LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LOKASI: SMP N 2 SRANDAKAN.
LAPORAN INDIVIDU
PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
LOKASI:
SMP N 2 SRANDAKAN
(GODEGAN, PONCOSARI, SRANDAKAN, BANTUL, YOGYAKARTA) 02 JULI-17 SEPTEMBER 2014
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL-PPL) : Lusi Nurhayati, S.Pd., M.Appl.Ling
Oleh Apsari Murbiyani
11202241021
PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
(2)
PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) TAHUN 2014 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Oleh : Apsari Murbiyani Lokasi SMP Negeri 2 Srandakan
ABSTRAK
Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan mata kuliah wajib bernilai 3 SKS yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa kependidikan di Universitas Negeri Yogyakarta. Dalam hal ini, penyusun melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 2 Srandakan yang terletak di Godegan, Poncosari, Srandakan, Bantul. Praktek Pengalaman Lapangan ini bertujuan mendapatkan pengalaman tentang proses pembelajaran dan kegiatan persekolahan lainnya yang digunakan sebagai bekal untuk menjadi calon tenaga pendidik. Praktikan diharapkan mampu meningkatkan kompetensinya sebagai calon pendidik. Praktikan juga diharapkan mampu untuk memiliki nilai, sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan sebagai seorang pendidik.
Pelaksanaan kegiatan PPL dimulai dari observasi hingga pelaksanaan PPL yang terbagi menjadi beberapa tahap yaitu persiapan mengajar, pelaksanaan mengajar, dan evaluasi hasil mengajar. Kegiatan mengajar dilaksanakan setelah konsultasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kepada guru pembimbing terlebih dahulu. Pelaksanaan PPL dilaksanakan di kelas VIII A-F dengan jumlah mengajar lebih dari 8 kali. Secara umum kegiatan PPL berjalan dengan lancar dengan sedikit hambatan.
Hasil dari pelaksanaan PPL selama kurang lebih dua setengah bulan di SMP Negeri 2 Srandakan ini dapat dipetik hasilnya oleh mahasiswa berupa penerapan ilmu pengetahuan dan praktek keguruan dalam di bidang Pendidikan Bahasa Inggris yang diperoleh di bangku perkuliahan serta pemahaman baru mengenai tugas nyata pendidik di lapangan.
(3)
BAB I PENDAHULUAN
A. Analisis Situasi
Berdasarkan observasi yang telah dilaksanakan pada pra-PPL tanggal 2 Februari 2014 sampai tanggal 16 Februari 2014, SMP Negeri 2 Srandakan yang berlokasi di Godegan, Poncosari, Srandakan, Bantul diperoleh data sebagai berikut :
1.Kondisi Fisik Sekolah
Gedung SMP Negeri 2 Srandakan berdiri diatas lahan seluas 7883 m2 dengan lingkungan yang bersih dan kondusif. Fasilitas yang dimiliki SMP Negeri 2 Srandakan cukup baik, memadai dan layak untuk mendukung proses kegiatan belajar mengajar. Berikut adalah fasilitas, sarana dan prasarana yang terdapat di SMP Negeri 2 Srandakan:
a. Jumlah Kelas
SMP N 2 Srandakan memiliki 18 ruang kelas yang terdiri dari kelas VII (6 kelas, yaitu; VII A, VII B, VII C, VII D, VII E, VII F), kelas VIII (6 kelas, yaitu; VIII A, VIII B, VIII C, VIII D, VIII E, VIII F), dan kelas IX (6 kelas, yaitu; IX A, IX B, IX C, IX D, IX E, IX F).
b. Ruang Kepala Sekolah
Ruang kepala sekolah terletak di antara ruang TU dan ruang guru. Di dalam ruang kepala sekolah terdapat ruang tamu yang dipergunakan untuk menemui tamu yang datang ke sekolah serta terdapat almari yang berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan piala-piala hasil prestasi. Terdapat struktur organisasi guru, visi misi sekolah, foto-foto kepala sekolah regenerasi dan terdapat program kerja.
c. Ruang Guru
Ruang guru terletak di sebelah timur ruang kepala sekolah. Di dalam ruangan terdapat meja dan kursi sejumlah guru, papan pengumuman, papan jadwal mengajar guru, dispenser, almari, komputer, printer, speaker, kipas angin, dan rak buku.
d. Ruang Tata Usaha
Ruang Tata Usaha terletak di sebelah timur aula dan sebelah barat ruang kepala sekolah. Ukuran ruangan cukup luas sebesar 7 x 6 m2 dan terbagi menjadi 3 ruang. Di dalam ruangan utama terdapat beberapa meja dan kursi sejumlah staf. Selain itu juga terdapat almari, kipas, papan-papan pengumuman dan papan grafik. Didalam ruang TU bagian
(4)
2 utara sebelah barat terdapat ruang kerja yang dilengkapi dengan beberapa komputer, printer, scanner, mesin foto copy dan mesin riso. Pada bagian ruang TU yang terakhir digunakan untuk menyimpan berbagai macam perlengkapan yang dibutuhkan seperti kertas, tinta, dll.
e. Ruang UKS
Ruang UKS terletak di sebelah timur lab IPA dan sebelah barat kelas VII B. Ruangan ini seluas 5 x 3 m2 namun dijadikan satu ruang dengan ruang BK untuk memudahkan pengawasan terhadap siswa yang sedang sakit. Terdapat ruang untuk siswa putra dan ruang untuk siswa putri, kotak P3K, meja, kursi, timbangan, bagan struktur, almari, tandu, dan sebuah wastafel.
f. Ruang BK
Ruang BK terletak satu ruangan dengan ruang UKS dan memliki luas 8 x 7 m2 . Didalamnya terdapat meja dan kursi sejumlah guru BK, computer, printer, dan alamari yang digunakan untuk menyimpan seragam drumband dll.
g. Ruang OSIS
Ruangan ini terletak di sebelah timur ruang wakil kepala sekolah. Di dalam ruangan yang berukuran 7 x 3 m2 ini terdapat sebuah almari yang berisikan berkas-berkas OSIS, papan struktur organisasi OSIS, dan beberapa meja dan kursi untuk memfasilitasi kegiatan OSIS.
h. Ruang Koperasi Siswa
Ruang koperasi siswa terletak di sebelah barat ruang kelas IX E dan sebelah timur ruang kelas IX F. Ruang ini memiliki ukuran 7 x 3 m2 yang terbagi menjadi dua bagian, bagian dalam untuk admin dan stok barang, sedangkan bagian luar untuk penjualan. Di ruang penjualan terdapat etalase makanan, meja, kursi, rak, almari, dan kipas angin. Barang yang dijual di koperasi siswa meliputi makanan, minuman, peralatan sekolah, peralatan pramuka, dll.
i. Ruang Keolahragaan
Ruang keolahragaan yang dimaksud berupa lapangan, diantaranya; lapangan basket yang juga digunakan sebagai lapangan futsal, lapangan voli, dan lapangan lompat jauh/tinggi. Serta terdapat lapangan tenis meja yang terletak diantara ruang kelas VIIIA dan ruang ketrampilan.
(5)
Lapangan upacara terletak dihalaman depan sekolah seluas 30 X 23 m2. Lapanganan upacara ini biasa digunakan untuk kegiatan upacara yang rutin dilaksanakan pada hari senin, dan beberapa kegiatan lainnya. k. Ruang Ibadah/Musholla
Mushola SMP N 2 Srandakan terletak pada ujung selatan sebelah barat dengan luas 8 x 9 m2. Mushola ini dilengkapi dengan karpet sajadah, mukena, sarung, beberapa almari yang digunakan untuk menyimpan Al-Quran, sarung dan mukena, serta etalase yang digunakan untuk menyimpan beberapa kain ihram dan penghargaan terkait dengan kegiatan islami serta dilengkapi dengan bacaan-bacaan doa, kaligrafi dan struktur silsilah nabi.
l. Tempat Wudhu
Tempat wudhu terletak satu lokasi dengan mushola pada bagian selatan. Terdiri dari tempat wudhu untuk putra dan tempat wudhu untuk putri yang keduanya dilengkapi dengan kamar mandi/WC dan cermin. m. Kamar Mandi/WC
Kamar mandi/WC siswa terdapat di tiga tempat, di samping kelas VII B, dibelakang ruang keterampilan dan di selatan mushola. Masing-masing terbagi menjadi dua bagian, KM/WC Putra dan KM/WC Putri yang semuanya sejumlah 12 buah. Sedangkan untuk Kamar Mandi/WC Guru, terdapat 2 buah Kamar Mandi/ WC yang terletak di dalam ruang guru. Setiap ruang KM/WC berukuran 2 x 2 m2.
n. Laboratorium IPA
Laboratorium ini berukuran 14 x 8 m yang terdapat 1 LCD, televisi, dan soundsystem. Di laboratorium ini tidak hanya digunakan untuk pelajaran IPA tetapi untuk semua mata pelajaran yang akan menggunakan media powerpoint karena terbatasnya jumlah LCD. Laboratorium ini terletak disebelah barat ruang BK.
o. Perpustakaan
Ruang perpustakaan yang berukuran 18 x 8 m2 yang terbagi menjadi 2 ruang, untuk petugas perpustakaan dan ruang baca perpustakaan. Di dalam ruang baca terdapat beberapa rak-rak berikut berbagai macam jenis buku bacaan, meja dan kursi untuk membaca. Selain itu, perpustakaan ini juga dilengkapi dengan 5 unit computer, TV, LCD, VCD/DVD Player, Camera digital, printer, scanner, CD pembelajaran, CD BSE, serta kipas angin.
(6)
4 Laboratorium komputer dilengkapi dengan 16 unit komputer yang digunakan untuk proses KBM. Laboratorium computer ini biasa digunakan untuk Mata Pelajaran T.I.K. Selain itu, ruangan ini juga biasa digunakan oleh mata pelajaran lain yang akan menggunakan LCD. q. Ruang kerawitan
Ruang kerawitan terletak di antara kelas VIII B dan kelas VIII C. Di dalam ruangan ini terdapat beberapa gamelan berikut tikar duduk, white board dan rak sepatu.
r. Ruang Keterampilan
Ruang keterampilan teletak di sebelah barat lapangan tenis meja dan sebelah timur ruang kelas VIII B. Didalamnya terdapat peralatan membatik, hasil-hasil kesenian siswa dan peralatan band.
s. Gudang
SMP N 2 Srandakan memiliki 2 Gudang, gudang 1 terletak samping ruang BK dan gudang 2 terletak disamping rumah penjaga sekolah. Gudang 1 digunakan untuk menyimpan barang-barang yang sudah tidak terpakai dan gudang 2 digunakan untuk menyimpan peralatan olahraga yang berupa alat-alat berat.
t. Kantin Sekolah
Terdapat 3 kantin sekolah di SMP N 2 Srandakan. Kantin tersebut terletak di ujung paling selatan bagian timur sekolah, sebelah selatan ruang kelas VIII E dan terletak dekat dengan tempat parkir siswa.
u. Media Pembelajaran
Media pembelajaran yang dimiliki oleh SMP Negeri 2 Srandakan antara lain: buku-buku paket, white board, alat peraga, mesin jahit, gamelan, OHP, laptop, komputer, tape recorder, televisi, sound system dan DVD player, CD dan LCD. Media pembelajaran ini sangat penting untuk perantara antara siswa dan guru yang digunakan untuk proses belajar mengajar agar lebih efektif dan efisien.
2.Kondisi Non-Fisik Sekolah a. Kepala Sekolah
SMP N 2 Srandakan dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang bernama Bapak Drs. Isbandana, M.M. yang diantaranya memiliki tugas lain sebagai berikut :
1)Perencana dalam kegiatan belajar mengajar dan untuk menelaah prakiraan keadaan (perkembangan) sekolah serta menyusun kegiatan
(7)
rencana kegiatan operasional untuk menyongsong masa depan tersebut.
2)Motivator guru dan staf karyawan untuk dapat lebih baik dalam meningkatkan mutu pendidikan sekolah.
3)Managering para guru serta staf karyawan untuk melakukan tugasnya masing-masing sehingga tercipta suasana kondusif dalam sekolah. 4)Penilai kinerja dari tim guru dan staf karyawan.
5)Administrator dari tatanan organisasi dalam lembaga kerja. 6)Penanggung jawab kurikulum.
7)Pengawasan terhadap semua aspek dan ruang lingkup dalam sekolah b. Wakil Kepala Sekolah
Wakil kepala sekolah sendiri dijabat oleh Sugito, S.Pd yang dibantu oleh beberapa kepala urusan seperti :
1)Kesiswaan oleh Poniman, S.pd 2)Kurikulum oleh Suswanto, S.Pd
3)Sarana Prasarana oleh Dra. Endang. NSU c. Potensi Guru
Jumlah guru yang tergabung dalam SMP N 2 Srandakan berjumlah 37 guru. Dari keseluruhan guru terdapat 3 orang guru tidak tetap/ guru bantu, 2 orang guru lulusan S2, dan 32 orang guru lulusan S1. Selain itu juga terdapat D3 sebanyak 2 orang dan D1 sebanyak 1 orang.
d. Tenaga Administrasi
Tenaga administrasi di SMP N 2 Srandakan berjumlah 20 orang, meliputi staff Tata Usaha yang berjumlah 6 orang (5 PNS, 1 honorer ) dan 14 lainnya meliputi tenaga pendukung di laboratorium, perpustakaan, tukang kebun, penjaga sekolah dan keamanan (satpam), teknisi lab. Komputer, PTD, dan lain-lain (7 PNS, 7 honorer).
e. Potensi Siswa
Potensi siswa yang berjumlah 18 kelas dari kelas VII F, VIII A-F, dan IX A-F SMP N 2 Srandakan dalam bidang akademik dan non akademik cukup baik terbukti dengan prestasi siswa dalam mengikuti berbagai perlombaan dan perolehan kejuaraan dalam bidang akademik dan non akademik di tingkat provinsi.
f. Ekstra Kurikuler
Meliputi kegiatan pramuka, seni baca Al Quran, catur, drumband, speaking, PMR, TIK, seni tari, kerawitan dan olahraga (voly ball dan
(8)
6 pencak silat). Kegiatan ekstrakurikuler tersebut dilaksanakan setelah KBM.
B.Perumusan Program dan Rancangan Kegiatan PPL 1. Kegiatan Terprogram
a. Pembuatan perangkat pembelajaran
Tujuan : kegiatan pembelajaran dapat terencana dan terprogram dengan baik
Sasaran : Siswa kelas VIII SMP N 2 Srandakan
Bentuk : Membuat RPP
Tempat : SMP N 2 Srandakan Waktu : Juli – September 2014
Target Kegiatan : RPP dapat digunakan pada setiap kegiatan mengajar
b. Membuat Media pembelajaran
Tujuan : Menambah motivasi dan daya tarik siswa dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Inggris
Sasaran : Siswa kelas VIII SMP N 2 Srandakan
Bentuk : Membuat media pelajaran berupa audio visual maupun kartu situasi.
Tempat : SMP N 2 Srandakan Waktu : Juli – September 2014
Target Kegiatan : Siswa mempunyai antusias dalam pelajran Bahasa Inggris
c. Kegiatan mengajar
Tujuan : Memperoleh pengalaman mengajar Sasaran : Siswa kelas VIII SMP N 2 Srandakan Bentuk : Melakukan praktek kependidikan di sekolah Tempat : SMP N 2 Srandakan
Waktu : Juli – September 2014
Target Kegiatan : Terlaksananya kegiatan kependidikan di sekolah dengan lancar dan sesuai jadwal
3. Kegiatan Isidental
Selain merumuskan program yang terencana sesuai observasi kelas yang dilakukan sebelumnya, terdapat situasi dan kondisi yang tidak dapat diprediksi atau mendadak misalnya menggantikan jam pelajaran Bahasa Inggris di kelas VII, atau pada saat guru berhalangan hadir untuk
(9)
mengajar. Mengingat hal tersebut maka program insidental PPL juga sangat penting untuk dilaksanakan.
(10)
8 BAB II
KEGIATAN PPL A. Persiapan
Dalam rangka persiapan pelaksanaan PPL, maka diadakan beberapa kegiatan yaitu sebagai berikut:
1. Pengajaran Mikro
Kegiatan Pengajaran Mikro adalah prasyarat yang harus dilaksanakan oleh semua mahasiswa sebelum melaksanakan Praktek Pengalam Lapangan (PPL).
Pengajaran mikro dilaksanakan pada semester 6 (enam). Dalam pengajaran mikro ini, mahasiswa praktik mengajar teman sekelas dengan dibimbing oleh dosen. Diharapkan setelah mengikuti pengajaran mikro ini, mahasiswa benar-benar telah siap untuk terjun ke sekolah. Bagi mahasiswa yang dinyatakan lulus dengan nilai minimal B dapat mengikuti kegiatan PPL, dan bagi yang belum lulus maka tidak dapat mengikuti kegiatan PPL, namun boleh mengkikuti kegiatan KKN.
2. Pembekalan PPL
Kegiatan pembekalan diselenggarakan oleh tiap program studi dan diselenggarakan di masing-masing prodi.
3. Observasi
Observasi lapangan merupakan kegiatan pengamatan terhadap berbagai karakteristik, komponen pendidikan serta norma yang berlaku di sekolah yang nantinya sebagai tempat PPL. Hal ini dilakukan dengan pengamatan di kelas pada pembelajaran yang diampu oleh guru pembimbing masing-masing. dengan tujuan agar mahasiswa memperoleh gambaran yang nyata tentang praktek mengajar dan lingkungan persekolahan terutama karakteristik peserta didik didalam kelas.
Kegiatan yang diamati adalah berbagai aktifitas yang dilaksanakan di kelas mulai dari membuka pelajaran, interaksi dengan siswa, metode dan media yang digunakan dalam pembelajaran, penggunaan waktu sampai dengan menutup pelajaran. Aspek-aspek yang diamati praktikan selama observasi dikelas adalah:
(11)
1) Silabus
Silabus sudah sesuai, materi pembelajaran dan kegiatan pembelajaran sudah sesuai. Penggunaan sumber belajar juga sudah jelas.
2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP sudah sesuai dengan kurikulum. Namun metode yang digunakan kurang variatif. Di dalam RPP menunjukkan tujuan pembelajaran setelah dilakukan kegiatan pembelajaran, terdapat alokasi waktu, dan cara penilaian. b. Proses Pembelajaran
1) Membuka Pelajaran
Guru sebelum memulai mengajar mengucapkan salam kepada para siswa, berdoa, kemudian mengecek kehadiran siswa. Guru sedikit mengulang materi sebelumnya sebelum masuk ke pelajaran.
2) Penyajian Materi
Guru menjelasakan materi pelajaran dengan bantuan handout yang dibagikan guru kepada siswa. Guru lebih banyak menjelaskan dan hanya sedikit menuntut siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar-mengajar.
3) Metode Pembelajaran
Metode yang digunakan guru dalam pembelajaran Bahasa Inggris dapat dikatakan belum variatif. Kegiatan pembelajaran baru sebatas ceramah, tanya jawab, diskusi dan mengerjakan soal.
4) Penggunaan Bahasa
Bahasa yang digunakan oleh guru selama pelajaran adalah Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Hal ini dikarenakan kemampuan berbahasa Inggris siswa masih rendah sehingga sulit memahami jika hanya menggunakan Bahasa Inggris seluruhnya. Bahkan terkadang guru juga menggunakan bahasa daerah untuk memperjelas materi yang sedang disampaikan.
5) Penggunaan Waktu
Penggunaan waktu yang digunakan guru sudah efektif, karena sesuai dengan jam pelajaran. Guru datang ke kelas sesaat setelah bel berbunyi, membatasi aktivitas satu dengan
(12)
10 yang lain dengan baik dan mengakhiri pelajaran dengan tepat waktu.
6) Gerak Tubuh
Posisi guru saat menjelaskan sudah tepat. Guru juga tidak sering duduk di kursi guru, namun lebih memilih berkeliling kelas melihat kondisi peserta didik dalam berdiskusi.
7) Cara memotivasi Siswa
Guru memotivasi siswa dengan cara memberikan reward bagi peserta didik yang aktif berupa tambahan poin, bagi peserta didik yang maju dan menjawab pertanyaan dengan benar.
8) Teknik Bertanya
Teknik bertanya yang digunakan adalah bertanya kepada seluruh kelas sampai ada yang menjawab, jika tidak ada yang menjawab guru baru menunjuk salah satu siswa untuk menjawab. Guru menunjuk secara acak dan menyeluruh kepada semua anggota kelas.
9) Teknik Penguasaan Kelas
Teknik penguasaan kelas oleh guru sudah baik, guru menegur ketika ada peserta didik ribut. Hal ini dilakukan agar semua peserta didik benar-benar memperhatikan pelajaran dengan baik. Peserta didik juga memperhatikan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
10) Penggunaan media
Media yang digunakan yakni LKS, white board, dan spidol. 11) Bentuk dan Cara Evaluasi
Evaluasi dilakukan setelah materi diberikan. Evaluasi di tiap kegiatan berupa pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan ke kelas.
12) Menutup Pelajaran
Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam sebelum keluar dari ruang kelas.
c. Perilaku Siswa
1) Perilaku Siswa di dalam Kelas
Ketika guru masuk kelas peserta didik sudah cukup tertib namun masih ada beberapa siswa yang berbicara dengan temannya. Peserta didik juga memperhatikan materi yang
(13)
disampaikan oleh guru. Peserta didik juga aktif dalam mengikuti pelajaran karena mendapat reward dari guru bagi peserta didik yang aktif maju ke depan.
2) Perilaku Siswa di Luar Kelas
Peserta didik di SMP N 2 Srandakan dibiasakan untuk selalu menanamkan nilai-nilai karakter bangsa di lingkungan sekolah, seperti menyapa/menyalami guru, jujur, disiplin, tidak merusak lingkungan, dan sebagainya.
B. Pelaksanaan Program
1. Membuat perangkat pembelajaran
Penyusunan perangkat pembelajaran merupakan langkah awal kegiatan bagi seorang guru. Hal ini juga dilaksanakan oleh mahasiswa praktikan sebelum memasuki materi yang akan disampaikan. RPP merupakan rencana pelaksanaan pembelajaran untuk setiap pertemuan. RPP berguna sebagai acuan bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Dalam program PPL di SMP Negeri 2 Srandakan praktikan membuat 7 RPP yang digunakan untuk pedoman 8 kali mengajar.
2. Membuat media pembelajaran
Pembuatan media pembelajaran ini merupakan tahap di mana mahasiswa sebagai praktikkan menyiapkan bahan atau materi yang akan disampaikan di kelas. Tahapan ini memakan waktu yang cukup lama dikarenakan dalam penyusunannya membutuhkan banyak referensi, baik dari buku bacaan, maupun dari media lain seperti internet.
3. Kegiatan mengajar
Dalam melaksanakan praktek mengajar, mahasiswa melaksanakan kegiatan- kegiatan pendukung sebagai berikut:
a. Konsultasi guru pembimbing
Konsultasi mahasiswa kepada guru pembimbing meliputi mengenai kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan, media dan metode yang akan digunakan.
b. Penguasaan materi
Penguasaan materi menimbulakan kepercayaan siswa terhadap guru. Penguasaan materi bertujuan agar dalam penyampaian materi mudah diterima oleh peserta didik, maka mahasiswa
(14)
12 belajar tentang materi yang akan disampaikan sebelum hari pelaksanaan mengajar.
c. Perencanaan sistem penilaian dan evaluasi
Penilaian dan evaluasi yang dilakukan adalah menggunakan instrument tes tertulis. Penilaian dan evaluasi bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh siswa menguasi materi yang telah disampaikan. Evaluasi pembelajaran dilakukan satu kali dengan materi tema asking for attention dan checking understanding. Soal evaluasi terdiri dari 10 pilihan ganda, 10 soal isian, dan 1 buah soal uraian. Evaluasi dilakukan di dua kelas dalam hari yang sama yaitu hari Rabu tanggal 27 Agustus 2014.
Pelaksanaan praktik mengajar dimulai hari Rabu, 11 Agustus s/d 15 September 2014. Dalam hal ini mahasiswa mendapat kesempatan praktik mengajar di kelas VIII A, VIII B, VIII C, VIII D, VIII E, dan VIII F. Berikut merupakan jadwal kegiatan mengajar :
No Hari Kelas Jam ke- Jml jam
1 Senin VIII A & B 3-4, 6-7 4
2 Selasa VIII C & D 1-2, 4-5 4 3 Rabu VIII D, E, & F 1-4, 6-7 6
4 Kamis VIII A & B 3-4, 6-7 4
5 Jumat VIII C 1-2 2
6 Sabtu VIII E & F 4-7 4
4. Melaksanakan program isidental
Program isidental yang dilaksanakan pada saat kegiatan PPL adalah menggantikan guru mata pelajaran Bahasa Inggris yang berhalangan hadir karena beberapa alasan. Sehingga mahasiswa hanya melanjutkan meteri pelajaran yang telah disampaikan oleh guru sebelumya. Program isidental tersebut belum pernah direncanakan, sehingga mahasiswa dituntut untuk mempunyai kesiapan.
(15)
C. Analisis Hasil Pelaksanaan Program PPL
Dari pelaksanaan PPL yang telah dilaksanakan dapat dikatakan program PPL berjalan dengan baik, lancar, tanpa ada hambatan yang berarti. Jumlah mengajar lbih dari 8 kali tatap muka, seperti yang telah ditugaskan, minimal 8 kali tatap muka. Dalam pelaksanaan program PPL mahasiswa dapat melaksanakan dengan baik atas dukungan dari berbagai pihak yang telah sangat membantu dalam proses baik itu dalam tahap persiapan, pelaksanan maupun evaluasi. Bantuan yang sangat besar dari Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) dan Guru Pembimbing sangat membantu praktikan dalam melaksankan PPL. Kendala yang dirasakan oleh praktikan dalam pelaksanaan PPL adalah:
1. Penyusunan perangkat pembelajaran (RPP)
Kesulitan dalam mencari bahan dan materi untuk tiap pertemuannya karena dengan adanya kurikulum baru, materi yang digunakan berbeda dari materi tahun sebelumnya. Sehingga, sebagian materi hanya terpaku pada buku pegangan siswa.
2. Alokasi waktu
Waktu yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar dirasa kurang efektif karena sering kali waktu mengajar terpotong oleh agenda sekolah atau kegiatan lain, sehingga jam belajar mengajar lebih singkat dari biasanya. Hal ini juga mempengaruhi alokasi waktu yang direncanakan pada RPP. Selain itu, praktikan belum berpengalaman dalam mengalokasikan waktu yang sesuai dengan aktifitas yang ada pada rencana pembelajaran.
3. Manajemen waktu
Kurangnya persiapan berupa antisipasi terhadap hal-hal yang mungkin terjadi di lapangan ketika masuk kelas, misalnya ketika anak susah dikendalikan, lama dalam memahami materi, lama dalam mengerjakan tugas sehingga berpengaruh pada manajemen waktu.
4. Manajemen/skala prioritas dengan KKN
Banyaknya/padatnya kegiatan KKN juga mempengaruhi praktikan dalam melaksanakan PPL berkaitan dengan persiapan mengajar. Kurangnya persiapan menyebabkan kurang maksimalnya kegiatan PPL yang dilaksanakan.
(16)
14 Kondisi murid-murid kelas VIII masih tergolong kurang terbiasa dengan bahasa inggris yang digunakan sehari-hari sehingga praktikan masih menggunakan terjemahannya dalam penyampaian classroom English. Anak-anak rata-rata masih kesulitan dalam menerjemahkan perintah-perintah/instruksi dalam bahasa inggris baik lisan maupun tulisan.
D. Refleksi
Dari pelaksanaan PPL yang telah dilaksanakan maka hasilnya dapat dianalisis dan kemudian direfleksikan untuk kemajuan dan perbaikan untuk kedepannya. Berdasarkan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang dilakukan mahasiswa, dapatlah dianalisis dan diambil beberapa hal sebagai acuan kegiatan di masa mendatang, seperti hambatan dan permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan PPL antara lain sebagai berikut.
a. Kurangnya motivasi siswa dalam belajar bahasa inggris sehingga menyebabkan proses pembelajaran berjalan lambat. Anak-anak masih mempunyai pandangan bahwa bahasa inggris adalah pelajaran yang sangat sulit sehingga mereka kurang menyukai pelajaran tersebut. Kurangnya motivasi pada peserta didik mempengaruhi antusiasme dalam mengikuti pelajaran bahasa inggris di kelas.
b. Masa pergantian kurikulum/transisi sehingga kurang matangnya aturan-aturan main yang ada pada kurikulum baru. Selain itu, kurikulum baru belum sepenuhnya digunakan secara menyeluruh ke semua aspek. Hal ini bisa dilihat dengan masih adanya campur tangan dari kurikulum lama sehingga terjadi pencampuran antara kurikulum lama dan kurikulum baru.
c. Bersamaannya waktu PPL dengan waktu KKN di masyarakat sehingga waktu dan konsentrasi terpecah menjadi dua dan berjalan kurang maksimal. Padatnya kegiatan membuat kurang maksimalnya persiapan dalam praktik mengajar.
Ada beberapa usaha untuk mengatasi hambatan-hambatan di atas, antara lain:
(17)
a. Memotivasi siswa agar menyukai bahasa inggris, dan memberikan input-input dalam bahasa inggris agar mereka terbiasa dengan bahasa inggris.
b. Sebisa mungkin mencoba menyesuaikan dengan kurikulum baru meskipun masih ada sedikit dari kurikulum lama yang digunakan. Selain itu juga sering-sering berkonsultasi dengan guru pembimbing dan dosen pembimbing mengenai segala hal yang masih dirasa sulit atau apapun yang akan dilakukan.
c. Sebisa mungkin untuk mengatur waktu agar semua activities yang ada pada rencana pembelajaran terlaksana dengan baik dan teratur. Selain itu juga mengatur kegiatan dan skala prioitas antara kegiatan KKN di masyarakat dan kegiatan PPL di sekolah.
d. Dilakukan persiapan yang matang sebelum kegiatan belajar mengajar agar praktikan lebih matang dan siap ketika tampil di depan kelas dan mengajar dengan baik.
Setelah melaksanakan PPL di sekolah, pratikan menyadari bahwa profesi guru adalah profesi yang sangat kompleks dengan segala kegiatan dan aktifitasnya, baik itu kegiatan mengajar di kelas maupun administrasi di sekolah. Menjadi seorang guru dituntut untuk memiliki keterampilan mengajar yang baik (teaching skill) dimana guru dapat membimbing siswanya untuk belajar dan memahami bahasa inggris dengan baik. Disini praktikan memperoleh pengalaman untuk bagaimana mengajar/membimbing anak untuk belajar/memahami bahasa inggris dengan baik. Meskipun pada semester sebelumnya praktikan telah dibekali dengan pembelajaran micro teaching, pada awal mengajar di kelas praktikan masih sedikit kaku dalam mengajar siswa. Praktikan harus membuat persiapan yang lama dan berlatih untuk mengajar di depan kelas. Praktikan juga sering merasa grogi ketika menghadapi siswa-siswa di depan kelas. Namun hal ini dapat berkurang seiring berjalannya waktu, praktikan mulai terbiasa untuk mengajar di depan kelas.
Selain itu menjadi seorang guru juga harus memiliki keterampilan profesi (professional skill) dimana seorang guru memiliki keterampilan dalam bidangnya, bahasa inggris. Pada kegiatan PPL yang telah dilaksanakan praktikan merasa kurang atau sedikit dalam pengembangan diri. Hal ini dikarenakan masih rendahnya kemampuan siswa dalam berbahasa inggris sehingga guru harus menyesuaikan dengan kemampuan
(18)
16 siswa. Siswa masih kesulitan dalam menerjemahkan bahasa inggris karena keterbatasan vocab. Oleh karena itu, dalam menyampaikan hal-hal dalam bahasa inggris, sering kali guru harus memberikan terjemahannya untuk memudahkan siswa dalam menangkap/memahami perkataan guru.
Guru juga dituntut untuk memiliki keterampilan sosial dimana seorang guru harus pandai dalam bersosialisasi dengan warga sekolah baik itu kepada murid-murid maupun dengan sesama guru. Setelah melaksanakan PPL praktikan mengalami banyak peningkatan akan keterampilan sosial dilihat dari sebelum PPL praktikan kurang bisa bergaul dengan anak-anak namun setelah PPL praktikan merasa semakin dekat dengan anak-anak dan semakin akrab. Praktikan lebih memahami karakter anak-anak dalam belajar. Begitu pula hubungan dengan guru-guru, praktikan juga mencoba untuk memahami karakter dari tiap-tiap guru yang ada di sekolah. Hubungan tetap terjaga dengan baik dengan tetap membantu, menghormati dan menghargai guru-guru yang ada di sekolah. Hubungan yang baik juga terjaga dengan adanya komunikasi yang baik dan menjaga kesopanan dalam berucap maupun dalam bertindak.
Keterampilan personal yang dirasa didapat praktikan setelah melaksanakan PPL adalah semakin disiplin dalam membagi dan mengatur waktu. Dengan adanya kegiatan PPL yang bersamaan dengan kegiatan KKN di masyarakat, praktikan dilatih untuk dapat membagi waktu dengan baik antara kedua kegiatan tersebut. Praktikan juga dilatih untuk dapat memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya dan tidak bermalas-malasan mengingat padatnya kegiatan yang harus dilakukan. Selain itu, praktikan juga dituntut untuk menjadi lebih sabar dalam menghadapi siswanya.
(19)
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Universitas Negeri Yogyakarta 2014 di SMP Negeri 2 Srandakan yang dimulai pada tanggal 2 Juli sampai dengan 17 September telah dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar.
Kesimpulan dari praktek pengalaman lapangan (PPL) yang telah dilaksanakan oleh praktikan selama kurang lebih dua setengah bulan adalah sebagai berikut :
1. Memberikan pengalaman kepada mahasiswa dalam bidang pembelajaran di sekolah dan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar dan mengenal serta mempelajari seluk beluk sekolah dan segala permasalahan yang terkait dengan proses pembelajaran maupun diluar kegiatan belajar. Kegiatan ini mempersiapan mahasiswa jika kelak terjun ke sekolah yang sesungguhnya.
2. Meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah didapat dan dikuasai di universitas secara disiplin kedalam kehidupan nyata disekolah atau lembaga pendidikan.
3. PPL mendewasakan cara berfikir dan meningkatkan daya penalaran mahasiswa dalam melakukan penelaahan, perumusan dan pemecahan masalah pendidikan. Selain itu kegiatan ini melatih mahasiswa bekerja dalam tim dan segala pihak yang berkaitan yang memiliki karakteristik yang berbeda.
B. SARAN
1. Bagi mahasiswa
a. Mahasiswa harus mampu untuk menggunakan berbagai macam model atau metode pembelajaran sehingga pelajaran Bahasa Inggris menjadi pelajaran yang menyenangkan.
b. Mahasiswa harus memiliki persiapan yang matang untuk melaksanakan PPL baik dari segi manajemen waktu maupun manajemen kelas.
(20)
16 c. Mahasiswa harus mampu mengelola kelas dan siswa agar kegiatan belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik. Pengelolaan kelas meliputi bagaimana mengkondisikan siswa agar siap untuk menerima pelajaran serta menerima pelajaran itu sendiri hingga sampai pada taraf evaluasi.
d. Mahasiswa diharpakan dapat mempersiapkan diri dengan kemungkinan – kemungkinan yang bersifat mendadak.
e. Mahasiswa sebaiknya lebih bersabar dalam menghadapi hambatan dan tantangan yang dihadapi selama mmelakukan praktik mengajar.
2. Bagi sekolah
a. Agar menambah variasi media pembelajaran. Hal ini bisa dilakukan dengan lebih meningkatkan penggunaan IT karena teknologi terutama berbasis IT sangat bermanfaat dalam menunjang proses pembelajaran kepada siswa.
b. Hubungan yang sudah terjalin antara pihak sekolah dan UNY hendaknya lebih ditingkatkan dengan saling memberi masukan antara kedua belah pihak.
c. Disiplin seluruh warga sekolah sebaiknya lebih ditingkatkan sehingga seluruh kegiatan di sekolah dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan yang telah direncanakan.
3. Bagi Universitas Negeri Yogyakarta
a. Sebaiknya memperluas dan meningkatkan jalinan kerjasama dengan pihak sekolah ataupun instansi lainnya.
b. Sebaiknya mempertimbangkan masukan tentang perkembangan pelaksanaan praktek kependidikan sehingga kurikulum, metode, dan pengelolaan proses pembelajaran di kampus UNY agar dapat lebih disesuaikan dengan tuntutan nyata di lapangan.
c. Pihak UNY diharapkan memberi perhatian lebih kepada mahasiswa PPL dalam semua program PPL terlebih dengan format yang baru ini.
(1)
13 C. Analisis Hasil Pelaksanaan Program PPL
Dari pelaksanaan PPL yang telah dilaksanakan dapat dikatakan program PPL berjalan dengan baik, lancar, tanpa ada hambatan yang berarti. Jumlah mengajar lbih dari 8 kali tatap muka, seperti yang telah ditugaskan, minimal 8 kali tatap muka. Dalam pelaksanaan program PPL mahasiswa dapat melaksanakan dengan baik atas dukungan dari berbagai pihak yang telah sangat membantu dalam proses baik itu dalam tahap persiapan, pelaksanan maupun evaluasi. Bantuan yang sangat besar dari Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) dan Guru Pembimbing sangat membantu praktikan dalam melaksankan PPL. Kendala yang dirasakan oleh praktikan dalam pelaksanaan PPL adalah:
1. Penyusunan perangkat pembelajaran (RPP)
Kesulitan dalam mencari bahan dan materi untuk tiap pertemuannya karena dengan adanya kurikulum baru, materi yang digunakan berbeda dari materi tahun sebelumnya. Sehingga, sebagian materi hanya terpaku pada buku pegangan siswa.
2. Alokasi waktu
Waktu yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar dirasa kurang efektif karena sering kali waktu mengajar terpotong oleh agenda sekolah atau kegiatan lain, sehingga jam belajar mengajar lebih singkat dari biasanya. Hal ini juga mempengaruhi alokasi waktu yang direncanakan pada RPP. Selain itu, praktikan belum berpengalaman dalam mengalokasikan waktu yang sesuai dengan aktifitas yang ada pada rencana pembelajaran.
3. Manajemen waktu
Kurangnya persiapan berupa antisipasi terhadap hal-hal yang mungkin terjadi di lapangan ketika masuk kelas, misalnya ketika anak susah dikendalikan, lama dalam memahami materi, lama dalam mengerjakan tugas sehingga berpengaruh pada manajemen waktu.
4. Manajemen/skala prioritas dengan KKN
Banyaknya/padatnya kegiatan KKN juga mempengaruhi praktikan dalam melaksanakan PPL berkaitan dengan persiapan mengajar. Kurangnya persiapan menyebabkan kurang maksimalnya kegiatan PPL yang dilaksanakan.
(2)
14 Kondisi murid-murid kelas VIII masih tergolong kurang terbiasa dengan bahasa inggris yang digunakan sehari-hari sehingga praktikan masih menggunakan terjemahannya dalam penyampaian classroom English. Anak-anak rata-rata masih kesulitan dalam menerjemahkan perintah-perintah/instruksi dalam bahasa inggris baik lisan maupun tulisan.
D. Refleksi
Dari pelaksanaan PPL yang telah dilaksanakan maka hasilnya dapat dianalisis dan kemudian direfleksikan untuk kemajuan dan perbaikan untuk kedepannya. Berdasarkan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang dilakukan mahasiswa, dapatlah dianalisis dan diambil beberapa hal sebagai acuan kegiatan di masa mendatang, seperti hambatan dan permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan PPL antara lain sebagai berikut.
a. Kurangnya motivasi siswa dalam belajar bahasa inggris sehingga menyebabkan proses pembelajaran berjalan lambat. Anak-anak masih mempunyai pandangan bahwa bahasa inggris adalah pelajaran yang sangat sulit sehingga mereka kurang menyukai pelajaran tersebut. Kurangnya motivasi pada peserta didik mempengaruhi antusiasme dalam mengikuti pelajaran bahasa inggris di kelas.
b. Masa pergantian kurikulum/transisi sehingga kurang matangnya aturan-aturan main yang ada pada kurikulum baru. Selain itu, kurikulum baru belum sepenuhnya digunakan secara menyeluruh ke semua aspek. Hal ini bisa dilihat dengan masih adanya campur tangan dari kurikulum lama sehingga terjadi pencampuran antara kurikulum lama dan kurikulum baru.
c. Bersamaannya waktu PPL dengan waktu KKN di masyarakat sehingga waktu dan konsentrasi terpecah menjadi dua dan berjalan kurang maksimal. Padatnya kegiatan membuat kurang maksimalnya persiapan dalam praktik mengajar.
Ada beberapa usaha untuk mengatasi hambatan-hambatan di atas, antara lain:
(3)
15 a. Memotivasi siswa agar menyukai bahasa inggris, dan memberikan input-input dalam bahasa inggris agar mereka terbiasa dengan bahasa inggris.
b. Sebisa mungkin mencoba menyesuaikan dengan kurikulum baru meskipun masih ada sedikit dari kurikulum lama yang digunakan. Selain itu juga sering-sering berkonsultasi dengan guru pembimbing dan dosen pembimbing mengenai segala hal yang masih dirasa sulit atau apapun yang akan dilakukan.
c. Sebisa mungkin untuk mengatur waktu agar semua activities yang ada pada rencana pembelajaran terlaksana dengan baik dan teratur. Selain itu juga mengatur kegiatan dan skala prioitas antara kegiatan KKN di masyarakat dan kegiatan PPL di sekolah.
d. Dilakukan persiapan yang matang sebelum kegiatan belajar mengajar agar praktikan lebih matang dan siap ketika tampil di depan kelas dan mengajar dengan baik.
Setelah melaksanakan PPL di sekolah, pratikan menyadari bahwa profesi guru adalah profesi yang sangat kompleks dengan segala kegiatan dan aktifitasnya, baik itu kegiatan mengajar di kelas maupun administrasi di sekolah. Menjadi seorang guru dituntut untuk memiliki keterampilan mengajar yang baik (teaching skill) dimana guru dapat membimbing siswanya untuk belajar dan memahami bahasa inggris dengan baik. Disini praktikan memperoleh pengalaman untuk bagaimana mengajar/membimbing anak untuk belajar/memahami bahasa inggris dengan baik. Meskipun pada semester sebelumnya praktikan telah dibekali dengan pembelajaran micro teaching, pada awal mengajar di kelas praktikan masih sedikit kaku dalam mengajar siswa. Praktikan harus membuat persiapan yang lama dan berlatih untuk mengajar di depan kelas. Praktikan juga sering merasa grogi ketika menghadapi siswa-siswa di depan kelas. Namun hal ini dapat berkurang seiring berjalannya waktu, praktikan mulai terbiasa untuk mengajar di depan kelas.
Selain itu menjadi seorang guru juga harus memiliki keterampilan profesi (professional skill) dimana seorang guru memiliki keterampilan dalam bidangnya, bahasa inggris. Pada kegiatan PPL yang telah dilaksanakan praktikan merasa kurang atau sedikit dalam pengembangan diri. Hal ini dikarenakan masih rendahnya kemampuan siswa dalam berbahasa inggris sehingga guru harus menyesuaikan dengan kemampuan
(4)
16 siswa. Siswa masih kesulitan dalam menerjemahkan bahasa inggris karena keterbatasan vocab. Oleh karena itu, dalam menyampaikan hal-hal dalam bahasa inggris, sering kali guru harus memberikan terjemahannya untuk memudahkan siswa dalam menangkap/memahami perkataan guru.
Guru juga dituntut untuk memiliki keterampilan sosial dimana seorang guru harus pandai dalam bersosialisasi dengan warga sekolah baik itu kepada murid-murid maupun dengan sesama guru. Setelah melaksanakan PPL praktikan mengalami banyak peningkatan akan keterampilan sosial dilihat dari sebelum PPL praktikan kurang bisa bergaul dengan anak-anak namun setelah PPL praktikan merasa semakin dekat dengan anak-anak dan semakin akrab. Praktikan lebih memahami karakter anak-anak dalam belajar. Begitu pula hubungan dengan guru-guru, praktikan juga mencoba untuk memahami karakter dari tiap-tiap guru yang ada di sekolah. Hubungan tetap terjaga dengan baik dengan tetap membantu, menghormati dan menghargai guru-guru yang ada di sekolah. Hubungan yang baik juga terjaga dengan adanya komunikasi yang baik dan menjaga kesopanan dalam berucap maupun dalam bertindak.
Keterampilan personal yang dirasa didapat praktikan setelah melaksanakan PPL adalah semakin disiplin dalam membagi dan mengatur waktu. Dengan adanya kegiatan PPL yang bersamaan dengan kegiatan KKN di masyarakat, praktikan dilatih untuk dapat membagi waktu dengan baik antara kedua kegiatan tersebut. Praktikan juga dilatih untuk dapat memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya dan tidak bermalas-malasan mengingat padatnya kegiatan yang harus dilakukan. Selain itu, praktikan juga dituntut untuk menjadi lebih sabar dalam menghadapi siswanya.
(5)
15 BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Universitas Negeri Yogyakarta 2014 di SMP Negeri 2 Srandakan yang dimulai pada tanggal 2 Juli sampai dengan 17 September telah dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar.
Kesimpulan dari praktek pengalaman lapangan (PPL) yang telah dilaksanakan oleh praktikan selama kurang lebih dua setengah bulan adalah sebagai berikut :
1. Memberikan pengalaman kepada mahasiswa dalam bidang pembelajaran di sekolah dan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar dan mengenal serta mempelajari seluk beluk sekolah dan segala permasalahan yang terkait dengan proses pembelajaran maupun diluar kegiatan belajar. Kegiatan ini mempersiapan mahasiswa jika kelak terjun ke sekolah yang sesungguhnya.
2. Meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah didapat dan dikuasai di universitas secara disiplin kedalam kehidupan nyata disekolah atau lembaga pendidikan.
3. PPL mendewasakan cara berfikir dan meningkatkan daya penalaran mahasiswa dalam melakukan penelaahan, perumusan dan pemecahan masalah pendidikan. Selain itu kegiatan ini melatih mahasiswa bekerja dalam tim dan segala pihak yang berkaitan yang memiliki karakteristik yang berbeda.
B. SARAN
1. Bagi mahasiswa
a. Mahasiswa harus mampu untuk menggunakan berbagai macam model atau metode pembelajaran sehingga pelajaran Bahasa Inggris menjadi pelajaran yang menyenangkan.
b. Mahasiswa harus memiliki persiapan yang matang untuk melaksanakan PPL baik dari segi manajemen waktu maupun manajemen kelas.
(6)
16 c. Mahasiswa harus mampu mengelola kelas dan siswa agar kegiatan belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik. Pengelolaan kelas meliputi bagaimana mengkondisikan siswa agar siap untuk menerima pelajaran serta menerima pelajaran itu sendiri hingga sampai pada taraf evaluasi.
d. Mahasiswa diharpakan dapat mempersiapkan diri dengan kemungkinan – kemungkinan yang bersifat mendadak.
e. Mahasiswa sebaiknya lebih bersabar dalam menghadapi hambatan dan tantangan yang dihadapi selama mmelakukan praktik mengajar.
2. Bagi sekolah
a. Agar menambah variasi media pembelajaran. Hal ini bisa dilakukan dengan lebih meningkatkan penggunaan IT karena teknologi terutama berbasis IT sangat bermanfaat dalam menunjang proses pembelajaran kepada siswa.
b. Hubungan yang sudah terjalin antara pihak sekolah dan UNY hendaknya lebih ditingkatkan dengan saling memberi masukan antara kedua belah pihak.
c. Disiplin seluruh warga sekolah sebaiknya lebih ditingkatkan sehingga seluruh kegiatan di sekolah dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan yang telah direncanakan.
3. Bagi Universitas Negeri Yogyakarta
a. Sebaiknya memperluas dan meningkatkan jalinan kerjasama dengan pihak sekolah ataupun instansi lainnya.
b. Sebaiknya mempertimbangkan masukan tentang perkembangan pelaksanaan praktek kependidikan sehingga kurikulum, metode, dan pengelolaan proses pembelajaran di kampus UNY agar dapat lebih disesuaikan dengan tuntutan nyata di lapangan.
c. Pihak UNY diharapkan memberi perhatian lebih kepada mahasiswa PPL dalam semua program PPL terlebih dengan format yang baru ini.