Pusat Logistik Berikat PLB Sos 1 14032016
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI
Sosialisasi Peraturan
PUSAT LOGISTIK
BERIKAT
(2)
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI
Dasar Hukum
2
1
PP
•
PP Nomor 85 Tahun 2015 tentang Perubahan
atas PP Nomor 32 Tahun 2009 tentang Tempat
Penimbunan Berikat
PMK
•
PMK Nomor 272/PMK.04/2015 tentang Pusat
Logistik Berikat
PDJ
• Perdirjen BC Nomor PER-01/BC/2016 tentang Tata Laksana Pusat Logistik Berikat
• Perdirjen BC Nomor PER-02/BC/2016 terkait BC 1.6 • Perdirjen BC Nomor PER-03/BC/2016 terkait BC 2.8
(3)
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI
Definisi PLB
3
“PLB adalah TPB untuk menimbun
barang asal luar daerah pabean
dan/atau barang yang berasal dari
tempat lain dalam daerah pabean,
dapat disertai 1 (satu) atau lebih
kegiatan sederhana dalam jangka
waktu tertentu untuk dikeluarkan
kembali”
PLB merupakan Kawasan Pabean dan sepenuhnya
berada di bawah pengawasan DJBC
(4)
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI
Penyelenggaraan &
Pengusahaan
4
•
Penyelenggaraan
oleh
Penyelenggara PLB yang
berbadan hukum Indonesia
dan berkedudukan di
Indonesia
•
Kegiatan : menyediakan dan
mengelola kawasan untuk
kegiatan pengusahaan PLB
•
Pengusahaan
dilakukan oleh
Pengusaha PLB atau PDPLB
•
Kegiatan : menimbun barang asal luar
daerah pabean dan/atau barang asal
tempat lain dalam daerah pabean guna
didistribusikan ke luar daerah pabean
dan/atau tempat lain dalam daerah
pabean
PT
A
PT A
PT B
PENYELENGGARA PLB
PENGUSAHA PLB
PENGUSAHA DI PLB MERANGKAP
PENYELENGGARA DI PLB (PDPLB)
Pengusahaan oleh entitas yang sama dengan penyelenggara
Pengusahaan oleh entitas yang berbeda dengan penyelenggara
(5)
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI
Penimbunan Barang
(1)
5
Di dalam 1 (satu) lokasi Pengusaha PLB atau PDPLB hanya dapat
dilakukan penimbunan jenis barang :
a. yang memiliki karakteristik sejenis; dan/atau
b. untuk mendukung industri sejenis
Dalam 1 pengusahaan PLB
harus memiliki:
a. tujuan distribusi lebih dari 1
perusahaan;
b. lebih dari 1 pemasok
(
supplier
) di luar daerah
pabean; dan/atau
c. tujuan distribusi barang ke
luar daerah pabean
TEMATI
K
TIDAK
ONE-TO-ONE
(6)
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI
Penimbunan Barang
(2)
6
Kegiatan menimbun barang di PLB
diberikan untuk jangka waktu 3
tahun, dari tanggal nopen
dokumen pabean pemasukan
Dapat diperpanjang maksimal 3
tahun, untuk :
Operasional migas
Pertambangan
Industri tertentu
(penerbangan, perkapalan,
kereta api, infrastruktur, hankam,
pertanian/perikanan/peternakan)
Industri lainnya dengan seizin Kepala KPPBC
Apabila lewat : harus diekspor
kembali, dikeluarkan ke TPB lain,
dikeluarkan ke Kawasan Bebas,
dikeluarkan ke KEK atau kawasan
ekonomi khusus lainnya, atau
dikeluarkan ke TLDDP dengan
pemenuhan ket. impor kalau
tidak, dibekukan.
Penimbunan dpt disertai Kegiatan
Sederhana
:
Pengemasan/pengemasan kembali
Penyortiran
Standardisasi (quality control) Penggabungan (kitting)
Pengepakan Penyetelan
Konsolidasi barang tujuan ekspor Penyediaan barang tujuan ekspor Pemasangan kembali dan/atau
perbaikan
maintenance pada industri strategis, termasuk painting Pembauran (blending)
Pemberian label berbahasa Indonesia
Pelekatan Pita Cukai
Pelelangan barang modal asal LDP Pameran
Pemeriksaan dari instansi teknis (lartas)
Pemeriksaan untuk penerbitan SKA Kegiatan sederhana lainnya oleh
Dirjen BC
Kegiatan Sederhana bukan merupakan
kegiatan pengolahan (manufacturing)
JANGKA WAKTU TIMBUN 3
TAHUN ++
KEGIATAN
SEDERHANA
(7)
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI
Kepemilikan Barang
7
Milik PLB
Milik Supplier
Milik Pemilik barang di LDP/TLDDP
1
2
3
Barang sudah dibeli oleh Penyelenggara PLB/ Pengusaha PLB/PDPLB
Barang milik supplier di LN dititipkan di PLB (konsinyasi). Saat masuk ke PLB belum ada transaksi.
Barang sudah dibeli oleh pembeli di
TLDDP dan dititipkan di PLB. Saat masuk sudah ada transaksi.
(8)
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI
Persyaratan PLB
(1)
8
Syarat Administratif
1
(9)
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI
Persyaratan PLB
(2)
9
Lokasi dapat dilalui sarkut
petikemas / sarkut lainnya
Batas2 dan luas yang jelas
Memiliki tempat pemeriksaan fisik
atas brg impor/ekspor
Memiliki tempat penimbunan,
pemuatan, pembongkaran,
pemasukan, & pengeluaran
Memiliki tempat/area transit
untuk brg yg telah didaftarkan
pemberitahuan pabean kecuali
brg tertentu (cair/gas/dsb)
Memiliki tata letak dan batas
yang jelas untuk melakukan
kegiatan sederhana
Syarat Fisik
Perusahaan Yang :
Telah ditetapkan AEO
Terdaftar di Bursa Efek (Tbk)
BUMN
Menimbun jenis barang untuk
industri ttn (penerbangan,
perkapalan, kereta api,
infrastruktur, hankam,
pertanian/perikanan/peternakan,
IKM)
Menimbun jenis barang ttn
(minyak, gas, brg lainnya yg
ditetapkan Dirjen BC),
ATAU
Memiliki luas 1 Ha (tanah+
bangunan)
Memiliki SPI yang baik
Telah mendayagunakan IT
Inventory
Tidak pernah melakukan tindak
pidana kepabeanan, cukai,
perpajakan
Syarat Lainnya
(10)
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI
Proses Perizinan PLB
10
Syarat administratif di-scan dalam media penyimpan data elektronik Pemohon yang memenuhi syarat fisik, administrasi, dan syarat lainnya
mengajukan permohonan kepada Dir. Fasilitas melalui Ka. Kantor Pabean Melakukan penelitian kelengkapan berkas
Tidak lengkap: Surat Pengembalian Lengkap:
• Berita acara pemeriksaan lokasi
• Rekomendasi Ka. Kantor Pabean
• Mengirimkan BAP dan Rekomendasi Ka. Kantor Pabean Pemohon
presentasi Business Plan
kepada Dir. Fasilitas
Dir. Fasilitas memberikan persetujuan /penolakan, pertimbangan:
• Persyaratan fisik
• Persyaratan administrasi
• BAP dan rekomendasi Kantor Pabean
• Pemaparan visi, misi, dan Business Plan
• Roadmap industri terkait
• Analisis economic impact
Izin berlaku seterusnya s.d. izin usaha industri/bukti penguasaan lokasi tidak
berlaku atau sampai izin PLB dicabut
1 izin untuk beberapa lokasi
Perubahan Izin melampirkan data pendukung
Pemohon
Kantor Pabean
Kntr Pusat DJBC
15 Hari Kerja Sejak Permohonan
Diterima
10 Hari Kerja Sejak Permohonan
(11)
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI
Pemasukan dan Pengeluaran
Barang
11PLB
Luar Daerah
Pabean
TPB Lainnya
TLDDP
KEK
Kawasan
Ekonomi Lainnya
Harus dilakukan stripping,
kecuali untuk barang
cair/gas atau barang lain
berdasarkan persetujuan
Kepala Kantor dengan
pertimbangan profil risiko perusahaan
1. Mendukung kegiatan industri di KB, KEK, Kawasan Bebas, KE lainnya
2. Mendukung kegiatan industri di TLDDP
3. Dimasukkan ke TPB lainnya 4. Diekspor
5. Mendukung kegiatan industri yg mendapat
pembebasan/keringanan BM 6. Mendukung kegiatan industri
yg mendapat fasilitas BMDTP 7. Mendukung kegiatan
distribusi dan ketersediaan brg tertentu
8. Mendukung IKM
Asal
LDP
1. Diekspor
2. Tujuan Khusus (operasional migas, pertambangan, industri tertentu, dipamerkan, dilelang, mendukung IKM, tujuan lainnya menurut kelaziman berdasarkan persetujuan Kepala KPPBC)
Asal
TLDDP
(12)
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI
Perlakuan Kepabeanan dan
Perpajakan
12
LDP
- Penangguhan BM, Tidak dipungut PDRI, Pembebasan
Cukai
PLB Lain
- Penangguhan BM, Tidak dipungut PDRI, Pembebasan Cukai, Tidak dipungut PPN atau PPN dan PPnBM
TLDDP
- Tidak dipungut PPN atau PPN dan PPnBM
TPB Lain (selain PLB)
- Asal LDP : Penangguhan BM, Tidak dipungut PDRI,
Pembebasan Cukai, Tidak dipungut PPN atau PPN dan PPnBM
- Asal TLDDP : Tidak dipungut PPN atau PPN dan PPnBM
KEK, Kawasan Bebas, Kawasan Ekonomi lain
- Asal LDP : Penangguhan BM, Tidak dipungut PDRI,
Pembebasan Cukai, Tidak dipungut PPN atau PPN dan PPnBM
- Asal TLDDP : Tidak dipungut PPN atau PPN dan PPnBM
Asal LDP yang dimasukkan dari TLDDP oleh PLB tujuan tertentu (contoh: IKM, Migas)
- Penangguhan BM, Tidak dipungut PDRI, Pembebasan Cukai, Tidak dipungut PPN atau PPN dan PPnBM
ASAL LDP dari PLB KE TLDDP
- Dilunasi BM - Dipungut PDRI - Dilunasi Cukai - Bukan obyek
penyerahan PPN dalam negeri
ASAL LDP dari PLB KE TLDDP yang mendapat fasilitas, mengikuti fasilitas penerima ASAL TLDDP dari PLB KE TLDDP sesuai
ketentuan perpajakan
PL
B
(13)
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI
• Nilai Pabean berdasarkan nilai transaksi pada saat pengeluaran barang dari PLB ke TLDDP.
• Klasifikasi yang berlaku atas barang pada saat pengeluaran dari PLB ke TLDDP
• Pembebanan yang berlaku pada saat pemberitahuan pabean impor didaftarkan
Tarif & Nilai Pabean
13
PLB
• Tarif pada saat Pemberitahuan Pabean Impor didaftarkan;
• Nilai impor yang berlaku pada saat barang impor dikeluarkan dari PLB
berdasarkan ketentuan cukai yang berlaku
PLB
dihitung berdasarkan persentase kandungan barang impor yang terkandung pada barang campuran dimaksud
untuk barang asal TLDDP yang terkandung pada barang campuran yang dikeluarkan kembali ke TLDDP
5% x harga jual bila tarif (MFN) waste/scrap 5% atau lebih; atau
Tarif MFN x harga jual bila tarif (MFN) waste/scrap kurang dari 5%.
tujuan barang
TLDD
P
Barang asalLDP
tujuan barangTLDD
P
Barang asalLDP
Barang asalTLD
DP
Bea Masuk PDRI Cukai
Bea Masuk dan PDRI PPN, PPnBM
BM
Dihitung berdasarkan harga jual
PDRI
Pengeluaran Waste Tanpa Kegiatan Sederhana
(14)
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI
Pemusnahan Barang
14
Pemohon
Kantor
Pabean
Pemusnahan hanya
dapat dilakukan atas
barang yang busuk atau
kadaluwarsa
Pemohon mengajukan
permohonan kpd Ka.
Kantor Pabean,
melampirkan:
daftar rincian barang yang akan dimusnahkan
mencantumkan dokumen pemasukan
mencantumkan alasan pemusnahan, cara
pemusnahan, dan lokasi pemusnahan
Pelaksanaan
pemusnahan dibawah
pengawasan DJBC
Ka. Kantor Pabean
melakukan penelitian
dan memberikan
persetujuan /penolakan
5 Hari Kerja Sejak Permohonan
(15)
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI
Kewajiban
(16)
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI
Larangan
16
Memasukkan barang untuk
ditimbun di PLB selain :
barang yang diizinkan
barang untuk keperluan
pengusahaan PLB
barang contoh
Memasukkan barang yang
dilarang untuk diimpor atau
diekspor
Mengeluarkan barang dengan
tujuan yang berbeda dengan
tujuan yang tercantum dalam
izin PLB
(17)
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI
Tanggung Jawab
17
Penyeleng
gara PLB
Pengusah
a PLB
PDPLB
• BM, Cukai, PDRI yang terutang atas barang yang dimasukkan dari LDP untuk keperluan penyelenggaraan PLB yang berada atau seharusnya berada di PLB
• Cukai, PPN, PPnBM yang terutang atas barang yang dimasukkan dari TLDDP untuk keperluan penyelenggaraan PLB yang berada atau seharusnya berada di PLB
• BM, Cukai, PDRI yang terutang atas barang yang dimasukkan dari LDP yang berada atau seharusnya berada di PLB
• Cukai, PPN, PPnBM yang terutang atas barang yang dimasukkan dari TLDDP yang berada atau seharusnya berada di PLB
• BM, Cukai, PDRI yang terutang atas barang yang dimasukkan dari LDP yang berada atau seharusnya berada di PLB
• Cukai, PPN, PPnBM yang terutang atas barang yang dimasukkan dari TLDDP yang berada atau seharusnya berada di PLB
Dalam hal PDPLB tidak dapat mempertanggungjawabkan BM/Cukai/PDRI/PPN/PPnBM karena PDPLB tidak ditemukan, Penyelenggara PLB harus bertanggung jawab
(18)
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI
Pemberitahuan Pabean
18
Diajukan dengan sistem PDE, kecuali
KPPBC belum menerapkan
PDE
Penerapan PDE belum dapat
dilakukan
Kondisi kahar
Penyampaian dapat secara
berkala khusus untuk :
Barang melalui pipa, jaringan
transmisi, dan sejenisnya
Pemasukan/pengeluaran yg
memerlukan kecepatan pelayanan
Terhadap barang pelayanan
segera, pemberitahuan pabean dapat disampaikan 1 hari
setelah barang dikeluarkan
Untuk dapat menyampaikan berkala atau pelayanan segera harus seizin Kepala KPPBC
Terhadap pengangkutan BKC berlaku aturan Cukai
PLB
BC 1.6 LDP
PPB PLB PLB Lokasi Lain
(satu izin) PP- FTZ 02 FTZ BC 2.7 TPB Lainnya BC 4.0 TLDDP LDP TPB Lainnya TLDDP (ex. lokal) FTZ PLB Lokasi Lain
(satu izin) BC 3.0
BC 4.1
BC 2.7
PPB PLB
BC 2.8 & PP- FTZ 02 TLDDP (ex. impor) BC 2.8 PPK PLB
(19)
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI
Ketentuan Pembatasan & FTA
19
PLB
TLD DP LDPPembatasan
FTA
Belum berlaku
ketentuan pembatasan
kecuali diatur lain
dalam peraturan
perundang-undangan
SKA yang diterbitkan
oleh negara asal
barang di luar negeri
dapat diberlakukan
pada saat
pemasukan barang
ke PLB
•
Pemenuhan ketentuan
pembatasan di bidang
impor dipenuhi pada saat
pengeluaran barang dari
PLB ke TLDDP
•
Dalam hal ketentuan
pembatasan telah
dipenuhi pada saat
pemasukan ke PLB, pada
saat pengeluarannya
tidak diperlukan
pemenuhan ketentuan
pembatasan
•
Diberlakukan tarif BM sesuai
skema preferential tarif
pada saat dikeluarkan dari
PLB ke TLDDP yang dapat
dilakukan secara parsial
dengan menggunakan
pemotongan kuota
•
Dalam hal ada campuran
barang FTA dan non FTA,
dihitung secara proporsional.
•
Campuran beberapa FTA,
menggunakan FTA paling
dominan
(20)
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI
Pengawasan dan Monev
20 Kantor Pabean Kanwil DJBC Kntr Pusat DJBC
Analisa dari IT Inventory dan data pendukung lainnya
Menyampaikan laporan hasil
analisa ke Kanwil minimal 1 bulan sekali
Analisa dari IT Inventory dan data pendukung lainnya
Menyampaikan laporan hasil
analisa ke Kanwil minimal 1 bulan sekali
Dapat melakukan pemeriksaan sewaktu-waktu, untuk
memastikan:
• Kebenaran pemberitahuan jumlah dan jenis barang
• Kebenaran pemberitahuan tarif dan nilai pabean
• Pemenuhan kewajiban dan larangan
• Pemenuhan ketentuan pembatasan
• Kesesuaian pencatatan dalam IT Inventory
MONITORING Min.1 tahun sekali pada setiap akhir tahun buku Tujuan utk mengetahui:
• kepatuhan pemenuhan persyaratan dan kegiatan operasional PLB
• perkembangan bisnis perusahaan (peningkatan investasi, tenaga kerja, volume impor/ekspor, data perpajakan, volume penimbunan barang, pemasok dan pembeli)
EVALUASI
Min. 1 tahun sekali berdasarkan hasil monitoring untuk izin PLB. Min. 3 tahun sekali untuk aturan PLB
Tujuan utk menguji:
• apakah izin PLB kepada perusahaan tepat sasaran & sesuai tujuan
• apakah aturan sesuai arah kebijakan pemerintah, dapat
dilaksanakan di lapangan, dan telah mengakomodasi dinamika bisnis
(21)
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI
SELISIH JUMLAH BARANG
21
PLB
PEMASUKAN
PENGELUARAN
- Kesesuaian antara BC 1.6 dengan hasil pemeriksaan fisik - Apabila kedapatan
selisih kemasaan saat dibongkar, maka PLB mempertanggungja wabkan sesuai dengan pasal pengangkutan di UU
- Sepanjang jumlah kemasan sesuai, PLB tidak
bertanggungjawab atas kebernaran jumlah dan jenis barang
- Pada saat pemeriksaan
sewaktu2/pencacahan atau audit terdapat selisih jumlah,
dilakukan penelitian, Jika :
- Musnah tanpa sengaja
tidak bayar BM
- Dapat
dipertanggungjawabkan
(tidak sengaja, bukan kelalaian, bukan pidana) bayar BM
tanpa denda
- Tidak dapat
dipertanggungjawabkan
(tidak sengaja, karena kelalaian, bukan pidana) bayar BM dan bayar denda
- Pidana sesuai ketentuan
pidana
- Pada saat sudah diajukan BC 2.8 tanggungjawab beralih ke importir - Importir
bertanggungjawa b atas kebenaran jumlah dan jenis barang yang diberitahukan
(22)
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI
Lain2
•
Terhadap barang
master list
yang mendapatkan
cost recovery
yang
berdasarkan ketentuan perundang-undangan mengharuskan untuk
diekspor kembali, dapat diselesaikan dengan memasukan barang
dimaksud ke PLB, sementara menunggu diekspor kembali atau
penggunaan kembali di TLDDP
•
Pemasukan kembali dengan dokumen PPK-PLB dan kuota masterlist
dikembalikan sejumlah barang yang dimasukkan ke PLB
•
Dalam hal izin PLB diberikan terhadap lokasi yang sebelumnya telah
ada barang di dalamnya, atas seluruh barang tersebut harus
dilakukan pencacahan (
stock opname
) oleh Kantor Pabean dan dapat
diperlakukan menjadi saldo awal PLB
– Terhadap barang yang mendapatkan fasilitas penangguhan bea masuk, dapat diperlakukan sebagai saldo awal PLB dengan mendapatkan penangguhan bea masuk
– Terhadap barang yang telah dilunasi bea masuk, dapat diperlakukan sebagai saldo awal PLB dan dianggap sebagai barang dari tempat lain dalam daerah pabean
(23)
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI
Lain2
•
Atas pemasukan barang dari TLDDPke PLB dengan tujuan ekspor,
pemenuhan ketentuan ekspor dapat diselesaikan pada saat
pemasukan barang.
•
Pemasukan barang dari TLDDP ke PLB dengan tujuan ekspor yang
pemenuhan
ketentuan
ekspornya
dilakukan
pada
saat
pemasukan ke PLB, dilakukan dengan menggunakan dokumen
pemberitahuan pabean pemasukan barang asal TLDDP ke PLB
dengan tujuan ekspor.
(24)
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI
Pembekuan
IZIN PLB DIBEKUKAN DALAM HAL
PENYELENGGARA/PENGUSAHA/PDPLB :
•
tidak melaksanakan kewajiban
•
melakukan kegiatan yang dilarang
•
melakukan kegiatan yang menyimpang dari izin yang
diberikan :
–
memasukkan barang tidak sesuai izin
–
memasukkan barang larangan impor/ekspor
–
mengeluarkan barang kepada pihak yg tidak tercantum dalam
izin
•
menunjukkan ketidakmampuan dalam mengusahakan PLB,
a.l :
–
tidak menyelenggarakan pembukuan
–
tidak melakukan kegiatan 6 bulan berturut-turut
–
tidak melunasi utang kepabeanan dan cukai
–
tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai PLB berdasarkan
hasil monev
–
tidak memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan dalam izin PLB
24Selama dibekukan tidak boleh memasukkan barang ke PLB
namun masih boleh melakukan kegiatan di dalam PLB dan
(25)
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI
Pencabutan
IZIN PLB DICABUT DALAM HAL :
•
Sebagai tindaklanjut dari pembekuan
•
tidak melakukan kegiatan selama 12 bulan berturut-turut
•
tidak mendapatkan pemberlakuan kembali atau
perpanjangan izin usaha/bukti penguasaan lokasi dalam
jangka waktu 30 hari
•
bertindak tidak jujur dalam usahanya a.l berupa
menyalahgunakan fasilitas PLB dan melakukan tindak
pidana di bidang kepabeanan dan/atau cukai
•
Dinyatakan pailit
•
Mengajukan permohonan pencabutan
(26)
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI
(1)
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
SELISIH JUMLAH BARANG
21
PLB
PEMASUKAN PENGELUARAN
- Kesesuaian antara BC 1.6 dengan hasil pemeriksaan fisik - Apabila kedapatan
selisih kemasaan saat dibongkar, maka PLB mempertanggungja wabkan sesuai dengan pasal pengangkutan di UU
- Sepanjang jumlah kemasan sesuai, PLB tidak
bertanggungjawab atas kebernaran jumlah dan jenis barang
- Pada saat pemeriksaan
sewaktu2/pencacahan atau audit terdapat selisih jumlah,
dilakukan penelitian, Jika :
- Musnah tanpa sengaja
tidak bayar BM
- Dapat
dipertanggungjawabkan
(tidak sengaja, bukan kelalaian, bukan pidana) bayar BM
tanpa denda
- Tidak dapat
dipertanggungjawabkan
(tidak sengaja, karena kelalaian, bukan pidana) bayar BM dan bayar denda
- Pidana sesuai ketentuan
pidana
- Pada saat sudah diajukan BC 2.8 tanggungjawab beralih ke importir - Importir
bertanggungjawa b atas kebenaran jumlah dan jenis barang yang diberitahukan
(2)
Lain2
• Terhadap barang master list yang mendapatkan cost recovery yang
berdasarkan ketentuan perundang-undangan mengharuskan untuk diekspor kembali, dapat diselesaikan dengan memasukan barang dimaksud ke PLB, sementara menunggu diekspor kembali atau penggunaan kembali di TLDDP
• Pemasukan kembali dengan dokumen PPK-PLB dan kuota masterlist
dikembalikan sejumlah barang yang dimasukkan ke PLB
• Dalam hal izin PLB diberikan terhadap lokasi yang sebelumnya telah
ada barang di dalamnya, atas seluruh barang tersebut harus
dilakukan pencacahan (stock opname) oleh Kantor Pabean dan dapat
diperlakukan menjadi saldo awal PLB
– Terhadap barang yang mendapatkan fasilitas penangguhan bea masuk, dapat diperlakukan sebagai saldo awal PLB dengan mendapatkan penangguhan bea masuk
(3)
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Lain2
•
Atas pemasukan barang dari TLDDPke PLB dengan tujuan ekspor,
pemenuhan ketentuan ekspor dapat diselesaikan pada saat
pemasukan barang.
•
Pemasukan barang dari TLDDP ke PLB dengan tujuan ekspor yang
pemenuhan
ketentuan
ekspornya
dilakukan
pada
saat
pemasukan ke PLB, dilakukan dengan menggunakan dokumen
pemberitahuan pabean pemasukan barang asal TLDDP ke PLB
dengan tujuan ekspor.
(4)
Pembekuan
IZIN PLB DIBEKUKAN DALAM HAL
PENYELENGGARA/PENGUSAHA/PDPLB :
•
tidak melaksanakan kewajiban
•
melakukan kegiatan yang dilarang
•
melakukan kegiatan yang menyimpang dari izin yang
diberikan :
– memasukkan barang tidak sesuai izin
– memasukkan barang larangan impor/ekspor
– mengeluarkan barang kepada pihak yg tidak tercantum dalam izin
•
menunjukkan ketidakmampuan dalam mengusahakan PLB,
(5)
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Pencabutan
IZIN PLB DICABUT DALAM HAL :
•
Sebagai tindaklanjut dari pembekuan
•
tidak melakukan kegiatan selama 12 bulan berturut-turut
•
tidak mendapatkan pemberlakuan kembali atau
perpanjangan izin usaha/bukti penguasaan lokasi dalam
jangka waktu 30 hari
•
bertindak tidak jujur dalam usahanya a.l berupa
menyalahgunakan fasilitas PLB dan melakukan tindak
pidana di bidang kepabeanan dan/atau cukai
•
Dinyatakan pailit
•
Mengajukan permohonan pencabutan
(6)