Pengertian dan Macam macam Piramida

Pengertian dan Macam-macam Piramida Ekologi- Pada rantai makanan Anda telah
mengetahui tentang tingkat trofik yang terdiri atas produsen, konsumen I, konsumen II, dan
seterusnya. Umumnya tingkat trofik pada suatu habitat hanya terdiri atas empat sampai lima
tingkatan. Produsen selalu menempati tingkat trofik yang pertama, herbivora menempati
tingkat trofik yang kedua, karnivora primer menempati tingkat tropik ketiga dan seterusnya.
Jika tumbuhan hijau dimakan organisme lain (konsumen primer), maka hanya 10% energi
yang berasal dari tumbuhan hijau dimanfaatkan oleh organisme itu untuk pertumbuhannya
dan sisanya terdegradasi dalam bentuk panas terbuang ke atmosfer. Dengan demikian, pada
rantai makanan yang panjang, energi yang tersedia untuk tingkat tropik paling tinggi adalah
makin sedikit sehingga dapat digambarkan dalam suatu piramida. Piramida ini dikenal
dengan istilah piramida ekologi. Dengan kata lain Piramida ekologi adalah sebuah diagram
yang menunjukkan jumlah relatif dari energi atau bahan yang terkandung dalam setiap
tingkat trofik dalam rantai makanan atau jaring makanan. Piramida ekologi dibedakan
menjadi tiga macam.
1.
Piramida
jumlah
Piramida jumlah dilukiskan dengan jumlah individu yang membangunnya. Elton (1972) yang
menemukan teori ini mengatakan bahwa binatang yang menempati tingkat trofik yang lebih
rendah, jumlahnya lebih banyak dibanding dengan binatang yang menempati tingkat trofik
yang lebih tinggi. Dasar piramida ini digambarkan oleh produsen yang sangat banyak dan

jumlah organisme menurun cepat sampai tinggal beberapa individu karnivora puncak,
perhatikan Gambar 9.5.
Gambar 9.5 Piramida jumlah dalam suatu

taman Rumput
Organisme di tingkat trofik pertama biasanya paling melimpah, sedangkan organisme di
tingkat trofik kedua, ketiga, dan selanjutnya makin berkurang. Dapat dikatakan bahwa pada
kebanyakan komunitas normal, jumlah tumbuhan selalu lebih banyak daripada organisme
herbivora. Demikian pula jumlah herbivora selalu lebih banyak daripada jumlah karnivora
tingkat 1. Karnivora tingkat 1 juga selalu lebih banyak daripada karnivora tingkat 2. Piramida
jumlah dibuat berdasarkan jumlah organisme di tiap tingkat trofik.
2.
Piramida
Biomassa
Penggunaan piramida jumlah sering menemui kesulitan, di antaranya jika kita

membandingkan dua ekosistem yang berbeda dengan menghitung berapa jumlah binatang
dan tumbuhan yang mendukung ekosistem itu? Kesulitan lain, terasa kurang informatif jika
kita menyamakan ganggang sebagai pohon (produsen) atau menyamakan gajah dengan
udang-udangan (herbivora). Untuk mengetahui kesulitan itu, maka sering digunakan piramida

biomassa. Biomassa adalah berat kering suatu organisme. Contoh piramida biomassa dapat
Anda lihat pada Gambar 9.6.
Gambar 9.6 (a) Piramida biomassa di

Silver Springs, Florida. Angka-angka merupakan bobot kering bahan organik (per meter
persegi). (b) Piramida terbalik biomassa dalam suatu danau. Angka-angka merupakan
miligram bahan organik kering (dalam satu meter kubik air)
Untuk mengukur biomassa di tiap tingkat trofik, maka rata-rata berat organisme di tiap
tingkat harus diukur kemudian jumlah organisme di tiap tingkat diperkirakan. Piramida
biomassa berfungsi untuk menggambarkan perpaduan massa seluruh organisme di habitat
tertentu yang diukur dalam gram. Untuk menghindari kerusakan habitat, biasanya hanya
diambil sedikit sampel dan diukur, kemudian total seluruh biomassa dihitung. Dengan
pengukuran seperti ini akan didapat informasi yang lebih akurat tentang apa yang terjadi pada
ekosistem.
3.
Piramida
Energi
Pada piramida ini akan terlihat adanya penurunan energi yang tersedia untuk setiap tingkat
trofik. Jumlah energi sebagai persediaan terbesar adalah produsen dan lebih kecil pada
tingkat-tingkat trofik berikutnya. Cara paling teliti untuk mengetahui hubungan antara

organisme dari berbagai tingkat trofik adalah dengan piramida energi. Hal ini disebabkan
pada biomassa yang sama dari organisme yang berbeda belum tentu mempunyai kandungan
energi yang sama, perhatikan Gambar 9.7.

Gambar 9.7 Piramida energi di
Silver Springs, Florida. Angka merupakan hasil bersih pada setiap tingkat trofik yang
dinyatakan dalam kkal/m2/tahun. (Berdasarkan data yang diperoleh Howard T. Odum).
Seringkali piramida biomassa tidak selalu memberi informasi yang dibutuhkan untuk
menggambarkan suatu ekosistem. Oleh karena itu dibuat piramida energi berdasarkan

observasi yang dilakukan dalam waktu yang lebih lama. Piramida energi mampu memberikan
gambaran paling akurat tentang aliran energi dalam ekosistem. Pada piramida energi terjadi
penurunan sejumlah energi berturut-turut yang tersedia di tiap tingkat trofik. Berkurangnya
energi
yang
terjadi
di
setiap
trofik
terjadi

karena
hal-hal
berikut.
1) Hanya sejumlah makanan tertentu yang ditangkap dan dimakan oleh tingkat trofik
selanjutnya.
2) Beberapa makanan yang dimakan tidak bisa dicerna dan dikeluarkan sebagai sampah.
3) Hanya sebagian makanan yang dicerna menjadi bagian dari tubuh organisms, sedangkan
sisanya digunakan sebagai sumber energi.
Peran Komponen Ekosistem dalam Aliran Energi
Di dalam suatu ekosistem, terjadi interaksi antara komunitas dan komunitas lainnya serta
lingkungan abiotiknya. Interaksi ini dapat menyebabkan aliran energi melalui peristiwa
makan dan dimakan (predasi). Pada peristiwa aliran energi ini, komponen ekosistem,
khususnya komponen biotik, memiliki tiga peran dasar, yaitu sebagai produsen, konsumen
dan dekomposer. Menurut Campbell (1998: 1146), penyusun utama produsen dalam suatu
ekosistem, khususnya di daratan adalah tumbuhan. Organisme ini mampu membuat
makanannya sendiri dengan bantuan sinar matahari. Peristiwa ini disebut fotosintesis.
Produsen merupakan organisme autotrof, yaitu organisme yang mampu menyusun atau
membuat makanannya sendiri. Adapun konsumen adalah organisme heterotrof, yaitu
organisme yang tidak dapat membuat makanannya sendiri. Untuk memenuhi kebutuhannya,
organisme ini bergantung pada organisme lain.

Komponen biotik yang terakhir, yaitu dekomposer (pengurai). Dekomposer adalah organisme
yang menguraikan sisa-sisa organisme yang telah mati menjadi zat-zat organik sederhana.
Zat-zat sederhana ini akan digunakan kembali oleh produsen sebagai bahan nutrisi untuk
membuat makanannya. Proses tersebut akan berlangsung terus-menerus di dalam suatu
ekosistem. Adanya peran komponen biotik sebagai produsen, konsumen, dan dekomposer
menimbulkan aliran energi dari produsen, konsumen hingga ke dekomposer. Proses aliran
energi ini terjadi pada peristiwa rantai makanan.
Peristiwa perpindahan energi terjadi melalui proses makan dan dimakan di dalam suatu rantai
makanan. Peristiwa tersebut membentuk struktur trofik. Struktur trofik terdiri atas tingkattingkat trofik. Setiap tingkat trofik terdiri atas kumpulan berbagai organisme. Tingkat trofik
pertama ditempati oleh produsen atau organisme autotrof. Pada tingkat ini, produsen
ekosistem darat adalah tumbuhan, sedangkan pada ekosistem perairan adalah ganggang dan
fitoplankton. Tingkat trofik kedua ditempati oleh organisme heterotrof atau konsumen.
Konsumen adalah organisme yang bergantung kepada organisme lain sebagai sumber
makanannya. Konsumen pada tingkat trofik kedua ini adalah herbivora. Konsumen juga
terdiri atas tingkat trofik ketiga, keempat, dan seterusnya. Aliran energi tidak hanya terjadi
pada tingkatan yang sederhana, yaitu rantai makanan, tetapi terjadi juga pada tingkatan yang
lebih kompleks, yaitu pada jaring-jaring makanan. Jaring-jaring makanan ini tersusun oleh
beberapa rantai makanan yang saling berhubungan. Aliran energi mulai dari produsen hingga
konsumen, jumlah akhirnya tidak sama.