T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Produksi Video Edukasi: Video Edukasi Peran Orang Tua terhadap Tayangan TV untuk Anak – Anak “Temani Mereka” T1 BAB IV
BAB IV
PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI
4.1
Pra Produksi
Proses produksi video edukasi ini diawali dengan persiapan produksi
yang meliputi mempersiapkan alat,konten video, serta kru produksi. Persian
yang pertama adalah mempersiapkan alat yang berupa kamera DSLR,tripod,
memory card, dan clip on/boomer.
Dalam pembuatan video edukasi ini menggunakan kamera DSLR.
Pemilihan menggunkan kamera DSLR karena kemudahan fitur serta audio
yang terdapat didalam kamera dapat di setting secara manual, kmudian
penggunaan 2 kamera bertujuan untuk memberikan angle yang lebih bervariasi.
Produksi video edukasi ini menggunakan 1 buah tripod untuk
mengambil gambar master. Hal ini digunakan untuk mengurangi pergerakan
kamera. Kemudia alat yang selanjutnya adalah memory card, yang diguanakan
sebagai alat untuk menyimpan segala hasil rekam video. Dalam produksi
edukasi ini menggunakan 2 memory card serta memory card yang digunakan
memory card kelas 10. Pemilihan memory card kelas 10 karena kualitas
merekam video lebih cepat terbaca dan tidak terputus putus.
Alat yang terakhir yang dibutuhkan dalam proses produksi edukasi ini
adalah clip on atau boomer. Alat ini digunakan untuk menangkap suara talent
saat berbicara didepan kamera, apabila hanya mengandalkan audio dari kamera
DSLR memungkinkan suara talent kurang jelas. Selain peralatan yang
digunakan untuk melakukan pembuatan video edukasi, langkah awal yang
terlebih dahulu untuk dilakukan yaitu melakukan sebuah riset. Karena dengan
adanya riset akan lebih memudahkan bagi penulis untuk merancang konsep,
pembuataan video hingga video tersebut dapat dilihat oleh masayarakat.
Dalam produksi ini penulis bertindak sebagai camera person sekaligus
merangkap sebagai produser dan sutradara yang bertugas mengarahkan
pengambilan angle camera serta mengarahkan talent, namun dalam produksi ini
penukis juga melibatkan seseorang untuk membantu sebagai camera person
agar pengambilan gambar dapat bervariasi. Kemudian dalam produksi ini
22
penulis terdapat beberapa kendala yang terjadi di lapangan. Adapun beberapa
kendalanya sebagai berikut.
Kendalanya yaitu mengenai talent, karena talent yang digunakan oleh
penulis yaitu anak-anak sekolah dasar maka dalam pembuatan produksi ini
penulis sedikit terkendala untuk mendirect mereka, apa lagi mereka belum
terbiasa untuk ber acting di depan kamera. Sebelum terkendala untuk mendirect
talent, penulis terlebih dahulu terkendala dalam pemilihan talent untuk anakanak maupun sebagai orang tua. Kemudian dalam hal mencocokan waktu
anatara talent satu denganbtalent yang lainnya. Itulah beberapa kendala yang di
alami oleh penulis dalam melakukan produksi video edukasi ini.
4.1.1 Riset
Pada tahap pengambilan data awal, metode yang digunakan oleh
penulis yaitu dengan cara melihat langsung ke masayarakat dan
melakukan wawancara kepada beberapa orang tua mengenai “peran
orang tua terhadap pemilihan tayangan televisi untuk anak-anak”. Pada
awalnya penulis melihat anak-anak yang masih duduk dibangku sekolah
dasar yang sedang asyik melihat tayangan televisi yang seharusnya
belum waktunya umtuk ia lihat, karena dalam tayangan tersebut
berisikan percintaan,kekerasan, dan lain sebagainya, terlebih lagi
tayangan tersebut ditayangkan pada waktu anak-anak yang seharusnya
belajar. Kemudian penulis pada hari berikutnya mencoba untuk melihat
lagi pada anak-anak yang masih sebaya atau masih duduk dibangku
sekolah dasar, penulis juga melihat yang sama, terlebih lagi orang tua
membiarkan anak-anaknya membiarkan melihat tayangan tersebut
tanpa mendampingi maupun memberikan penjelasan mengenai isi
maupun konten dari acara tersebut. setelah beberapa kali penulis
melihat, kemudian penulis elakukan wawancara kepada beberapa orang
tua mengenai “peran orang tua terhadap pemilihan tayangan tv untuk
anak-anak”. Setelah penulis melakukan wawancara dan memberikan
beberapa pertanyaan mengenai literasi media penulis mendapat
jawaban, dan jawaban yang didapatkan oleh penulis hampir semua
menjawab membiarkan anaknya untuk melihat tayangan tersebut, ada
juga orang tua yang ikut melihat tayangan tersebut, namun ada juga
23
orang tua yang mendampingi dan memberikan penjelasan kepada
anaknya mengenai tayangan-tayanagan televisi yang di tonton setiap
harinya.
Melihat permasalahan yang terjadi penulis mencoba untuk
merancang sebuah gagasan yang berupa video edukasi, yang nantinya
akan berisi mengenai pendapat masyarakat, penjelasan dari dosen
psikolog, dan di sertai ilustrasi mengenai “peran orang tua terhadap
pemilihan tayangan televisi untuk anak-anak”. Sehingga nantinya
diharapkan video edukasi ini dapat menjadi video yang dapat
mengedukasi kepada masyarakat, sehingga dapat mengerti dan lebih
faham lagi mengenai pentingnya literasi media pada era sekarang ini.
4.1.2
Story Line
Berdasarkan riset yang dilakukan penulis, penulis memperoleh
gambaran mengenai konten video edukasi yang akan dibuat dan
meliputi dari pemilihan lokasi,wawancara terhadap dosen psikolog,
menentukan naskah untuk ilustrasi serta mencari talent untuk
mengadegankan ilustrasi tersebut dan dilengkapi tanggapan masyarakat
pada bagian awal video. Adapun pertyanyaan yang penulis ajukan
kepada masyarakat dan dosen psikolog adalah sebagai berikut:
Pendapat Masyarakat:
1. Bagaimana pendapat anda mengenai tayangan televisi pada
sekarang ini?
2. Apa yang anda lakukan ketika anak anak anda melihat tayangan
televisi yang sedang di tonton oleh anak anda?
3. Adakah dampak terhadap anak anda karena sering menonton
tayangan tersebut?
Dosen Psikolog:
1. Pendapat bapak Jusuf mengenai tayangan televisi yang setiap hari
ditayangkan.
2. Menjelaskan dampak buruk terhadap tumbuh kembang anak dari
tayangan televisi yang kurang mendidik dan belum sesuai umur
anak-anak.
24
3. Menjelaskan mengenai pentingnya peran orang tua terhadap
pemilihan tayangan televisi untuk anak-anak.
4. Memberikan tips kepada orang tua bagaimana cara memberi arahan
yang baik mengenai tayangan yang sesuai dengan umur anak-anak
agar lebih diterima oleh anak-anak.
Table 4.1.2
Storyline
No.
Scenario
Audio
Tempat
Footage Kota Salatiga
Backsound
Ext.Sekolah
Anak-anak sekolah Dasar
Backsound
Ext.Kota
Salatiga
4
Footage Kota Salatiga
Backsound
Int.Ruang TV
Wawancara kepada masyarakat
VO
Ext.Rumah
Backsound
Int.Ruang TV
Backound
Int. Ruang TV
mengenai pendapat tentang tayangan
televisi serta peran orang tua
5
Tata menaruk tas di kursi kemudian
mencari remote TV lalu menyalakan
dan menontonnya.
6
Ibu Tata kemudian menegur Tata
untuk ganti baju karena baru pulang
sekolah
7
Nabil dan Azka menirukan adegan
Backsound
Int. Ruang TV
acara di TV
8
Tata belajar dan ditemani oleh ibunya
Backsound
Int. Rumah
9
Nabil dan Azka mengerjakan PR
Backsound
Int.Ruang TV
Backsound
Int.Ruang TV
VO
Int.Ruang
namun mereka kebingunan lalu
mereka tidak melanjutkan
mengerjakan PR melainkan menonton
televisi.
10
Tata menonton TV dengan ibunya
serta di kasih penjelasan oleh ibunya
11
Wawancara dengan dosen psikolog
Dosen
4.1.3
Script Ilustrasi
25
Naskah yang isinya ide atau cerita atau gagasan yang
dengan sengaja didesain dalam cara penyajiannya, dengan
tujuan aagar komunikatif untuk disajikan dalam bentuk audio
visual.
Skenario adalah sebuah dokumen yang menggambarkan
outline setiap elemen aura, visual, perilaku dan bahasa yang
diperlukan untuk menceritakan sebuah kisah. Dengan adanya
scenario ketika pembuatan video agar dapat lebih focus.
Script Ilustrasi
26
FO/FI
1. EXT. DIDEPAN SEKOLAH-SIANG
Adegan dibuka dengan pulangnya anak-anak sekolah dasar.
CUT TO
2. INT. RUMAH TATA-SIANG
Setelah sesampai dirumah Tata kemudian menaruk tas di kursi
kemudian mencari remote dan menyalakanya. Kemudian Tata
menonton TV yang masih menggunakan seragam sekolah.
CUT TO
3. INT. RUMAH TATA-SIANG
Ibu Tata kemudian keluar untuk melihat anaknya yang baru saja
pulang sekolah, kemudian Ibu Tata kaget melihat anaknya yang
baru saja sampai dirumah langsung menonton televisi. kemudian
Ibu Tata menyuruh
IBU TATATata untuk ganti baju.
pulang sekolah itu ganti baju baju,
bukanya langsung menonton TV. ayok
FO/fI
ganti baju dulu sana..
4. INT. RUMAH NABIL-SIANG
Nabil dan Azka menonton salah satu tayangan televisi
kemudian Nabil menirukan adegan yang terdapat di televisi.
NABIL
(mendorong Azka)
AZKA
(tertawa kesakitan)
CUT TO
27
2.
5. INT. RUMAH TATA-MALAM
Tata mengerjakan tugas sekolah, kemudian Ibu Tata menemani
Tata untuk belajar.
TATA
(serius)
FO/fI
6. INT. RUMAH NABIL-SIANG
Nabil pulang sekolah bersama salah satu teman sekelasnya,
mereka ingin sama-sama mengerjakan tugas yang diberikan oleh
gurunya, namun sesampainya dirumah dan mencoba untuk
menegerjakan mereka lalu kebingungan dengan tugas sekolahnya.
setelah mereka mencoba untuk mengerjakannya mereka tidak
NABIL
melanjutkan tugas
sekolah melainkan menonton TV.
(kebingungan)
AZKA
(kebingungan)
NABIL
susah ya tugasnya, aku nggak ngerti
ni. Kamu tau nggak ka?
AZKA
sama aku juga nggak ngerti ni.
NABIL
gimana kalau kita menonton TV aja?
AZKA
boleh..ayok
NABIL
yok..
FO/FI
7. RUMAH TATA-MALAM
setelah selesai belajar kemudian Tata menonton TV dan di
temani ibunya. Bukan hanya menemaninya namun ibu Tata juga
memberi arahan kepada Tata terhadap tayangan yang di tonton
oleh Tata.
(CONTINUED)
28
CONTINUED: 3.
IBU TATA
kamu nonton apa itu Ta?
TATA
boy....
IBU TATA
nonton ini aja ya, ini lebih bagus
hlo...
29
4.1.4
Script Breakdwon Sheet
Rincian nasakah yang dipergunakan dalam sebuah produksi
baik dalam bentuk produksi drama, film, buku komik, atau yang
lainnya yang pada tahap awal pembuatan produksi menggunakan
script.
Sript breakdown menjadi bagian-bagian yang menggambarkan
tiap detail adegan untuk pengambilan gambar. Hal ini diperlukan untuk
kepentingan shooting yang dicantumkan dalam script breakdown yang
berisi seluruh adgan dalam film, serta mencakup seluruh keperluan
property yang digunakan dalam film. Proses pembuatan script
breakdown dilakukan pada tahap prapoduksi, karena dalam script
breakdown merupakan uraian seluruh kebutuhan film.
Tabel 4.1.5
Script Breakdown Sheet
Scene
Shot
EXT/
Time
Cast
Wardrobe
INT
1.
1
Ext
Make
Setting
Property
Notes
Up
Siang
Footage
Kota
Judul “Temani
Kota
Salatiga
Mereka”
Depan
-Tayangan
Rumah
televisi yang
Salatiga
2.
1
Ext
Siang
Masyara
Casual
Natural
kat
- Anisa
mendominasi
- Alim
acara kekerasan
dan percintaan.
-efek dari
tayangan akan
mudah ditiru
oleh anak
-memberikan
pengertian
kepada anak
30
agar tidak
dilakukan/ditiru
-banyak
tayangan
televisi yang
menayangkan
tidak sesuai
dengan umur
mereka
-dampak
menonton
televisi akan
mempengaruhi
pergaulan anak
-sebagai orang
tua sebaiknya
mendampingi
dan memberi
pengarahan.
3.
4.
1
1
Ext
Int
Siang
Siang
Anak
Seragam
sekolah
sekolah
sekolah
anak-anak
dasar
dasar
sekolah dasar
Tata
Seragam
sekolah
Natural
Natural
Depan
Sekolah
Segerombolan
Rumah
Kursi,re
Tata menaruh
Tata
mote TV,
tas di kursi
dan tas
samping ia
duduk, lalu Tata
menyalakan
televisi dan
menontonya.
(orang tua
berperan
penting dalam
mengatur
31
kebiasaan si
anak)
5.
1
Int
Siang
Ibu Tata
Casual dan
dan Tata
Seragam
Natural
Rumah
Kursi,
Ibu Tata
Tata
remote
kemudian
TV, dan
keluar melihat
tas
anaknya yang
sekolah
sudah pulang
sekolah,
kemudian ibu
Tata melihat
masih
menggunakan
seragam
sekolah namun
sudah menonton
TV. Kemudian
Ibu Tata
menegur Tata
dan menyuruh
untuk ganti
baju.
6.
1
Int
Siang
Nabil
Seragam
dan
sekolah
Natural
Rumah
Nabil
Azka
Kursi
Nabil dan Azka
menonton TV.
Kemudian
Nabil
mendorong
Azka karena
menirukan
adegan di
televisi.
(anak akan
meniru apa
yang mereka
32
tonton)
7.
1
Int
Siang
Tata dan
Casual
Natural
Ibu Tata
Rumah
Meja dan
Tata belajar dan
Tata
buku
ditemani oleh
Ibunya.
(waktu bersama
antara orang tua
dan anak
sangatlah
penting)
8.
1
Int
Siang
Nabil
Seragam
dan
sekolah
Natural
Rumah
Meja dan
Nabil dan Azka
Nabil
buku
sama-sama
Azka
mengerjakan
tugas
dari
sekolah (anakanak
masa
depan indonesia
9.
1
Int
Siang
Ibu Tata
Casual
Natural
dan Tata
Ruang
Kursi
TV
setelah
selesai
belajar
kemudian Tata
menonton
TV
dan
di
temani ibunya.
Bukan
hanya
menemaninya
namun ibu Tata
juga
memberi
arahan
Tata
kepada
terhadap
tayangan
yang
di tonton
oleh Tata.
10.
1
Int
Siang
Dosen
Formal
Natural
33
Ruang
Kursi,
Narasumber
Psikolog
Dosen
Meja
menjelaskan
Bp.
mengenai
Jusuf
tayangan
televisi
serta
peran orang tua
terhadap anak.
-Tayangan
lebih
tv
banyak
mengandung
hiburan
ketimbang
edukasi
-Dampak
kepada
anak
akan
berpengaruh
terhadap
hubungan
keluarga.
-Interaksi
menjadi terbatas
-Tayangan
kekerasan,
kekejaman akan
berpengaruh
terhadap
kepekaan sosial
berkurang.
-Peran
orang
tua untuk hadir
akan
sangat
penting.
-Ketika
34
anak
menonton akan
terekam
ke
memori.
-Waktu
hadir
bersama
anak
menonton
tv
penting.
-Ketika
menonton
tayangan
kekerasan
pakailah untuk
memberi
penjelasan.
-Orang
tua
perlu memberi
penjelasan apa
makna
dari
tulisan
yang
tertera di pojok.
4.2
Produksi
pada tahap produksi, penulis memilih tempat serta talent yang sesuai dengan
konsep rancangan film pada awal atau pra produksi, dengan begitu film yang telah
dibuat sesuai dengan racangan awal serta bertujuan memberikan edukasi kepada
masyarakat mengenai pemilihan tayangan televisi kepada anak-anak. Penulis memilih
tempat yangberlokasi di daerah Salatiga dan sekitarnya dan menggunakan anak
sekolah dasar sebagai talent. Penulis memilih anak sekolah dasar sebagai talent karena
bertujuan agar video edukasi yang dibuat oleh penuis dapat diterima oleh penonton
ataupun masyarakat khususnya para orang tua agar dapat mudah difahami.
35
4.2.1
No.
Time Table
Sequence
Gambar
Vo
Time Code
1. Opening
-
-
Footage
backsound 00.00:01-
Salatiga
00.00:22
Anak-anak
00.00:23-
sekolah
00.00:45
dasar
-
Footage
00.00:46-
Salatiga
00:01:02
2. Wawancara dengan
masyarakat
-
1
VO
00:01:0300:03:01
-
2
00:03:0200:04:19
3. Ilustrasi
-
Tata
backsound 00:04:20-
menonton Tv
00:04:26
36
-
Tata disuruh
00:04:27-
ganti baju
00:04:32
oleh ibunya
-
Nabil dan
00:04:33-
Azka
00:04:45
menirukan
adegan TV
-
Tata belajar
00:04:46-
dan ditemani
00:04:57
oleh ibunya
-
Nabil dan
00:04:58-
azka
00:05:10
mengerjakan
tugas dari
sekolah
-
Tata nonton
00:05:27-
TV ditemani
00:12:34
oleh ibunya
dan diberi
penjelasan
4.3
Penjelasan Scene
4.3.1
Opening
Dalam pembukaan video edukasi inidi tampilkan beberapa icon kota
Salatiga. Kenapa penulis mengambil icon-icon Kota Salatiga? Karena dalam
pembuatan video edukasi ini dibuat di Kota Salatiga. Serta dalam scene ini terdapat
judul dari video ini yaitu “Temani Mereka”
Gambar 1
37
(Footage Kota Salatiga)
4.3.2
Wawancara dengan masyarakat
Setelah opening, scene ke 2 dari video edukasi ini yaitu berisi
mengenai tanggapan masyarakat tentang pemilihan tayangan televisi untuk
anak-anak. Kemudian penulis ingin mengetahui sejauh mana tanggapan
masyarakat mengenai pemilihan televisi untuk anak-anak. Kemudian dalam
video ini akan di beri penjelesan-penjelasan yang berupa title, agar para
penonton dapat lebih jelas.
38
Gambar 2
(Ibu Anisa sedang memberikan penjelasan mengenai tayangan TV)
Dari hasil wawancara tersebut terdapat beberapa point yang di dapat yaitu:
- Tayangan televisi yang mendominasi acara kekerasan dan percintaan.
- Efek dari tayangan akan mudah ditiru oleh anak
- Memberikan pengertian kepada anak agar tidak dilakukan/ditiru
39
Gambar 3
(Ibu Alim sedang memberikan penjelasan mengenai tayangan TV)
Dari hasil wawancara tersebut terdapat beberapa point di antaranya:
- Banyak tayangan televisi yang menayangkan tidak sesuai dengan umur mereka
-Dampak menonton televisi akan mempengaruhi pergaulan anak
-Sebagai orang tua sebaiknya mendampingi dan memberi pengarahan.
4.3.3 Ilustrasi
Dalam video edukasi ini terdapat scene yang isinya berupa
video ilustrasi mengenai peran orang tua terhadap pemilihan tayang
televisi untuk anak-anak. Dalam video ilustrasi ini terdapat beberapa
adegan yang memebri gambaran bagaiamana peran orang tua sangat
penting kehadirannya untuk memberikan penjelasan. Kemudian dalam
ilustrasi ini juga memberikan contoh ketika anak tidak didampingi,
anak akan mudah meniru adegan-adegan yang di tontonya.
Sehingga dengan adanya video ilustrasi dalam video edukasi ini
dapat memberi contoh mengenai peran orang tua terhadap tayangan40
teyangan televisi dan dengan adanya video ilustrasi ini penulis
berharap agar pesan yang ingin di sampaikan penulis ke masyarakat
dapat di terima dengan jelas.
Gambar 4
(anak yang baru pulang sekolah dan belum ganti baju, namun sudah
menyalakan televisi dan menontonya.)
41
Gambar 5
(Ibu dari anak tersebut menegur anaknya ketika pulang sekolah untuk ganti
baju bukan langsung menonton televisi.)
42
Gambar 6
(anak yang meniru adegan yang terdapat di dalam tayangan TV)
Gambar 7
(orang tua sedang menemani anaknya yang sedang belajar)
43
Gambar 8
(Dua orang anak yang sedang mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
sekolah)
44
Gambar 9
(Orang tua yang sedang memberi penjelasan kepada anaknya ketika menonton
TV)
45
Gambar 10
(Bp. Jusuf sedang memberi penjelasan mengenai peran orang tua
terhadap tayangan TV untuk anak-anak)
4.4
Pasca Produksi
Setelah menjalani beberapa tahap, mulai dari tahap pra produksi dan produksi
tahap terakhir yaitu pasca produksi. Dalam tahap ini merupakan tahap terakhir yaitu
tahap editing.
Sebelum sampai ketahap editing, penulis terlebih dahulu untuk menyiapkan
bahan editing. Adapun tahapan-tahapan proses pasca produksi video edukasi sebagai
berikut.
46
4.4.1 Menyiapkan bahan editing
Gambar 1
Dalam tahap persiapan editing ini digunakan untuk memilih satu persatu video
yang layak atau yang terpilih. Kemudian video yang sudah terpilih tersebut dijadikan
menjadi satu folder sendiri sehingga nantinya dapat memudahkan untuk proses
editing, dengan begitu ketika proses editing dengan mudah untuk meng edit sesuai
dengan storyline yang sudah dibuat pada waktu pasca produksi.
47
4.4.2
Proses Editing Video Edukasi
Gambar 2
Dalam proses mengedit video edukasi ini penulis menggunakan software Adobe
Premiere Pro CC. Kenapa penulis memilih software tersebut? karena software dipilih agar
video yang dihasilkan oleh penulis lebih maksimal. Hal pertama yang dilakukan oleh penulis
yaitu memasukkan satu persatu video yang telah di sortir pada sebelumnya serta di susun
sesuai dengan storyline. Diawal video penulis menempatkan video berupa footage Kota
Salatiga. Kemudian scene selanjutnya terdapat scene yang berisi video ilustrasi. Dalam video
ilustrasi ini penulis tidak memasukkan VO hanya terapat backsound. Karena backsound yang
dipilih oleh penulis sudah mewakili isi dari video ilustrasi tersebut. Kemudian scene terakhir
terdapat wawancara bersama Bp. Jusuf dosen Psikolog UKSW. Penulis menyisipkan vidieo
yang berisi hasil wawancara guna mendukung atau sebagai landasan vidieo ini, selain itu agar
masyarakat lebih mendapatkan penjelasan secara jelas. Kemudian dalam pemilihan
backsound, penulis memilih backsound yang ringan.
48
4.4.3
Proses Finishing
Gambar 3
Pada tahap terakhir dalam proses editing yaitu proses rendering, proses ini
merupakan proses menggabungkan keseluruhan video yang telah dirangkai menjadi
satu sesuai dengan storyline sehingga menjadi satu kesatuan yang berupa video
edukasi ini. dalam tahap rendering ini penulis menggunakan format penyimpanan
video dengan ukuran H264. Kenapa memilih ukuran tersebut? karena kualitas video
yang dihasilkan dengan menggunakan tersebut akan mendapatkan kualitas video yang
baik serta kapasitas penyimpanan tidak terlalu besar.
49
PRODUKSI DAN PASCA PRODUKSI
4.1
Pra Produksi
Proses produksi video edukasi ini diawali dengan persiapan produksi
yang meliputi mempersiapkan alat,konten video, serta kru produksi. Persian
yang pertama adalah mempersiapkan alat yang berupa kamera DSLR,tripod,
memory card, dan clip on/boomer.
Dalam pembuatan video edukasi ini menggunakan kamera DSLR.
Pemilihan menggunkan kamera DSLR karena kemudahan fitur serta audio
yang terdapat didalam kamera dapat di setting secara manual, kmudian
penggunaan 2 kamera bertujuan untuk memberikan angle yang lebih bervariasi.
Produksi video edukasi ini menggunakan 1 buah tripod untuk
mengambil gambar master. Hal ini digunakan untuk mengurangi pergerakan
kamera. Kemudia alat yang selanjutnya adalah memory card, yang diguanakan
sebagai alat untuk menyimpan segala hasil rekam video. Dalam produksi
edukasi ini menggunakan 2 memory card serta memory card yang digunakan
memory card kelas 10. Pemilihan memory card kelas 10 karena kualitas
merekam video lebih cepat terbaca dan tidak terputus putus.
Alat yang terakhir yang dibutuhkan dalam proses produksi edukasi ini
adalah clip on atau boomer. Alat ini digunakan untuk menangkap suara talent
saat berbicara didepan kamera, apabila hanya mengandalkan audio dari kamera
DSLR memungkinkan suara talent kurang jelas. Selain peralatan yang
digunakan untuk melakukan pembuatan video edukasi, langkah awal yang
terlebih dahulu untuk dilakukan yaitu melakukan sebuah riset. Karena dengan
adanya riset akan lebih memudahkan bagi penulis untuk merancang konsep,
pembuataan video hingga video tersebut dapat dilihat oleh masayarakat.
Dalam produksi ini penulis bertindak sebagai camera person sekaligus
merangkap sebagai produser dan sutradara yang bertugas mengarahkan
pengambilan angle camera serta mengarahkan talent, namun dalam produksi ini
penukis juga melibatkan seseorang untuk membantu sebagai camera person
agar pengambilan gambar dapat bervariasi. Kemudian dalam produksi ini
22
penulis terdapat beberapa kendala yang terjadi di lapangan. Adapun beberapa
kendalanya sebagai berikut.
Kendalanya yaitu mengenai talent, karena talent yang digunakan oleh
penulis yaitu anak-anak sekolah dasar maka dalam pembuatan produksi ini
penulis sedikit terkendala untuk mendirect mereka, apa lagi mereka belum
terbiasa untuk ber acting di depan kamera. Sebelum terkendala untuk mendirect
talent, penulis terlebih dahulu terkendala dalam pemilihan talent untuk anakanak maupun sebagai orang tua. Kemudian dalam hal mencocokan waktu
anatara talent satu denganbtalent yang lainnya. Itulah beberapa kendala yang di
alami oleh penulis dalam melakukan produksi video edukasi ini.
4.1.1 Riset
Pada tahap pengambilan data awal, metode yang digunakan oleh
penulis yaitu dengan cara melihat langsung ke masayarakat dan
melakukan wawancara kepada beberapa orang tua mengenai “peran
orang tua terhadap pemilihan tayangan televisi untuk anak-anak”. Pada
awalnya penulis melihat anak-anak yang masih duduk dibangku sekolah
dasar yang sedang asyik melihat tayangan televisi yang seharusnya
belum waktunya umtuk ia lihat, karena dalam tayangan tersebut
berisikan percintaan,kekerasan, dan lain sebagainya, terlebih lagi
tayangan tersebut ditayangkan pada waktu anak-anak yang seharusnya
belajar. Kemudian penulis pada hari berikutnya mencoba untuk melihat
lagi pada anak-anak yang masih sebaya atau masih duduk dibangku
sekolah dasar, penulis juga melihat yang sama, terlebih lagi orang tua
membiarkan anak-anaknya membiarkan melihat tayangan tersebut
tanpa mendampingi maupun memberikan penjelasan mengenai isi
maupun konten dari acara tersebut. setelah beberapa kali penulis
melihat, kemudian penulis elakukan wawancara kepada beberapa orang
tua mengenai “peran orang tua terhadap pemilihan tayangan tv untuk
anak-anak”. Setelah penulis melakukan wawancara dan memberikan
beberapa pertanyaan mengenai literasi media penulis mendapat
jawaban, dan jawaban yang didapatkan oleh penulis hampir semua
menjawab membiarkan anaknya untuk melihat tayangan tersebut, ada
juga orang tua yang ikut melihat tayangan tersebut, namun ada juga
23
orang tua yang mendampingi dan memberikan penjelasan kepada
anaknya mengenai tayangan-tayanagan televisi yang di tonton setiap
harinya.
Melihat permasalahan yang terjadi penulis mencoba untuk
merancang sebuah gagasan yang berupa video edukasi, yang nantinya
akan berisi mengenai pendapat masyarakat, penjelasan dari dosen
psikolog, dan di sertai ilustrasi mengenai “peran orang tua terhadap
pemilihan tayangan televisi untuk anak-anak”. Sehingga nantinya
diharapkan video edukasi ini dapat menjadi video yang dapat
mengedukasi kepada masyarakat, sehingga dapat mengerti dan lebih
faham lagi mengenai pentingnya literasi media pada era sekarang ini.
4.1.2
Story Line
Berdasarkan riset yang dilakukan penulis, penulis memperoleh
gambaran mengenai konten video edukasi yang akan dibuat dan
meliputi dari pemilihan lokasi,wawancara terhadap dosen psikolog,
menentukan naskah untuk ilustrasi serta mencari talent untuk
mengadegankan ilustrasi tersebut dan dilengkapi tanggapan masyarakat
pada bagian awal video. Adapun pertyanyaan yang penulis ajukan
kepada masyarakat dan dosen psikolog adalah sebagai berikut:
Pendapat Masyarakat:
1. Bagaimana pendapat anda mengenai tayangan televisi pada
sekarang ini?
2. Apa yang anda lakukan ketika anak anak anda melihat tayangan
televisi yang sedang di tonton oleh anak anda?
3. Adakah dampak terhadap anak anda karena sering menonton
tayangan tersebut?
Dosen Psikolog:
1. Pendapat bapak Jusuf mengenai tayangan televisi yang setiap hari
ditayangkan.
2. Menjelaskan dampak buruk terhadap tumbuh kembang anak dari
tayangan televisi yang kurang mendidik dan belum sesuai umur
anak-anak.
24
3. Menjelaskan mengenai pentingnya peran orang tua terhadap
pemilihan tayangan televisi untuk anak-anak.
4. Memberikan tips kepada orang tua bagaimana cara memberi arahan
yang baik mengenai tayangan yang sesuai dengan umur anak-anak
agar lebih diterima oleh anak-anak.
Table 4.1.2
Storyline
No.
Scenario
Audio
Tempat
Footage Kota Salatiga
Backsound
Ext.Sekolah
Anak-anak sekolah Dasar
Backsound
Ext.Kota
Salatiga
4
Footage Kota Salatiga
Backsound
Int.Ruang TV
Wawancara kepada masyarakat
VO
Ext.Rumah
Backsound
Int.Ruang TV
Backound
Int. Ruang TV
mengenai pendapat tentang tayangan
televisi serta peran orang tua
5
Tata menaruk tas di kursi kemudian
mencari remote TV lalu menyalakan
dan menontonnya.
6
Ibu Tata kemudian menegur Tata
untuk ganti baju karena baru pulang
sekolah
7
Nabil dan Azka menirukan adegan
Backsound
Int. Ruang TV
acara di TV
8
Tata belajar dan ditemani oleh ibunya
Backsound
Int. Rumah
9
Nabil dan Azka mengerjakan PR
Backsound
Int.Ruang TV
Backsound
Int.Ruang TV
VO
Int.Ruang
namun mereka kebingunan lalu
mereka tidak melanjutkan
mengerjakan PR melainkan menonton
televisi.
10
Tata menonton TV dengan ibunya
serta di kasih penjelasan oleh ibunya
11
Wawancara dengan dosen psikolog
Dosen
4.1.3
Script Ilustrasi
25
Naskah yang isinya ide atau cerita atau gagasan yang
dengan sengaja didesain dalam cara penyajiannya, dengan
tujuan aagar komunikatif untuk disajikan dalam bentuk audio
visual.
Skenario adalah sebuah dokumen yang menggambarkan
outline setiap elemen aura, visual, perilaku dan bahasa yang
diperlukan untuk menceritakan sebuah kisah. Dengan adanya
scenario ketika pembuatan video agar dapat lebih focus.
Script Ilustrasi
26
FO/FI
1. EXT. DIDEPAN SEKOLAH-SIANG
Adegan dibuka dengan pulangnya anak-anak sekolah dasar.
CUT TO
2. INT. RUMAH TATA-SIANG
Setelah sesampai dirumah Tata kemudian menaruk tas di kursi
kemudian mencari remote dan menyalakanya. Kemudian Tata
menonton TV yang masih menggunakan seragam sekolah.
CUT TO
3. INT. RUMAH TATA-SIANG
Ibu Tata kemudian keluar untuk melihat anaknya yang baru saja
pulang sekolah, kemudian Ibu Tata kaget melihat anaknya yang
baru saja sampai dirumah langsung menonton televisi. kemudian
Ibu Tata menyuruh
IBU TATATata untuk ganti baju.
pulang sekolah itu ganti baju baju,
bukanya langsung menonton TV. ayok
FO/fI
ganti baju dulu sana..
4. INT. RUMAH NABIL-SIANG
Nabil dan Azka menonton salah satu tayangan televisi
kemudian Nabil menirukan adegan yang terdapat di televisi.
NABIL
(mendorong Azka)
AZKA
(tertawa kesakitan)
CUT TO
27
2.
5. INT. RUMAH TATA-MALAM
Tata mengerjakan tugas sekolah, kemudian Ibu Tata menemani
Tata untuk belajar.
TATA
(serius)
FO/fI
6. INT. RUMAH NABIL-SIANG
Nabil pulang sekolah bersama salah satu teman sekelasnya,
mereka ingin sama-sama mengerjakan tugas yang diberikan oleh
gurunya, namun sesampainya dirumah dan mencoba untuk
menegerjakan mereka lalu kebingungan dengan tugas sekolahnya.
setelah mereka mencoba untuk mengerjakannya mereka tidak
NABIL
melanjutkan tugas
sekolah melainkan menonton TV.
(kebingungan)
AZKA
(kebingungan)
NABIL
susah ya tugasnya, aku nggak ngerti
ni. Kamu tau nggak ka?
AZKA
sama aku juga nggak ngerti ni.
NABIL
gimana kalau kita menonton TV aja?
AZKA
boleh..ayok
NABIL
yok..
FO/FI
7. RUMAH TATA-MALAM
setelah selesai belajar kemudian Tata menonton TV dan di
temani ibunya. Bukan hanya menemaninya namun ibu Tata juga
memberi arahan kepada Tata terhadap tayangan yang di tonton
oleh Tata.
(CONTINUED)
28
CONTINUED: 3.
IBU TATA
kamu nonton apa itu Ta?
TATA
boy....
IBU TATA
nonton ini aja ya, ini lebih bagus
hlo...
29
4.1.4
Script Breakdwon Sheet
Rincian nasakah yang dipergunakan dalam sebuah produksi
baik dalam bentuk produksi drama, film, buku komik, atau yang
lainnya yang pada tahap awal pembuatan produksi menggunakan
script.
Sript breakdown menjadi bagian-bagian yang menggambarkan
tiap detail adegan untuk pengambilan gambar. Hal ini diperlukan untuk
kepentingan shooting yang dicantumkan dalam script breakdown yang
berisi seluruh adgan dalam film, serta mencakup seluruh keperluan
property yang digunakan dalam film. Proses pembuatan script
breakdown dilakukan pada tahap prapoduksi, karena dalam script
breakdown merupakan uraian seluruh kebutuhan film.
Tabel 4.1.5
Script Breakdown Sheet
Scene
Shot
EXT/
Time
Cast
Wardrobe
INT
1.
1
Ext
Make
Setting
Property
Notes
Up
Siang
Footage
Kota
Judul “Temani
Kota
Salatiga
Mereka”
Depan
-Tayangan
Rumah
televisi yang
Salatiga
2.
1
Ext
Siang
Masyara
Casual
Natural
kat
- Anisa
mendominasi
- Alim
acara kekerasan
dan percintaan.
-efek dari
tayangan akan
mudah ditiru
oleh anak
-memberikan
pengertian
kepada anak
30
agar tidak
dilakukan/ditiru
-banyak
tayangan
televisi yang
menayangkan
tidak sesuai
dengan umur
mereka
-dampak
menonton
televisi akan
mempengaruhi
pergaulan anak
-sebagai orang
tua sebaiknya
mendampingi
dan memberi
pengarahan.
3.
4.
1
1
Ext
Int
Siang
Siang
Anak
Seragam
sekolah
sekolah
sekolah
anak-anak
dasar
dasar
sekolah dasar
Tata
Seragam
sekolah
Natural
Natural
Depan
Sekolah
Segerombolan
Rumah
Kursi,re
Tata menaruh
Tata
mote TV,
tas di kursi
dan tas
samping ia
duduk, lalu Tata
menyalakan
televisi dan
menontonya.
(orang tua
berperan
penting dalam
mengatur
31
kebiasaan si
anak)
5.
1
Int
Siang
Ibu Tata
Casual dan
dan Tata
Seragam
Natural
Rumah
Kursi,
Ibu Tata
Tata
remote
kemudian
TV, dan
keluar melihat
tas
anaknya yang
sekolah
sudah pulang
sekolah,
kemudian ibu
Tata melihat
masih
menggunakan
seragam
sekolah namun
sudah menonton
TV. Kemudian
Ibu Tata
menegur Tata
dan menyuruh
untuk ganti
baju.
6.
1
Int
Siang
Nabil
Seragam
dan
sekolah
Natural
Rumah
Nabil
Azka
Kursi
Nabil dan Azka
menonton TV.
Kemudian
Nabil
mendorong
Azka karena
menirukan
adegan di
televisi.
(anak akan
meniru apa
yang mereka
32
tonton)
7.
1
Int
Siang
Tata dan
Casual
Natural
Ibu Tata
Rumah
Meja dan
Tata belajar dan
Tata
buku
ditemani oleh
Ibunya.
(waktu bersama
antara orang tua
dan anak
sangatlah
penting)
8.
1
Int
Siang
Nabil
Seragam
dan
sekolah
Natural
Rumah
Meja dan
Nabil dan Azka
Nabil
buku
sama-sama
Azka
mengerjakan
tugas
dari
sekolah (anakanak
masa
depan indonesia
9.
1
Int
Siang
Ibu Tata
Casual
Natural
dan Tata
Ruang
Kursi
TV
setelah
selesai
belajar
kemudian Tata
menonton
TV
dan
di
temani ibunya.
Bukan
hanya
menemaninya
namun ibu Tata
juga
memberi
arahan
Tata
kepada
terhadap
tayangan
yang
di tonton
oleh Tata.
10.
1
Int
Siang
Dosen
Formal
Natural
33
Ruang
Kursi,
Narasumber
Psikolog
Dosen
Meja
menjelaskan
Bp.
mengenai
Jusuf
tayangan
televisi
serta
peran orang tua
terhadap anak.
-Tayangan
lebih
tv
banyak
mengandung
hiburan
ketimbang
edukasi
-Dampak
kepada
anak
akan
berpengaruh
terhadap
hubungan
keluarga.
-Interaksi
menjadi terbatas
-Tayangan
kekerasan,
kekejaman akan
berpengaruh
terhadap
kepekaan sosial
berkurang.
-Peran
orang
tua untuk hadir
akan
sangat
penting.
-Ketika
34
anak
menonton akan
terekam
ke
memori.
-Waktu
hadir
bersama
anak
menonton
tv
penting.
-Ketika
menonton
tayangan
kekerasan
pakailah untuk
memberi
penjelasan.
-Orang
tua
perlu memberi
penjelasan apa
makna
dari
tulisan
yang
tertera di pojok.
4.2
Produksi
pada tahap produksi, penulis memilih tempat serta talent yang sesuai dengan
konsep rancangan film pada awal atau pra produksi, dengan begitu film yang telah
dibuat sesuai dengan racangan awal serta bertujuan memberikan edukasi kepada
masyarakat mengenai pemilihan tayangan televisi kepada anak-anak. Penulis memilih
tempat yangberlokasi di daerah Salatiga dan sekitarnya dan menggunakan anak
sekolah dasar sebagai talent. Penulis memilih anak sekolah dasar sebagai talent karena
bertujuan agar video edukasi yang dibuat oleh penuis dapat diterima oleh penonton
ataupun masyarakat khususnya para orang tua agar dapat mudah difahami.
35
4.2.1
No.
Time Table
Sequence
Gambar
Vo
Time Code
1. Opening
-
-
Footage
backsound 00.00:01-
Salatiga
00.00:22
Anak-anak
00.00:23-
sekolah
00.00:45
dasar
-
Footage
00.00:46-
Salatiga
00:01:02
2. Wawancara dengan
masyarakat
-
1
VO
00:01:0300:03:01
-
2
00:03:0200:04:19
3. Ilustrasi
-
Tata
backsound 00:04:20-
menonton Tv
00:04:26
36
-
Tata disuruh
00:04:27-
ganti baju
00:04:32
oleh ibunya
-
Nabil dan
00:04:33-
Azka
00:04:45
menirukan
adegan TV
-
Tata belajar
00:04:46-
dan ditemani
00:04:57
oleh ibunya
-
Nabil dan
00:04:58-
azka
00:05:10
mengerjakan
tugas dari
sekolah
-
Tata nonton
00:05:27-
TV ditemani
00:12:34
oleh ibunya
dan diberi
penjelasan
4.3
Penjelasan Scene
4.3.1
Opening
Dalam pembukaan video edukasi inidi tampilkan beberapa icon kota
Salatiga. Kenapa penulis mengambil icon-icon Kota Salatiga? Karena dalam
pembuatan video edukasi ini dibuat di Kota Salatiga. Serta dalam scene ini terdapat
judul dari video ini yaitu “Temani Mereka”
Gambar 1
37
(Footage Kota Salatiga)
4.3.2
Wawancara dengan masyarakat
Setelah opening, scene ke 2 dari video edukasi ini yaitu berisi
mengenai tanggapan masyarakat tentang pemilihan tayangan televisi untuk
anak-anak. Kemudian penulis ingin mengetahui sejauh mana tanggapan
masyarakat mengenai pemilihan televisi untuk anak-anak. Kemudian dalam
video ini akan di beri penjelesan-penjelasan yang berupa title, agar para
penonton dapat lebih jelas.
38
Gambar 2
(Ibu Anisa sedang memberikan penjelasan mengenai tayangan TV)
Dari hasil wawancara tersebut terdapat beberapa point yang di dapat yaitu:
- Tayangan televisi yang mendominasi acara kekerasan dan percintaan.
- Efek dari tayangan akan mudah ditiru oleh anak
- Memberikan pengertian kepada anak agar tidak dilakukan/ditiru
39
Gambar 3
(Ibu Alim sedang memberikan penjelasan mengenai tayangan TV)
Dari hasil wawancara tersebut terdapat beberapa point di antaranya:
- Banyak tayangan televisi yang menayangkan tidak sesuai dengan umur mereka
-Dampak menonton televisi akan mempengaruhi pergaulan anak
-Sebagai orang tua sebaiknya mendampingi dan memberi pengarahan.
4.3.3 Ilustrasi
Dalam video edukasi ini terdapat scene yang isinya berupa
video ilustrasi mengenai peran orang tua terhadap pemilihan tayang
televisi untuk anak-anak. Dalam video ilustrasi ini terdapat beberapa
adegan yang memebri gambaran bagaiamana peran orang tua sangat
penting kehadirannya untuk memberikan penjelasan. Kemudian dalam
ilustrasi ini juga memberikan contoh ketika anak tidak didampingi,
anak akan mudah meniru adegan-adegan yang di tontonya.
Sehingga dengan adanya video ilustrasi dalam video edukasi ini
dapat memberi contoh mengenai peran orang tua terhadap tayangan40
teyangan televisi dan dengan adanya video ilustrasi ini penulis
berharap agar pesan yang ingin di sampaikan penulis ke masyarakat
dapat di terima dengan jelas.
Gambar 4
(anak yang baru pulang sekolah dan belum ganti baju, namun sudah
menyalakan televisi dan menontonya.)
41
Gambar 5
(Ibu dari anak tersebut menegur anaknya ketika pulang sekolah untuk ganti
baju bukan langsung menonton televisi.)
42
Gambar 6
(anak yang meniru adegan yang terdapat di dalam tayangan TV)
Gambar 7
(orang tua sedang menemani anaknya yang sedang belajar)
43
Gambar 8
(Dua orang anak yang sedang mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
sekolah)
44
Gambar 9
(Orang tua yang sedang memberi penjelasan kepada anaknya ketika menonton
TV)
45
Gambar 10
(Bp. Jusuf sedang memberi penjelasan mengenai peran orang tua
terhadap tayangan TV untuk anak-anak)
4.4
Pasca Produksi
Setelah menjalani beberapa tahap, mulai dari tahap pra produksi dan produksi
tahap terakhir yaitu pasca produksi. Dalam tahap ini merupakan tahap terakhir yaitu
tahap editing.
Sebelum sampai ketahap editing, penulis terlebih dahulu untuk menyiapkan
bahan editing. Adapun tahapan-tahapan proses pasca produksi video edukasi sebagai
berikut.
46
4.4.1 Menyiapkan bahan editing
Gambar 1
Dalam tahap persiapan editing ini digunakan untuk memilih satu persatu video
yang layak atau yang terpilih. Kemudian video yang sudah terpilih tersebut dijadikan
menjadi satu folder sendiri sehingga nantinya dapat memudahkan untuk proses
editing, dengan begitu ketika proses editing dengan mudah untuk meng edit sesuai
dengan storyline yang sudah dibuat pada waktu pasca produksi.
47
4.4.2
Proses Editing Video Edukasi
Gambar 2
Dalam proses mengedit video edukasi ini penulis menggunakan software Adobe
Premiere Pro CC. Kenapa penulis memilih software tersebut? karena software dipilih agar
video yang dihasilkan oleh penulis lebih maksimal. Hal pertama yang dilakukan oleh penulis
yaitu memasukkan satu persatu video yang telah di sortir pada sebelumnya serta di susun
sesuai dengan storyline. Diawal video penulis menempatkan video berupa footage Kota
Salatiga. Kemudian scene selanjutnya terdapat scene yang berisi video ilustrasi. Dalam video
ilustrasi ini penulis tidak memasukkan VO hanya terapat backsound. Karena backsound yang
dipilih oleh penulis sudah mewakili isi dari video ilustrasi tersebut. Kemudian scene terakhir
terdapat wawancara bersama Bp. Jusuf dosen Psikolog UKSW. Penulis menyisipkan vidieo
yang berisi hasil wawancara guna mendukung atau sebagai landasan vidieo ini, selain itu agar
masyarakat lebih mendapatkan penjelasan secara jelas. Kemudian dalam pemilihan
backsound, penulis memilih backsound yang ringan.
48
4.4.3
Proses Finishing
Gambar 3
Pada tahap terakhir dalam proses editing yaitu proses rendering, proses ini
merupakan proses menggabungkan keseluruhan video yang telah dirangkai menjadi
satu sesuai dengan storyline sehingga menjadi satu kesatuan yang berupa video
edukasi ini. dalam tahap rendering ini penulis menggunakan format penyimpanan
video dengan ukuran H264. Kenapa memilih ukuran tersebut? karena kualitas video
yang dihasilkan dengan menggunakan tersebut akan mendapatkan kualitas video yang
baik serta kapasitas penyimpanan tidak terlalu besar.
49