Mereka Berkata tentang SD tanpa Ebtanas

Mereka Berkata tentang SD tanpa Ebtanas
Tahun ini Ebtanas SD ditiadakan secara nasional, lalu bagaimana pendapat kepala-kepala
sekolah SD maupun MI Muhammadiyah tentang hal tersebut. Adakah ini merupakan
langkah yang menggembirakan, menyusahkan atau biasa-biasa saja. Simak pendapat
mereka tentang hal itu sebagai berikut:
Dra Hj Rabiah (Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Prumnas Karuntung
Makasar):
Dengan perubahan Ebtanas ke UAS (Ujian Akhir Sekolah), untuk kami dengan seluruh
tim guru di sini tidak ada masalah. Karena hal tersebut sudah merupakan hal rutin yang
kami lakukan setiap tahun dalam mengelola anak-anak di tingkat SD.
Kenapa? Karena memang selama ini kami banyak melakukan tambahan jam pelajaran
pada anak, baik berupa les maupun teknik-teknik dalam mengikuti ujian di sekolah.
Tapi yang jelas, di sekolah ini persoalan kualitas SDM, alhamdulillah, tidak pernah
tertinggal. Hal tersebut dimungkinkan, karena selain dikelola secara baik oleh tenaga
guru yang berkualitas juga mendapatkan binaan langsung dari Universitas
Muhammadiyah Makassar, terutama dalam hal tenaga pengajar. Karena memang
Unismuh memiliki Fakultas Pendidikan.
Namun demikian untuk mempersiapkan anak-anak dalam mengikuti UAS tidaklah lepas
dari kendala, terutama dalam hal kelengkapan sekolah, baik laboratorium maupun
perpustakaan yang pas-pasan. Untuk mencapai pendidikan yang berkualitas, faktor
tersebut sangat memberikan dukungan yang kuat. Terus terang di sekolah ini anak-anak

mendapatkan bimbingan dan pengajaran yang lumayan, dan hasilnya alhamdulilah sangat
menggembirakan. Karena hampir semua lulusan sekolah ini mudah memasuki sekolah
negeri dengan prestasi yang dimilikinya.
Sutarno (Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 3 Kayumanis Jakarta):
Adanya kebijaksanaan penghapusan Ebtanas saat ini, memang mengharuskan sekolah
membuat kebijakan baru untuk tetap eksis. Saat ini, SD Muhammadiyah 3 Kayumanis
Jakarta sedang membuat kisi-kisi baru agar sekolah tetap eksis dan dipercaya masyarakat.
Selain itu, kebijaksanaan penghapusan Ebtanas ini mestinya merupakan peluang bagi SDSD, termasuk SD Muhammadiyah untuk menunjukkan keunggulannya.
Karenanya, SD Muhammadiyah 3 Kayumanis akan berusaha menunjukkan keunggulan
SD Muhammadiyah yang selama ini tertutup dengan pelajaran Ebtanas, yaitu pelajaran
agama Islam. Ini tentu tantangan tersendiri bagi sekolah-sekolah Muhammadiyah,
termasuk SD Muhammadiyah 3 Kayumanis 3 Jakarta. Kami akan melakukannya dengan
kesungguhan, sehingga merupakan nilai keunggulan tersendiri dibanding SD pada
umumnya.
Ny. Siti Marsani (Kepala Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Kaweron):
Berdasarkan SK Mendiknas Nomor 11/U/2002 akhirnya Ebtanas SD dan MI dihapus.
Menanggapi hal tersebut banyak pihak yang merasa lega, namun juga ada yang
berpendapat bahwa penghapusan Ebtanas SD dan MI juga berdampak negatif, sebab

terjadi disparitas kompetensi siswa antar kabupaten/kota, dan belum seluruh tenaga

pendidikan memiliki standar kualifikasi.
Namun demikian Madrasah Ibtidaiyah insyaallah siap menerima keputusan tersebut dan
siap melaksanakan ujian akhir sekolah (UAS), walaupun tugas madrasah untuk saat
sekarang dan masa mendatang semakin berat, yang pada kenyataannya harus berhadapan
dengan keragaman dan kompleksitas masalah.
Mamik Isworo Rini BA (Kepala SD Muhammadiyah 1 Babat, Lamongan, Jawa
Timur):
SD tanpa Ebtanas, bagi SD Muhammadiyah Babat tidak ada masalah, karena di SD
Muhammadiyah Babat sudah terbiasa para gurunya memprogramkan pembuatan kisi-kisi
dan soal-soal yang tergabung dalam gugus-gugus mata pelajaran yang ada dalam
kurikulum SD. Selain itu, anak-anak SD Muhammadiyah Babat sudah terbiasa dengan
adannya tes, ulangan, ujian tulis secara murni. Tidak ada rekayasa dalam nilai tes atau
ulangan/ujian, sehingga siswa SD Muhammadiyah Babat banyak yang pintar-pintar.
Lulusannya masuk ke SLTP Negeri, Pondok Modern Gontor, Pondok Modern As-Salam
Solo maupun ke SLTP Muhammadiyah Babat.
Lebih membanggakan lagi, mereka itu di sekolah-sekolahnya yang baru banyak yang
menjadi siswa berprestasi dibanding siswa-siswa yang berasal dari SD Negeri ataupun
SD lainnya di sekolah tersebut. Ini karena SD Muhammadiyah Babat sudah lama
mengetrapkan ulangan-ulangan sendiri sehingga siswa sudah terbiasa dengan nilai murni.
Jadi tanpa Ebtanas sebenarnya bebannya sedikit agak berkurang, namun tentu tak bisa

santai. Saat ini justru harus lebih aktif lagi untuk membuktikan kualitas diri. (tulisan eff,
bahan hus, eff, dik, ton)
Sumber: Sm-09-2002