LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR PENGENALAN (1)

NAMA
NIM
KELAS
KELOMPOK

MUHAMMAD RAIHAN FADILAH
175100600111024
H
H4

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR
PENGENALAN ALAT DAN BUDAYA K3
1. PRELAB
1.1 Contoh Bahan Kimia pada Simbol Berbahaya Masing-masing 2 Beserta Gambar Simbol
Simbol
Keterangan
Contoh Zat

Simbol gambar ini berarti Corrosive (Korosif)

Belerang Dioksida (SO2)

Asam Klorida (HCl)
(Tiarani, 2016).

Simbol gambar ini berarti Flammable (Mudah
Terbakar)

Benzene (C6H6)
Aseton (C6H3O)
(Kristianingrum, 2012).

Simbol gambar ini berarti Harmful Irritation
(Mudah Menyebabkan Iritasi)

Ammonia (NH3)
Natrium Hidroksida
(NaOH)
(Kristianingrum, 2012).

Simbol gambar ini berarti Toxic (Beracun)


Asam Sulfat (H2SO4)
Merkuri Klorida (HgCl2)
(Tiarani, 2016).

Simbol gambar ini berarti Explosive (Mudah
Meledak)

Ammonium Nitrat (NH4)
(NO3)
Trinitro Toluena (TNT)
(Harjanto, 2011).

(Widhy, 2009)

(Widhy, 2009)

(Widhy, 2009)
(Widhy, 2009)

(Widhy, 2009)


NAMA
NIM
KELAS
KELOMPOK

MUHAMMAD RAIHAN FADILAH
175100600111024
H
H4

1.2 MSDS (Material Safety Data Sheet) Bahan Kimia yang Disebutkan di Atas
i). MSDS Sulfur Dioksida
- Sifat: Corrosive
Keadaan Fisik: Gas
Bau: Berbau
Warna: Tidak Berwarna (Dikshith, 2013).
- Pengenalan Bahaya
Pengaruh utama polutan SO2 terhadap manusia adalah iritasi sistem pernafasan.
SO2 dianggap pencemar yang berbahaya bagi kesehatan terutama terhadap orang

tua dan penderita yang mengalami penyakit khronis pada sistem pernafasan
kadiovaskular.
Individu dengan gejala penyakit tersebut sangat sensitif terhadap kontak dengan
SO2, meskipun dengan kadar yang relatif rendah. (Dikshith, 2013).
- Pertolongan Pertama:
· Pindahkan korban ke tempat aman/udara bersih.
· Berikan pengobatan atau pernapasan buatan.
· Kirim segera ke Rumah Sakit atau Puskesmas terdekat. (Dikshith, 2013).
ii). MSDS Asam Klorida
- Sifat: Corrosive
Keadaan Fisik: Cairan.
Bau : Pedas.
Warna: Tidak Berwarna, Menyala Kuning. (Kristianingrum, 2012).
- Pengenalan Bahaya
Sangat reaktif dengan logam. Reaktif dengan agen oksidasi, bahan organik, alkali,
air. Sangat korosif di hadapan aluminium, tembaga, stainless steel (304), dari
stainless steel (316). Non-korosif terhadap kaca. (Kristianingrum, 2012).
- Pertolongan Pertama:
 Kontak Mata:
Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak, segera

siram mata dengan air sekurang-kurangnya 15 menit. Air dingin dapat digunakan.
 Kontak Kulit :
Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan air selama 15 menit
dengan mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi dan sepatu. Tutupi kulit yang
teriritasi dengan sesuatu yang melunakkan.
 Inhalasi:
Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan
buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan segera pertolongan
medis.
 Terhirup:
Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Longgarkan pakaian yang
ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang.

NAMA
NIM
KELAS
KELOMPOK




MUHAMMAD RAIHAN FADILAH
175100600111024
H
H4

*Peringatan:

Ini mungkin berbahaya bagi orang yang memberikan bantuan lewat mulut ke
mulut (resusitasi) bila bahan dihirup adalah racun, infeksi atau korosif. Cari
bantuan medis segera.
 Tertelan:
Jangan mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat demikian oleh tim
medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada korban yang
sadar. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat
pinggang. Carilah bantuan medis jika gejala muncul. (Kristianingrum, 2012).
iii). MSDS Benzena
- Sifat: Flammable
Keadaan fisik: Cairan
Bau: Berbau Manis
Warna: Tidak Berwarna (Harjanto, 2011).

- Pengenalan Bahaya
Paparan benzena bisa mengakibatkan efek kesehatan yang sangat serius. Paparan
tingkat tinggi menyebabkan gangguan pernapasan, pusing, mengantuk, sakit kepala,
dan mual. Jika tertelan, benzena membuat detak jantung menjadi lebih cepat,
muntah, dan iritasi lambung. Benzena yang tertelan dalam jumlah besar bahkan bisa
mengakibatkan kematian. (Harjanto, 2011).
- Pertolongan Pertama:
 Kontak mata :
Siram mata dengan banyak air selama minimal 15 menit. Kemudian bisa
langsung perhatian medis.
 Terkena Kulit :
Cuci kulit dengan sabun dan air selama minimal 15 menit
 Tertelan:
Hubungi pusat lokal pengendalian racun atau dokter segera. Jangan membuat
orang sadar muntah.
 Inhalasi :
Jika terjadi efek samping, lap ke daerah yang terkontaminasi. Berikan pernafasan
buatan jika tidak bernapas. Jika sulit bernapas, oksigen harus diberikan oleh
teknisi ahli.
 Kebakaran besar:

Gunakan busa biasa atau dengan semprotan air halus. (Harjanto, 2011).
iv). MSDS Aseton
- Sifat: Highly Flammable
Keadaan Fisik: Cairan
Bau: Berbau
Warna: Tidak Berwarna (Dikshith, 2013).

NAMA
NIM
KELAS
KELOMPOK
-

-

MUHAMMAD RAIHAN FADILAH
175100600111024
H
H4


Pengenalan Bahaya:
Meski sudah lumrah dijadikan sebagai bahan untuk keperluan rumah tangga,
kecantikan, dan industri, aseton juga bisa menyebabkan efek berbahaya bagi tubuh
manusia. Keracunan aseton biasa disebut dengan ketoasidosis yang terjadi apabila
jumlah aseton dalam tubuh melebihi ambang batas normal. (Dikshith, 2013).
Pertolongan Pertama:
 Umum:
Jika ragu dalam hal apapun, atau bila gejala terus berlangsung, carilah bantuan
medis. Dilarang memberikan apapun melalui mulut kepada orang yang di bawah
sadar. Jika pingsan, atur ke posisi pemulihan dan cari saran medis.
 Penghirupan:
Pindahkan orang yang terkena ke tempat berudara segar. Jaga agar orang
tersebut tetap hangat dan beristirahat. Jika tidak bernapas, jika napas tidak
teratur atau jika terjadi serangan pernapasan, sediakan pernapasan buatan atau
oksigen oleh petugas terlatih.
 Kontak kulit:
Lepaskan pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci kulit dengan sabun
dan air sampai bersih atau gunakan pembersih kulit yang diakui. Jangan
menggunakan pelarut atau pengencer.
 Kontak mata:

Periksa apakah memakai lensa kontak, dan lepaskan jika ada. Segera basuh
mata dengan air yang mengalir sedikitnya selama 15 menit, dengan kelopak
mata tetap terbuka. Segera dapatkan pertolongan medis.
 Tertelan:
Jika tertelan, segera dapatkan pertolongan dari tim medis. Jaga agar orang
tersebut tetap hangat dan beristirahat. Jangan memaksa orang tersebut untuk
muntah. (Dikshith, 2013).

v). MSDS Ammonia
- Sifat: Harmful Irritation
Keadaan Fisik: Gas
Bau: Berbau Khas Ammonia
Warna: Tidak Berwarna (Harjanto, 2011).
- Pengenalan Bahaya:
Amonia adalah senyawa kimia dengan rumus NH3. Biasanya senyawa ini didapati
berupa gas dengan bau tajam yang khas (disebut bau amonia). Walaupun amonia
memiliki sumbangan penting bagi keberadaan nutrisi di bumi, amonia sendiri adalah
senyawa kaustik dan dapat merusak kesehatan. (Harjanto, 2011).
- Pertolongan Pertama:
 Terhirup:

Bawa ke tempat aman dan udara yang segar, beri pernapasan buatan jika perlu,
segera bawa ke dokter.
 Terkena mata:

NAMA
NIM
KELAS
KELOMPOK

MUHAMMAD RAIHAN FADILAH
175100600111024
H
H4

Cuci dengan air bersih dan mengalir selama 20 menit dan segera bawa ke dokter.
(Harjanto, 2011).
vi). MSDS Natrium Hidroksida
- Sifat:Harmful Irritation
Keadaan Fisik: Solid
Bau: Berbau
Warna: Putih (Harjanto, 2011).
- Pengenalan Bahaya:
Senyawa ini memiliki banyak manfaat dan kegunaan, namun memiliki sifat yang
mudah beriritasi. (Harjanto, 2011).
- Pertolongan Pertama:
 Kontak Mata:



Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak, segera
siram mata dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Dapatkan perawatan
medis dengan segera.
Kontak Kulit :



Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan air sedikitnya selama 15
menit dan keluarkan pakaian yang terkontaminasi dan sepatu. Tutupi kulit yang
teriritasi dengan sesuatu yang lunak. Cuci pakaian sebelum digunakan kembali.
Kulit Serius :



Cuci dengan sabun desinfektan dan tutupi kulit terkontaminasi dengan krim antibakteri.
Inhalasi:



Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan
buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen.
Serius Terhirup:



Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Longgarkan pakaian yang ketat
seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. jika sulit bernapas, beri
oksigen. Jika korban tidak bernafas, lakukan pernafasan dari mulut ke mulut.
*Peringatan:
Ini mungkin berbahaya bagi orang yang memberikan bantuan lewat mulut ke mulut
bila bahan dihirup adalah racun, infeksi atau korosif.
Tertelan:
Jangan berusaha muntah kecuali bila diarahkan berbuat demikian oleh personel
medis. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat
pinggang. Segera cari bantuan medis jika gejala muncul. (Harjanto, 2011).

vii). MSDS Asam Sulfat
- Sifat: Toxic
Keadaan Fisik: Cairan
Bau: Berbau
Warna: Tidak Berwarna (Dikshith, 2013).
- Pengenalan Bahaya:

NAMA
NIM
KELAS
KELOMPOK

-

MUHAMMAD RAIHAN FADILAH
175100600111024
H
H4

Meskipun memiliki banyak manfaat, terutama dalam industri kimia, asam sulfat atau
H2SO4 ini merupakan salah satu jenis senyawa kimia yang berbahaya dan termasuk
ke dalam golongan senyawa kimia yang keras dan juga korosif. Melakukan kontak
langsung dengan senyawa kimia asam sulfat ini dapat menyebabkan berbagai
macam gangguan kesehatan pada tubuh kita. (Dikshith, 2013).
Pertolongan Pertama:
 Kontak Mata:



Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak,
segera siram mata dengan air sekurang-kurangnya 15 menit.
Kontak Kulit :



Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan air selama 15 menit
dengan mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi dan sepatu. Tutupi kulit
yang teriritasi dengan sesuatu yang lunak. Cuci pakaian sebelum digunakan
kembali.
Kulit Serius :



Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi dengan
krim anti-bakteri.
Inhalasi:



Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan
pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen.
Serius Terhirup:



Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Longgarkan pakaian
yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. jika sulit
bernapas, beri oksigen. Jika korban tidak bernafas, lakukan pernafasan dari
mulut ke mulut.
Tertelan:
Jangan muntah kecuali bila diarahkan oleh tim medis. Longgarkan pakaian
yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. (Dikshith,
2013).

viii). MSDS Merkuri Klorida
- Sifat: Toxic
Keadaan Fisik: Crystal
Bau: Berbau
Warna: Putih (Harjanto, 2011).
- Pertolongan Pertama:
 Jika terhirup :



Periksakan ke dokter, lampilkan lembar data keselamatan kepada dokter. Jika
terhirup, bawa korban ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan
pernapasan buatan. Periksakan ke dokter.
Kontak kulit :
Lepaskan segera pakaian dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci bersih
dengan sabun dan banyak air. Ambil korban segera ke rumah sakit.
Periksakan ke dokter.

NAMA
NIM
KELAS
KELOMPOK

MUHAMMAD RAIHAN FADILAH
175100600111024
H
H4



Kontak mata :



Bilas dengan banyak air selama minimal 15 menit dan konsultasikan dengan
dokter. (Harjanto, 2011).

ix). MSDS Ammonium Nitrat
- Sifat: Explosive
Keadaan Fisik: Solid
Bau: Tidak Berbau
Warna: Putih (Dikshith, 2013).
- Pengenalan Bahaya:
Amonium nitrat terurai menjadi gas dinitrogen oksida dan uap air bila dipanaskan
(bukan reaksi eksplosif); namun, dapat diinduksi untuk meluruh secara eksplosif oleh
ledakan. Stok bahan yang besar bisa menjadi risiko kebakaran utama karena
oksidasi pendukungnya, dan mungkin juga meledak. (Dikshith, 2013).
- Pertolongan Pertama:
 Kontak Mata:



Dalam kasus kontak mata, segera basuh matadengan banyak air sekurangkurangnya 15 menit. Dapat menggunakan air dingin. Dapatkan perawatan
medis.
Kontak Kulit:



Apabila kontak terhadap kulit, segera siram kulit dengan banyak air. Tutup
kulit yang teriritasi dengan sebuah emolien.
Kontak kulit serius:



Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit yang terkontaminasi
dengan krim anti-bakteri. Dapatkan perawatan medis
Terhirup :
Jika terhirup, segera ke ruangan terbuka untuk mendapatkan udara segar.
Jika korban tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas,
berikan oksigen. Dapatkan perawatan medis. (Dikshith, 2013).

x). MSDS TNT
- Sifat: Explosive
Keadaan Fisik: Solid
Bau: Tidak Berbau
Warna: Kuning (Harjanto, 2011).
Pengenalan bahaya:
TNT memang dibuat sebagai bahan peledak dan banyak digunakan di industri
militer, karena penggunaannya juga cukup aman untuk kegiatan militer. (Harjanto,
2011).
- Pencegahan:
 Jauhkan dari sumber panas atau api. (Harjanto, 2011).
1.3 Budaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang Terdapat pada Laboratorium

NAMA
NIM
KELAS
KELOMPOK

MUHAMMAD RAIHAN FADILAH
175100600111024
H
H4

Laboratorium Kesehatan adalah sarana kesehatan yang melaksanakan pengukuran,
penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia atau bahan yang
bukan berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebab penyakit, kondisi
kesehatan dan faktor yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan perorangan dan
masyarakat.
Desain laboratorium harus mempunyai sistem ventilasi yang memadai dengan sirkulasi
udara yang adekuat. Desain laboratorium harus mempunyai pemadam api yang tepat
terhadap bahan kimia yang berbahaya yang dipakai. Kesiapan menghindari panas sejauh
mungkin dengan memakai alat pembakar gas yang terbuka untuk menghindari bahaya
kebakaran. Untuk menahan tumpahan larutan yang mudah terbakar dan melindungi tempat
yang aman dari bahaya kebakaran dapat disediakan bendung-bendung talam. Dua buah
jalan keluar harus disediakan untuk keluar dari kebakaran dan terpisah sejauh mungkin.
Tempat penyimpanan di disain untuk mengurangi sekecil mungkin risiko oleh bahan-bahan
berbahaya dalam jumlah besar. (Dharma, 2011).

NAMA
NIM
KELAS
KELOMPOK

MUHAMMAD RAIHAN FADILAH
175100600111024
H
H4

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Lemari Asam, Fungsi dan Gambar
Lemari asam adalah alat laboratorium yang berfungsi sebagai tempat reaksi kimia yang
menggunakan bahan bahan yang mudah menguap, gas yang berbahaya. (Tirani, 2016).

(Kurniawati, 2017).
2.2 Pengertian Spektrofotometer, Fungsi dan Gambar
Spektrofotometer merupakan suatu alat yang dilengkapi dengan sumber cahaya
(gelombang elektromagnetik), baik cahaya UV (ultra-violet) atau pun cahaya nampak
(visible). Alat ini dapat membaca dan mengukur kepekatan warna dari sampel tertentu
dengan panjang gelombang tertentu pula. (Moran, 2010).

(Kurniawati, 2017).
2.3 Pengertian Timbangan Analitik, Fungsi dan Gambar
Timbangan Analitik merupakan sebuah alat yang seringkali digunakan didalam laboratorium
yang memiliki bahan yang nantinya akan digunakan. Timbangan Analitik memiliki fungsi
membantu untuk mengukur berat bahan yang nantinya akan digunakan sebelum melakukan
sebuah percoban yang tentu saja membutuhkan sebuah penimbangan. (Widhy, 2009).

(Kancono, 2010).
2.4 Pengertian pH Meter, Fungsi dan Gambar

NAMA
NIM
KELAS
KELOMPOK

MUHAMMAD RAIHAN FADILAH
175100600111024
H
H4

pH Meter adalah alat elektronik yang digunakan untuk mengukur pH (keasaman atau
alkalinitas) dari cairan (meskipun probe khusus terkadang digunakan untuk mengukur pH
zat semi-padat). (Widhy, 2009).

(Kancono, 2010).
2.5 Pengertian Spatula, Fungsi dan Gambar
Spatula adalah alat untuk mengambil obyek. Spatula yang sering
digunakan di laboratorium biologi atau kimia berbentuk sendok kecil, pipih
dan bertangkai (Moran, 2010).

(Kurniawati, 2017).
2.6 Pengertian Pipet Ukur, Fungsi dan Gambar
Pipet Ukur berfungsi untuk memindahkan larutan atau cairan ke dalam suatu wadah dengan
berbagai ukuran volume. (Widhy, 2009).

(Tiarani, 2016).
2.7 Pengertian Pipet Volume, Fungsi dan Gambar
Pipet ini mempunyai bentuk yang berbeda dengan pipet lainnya dengan bentuk
menggelembung ditengahnya. Bentuk yang menggelembung berfungsi untuk mengambil
larutan dengan volume tepat sesuai dengan label yang tertera pada bagian yang
menggelembung (gondok) pada bagian tengah pipet. (Widhy, 2009).

(Kurniawati, 2017).
2.8 Pengertian Pipet Tetes, Fungsi dan Gambar
Pipet tetes berfungsi untuk membantu memindahkan cairan dari wadah yang satu ke wadah
yang lain dalam jumlah yang sangat kecil yaitu setetes demi tetes. (Widhy, 2009).

(Kancono, 2010).
2.9 Pengertian Labu Ukur, Fungsi dan Gambar
Fungsi labu ukur adalah untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dan
mengencerkan larutan dengan keakurasian yang tinggi. (Widhy, 2009).

NAMA
NIM
KELAS
KELOMPOK

MUHAMMAD RAIHAN FADILAH
175100600111024
H
H4

(Kancono, 2010).
2.10 Pengertian Tabung Reaksi, Fungsi dan Gambar
Tabung Reaksi adalah sebuah tabung yang terbuat dari sejenis kaca atau
plastik yang dapat menahan perubahan temperatur dan tahan terhadap
reaksi kimia. Fungsi tabung reaksi adalah sebagai tempat untuk mereaksikan
bahan kimia dan untuk melakukan reaksi kimia dalam skala kecil. (Widhy,
2009)

(Tiarani, 2016).
2.11 Pengertian Erlenmeyer, Fungsi dan Gambar
Erlenmeyer biasa digunakan dalam proses titrasi untuk menampung larutan yang akan
dititrasi. (Widhy, 2009)

(Tiarani, 2016).
2.12 Pengertian Buret, Fungsi dan Gambar
Buret adalah alat laboratorium yang digunakan untuk meneteskan sejumlah reagen cair
dalam eksperimen yang memerlukan presisi, seperti pada eksperimen titrasi. (Widhy, 2009)

(Tiarani, 2016).
2.13 Pengertian Bulb, Fungsi dan Gambar
Bulb adalah alat bantu yang berfungsi untuk meneyedot larutan. Bulb diapasang pada
pangkal pipet ukur maupun pipet volume (Widhy, 2009)

(Kurniawati, 2017).

NAMA
NIM
KELAS
KELOMPOK

MUHAMMAD RAIHAN FADILAH
175100600111024
H
H4

2.14 Pengertian Corong, Fungsi dan Gambar
Corong gelas adalah alat yang berfungsi sebagai sebagai alat bantu untuk memindahkan /
memasukkan larutan ke wadah / tempat yang mempunyaai dimensi pemasukkan sampel
bahan kecil. (Widhy, 2009).

(Tiarani, 2016).
2.15 Pengertian Gelas Beker, Fungsi dan Gambar
Gelas Beaker adalah sebuah wadah / tempat penampung untuk mengaduk, mencampur,
dan memanaskan cairan yang biasanya digunakan dalam laboratorium. Fungsi gelas beker
adalah untuk mengukur volume larutan atau bahan yang tidak membutuhkan tingkat
ketelitian yang tinggi. (Widhy, 2009).

(Kurniawati, 2017).
2.16 Pengertian Kertas Saring, Fungsi dan Gambar
Kertas saring adalah alat untuk memisahkan partikel suspensi dengan cairan, atau untuk
memisahkan antara zat terlarut dengan zat padat desikator yang berguna untuk
mengeringkan padatan. (Widhy, 2009).

(Widhy, 2009).
2.17 Pengertian Gelas Arloji, Fungsi dan Gambar
Gelas arloji adalah alat untuk menimbang bahan-bahan kimia yang bersifat higroskopis, juga
sebagai penutup saat melakukan pemanasan bahan kimia. (Widhy, 2009).

(Kurniawati, 2017).
2.18 Pengertian Gelas Ukur, Fungsi dan Gambar
Gelas ukur berfungsi sebagai alat ukur volume cairan yang tidak memerlukan ketelitian yang
tinggi. (Widhy, 2009).

(Kurniawati, 2017).
3. PEMBAHASAN
3.1 Lemari Asam

NAMA
NIM
KELAS
KELOMPOK

MUHAMMAD RAIHAN FADILAH
175100600111024
H
H4

Untuk penggunaan lemari asam ada beberapa hal yang mesti diperhatikan, yaitu:
 Jangan menyimpan bahan kimia berdekatan di dalam lemari asam, jarak minimalnya
adalah 6 inci
 Jangan biarkan jendela lemari asam terbuka, kecuali pada saat digunakan



Jangan gunakan karsinogen dalam lemari asam dengan kecepatan muka kurang
dari 150 fpm
Jangan meletakkan kepala Anda di dalam lemari asam



Jangan gunakan lemari asam sebagai lemari penyimpanan ekstra



Jangan bekerja di lemari asam yang penuh sesak, berantakan, atau terkontaminasi
oleh tumpahan kimia. (Moran, 2010).
3.2 Spektrofotometer
Ada beberapa langkah dalam menggunakan spektrofotometer, yaitu:
 Sambungkan kabel ke arus listrik.




Tekan tombol on/off di bagian belakang alat spektrofotometer.



Diamkan alat selama ±30 menit untuk melakukan pemanasan.



Isi kuvet pertama dengan blanko, yaitu aquadest dan kuvet kedua diisi dengan
larutan KMnO4. Tinggi larutan ±3/4 dari tinggi kuvet.
Atur satuan yang akan digunakan dengan menekan tombol Readout. Misalnya
menggunakan satuan Absorbance, maka tekan tombol Readout hingga lambang
A menyala.
Atur panjang gelombang yang akan digunakan dengan menekan tombol untuk
menaikkan angka panjang gelombang yang tertera pada monitor atau untuk
menurunkan angka panjang gelombang. Untuk larutan KMnO4 digunakan
panjang gelombang 525-530nm.
Lap bagian luar kuvet dengan tissue kemudian masukkan kuvet yang berisi
aquadest ke dalam spektrofotometer dengan arah bagian kuvet yang halus
menghadap ke arah sumber sinar yang datang kemudian tutup bagian penutup.
Tekan tombol Zero untuk hingga muncul angka 0,000.













Ganti blanko dengan sampel KMnO4 dengan posisi yang sama seperti tadi
kemudian tutup bagian penutup.
Baca hasil penyerapan pada monitor. Misalnya pada monitor hasil yang tertera
adalah 0,128A.
Setelah pembacaan selesai, keluarkan kuvet dan cuci hingga bersih.
Untuk mematikan mesin spektrofotometer, tekan tombol on/off lalu cabut kabel
dari sumber listrik. (Moran, 2010).

3.3 Timbangan Analitik
Secara teknis, cara menggunakan timbangan analitik adalah:
 Duduklah di bangku yang tersedia di lab. Ini akan membuat kita memegang
kendali saat menggunakan timbangan analitik.
 Pastikan pintu timbangan analitik tertutup.


Nyalakan timbangan dan tunggu layar menunjukkan angka yang stabil. Jika
diperlukan, nol-kan kembali.

NAMA
NIM
KELAS
KELOMPOK

MUHAMMAD RAIHAN FADILAH
175100600111024
H
H4



Buka pintu timbangan analitik. Letakkan objek yang akan ditimbang diatas pan
timbangan secara hati-hati. Tutup pintu timbangan dan tunggu hingga layar
menunjukkan angka yang stabil. Catat berat objek yang ditimbang.
Jika kita ingin melakukan ‘Tare’ untuk alas yang kita gunakan untuk menimbang,
letakkan alas atau wadah diatas pan timbangan, tutup pintu timbangan dan
tunggu hingga angka di layar menjadi stabil. Tekan tombol ‘Tare’. Biarkan angka
di layar stabil 0.0000g. Buka pintu timbangan dan letakkan bahan kimia sedikit
demi sedikit hingga mendekati massa bahan kimia yang diinginkan. Tutup pintu
timbangan, biarkan layar menunjukkan angka yang stabil, catat massa/berat
yang muncul di layar timbangan.
Keluarkan objek dari timbangan dan biarkan angka di layar menjadi stabil.



Bersihkan dengan hati-hati menggunakan kuas yang telah disediakan.



Tutup pintu timbangan dan biarkan layar menunjukkan angka yang stabil, lalu
nol-kan kembali timbangannya (Beran, 2011).





3.4 pH Meter
Cara menggunakan pH Meter yaitu:
 Bersihkan botol dengan solusi penyimpanan, bilas elektroda, hingga kering


Ukur pH 4 buffer, yang merah muda.



Sesuaikan meter untuk membaca 4 dengan Cal 1 tombol di sebelah kiri.



Bersihkan pH 4 penyangga, bilas elektroda, hingga kering



Ukur pH 10 buffer, yang berwarna biru.



Sesuaikan meter untuk membaca 10 dengan Cal 2 tombol di sebelah kanan.



Bersihkan pH 10 penyangga, bilas elektroda, menghapuskan kering.



Ukur pH 4 penyangga lagi. pH harus membaca 4. Jika tidak, menyesuaikan Cal 1
tombol.
Kembali ke pH 10 penyangga. pH harus membaca 10. Jika tidak, menyesuaikan
Cal 2 tombol.
Ulangi standarisasi menggunakan Cal 1 tombol dengan pH 4 penyangga dan Cal
2 tahu dengan 10 pH buffer sampai pembacaan konsisten diperoleh. (Harjanto,
2011).




3.5 Spatula
Spatula adalah alat untuk mengambil obyek.
Spatula yang sering digunakan di
laboratorium biologi atau kimia berbentuk sendok kecil, pipih dan bertangkai. Ada tiga
jenis spatula untuk keperluan laboratorium:
 Spatula yang terbuat dari logam (stainlessteel) digunakan untuk mengambil
obyek yang telah diiris untuk sediaan mikroskop.
 Spatula politena atau tanduk, digunakan sebagai sendok untuk mengambil bahan
kimia padat.
 Spatula nekel adalah spatula yang disepuh dengan nekel, digunakan sebagai
sendok kecil untuk mengambil bahan kimia. (Harjanto, 2011).

NAMA
NIM
KELAS
KELOMPOK

MUHAMMAD RAIHAN FADILAH
175100600111024
H
H4

3.6 Pipet Ukur
Pipet ini mempunyai ukuran graduasi volume yang lebih presisi. Di pasaran pipet jenis
ini ada dalam berbagai ukuran yaitu pipet ukur 1, 2, 5, 10, dan 25 ml. (Gelosa, 2011).
3.7 Pipet Volume
Pipet ini mempunyai bentuk yang berbeda dengan pipet lainnya dengan bentuk
menggelembung ditengahnya. Bentuk yang menggelembung berfungsi
untuk
mengambil larutan dengan volume tepat sesuai dengan label yang tertera pada bagian
yang menggelembung pada bagian tengah pipet. (Gelosa, 2011).
3.8 Pipet Tetes
Pipet tetes memiliki bentuk yang tidak jauh berbeda dengan pipet lainnya. Yang
membedakan adalah fungsi pipet tetes ini untuk mengambil larutan yang amat kecil
jumlahnya. (Gelosa, 2011).
3.9 Gelas Ukur
Gelas ukur sering digunakan untuk mengukur volume cairan. Gelas ukur secara umum
lebih akurat dibandingkan labu laboratorium dan gelas kimia, tetapi gelas ukur tidak
dapat digunakan dalam analisis volume. Alat-alat gelas volumetrik, seperti labu ukur atau
pipet ukur, dapat digunakan, karena lebih akurat. (Harjanto, 2011).
3.10 Labu Ukur
Beberapa langkah menggunakan labu ukur, yaitu:
 Zat terlarut ditimbang teliti ke dalam sebuah labu ukur, kemudian ditambahkan
dengan air suling.
 Kemudian campuran digoyang melingkar untuk melarutkan zat.


Setelah ditambahkan air lagi, digunakan pipet tetes untuk menambahkan air.



Labu disumbat dan kemudian dikocok agar larutan seragam. (Harjanto, 2011).

3.11. Tabung Reaksi
Tabung yang kadang dilengkapi dengan tutup. Tabung reaksi terbuat dari kaca
borosilikat tahan panas dan terdiri dari berbagai ukuran. Tabung reaksi berfungsi
sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia dalam skala kecil. (Beran, 2011).
3.12. Erlenmeyer
Erlenmeyer digunakan dalam proses titrasi kimia untuk memisahkan larutan yang akan
di titrasi dan juga digunakan sebagai wadah untuk memanaskan larutan. (Beran, 2011).
3.13 Buret
Cara menggunakan buret, yaitu:
 Cuci buret hingga bersih, bebas lemak maupun debu.


Buret diklem pada tiang buret dalam posisi tegak lurus dengan datar air.

NAMA
NIM
KELAS
KELOMPOK








MUHAMMAD RAIHAN FADILAH
175100600111024
H
H4

Periksa kran buret, kran harus mudah diputar dan tidak bocor. Bila kran sukar
diputar atau bocor, lepaskan kran tersebut dan olesilah permukaannya dengan
vaselin.
Bilaslah buret dengan larutan yang akan dipakai untuk titrasi, kemudian isi buret
dengan larutan yang sama sampai diatas titik nol.
Alirkan larutan dengan membuka kran dan usahakan kolom pipa dibawah kran
terisi larutan ( tidak terdapat gelembung udara ).
Atur tinggi cairan sampai meniskusnya tepat pada angka nol atau angka lain dan
catatlah angka mula - mula ini.
Mulailah titrasi, tangan kiri memegang kran sambil memutarnya dan tangan
kanan memegang labu erlenmeyer yang berisi cairan yang akan dititrasi.
Selama titrasi labu erlenmeyer digoyang - goyang dengan gerakan berputar agar
larutan yang menetes dari buret segera bercampur. Demikian seterusnya sampai
titik akhir dicapai ( ditandai dengan adanya perubahan warna ). (Harjanto, 2011).

3.14 Bulb
Cara Menggunakan Rubber Bulb
 Pasang ujung pipet dibagian bawah rubber bulb dengan cara sedikit - Setalah
pipet dihubungkan dengan Ruber bulb angkat dengan kedua tangan, tangan
kanan memegang ruber bulb dan tangan kiri memegang pipet secara perlahan.
 Arahkan pipet ke larutan /cairan yang akan diambil / disedot dengan
menggunakan tangan kiri. Tekan katup Aspirate(A) kemudian kempeskan Rubber
bulb agar angin yang terperangkap didalam ruber bulb keluar.
 Setelah angin dikeluarkan sedot cairan dengan menekan katup Suction (S),
jangan sampai melebihi skala pipet dan jangan sampai larutan masukkan ke
rubber bulb karena hal ini dapat menyebabkan rubber bulb cepat rusak.
 Setelah pipet terisi dengan larutan atau cairan sesuai yang dibutuhkan kemudian
keluarkan larutan cairan ke tempat lain dengan cara mengangkat dengan kedua
tangan seperti langkah no 1. Arahkan pipet ke dalam tempat lain. Sesuai volume
yang dikehendaki dengan cara menekan katup Exhaust (E) secara perlahanlahan dan dalam posisi pipet tegak lurus, tunggu bebearapa sampai larutan
sudah keluar dengan sempurna. (Harjanto, 2011).
3.15 Corong Gelas
Cara menggunakan corong gelas sangatlah mudah, yaitu dengan mengambil corong
sesuai ukuruan wadah yang digunakan agar air tidak melimpah. Kemudian tuangkan
larutan dengan hati-hati kemudian angkat corong perlahan. Ketidak hati-hatian dalam
menggunakan corong akan mengakibatkan corong pecah atau retak yang dapat
menyebabkan larutan melimpah sehingga corong harus diganti. (Gelosa, 2011).
3.16 Gelas Beker
Bentuk Gelas Beaker adalah silinder dan tersedia dalam berbagai ukuran, mulai dari 1
mL sampai beberapa liter. Alat ini terbuat dari kaca umumnya kaca borosilikat ataupun
dari plastik yang digunakan untuk menampung zat kimia yang korosif seperti asam atau
zat-zat lainnya yang sangat reaktif biasanya terbuat dari PTFE ataupun bahan-bahan

NAMA
NIM
KELAS
KELOMPOK

MUHAMMAD RAIHAN FADILAH
175100600111024
H
H4

yang reaktivitasnya rendah. Gelas Beaker dapat ditutup dengan kaca pengamat untuk
mencegah kontaminasi dan penyusutan zat.. (Kancono, 2010).

3.17 Kertas Saring
Cara menggunakan kertas saring cukup mudah, yaitu:
 Lipat kertas saring membentuk kerucut.



Robek sedikit sudut lipatan sekitar sekitar setengah diameter, lipat bagian luar
dan bagian dalam kerucut,
Kemudian kaitkan.



Basahi dinding corong dengan akuades, agar dapat melekatkan kertas saring.



Letakan kertas saring pada corong. (Beran, 2011).



3.18 Gelas Arloji
Gelas arloji secara umum berfungsi sebagai tutup untuk gelas. Dalam hal ini kaca arloji
ditempatkan di atas wadah, yang membuatnya lebih mudah untuk mengontrol dan
mengubah kondisi saturasi uap. Para ahli kimia menggunakan gelas arloji untuk
menguapkan cairan dan menutup gelas beaker selama percobaan. (Gelosa, 2011).

NAMA
NIM
KELAS
KELOMPOK

MUHAMMAD RAIHAN FADILAH
175100600111024
H
H4

4. KESIMPULAN
Dalam semua aspek kerja, selalu terdapat Kesehatan dan Keselamatan Kerja, termasuk
juga di laboratorium. Sebelum kita melakukan penelitian di lab, maka kita harus mengetahui
terlebih dahulu mengenai K3 yang ada di laboratorium. Terdapat juga sejumlah alat – alat
laboratorium yang sangat banyak dan beragam. Kita harus menguasai keseluruhan alat –
alat tersebut supaya memudahkan kita untuk melakukan penelitian. Dan yang tak kalah
penting, kita juga harus mengetahui zat – zat kimia yang berbahaya bagi kita beserta simbol
– simbolnya, supaya kita bisa lebih berhati – hati dalam melakukan penelitian, dan juga
tentunya menambah wawasan kita tentang keberagaman zat kimia yang ada.

NAMA
NIM
KELAS
KELOMPOK

MUHAMMAD RAIHAN FADILAH
175100600111024
H
H4