siswa juga kurang tanggap
siswa yang berkemampuan akademik
terhadap stimulus guru. Kemudian
tinggi dengan siswa berkemampuan
pengamatan
akademik
lebih lanjut diketahui
hasil
rendah.
belajar
Siswa
yang
bahwa hasil belajar siswa kelas X
berkemampuan
PM 1 pada mata pelajaran Strategi
menyeimbangakan
Pemasaran belum maksimal, masih
atau sejajar jika mereka dibantu oleh
terdapat nilai yang di bawah nilai
tutorial teman sebaya. Hasil belajar
Kriteria
Minimum
siswa tidak semata-mata ditentukan
(KKM) yang ada di SMK Negeri 6
oleh bakat seseorang. Ada beberapa
Surakarta yaitu 75. Nilai pratindakan
faktor yang mempoengaruhi salah
siswa dengan presentase tingkat
satunya adalah alokasi waktu belajar.
keberhasilan 46,67% dari 30 siswa
Siswa
dan 53, 33% masih di bawah KKM.
akademik
Permasalahan-permasalahan
yang
waktu belajar yang lebih singkat
terjadi di SMK Negeri 6 Surakarta
untuk menguasai materi pelajaran
dapat dikemukakan sebagai berikut:
dibandingkan dengan siswa yang
(1) Guru masih mendominasi dalam
berkemampuan
kegiatan belajar mengajar, keaktifan
Sementara sekolah mengalokasikan
siswa yang rendah berdampak pada
waktu belajar yang sama bagi semua
ketuntasan hasil belajar siswa yang
siswa, akibatnya terjadi kesenjangan
kurang
Model
hasil belajar antara siswa yang
pembelajaran yang digunakan guru
berkemampuan tinggi dan rendah.
kurang menarik dan bervariatif. (3)
Model pembelajaran yang diterapkan
Rendahnya aktivitas belajar siswa
harus sesuai dengan permasalahan
terhadap
dan karakteristik siswa. Penerapan
Ketuntasan
optimal.
pelajaran
(2)
Strategi
akademik
antara
yang
rendah
kemampuannya
berkemampuan
tinggi
membutuhkan
akademik
rendah.
model
pembelajaran
kolaboratif
pembelajaran
agar
disertai strategi quantum teaching
ketidakseimbangan.
memiliki karakter menuntut siswa
Berdasarkan
tidak
terjadi
pada
latar
saling belajar melalui diskusi dan
belakang permasalahan tersebut di
dialog,
atas,
sehingga
memberdayakan
peneliti
tertarik
potensi, meningkatkan penguasaan
melakukan
kompetensi siswa dengan demikian
pendidikan yang berkaitan dengan
memperkecil
pelaksanaan pembelajaran dengan
kesenjangan
hasil
penelitian
di
untuk
belajar antara siswa berkemampuan
judul
akademik
Pembelajaran Kolaboratif Disertai
tinggi
dan
siswa
“Penerapan
bidang
Model
Strategi Quantum Teaching Untuk
berkemampuan akademik rendah.
Solusi yang dapat dilakukan
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
untuk mengatasi masalah yang telah
Kelas X PM 1 SMK Negeri 6
teridentifikasi di kelas X PM 1 SMK
Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016”
Negeri 6 Surakarta adalah dengan
Tujuan Penelitian
menggunakan model pembelajaran
Tujuan dalam penelitian ini
yang baik sesuai dengan tujuan yang
dapat dirumuskan sebagai berikut:
dapat membangkitkan ketertarikan
untuk mengetahui apakah penerapan
siswa untuk belajar, keaktifan siswa
model
dalam proses pembelajaran, dan
disertai strategi Quantum Teaching
meningkatkan hasil belajar siswa.
dapat meningkatkan hasil belajar
Alternatif
siswa SMK Negeri 6 Surakarta
yang dapat digunakan
pembelajaran
kolaboratif
adalah melalui Model pembelajaran
Tahun Ajaran 2015/2016.
kolaboratif disertai strategi quantum
Kajian Pustaka
teaching. Strategi quantum teaching
Belajar dan Pembelajaran
merancang sistem pembelajaran yang
dapat
menggairahkan
dan
Slameto
mendefinisikan
(2010:
bahwa
2)
“Belajar
menciptakan lingkungan yang jauh
sebagai proses usaha yang dilakukan
lebih
serta
seseorang untuk memperoleh suatu
proses
perubahan tingkah laku yang baru
baik
mendukung
bagi
siswa
dalam
secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya
dalam
aktivitas belajar”. Sistem pendidikan
lingkungannya”.
nasional terdapat rumusan tujuan
Abdul, M. (2013: 4) mengemukakan
pendidikan, baik tujuan kurikuler
maksud
“Pembelajaran
maupun
proses
menggunakan
interaksi
sendiri
dengan
dari
merupakan
suatu
dilakukan
individu
memperoleh
suatu
perilaku
yang
keseluruhan,
yang
instraksional,
klasifikasi
hasil
untuk
belajar dari Bloom yang secara garis
perubahan
besar membaginya dalam 3 ranah
baru
sebagai
tujuan
secara
kognitif
(pengetahuan),
dari
psikomotorik (keterampilan), afektif
pengalam individu sebdiri dalam
(sikap). Hasil belajar dipengaruhi
interaksi dengan lingkungannya”.
oleh dua faktor utama yaitu faktor
Belajar
merupakan
dan
dua
hasil
yaitu
pembelajaran
dari dalam diri siswa dan faktor yang
kata
datang dari luar diri siswa atau faktor
yang
menunjukkan dua peristiwa yang
lingkungan.
saling
merupakan faktor dari dalam diri
berbeda
namun
saling
Faktor
internal
berkaitan erat bahkan tidak dapat
siswa
dipisahkan satu dengan lainnya.
kemampuan yang dimiliki siswa
Belajar
yang
yaitu: faktor jasmani dan rohani.
sebagai
faktor eksternal merupakan faktor
sedangkan
dari luar diri siswa yaitu: lingkungan
menunjukkan
dilakukan
oleh
penerima
pelajaran,
pembelajaran
kegiatan
apa
siswa
menunjukkan
yang
dilakukan
terutama
menyangkut
pada
sosial, keluarga, sekolah dan teman
guru
sebaya.
sebagai pengajar.
Teknik Penilaian Hasil Belajar
Hasil Belajar
Dalam proses pembelajaran
Hasil belajar digunakan guru
diperlukan suatu penilaian sebagai
untuk dijadikan ukuran atau kriteria
tolak
dalam
seberapa jauh kemampuan
mencapai
tujuan
ukur
untuk
mengetahui
yang
pembelajaran. Menurut Anni (2007:
dimiliki
5)
merupakan
pembelajaran berlangsung. Menurut
perubahan perilaku yang diperoleh
Widoyoko (2014: 89) menyatakan
pembelajar
bahwa “teknik penilaian adalah cara
“hasil
belajar
setelah
mengalami
siswa
setelah
proses
yang digunakan oleh guru/ penilai
mengacu pada Permendikbud No.66
untuk mengumpulkan data hasil
tahun 2013 tentang standar penilaian
belajar siswa”. Sedangkan instrumen
pendidikan, yaitu penilaian autentik.
penilaian adalah alat yang digunakan
Menurut
Sunarti
(2014:3)
dan
oleh guru/ penilai untuk mengukur
Rahmawati
menyatakan
hasil belajar siswa agar pekerjaannya
bahwa “penilaian autentik adalah
lebih baik. Teknik penilaian hasil
penilaian
belajar dalam penelitian ini yaitu
komprehensif
menggunakan
yang dilakukan secara
untuk
menilai
masukan,
proses,
hasil
dengan tes, penilaian sikap, penilaian
pembelajaran”.
Penilaian
kinerja dan penilaian portofolio.
pada
pengetahuan,
Penilaian kurikulum 2013
keterampilan
teknik
penilaian
Kurikulum 2013 memadukan
sikap,
dan
sikap,
penilaian
dan
dan
proporsional
sesuai dengan karakteristik siawa
tiga konsep yang menyeimbangkan
pengetahuan,
secara
autentik
jenjang
pendidikan.
hasil
belajar
Teknik
dalam
keterampilan. Melalui konsep itu,
penelitian ini yaitu menggunakan
keseimbangan antara hardskill dan
teknik
softskill
penilaian sikap, penilaian
dimulai
kompetensi
lulusan,
dari
standar
standar
isi,
standar proses, dan standar penilaian
penilaian
dengan
tes,
kinerja
dan penilaian portofolio.
Model Pembelajaran Kolaboratif
dapat diwujudkan. Kurikulum 2013
Barkley
(2007:
4)
menekankan pada dimensi pedagogik
menyatakan
bahwa
modern dalam pembelajaran, yaitu
”Mengkolaborasikan
adalah
menggunakan
pendekatan
mengerjakan sesuatu dengan pihak
Pendekatan
ilmiah
appoach)
dalam
ilmiah.
(scientific
pembelajaran
lain”.
Dalam
kolaboratif
pembelajaran
siswa
belajar
sebagaimana
dimaksud
meliputi
berpasangan
mengamati,
menanya,
menalar,
kelompok kecil dalam mencapai
atau
mencoba, dan membentuk jaringan
tujuan.
Mereka
untuk semua mata pelajaran. Standar
kelompok
belajar,
penilaian pendidikan kurikulum 2013
sendiri.
membentuk
membentuk
tidak
belajar
Siswa
secara
kolaboratif
interaksi ini mencakup unsur-unsur
bekerja sama membentuk kelompok-
untuk
kelompok kecil untuk menyelesaikan
mempengaruhi kesuksesan siswa.
permasalahan
tanggung
Asas utama Quantum Teaching yang
jawab masing-masing baik secara
mempergunakan strategi TANDUR
individu
(Tanamkan,
dengan
maupun
sosial.
Setiap
belajar
efektif
Alami,
yang
Namai,
anggota kelompok harus bekerja
Demonstrasikan, Ulangi, Rayakan)
sama secara aktif untuk meraih
bersandar pada konsep “Bawalah
tujuan yang telah ditentukan. Semua
dunia mereka ke dunia kita dan
anggota harus memiliki kontribusi
antarkan
dunia
kita
ke
yang setara baik saat mengerjakan
mereka”.
Guru
harus
memasuki
tugas, berdiskusi maupun presentasi.
pikiran dan keinginan siswa untuk
Ketika siswa bekerjasama dalam
memimpin,
belajar maka mereka akan lebih lama
memudahkan
bertahan dalam mencurahkan ide
menuju
serta
pengetahuan
motivasi.
Kolaboratif
dunia
menuntun,
perjalanan
kesadaran
yang
dan
mereka
dan
ilmu
lebih
luas.
memungkinkan antar anggota dalam
Caranya dengan mengaitkan apa
kelompok saling mendengarkan, dan
yang diajarkan guru dengan sebuah
mendapatkan banyak pendapat dari
peristiwa, pikiran, atau perasaan
sudut pandang berbeda-beda. Akan
yang
ada banyak pendapat, ide, problem
rumah, sosial, musik, seni, rekreasi,
dan solusi. Hal itu akan merangsang
atau akademis mereka.
pemahaman
Sintaks:
siswa
yang
lebih
mendalam.
Strategi
Quantum
(1)Guru
kehidupan
memberikan
materi proses perencanaan produk
baru yang berhubungan dengan
Teaching
Menurut Deporter (2010: 34)
pengubahan
dari
apersepsi, motivasi dan gambaran
Pembelajaran
“Quantum
diperoleh
Teaching
adalah
bermacam-macam
kehidupan
sehari-hari
menunjukkan
“apa
dengan
manfaatnya
bagiku (AMBAK)” (Tumbuhkan).
interaksi yang ada di dalam dan di
(2)Siswa
dibagi
ke
dalam
8
sekitar momen belajar”. Interaksi-
kelompok (tiap kelompok terdiri
dari 3-4 orang) dengan karakteristik
sebagaimana
yang
(Kolaboratif).
pembelajaran kolaboratif disertai
Mengamati. (3)Guru memaparkan
strategi Quantum Teaching, maka
contoh proses perencanaan produk
siswa
baru sebagai stimulasi kepada siswa
mempelajari
melalui media audio visual (Alami).
karena belajar strategi pemasaran itu
heterogen.
(4)Guru
Menanya.
mengajukan
dituntut
akan
merasa
Strategi
menyenangkan
dalam
mudah
Pemasaran,
pada
akhirnya
pertanyaan-pertanyaan kepada siswa
kemampuan belajar siswa akan
yang
persiapan
meningkatkan dan
Menalar.
Strategi Pemasaran akan mencapai
mengarah
pemecahan
pada
masalah.
hasil belajar
(5)Guru menyampaikan informasi
ketuntasan.
dan
Keterkaitan Model Pembelajaran
menjelaskan
perencanaan
materi
produk.
(6)Siswa
Mencoba.
proses
(Namai).
berdiskusi
mengolah data dan bekerjasama
Kolaboratif
Disertai
Quantum Teaching Dengan Hasil
Belajar
mengerjakan soal.
Salah
(7)Siswa
Mengkomunikasikan.
Strategi
satu
upaya
meningkatkan hasil belajar siswa
mempresentasikan hasil diskusi di
pada
depan kelas dan kelompok lain
Pemasaran disekolah, perlu adanya
menanggapi. (Demonstrasi).
penelitian yang sifatnya kreatif agar
(8)Guru
memilih
siswa
secara
mata
pembelajaran
pelajaran
Strategi
Strategi
Pemasaran
individual untuk mengulangi dan
lebih bisa dinikmati siswa dengan
mengecek
pemahaman
penuh semangat dan gairah, agar
(9)Guru
siswa lebih punya motivasi untuk
reward
(pujian,
lebih giat belajar. Dengan adanya
hadiah)
sebagai
pembelajaran yang bersifat kreatif
tingkat
siswa.
(Ulangi).
memberikan
penghargaan,
apresiasi atas usaha yang telah
dan
dilakukian
dituntut
saat
proses
menyenangkan
dalam
sebagaimana
pembelajaran
pembelajaran. (Rayakan). Dengan
kolaboratif disertai strategi Quantum
adanya pembelajaran yang bersifat
Teaching, maka siswa akan merasa
kreatif
mudah
dan
menyenangkan
mempelajari
Strategi
Pemasaran, karena belajar strategi
METODE
pemasaran itu menyenangkan pada
Tempat dan Waktu Penelitian
akhirnya kemampuan belajar siswa
Penelitian ini dilaksanakan di
akan meningkatkan dan hasil belajar
SMK Negeri 6 Surakarta yang
Strategi Pemasaran akan mencapai
beralamat di Jl. LU Adisucipto
ketuntasan.
No.38, Laweyan, Surakarta Telp.
Model
pembelajaran
kolaboratif disertai strategi Quantum
0271-726036,
Teaching
kerangka
Waktu penelitian dimulai dari bulan
TANDUR nya dapat menjadi faktor
Januari 2016 sampai bulan Juni
pendukung hasil belajar yang baik.
2016. Penelitian ini dilakukan dari
Dengan motivasi dan minat yang
tahap
besar dari siswa, rasa keingintahuan,
laporan hasil penelitian.
keikutsertakan siswa dalam mencari
Pendekatan Penelitian
suatu
dengan
konsep
mendemonstrasikannya,
kemudian
Kode
penyusunan
Penelitian
Pos
awal
ini
57143.
hingga
merupakan
maka
penelitian tindakan kelas dengan
pengetahuan yang diperoleh akan
menggunakan pendekatan kuantitatif
lebih mudah dipahami dan lebih
dan pendekatan kualitatif. Penelitian
lama diingat dan pada akhirnya dapat
tindakan kelas ini berfokus pada
meningkatkan hasil belajar siswa.
upaya untuk mengubah kondisi rill
Kerangka Pikir
sekarang ke arah kondisi yang
diharapkan.
Subjek Penelitian
Subjek
penelitian
adalah
siswa kelas X PM 1 SMK Negeri 6
Surakarta tahun ajaran 2015/2016
yang berjumlah 30 siswa. Objek
penelitian
ini
adalah
proses
pembelajaran menggunakan model
pembelajaran
kolaboratif
disertai
strategi Quantum Teaching dan hasil
belajar
siswa
setelah
penerapan
dilakukan dengan cara mengecek
model pembelajaran.
data yang diperoleh melalui beberapa
Data dan sumber data
sumber”. Peneliti membandingkan
Sumber data yang digunakan
hasil
penelitian
dengan
hasil
dalam penelitian ini adalah data
wawancara, observasi, dan hasil tes
primer dan data sekunder. Data
tiap siklus sehingga dapat diambil
primer merupakan data yang peroleh
kesimpulan mengenai aktivitas dan
langsung oleh peneliti tanpa melalui
peningkatan hasil belajar pelajaran
perantara seperti hasil wawancara,
desain produk pigura.
proses belajar mengajar dan hasil
Analisis Data
belajar. Data sekunder merupakan
Data penelitian ini dianalisis
sumber data yang diperoleh melalui
dengan menggunakan teknik analisis
media perantara baik melaui orang
data kualitatif dan analisis data
maupun
seperti
kuantitatif. Analisis data kuantitatif
silabus, RPP, dan administrasi guru
digunakan untuk mengolah hasil
lainnya.
belajar peserta didik yang diperoleh
Teknik Pengumpulan Data
dari tes formatif. Analisis kualitatif
sumber
Teknik
pustaka
pengumpulan
merupakan langkah
utama
dalam
data
yang paling
penelitian.
Teknik
berupa
catatan
lapangan
yang
disajikan secara rinci dan lengkap
selama
proses
penelitian
pengumpulan data yang digunakan
berlangsung.
Analisis
adalah metode observasi, metode
komparatif
dilakukan
wawancara, metode dokumentasi dan
membandingkan antara kondisi awal
tes.
sebelum
Uji Validitas Data
dengan hasil yang diperoleh pada pra
Dalam
pengujian
validitas
dilakukannya
deskriptif
dengan
tindakan
siklus, siklus I dan siklus II sehingga
atau keabsahan suatu data, peneliti
dapat
menggunakan uji triangulasi sumber.
sebelum dan sesudah dilakukannya
Menurut
tindakan.
Sugiyono
“Triangulasi
sumber
(2010:
373)
digunakan
untuk menguji kredibilitas data yang
dilihat
adanya
perbedaan
Indikator Kinerja Penelitian
Indikator
keberhasilan
HASIL PENELITIAN DAN
kinerja
atau
penelitian
adalah
PEMBAHASAN
Pratindakan
indikator ketercapaian hasil belajar
Kondisi awal di kelas X PM
peserta didik yang dapat dinyatakan
1
dalam bentuk persentase. Persentase
menunjukan bahwa hasil belajar
indikator target keberhasilan hasil
siswa dalam pembelajaran Strategi
belajar peserta didik adalah 75%
Pemasaran masih tergolong rendah.
sehingga tindakan yang diberikan
Kegiatan belajar belum optimal dan
dalam
dikatakan
pemanfaatan potensi siswa masih
berhasil apabila telah memenuhi
kurang. Siswa belum terbiasa untuk
indicator. Dihitung dari prosentase
bertanya
ketuntasan
diajarkan, siswa jarang menjawab
penelitian
ketuntasan
ini
siswa.
siswa
Prosentase
diperoleh
dari
SMK
Negeri
6
mengenai
Surakarta
materi
pertanyaan dari guru, Siswa juga
jumlah siswa yang mendapatkan
belum
nilai 75 ke atas dibagi dengan jumlah
kegiatan
pembelajaran
total siswa.
kegiatan
observasi,
Prosedur Penelitian
menganalisa,
Penelitian
penelitian
ini
kelas
optimal
kegiatan
dilibatkan
dalam
seperti
berdiskusi,
menyimpulkan
belajar
dan
cenderung
atau
pembelajaran berpusat pada guru.
classroom action research. Prosedur
berdasarkan data hasil pengamatan
dalam
beberapa
tindakan
merupakan
yang
penelitian
ini
terdapat
terdapat 14 siswa dengan persentase
siklus,
dan
menurut
46,67%
mencapai
Ketuntasan
Arikunto (2006: 29) setiap siklusnya
Kriteria Minimal, sedangkan
terdiri dari empat tahapan kegiatan
siswa dengan persentase 53,33 %
yaitu
dikatakan
perencanaan,
pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi.
belum
tuntas
16
karena
memperoleh nilai ≤ 75.
Siklus I
Hasil tes siswa pada siklus I
menunjukkan
belajar
dengan
ketuntasan
KKM
hasil
(Kriteria
Ketuntasan
Minimal
≥75)
yang
Perbandingan Antar Siklus
dicapai sebanyak 21 siswa dengan
persentase
70,00%.
mengindikasikan
proses
Hal
bahwa
dalam
pembelajaran
menerapkan
model
ini
dengan
pembelajaran
kolaboratif disertai strategi quantum
teaching
pada
siklus
I
belum
berhasil, karena perolehan nilai dari
keseluruhan siswa belum mencapai
indikator yang telah ditentukan.
Siklus II
Berdasarkan
Hasil tes siswa pada siklus II
menunjukkan
belajar
Gambar 1. Grafik Perbandingan
Hasil Belajar Siswa Antar Siklus
(Sumber: data primer yang diolah
peneliti, 2016)
ketuntasan
dengan
Ketuntasan
KKM
hasil
(Kriteria
Minimal=75)
gambar
1.
dapat
diketahui bahwa pada hasil belajar
siswa mengalami peningkatan pada
setiap siklusnya.
yang
dicapai sebanyak 26 siswa dengan
persentase
86,67%.
mengindikasikan
proses
Hal
bahwa
pembelajaran
menerapkan
model
ini
dalam
dengan
pembelajaran
kolaboratif disertai strategi quantum
teaching
pada siklus II sudah
berhasil, karena perolehan nilai dari
keseluruhan siswa sudah mencapai
Gambar 2. Grafik Perbandingan
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Antar Siklus (Sumber: data primer
yang diolah peneliti, 2016)
indikator ketercapaian sebesar 75%.
Berdasarkan gambar 2. dapat
diketahui bahwa terjadi peningkatan
ketuntasan hasil belajar siswa pada
pratindakan, siklus I dan siklus II.
Ketuntasan
hasil
belajar
pada
pratindakan
terdapat
14
siswa
Pembahasan
Peningkatan
dengan persentase 46,67%, 21 siswa
dengan persentase
70,00% pada
terjadi
pada
tiap
hasil
belajar
pelaksanaan
siklus I dan 26 siswa dengan
tindakan mulai dari pratindakan,
persentase 86,67% pada siklus II.
siklus I dan siklus II. Jumlah siswa
Peningkatan
siswa
yang mendapatkan nilai tuntas atau
setelah pelaksanaan siklus II sudah
memperoleh nilai ≥ 75 yaitu 14
mencapai
ketercapaian
siswa dengan persentase 46,67%
yaitu 75% dari siswa memperoleh
pada pratindakan, 21 siswa dengan
nilai ≥ 75.
persentase 70,00% pada siklus I dan
hasil
belajar
indikator
Pada saat siklus II siswa
26 siswa dengan persentase 86,67%
hasil
pada siklus II. Meskipun hasil belajar
mereka
pada siklus I terjadi peningkatan
mendapatkan pengalaman sehingga
mencapai 70,00%, namun capaian
materi dapat dikuasai dan dipahami.
tersebut belum mencapai target 75%
Pengalaman
siswa memperoleh nilai atau batas
mengalami
belajarnya,
mereka
dari
peningkatan
karena
tersebut
didapatkan
penerapan
model
KKM ≥ 75. Sehingga dilaksanakan
kolaboratif
disertai
tes berikutnya pada siklus II yang
strategi quantum teaching dengan
menghasilkan persentase ketuntasan
sintaks TANDUR. Selain itu, dengan
86,67%. Maka target yang ingin
pendekatan
teori
belajar
dicapai untuk hasil belajar telah
kontruktivisme
pada
Kurikulum
pembelajaran
ditetapkan
yaitu
75%
siswa
2013 terbukti bahwa pembelajaran
memeproleh nilai atau batas KKM ≥
kolaboratif disertai strategi quantum
75 terlampaui, yaitu 26 dari 30 siswa
teaching membantu siswa dalam
telah memperoleh nilai ≥ 75.
memahami materi pelajaran. Siswa
mampu mengkonstruksi pemahaman
materi berdasarkan pengetahuan dan
pengalaman belajar masing-masing
siswa.
siswa akan materi pelajaran yang
diberikan
oleh
guru
dengan
menggunakan metode ceramah dan
siswa kurang antusias dalam proses
pembelajaran. Model pembelajaran
kolaboratif disertai strategi quantum
Gambar 3. Grafik Hasil Belajar
Siswa (Sumber: data primer yang
diolah peneliti, 2016)
teaching dipilih untuk meningkatkan
hasil belajar siswa. Karena dalam
model
Berdasarkan
gambar
pembelajaran
kolaboratif
3.
disertai strategi quantum teaching
tersebut maka dapat terlihat adanya
siswa dituntut untuk dapat berfikir
peningkatan hasil belajar siswa serta
mandiri secara kolaboratif dengan
ketuntasan siswa antara sebelum dan
anggota kelompok masing-masing.
setelah
Diapadukan
penerapan
pembelajaran
kolaboratif
quantum
strategi
model
disertai
teaching.
quantum
strategi
teaching yang diterapkan dengan
Hal
sintaks
sebelum
Alami,
Namai,
dilakukan tindakan ketuntasan hasil
Ulangi
dan
belajar siswa memiliki presentase
pembelajarannya
sebesar
meningkat
menumbuhkan minat belajar dengan
setelah dilakukan tindakan pada
memberikan manfaat, menghadirkan
siklus
pengalaman yang dimiliki siswa,
tersebut
ditunjukan
46,67%,
I
lalu
menjadi
mengalami
77,27%
peningkatan
dan
kembali
TANDUR
memberikan
(Tanamkan,
Demonstrasikan,
Rayakan)
prosedur
adalah
konsep
guru
pemahaman
pada siklus II menjadi 86,67%. Nilai
siswa, mendemonstrasikan konsep
rata-rata hasil belajar siswa juga
sesuai
meningkat
pengulangan
dari
74,35
sebelum
pemahaman
konsep
siswa,
sebagai
diadakan tindakan menjadi 77,27
penguatan
pada siklus I dan meningkat lagi
jawab perayaan atas usaha yang
menjadi
dilakukan
81,22
Rendahnya
hasil
pada
siklus
belajar
disebabkan kurangya
II.
hafalan,
proses
sehingga
tanya
proses
siswa
pembelajaran menyenangkan. Model
pemahaman
ini menuntut siswa untuk berfikir
mengenai masalah atau pertanyaan
sehingga
yang
secara
sebanyak
mungkin
kolaboratif, dari permasalahan dan
mengenai
materi
pertanyaan
siswa
dibahas oleh guru dan mampu
membentuk kelompok belajar yang
memahami materi sebaik mungkin
berjumlah
yang
harus
diselesaikan
tersebut
3-4
siswa
setiap
kelompoknya yang dipilih secara
heterogen.
Kelompok
memecahkan
permasalahan
pertanyaan
yang
siswa
dapat
dapat
menggali
pengetahuan
yang
sedang
meningkatkan
hasil
belajar siswa.
harus
Berdasarkan
data
di
atas
atau
pratindakan, Siklus I dan Siklus II,
masing-masing
dapat diketahui bahwa penerapan
dapatkan kemudian dari hasil diskusi
model
tersebut
kepada
disertai strategi quantum teaching
teman-teman sekelas. Siswa lain
yang dilakukan pada mata pelajaran
mendengarkan
Strategi Pemasaran kelas X PM 1
dikomunikasikan
dan
memberikan
pembelajaran
kolaboratif
tanggapan
dan
saran
kepada
SMK Negeri 6 Surakarta berdampak
kelompok
yang
maju
apabila
positif. Hal ini ditunjukkan dengan
jawaban
yang
disampaikan
peran aktif siswa di dalam kelas saat
kelompok yang di depan kurang atau
proses pembelajaran menggunakan
tidak
Model
model pembelajaran pembelajaran
disertai
kolaboratif disertai strategi quantum
strategi quantum teaching dalam
teaching untuk meningkatkan hasil
pelaksanaannya
belajar.
memuaskan.
pembelajaran
kolaboratif
sesuai
dengan
Hasil
pengamatan
yang
Kurikulum 2013 dengan Pendekatan
dilakukan pada saat kegiatan belajar
Saintifik (Scientific Appoach). Pada
mengajar dengan menerapkan model
pendekatan ini siswa diharuskan
pembelajaran
untuk melakukan 5 kegiatan atau 5M
strategi quantum teaching adalah
yaitu
sebagai
Mengamati,
Mengeksplorasi,
Menanya,
kolaboratif
berikut:
disertai
(1)Model
Mengasosiasi,
pembelajaran yang diterapkan guru
Mengkomunikasikan.Dalam kegiatan
dalam kegiatan belajar mengajar di
tersebut menuntut siswa untuk benar-
kelas menjadikan suasana belajar
benar aktif dalam pembelajaran,
siswa lebih kondusif dan guru tidak
lagi mendominasi dalam kegiatan
dalam berpendapat dalam proses
pembelajaran.
pembelajaran
Pada
saat
guru
tersebut
membuat
menjelaskan materi pelajaran terlihat
siswa lebih aktif dan lebih berani
siswa aktif berinteraksi dengan guru.
untuk
Siswa lebih terlibat aktif dalam
meningkatkan
proses pembelajaran baik diskusi
kelompok.
maupun
SIMPULAN DAN SARAN
presentasi,
permasalahan
memecahkan
secara
kolaboratif
menganalisa,
dan
serta
kerjasama
dalam
Simpulan
Berdasarkan
melakukan observasi, mengajukan
pertanyaan,
berpendapat
pembahasan
analisis
penelitian,
dan
dapat
menyampaikan hasil diskusi didepan
disimpulkan bahwa penerapan model
kelas.
pembelajaran
(2)Kegiatan
pembelajaran
kolaboratif
disertai
quantum teaching
yang lebih variatif dari sebelumnya
strategi
membuat
lebih
meningkatkan hasil belajar mata
menyenangkan, dan strategi quantum
pelajaran Strategi Pemasaran pada
teaching dengan sintaks TANDUR
siswa kelas X PM 1 SMK Negeri 6
yang
Surakarta tahun ajaran 2015/2016.
suasana
digunakan
belajar
dalam
proses
pembelajaran membuat siswa merasa
Ketuntasan
hasil
bersemangat. Hal ini terlihat dari
pratindakan
terdapat
antusias dan semangat siswa dalam
dengan
proses pembelajaran karena setiap
jumlah keseluruhan siswa. Hasil
usaha yang dilakukan oleh siswa
belajar siswa mengalami peningkatan
guru memberikan apresiasi pada
pada setiap siklusnya, hal ini dapat
tahap Rayakan berupa penghargaan,
ditunjukkan
pujian
tangan.
penilaian yang meliputi penilaian
(3)Penerapan model pembelajaran
kinerja, penilaian sikap, penilaian
kolaboratif disertai strategi quantum
portofolio dan penilaian tertulis.
teaching dapat meningkatkan hasil
Pada siklus I presentase ketuntasan
belajar siswa. Memanfaatkan setiap
siswa belum mencapai target yang
potensi
siswa
direncanakan karena siswa yang
memberikan kebebasan kepada siswa
tuntas hanya 70% dari 30 siswa.
dan
yang
tepuk
dimiliki
persentase
pada
belajar
dapat
14
46,67%
setiap
pada
siswa
dari
aspek
Pada siklus II rata-rata hasil belajar
mengembangkan
siswa mengalami peningkatan karena
pembelajaran
26 dari 30 siswa siswa sudah tuntas
inovatif
hasil belajar atau sebesar 86,67% dan
meningkatkan kualitas pembelajaran.
telah
yang
(c)
hasil
fasilitas pembelajaran seperti buku-
penelitian yang dilaksanakan selama
buku pelajaran dan sumber acuan
dua siklus maka dapat disimpulkan
yang relevan serta mempermudah
bahwa
akses
mencapai
direncanakan.
target
Berdasarkan
penerapan
pembelajaran
model
kolaboratif
disertai
quantum teaching
strategi
dapat
model
yang
kreatif
sehingga
Sekolah
dapat
dan
dapat
menyediakan
internet
sehingga
mempermudah
siswa
untuk
memperoleh
informasi
dan
meningkatkan hasil belajar siswa
pendukung
pada
Strategi
2)Kepada
Guru:
Pemasaran kelas X PM 1 SMK
hendaknya
menerapkan
model
Negeri 6 Surakarta tahun ajaran
pembelajaran
kolaboratif
disertai
2015/2016.
strategi quantum teaching dikaitkan
Saran
dengan media dan modul yang dapat
mata
pelajaran
Berdasarkan simpulan dan
menunjang
sumber
belajar.
(a)
kebutuhan
Guru
siswa
implikasi di atas, maka peneliti
sehingga dapat meningkatkan hasil
memberikan saran sebagai berikut:
belajar pada mata pelajaran Strategi
1)Kepada Sekolah: (a) Perlu adanya
Pemasaran. (b) Guru hendaknya
pelatihan dan seminar pembelajaran
memberikan motivasi dan minat
kolaboratif disertai strategi quantum
untuk
teaching yang berkelanjutan kepada
belajar
guru, agar guru dapat menguasai dan
menciptakan suasana pembelajaran
menerapkannya di dalam kelas. (b)
yang menyenangkan menggunakan
Sekolah
memberikan
berbagai alat bantu termasuk alat
sosialisasi dan pelatihan kepada guru
peraga berupa contoh produk secara
mengenai
model
nyata, memberikan nyanyian dan
pembelajaran yang sesuai dengan
iringan musik sebagai selingan, serta
kurikulum
memanfaatkan lingkungan sebagai
dapat
penerapan
yang
berlaku,
membangkitkan
siswa
semangat
dengan
cara
sumber belajar. (c) Guru hendaknya
pengetahuan,
mampu menerapkan model-model
keterampilan mengenai
pembelajaran yang sesuai dengan
yang terkait dengan penerapan model
karakteristik
dan
kolaboratif disertai strategi quantum
permasalahan yang ada di kelas
teaching dalam proses pembelajaran,
secara kontinu. 3)Kepada Siswa: (a)
serta dapat digunakan sebagai acuan
Hendaknya siswa dapat merespon
untuk penelitian selanjutnya.
dengan
sesuai
baik
terhadap
wawasan
DAFTAR PUSTAKA
guru, khususnya pada mata pelajaran
Aqib,
pemasaran
menerapkan
model
dengan
pembelajaran
kolaboratif disertai strategi quantum
teaching
sehingga
dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. (b)
Siswa
hendaknya
tidak
hanya
mengandalkan penjelasan dari guru
tetapi
juga
harus
mengembangkan
berusaha
pengetahuannya
sendiri melalui perolehan informasi
dari berbagai sumber sehingga siswa
akan lebih menguasai konsep yang
diajarkan.
(c)
Siswa
mengembangkan
dalam
tim,
hendaknya
membentuk
menyampaikan
pendapat atau menanggapi pendapat
dari
siswa
pembelajaran
aktif.
lain
sehingga
berlangsung
4)Kepada
Z. (2013). Model-Model,
Media,
dan
Strategi
Pembelajaran Konstektual.
Bandung : Yrama Widya.
Barkley, F. & Elizabeth. (2007).
Collaborative
Learning
Techniques. Jossey-Bass. A
Wiley Imprint.
DePorter, B., Reardon, M. & Nourie,
S.S.
(2010).
Quantum
Teaching,
Mempraktekkan
Quantum Learning di Ruang
Kelas. Bandung: Kaifa.
Daryanto.
(2013).
Media
Pembelajatran: Peranannya
Sangat
Penting
dalam
Mencapai
Tujuan
Pembelajaran. Yogyakarta:
Gava Media.
kemampuannya
berdiskusi,
kerjasama
penelitian
proses
pembelajaran yang diberikan oleh
strategi
serta
Peneliti
lebih
Lain:
Hendaknya peneliti dapat menambah
Hosnan. (2014). Pendekatan Saintifik
Dan Kontekstual Dalam
Pembelajaran
Abad
21.
Jakarta: Ghalia Indonesia
Purwanti, I.T. (2011). Pelaksanaan
model quantum teaching
dengan study group untuk
peningkatan sikap percaya
diri siswa dan prestasi belajar
fisika kelas X TKK SMK
negeri 2 Sragen jurusan
teknik
kontruksi
kayu
kabupaten Sragen. Jurnal
Penelitian Tindakan Kelas,
1(1), 25-36.
Majid,
A.
(2013).
Strategi
Pembelajaran.
Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Margowati, D. (2009). Penerapan
model
pembelajaran
kolaboratif disertai strategi
quantum teaching dalam
meningkatkan hasil belajar
biologi. Jurnal Pendidikan
Biologi. 2 (2) : 85-91.
Mulyasa. (2011). Praktik Penelitian
Tindakan Kelas. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Sardiman, A.M. (2011). Interaksi
dan
Motivasi
Belajar
Mengajar. Jakarta: Rajawali
Press.
Simarnata,
R.R.
(2014).
Implementasi
Model
Pembelajaran
Quantum
Teaching Dalam Peningkatan
Hasil Belajar Fisika Materi
Pokok Fluida Di Kelas Xi
Ipa-3
Sma
Negeri
1
Hamparan Perak. Jurnal
Penelitian Tindakan Kelas,
(6) 2, 26-33.
Slameto. (2010). Belajar Dan
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Sunarti. & Rahmawati, S. (2014).
Penilaian Dalam Kurikulum
2013. Yogyakarta: Andi
Offset.
Sumadayo, S. (2013). Penelitian
Tindakan Kelas. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Suryabrata, S. (2014). Psikologi
Pendidikan. Jakarta : PT
Raya Grafindo Persada.
Suryani, N. (2013). Improvement of
students’ history learning
competence
through
Quantum teaching model at
senior high school
in
karanganyar Regency, solo,
central
java
province,
Indonesia. Jurnal Pendidikan
Pasca Sarjana, 4 (14), 1-14.
Suwandi, S. (2009). Model Assesmen
dalam Pembelajaran. Panitia
Sertifikasi Guru Rayon 12
FKIP UNS Surakarta.
Todd, R. J. & Dadlani, P. T. (2013).
Collaborative Inquiry In
Digital
Information
Environments:
Cognitive,
Personal And Interpersonal
Dynamics. In A. Elkins, J.H.
Kang, & M.A. Mardis (Eds.),
Enhancing Students’ Life
Skills
Through
School
Libraries. Proceedings of the
42nd Annual International
Conference Incorporating the
17th International Forum On
Research
in
School
Librarianship August 26-30,
2013 – Bali, Indonesia, pp. 524.
Widoyoko, E.P. (2014). Penilaian
Hasil
Pembelajaran
Di
Sekolah.Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DA}I KEBT]DAYAAI\I
UNTYERSITAS SEBELAS MARET
X'AKULTAS KEGURUAII DAIT ILMU PENDIDIKAI\I
PEI\DIDIKAII TATA NIAGA
Jl.
k. SutamiNo 36A Surakarta 57l26Telp.lFax (0271) 648939,669124
Website:
LEMBAR PERSETUJUAI\ PUBLIKASI ARTIKEL ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan batrwa artikel ilmiah dengan judul
:
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF DISERTAI STRATEGI
QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS
X PM 1 SMK NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN AJARAN 20152016
Ditulis oleh:
TitinNurfiatin
Nama
:
NIM
:K7412173
Jurusan/ Prodi/
BKK
: P.IPS/Ekonomi
Telah direview dan layak untuk dipublikasikan di jurnal online Pendidikan Ekonomi
Mohon dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya dan terima kasih.
Surakarta" Agustus 2016
Pembimbing II
Drs. Sunarto, M.M
NrP. I 9540806 I 98003 I 002
Sudarno, S.Pd, M.Pd
NrP. I 968 l 1251994031002