Portal Kementrian Luar Negeri PP NO 45 TH 1990

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 45 TAHUN 1990
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 10 TAHUN 1983 TENTANG IZIN
PERKAWINAN DAN PERCERAIAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa perkawinan adalah ikat an lahir bat in ant ara seorang pria
dengan seorang wanit a sebagai suami ist ri dengan t uj uan
membent uk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan
Ket uhanan Yang Maha Esa, maka berist ri lebih dari seorang dan
perceraian sej auh mungkin harus dihindarkan;
b. bahwa Pegawai Negeri Sipil adalah unsur aparat ur negara, abdi
negara dan abdi masyarakat yang harus menj adi t eladan yang baik
bagi masyarakat dalam t ingkah laku, t indakan dan ket aat an kepada
perat uran
perundang-undangan
yang

berlaku,
t ermasuk
menyelenggarakan kehidupan berkeluarga;
c. unt uk dapat melaksanakan kewaj iban yang demikian it u, maka
kehidupan Pegawai Negeri Sipil harus dit unj ang oleh kehidupan
yang serasi, sej aht era, dan bahagia, sehingga set iap Pegawai Negeri
Sipil dalam melaksanakan t ugasnya t idak akan banyak t erganggu
oleh masalah-masalah dalam keluarganya;
d. bahwa dalam rangka usaha unt uk lebih meningkat kan dan
menegakkan disiplin Pegawai Negeri Sipil sert a memberikan
kepast ian hukum dan rasa keadilan dipandang perlu mengubah
beberapa ket ent uan dalam Perat uran Pemerint ah Nomor 10 Tahun
1983 t ent ang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pegawai Negeri
Sipil;
Mengingat

: 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945;
2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 t ent ang Perkawinan (Lembaran
Negara Tahun 1974 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Nomor


PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

2

-

3019);
3. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 t ent ang Pokok-pokok
Kepega-waian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3041);
4. Perat uran Pemerint ah Nomor 9 Tahun 1975 t ent ang Pelaksanaan
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 t ent ang Perkawinan (Lembaran
Negara Tahun 1975 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3050);
5. Perat uran Pemerint ah Nomor 20 Tahun 1975 t ent ang Wewenang
Pengangkat an Pemindahan, dan Pemberhent ian Pegawai Negeri
Sipil (Lembaran Negara Tahun 1975 Nomor 26, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 3058);
6. Perat uran Pemerint ah Nomor 30 Tahun 1980 t ent ang Perat uran
Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 1980 Nomor
50, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3176);
7. Perat uran Pemerint ah Nomor 10 Tahun 1983 t ent ang Izin
Perkawinan dan Perceraian bagi Pegawai Negeri Sipil (Lembaran
Negara Tahun 1983 Nomor 13, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3250);
MEMUTUSKAN :
Menet apkan : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN
ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 10 TAHUN 1983 TENTANG IZIN
PERKAWINAN DAN PERCERAIAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL.
Pasal I
Mengubah beberapa ket ent uan dalam Perat uran Pemerint ah Nomor 10
Tahun 1983 t ent ang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi Pegawai Negeri
Sipil yait u :

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA


-

3

-

1. Mengubah ket ent uan Pasal 3 sehingga seluruhnya berbunyi sebagai
berikut :
"Pasal 3
(1)

Pegawai Negeri Sipil yang akan melakukan perceraian waj ib
memperoleh izin at au surat ket erangan lebih dahulu dari
Pej abat ;

(2)

Bagi Pegawai Negeri Sipil yang berkedudukan sebagai penggugat
at au bagi Pegawai Negeri Sipil yang berkedudukan sebagai
t ergugat unt uk memperoleh izin at au surat ket erangan

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus mengaj ukan
permint aan secara t ert ulis;

(3)

Dalam surat permint aan izin at au pemberit ahuan adanya gugat an
perceraian unt uk mendapat kan surat
ket erangan harus
dicant umkan alasan yang lengkap yang mendasarinya".

2. Mengubah ket ent uan Pasal 4 sehingga seluruhnya berbunyi sebagai
berikut :
"Pasal 4
(1)

Pegawai Negeri Sipil pria yang akan berist ri lebih dari seorang,
waj ib memperoleh izin lebih dahulu dari Pej abat .

(2)


Pegawai Negeri Sipil wanit a t idak diizinkan unt uk menj adi ist ri
kedua/ ket iga/ keempat .

(3)

Permint aan izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diaj ukan
secara t ert ulis.

(4)

Dalam surat permint aan izin sebagaimana dimaksud dalam ayat
(3), harus dicant umkan alasan yang lengkap yang mendasari
permint aan izin unt uk berist ri lebih dari seorang".

3. Mengubah ket ent uan ayat (2) Pasal 5 sehingga berbunyi sebagai

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-


4

-

berikut :
"(2) Set iap at asan yang menerima permint aan izin dari Pegawai
Negeri Sipil dalam lingkungannya, baik unt uk melakukan
perceraian dan at au unt uk berist ri lebih dari seorang, waj ib
memberikan pert imbangan dan meneruskannya kepada Pej abat
melalui saluran hierarki dalam j angka wakt u selambat -lambat nya
t iga bulan t erhit ung mulai t anggal ia menerima permint aan izin
dimaksud".
4. Mengubah ket ent uan Pasal 8 sebagai berikut :
a. Diant ara ayat (3) dan ayat (4) lama disisipkan sat u ayat yang
dij adikan ayat (4) baru, yang berbunyi sebgai berikut :
"(4) Pembagian gaj i kepada bekas ist ri t idak diberikan apabila
alasan perceraian disebabkan karena ist ri berzinah, dan at au
ist ri melakukan kekej aman at au penganiayaan berat baik lahir
maupun bat in t erhadap suami, dan at au ist ri menj adi

pemabuk, pemadat , dan penj udi yang sukar disembuhkan, dan
at au ist ri t elah meninggalkan suami selama dua t ahun
bert urut -t urut t anpa izin suami dan t anpa alasan yang sah at au
karena hal lain di luar kemampuannya ".
b. Ket ent uan ayat (4) lama selanj ut nya dij adikan ket ent uan ayat (5)
baru.
c. Mengubah ket ent uan ayat (5) lama dan selanj ut nya dij adikan ayat
(6) baru sehingga berbunyi sebagai berikut :
"(6) Ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) t idak
berlaku, apabila ist ri memint a cerai karena dimadu, dan at au
suami berzinah, dan at au suami melakukan kekej aman at au
penganiayaan berat baik lahir maupun bat in t erhadap ist ri,
dan at au suami menj adi pemabuk, pemadat , dan penj udi yang
sukar disembuhkan, dan at au suami t elah meninggalkan ist ri
selama dua t ahun bert urut -t urut t anpa izin ist ri dan t anpa
alasan yang sah at au karena hal lain di luar kemampuannya".
d. Ket ent uan ayat (6) lama selanj ut nya dij adikan ket ent uan ayat (7)

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA


-

5

-

baru.
5. Mengubah ket ent uan ayat (1) Pasal 9 sehingga berbunyi sebagai
berikut :
"(1) Pej abat yang menerima perniint aan izin unt uk berist ri lebih dari
seorang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) waj ib
memperhat ikan dengan seksama alasan-alasan yang dikemukakan
dalam surat pemint aan izin dan
pert imbangan
dari
at asan
Pegawai Negeri Sipil yang bersangkut an. "
6. Ket ent uan Pasal II dihapuskan seluruhnya.
7. Ket ent uan Pasal 12 lama dij adikan ket ent uan Pasal 11 baru, dengan

mengubah ket ent uan ayat (3) sehingga berbunyi sebagai berikut :
"(3) Pimpinan Bank Milik Negara dan pimpinan Badan Usaha Milik
Negara, waj ib memint a izin lebih dahulu dari Piesiden. "
8. Mengubah ket ent uan Pasal 13 lama dan selanj ut nya dij adikan
ket ent uan Pasal 12 baru, sehingga berbunyi sebagai berikut :
"Pasal 12
Pemberian at au penolakan pemberian izin unt uk melakukan
perceraian at au sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan unt uk
berist ri lebih dari seorang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
ayat (1), dilakukan oleh Pej abat secara t ert ulis dalam j angka wakt u
selambat -lambat nya t iga bulan t erhit ung mulai ia menerima
permint aan izin t ersebut . "
9. Ket ent uan Pasal 14 lama selanj ut nya dij adikan ket ent uan Pasal 13
baru.
10. Mengubah ket ent uan Pasal 15 lama dan selanj ut nya dij adikan
ket ent uan Pasal 14 baru, sehingga berbunyi sebagai berikut :
"Pasal 14
"Pegawai Negeri Sipil dilarang hidup bersama dengan wanit a yang
bukan ist rinya at au dengan pria yang bukan suaminya sebagai suami


PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

6

-

ist ri t anpa ikat an perkawinan yang sah"
11. Mengubah ket ent uan Pasal 16 lama dan selanj ut nya dij adikan
ket ent uan Pasal 15 baru, sehingga berbunyi sebagai berikut :
"Pasal 15
(1) Pegawai Negeri Sipil yang melanggar salah sat u at au lebih
kewaj iban/ ket ent uan Pasal 2 ayat (1), ayat (2), Pasal 3 ayat (1),
Pasal 4 ayat (1), Pasal 14, t idak melaporkan perceraiannya dalam
j angka wakt u selambat -lambat nya sat u bulan t erhit ung mulai
t erj adinya perceraian, dan t idak melaporkan perkawinannya yang
kedua/ ket iga/ keempat dalam j angka wakt u selambat -lambat nya
sat u t ahun t erhit ung sej ak perkawinan t ersebut dilangsungkan,
dij at uhi salah sat u hukuman disiplin berat berdasarkan Perat uran
Pemerint ah Nomor 30 Tahun 1980 t ent ang Perat uran Disiplin
Pegawai Negeri Sipil;
(2) Pegawai Negeri Sipil wanit a yang melanggar ket ent uan Pasal 4
ayat (2) dij at uhi hukuman disipl in pemberhent ian t idak dengan
hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil;
(3) At asan yang melanggar ket ent uan Pasal 5 ayat (2), dan Pej abat
yang melanggar ket ent uan Pasal 12, dij at uhi salah sat u hukuman
disiplin berat berdasarkan Perat uran Pemerint ah Nomor 30 Tahun
1980 t ent ang Perat uran Disiplin Pegawai Negeri Sipil. "
12. Mengubah ket ent uan Pasal 17 lama dan selanj ut nya dij adikan
ket ent uan Pasal 16 baru, sehingga berbunyi sebagai berikut :
"Pasal 16
Pegawai Negeri Sipil yang menolak melaksanakan ket ent uan
pembagian gaj i sesuai dengan ket ent uan Pasal 8, dij at uhi salah sat u
hukuman disiplin berat berdasarkan Perat uran Pemerint ah Nomor
30 Tahun 1980 t ent ang Perat uan Disiplin Pegawai Negeri Sipil. "

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

7

-

13. Sesudah Pasal 16 baru dit ambah sat u ket ent uan baru, yang dij adikan
Pasal 17 baru yang berbunyi sebagai berikut :
"Pasal 17
(1) Tat a cara penj at uhan hukuman disiplin berdasarkan ket ent uan
Pasal 15 dan at au Pasal 16 Perat uran Pemerint ah ini dilaksanakan
sesuai dengan Perat uran Pemerint ah Nomor 30 Tahun 1980
t ent ang Perat uran Disiplin Pegawai Negeri Sipil;
(2) Hukuman disiplin berdasarkan Perat uran Pemerint ah Nomor 30
Tahun 1980 t ent ang Perat uran Disiplin Pegawai Negeri Sipil
t erhadap pelanggaran Perat uran Pemerint ah Nomor 10 Tahun
1983 dan Perat uran Pemerint ah ini, berlaku bagi mereka yang
dipersamakan sebagai Pegawai Negeri Sipil menurut ket ent uan
Pasal 1 huruf a angka 2 Perat uran Pemerint ah Nomor 10 Tahun
1983. "
Pasal II
Perat uran Pemerint ah ini mulai berlaku pada t anggal diundangkan.
Agar set iap orang menget ahuinya, memerint ahkan pengundangan
Perat uran Pemerint ah ini dengan penempat annya dalam Lembaran
Negara Republik Indonesia.
Dit et apkan di Jakart a
pada t anggal 6 Sept ember 1990
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
ttd
SOEHARTO

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

8

Diundangkan di Jakart a
pada t anggal 6 Sept ember 1990
MENTERI/ SEKRETARIS NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
ttd
MOERDIONO

-

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

9

-

PENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 45 TAHUN 1990
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR
10 TAHUN 1983
TENTANG IZIN PERKAWINAN DAN PERCERAIAN BAGI
PEGAWAI NEGERI SIPIL

UMUM
Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur aparat ur negara, abdi negara, dan
abdi masyarakat diharapkan dapat menj adi t eladan yang baik bagi
masyarakat dalam t ingkah laku, t indakan, dan ket aat an kepada
perat uran perundangundangan yang berlaku.
Perkawinan merupakan ikat an lahir bat in ant ara seorang pria dan
seorang wanit a sebagai suami ist ri dengan t uj uan membent uk keluarga
yang bahagia dan kekal berdasarkan Ket uhanan Yang Maha Esa.
Pegawai Negeri Sipil harus ment aat i kewaj iban t ert ent u dalam hal
hendakmelangsungkan perkawinan, berist ri lebih dari sat u, dan at au
bermaksudmelakukan perceraian.
Sebagai unsur aparat ur negara, abdi negara, dan abdi masyarakat
Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan t ugasnya diharapkan t idak
t erganggu oleh urusan kehidupan rumah t angga/ keluarganya.
Dalam pelaksanaannya, beberapa ket ent uan Perat uran Pemerint ah
Nomor 10 Tahun 1983 t idak j elas. Pegawai Negeri Sipil t ert ent u yang
seharusnya t erkena ket ent uan Perat uran Pemerint ah Nomor 10 Tahun
1983 dapat menghindar, baik secara sengaj a maupun t idak, t erhadap
ket ent uan t ersebut .

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

10

-

Disamping it u adakalanya pula Pej abat t idak dapat mengambil t indakan
yang t egas karena ket idakj elasan rumusan ket ent uan Perat uran
Pemerint ah Nomor 10 Tahun 1983 it u sendiri, sehingga dapat memberi
peluang unt uk melakukan penaf siran sendiri-sendiri. Oleh karena it u
dipandang perlu melakukan penyempurnaan dengan menambah dan at au
mengubah beberapa ket ent uan Perat uran Pemerint ah Nomor 10 Tahun
1983 t ersebut .
Beberapa perubahan yang dimaksud adalah mengenai kej elasan t ent ang
keharusan mengaj ukan permint aan izin dalam hal akan ada perceraian,
larangan bagi Pegawai Negeri Sipil wanit a unt uk menj adi ist ri
kedua/ ket iga/ keempat , pembagian gaj i sebagai akibat t erj adinya
perceraian yang diharapkan dapat lebih menj amin keadilan bagi kedua
belah pihak.
Perubahan lainnya yang bersif at mendasar dan lebih memberi kej elasan
t erhadap ket ent uan Perat uran Pemerint ah Nomor 10 Tahun 1983 ialah
mengenai pengert ian hidup bersama. yang t idak diat ur sebelumnya.
Dalam Perat uran Pemerint ah ini di samping diberikan bat asan yang lebih
j elas, j uga dit egaskan bahwa Pegawai Negeri Sipil dilarang melakukan
hidup bersama. Pegawai Negeri Sipil yang melakukan hidup bersama
dij at uhi salah sat u hukuman disiplin berat berdasarkan Perat uran
Pemerint ah Nomor 30 Tahun 1980. Mengingat f akt or penyebab
pelanggaran t erhadap Perat uran Pemerint ah Nomor 10 Tahun 1983
berbeda-beda maka sanksi t erhadap pelanggaran yang semula berupa
pemberhent ian dengan hormat t idak at as permint aan sendiri sebagai
Pegawai Negeri Sipil, dalam Perat uran Pemerint ah ini diubah menj adi
salah sat u hukuman disiplin berat berdasarkan Perat uran Pemerint ah,
Nomor 30 Tahun 1980, hal mana dimaksudkan unt uk lebih memberikan
rasa keadilan.
Mereka yang berdasarkan Perat uran Pemerint ah Nomor 10 Tahun 1983
dipersamakan dengan Pegawai Negeri Sipil, apabila melanggar ket ent uan
Perat uran Pemerint ah Nomor 10 Tahun 1983 dan Perat uran Pemerint ah

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

11

-

ini, dikenakan pula hukuman disiplin berat berdasarkan Perat uran
Pemerint ah Nomor 30 Tahun 1980 t ent ang Perat uran Disiplin Pegawai
Negeri Sipil.
PASAL DEMI PASAL
1. Pasal 3
Ayat (1)
Ket ent uan ini berlaku bagi set iap Pegawai Negeri Sipil yang akan
melakukan perceraian, yait u bagi Pegawai Negeri Sipil yang
mengaj ukan gugat an perceraian (penggugat ) waj ib memperoleh
izin lebih dahulu dari Pej abat , sedangkan bagi Pegawai Negeri
Sipil yang menerima gugat an perceraian (t ergugat ) waj ib
memperoleh surat ket erangan lebih dahulu dari Pej abat sebelum
melakukan perceraian.
Ayat (2)
Permint aan izin perceraian diaj ukan oleh penggugat kepada
Pej abat secara t ert ulis melalui saluran hierarki sedangkan
t ergugat waj ib memberit ahukan adanya gugat an perceraian dari
suami/ ist ri secara t ert ulis melalui saluran hierarki dalam j angka
wakt u selambat -lambat nya enam hari kerj a set elah menerima
gugat an perceraian.
Ayat (3)
Cukup j elas
2. Pasal 4
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Ket ent uan
ini
mengandung
pengert ian
bahwa
selama
berkedudukan sebagai ist ri kedua/ ket iga/ keempat dilarang
menj adi Pegawai Negeri Sipil.
Ayat (3)
Cukup j elas
Ayat (4)

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

12

-

Cukup j elas
3. Pasal 5
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Set iap at asan yang menerima permint aan izin unt uk melakukan
perceraian at au unt uk berist ri lebih dari seorang waj ib
memberikan pert imbangan secara t ert ulis kepada Pej abat .
Pert imbangan it u harus memuat hal-hal yang dapat digunakan
oleh Pej abat dalam mengambil keput usan, apakah permint aan
izin it u mempunyai dasar yang kuat at au t idak. Sebagai bahan
dalam membuat pert imbangan, at asan yang bersangkut an
dapat memint a ket erangan dari suami/ ist ri yang bersangkut an
at au dari pihak lain yang dipandang dapat memberikan
ket erangan yang meyakinkan.
4. Pasal 8
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Ayat (4)
Cukup j elas
Ayat (5)
Cukup j elas
Ayat (6)
Cukup j elas
Ayat (7)
Cukup j elas
5. Pasal 9
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

13

-

Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
6. Pasal 11
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Ayat (4)
Cukup j elas
7. Pasal 12
Cukup j elas
8. Pasal 14
Yang dimaksud dengan hidup bersama adalah melakukan hubungan
sebagai suami ist ri di luar ikat an perkawinan yang sah yang
seolaholah merupakan suat u rumah t angga.
9. Pasal 15
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
10. Pasal 16
Cukup j elas
11. Pasal 17
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal II
Cukup j elas