PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KONSTRUKSI BANGUNAN SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 STABAT TAHUN AJARAN 2015/2016.

(1)

PEN ERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

KONSTRUKSI BANGUNAN SISWA KELAS X TEKNIK GAMBAR BANGUNAN

SMK NEGERI 1 STABAT T.A 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh :

YAUMIL AKHIR RIYADI NIM. 5 1 1 3 3 1 1 0 2 6

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2016


(2)

(3)

(4)

(5)

v

ABSTRAK

Yaumil Akhir Riyadi. Nim 5113311026. Penerapan Model Pe mbelajaran Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Konstruksi Bangunan Sis wa Kelas X SMK Negeri 1 Stabat Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi. Fakultas Teknik Unive rsitas Negeri Medan. 2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran konstruksi bangunan melalui penerapan model pembelajaran Quantum Teaching pada siswa kelas X SMK Negeri 1 Stabat semester ganjil Tahun Ajaran 2015/2016 yang berjumlah 36 orang. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Prosedur tindakan dikemas ke dalam dua siklus pembelajaran. Dimana siklus pertama mempelajari jenis-jenis batu beton, sifat dan klassifikasi batu beton. Dan siklus siklus kedua mempelajari proses pembuatan batu beton dan pemeriksaan sifat fisik dan mekanik batu beton secara visual. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai rata-rata hasil pengamatan aktivitas belajar pada siklus I dengan nilai rerata kumulatif kelas 71,53 dengan presentase kelulusan yaitu 72% meningkat menjadi 79,86 dengan presentase kelulusan 80% pada siklus II. Dan Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai rata-rata hasil pengamatan hasil belajar penilaian diri untuk aspek pengamatan sikap sosial (afektif) yaitu jujur, disiplin dan tanggung jawab yang diberikan berupa kalimat pernyataan hanya pada tahapan pendahuluan siklus I yang berlaku untuk setiap kompetensi dasar materi pokok yang diteliti (Spesifikasi dan Karakteristik Batu Beton) didapat nilai

rerata kelas 75,85 dengan presentase penilaian 76 % dikategorikan “Baik (B)” untuk

kesekuruhan peserta didik yang diteliti. Kemudian nilai rata-rata hasil belajar kompetensi kognitif pada siklus I dengan nilai rerata kumulatif kelas 73,61 dengan presentase kelulusan yaitu 74% meningkat menjadi 85,42 dengan presentase kelulusan 85 % pada siklus II. Sedangkan nilai rata-rata hasil belajar kompetensi psikomotorik pada siklus I dengan nilai rerata kumulatif kelas 77,08 dengan presentase kelulusan yaitu 77% meningkat menjadi 89,58 dengan presentase kelulusan 90% pada siklus II. Dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Quantum Teaching untuk meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Konstruksi Bangunan Pada Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Stabat Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan Tahun Ajaran 2015/2016 membuktikan peningkatan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa. Maka, dari hasil penelitian di atas pengajuan hipotesis yang menyatakan bahwa : 1) penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan aktivitas siswa pada mata pelajaran Konstruksi Bangunan dapat diterima, 2) penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar Konstruksi Bangunan dapat diterima.


(6)

vi ABSTRACT

Yaumil Akhir Riyadi. Nim 5113311026. The application of Quantum Teaching Learning Model To Improve The Activity and Result of Studying Building Construction Grade X SMK Negeri 1 Stabat Acade mic Year 2015/2016. Thesis. Engineering Faculty Of The State University Of Medan.

This research aims to know the increase in activity and results of student learning in the subjects construction of buildings through the application of Quantum Teaching model of learning on the students of SMK Negeri 1 X class Stabat odd semester academic year 2015/2016 totalling 36 persons. The research design used was class action research (PTK). The procedure of action packed into two cycles of learning. The first study cycle in which those types of concrete stone, klassifikasi stone and concrete properties. And the cycle second cycle studies the process of making concrete stone and an examination of the physical and mechanical properties of concrete stone visually. Results of the study showed that the average value of the results of observation learning activities on cycle I mean value of cumulative class 71,53 with percentage of completion that is 72% increase to 79.86 with graduation percentage of 80% in cycle II. And the results of the study showed that the average value of the observations of the results of learning self-assessment to aspects of social observations (affective), namely honest, discipline and responsibility that is given in the form of sentence statement only at the preliminary stage of the cycle I the basic competencies apply to any subject matter which is examined (specifications and Characteristics of concrete Stone) obtained the value of the average class 75.85 with 76% scoring percentage categorized "(B)" for kesekuruhan learners who researched. Then the average value of the results of the study of cognitive competence on the mean value of the cycle I cumulative class 73,61 with graduation percentage i.e. 74% increase to 85.42 with 85% passing percentage in cycle II. While the average value of the results of the learning competence o f psychomotor on cycle I of the cumulative average value of class 77.08 with percentage of completion that is 77% increase to 89.58 with graduation percentage of 90% in cycle II. It can be concluded that the application of Quantum Teaching Learning model to improve the activity and results of the Study on the building construction Class X Students of SMK Negeri 1 Stabat Image Building Engineering Program academic year 2015/2016 proves an increased yield learning and learning activities of students. Then, from the results of the above research submission hypothesis stating that: 1) the applicability of Quantum Teaching Model of Learning can enhance students ' activity in the subjects construction of buildings can be accepted, 2) application of Quantum Teaching Learning Model can improve the learning results of building construction can be accepted.


(7)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia yang dilimpahkan sehingga proposal penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik. Proposal penelitian ini berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Konstruksi Bangunan Pada Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan Di SMK Negeri 1 Stabat Tahun Ajaran 2015/2016”.

Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang telah memberi bantuan berupa arahan dan dorongan. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada :

1. Dr. Ir. Putri Lynna A Luthan, M.Sc, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak membantu, mengarahkan, membimbing dan memberi dorongan sampai skripsi ini terwujud.

2. Drs. Sempurna Perangin-angin, M.Pd, selaku dosen penasehat akademik dan narasumber yang telah memberikan bimbingan araha n, serta motivasi kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan studi.

3. Syafiatun Siregar, ST.,MT, selaku dosen narasumber/penguji yang telah memberikan bimbingan arahan dan masukan.

4. Drs. Ronald Butar-butar, M.Pd, selaku dosen narasumber/penguji yang telah memberikan bimbingan arahan dan masukan.

5. Dra. Rosnelli, M.Pd, selaku Plt. Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.


(8)

vii

6. Prof. Dr. Sumarno, M.Pd, selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

7. Drs. Asri Lubis, ST., M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Negeri Medan.

8. Drs. Nono Sebayang, ST, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Negeri Medan.

9. Dr. Zulkifli Matondang, M.Si. selaku Ketua Prodi Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Negeri Medan.

10. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Negeri Medan yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan selama peneliti melakukan perkuliahan.

11. Staf Tata Usaha Fakultas dan Jurusan Teknik Universitas Negeri Medan. 12. Rekan-rekan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan stambuk

2011 yang telah memberikan dukungan serta bantuan dalam menyelesaikan masalah dalam proposal penelitian ini.

Dan, paling akhir adalah kepada kedua orang tua penulis yang selalu mendukung dengan do’a, moril dan materil kepada penulis. Hanya doa yang dapat penulis panjatkan semoga Allah SWT membalas kebaikan dan bantuan semua. Amin.

Medan, Februari 2016

Yaumil Akhir Riyadi NIM. 5113311026


(9)

viii

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN... iii

ABSTRAK... iv

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 14

C. Pembatasan Masalah ... 15

D. Rumusan Masalah ... 16

E. Tujuan Penelitian... 17

F. Manfaat Penelitian ... 18

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS... 20

A. Deskripsi Teori ... 20

1. Hakikat Aktivitas Belajar Konstruksi Bangunan ... 20

2. Hakikat Hasil Belajar Konstruksi Bangunan ... 23

3. Hakikat Model Pembelajaran Quantum Teaching ... 38

a. Sejarah Quantum Teaching ... 38

b. Pengertian Quantum Teaching ... 40

c. Asas Utama Quantum Teaching ... 41

d. Prinsip-prinsip Quantum Teaching ... 42

e. Model Pembelajaran Quantum Teaching ... 44

f.Kerangka Rancangan Model Pembelajaran Quantum Teaching .. ... 47

g.Kelebihan (kenunikan) dan Kelemahan Model Pembelajaran Quantum Teaching ... 51


(10)

ix

B. Penelitian Yang Relevan ... 52

C. Kerangka Berpikir ... 53

1. Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Dapat Meningkatkan Aktivitas Belajar Konstruksi Bangunan Pada Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan Di SMK Negeri 1 Stabat Tahun Ajaran 2015/2016... 53

2. Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Konstruksi Bangunan Pada Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan Di SMK Negeri 1 Stabat Tahun Ajaran 2015/2016 ... 55

D. Pengujian Hipotesis ... 57

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... ... 58

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 58

B. Subjek Penelitian... 58

C. Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 59

D. Rancangan Penelitian ... 61

E. Kegiatan Penelitian ... 66

F. Teknik dan Alat Pengumpulan Data... 77

1. Test Tertulis ... 77

2. Lembar Observasi/pengamatan... 79

3. Lembar Penilaian Diri ... 81

I. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 82

1. Validitas Test ... 82

2. Reabilitas Test... 85

3. Indeks Kesukaran Test ... 86

4. Daya Pembeda Test... 87

J. Teknik Analisis Data ... 88

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN... 89

A. Siklus Pertama ... 89

1. Tahap Perencanaan (Planning) ... 89


(11)

x

3. Tahap Pengamatan (Observing) ... 93

4. Tahap Refleksi dan Perencanaan (Reflecting and Replanning) .. 98

B. Siklus Kedua ... 101

1. Tahap Perencanaan (Planning) ... 102

2. Tahap Pelaksanaan (Acting) ... 102

3. Tahap Pengamatan (Observing) ... 102

4. Tahap Refleksi (Reflecting)... 106

C. Pembahasan Penelitian... 111

1. Aktivitas Belajar ... 111

2. Hasil Belajar... 111

D. Analisa Ketercapain Aktivitas Belajar... 112

E. Analisa Ketercapain Hasil Belajar ... 113

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN... 117

A. Kesimpulan ... 117

B. Implikasi... 118

C. Saran... 121


(12)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Hasil Ulangan Harian mata pelajaran Konstruksi Bangunan Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar

Bangunan... 6

Tabel 1.2 Indikator Keberhasilan... 14

Tabel 2.1 Nilai Ketuntasaan Sikap... 31

Tabel 2.2 Nilai Ketuntasan Pengetahuan dan Ketrampilan... 33

Tabel 2.3 Perbedaan Belajar Aktif dan Pasif... 40

Tabel 2.4 Prinsip-Prinsip Model Pembelajaran Quantum Teaching... 42

Tabel 2.5 Kerangka Rancangan Model Pembelajaran Quantum Teaching. 47

Tabel 2.6 Langkah- Langkah Kerangka Rancangan Model Pembelajaran Quantum Teaching... 50

Tabel 3.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus I dan II... 70

Tabel 3.2 Teknik dan Alat Pengumpulan Data... 77

Tabel 3.3 Kisi – Kisi Tes Hasil Belajar Konstruksi Bangunan Siklus I dan II Bidang Kompetensi Kognitif... 78

Tabel 3.4 Kisi – Kisi Tes Hasil Belajar Konstruksi Bangunan Siklus I dan II Bidang Kompetensi Psikomotor... 78

Tabel 3.5 Lembar Observasi/Pengamatan Aktivitas... 80

Tabel 3.6 Lembar Penilaian Diri Sikap Sosial... 80

Tabel 4.1 Indikator Keberhasilan Pada Siklus I... 99

Tabel 4.2 Indikator Keberhasilan Siklus II ... 110

Tabel 4.3 Perbandingan Ketercapaian Aktivitas Belajar... 116

Tabel 4.4 Perbandingan Ketercapaian Hasil Belajar Kompetensi Kognitif... 118

Tabel 4.5 Perbandingan Ketercapaian Hasil Belajar Kompetensi Psikomotor... 119


(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Strategi Penelitian Tindakan Kelas... 63 Gambar 3.2 Strategi Penelitian Tindakan Kelas Siklus 1 dan Siklus 2... 65 Gambar 4.1 Grafik Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Pada Siklus I... 94 Gambar 4.2 Grafik Penilaian Diri Kompetensi Sikap Sosial Siswa Pada

Kompetensi Dasar Spesifikasi dan Karakteristik Batu Beton... 95 Gambar 4.3 Grafik Hasil Post Test Kompetensi Kognitif Siswa Pada

Siklus I... 96 Gambar 4.4 Grafik Hasil Post Test Kompetensi Psikomotor Siswa Pada

Siklus II... 97 Gambar 4.5 Grafik Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Pada Siklus II... 103 Gambar 4.6 Grafik Hasil Belajar Kompetensi Kognitif Siswa Pada

Siklus II... 104 Gambar 4.7 Grafik Hasil Belajar Kompetensi Psikomotor Siswa Pada

Siklus II... 105 Gambar 4.8 Grafik Perbandingan Aktivitas Belajar Siswa

Siklus I dan II... 107 Gambar 4.9 Grafik Perbandingan Hasil Belajar Kompetensi Kongnitif

Siswa Siklus I dan II... 109 Gambar 4.10 Grafik Perbandingan Hasil Belajar Kompetensi Psikomotor


(14)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus Mata Pelajaran Konstruksi Bangunan ... 125 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I dan II ... 129 Lampiran 3. Handout Siklus I dan II... 152 Lampiran 4. Data Validitas Uji Coba Instrumen Tes Konstruksi Bangunan

Siklus I dan II ... 187 Lampiran 5. Perhitungan Validitas Uji Coba Instrumen Siklus I dan II ... 189 Lampiran 6. Data Indeks Kesukaran Uji Coba Instrumen Tes Konstruksi

Bangunan Siklus I dan II... 194 Lampiran 7. Perhitungan Indeks Kesukaran Tes Uji Coba Instrumen

Siklus I dan II ... 196 Lampiran 8. Data Daya Pembeda Uji Coba Instrumen Tes Konstruksi

Bangunan Siklus I dan II... 199 Lampiran 9. Perhitungan Daya Pembeda Tes Uji Coba Instrumen

Siklus I dan II ... 201 Lampiran 10. Data Reabilitas Uji Coba Instrumen Tes Konstruksi

Bangunan Siklus I dan II... 204 Lampiran 11. Perhitungan Reabilitas Tes Uji Coba Instrumen

Siklus I dan II ... 206 Lampiran 12. Ringkasan Hasil Uji Coba Instrumen Tes Hasil Belajar

Konstruksi Bangunan Siklus I dan II ... 208 Lampiran 13. Soal Tes Hasil Belajar Penelitian Konstruksi Bangunan

Siklus I ... 210 Lampiran 14. Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar Penelitian Konstruksi

Bangunan Siklus I ... 216 Lampiran 15. Soal Tes Hasil Belajar Penelitian Konstruksi Bangunan

Siklus II ... 217 Lampiran 16. Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar Penelitian Konstruksi

Bangunan Siklus II... 223 Lampiran 17. Lembar Jawaban Tes Hasil Belajar Penelitian


(15)

xiv

Konstruksi Bangunan Siklus I dan II ... 224 Lampiran 18. Perhitungan Perolehan Aktivitas Belajar Siswa Pada

Siklus I ... 225 Lampiran 19. Perhitungan Perolehan Aktivitas Belajar Siswa Pada

Siklus II ... 228 Lampiran 20. Perhitungan Perolehan Hasil Belajar Afektif, Kognitif

dan Psikomotor Siswa Pada Siklus I... 231 Lampiran 21. Perhitungan Perolehan Hasil Belajar Kognitif dan

Psikomotor Siswa Pada Siklus II ... 236 Lampiran 22. Dokumentasi Penelitian ... 240


(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada dasarnya adalah interaksi antara pendidik dengan peserta didik, untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan pendidikan tertentu. Pendidikan diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya untuk memelihara persatuan dan kesatuan bangsa. Masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan kita biasanya karena lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, peserta didik kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampua n peserta didik untuk menghafal informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya untuk menghubungkan dengan kehidupan sehari- hari. Oleh karena itu, pembaharuan pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan

kualitas pendidikan nasional. Kemajuan suatu bangsa hanya dapat dicapai melalui

penataan pendidikan yang baik. Sejauh ini pembaharuan dalam pendidikan yang perlu

dikaji ulang kembali, yaitu pembaharuan kurikulum, peningkata n kualitas

pembelajaran, efektivitas metode pembelajaran, perbaikan sarana dan prasarana serta

manajemen sekolah.

Rumusan tujuan pendidikan dijadikan acuan untuk menentukan bahan ajar dan

struktur kurikulum dalam Kurikulum 2013. Pengertian kurikulum yang dinyatakan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 bahwa: “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan


(17)

2

bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelengaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”. Dari pengertian tersebut, maka tujuan pendidikan dikutip sebagai berikut: “ Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Oleh karena itu setiap warga negara berhak untuk mendapatkan pendidikan. Seperti tercantum di dalam Undang Undang Dasar 1945 pasa l 31 ayat 1 dan Undang Undang Nomor 2 tahun 1999 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab III ayat 5 dinyatakan bahwa setiap warga negara mempunyai kesempatan yang sama memperoleh pendidikan.

Untuk meningkatkan mutu pendidikan, pemerintah telah menyempurnaka n kurikulum 1994 menjadi kurikulum 1999 kemudian kurikulum 2004 atau Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Bahkan, sekarang KBK sudah semakin disempurnakan dengan diterapkannya kurikulum 2006 yang lebih dikenal KTSP. KTSP merupakan singkatan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, yang dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi sekolah/daerah, karakteristik sekolah/daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan karakt eristik peserta didik. Lebih lanjut mutu pendidikan dirancang di kurikulum 2013 demi mungembangkan mutu siswa di sekolah SMK dalam dunia pendidikan.


(18)

3

Kurikulum 2013 menganut pandangan dasar bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta didik.

Selanjutnya SMK sebagai salah satu lembaga pendidikan formal yang berfungsi untuk menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keterampilan tingkat menengah pada bidangnya masing- masing sesuai pasal 11 ayat 3 USPN No. 2 Tahun 1988 yang menyatakan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan lulusan untuk dapat bekerja pada bidang tertentu. Berikut adalah tujuan SMK sebagai bagian dari sistem pendidikan Indonesia, yaitu:

1. Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada didunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya.

2. Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam berkompetensi, beradaptasi dilingkunga n kerja, mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya.

3. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

4. Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih.

Dari uraian di atas, SMK sebagai salah satu lembaga pendidikan formal dalam bidang kejuruan diharapkan dapat menghasilkan lulusan SMK yang diharapkan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang siap pakai di lapangan


(19)

4

kerja sesuai dengan keahlian yang dimilikinya. Sebagai lulusan yang siap pakai di lapangan kerja tidak terlepas dari syarat yang dituntut yaitu mengenai mutu dan keterampilan dalam menghadapi dunia kerja. Dan melalui lembaga pendidikan ini para siswa dibekali ilmu pengetahuan, ketrampilan serta dibina kepribadiannya.

Konstruksi Bangunan adalah salah satu mata diklat program produktif yang diterima siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) program keahlian Teknik Gambar Bangunan. Konstruksi Bangunan dapat menghantarkan siswa kepada pemahaman dasar program produktif lainnya seperti: mata diklat konstruksi kayu, konstruksi beton, konstruksi baja, dan sebagainya. Kelemahan dalam memahami mata diklat konstruksi bangunan akan berdampak negatif terhadap penguasaan produktif lainnya. Dalam penelitian yang akan dilakukan peneliti memilih materi pokok yang terdapat di dalam silabus mata pelajaran konstruksi bangunan dengan kompetensi dasar (KD 3.2) yaitu “Menerapkan spesifikasi dan karakteristik batu beton untuk konstruksi bangunan”. serta KD 4.2 “Mengelola spesifikasi dan karakteristik batu beton untuk konstruksi bangunan”. Alasan memilih materi tersebut dikarenakan materi yang dibawakan salah satunya yaitu pemahaman dasar program produktif yaitu mata diklat konstruksi beton, dimana dibutuhkan strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik.

Bahwa melihat pentingnya mata pelajaran Konstruksi Bangunan maka diharapkan semua siswa program keahilan Teknik Gambar Bangunan memiliki pengetahuan tentang prosedur dalam menerapkannya ke dunia lapangan pekerjaan. Namun kenyataannya belum semua siswa menguasai mata pelajaran


(20)

5

Konstruksi Bangunan sehingga pencapaian hasil belajar belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru mata pelajaran Konstruksi Bangunan pada bulan maret 2015 di SMK Negeri 1 Stabat, bahwa nilai mata pelajaran Konstruksi Bangunan belum sesuai dengan kriteria nilai ideal ketuntasan belajar rata-rata sebagaimana yang ditetapkan sekolah untuk setiap standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan mata pelajaran yaitu nilai (skor) lebih besar sama dengan (≥) kriteria ketuntasan minimal (KKM).

Menurut salinan lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2014 Tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan pendidikan Menengah bahwa ketuntasan belajar terdiri atas ketuntasan penguasaan substansi dan ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar. Ketuntasan penguasaan substansi yaitu ketuntasan belajar KD yang merupakan tingkat penguasaan peserta didik atas KD tertentu pada tingkat penguasaan minimal atau di atasnya, sedangkan ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar terdiri atas ketuntasan dalam setiap semester, setiap tahun ajaran, dan tingkat satuan pendidikan. Ketuntasan Belajar dalam satu semester adalah keberhasilan peserta didik menguasai kompetensi dari sejumlah mata pelajaran yang diikutinya dalam satu semester. Ketuntasan Belajar dalam setiap tahun ajaran adalah keberhasilan peserta didik pada semester ganjil dan genap dalam satu tahun ajaran. Ketuntasan dalam tingkat satuan pendidikan adalah keberhasilan peserta didik


(21)

6

menguasai kompetensi seluruh mata pelajaran dalam suatu satuan pendidikan untuk menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.

Dengan standart kriteria kelulusan minimal (KKM) untuk mata pelajaran Konstruksi Bangunan pada siswa Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Stabat dengan penggunaan kurikulum 2013 pada tahun ajaran 2015/2016 adalah 2,80 (=70). Berikut daftar kumpulan nilai yang diperoleh dari hasil ulangan harian peserta didik berdasarkan observasi informasi data dari guru mata pelajaran Kontruksi Bangunan kelas X Teknik Gambar Bangunan dapat dilihat persentase nilai yang diperoleh peserta didik sebagai berikut :

Tabel 1.1 Hasil Ulangan Harian mata pelajaran Konstruksi Bangunan Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan

T. A Nilai Jumlah Sis wa Persentase Keterangan 2013/2014 ˂ 70

70 – 79 80 - 89 90 - 100

16 orang 9 orang 5 orang 2 orang 50,00 % 28,13 % 15,63 % 6,25 %

Tidak Kompeten Cukup Kompeten

Kompeten Sangat Kompeten

Jumlah 32 orang 100 %

2014/2015 ˂ 70 70 – 79 80 - 89 90 - 100

12 orang 9 orang 7 orang 4 orang 37,50 % 28,12 % 21,88 % 12,50 % Tidak Kompeten Cukup Kompeten Kompeten Sangat Kompeten

Jumlah 32 orang 100 %

Sumber : Ulangan Harian SMK Negeri 1 Stabat

Dengan memperhatikan tabel hasil belajar mata pelajaran konstruksi bangunan diatas menunjukkan sebagian besar peserta didik masih mengalami kesulitan dalam menguasai mata pelajaran konstruksi bangunan. Berdasarkan


(22)

7

Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan dari pihak sekolah yaitu 2,80 (=70) diharapkan mencapai ketuntasan 100% dari jumlah peserta didik yang mendapatkan nilai diatas atau sama dengan rata-rata KKM yaitu syarat pencapaian kelulusan yang dapat mewakilkan untuk setiap mata pelajaran.

Pada tahun pelajaran 2013/2014 diperoleh data yaitu 50,00% dari jumlah peserta didik 32 orang mendapatkan nilai diatas rata-rata KKM diantaranya yang memperoleh nilai 70 – 79 kategori cukup kompeten sebanyak 28,13% (9 orang), nilai 80 – 89 kategori kompeten sebanyak 15,63% (5 orang), nilai 90 – 100 kategori sangat kompeten sebanyak 6,25% (2 orang) dan 50,00% dari jumlah peserta didik sebanyak 28 orang mendapatkan nilai dibawah rata-rata KKM yaitu nilai ˂70 kategori tidak kompeten sebanyak 50,00% (16 orang), hal ini terlihat sebanyak 50% dari jumlah peserta didik yang mendapatkan nilai dibawah rata-rata KKM atau dikategorikan tidak kompeten belum bisa mewakilkan pencapaian kelulusan yang diinginkan pihak sekolah.

Selanjutnya untuk tahun pelajaran 2014/2015 diperoleh data yaitu 62,50% dari jumlah peserta didik 32 orang diantaranya yang memperoleh nilai 70 – 79 kategori cukup kompeten sebanyak 28,12% (9 orang), nilai 80 – 89 kategori kompeten sebanyak 21,88% (7 orang), nilai 90 – 100 kategori sangat kompeten sebanyak 12,50% (4 orang) dan 37,50% dari jumlah peserta didik sebanyak 32 orang yaitu yang memperoleh nilai ˂70 kategori tidak kompeten sebanyak 37,50% (12 orang), hal ini terlihat adanya peningkatan hasil belajar untuk tahun pelajaran 2014/2015 dari tahun sebelumnya (tahun pelajaran 2013/2014) yaitu


(23)

8

meningkatkan sebanyak 12,50%, tetapi belum bisa mewakilkan pencapaian kelulusan yang diinginkan pihak sekolah.

Dari penjelasan daftar kumpulan nilai yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa hasil belajar mata pelajaran Konstruksi Bangunan yang diperoleh oleh peserta didik masih ada yang dibawah 2,80 dan yang belum bisa mewakilkan pencapaian kelulusan sebanyak 100% dari jumlah peserta didik sehingga dapat dikatakan aktivitas belajar siswa yang kurang aktif dan belum optimal untuk keseluruhan hasil belajar yang didapat dari sumber daftar kumpulan nilai periode 2 tahun ajaran sebelumnya.

Dapat ditemukan beberapa masalah yang ditemukan peneliti pada saat dilakukan observasi di SMK Negeri 1 Stabat yaitu beberapa faktor yang menjadi penyebab hasil belajar peserta didik masih rendah atau belum sesuai dengan KKM yang diharapkan. Rendahnya hasil belajar yang dialami peserta didik dapat disebabkan oleh banyak faktor. Menurut Aunuurahman (2009:178-185) ada 2 (dua) faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik yaitu: (1) faktor internal (faktor yang ada dalam diri peserta didik) antara lain: ciri khas/karakteristik siswa, sikap terhadap belajar, motivasi belajar, konsentrasi belajar, mengolah bahan belajar, menggali hasil belajar, rasa percaya dir i dan kebiasaan belajar. (2) faktor eksternal (faktor yang ada diluar diri peserta didik) antara lain : tenaga pengajar(guru), lingkungan sosial (termasuk teman sebaya), kurikulum sekolah, sarana dan prasarana.

Untuk faktor internal masalah yang ditemukan yaitu di sekolah SMK Negeri 1 Stabat khususnya kelas X program keahlian teknik gambar bangunan


(24)

9

yaitu sikap terhadap belajar, motivasi belajar, mengolah bahan belajar, rasa percaya diri dan kebiasaan belajar. Banyaknya peserta didik yang mengalami kesulitan saat belajar mulai dari tidak dapat menguasai bahan belajar dikarenakan cepat bosan untuk mata pelajaran konstruksi bangunan yang hanya mengandalkan peran guru dalam menjelaskan materi pelajaran sedangkan peserta d idik hanya sekedar mendengarkan tanpa berperan aktif kemudian ada beberapa peserta didik yang tidak percaya diri akan kemampua n mereka untuk memilih program keahlian yang ditawarkan dari pihak sekolah yaitu teknik gambar bangunan untuk kalangan peserta didik yang sebelumnya berasal dari sekolah menengah pertama. Oleh karena itu dibutuhkan peran seorang tenaga pengajar(guru) dengan cara memberikan arahan, motivasi dan pengakuan kemampuan yang dimiliki peserta didik, dimana mereka dapat menjalankan program keahlian yang dipilih untuk menambah wawasan pemikiran yang baru peserta didik memasuki jenjang sekolah menengah atas sehingga para peserta didik mendapatkan keinginan atau cita-cita yang diharapkan pada diri sendiri dan orang tua tanpa paksaan dalam arti kemauan diri peserta didik. Setelah cara tersebut dilakukan, kemudian tenaga pengajar/guru dapat mengamati aktivitas para peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran berlangsung, dimana aktivitas yang dilakukan peserta didik ini dapat mempengaruhi penilaian hasil belajar afektif/sikap.

Selanjutnya faktor eksternal masalah yang ditemukan yaitu di sekolah SMK Negeri 1 Stabat khususnya kelas X program keahlian teknik gambar bangunan yaitu tenaga pengajar/guru. Dalam menyajikan materi pelajaran kurang menarik perhatian peserta didik dan penggunaan strategi pembelajaran belum


(25)

10

sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan sehingga peningkatan hasil belajar peserta didik belum mencapai KKM yang diharapkan dari pihak sekolah. Oleh karena itu dibutuhkan sosialisasi kepada tenaga pengajar(guru) agar lebih kreatif dan inovatif dalam pemilihan strategi pembelajaran yaitu model, metode, media dan evaluasi yang sesuai dengan materi yang diajarkan.

Untuk mencapai keberhasilan dalam proses belajar mengajar, guru terlebih dahulu merancang rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebagai dokumen kurikulum yang digunakan di sekolah untuk kebutuhan proses penelitian. Adapun di dalam proses belajar mengajar perlu menggunakan prinsip yang : (1) berpusat pada peserta didik, (2) mengembangkan kreativitas peserta didik, (3) menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang, (4) bermuatan nilai, etika dan logika dan (5) menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang me nyenangkan, efektif, efisien, dan bermakna.

Guru memberikan kemudahan selama proses belajar mengajar berlangsung dengan mengembangkan suasana belajar yang memberi kesempatan peserta didik untuk menemukan, menerapkan ide- ide mereka sendiri, menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru mengembangkan kesempatan kepada peserta didik untuk meniti anak tangga yang membawa peserta didik kepemahaman yang lebih tinggi, yang semula dilakukan dengan bantuan guru tetapi semakin lama semakin mandiri. Bagi peserta didik, pembelajaran harus bergeser dari “diberi tahu” menjadi “aktif mencari tahu” sehingga peserta didik dapat mengkonstruksi pengetahuan yang diperoleh.


(26)

11

Pengetahuan yang dimiliki peserta didik bersifat dinamis, berkembang dari sederhana menuju kompleks, dari ruang lingkup dirinya dan disekitarnya menuju ruang lingkup yang lebih luas, dan dari yang bersifat konkrit menuju abstrak.

Proses pembelajaran terjadi secara internal pada diri peserta didik. Proses tersebut mungkin saja terjadi akibat dari stimulus luar yang diberikan guru, teman, lingkungan. Proses tersebut mungkin pula terjadi akibat dari stimulus dalam diri peserta didik yang terutama disebabkan oleh rasa ingin tahu. Proses pembelajaran dapat pula terjadi sebagai gabungan dari stimulus luar dan dalam. Dalam proses pembelajaran, guru perlu mengembangkan kedua stimulus pada diri setiap peserta didik, sehingga difasilitasi untuk terlibat secara aktif mengembangkan potensi dirinya menjadi kompetensi. Guru menyediakan pengalaman belajar bagi peserta didik untuk melakukan berbagai kegiatan yang memungkinkan mereka mengembangkan potensi yang dimiliki mereka menjadi kompetensi yang ditetapkan dalam dokumen kurikulum atau lebih. Pengalaman belajar tersebut semakin lama semakin meningkat menjadi kebiasaan belajar mandiri dan sebagai salah satu dasar untuk belajar sepanjang hayat.

Komponen yang menentukan untuk terjadinya proses belajar adalah guru dan strategi pembelajaran yang digunakan. Model pembelajaran merupakan pendekatan belajar yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Guru harus mampu mengembangkan pengetahuan dan keahlian peserta didik secara optimal. Oleh karena itu, guru perlu menguasai model pembelajaran dan menerapkannya di dalam proses belajar mengajar yang berkualitas.


(27)

12

Dari hasil observasi di sekolah yang akan diteliti oleh peneliti bahwa model pengajaran yang dilakukan oleh guru masih berorientasi kepada guru atau model pembelajaran tradisional/konvensional, yang cara penyampaian dengan lisan kepada seluruh pendengar (peserta didik), kegiatan ini berpusat pada penceramahan dan komunikasi yang terjadi searah. Pembelajaran ini bertolak dari pandangan, bahwa tingkah laku kelas dan penyebaran pengetahuan dikontrol dan ditentukan oleh guru, peserta didik dipandang sebagai objek yang menerima apa yang diberikan guru.

Macam- macam metode pembelajaran diantaranya, yaitu: (1) Ceramah, merupakan suatu cara penyampaian bahan pelajaran secara lisan, dimana metode ini banyak dipilih guru karena mudah dilaksanakan dan tidak dibutuhkan alat bantu kusus serta tidak perlu merancang kegiatan siswa. (2) Demonstrasi, merupakan suatu cara penyampaian bahan pelajaran dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan berjalannya suatu proses. (3) Diskusi, adalah cara pembelajaran dengan memunculkan masalah, dimana dalam diskusi terjadi tukar menukar gagasan untuk memperoleh kesamaan pendapat. (4) Tanya jawab memusatkan perhatian siswa yaitu dengan mengajukan pertanyaan yang terarah, siswa akan tertarik pada pengembangan daya pikir, dimana kemampuan berpikir siswa dalam mengemukakan pokok-pokok pikirannya dapat terdeteksi ketika menjawab pertanyaan. Metode ini akan lebih efektif dalam mencapai tujuan apabila sebelum proses pembelajaran siswa ditugasi membaca materi yang akan dibahas. Metode mengajar yang digunakan metode ceramah, tanya jawab dan latihan soal,


(28)

13

sedangkan peserta didik lebih banyak mendengar, mencatat, dan sekali-kali bertanya kepada guru. Oleh sebab itu, peserta didik hanya terbiasa menerima apa yang disajikan oleh guru, sehingga siswa tidak termotivasi untuk berperan ak tif dalam belajar dan menemukan pengalaman sendiri.

Untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik, guru sebagai tenaga pendidik haruslah melakukan upaya dalam membantu siswanya. Salah satu upaya untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang inovatif yaitu Quantum Teaching. Menurut Wena (2014 :160) model pembelajaran Quantum Teaching ini merupakan cara baru yang memudahkan proses belajar, yang memadukan unsur seni dan pencapaian yang tearah, untuk segala mata pelajaran.

Dengan diterapkannya model pembelajaran Quantum Teaching diharapkan dapat mempermudah peserta didik dalam mempelajari Konstruksi Bangunan sehingga kesulitan-kesulitan dan kejenuhan dalam Proses belajar mengajar akan lebih baik. Pembelajaran dengan menerapkan model Quantum Teaching akan membantu peserta didik untuk mengerti kekuatan dan kelebihan mereka yang sesuai dengan gaya belajar mereka masing- masing. Inilah yang diharapkan yakni peserta didik yang aktif, kreatif dan mandiri. Di dalam sintaks/langkah- langkah model pembelajaran Quantum Teaching salah satunya yaitu demonstrasi sehingga dibutuhkan metode demonstrasi agar peserta didik berperan aktif dan terampil dalam memahami materi yang diajarkan.

Diharapkan setelah menambah metode demonstrasi yang terdapat di langkah-langkah/sintaks model pembelajaran Quantum Teaching dapat


(29)

14

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik untuk lebih aktif dan terampil mengaplikasikan pemahaman materi dengan memberikan ide dan pendapat selama proses pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu, dibuat sebuah indikator keberhasilan yang ingin dicapa i setelah dilakukannya penerapan model pembelajaran Quantum Teaching seperti pada tabel berikut ini :

Tabel 1.2 Indikator Kebe rhasilan

No. Indikator Hasil Observasi

(Nilai TA.2014/2015)

Harapan Setelah Penerapan Penelitian

(TA. 2015/2016) 1 Model pembelajaran Tradisional/

Konvensional

Model Quantum Teaching 2 Pendapat siswa tentang

pelajaran Sulit Mudah

3 Aktivitas siswa Kurang Aktif Aktif

4 Hasil Belajar Tidak Tuntas Tuntas

5 Keterampilan siswa Kurang Terampil Terampil

Berdasarkan uraian diatas peneliti berkeinginan untuk meneliti tentang penggunaan model pembelajaran Quantum Teaching dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa dengan judul penelitian: “Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Konstruksi Bangunan Sis wa Kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Stabat Tahun Ajaran 2015/2016”.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi masalah- masalah yang berkenaan dengan penelitian ini, antara lain :

1. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran Konstruksi Bangunan belum mencapai sesuai ketuntasan yang diharapkan.


(30)

15

2. Adanya faktor internal (sikap terhadap belajar, motivasi belajar, mengolah bahan belajar, rasa percaya diri dan kebiasaan belajar)dan faktor eksternal (tenaga pengajar/guru)yang dapat mempengaruhi hasil belajar.

3. Siswa kurang aktif pada saat proses belajar mengajar berlangsung. 4. Kurangnya keberanian siswa untuk mengungkapkan ide atau pendapat. 5. Model pembelajaran yang digunakan masih berorientasi kepada guru

(konvensional) yang kurang bervariasi dalam proses belajar mengajar. 6. Guru belum menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching dalam

mata pelajaran Konstruksi Bangunan.

C. Pembatasan Masalah

Untuk memberi ruang lingkup dan terarah serta meningkatkan kemampuan peneliti yang terbatas, maka perlu dilakukan pembatasan masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut :

1. Penelitian ini dilaksanakan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa yang meliputi kegiatan Mengajukan pertanyaan, Memberikan jawaban, Memberikan pendapat dan Memberikan kesimpulan (Oral Activities). 2. Penelitian ini dilaksanakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada

mata pelajaran konstruksi bangunan yang mencakup 3 ranah penilaian yang diperuntukkan di dalam kurikulum 2013 yaitu ranah afektif meliputi Kompetensi Inti 2 yaitu Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab menunjukan sikap sosial sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan


(31)

16

lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. Untuk ranah kognitif yaitu Kompetensi Dasar 3.2 yaitu Menerapkan spesifikasi dan karakteristik batu beton untuk konstruksi bangunan dan untuk ranah psikomotor yaitu Kompetensi Dasar 4.2 yaitu Mengelola spesifikasi dan karakteristik batu beton, untuk konstruksi bangunan dengan materi pokok jenis-jenis dan klasifikasi, proses pembuatan dan pemeriksaan sifat fisik dan mekanik batu beton.

3. Penelitian dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching.

4. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X program keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Stabat tahun ajaran 2015/2016.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, teridentifikasi masalah bahwa permasalahan yang dihadapi pada pembelajaran Konstruksi Bangunan adalah aktivitas belajar siswa yang kurang aktif dan rendahnya hasil belajar siswa. Maka perlu diupayakan dengan pembaharuan model pembelajaran yang sesuai, untuk menyelesaikan permasalahan tersebut agar nantinya siswa memilliki kompetensi yang sesuai dengan yang diharapkan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka permasalahan yang akan diselesaikan dalam penelitian ini dapat dirumuskan, sebagai berikut:


(32)

17

1. Apakah penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Konstruksi Bangunan Kompetensi Dasar Menerapkan dan Mengelola spesifikasi dan karakteristik batu beton di kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Stabat Semester Ganjil tahun ajaran 2015/2016? 2. Apakah penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Konstruksi Bangunan Kompetensi Dasar Menerapkan dan Mengelola spesifikasi dan karakteristik batu beton di kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Stabat Semester Ganjil tahun ajaran 2015/2016?

E. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah : 1. Untuk meningkatakan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran

Konstruksi Bangunan Kompetensi Dasar Menerapkan dan Mengelola spesifikasi dan karakteristik batu beton di kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Stabat Semester Ganjil tahun ajaran 2015/2016 melalui penerapan model pembelajaran Quantum Teaching.

2. Untuk meningkatakan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Konstruksi Bangunan Kompetensi Dasar Menerapkan dan Mengelola spesifikasi dan karakteristik batu beton di kelas X Program Keahlian Teknik Gambar


(33)

18

Bangunan SMK Negeri 1 Stabat Semester Ganjil tahun ajaran 2015/2016 melalui penerapan model pembelajaran Quantum Teaching.

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis

Manfaat secara teori untuk menambah wawasan baru dalam penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dan sebagai masukan atau informasi bagi guru dalam khususnya untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran.

2. Manfaat praktis a. Bagi Peserta Didik

1) Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik melalui model pembelajaran Quantum Teaching.

2) Menambah pengetahuan, pemahaman dan pengaplikasian peserta didik pada materi pokok spesifikasi dan karakteristik batu beton untuk konstruksi bangunan.

b. Bagi Guru

1) Memberikan informasi dalam penerapan model pembelajaran Quantum Teaching terhadap peningkatan aktivitas dan hasil belajar peserta didik pada materi materi pokok spesifikasi dan karakteristik batu beton untuk konstruksi bangunan.


(34)

19

c. Bagi Peneliti

1) Sebagai infomasi dan masukan bagi peneliti yang lain atau calon guru untuk proses penelitian selanjutnya dalam menerapkan model pembelajaran yang tepat selama proses belajar mengajar.

d. Bagi Sekolah

1) Sebagai referensi atau pedoman untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.


(35)

117

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Konstruksi Bangunan Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Stabat. Hal ini dapat diketahui dengan nilai rata-rata hasil pengamatan aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan, yaitu pada siklus I dengan nilai rerata kumulatif kelas 71,53 dengan presentase kelulusan yaitu 72% meningkat menjadi 79,86 dengan presentase kelulusan 80% pada siklus II. 2. Penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Konstruksi Bangunan Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Stabat. Hal ini dapat diketahui dengan data hasil penilaian diri untuk aspek pengamatan sikap sosial (afektif) yaitu jujur, disiplin dan tanggung jawab yang diberikan hanya dalam 1x test tertulis berupa kalimat pernyataan pada tahapan pendahuluan siklus I yang berlaku untuk setiap kompetensi dasar yang diteliti (KD 3.2 Spesifikasi dan Karakteristik Batu Beton) didapat nilai rerata kelas 75,85 dengan presentase penilaian 76 %

dikategorikan “Baik (B)” untuk kesekuruhan peserta didik yang diteliti.


(36)

118

Kemudian nilai rata-rata hasil belajar kompetensi kognitif siswa mengalami peningkatan, yaitu pada siklus I dengan nilai rerata kumulatif kelas 73,61 dengan presentase kelulusan yaitu 74% meningkat menjadi 85,42 dengan presentase kelulusan 85 % pada siklus II. Sedangkan nilai rata-rata hasil belajar kompetensi psikomotor siswa mengalami peningkatan, yaitu pada siklus I dengan nilai rerata kumulatif kelas 77,08 dengan presentase kelulusan yaitu 77% meningkat menjadi 89,58 dengan presentase kelulusan 90% pada siklus II.

B.Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, terdapat hubungan positif antara model pembelajaran Quantum Teaching terhadap aktivitas dan hasil belajar mata pelajaran Konstruksi Bangunan pada siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Stabat. Hasil penelitian menunjukan bahwa model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mata pelajaran Konstruksi Bangunan pada siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Stabat. Hal ini dapat menjadi bukti bahwa model pembelajaran Quantum Teaching dapat diterapkan pada mata pelajaran Konstruksi Bangunan, terutama untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar.

Penggunaan model pembelajaran Quantum Teaching sangat tepat dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran Quantum Teaching mengajak dan membawa siswa akan lebih aktif,


(37)

119

bersemangat dalam menggali kemampuan individu, menumbuhkan rasa kepercayaan diri dengan kemampuan yang dimiliki, bertanya, berdiskusi, berdemonstrasi dan memberikan kesimpulan (ulangi) dalam mengikuti proses pembelajaran karena Model pembelajaran Quantum Teaching ini berpusat pada siswa (student centered).

Dalam proses belajar mengajar menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching, siswa dilatih untuk mampu menggantikan bentuk persaingan dengan saling kerja sama, melibatkan siswa untuk lebih aktif dalam proses belajar mereka dapat berdiskusi, menyampaikan gagasan dan konsep serta mendemonstrasikan Mereka memiliki rasa jujur, disiplin dan tanggung jawab terhadap diri sendiri dalam proses belajarnya berlangsung. Indikator aktivitas belajar yang dicapai adalah seluruh kegiatan yang berkaitan dengan memberikan pertanyaan, memberikan jawaban, memberikan pendapat dan memberikan kesimpulan.

Penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan aktivitas siswa, dimana kelas berfungsi sebagai tempat berdiskusi hasil percobaan yang melibatkan siswa secara penuh dalam proses pembelajaran. Siswa didorong untuk beraktivitas mempelajari materi pelajaran sesuai dengan topik yang akan dipelajarinya. Belajar dalam Quantum Teaching mengkombinasikan keunggulan model pembelajaran inovatif dan model pembelajaran individual, model pembelajaran ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual. Oleh karena itu kegiatan pembelajarannya lebih banyak digunakan untuk memperluas informasi dan membahas kembali materi yang diajarkan sesuai dengan pemahaman peserta didik terhadap materi pokok yang diajarakan serta


(38)

120

mendiskusikan pertanyaan yang diberikan bersama dengan anggota kelompok yang telah dibentuk. Ciri khas pada model pembelajaran Quantum Teaching ini adalah setiap siswa secara individual belajar model pe mbelajaran yang sudah di persiapkan oleh guru. Hasil belajar individual dibawa ke kelompok – kelompok untuk didiskusikan dan saling dibahas oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama. Dengan demikian keaktifan di dalam belajar dapat mempermudah untuk menemukan sendiri materi yang dipelajarinya, hal tersebut terlihat dari keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar dengan menggunaka n model pembelajaran Quantum Teaching.

Penilaian terhadap hasil belajar sangat penting karena dapat memberikan informasi kepada guru mengenai ketercapaian tujuan belajar melalui proses belajar mengajar. Pada pembelajaran, guru berperan sebagai fasilitator dan motivator, selebihnya berpusat pada keaktifan siswa. Hasil belajar yang baik dapat tercapai jika guru menggunakan model pembelajaran yang sesuai dan meningkatkan aktivitas siswa dalam penyampaian materi pembelajaran. Hubungan antara model pembelajaran Quantum Teaching terhadap aktivitas dan hasil belajar pada mata pelajaran Konstruksi Bangunan berpengaruh secara signifikan. Apabila model pembelajaran Quantum Teaching diterapkan dalam pembelajaran, siswa antusias untuk mengikuti kegiatan belajar- mengajar, aktif dalam mengajukan pertanyaan kepada guru mata pelajaran, aktif dalam memberi jawaban dari pertanyaan guru mengenai materi yang diajarkan, antusias dalam melakukan percobaan menjawab soal-soal yang diberikan, dan aktif dalam diskusi


(39)

121

kelompok serta percaya diri/berani dalam tahapan mendemonstrasikan hasil diskusi yang dilakukan antar sesama anggota kelompok. Hasil penelitian membuktikan bahwa model pembelajara n Quantum Teaching memberikan pengaruh yang signifikan terhadap aktivitas dan hasil be lajar Konstruksi Bangunan, terlihat dari rata-rata hasil belajar siswa.

C.Saran

Setelah melihat hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan maka peneliti memberikan saran sebagai berikut :

1. Dalam upaya meningkatkan aktivitas hasil belajar konstruksi bangunan hendaknya guru menekankan untuk lebih bekerja keras lagi menerangkan tahapan-tahapan Quantum Teaching terutama pada tahapan menghubungkan dan tahap demonstrasi.

2. Dalam upaya meningkatkan hasil belajar konstruksi bangunan hendaknya guru memperhatikan tahapan dari menciptakan suasana kondusif, tahapan hubungkan dan demonstrasi yang mengarah ke pemahaman, pengetahuan dan aplikasi dari materi konstruksi bangunan.

3. Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar konstruksi bangunan, diharapkan pihak sekolah dan guru menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching.

4. Bagi peneliti selanjutnya agar lebih memperhatikan dan menjelaskan tahapan-tahapan model pembelajaran Quantum Teaching sebelum memulai pembelajaran di kelas.


(40)

122

5. Bagi guru dan calon guru (peneliti) yang hendaknya menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching ini disarankan agar memiliki persiapan yang baik dan terlebih dahulu memperkenalkan model pembelaran ini kepada siswa, sehingga pembelajaran dapat berjalan de ngan waktu yang lebih efektif dan efsien.

6. Untuk penelitian lanjutan dengan variabel yang relevan hendaknya dapat memperbaiki kekurangan yang ada pada penelitian ini dengan membuat perencanaan penelitian yang lebih baik lagi untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

7. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan agar dapat memperhitungkan waktu yang dibutuhkan untuk setiap tahapan dan benar-benar dapat menyesuaikan alokasi waktu yang ada dengan rencana pembelajaran yang telah disesuaikan dengan RPP.


(41)

123

DAFTAR PUSTAKA

A.M. Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali : Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan(rev.ed). Bumi Aksara : Jakarta.

Arikunto, Suharsimi dkk. (2014). Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara : Jakarta.

Aunurrahman. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Alfabeta : Bandung. DePorter, Bobbi (2010). Quantum Teaching. Kaifa : Bandung.

DePorter, Bobbi dan Mike Hernacki (2013). Quantum Learning. Kaifa : Bandung. Dimyanti dan Mudjiono 2006. Belajar dan Pembelajaran. PT. Rineka Cipta.

Jakarta.

Esteria. (2012). Penerapan Strategi Pembelajaran Kuantum (Quantum Teaching) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Rencana Anggaran Biaya Siswa Kelas XI Program Keahlian Batu dan Beton SMK N 1 Berastagi T.P. 2011/2012. UNIMED. Skripsi tidak dipublikasikan.

Hanafiah, Nanang & Cucu Suhana. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. Refika Aditama : Bandung.

Kristina Hariana Pasaribu. (2013). Penerapan Strategi Pembelajaran Kuantum (Quantum Teaching) Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Menerapkan Dasar-Dasar Gambar Teknik (MDGT) Siswa Kelas X Program Keahlian Gambar Bangunan SMK N 1 Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2013/2014. UNIMED. Skripsi tidak dipublikasikan.

Mustika. (2012). Pengaruh Aktivitas Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada materi Pokok Besaran Dan Satuan Di


(42)

124

Kelas VII Semester I SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan TA 2012/2013. UNIMED. Skripsi tidak dipublikasikan.

Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2014 Tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan pendidikan Menengah

Pramuniati, Isda dkk. (2014). Bahan Pembelajaran Mikro Bahasa Dan Seni. UNIMED : Medan

Purwanto. (2008). Evaluasi Hasil Belajar. Pustaka Belajar : Yogyakarta. Sugiono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. CV.ALFABETA : Bandung. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003

Undang Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 dan Undang Undang Nomor 2 tahun 1999 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab III ayat 5

Wena, Made (2014). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Bumi Aksara : Jakarta.


(1)

bersemangat dalam menggali kemampuan individu, menumbuhkan rasa kepercayaan diri dengan kemampuan yang dimiliki, bertanya, berdiskusi, berdemonstrasi dan memberikan kesimpulan (ulangi) dalam mengikuti proses pembelajaran karena Model pembelajaran Quantum Teaching ini berpusat pada siswa (student centered).

Dalam proses belajar mengajar menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching, siswa dilatih untuk mampu menggantikan bentuk persaingan dengan saling kerja sama, melibatkan siswa untuk lebih aktif dalam proses belajar mereka dapat berdiskusi, menyampaikan gagasan dan konsep serta mendemonstrasikan Mereka memiliki rasa jujur, disiplin dan tanggung jawab terhadap diri sendiri dalam proses belajarnya berlangsung. Indikator aktivitas belajar yang dicapai adalah seluruh kegiatan yang berkaitan dengan memberikan pertanyaan, memberikan jawaban, memberikan pendapat dan memberikan kesimpulan.

Penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan aktivitas siswa, dimana kelas berfungsi sebagai tempat berdiskusi hasil percobaan yang melibatkan siswa secara penuh dalam proses pembelajaran. Siswa didorong untuk beraktivitas mempelajari materi pelajaran sesuai dengan topik yang akan dipelajarinya. Belajar dalam Quantum Teaching mengkombinasikan keunggulan model pembelajaran inovatif dan model pembelajaran individual, model pembelajaran ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual. Oleh karena itu kegiatan pembelajarannya lebih banyak digunakan untuk memperluas informasi dan membahas kembali materi yang diajarkan sesuai dengan pemahaman peserta didik terhadap materi pokok yang diajarakan serta


(2)

120

mendiskusikan pertanyaan yang diberikan bersama dengan anggota kelompok yang telah dibentuk. Ciri khas pada model pembelajaran Quantum Teaching ini adalah setiap siswa secara individual belajar model pe mbelajaran yang sudah di persiapkan oleh guru. Hasil belajar individual dibawa ke kelompok – kelompok untuk didiskusikan dan saling dibahas oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama. Dengan demikian keaktifan di dalam belajar dapat mempermudah untuk menemukan sendiri materi yang dipelajarinya, hal tersebut terlihat dari keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar dengan menggunaka n model pembelajaran Quantum Teaching.

Penilaian terhadap hasil belajar sangat penting karena dapat memberikan informasi kepada guru mengenai ketercapaian tujuan belajar melalui proses belajar mengajar. Pada pembelajaran, guru berperan sebagai fasilitator dan motivator, selebihnya berpusat pada keaktifan siswa. Hasil belajar yang baik dapat tercapai jika guru menggunakan model pembelajaran yang sesuai dan meningkatkan aktivitas siswa dalam penyampaian materi pembelajaran. Hubungan antara model pembelajaran Quantum Teaching terhadap aktivitas dan hasil belajar pada mata pelajaran Konstruksi Bangunan berpengaruh secara signifikan. Apabila model pembelajaran Quantum Teaching diterapkan dalam pembelajaran, siswa antusias untuk mengikuti kegiatan belajar- mengajar, aktif dalam mengajukan pertanyaan kepada guru mata pelajaran, aktif dalam memberi jawaban dari pertanyaan guru mengenai materi yang diajarkan, antusias dalam melakukan percobaan menjawab soal-soal yang diberikan, dan aktif dalam diskusi


(3)

kelompok serta percaya diri/berani dalam tahapan mendemonstrasikan hasil diskusi yang dilakukan antar sesama anggota kelompok. Hasil penelitian membuktikan bahwa model pembelajara n Quantum Teaching memberikan pengaruh yang signifikan terhadap aktivitas dan hasil be lajar Konstruksi Bangunan, terlihat dari rata-rata hasil belajar siswa.

C.Saran

Setelah melihat hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan maka peneliti memberikan saran sebagai berikut :

1. Dalam upaya meningkatkan aktivitas hasil belajar konstruksi bangunan hendaknya guru menekankan untuk lebih bekerja keras lagi menerangkan tahapan-tahapan Quantum Teaching terutama pada tahapan menghubungkan dan tahap demonstrasi.

2. Dalam upaya meningkatkan hasil belajar konstruksi bangunan hendaknya guru memperhatikan tahapan dari menciptakan suasana kondusif, tahapan hubungkan dan demonstrasi yang mengarah ke pemahaman, pengetahuan dan aplikasi dari materi konstruksi bangunan.

3. Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar konstruksi bangunan, diharapkan pihak sekolah dan guru menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching.

4. Bagi peneliti selanjutnya agar lebih memperhatikan dan menjelaskan tahapan-tahapan model pembelajaran Quantum Teaching sebelum memulai pembelajaran di kelas.


(4)

122

5. Bagi guru dan calon guru (peneliti) yang hendaknya menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching ini disarankan agar memiliki persiapan yang baik dan terlebih dahulu memperkenalkan model pembelaran ini kepada siswa, sehingga pembelajaran dapat berjalan de ngan waktu yang lebih efektif dan efsien.

6. Untuk penelitian lanjutan dengan variabel yang relevan hendaknya dapat memperbaiki kekurangan yang ada pada penelitian ini dengan membuat perencanaan penelitian yang lebih baik lagi untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

7. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan agar dapat memperhitungkan waktu yang dibutuhkan untuk setiap tahapan dan benar-benar dapat menyesuaikan alokasi waktu yang ada dengan rencana pembelajaran yang telah disesuaikan dengan RPP.


(5)

123

Arikunto, Suharsimi. (2006). Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan(rev.ed). Bumi Aksara : Jakarta.

Arikunto, Suharsimi dkk. (2014). Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara : Jakarta.

Aunurrahman. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Alfabeta : Bandung. DePorter, Bobbi (2010). Quantum Teaching. Kaifa : Bandung.

DePorter, Bobbi dan Mike Hernacki (2013). Quantum Learning. Kaifa : Bandung. Dimyanti dan Mudjiono 2006. Belajar dan Pembelajaran. PT. Rineka Cipta.

Jakarta.

Esteria. (2012). Penerapan Strategi Pembelajaran Kuantum (Quantum Teaching) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Rencana Anggaran Biaya Siswa Kelas XI Program Keahlian Batu dan Beton SMK N 1 Berastagi T.P. 2011/2012. UNIMED. Skripsi tidak dipublikasikan.

Hanafiah, Nanang & Cucu Suhana. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. Refika Aditama : Bandung.

Kristina Hariana Pasaribu. (2013). Penerapan Strategi Pembelajaran Kuantum (Quantum Teaching) Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Menerapkan Dasar-Dasar Gambar Teknik (MDGT) Siswa Kelas X Program Keahlian Gambar Bangunan SMK N 1 Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2013/2014. UNIMED. Skripsi tidak dipublikasikan.

Mustika. (2012). Pengaruh Aktivitas Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada materi Pokok Besaran Dan Satuan Di


(6)

124

Kelas VII Semester I SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan TA 2012/2013. UNIMED. Skripsi tidak dipublikasikan.

Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2014 Tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan pendidikan Menengah

Pramuniati, Isda dkk. (2014). Bahan Pembelajaran Mikro Bahasa Dan Seni. UNIMED : Medan

Purwanto. (2008). Evaluasi Hasil Belajar. Pustaka Belajar : Yogyakarta. Sugiono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. CV.ALFABETA : Bandung. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003

Undang Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 dan Undang Undang Nomor 2 tahun 1999 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab III ayat 5

Wena, Made (2014). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Bumi Aksara : Jakarta.


Dokumen yang terkait

ENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN LOGIKA MATEMATIKA SISWA KELAS X API 1 SMK NEGERI 1 SUKORAMBI TAHUN AJARAN 2011/2012

0 6 16

ENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DENGAN MEDIA FLASH UNTUK MENINGKATKAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR FISIKA DI KELAS X TSM 2 SMK NEGERI 1 SUBOH SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2010/2011

0 4 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 GUNUNG SUGIH BESAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 2 47

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 GUNUNG RAYA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 13 44

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING DAN SEQIP UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI 8 METRO SELATAN

2 16 47

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 KALIREJO

0 5 53

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DENGAN METODEDISKUSI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMPN 2 LINGSAR TAHUN AJARAN 20142015

0 0 5

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD 2 SINGOCANDI TAHUN AJARAN 20132014

0 0 21

PEMANFAATAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

0 0 10

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPEQUICK ON THE DRAW UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X IIS 5 SMA NEGERI 1 BANYUDONO BOYOLALI TAHUN AJARAN 2015 2016

0 0 14