TUGAS INDIVIDU E CURRENCY ASPEK IMPLEMEN

TUGAS INDIVIDU
E-CURRENCY
ASPEK IMPLEMENTASI BISNIS
POTENSI DAN HUKUM
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Keamanan System Informsi

Dosen : Irawan Afrianto, S.T., M.T.

Nama : Puji Rahayu
NIM :10113041
Kelas : KSI-4

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
2017

KATA PENGANTAR
Hukum yang pertama adalah Takut akan Tuhan , sebab karena anugrahnyalah
Makalah ini dapat saya selesaikan dengan baik.Makalah dengan Topik mengenai
Pengenalan Hukum Bisnis E-commerce ini sebagai salah satu Tugas Mandiri yang

harus saya penuhi di semester VIII ini.
Sebagai Mahasiswa di Universitas Komputer Indonesia, saya banyak belajar mengenai
bagaimana seorang
Pemahaman akan

Mahasiswa berkualitas
pentingnya

di dunia

pengembangan

dan

kerja

( Market

pendalaman


place).

Pengetahuan

akan Informasi melalui Teknologi Informasi (TI) yang sangat erat hubungannya dengan
dunia bisnis mengarahkan saya mencoba mengambil judul untuk makalah Hukum Bisnis
ini .Sedikit banyak tentang Hukum Bisnis e-commerce membantu saya memahami
bahwa sesungguhnya perkembangan e-commerce di Indonesia saat ini sangatlah cepat

Harapan saya sebagai penulis adalah melalui makalah ini dapat menambah
pengetahuan , pemahaman bagi individu – individu yang membacanya. Perkembangan
e-commerce di Indonesia yang sangat cepat sebagai warga negara Indonesia tentunya
kita harus tetap menjaga keamanan secara khusus dibidang Teknologi Informasi
sehingga informasi yang ada di dunia e-commerce tetap dapat dipercaya .

Akhirnya saya selaku penulis mengucapkan terima kasih , dan marilah kita bersama sama menciptakan bangsa kita menjadi bangsa yang makmur, sejahtera, damai dan
berkualitas

2


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

i

DAFTAR ISI

ii

BAB I. PENDAHULUAN.........................................................................................iii
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................04
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................06
2.1 Definis E-commerce.............................................................................................06
2.2 Hukum E-commerce............................................................................................06
2.3 Sistem E-commerce Indonesia Lembaga E--commerce.............................................07
2.4 Salah satu penghambat berkembangnya E-commerce.........................................08
2.5 Permasalahan Hukum E-Commerce....................................................................09
BAB III KESIMPULAN ...........................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................12


BAB I

3

PENDAHULUAN
1.1.Lata Belakang
Perkembangan Ilmu teknologgi yang semakin canggih maka semakin banyak
hal – hal yang baru yang kita temui dalam kehidupan sehari – hari. Diantaranya
salah satu perkembangan TI, telekomunikasi dan komputer adalah lahirnya model
transaksi yang tidak perlu bertemu secara langsung atau face to face. Transaksi
cukup dilakukan dengan menggunakan media elektronik yaitu media internet.
Transaksi ini dikenal dengan nama elektronik commerce (e-commerce). Dalam
bidang perdagangan, internet mulai banyak dimanfaatkan sebagai media aktivitas
bisnis terutama karena kontribusinya terhadap efisiensi. Di tengah globalisasi
komunikasi yang semakin terpadu (global communication network). Dengan
semakin populernya Internet seakan telah membuat dunia semakin menciut
(shrinking the world) dan semakin memudarkan batas-batas negara berikut
kedaulatan dan tatanan masyarakatnya. Komputer sebagai alat bantu manusia
dengan didukung perkembangan teknologi informasi telah membantu akses ke

dalam jaringan jaringan publik (public network) dalam melakukan pemindahan
data dan informasi.
E-commerce adalah suatu jenis dari mekanisme bisis secara elektronik yang
memfokuskan diri pada transaksi bisnis berbasis individu dengan menggunakan
internet ( teknologi berbasis jaringan digital) sebagai medium pertukaran barang
atau jasa baik antara dua buah institusi (business to business) dan konsumen
langsung (business to consumer), melawati kendala ruang dan waktu yang selama
ini merupakan hal-hal yang dominan. Pada masa persaingan ketat di era
globalisasi saat ini merupakan hal-hal dominan.Pada masa persaingan yang ketat
di era globasisi saat ini,maka persaingan yang sebenernya adalah terletak pada
bagaimana

sebuah

perusahaan

dapat

memanfaatkan


e-commerce

untuk

meningkatkan kinerja dan eksistensi dalam bisnis inti. Dengan aplikasi ecommerce hubungan antar perusahan dengan entitas ekternal lainnya (pemasok
distributor,rekanan,konsumen) dapat dilakukan secara lebih cepat,lebih intensif,
dan lebih murah dari pada aplikasi prinsip manajemen secara konvensial.

4

Menurut

WTO

(World

Trade

Organization), cakupan e-


commerce meliputi bidang produksi, distribusi, pemasaran, penjualan, dan
pengiriman

barang

atau

jasa

elektronik. Ada

beberapa

factor

yang

mempengaruhi system perdagangan beralih ke media elektronik yaitu :ecommerce memiliki kemampuan untuk menjangkau lebih banyak pelanggan dan
setiap saat informasinya dapat diakses secara up to date dan terus-menerus
1. e-commerce dapat mendorong kreativitas dari pihak penjual secara cepat

dan tepat dalam pendistribusian informasi yang disampaikan secara periodik
2. e-commerce dapat menciptakan efisiensi waktu yang tinggi dan murah
serta informatif
3. e-commerce dapat meningkatkan kepuasan pelanggan , dengan pelayanan
cepat, mudah, aman, dan akurat
4. e-commerce dapat dengan mudah masuk ke semua kalangan dari ana
remaja sampai orang tua.
5. e-commerce banyak memacu individu untuk terus ber inovatif dalam
menampilkan fitur – fitur yang lebih menarik dan membuat para individu
untuk segera mengaksessya.

5

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI E-COMMERCE
E-COMMERCE merupakan prosedur berdagang atau mekanisme jual-beli
di internet dimana pembeli dan penjual dipertemukan di dunia maya. E-commerce juga
dapat didefinisikan sebagai suatu cara berbelanja atau berdagang secara online atau
direct selling yang memanfaatkan fasilitas Internet dimana terdapat website yang

dapat menyediakan layanan “get and deliver“.
E-commerce akan merubah semua kegiatan marketing dan juga sekaligus
memangkas biaya-biaya operasional untuk kegiatan trading (perdagangan).
Proses yang ada dalam E-commerce adalah sebagai berikut :
a.

Presentasi electronis (Pembuatan Web site) untuk produk dan layanan.

b. Pemesanan secara langsung dan tersedianya tagihan.
c.

Otomasi account Pelanggan secara aman (baik nomor rekening maupun
nomor Kartu Kredit).

d. Pembayaran yang dilakukan secara Langsung (online) dan penanganan
transaksi.

2.2 HUKUM E-COMMERCE
Hukum E-commerce di Indonesia secara signifikan, tidak mencover aspek
transaksi yang dilakukan secara online (internet). Akan tetapi ada beberapa hukum

yang bisa menjadi pegangan untuk melakukan transaksi secara online atau kegiatan
E-Commerce. Yaitu :
2.2.1.
Undang-Undang No. 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan
(UU Dokumen Perusahaan) telah menjangkau ke arah pembuktian data elektronik.
Dalam Bab I Ketentuan Umum, Pasal 1 ayat 2 tentang dokumen perusahaan yg
isinya
Dokumen perusahaan adalah data, catatan, dan atau keterangan yang dibuat dan
atau diterima oleh perusahaan dalam rangka pelaksanaan kegiatannya, baik tertulis

6

di atas kertas atau sarana lain maupun terekam dalam bentuk corak apapun yang
dapat dilihat, dibaca, atau didengar.
2.2..2

Pasal 1233 KUHP, yang isinya sebagai berikut

Perikatan, lahir karena suatu persetujuan atau karena undang-undang.
Berarti dengan pasal ini perjanjian dalam bentuk apapun dperbolehkan dalam

hukum perdata Indonesia. Dapat sering kita jumpai ketika kita menggunakan
fasilitas gratisan seperti email ada Term of Use-nya terus ada Privacy Policy-nya
dan lain sebagainya.
2.2.3

Pasal 1338 KUHP, yang isinya mengarah kepada hukum di Indonesia

menganut asas kebebasan berkontrak. Asas ini memberikan kebebasan kepada para
pihak yang sepakat untuk membentuk suatu perjanjuan untuk menentukan sendiri
bentuk serta isi suatu perjanjian. jadi pelaku kegiatan e-commerce dapat menentukan
sendiri hubungan hukum di antara mereka.

2.3 Sistem

E-commerce Indonesia Lembaga E--commerce Indonesia

Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) didirikan di Jakarta.
Baru baru ini Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) didirikan di Jakarta, Kamis
(3/5/2012).
Indonesia memiliki 55 juta pengguna internet, dengan 57 persen memilih berbelanja
secara online. Namun, belum ada aturan hukum yang mengatur keamanan transaksi
online. Dengan adanya asosiasi e-commerce, diharapkan akan semakin banyak
perusahaan e-commerce yang bias bertanggung jawab secara hukum.
Hal ini disampaikan Daniel Tumiwa, Country Manager Multiply.com yang
dipercaya sebagai Ketua dewan pengurus Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA)
yang diresmikan hari ini, Kamis (3/5/2012) di Jakarta.
"Selama ini transaksi e-commerce mengacu kepada Undang-undang ITE. Pemerintah
sedang menggodok aturan baru yang mengatur pelaksanaan UU tersebut. Gunanya
asosiasi ini nantinya, untuk membantu pemerintah menganalisis kebutuhan industri,"
jelas Daniel saat ditemui kompas.com usai jumpa pers.

7

Menurut Daniel, aturan hukum e-commerce di Indonesia belum jelas, karena ecommerce memiliki bisnis model yang beragam. Masing-masing bisnis model
tersebut harus memiliki aturan hukum yang berbeda disesuaikan dengan
kebutuhannya.
Empat bisnis model yang paling banyak digunakan di Indonesia adalah sebagai
berikut :
1.Marketplace
Yakni tempat berkumpulnya penjual dan pembeli dalam satu website. Di dalam
marketplace akan ditemukan integrasi pembayaran dan pengiriman. Contohnya
BliBli.com, Multiply.com, Plasa.com, dan Tokpedia.com.
2.ClassifiedAds
Yakni transaksi yang terjadi karena adanya iklan baris di website. Model bisnis
seperti ini yang paling sulit dilacak karena transaksinya yang kebanyakan terjadi
secara offline. Iklan baris secara online hanya berfungsi sebagai informasi, bukan
tempat transaksi. Contohnya Berniaga.com, Kaskus.us, dan Tokobagus.com.
3.DailyDeals
Model bisnis seperti ini menguntungkan pelanggan karena selalu ada diskon dan
penawaran menarik setiap hari. Semakin banyak calon pembeli, maka diskonnya
akan semakin besar. Contohnya DealGoing.com.

2.4 Salah satu penghambat berkembangnya E-commerce adalah isu keamanan.
Industri e-commerce semakin bergeliat di Indonesia. Minat masyarakat semakin
tinggi melakukan jual beli secara online. Berdasarkan data dari MasterCard
WorldWide, kira-kira 57 persen orang Indonesia sudah akrab dengan ide belanja
online. Jumlah bisnis yang didirikan secara online pun terus bertambah tiap hari.
Direktur Berniaga.com Jullian Gafar mengakui, disadari atau tidak, bisnis online atau
e-commerce di Indonesia memiliki potensi pasar yang besar. Hal ini karena
masyarakat sebagian besar telah dapat mengakses internet dengan mudah serta siapa
pun bisa menggunakan teknologi tersebut, kapan pun dan di mana pun.

8

“Alasan utama bisnis online di Indonesia bisa berkembang pesat, karena tidak
adanya regulasi, sehingga environment bisa bebas,” ujarnya, di Jakarta, akhir pekan
lalu.
Menurutnya, bisnis online bisa tumbuh dengan subur, lantaran tidak ada campur
tangan pemerintah. Tetapi, yang dikhawatirkan justru dari sisi perlindungan terhadap
konsumen.
Direktur e-Business Ditjen Aplikasi dan Telematika Kemenkominfo Azhar
Hasyim mengungkapkan, pada 2008 potensi bisnis e-commerce di Indonesia
mencapai Rp 330 triliun. Pada 2012 transaksi yang terjadi sudah berkisar Rp 30
triliun.
Bahkan, lembaga riset Nielsen menyebutkan selama kuartal pertama 2012
kepercayaan konsumen online dari Indonesia tergolong tinggi. Indeks kepercayaan
dari konsumen online Indonesia sebesar 118 poin atau setara dengan Filipina.
Optimisme itu meningkat satu poin dibanding kuartal keempat 2011 yaitu 117 poin.
Survei yang dilakukan Nielsen selama 10-27 Februari 2012 mengambil objek 28.000
konsumen online di Asia-Pasifik, Eropa, Amerika Latin, Timur Tengah, Afrika, dan
Amerika Utara. Hal ini berarti konsumen Indonesia masuk dalam jajaran tiga besar
negara dengan optimisme keuangan di bawah India (123) dan Arab Saudi (119).
Menurut Jullian, salah satu penghambat berkembangnya e-commerce adalah isu
keamanan. Karena itu disarankan, agar selamat dari penipuan, dalam bertransaksi
menggunakan metode Cash On Delivery (COD).
COD mengharuskan antara pembeli maupun penjual bertemu di salah satu
tempat. Kemudian, pihak pembeli bisa melakukan cek kondisi barang dan
mengetahui kualitas barang yang akan dibelinya. Setelah itu, barulah transaksi bisa
dilangsungkan. Bentuk transaksi tersebut bisa berupa pembayaran uang secara tunai
atau bisa juga transfer melalui ATM terdekat.

2.5 Permasalahan Hukum E-Commerce
E-commerce merupakan model perjanjian jualbeli dengan karakteristik dan
aksentuasi yang berbeda dengan model transaksi jual-beli konvensional, apalagi
dengan daya jangkau yang tidak hanya lokal tapi juga bersifat global. Beberapa

9

permasalahan hukum yang muncul dalam bidang hukum dalam aktivitas ecommerce, antara lain:
1. otentikasi subyek hukum yang membuat transaksi melalui internet;
2. saat perjanjian berlaku dan memiliki kekuatan mengikat secara hukum ;
3. obyek transaksi yang diperjualbelikan;
4. mekanisme peralihan hak;
5. hubungan hukum dan pertanggungjawaban para pihak yang terlibat dalam
transaksi
6. legalitas dokumen catatan elektronik serta tanda tangan digital sebagai alat bukti;
7. mekanisme penyelesaian sengketa;
8. pilihan hukum dan forum peradilan yang berwenang dalam penyelesaian sengketa.
Permasalahan seperti diatas, ternyata telah diatur di Inggris yang didasarkan
pada putusan pengadilan dalam perkara In Re Charge Sevices Limited. Perkara
tersebut berisi suatu analisis yuridis mengenai hubungan-hubungan hukum yang
tercipta apabila suatu card digunakan untuk melakukan pembayaran. Dalam putusan
tersebut, yang merupakan leading case di Inggris, hakim Millet J memutuskan
pembayaran dengan charge card/credit card adalah pembayaran mutlak, bukan
pembayaran bersyarat kepada pihak merchant.
Selain itu Millet juga berpendapat, dalam penggunaan kartu, secara serempak
bekerja tiga perjanjian yang satu sama lain saling terpisah, yaitu:
1. Perjanjian penjualan barang dan/atau jasa antara pedagang.
2. Perjanjian antara pedagang dan perusahaan penerbit kartu yang berdasarkan
perjanjian itu pedagang yang bersangkutan setuju untuk menerima pembayaran yang
menggunakan kartu.
3. Perjanjian antara issuer dengan card holder.
Selama ini penggunaan charge card/credit card di internet, ataupun di
berbagai merchant secara offline, seperti di berbagai pusat perbelanjaan memang

10

rawan dari penyalahgunaan. Kerawanan ini terjadi sebab pihak merchant dapat
memperoleh nomor kartu kredit beserta masa berlakunya yang tentunya dapat
digunakan untuk melakukan transaksi e-commerce.

BAB III
KESIMPULAN
Kehadiran TI yang berupa internet membuat sector perdagangan di dalam dan
di luar negeri semakin maju pesat. Hal ini dibuktikan dengan kehadiran transaksi ecommmerce dan akan memperlancar system produktivitas dan pendistribusian barang
/ jasa dalam memenuhi berbagai kebutuhan konsumen. Dalam transaksi ecommerce ini banyak permasalahan hukum yang berkembang, sehingga pengaturan
hukum yang jelas dan tegas terhadap masalah transaksi e-commerce sangat
dibutuhkan sebagai jaminan perlindungan hukum bagi para pihak. Harapan yang
dikehendaki, dengan pengaturan hukum maka pemanfaatan TI akan semakin optimal,
terutama untuk kebutuhan transakasi e-commerce itu sendiri.Oleh karena itu dengan
adanya Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) ini dharapkan dapat membantu
semua pihak dalam pemecahan masalah yang ada terkait dengan transaksi ecommerce itu sendiri.Lahirnya sebuah teknologi diharapkan akan membuahkan hasil
yang lebih baik dalam dunia transaksi .Pengawasan semua pihak tentunya juga
diharapkan dapat membantu keamanan transaksi e-commerce . Masyarakat awam
yang kurang memahami akan bisnis e-commerce dihapkan tidak menjadi korban
penipuan oleh kalangan – kalangan tertentu.

11

DAFTAR PUSTAKA
http://tekno.kompas.com/read/2012/05/03/20252612/E.commerce.Indonesia.Masih.
Mencari.Jati.diri.
http://techno.okezone.com/read/2012/05/03/55/623392/bisnis-online-di-indonesiamiliki-potensi-besar

12