Perbandingan Penerapan Model CAPM dan AP (1)
Perbandingan Penerapan Model CAPM dan APT dalam Memprediksi Return dan Risk
di Bursa Efek Indonesia
Setyawardhani, Dina Mulia
Universitas Trilogi
pengembalian (return) yang maksimal
Latar Belakang
bagian
dan risiko seminimal mungkin.. Return
penting dalam perekonomian. Investasi
tersebut dapat berupa capital gain
adalah kegiatan usaha yang mengandung
ataupun dividen untuk investasi pada
risiko karena berhadapan dengan unsur
saham. Untuk mengambil keputusan
ketidakpastian.
dalam
Investasi
merupakan
Dengan
demikian,
investasi
tersebut
dengan
perolehan kembaliannya return tidak
memperhatikan harapan investor maka
pasti dan tidak tetap. Pasar modal
diperlukan prediksi yang akurat. Untuk
dipandang sebagai salah satu sarana
memilih saham dari pasar modal,
efektif
mempercepat
investor menilai dari expected return
pembangunan suatu negara. Hal ini
yang dihitung dari saham tersebut. Untuk
dimungkinkan
untuk
pasar
modal
mengestimasi expected return, model
yang
dapat
yang sering digunakan yaitu Capital
menggalang pengerahan dana jangka
Asset Pricing Model (CAPM) dan
panjang
Arbitrage Pricing Theory (APT).
merupakan
karena
wahana
dari
masyarakat
untuk
disalurkan ke sektor-sektor produktif.
Dengan adanya pasar modal, maka
perusahaan-perusahaan
mudah
memperoleh
akan
dana
lebih
sehingga
Tujuan Penulisan
Berdasarkan penjabaran diatas,
akan dilakukan tinjauan literatur untuk
mengetahui
perbandingan
penerapan
kegiatan ekonomi di berbagai sektor
Model CAPM (Capital Asset Pricing
dapat ditingkatkan.
Model) dan APT (Arbitrage Pricing
Saham merupakan instrumen yang
menarik
untuk
dijadikan
sarana
investasi. Para investor dalam pembelian
saham pada dasarnya memiliki tujuan
yang
sama
yaitu
mengharapkan
Theory) dalam memprediksi return dan
risk di Bursa Efek Indonesia
Literatur (Isi /Pembahasan)
Penelitian yang dilakukan oleh
Ibrahim et.al (2017) bertujuan untuk
keakuratan
model regresi sederhana untuk CAPM
CAPM dan APT dalam mengestimasi
dan model regresi berganda untuk APT,
expected return pada saham-saham yang
lalu
terdaftar di LQ45 Bursa Efek Indonesia.
independen
Indeks LQ45 dipilih sebagai sampel
CAPM dan APT dalam memprediksi
penelitian
excpected return.
membandingkan
tingkat
karena
indeks
ini
melakukan
uji-t
untuk
dua
sampel
membandingkan
Pada penelitian ini, kedua model
mengelompokkan saham-saham yang
memiliki tingkat likuiditas yang tinggi.
dapat
dikatakan
Penelitian dilaksanakan dari November
pengestimasiannya,
2016 hingga Desember 2016. Populasi
memberikan perbedaan keakuratan yang
yang digunakan pada penelitian ini
signifikan/besar
adalah semua saham yang terdaftar di
actual return saham. Hal ini didukung
Bursa Efek Indonesia. Saham-saham
oleh dua poin, yaitu Pertama , dilihat dari
yang terdaftar di LQ45 menjadi sampel
nilai MAD (Mean Absolute Deviation)
penelitian. Data yang digunakan pada
dari kedua model, rata-rata nilai MAD
penelitian ini adalah data sekunderdan
CAPM sebesar 0.0802 dan nilai MAD
periode data yang digunakan adalah data
APT
bulanan selama 5 tahun terakhir, yaitu
tersebut hanya selisih 0.0005. Kedua ,
dari Juni 2011 hingga Juni 2016.
berdasarkan
sebesar
sama
dalam
karena
dalam
0.0797.
hasil
saja
tidak
memprediksi
Kedua
Uji-t
nilai
sampel
Variabel data yang digunakan
independen, nilai signifikansi sebesar
adalah actual return, expected return,
0.924 > 0.05 ini berarti terima H0 yang
return bebas risiko, return market,
berarti tidak terdapat perbedaan yang
inflasi, kurs USD, dan bahan bakar
signifikan antara keakuratan CAPM dan
minyak. Untuk model CAPM variabel
keakuratan APT dalam menghitung
terikat adalah actual return saham, dan
actual return pada saham yang terdaftar
variabel bebas adalah return market.
pada LQ45.
Untuk model APT variabel terikat adalah
Jika penelitian yang dilakukan
actual return saham, dan variabel bebas
oleh Ibrahim et.al (2017) menggunakan
adalah tingkat inflasi, tingkat kurs USD
Indeks LQ 45 sebagai objek peneltian,
ke Rupiah dan tingkat harga minyak
hal ini berbeda dengan penelitian yang
mentah dunia. Metode analisis yang
dilakukan oleh Aqli (2015). Penelitian
digunakan adalah dengan menggunakan
ini menggunakan Indeks JII (Jakarta
Islamic
Index)
sebagai
objek
dikarenakan
nilai
MADCAPM
penelitiannya. Tujuan penelitian ini yaitu
(0.54556106) lebih kecil dibandingkan
untuk membandingkan model peramalan
dengan nilai MADAPT (0.56495778).
manakah yang lebih tepat dan akurat
Selanjutnya pada Independent Sample
dalam
saham.
Test menunjukkan bahwa H0 ditolak,
Metode penelitian yang dilakukan untuk
yaitu terdapat perbedaan akurasi antara
mengukur keakuratan model CAPM dan
Capital Asset Pricing Model (CAPM)
APT terhadap return
dengan Arbitrage Pricing Theory (APT)
memprediksi
return
saham yang
dengan
dalam memprediksi return saham JII. H0
penelitian sebelumnya yaitu dengan
ditolak karena nilai Sig = 0.049 < 0.05.
menggunakan Mean Absolute Deviation
Akan tetapi, perbedaan akurasi antara
(MAD). Kemudian untuk mengetahui
model Capital Asset Pricing Model
seberapa
(CAPM) dengan Arbitrage Pricing
sesungguhnya
pun
sama
signifikan
keakuratannnya
digunakan Uji-t sampel independen.
Theory (APT) dalam memprediksi return
Populasi pada penelitian ini adalah
saham JII tidak siginfikan. Hal ini dapat
seluruh saham yang masih ataupun
dilihat dari nilai t-hitung < t-tabel dengan
pernah terdaftar di JII selama periode
nilai α = 5% dan degree of freedom (df)
Juni 2012 – November 2014. Untuk
= 9.009, yaitu 0.188 < 2.262.
Penelitian
sampel pada penelitian ini dipilih 10
selanjutnya
adalah
saham yang secara konsisten selama
penelitian yang dilakukan oleh Kisman
periode penelitian terdaftar di JII dan
dan Shintabelle (2015). Sama dengan
mempunyai laporan keuangan yang
halnya penelitian yang dilakukan oleh
dapat
dipertanggungjawabkan.
Ibrahim et.al (2017), penelitian ini
Penelitian ini menggunakan data harga
menggunakan Indeks LQ45 sebagai
saham
objek
penutupan
bulanan,
indeks
penelitiannya.
Penelitian
ini
bulanan JII, data variabel makro yaitu
bertujuan untuk mengetahui validitas
SBI bulanan, jumlah uang beredar, kurs
atau keakuratan dari model CAPM dan
Rp/USD, dan inflasi bulanan.
APT dalam memprediksi return saham
menunjukkan
di Bursa Efek Indonesia pada tahun
metode CAPM lebih tepat atau akurat
2008-2010. Metode penelitian yang
dibandingkan
dalam
dilakukan untuk mengukur validitas
memprediksi return saham JII. Hal ini
model CAPM dan model ATP yaitu
Hasil
penelitian
metode
APT
dengan menggunakan regresi berganda
panjang. Lalu, dapat juga menggunakan
Uji t dan Uji F.
variabel makro yang lebih banyak dan
Hasil penelitian ini menunjukan
lebih
signifikan
dalam
menghitung
bahwa model APT lebih baik dalam
expected
memprediksi
menggunakan metode APT.
saham
return
dibandingkan model CAPM. Baik dalam
model CAPM dan APT, return saham
secara
signifikan
dipengaruhi
oleh
return
saham
dengan
Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh
Ibrahim et.al (2017),
variabel independennya (dalam CAPM:
Aqli (2015), serta Kisman & Shintabelle
market excess return; APT: PDB dan
(2015) menunjukkan hasil yang berbeda-
tingkat bunga). Dilihat dari R Square,
beda. Pada penelitian Ibrahim et.al
keakuratan hasil perhitungan dalam
(2017) didapatkan hasil bahwa tidak
memprediksi return saham model APT
terdapat perbedaan
lebih baik daripada hasil perhitungan
antara keakuratan model CAPM dan
model CAPM. Pada model CAPM,
keakuratan
variabel market excess return hanya
menghitung actual return.
mampu
menjelaskan
variasi
yang signifikan
model
APT
dalam
return
Lalu, dua penelitian selanjutnya
saham sebesar 21,8%. Sedangkan pada
memiliki hasil yang sangat berbeda.
model ATP, variabel PDB dan tingkat
Dimana penelitian yang dilakukan oleh
bunga mampu menjelaskan variasinya
Aqli (2015) menunjukkan hasil bahwa
pada rerturn saham sebesar 51,1%.
metode CAPM lebih tepat atau akurat
Dalam penelitian ini, model APT lebih
dibandingkan
baik dan modelnya lebih akurat daripada
memprediksi return saham. Sedangkan,
model
penelitian
CAPM
dalam
memprediksi
metode
Kisman
dan
APT
dalam
Shintabelle
return saham.
(2015) menunjukkan hasil bahwa model
Rekomendasi
APT lebih baik dalam memprediksi
Penelitian
selanjutnya
dapat
return
saham
dibandingkan
model
menggunakan periode waktu yang lebih
CAPM. Selanjutnya, dapat disimpulkan
panjang, karena untuk mendapatkan
bahwa kedua model tersebut dapat
hasil
digunakan untuk memprediksi return
yang
lebih
akurat
dalam
menghitung expected return saham,
sebaiknya digunakan periode yang lebih
saham
References
1. Aqli,
MI.
2015.
Perbandingan
Analisis
Keakuratan
Metode Capital Asset Pricing
Model (CAPM) dan Arbitrage
Pricing Theory (APT) dalam
Memprediksi
Return
Saham.
Skripsi. Universitas Islam Negeri
Walisongo. Semarang.
2. Ibrahim,
MI.,
Titaley,
J.,
Manurung, TK. 2017. Analisis
Keakuratan Capital Asset Pricing
Model (CAPM) dan Arbitrage
Pricing Theory (APT) dalam
Memprediksi Expected Return
Saham
LQ45.
Jurnal
de
Cartesian Vol. 6, No. 1, 2017, pp.
30-44.
3. Kisman,
Z.,
Restiyanita,
&
M.
Shintabelle
2015.
The
Validity of Capital Asset Pricing
Model (CAPM) and Arbitrage
Pricing
Theory
(APT)
in
Predicting the Return of Stocks
in Indonesia Stock Exchange.
American Journal of Economics,
Finance and Management Vol. 1,
No. 3, 2015, pp. 184-189.
di Bursa Efek Indonesia
Setyawardhani, Dina Mulia
Universitas Trilogi
pengembalian (return) yang maksimal
Latar Belakang
bagian
dan risiko seminimal mungkin.. Return
penting dalam perekonomian. Investasi
tersebut dapat berupa capital gain
adalah kegiatan usaha yang mengandung
ataupun dividen untuk investasi pada
risiko karena berhadapan dengan unsur
saham. Untuk mengambil keputusan
ketidakpastian.
dalam
Investasi
merupakan
Dengan
demikian,
investasi
tersebut
dengan
perolehan kembaliannya return tidak
memperhatikan harapan investor maka
pasti dan tidak tetap. Pasar modal
diperlukan prediksi yang akurat. Untuk
dipandang sebagai salah satu sarana
memilih saham dari pasar modal,
efektif
mempercepat
investor menilai dari expected return
pembangunan suatu negara. Hal ini
yang dihitung dari saham tersebut. Untuk
dimungkinkan
untuk
pasar
modal
mengestimasi expected return, model
yang
dapat
yang sering digunakan yaitu Capital
menggalang pengerahan dana jangka
Asset Pricing Model (CAPM) dan
panjang
Arbitrage Pricing Theory (APT).
merupakan
karena
wahana
dari
masyarakat
untuk
disalurkan ke sektor-sektor produktif.
Dengan adanya pasar modal, maka
perusahaan-perusahaan
mudah
memperoleh
akan
dana
lebih
sehingga
Tujuan Penulisan
Berdasarkan penjabaran diatas,
akan dilakukan tinjauan literatur untuk
mengetahui
perbandingan
penerapan
kegiatan ekonomi di berbagai sektor
Model CAPM (Capital Asset Pricing
dapat ditingkatkan.
Model) dan APT (Arbitrage Pricing
Saham merupakan instrumen yang
menarik
untuk
dijadikan
sarana
investasi. Para investor dalam pembelian
saham pada dasarnya memiliki tujuan
yang
sama
yaitu
mengharapkan
Theory) dalam memprediksi return dan
risk di Bursa Efek Indonesia
Literatur (Isi /Pembahasan)
Penelitian yang dilakukan oleh
Ibrahim et.al (2017) bertujuan untuk
keakuratan
model regresi sederhana untuk CAPM
CAPM dan APT dalam mengestimasi
dan model regresi berganda untuk APT,
expected return pada saham-saham yang
lalu
terdaftar di LQ45 Bursa Efek Indonesia.
independen
Indeks LQ45 dipilih sebagai sampel
CAPM dan APT dalam memprediksi
penelitian
excpected return.
membandingkan
tingkat
karena
indeks
ini
melakukan
uji-t
untuk
dua
sampel
membandingkan
Pada penelitian ini, kedua model
mengelompokkan saham-saham yang
memiliki tingkat likuiditas yang tinggi.
dapat
dikatakan
Penelitian dilaksanakan dari November
pengestimasiannya,
2016 hingga Desember 2016. Populasi
memberikan perbedaan keakuratan yang
yang digunakan pada penelitian ini
signifikan/besar
adalah semua saham yang terdaftar di
actual return saham. Hal ini didukung
Bursa Efek Indonesia. Saham-saham
oleh dua poin, yaitu Pertama , dilihat dari
yang terdaftar di LQ45 menjadi sampel
nilai MAD (Mean Absolute Deviation)
penelitian. Data yang digunakan pada
dari kedua model, rata-rata nilai MAD
penelitian ini adalah data sekunderdan
CAPM sebesar 0.0802 dan nilai MAD
periode data yang digunakan adalah data
APT
bulanan selama 5 tahun terakhir, yaitu
tersebut hanya selisih 0.0005. Kedua ,
dari Juni 2011 hingga Juni 2016.
berdasarkan
sebesar
sama
dalam
karena
dalam
0.0797.
hasil
saja
tidak
memprediksi
Kedua
Uji-t
nilai
sampel
Variabel data yang digunakan
independen, nilai signifikansi sebesar
adalah actual return, expected return,
0.924 > 0.05 ini berarti terima H0 yang
return bebas risiko, return market,
berarti tidak terdapat perbedaan yang
inflasi, kurs USD, dan bahan bakar
signifikan antara keakuratan CAPM dan
minyak. Untuk model CAPM variabel
keakuratan APT dalam menghitung
terikat adalah actual return saham, dan
actual return pada saham yang terdaftar
variabel bebas adalah return market.
pada LQ45.
Untuk model APT variabel terikat adalah
Jika penelitian yang dilakukan
actual return saham, dan variabel bebas
oleh Ibrahim et.al (2017) menggunakan
adalah tingkat inflasi, tingkat kurs USD
Indeks LQ 45 sebagai objek peneltian,
ke Rupiah dan tingkat harga minyak
hal ini berbeda dengan penelitian yang
mentah dunia. Metode analisis yang
dilakukan oleh Aqli (2015). Penelitian
digunakan adalah dengan menggunakan
ini menggunakan Indeks JII (Jakarta
Islamic
Index)
sebagai
objek
dikarenakan
nilai
MADCAPM
penelitiannya. Tujuan penelitian ini yaitu
(0.54556106) lebih kecil dibandingkan
untuk membandingkan model peramalan
dengan nilai MADAPT (0.56495778).
manakah yang lebih tepat dan akurat
Selanjutnya pada Independent Sample
dalam
saham.
Test menunjukkan bahwa H0 ditolak,
Metode penelitian yang dilakukan untuk
yaitu terdapat perbedaan akurasi antara
mengukur keakuratan model CAPM dan
Capital Asset Pricing Model (CAPM)
APT terhadap return
dengan Arbitrage Pricing Theory (APT)
memprediksi
return
saham yang
dengan
dalam memprediksi return saham JII. H0
penelitian sebelumnya yaitu dengan
ditolak karena nilai Sig = 0.049 < 0.05.
menggunakan Mean Absolute Deviation
Akan tetapi, perbedaan akurasi antara
(MAD). Kemudian untuk mengetahui
model Capital Asset Pricing Model
seberapa
(CAPM) dengan Arbitrage Pricing
sesungguhnya
pun
sama
signifikan
keakuratannnya
digunakan Uji-t sampel independen.
Theory (APT) dalam memprediksi return
Populasi pada penelitian ini adalah
saham JII tidak siginfikan. Hal ini dapat
seluruh saham yang masih ataupun
dilihat dari nilai t-hitung < t-tabel dengan
pernah terdaftar di JII selama periode
nilai α = 5% dan degree of freedom (df)
Juni 2012 – November 2014. Untuk
= 9.009, yaitu 0.188 < 2.262.
Penelitian
sampel pada penelitian ini dipilih 10
selanjutnya
adalah
saham yang secara konsisten selama
penelitian yang dilakukan oleh Kisman
periode penelitian terdaftar di JII dan
dan Shintabelle (2015). Sama dengan
mempunyai laporan keuangan yang
halnya penelitian yang dilakukan oleh
dapat
dipertanggungjawabkan.
Ibrahim et.al (2017), penelitian ini
Penelitian ini menggunakan data harga
menggunakan Indeks LQ45 sebagai
saham
objek
penutupan
bulanan,
indeks
penelitiannya.
Penelitian
ini
bulanan JII, data variabel makro yaitu
bertujuan untuk mengetahui validitas
SBI bulanan, jumlah uang beredar, kurs
atau keakuratan dari model CAPM dan
Rp/USD, dan inflasi bulanan.
APT dalam memprediksi return saham
menunjukkan
di Bursa Efek Indonesia pada tahun
metode CAPM lebih tepat atau akurat
2008-2010. Metode penelitian yang
dibandingkan
dalam
dilakukan untuk mengukur validitas
memprediksi return saham JII. Hal ini
model CAPM dan model ATP yaitu
Hasil
penelitian
metode
APT
dengan menggunakan regresi berganda
panjang. Lalu, dapat juga menggunakan
Uji t dan Uji F.
variabel makro yang lebih banyak dan
Hasil penelitian ini menunjukan
lebih
signifikan
dalam
menghitung
bahwa model APT lebih baik dalam
expected
memprediksi
menggunakan metode APT.
saham
return
dibandingkan model CAPM. Baik dalam
model CAPM dan APT, return saham
secara
signifikan
dipengaruhi
oleh
return
saham
dengan
Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh
Ibrahim et.al (2017),
variabel independennya (dalam CAPM:
Aqli (2015), serta Kisman & Shintabelle
market excess return; APT: PDB dan
(2015) menunjukkan hasil yang berbeda-
tingkat bunga). Dilihat dari R Square,
beda. Pada penelitian Ibrahim et.al
keakuratan hasil perhitungan dalam
(2017) didapatkan hasil bahwa tidak
memprediksi return saham model APT
terdapat perbedaan
lebih baik daripada hasil perhitungan
antara keakuratan model CAPM dan
model CAPM. Pada model CAPM,
keakuratan
variabel market excess return hanya
menghitung actual return.
mampu
menjelaskan
variasi
yang signifikan
model
APT
dalam
return
Lalu, dua penelitian selanjutnya
saham sebesar 21,8%. Sedangkan pada
memiliki hasil yang sangat berbeda.
model ATP, variabel PDB dan tingkat
Dimana penelitian yang dilakukan oleh
bunga mampu menjelaskan variasinya
Aqli (2015) menunjukkan hasil bahwa
pada rerturn saham sebesar 51,1%.
metode CAPM lebih tepat atau akurat
Dalam penelitian ini, model APT lebih
dibandingkan
baik dan modelnya lebih akurat daripada
memprediksi return saham. Sedangkan,
model
penelitian
CAPM
dalam
memprediksi
metode
Kisman
dan
APT
dalam
Shintabelle
return saham.
(2015) menunjukkan hasil bahwa model
Rekomendasi
APT lebih baik dalam memprediksi
Penelitian
selanjutnya
dapat
return
saham
dibandingkan
model
menggunakan periode waktu yang lebih
CAPM. Selanjutnya, dapat disimpulkan
panjang, karena untuk mendapatkan
bahwa kedua model tersebut dapat
hasil
digunakan untuk memprediksi return
yang
lebih
akurat
dalam
menghitung expected return saham,
sebaiknya digunakan periode yang lebih
saham
References
1. Aqli,
MI.
2015.
Perbandingan
Analisis
Keakuratan
Metode Capital Asset Pricing
Model (CAPM) dan Arbitrage
Pricing Theory (APT) dalam
Memprediksi
Return
Saham.
Skripsi. Universitas Islam Negeri
Walisongo. Semarang.
2. Ibrahim,
MI.,
Titaley,
J.,
Manurung, TK. 2017. Analisis
Keakuratan Capital Asset Pricing
Model (CAPM) dan Arbitrage
Pricing Theory (APT) dalam
Memprediksi Expected Return
Saham
LQ45.
Jurnal
de
Cartesian Vol. 6, No. 1, 2017, pp.
30-44.
3. Kisman,
Z.,
Restiyanita,
&
M.
Shintabelle
2015.
The
Validity of Capital Asset Pricing
Model (CAPM) and Arbitrage
Pricing
Theory
(APT)
in
Predicting the Return of Stocks
in Indonesia Stock Exchange.
American Journal of Economics,
Finance and Management Vol. 1,
No. 3, 2015, pp. 184-189.