PERBUP NO 16 TAHUN 2013 TENTANG KEPROTOKOLAN DI LINGKUNGAN PEMKAB TULUNGAGUNG

BUPATI nUNGACmG
PERATU― BUPATE TULUI CACmO
FOMOR ′ ら T- 2013
TENTANG
XEPROTOXO―
DI HNGKUNGAN PEMERI NTAH
KABUPATEN TULUⅡ GACmG
DENGJ RAHMAT T―

YJ G―

ESA

BT'PATI TIILUI{GAGIIITG,

\-

Menimbang

: a.


b.

\,

Mengingat

: l'

bahwa sebagai tindak lanjut ketentuan dalam pasal 9
dan Pasal 10 Undang Undang Nomor 9 Tahun 2010
tentang Keprotokolan dan Peraturan Gubernur Jawa
Timur Nomor 22 Tahun 2011 tentang Keprotokolan di
Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur maka perlu
adanya tata tertib keprotokolan di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Tulungagung;
bahwa sehubungan dengan maksud tersebut pada huruf
a, perlu mengatur Keprotokolan di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Tulungagung dengan peraturan
Bupati.


Undang-undang Nomor g

rahun 1974 terrtang

pokok-

Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara

2.

Republik
Indonesia Tahun 1974 Nomor S5,Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3041), sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun
1999 ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor L69, Tambahan I_embaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3890 );

Undang-Undang Nomor g2 Tahun 2OO4 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Repulik

Indonesia Tahun 2OO4 Nomor l25,Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebaeaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan UndangUndang Nomor 12 Tahun 2OO8 ( Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2OO8 Nomor 59, Tambahan
Irmbaran Negara Republik Indonesia Nomor 4A44 | ;

L ′

2

3. Undang‐ Undang 24 Tahun 2009 t ent ang Bender a,

Bahasa dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan
(l,embaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO9

Nomor 1O9, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5035 );
4

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2OlO tentang

Keprotokolan ( kmbaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2O1O Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5166 );

5.

Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 1972 tentang
Jenis-Jenis Pakaian Sipil

;

Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 22 Tahun

2Oll

tentang Keprotokolan di Lingkungan Pemerintah Provinsi
Jawa Timur (Berita Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor


22 Tahun 2OLL


lBll.

MEMUTUSKAN:

Menct apkan:

PERATURLH
BUPATI TDNTANG XEPROTOKO―
DI
LI NGKUNGAN
PEMERI I TAH
KABUPATEN
TULUNOAGUNG。
BAB

I

IiETEI|TUAT{


\-.

P8.81

Irurrf
1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan

1.

:

Daerah adalah Kabupaten Tulungagung.

2. Pemerintah Daerah addah Pemerintah Kabupaten l\rlungagung.
3. Bupati adalah Bupati T\rlungagung.
4. Wakil Bupati adalah Wakil Bupati Trrlungagung.
5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten yang selanjutnya


disingkat

DPRD Kabupaten adalah DPRD Kabupaten Tulungagung.

6. Ketua DPRD Kabupaten adalah Ketua DPRD Kabupaten T\rlungagung.
7. Wakil Ketua DPRD Kabupaten adalah Wakil Ketua DPRD Kabupaten
Tlrlungagung.




3

8.

Sekretaris Daerah Kabupaten adalah Sekretaris Daerah Kabupaten
T\.rlungagung.

9.


Satuan Keda Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah
Satuan Ke{a Perangkat Daerah Kabupaten Tulungagung.

10. Keprotokolan adalah serangkaian kegiatan yang

berkaitan dengan aturan
dalam Acara Kenegaraan atau Acara Resmi yang meliputi Tata Tempat,
Tata Upacara dan Tata Penghormatan sebagai bentuk penghormatan
kepada seseorang sesuai dengan jabatan dan/ atau kedudukannya dalam
Negara, pemerintah atau masyarakat.

diatur dan dilaksanakan oleh panitia
negara secara terpusat, dihadiri oleh Presiden dan/ atau Wakil Presiden,

11. Acara Kenegaraan adalah acara yang

serta Pejabat Negara dan Undangan lain.
12. Acara Resmi adalah acara yang

diatur dan dilaksanakan oleh Pemerintah

atau Lembaga Negara dalam melaksanakan tugas dan fungsi tertentu dan
dihadiri oleh Pejabat Negara dan/ atau Pejabat Pemerintahan serta
undangan lain.

13. Panitia Negara adalah Panitia yang mengatur Acara Kenegaraan.
14.

Pejabat Negara adalah Pimpinan dan Anggota lembaga Negara
sebagaimana dimaksud dalam Undang Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 dan Pejabat Negara yang secara tegas ditentukan
dalam Undang-Undang.

adalah Pejabat yang menduduki jabatan tertentu
dalam pemerintahan, baik di pusat maupun di daerah.
16. Tokoh Masyarakat Tertentu adalah Tokoh Masyarakat yang berdasarkan

15. Pejabat Pemerintahan

kedudukan sosialnya mendapat pengaturan keprotokolan.

17. Tata Tempat adalah

aturan pengaturan tempat bagi Pejabat Negara, Pejabat

Pemerintahan, Perwakilan Negara Asing dan/ atau organisasi internasional

serta Tokoh Masyarakat Tertentu dalam Acara Kenegaraan atau Acara
Resmi.
18. Tata Penghormatan adalah

aturan untuk melaksanakan pemberian hormat

bagi Pejabat Negara, Pejabat Pemerintahan, Perwakilan Negara Asing
dan/atau Organisasi Internasional serta Tokoh Masyarakat Tertentu dalam
Acara Kenegaraan atau Acara Resmi.
19. Upacara Bendera adalah upacara

yang diselenggarakan di lapangan dan

diikuti dengan pengibaran bendera pusaka.

20. Lagu Kebangsaan adalah Lagu Kebangsaan Indonesia Raya.

毬 ′

4

21. Komandan Upacara yang selanjutnya disingkat

Danup adalah

Pejabat

dalam upacara yang memimpin seluruh pasukan upacara termasuk
memimpin penghormatan kepada Inspektur Upacara.

22.Perwia Upacara yang selanjutnya disingkat Paup adalah pejabat dalam
upacara yang bertugas menrusun rencErna upacara dan mengendalikan
jalannya tertib acara dalam upacara.
23. Inspektur Upacara yang selanjutnya disingkat

Irup adalah pejabat tertinggi

dalam upacara yang bertindak sebagai pemimpin upacara dan kepadanya

disampaikan penghormatan oleh pasukan yang mengikuti atau
melaksanakan upacara.
24. Pemuka Agama

di tingkat Kabupaten adalah Ketua Majelis Ulama

Indonesia, Ketua Konferensi Wali Gereja Indonesia, Ketua Persekutuan
Gereja-Gerqia Indonesia, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia, Ketua


Perwakilan Umat Budha Indonesia, dan Ketua Umum Organisasi
Keagamaan yang diakui oleh peraturan perundang-undangan di
Pemerintah Kabupaten.

adalah pemberian penghormatan kepada seseorang sesuai
dengan jabatan dan atau kedudukan dalam Negara, Pemerintah dan

25. Protokoler

masyarakat.
26. Organisasi Kemasyarakatan Tingkat Kabupaten adalah organisasi yang

dibentuk oleh anggota masyarakat warga Negara Republik Indonesia atas
dasar kesamaan kegiatan, profesi, fungsi, agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa di Tingkat Kabupaten.

27.Tuan Rumah adalah Bupati sebagai Kepala Daerah yang menyelenggarakan


Acara Resmi di Kabupaten.

BAB I I

- 8TUJ UN DANRUNO mC―
Paral 2
Keprotokolan diatur berdasarkan azas

:

a. kebangsaan;
b. ketertiban dan kepastian hukum;

c. keseimbangan, keserasian dan keselarasan;
d. timbal balik.




5

Paral 3
Pengaturan Keprotokolan bertujuan untuk

:

a. memberikan penghormatan kepada Pejabat Negara, Pejabat
Pemerintahan, Perwakilan Negara Asing dan/atau Organisasi
Internasional dan/ atau Tamu Negara sesuai dengan kedudukan dalam
Negara, pemerintahan dan masyarakat;

b. memberikan pedoman penyelenggaraan suatu acara agar berjalan tertib,
rapi, lancar dan teratur sesuai dengan ketentuan dan kebiasaan yang
berlaku, baik secara nasional maupun internasional;

c.

menciptakan hubungan baik dalam tata pergaulan antar bangsa; dan

d. mendapatkan kepastian hukum terhadap status dan kedudukan
protokoler bagi Pejabat Pemerintahan dan Tokoh Masyarakat Tertentu
dalam Acara Kenegaraan dan Acara Resmi di Pemerintah Daerah.

Pa$l 4
(1) Ruang lingkup pengaturan keprotokolan

meliputi

:

a. Tata Tempat;
b. Tata Upacara; dan

c. Tata Penghormatan.
(2) Pengaturan keprotokolan sebagaimana dimaksud pada ayat
diberlakukan hanya dalam Acara Kenegaraan atau Acara Resmi bagi

(1)

:

a. Pejabat Negara;
b. Pejabat Pemerintahan;

-.

c.

Perwakilan Negara Asing dan/ atau Organisasi Intemasional; dan

d. Tokoh Masyarakat Tertentu.
BAB IU
ACARA XTI{EGARAAI{ DAI| ACARA RESTI

Pa.al 5
(l)

Acara Kenegaraan diselenggarakan oleh negara sesuai

peraturan

perundang-undangan yang berlaku.
(21 Acara Kenegaraan

yang diselenggarakan di Lingkungan Pemerintah Daerah,

pelaksanaannya dilakukan oleh petugas protokol yang merupakan bagian

dari kesekretariatan Pemerintah Daerah dan berkoordinasi dengan Panitia
Negara.




6

P.!81 6
(1) Penyelenggaraan Acara Resmi dapat dilaksanakan di Daerah.
(2)

Acara Resmi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diselenggarakan
oleh kmbaga Negara, Kementerian / Lcmbaga Pemerintah Non Kementerian,
Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah dan Organisasi Lain.

Acara Resmi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) dilaksanakan oleh petugas protokol Pemerintah Daerah dan/ atau
petugas protokol Instansi lain berkoordinasi dengan protokol Pemerintah

(3) Penyelenggaraan

Daerah.

Pual 7
Acara Kenegaraan dan Acara Resmi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dan

Pasal

\7

6 dilaksanakan

sesuai dengan Tata Tempat, Tata Upacara dan Tata

Penghormatan.
BAB IV

TATA TEUPAT

Pa$l 8
Pejabat Negara, Pejabat Pemerintahan, Perwakilan Negara Asing atau
Organisasi Internasiond, Tokoh Masyarakat Tertentu dalam Acara Kenegaraan
atau Acara Resmi mendapat tempat sesuai dengan pengaturan tata tempat.
Pesel 9

\-

Tata Tempat dalam Acara Kenegaraan atau Acara Resmi di Daerah, yang
dihadiri oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden ditentukan dengan urutan
sebagai berikut ;

a. Presiden Republik Indonesia;
b. Walil Presiden Republik Indonesia;

c.

Mantan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia;

d. Ketua Majelis Permusyawaratan Ralryat Republik Indonesia;
e. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia;

f.

Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia;

g. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia;
h. Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia;

i.
j.

Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia;

k.

Perintis pergerakan kebangsaan/ kemerdekaan;

Ketua Komisi Yudisial Republik Indonesia;


﹂口
r.

7

l.

Duta Besar/Kepala Perwakilan Negara Asing dan Organisasi Internasional;

m.

Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Ralryat Republik Indonesia, Wakil
Ketua Dewan Perwakilan Ralyat Republik Indonesia, Wakil Ketua Dewan
Perwakilan Daerah Republik Indonesia, Gubernur Bank Indonesia, Ketua
Badan Penyelenggara Pemilihan Umum, Wakil Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia, Wakil Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia,
Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, Wakil Ketua Komisi
Yudisial Republik Indonesia;

n. Menteri, Pejabat Setingkat Menteri, Anggota Dewan Perwakilan Daerah
Republik Indonesia dan anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik
Indonesia serta Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik
Indonesia;

o, Kepala Staf Angkata Darat, Angkatan l,aut dan Angkatan Udara Tentara
Nasional Indonesia;

p. Pemimpin partai politik yang memilliki wakil di Dewan Perwakilan Ralryat
Republik Indonesia;

q. Anggota Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia, Ketua Muda dan
Hakim Mahkamah Agung Republik Indonesia, Hakim Mahkamah Konstitusi
Republik Indonesia, dan Anggota Komisi Yudisial Republik Indonesia;

r.

Pemimpin lembaga Negara yang ditetapkan sebagai Pejabat Negara,
Pemimpin lembaga Negara lainnya yang ditetapkan dengan UndangUndang, Deputi Gubernur Senior dan Deputi Gubernur Bank Indonesia,
serta Wakil Ketua Badan Penyelenggara Pemilihan Umum;

s. Gubernur;

t.

Pemilik tanda jasa dan tanda kehormatan tertentu;

u. Pimpinan lembaga Pemerintah non kementerian, Wakil Menteri, Wakil
Kepala Staf Angkata Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara Tentara
Nasional Indonesia, Wakil Kepala Kepolisian Negara Repubtik Indonesia,
Wakil Jaksa Agung Republik Indonesia, Wakil Gubernur, mantan Gubernur

dan mantan Wakil Gubemur, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Provinsi, Kepala Perwakilan Negara Asing di Provinsi, Wakil Ketua DPRD
Provinsi, Sekretaris Daerah Provinsi.

v. Bupati/Walikota beserta

Ketua DPRD Kabupaten/Kota;

w. Pimpinan tertinggi representasi organisasi keagamaan tingkat nasional yang
secara faktual diakui keberadaannya oleh Pemerintah dan masyarakat; dan
x. Sekretaris Daerah, Komandan Tertinggi Tentara Nasional Indonesia semua
angkatan, Kepala Kepolisian, Ketua Pengadilan semua badan peradilan dan
Kepala Kejaksaan Negeri di Kabupaten / Kota.


” 

´


8

Pa!81 10

(l)Tata tempat dalam Acara Resmi di Daerah yang dihadiri oleh Gubernur
dan/ atau Wakil Gubernur ditentukan dengan urutan sebagai berikut

:

a. Gubernur;
b. Wakil Gubernur;

c.

Mantan Gubemur dan mantan Wakil Gubemur;

d. Ketua DPRD Provinsi;
e. Ketua Perwakilan Konsuler

f.

Negara Asing di Jawa Timur;

Wakil Ketua DPRD Frovinsi;

g. Sekretaris Daerah Provinsi, Panglima Daerah Militer V/ Brawijaya,
Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur, Kepala Kepolisian
Daerah Jawa Timur, Ketua Pengadilan Tinggi Surabaya, Kepala
Kejaksaan Tinggi Jawa Timur, Ketua Pengadilan Tinggi Agama Jawa

Timur, Ketua Pengadilan Militer Tinggi-III Surabaya, Ketua Pengadilan
Tlnggi Tata Usaha Negara Surabaya, Panglima Divisi Infanteri-2 / Kostrad,
Komandan Komando Pengembangan dan Pendidikan TNI-AL, Gubernur
Akademi Angkatan Laut;

h. Pemimpin partai politik di Jawa Timur yang memiliki wakil di

DPRD

Provinsi;

i.

Anggota DPRD Provinsi, Kepala Staf Garnisun Tetap Ill/Surabaya,
Kepala Staf Daerah Mlliter V/Brawijaya, Kepala Staf Komando Armada RI
Kawasan Timur, Kepala Staf Divisi Infanteri-2 / Kostrad, Wakil Komandan
Komando Pengembangan dan Pendidikan TNI AL,

lilakil

Gubernur

Akademi Angkatan l,aut, Wakil Kepala Kepotsian Daerah Jawa Timur,
Komandan Pusat Penerbangan TNI AL, Kepala Dinas Psikologi Angkatan

Laut, Komandan Gugus Tempur la.ut Komado Armada RI Kawasan
Timur, Komandan Pangkalan Utama TNI AL V/ Surabaya, Komandan
Pasukan Marinir I, Kepala Rumah Sakit TNI AL dr. Ramelan, Komandan
Komando Pendidikan Operasi Laut Kobangdikal, Komandan Pangkalan
Udara TNI AU Iswahyudi/Abd.Rahman Saleh, Wakil Ketua Pengadilan

Tlnggi Suabaya, Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Agama Jawa Tlmur,
Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Surabaya, Walil
Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Timur, Kepala Badan Intelejen Daerah
Jawa Timur;

j.

Bupati

/

Walikota;

k. Wakil Bupati / Wakil Walikota;

L

Mantan Bupati

/

Walikota dan mantan Wakil Bupati

/

Walikota;



9

m. Ketua DPRD Kabupaten/Kota;

n. Wakil Ketua DPRD Kabupaten/Kota;
o. Asisten Sekretaris Daerah Provinsi/ Setingkat dan Kepala SKPD di
Lingkungan Pemerintah Provinsi;

p, Sekretaris Daerah, Komandan Tertinggi Tentara Nasional Indonesia
semua angkatan, Kepala Kepolisian, Ketua Pengadilan semua badan
peradilan dan Kepala Kejaksaan Negeri di Kabupaten/Kota;
q. Pemimpin partai politik di kabupaten yang memiliki wakil di Dewan
Perwakilan Ralryat Daerah Kabupaten/ Kota;

r.

Anggota DPRD Kabupaten/Kota;

s. Pemuka agama, Pemuka Adat, dan Tokoh Masyarakat Tertentu di
Tingkat Kabupaten/ Kota;

t.
\,

Asisten Sekretaris Daerah, Kepala Badan, Kepala Dinas dan Pejabat
eselon II, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia, Ketua Komisi
Pemilihan Umum di Tingkat Kabupaten/Kota;

u.

Kepala Instansi Vertikal

fingkat Kabupaten / Kota, Kepala Unit Pelaksana

Teknis Instansi Vertikal, Komandan Tertinggi Tentara Nasional Indonesia
semua angkatan di Kecamatan, Kepala Kepolisian di Kecamatan;

v.

Kepala Bagian Lingkup Sekretariat Daerah Kabupaten / Kota, Camat dan
Pejabat eselon III; dan

w. Lurah/Kepala Desa dan Pejabat eselon IV.
(2) Dalam hal Pejabat Negara, Pejabat Pemerintahan, Kepala Perwakilan Negara

Asing dan/ atau Organisasi Internasional serta Tokoh Masyarakat Tertentu
berhalangan hadir pada Acara Kenegaraan atau Acara Resmi, tempatnya

\,

tidak diisi oleh yang mewakilinya.
(3) Seorang yang mewakili sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mendapat
tempat sesuai dengan kedudukan sosial dan kehormatan yag diterimanya
atau jabatannya.
Pa3al 11

(l)Tata Tempat dalam Acara Resmi di Daerah yang tidak dihadiri Presiden
dan/ atau Wakil Presiden, Gubernur dan/ atau Wakil Gubernur ditentukan
dengan urutan sebagai berikut

:

a. Bupati;
b. Vtlakil Bupati;

c.

Mantan Bupati dan mantan Wakil Bupati;

d. Ketua DPRD Kabupaten;

じ ′

10

e. Wakil Ketua DPRD Kabupaten;

f.

Sekretaris Daerah, Komandan Distrik Militer 0807 Tulungagung, Kepala

Kepolisian Resort T\:lungagung, Ketua Pengadilan Negeri Tulungagung,

Kepala Kejaksaan Negeri T\rlungagung dan Ketua Pengadilan Agama
T\rlungagung;

g. Pemimpin partai politik di Kabupaten yang memiliki wakil di

DPRD

Kabupaten;

h. Anggota

i.

DPRD Kabupaten,

Pemuka Agama, Pemuka Adat dan Tokoh Masyarakat Tertentu Tingkat

Kabupaten/Kota;

j.

Asisten Sekretaris Daerah, Kepala Badan, Kepala Dinas dan Pejabat
eselon II, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia, Ketua Komisi
Pemilihan Umum di tingkat lhbupaten/Kota, Ketua STAIN Tulungagung;

k.

Kepala Instansi Vertikal Tingkat Kabupaten / Kota, Kepala Unit Pelaksana
Teknis Instansi Vertical, Komandan Tertinggi Tentara Nasional Indonesia
semua angkatan di Kecamatan, Kepala Kepolisian di Kecamatan;

l.

Kepala Bagran Lingkup Sekretariat Daerah Kabupaten/ Kota, Camat dan
Pejabat eselon III;

m. Lurah/Kepala Desa dan Pejabat eselon IV.
(2) Dalam hal Pejabat Negara, Pejabat Pemerintahan, Kepala Perwakilan Negara

Asing dan/ atau Organisasi Intemasional serta Tokoh Masyarakat Tertentu
berhalangan hadir pada Acara Kenegaraan atau Acara Resmi, tempatnya

tidak diisi oleh yang mewakilinya.
(3) Seseorang yang mewakili sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mendapat
tempat sesuai dengan kedudukan sosial dan kehormatan yang diterimanya
atau jabatannya.
Pasal

f2

Tata Tempat bagi penyelenggara dan/ atau pejabat tuan rumah dalam
pelaksanaan Acara Resmi sebagai berikut

:

a. dalam ha1 Acara Resmi dihadiri Presiden dan/ atau Wakil Presiden,
penyelenggara dan/ atau pejabat tuan rumah mendampingi Presiden
dan/atau Wakil Presiden;
b. dalam hal acara Resmi tidak dihadiri Presiden dan/ atau Wakil Presiden,
penyelenggara dan/ atau Pejabat tuan rumah mendampingi Pejabat Negara
dan/atau Pejabat Pemerintah yang tertinggi kedudukannya;



Ⅵ′ .



l1

c. dalam hal Acara Resmi dihadiri Gubernur dan/atau Wakil Gubernur,
penyelenggara dan/ atau pejabat tuan rumah mendampingi Gubernur
dan/ atau Wakil Gubemur.

Pe$l 13
(1) Pejabat Negara, Pejabat Pemerintahan, Perwakilan Negara Asing

dan/atau

organisasi Internasional serta Tokoh Masyarakat Tertentu dalam Acara
Kenegaraan dan/ atau Acara Resmi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9
dapat didampingi istri atau suami.
(2) Istri atau suami sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menempati urutan
tempat sesuai tata tempat istri atau suami.

BAB V

TATAI'PACARA
Bagtan Ketstu

Upecan Bcndcra

Palsl 14
(l) Penyelenggaraan Acara Kenegaraan atau Acara Resmi dapat berupa upacara
bendera atau bukan upacara bendera.

(2)Untukkeseragaman,kelancaran,ketertibandankekhidmatanjalannya
uPacarasebagaimanadimaksudpadaayat(1)diselenggarakansesuaitata
tertib yang ditetapkan Protokol Pemerintah Daerah'

Ps.al 15
atau
Upacara bendera hanya dapat dilaksanakan untuk Acara Kenegaraan
Acara Resmi:

a. Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik lndonesia;
b. Hari Besar Nasional;

c. Hari Ulang Tahun lahirnya L€mb"ga Negara;
d. Hari Ulang Tahun lahirnya Instansi Pemerintah;
e. Hari Ulang Tahun lahirnya Provinsi;

f.

Hari Ulang Tahun lahirnya Kabupaten'

ι


t2

Peral 16
Tata upacara bendera dalam penyelenggaraan Acara Kenegaraan dan Acara
Resmi meliputi :

a. tata urutan dalam upacara bendera;
b. tata bendera negara dalam upacara bendera;

c. tata lagu kebangsaan

dalam upacara bendera;

d. tata pakaian dalam upacara bendera.
Peral 17
Tata urutan upacara bendera sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 huruf a

meliputi tata urutsn upacara bendera dalam rangka peringatan Hari Ulang
Tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dan tata urutan upacara

dalam upacara bendera sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 huruf b
sampai dengan huruf f.

Peral 18

Tata urutan upacara bendera sebagaimana dimaksud dalam pasal
sekurang-kurangnya meliputi

17

:

a. pengibaran bendera negara diiringi dengan lagu kebangsaan Indonesia
Raya;

b. mengheningkan Cipta;
c. pembacaan Naskah Pancasila;
d. pembacaan Pembukaan Udang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945; dan

e. pembacaan

Do'a.

Perol 19

Tata urutan upacara bendera dalam rangka Peringatan Hari Ulang Tahun
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 15 huruf a, sekurang-kuranglya meliputi:

a. pengibaran bendera negara diiringi dengan tagu Kebangsaan Indonesia
Raya;
menghening)